Anda di halaman 1dari 14

PROJECT

“Seminar : Pentingnya Bimbingan dan Konseling di Lingkungan Sekolah”

Profesi Kependidikan

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh:

Anisah Zahra 2201121018

DIK 20 A

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS BAHASA DAN SENI - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

MEI 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan bimbingan-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas Projek yang berjudul “Seminar : Pentingnya Bimbingan dan Konseling
di Lingkungan Sekolah” tepat waktu yang diatur dalam rangka memenuhi tugas dosen di
mata kuliah profesi kependidikan di Universitas Negeri Medan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Mrs. Naeklan sebagai pengajar mata kuliah
Profesi kependidikan. Penugasan yang telah diberikan ini dapat menambah ilmu dan
wawasan yang berkaitan dengan bidang penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
membutuhkan dan menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Medan, 14 Mei 2021


DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................................

Daftar Isi...................................................................................................................................

Bab I Pendahuluan....................................................................................................................

1.1. Latar Belakang............................................................................................................


1.2. Tujuan Kegiatan..........................................................................................................
1.3. Manfaat kegiatan.........................................................................................................
Bab II Landasan Teori..............................................................................................................

Bab III Metode Pelaksanaan Kegiatan.....................................................................................

Bab IV Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan............................................................................

Bab V Penutup..........................................................................................................................

1.1. Kesimpulan...................................................................................................................

1.2. Saran............................................................................................................................

Daftar Pustaka..............................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Guru adalah seorang tenaga pendidik profesional yang mendidik, mengajarkan suatu ilmu,
membimbing, melatih, memberikan penilaian, serta melakukan evaluasi kepada peserta
didik. Guru profesional merupakan orang yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab
terhadap pendidikan siswa, baik secara individual maupun klasikal. Guru profesional sangat
diperlukan di Indonesia, karena dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Peserta didik yang
dididik oleh guru yang profesional akan menjadi kualitas atau mutu pada anak didik tersebut
mengalami peningkatan. Guru profesional memiliki peran yang penting dalam setiap aspek
pendidikan, salah satunnya dalam kegiatan bimbingan dan konseling.

Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara


konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang
mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang
dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang
ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk
mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan
yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.

Oleh sebab itu, seorang guru harus bisa melakukan kegiatan bimbingan dan konseling
dengan sebaik-baiknya agar peserta didik yang mereka bina bisa memiliki kepribadian yang
baik. Sebab itu seminar ini dilaksanakn untuk dapat memberikan tambahan ilmu kepada
para guru dan peserta didik tentang pentingnya kegiatan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan di sekolah.

1.2 tujuan kegiatan

Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi kepada para guru dan peserta didik
manfaat dari kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah dan seberapa
pentingnya kegiatan ini. Agar kegiatan bimbingan dan konseling yang diadakan antara guru
dan peserta didik disekolah bisa dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan.
1.3 Manfaat kegiatan

Manfaat dari kegiatan seminar ini adalah para guru dan siswa memiliki informasi ilmu
tentang manfaat dan seberapa pentingnya pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling
yang dilaksanakan di sekolah. Dan juga para guru mendapatkan informasi tenatng
bagaimana cara menangani masalah-masalah yang dihadapi oleh para peserta didiknya
melalui penjelasan yang akan disampaikan oleh pemateri.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bimbingan Konseling.

1. Pengertian Bimbingan Konseling.

Banyak ahli yang menjelaskan tentang istilah dari bimbingan konseling. Istilah tersebut
terdiri dari beberapa kata yang menjadi sebuah frasa baru yang mengandung makna baru.
Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata ”guidance” (bahasa Inggris). Secara
etimologis, bimbingan berasal dari kata “guide” yang artinya mengarahkan (direct),
menunjukkan (pilot), mengatur (manage), menyeter (steer).

Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usaha sendiri untuk menemukan
dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan
kemanfaatan sosial. Bimbingan merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Artinya
aktifitas bimbingan tidak dilaksanakan secara kebetulan, insidental tidak sengaja,
berencana, sistematis dan terarah kepada tujuan tertentu

Menurut Syamsu Yusuf, bimbingan memiliki makna bahwa bimbingan merupakan


serangkaian suatu proses yang berkesinambungan. Bimbingan merupakan serangkaian
tahapan kegiatan yang sistematis dan berencana kepada pencapaian tujuan dan kegiatan ini
tidak terjadi seketika atau secara kebetulan.

