Anda di halaman 1dari 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

IMPLEMENTASI TEORI PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN


MODEL EOQ PADA MOTOR DI DEALER YAMAHA BERLIAN
BANJAR (DETA GROUP), BANJAR PATROMAN, BANDUNG,
JAWA BARAT

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Daniel Khrisna Raditya


NIM: 161414057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

IMPLEMENTASI TEORI PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN


MODEL EOQ PADA MOTOR DI DEALER YAMAHA BERLIAN
BANJAR (DETA GROUP), BANJAR PATROMAN, BANDUNG,
JAWA BARAT

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Daniel Khrisna Raditya


NIM: 161414057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Daniel Khrisna Raditya. 2020. Implementasi Teori Persediaan dengan


Menggunakan Model Economic Order Quantity (EOQ) pada motor Yamaha di
dealer Yamaha Berlian Banjar (Deta Group), Banjar Patroman, Bandung,
Jawa Barat. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Manajemen persediaan barang merupakan masalah pokok dalam suatu


perusahaan. Manajemen yang tidak baik dapat mengkibatkan kerugian besar bagi
perusahaan. Economic Order Quantity (EOQ) merupakan model persediaan yang
memperhitungkan dua macam persediaan yang paling dasar yaitu biaya pesan dan
biaya simpan, sehingga dengan melihat pola dapat meminimalisir Biaya Total
Persediaan yang dikeluarkan olehnperusahaan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui perbedaan Biaya Total
Persediaan dengan menggunakan model EOQ 2) Mengetahui manfaat bagi Dealer
terhadap perhitungan persediaan motor dengan menggunkan model EOQ, pada
Dealer Motor Yamaha Berlian Banjar (Deta Group) Banjar Patroman, Jawa Barat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian terapan. Objek
dalam penelitian ini adalah penjualan motor yamaha selama tahun 2019 pada dealer
Yamaha Berlian Banjar.
Dari hasil Penelitian yang dilakukan peneliti dengan menggunakan model
EOQ, dapat disimpulkan bahwa, Biaya Total Persediaan dengan menggunakan
model EOQ lebih optimal, karena BTP yang selama ini diterapkan oleh dealer
adalah Rp 3.059.923.126,00 dan BTP dengan hasil perhitungan adalah Rp
2.657.977.845,00. Manfaat penelitian bagi dealer Yamaha Berlian Banjar (Deta
Group) Banjar Patroman adalah: Biaya Total Persediaan lebih Optimal jika
menggunakan rumus EOQ, Jumlah stok motor harusnya disesuaikan dengan
perhitungan tingkat penambahan persediaan motor, siklus pesan ulang motor dalam
satu tahun adalah 10 kali, dengan waktu 30 hari.

Kata kunci: Manajemen, Economic Order Quantity, Biaya Total Persediaan,


dealer Yamaha.

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Raditya, Daniel Khrisna. 2020. Implementation of Supply Theory Using
Economic Order Quantity (EOQ) Model to Yamaha Motorcycle in Yamaha
Berlian Banjar (Deta Group) Dealer, Banjar Patroman, Bandung, West Java.
Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and
Science Education, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata
Dharma University.

Product supply management is the main problem in a company. Bad


management can cause a huge financial loss to the company. Economic Order
Quantity (EOQ) is a supply model that calculates two kinds of basic supply. They
are ordering fees and saving fees. Therefore, by looking at the pattern, we can
minimalize the Total Fee of the Supply that is spent by the company.
the aims of this research are 1) to know the difference in Total Inventory
Costs by using the EOQ model, 2) to know the advantages of the motorcycle
supply’s calculation for the dealer by using EOQ model, in Yamaha Berlian Banjar
(Deta Group) dealer in Banjar Patroman, West Java. The method that used by this
research is quantitative method. The kind of research that used in this research is
applied research. Object in this research is selling Yamaha bike during 2019 at
Yamaha Berlian Banjar dealer.
From the results of research conducted by researchers using the EOQ
model, it can be concluded that, Total Inventory Cost by using the EOQ model is
more optimal, because the TIC that has been applied by the dealer is Rp
3,059,923,126.00 and the TIC with the calculation result is Rp 2,657,977,845.00.
The benefits of research for Yamaha Berlian Banjar (Deta Group) Banjar
Patroman dealers are: Total Inventory Cost is more optimal if using the EOQ
formula, the amount of motorcycle stock should be adjusted to the calculation of
the level of increase in motorcycle inventory, the motor cycle re-ordering cycle in
one year is 10 times, with 30 days.

Keywords: Management, Economic Order Quantity, Total Inventory Cost,

Yamaha dealers

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………….. ii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………… iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH……... v
ASBTRAK………………………………………………………………… vi
ABSTRACT……………………………………………………………….. vii
KATA PENGANTAR……………………………………………………... viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………. x
DAFTAR TABEL…………………………………………………………. xii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. xiv
DAFTAR NOTASI………………………………………………………... xv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
A. Latar Belakang………………………………………………… 1
B. Batasan Masalah……………………………………………….. 4
C. Rumusan Masalah……………………………………………… 5
D. Tujuan Penelitian………………………………………………. 5
E. Manfaat Penelitian……………………………………………... 5
F. Sistematika Penulisan…………………………………………... 6
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………... 8
A. Parameter-parameter Persediaan………………………………. 8
B. Model-model Persediaan Barang Economic Order Quantity
(EOQ)……………………………………………………………… 10
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………… 30
A. Penelitian Pustaka……………………………………………… 30
B. Penelitian Lapangan…………………………………………….. 31
C. Penjadwalan Waktu Penelitian…………………………………. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………….. 35
A. Gambaran Umum Perusahaan…………………………………... 35