Berdasarkan uraian tersebut, bimbingan merupakan bentuk dari pengarahan yang


diberikan secara terencana dan terus menerus kepada seseorang sehingga tercapainya
suatu tujuan yang dimaksud dari seorang konselor.

Istilah konseling berasal dari kata “conseling” adalah kata bentuk dari “to counsel”, secara
etimologis berarti “to give advice” atau memberikan saran dan nasihat.

Menurut Hallen A, konseling adalah serangkaian hubungan langsung dengan individu


dengan berhubungan yang bertujuan untuk membantu dia dalam merubah sikap dan
tingkah lakunya.

Jadi, konseling merupakan hubungan yang bersifat membantu dalam pemberian nasihat
kepada seseorang untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. Nasihat yang diberikan
berasal dari pengetahuan ataupun keterampilan seseorang untuk menyelesaikan suatu
persoalan.
Kesimpulan dari beberapa uraian di atas, bimbingan konseling merupakan suatu hubungan
yang dilakukan dalam rangka memberikan bantuan kepada individu (peserta didik) secara
tatap muka (face to face) dalam bentuk pengarahan dan nasihat kepada seseorang untuk
memecahkan suatu masalah atau mencapai tujuan tertentu yang dilakukan secara sengaja
dan berkelanjutan. Bimbingan dan konseling memungkingkan peserta didik mengenal dan
menerima diri serta mengenal dan menerima lingkungannya secara positif dan dinamis.

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling pada hakikatnya adalah memberi bimbingan
kepada individu atau sekelompok individu agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi-
pribadi yang mandiri. Prayitno (2004:114) menyatakan bahwa :

“Bimbingan dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam
kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan dan interpretasi, pilihan,
penyesuaian dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan
lingkungannya”.

Dapat disimpulkan bimbingan konseling bertujuan untuk menjadikan manusia sebagai


pribadi yang mandiri.

2.2 Landasan Bimbingan Dan Konseling

Bimbingan dan konseling meliputi beberapa landasan antara lain yaitu:

1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman
khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang
lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.Landasan filosofis dalam
bimbingan dan konseling terutama berkenaan dengan usaha mencari jawaban yang hakiki
atas pertanyaan filosofis tentang : apakah manusia itu ? Untuk menemukan jawaban atas
pertanyaan filosofis tersebut, tentunya tidak dapat dilepaskan dari berbagai aliran filsafat
yang ada, mulai dari filsafat klasik sampai dengan filsafat modern dan bahkan filsafat post-
modern. Dari berbagai aliran filsafat yang ada, para penulis Barat

2. Landasan Psikologis

Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi


konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan (klien). Untuk kepentingan
bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor
adalah tentang :

a. Motif dan Motivasi


Motif dan motivasi berkenaan dengan dorongan yang menggerakkan seseorang berperilaku
baik motif primer yaitu motif yang didasari oleh kebutuhan asli yang dimiliki oleh individu
semenjak dia lahir, seperti : rasa lapar, bernafas dan sejenisnya maupun motif sekunder
yang terbentuk dari hasil belajar, seperti rekreasi, memperoleh pengetahuan atau
keterampilan tertentu dan sejenisnya. Selanjutnya motif-motif tersebut tersebut diaktifkan
dan digerakkan, baik dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu
(motivasi ekstrinsik), menjadi bentuk perilaku instrumental atau aktivitas tertentu yang
mengarah pada suatu tujuan.

b. Pembawaan dan Lingkungan

Pembawaan dan lingkungan berkenaan dengan faktor-faktor yang membentuk dan


mempengaruhi perilaku individu. Pembawaan yaitu segala sesuatu yang dibawa sejak lahir
dan merupakan hasil dari keturunan, yang mencakup aspek psiko-fisik, seperti struktur otot,
warna kulit, golongan darah, bakat, kecerdasan, atau ciri-ciri-kepribadian tertentu.
Pembawaan pada dasarnya bersifat potensial yang perlu dikembangkan dan untuk
mengoptimalkan dan mewujudkannya bergantung pada lingkungan dimana individu itu
berada. Pembawaan dan lingkungan setiap individu akan berbeda-beda.

c. Perkembangan Individu

Perkembangan individu berkenaan dengan proses tumbuh dan berkembangnya individu


yang merentang sejak masa konsepsi (pra natal) hingga akhir hayatnya, diantaranya meliputi
aspek fisik dan psikomotorik, bahasa dan kognitif/kecerdasan, moral dan sosial. Beberapa
teori tentang perkembangan individu yang dapat dijadikan sebagai rujukan, diantaranya : (1)
Teori dari McCandless tentang pentingnya dorongan biologis dan kultural dalam
perkembangan individu; (2) Teori dari Freud tentang dorongan seksual; (3) Teori dari
Erickson tentang perkembangan psiko-sosial; (4) Teori dari Piaget tentang perkembangan
kognitif; (5) teori dari Kohlberg tentang perkembangan moral; (6) teori dari Zunker tentang
perkembangan karier; (7) Teori dari Buhler tentang perkembangan sosial; dan (8) Teori dari
Havighurst tentang tugas-tugas perkembangan individu semenjak masa bayi sampai dengan
masa dewasa.

Dalam menjalankan tugas-tugasnya, konselor harus memahami berbagai aspek


perkembangan individu yang dilayaninya sekaligus dapat melihat arah perkembangan
individu itu di masa depan, serta keterkaitannya dengan faktor pembawaan dan lingkungan.

d. Belajar

Belajar merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dari psikologi. Manusia belajar
untuk hidup. Tanpa belajar, seseorang tidak akan dapat mempertahankan dan
mengembangkan dirinya, dan dengan belajar manusia mampu berbudaya dan
mengembangkan harkat kemanusiaannya. Inti perbuatan belajar adalah upaya untuk
menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri individu.
Untuk memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan belajar terdapat beberapa teori
belajar yang bisa dijadikan rujukan, diantaranya adalah : (1) Teori Belajar Behaviorisme; (2)
Teori Belajar Kognitif atau Teori Pemrosesan Informasi; dan (3) Teori Belajar Gestalt.
Dewasa ini mulai berkembang teori belajar alternatif konstruktivisme.

e. Kepribadian

Hingga saat ini para ahli tampaknya masih belum menemukan rumusan tentang kepribadian
secara bulat dan komprehensif.. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh
Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi
tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya
dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut
pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai
sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya.

3. Landasan Sosial-Budaya

Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada


konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang
mempengaruhi terhadap perilaku individu. Seorang individu pada dasarnya merupakan
produk lingkungan sosial-budaya dimana ia hidup. Sejak lahirnya, ia sudah dididik dan
dibelajarkan untuk mengembangkan pola-pola perilaku sejalan dengan tuntutan sosial-
budaya yang ada di sekitarnya. Kegagalan dalam memenuhi tuntutan sosial-budaya dapat
mengakibatkan tersingkir dari lingkungannya. Dalam proses konseling akan terjadi
komunikasi interpersonal antara konselor dengan klien, yang mungkin antara konselor dan
klien memiliki latar sosial dan budaya yang berbeda. Pederson dalam Prayitno (2003)
mengemukakan lima macam sumber hambatan yang mungkin timbul dalam komunikasi
sosial dan penyesuain diri antar budaya, yaitu : (a) perbedaan bahasa; (b) komunikasi non-
verbal; (c) stereotipe; (d) kecenderungan menilai; dan (e) kecemasan. Terkait dengan
layanan bimbingan dan konseling di Indonesia, Moh. Surya (2006) mengetengahkan tentang
tren bimbingan dan konseling multikultural, bahwa bimbingan dan konseling dengan
pendekatan multikultural sangat tepat untuk lingkungan berbudaya plural seperti Indonesia.
Bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan landasan semangat bhinneka tunggal ika,
yaitu kesamaan di atas keragaman. Layanan bimbingan dan konseling hendaknya lebih
berpangkal pada nilai-nilai budaya bangsa yang secara nyata mampu mewujudkan
kehidupan yang harmoni dalam kondisi pluralistik.

4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat “multireferensial”. Beberapa disiplin
ilmu lain telah memberikan sumbangan bagi perkembangan teori dan praktek bimbingan
dan konseling, seperti : psikologi, ilmu pendidikan, statistik, evaluasi, biologi, filsafat,
sosiologi, antroplogi, ilmu ekonomi, manajemen, ilmu hukum dan agama. Beberapa konsep
dari disiplin ilmu tersebut telah diadopsi untuk kepentingan pengembangan bimbingan dan
konseling, baik dalam pengembangan teori maupun prakteknya. Pengembangan teori dan
pendekatan bimbingan dan konseling selain dihasilkan melalui pemikiran kritis para ahli,
juga dihasilkan melalui berbagai bentuk penelitian. Sejalan dengan perkembangan
teknologi, khususnya teknologi informasi berbasis komputer, sejak tahun 1980-an peranan
komputer telah banyak dikembangkan dalam bimbingan dan konseling. Menurut Gausel
(Prayitno, 2003) bidang yang telah banyak memanfaatkan jasa komputer ialah bimbingan
karier dan bimbingan dan konseling pendidikan.
BAB III

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN


4. Nama Kegiatan

Kegiatan ini bernama webinar dengan tema kepemimpinan yang berjudul “Peran
Mahasiswa dalam Mewujudkan Cita-cita Bangsa”.

5. Bentuk Kegiatan yang akan Diadakan

Kegiatan yang akan diadakan yaitu Webinar kepemimpinan.

6. Peserta

Peserta yang terlibat dalam kegiatan webinar ini yaitu:

Pengelola Fakultas Tarbiyarh dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Bandung

Organisasi Fakultas

Para akademis : mahasiswa, dosen

7. Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan Webinar Kepemimpinan ini akan diadakan pada:

Hari, tanggal : Selasa, 27 november 2020

Waktu : 12.00 – 14.00 WIB

Tempat : Gedung FTIK Lt. 1 Universitas Islam Bandung


8. Strategi Kegiatan Webinar

Tahap persiapan webinar

Merancang topik kegiatan webinar

Rapat dalam rangka pembentukan panitia Webinar kepemimpinan Universitas Islam


Bandung

Menghubungi moderator serta narasumber untuk meminta kesediaannya mengisi kegiatan


webinar kepemimpinan.

Publikasi kepada peserta kegiatan webinar pada hari H- 2 minggu.

Proses pendaftaran sebelum kegiatan diadakan

Pendaftaran serta pendataan peserta Webinar Universitas Islam Bandung

Mengumpulkan materi untuk narasumber

Mengirim link kepada peserta kegiatan webinar

Setting tempat pelaksanaan webinar oleh panitia dan penyiapan sertifikat

Tahap Pelaksanaan kegiatan Webinar Universitas Islam Bandung

Pelaksanaan kegiatan

Penyerahan sertifikat untuk moderator dan narasumber

Tahap Evaluasi

Perekapan Tanya jawab saat webinar berlangsung

Pemberian link kuesioner evaluasi kepada peserta webinar

Melakukan analisis kuesioner evaluasi serta rencana perbaikan

Baca juga: Langkah Membuat Proposal Kegiatan Sekolah yang Baik dan Benar

9. Susunan Kepanitiaan Kegiatan

Penanggung Jawab: Kepala Rektor Universitas Islam Bandung


Ketua: Sujono, M.Pd.

Wakil Ketua: Drs. Razi Indrawan

Sekretaris: Ir. Suyitno, M.Ikom.

Bendahara: Dra. Th. Mujiran

Seksi-seksi

Sarana dan Prasarana: Drs. Hj. Nuristiqomah

Kesiswaan: Dra. Nani P., M.Si

Acara Webinar kepemimpinan: Rizky Ediyanto

Informasi dan Pendataan Peserta kegiatan: Dra. Fika Khoirotun Nisa

Pendampingan peserta Webinar: Dra. Hj. Rizka Amelia Hutapea

Penghubung pembicara: Dra. Muhimmah Syakieb

Kesekretariatan: Indra Kurniawan Saputro

Penutup

Demikianlah proposal kegiatan webinar dengan tema kepemimpinan ini kami buat. Sangat
besar harapan dari kami supaya kegiatan ini dapat berhasil serta berjalan dengan baik dan
lancar. Atas nama panitia penyelenggara webinar kepemimpinan FTIK, kami mengucapkan
terima kasih atas perhatian serta kerjasamanya.

Demikianlah contoh sederhana mengenai proposal kegiatan webinar mulai dari prosedur
penyusunan hingga contohnya. Semoga dapat memberikan gambaran bagi Anda yang masih
merasa kesulitan dalam membuatnya.

Anda mungkin juga menyukai