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Representasi Penjualan Motor di Dealer dalam Bentuk Teori


Persediaan……………………………………………………… 35
C. Jumlah Barang yang Dipesan Setiap Kali Pesanan Dibuat oleh
Dealer (Q awal) ………………………………………………… 39
D. Biaya Simpan Per Unit Per Periode Perencanaan (h)…………… 41
E. Siklus Pesan Ulang (N) dan Waktu Dalam Satu Siklus Pesan
Ulang (Y) dengan Menggunakan EOQ-Multy Item…................... 42
F. Tingkat Penambahan Persediaan Motor (Q) dalam Unit dengan
Menggunakan EOQ-Multy Item………………………............... 44
G. Nilai BTP dan BTP Optimum Dengan Menggunakan EOQ-
Multy ltem………………………………………………............. 45
BAB V PENUTUP………………………………………………………… 51
A. Kesimpulan……………………………………………………... 51
B. Saran……………………………………………………………. 51
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 53
LAMPIRAN……………………………………………………………….. 55

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Contoh Penerapan Multy Item dengan mengunakan EOQ-Multy


Item……………………………………………………………… 22
Tabel 2.2 Contoh Penulisan EOQ-Multy Item dengan menggunakan
Mirosoft Excel…………………………………………………… 22
Tabel 2.3. Lembar Kerja Perhitungan untuk mecari siklus pesan ulang……... 23
Tabel 2.4. Nilai Biaya Total Persediaan…………………………………….. 25
Tabel 2.5. Nilai Biaya Total Persediaan…………………………………….. 25
Tabel 3.1. Penjadwalan Waktu Penelitian…………………………………... 34
Tabel 4.1. Data penjualan motor di Dealer Sepeda Motor Yamaha Berlian
Banjar tahun 2019………………………………………………... 36
Tabel 4.2. Data Penjualan Motor pada Dealer Sepeda Motor Yamaha Berlian
Banjar tahun 2019………………………………………………… 37
Tabel 4.3. Data Stok Motor pada Dealer Sepeda Motor Yamaha Berlian
Banjar tahun 2019……………………………………………….. 38
Tabel 4.4. HPP (Harga Pokok Penjualan) Motor tahun 2019……………….. 39
Tabel 4.5. Rata-rata Penjualan dan Stok Motor selama Satu bulan pada
tahun 2019……………………………………………………….. 40
Tabel 4.6. Biaya Simpan Per Unit Per Periode Perencanaan (h) dalam
Rupiah (Rp)……………………………………………………… 42
Tabel 4.7. Jumlah kebutuhan selama periode perencanaan (D) dalam unit,
total biaya pesan setiap kali pesanan dibuat (S), dan total biaya
simpan per unit per periode perencanaan (h)…………………….. 43
Tabel 4.8. Pesan ulang (N) dan waktu satu siklus pesan ulang (Y) bisa pada
tabel……………………………………………………………… 44
Tabel 4.9. Mencari tingkat penambahan persediaan motor (Q)……………... 45
Tabel 4.10. Biaya Total Persediaan (BTP) dengan jumlah barang yang
dipesan setiap kali pesanan dibuat oleh dealer…………………. 47
Tabel 4.11. Biaya Total Persediaan (BTP) dengan dengan jumlah barang
yang dipesan setiap kali pesanan dibuat (Q) hasil perhitungan… 48

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.12. Penambahan Persediaan Motor dengan pembulatan ke atas……. 49

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kurva Biaya Pesan…………………………………………….. 11


Gambar 2.2. Kurva Biaya Simpan…………………………………………... 12
Gambar 2.3. Kurva Biaya Total Persediaan…………………………………. 14
Gambar 2.4. Siklus Pesan Ulang Selalu Sama……………………………… 16
Gambar 2.5. Tingkat Pemakaian Persediaan………………………………... 17
Gambar 2.6. Siklus Pesan Ulang dari Contoh soal 2.1……………………… 20
Gambar 2.7. Model EOQ-back order………………………………………. 26
Gambar 3.1. Alur Penelitian………………………………………………… 34

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR NOTASI

D : Jumlah permintaan dalam satu periode


B : rata-rata jumlah barang yang disediakan
W : hari kerja efektif selama satu tahun
L : waktu yang dibutuhkan untuk pesanan dibuat dan pesanan datang atau lead
Time (dalam hari)
S : biaya pesan setiap kali pesanan dibuat
h : Biaya persediaan per unit per periode
N : siklus pesan ulang
Y : waktu dalam satu siklus Pesan Ulang (dalam hari)
Q : Penambahan persediaan atau unit yang dipesan
Qmax : Tingkat persediaan maksimum atau Qmax = 𝑄 − 𝑄𝑠
Qs : Back order quantity atau unit yang tidak tersedia
t1 : periode waktu ketika persediaan tersedia
t2 : periode waktu ketika persediaan tidak tersedia
BP : Biaya Pesan
BS : Biaya Simpan
BTP : Biaya Total Persedian

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penerapan ilmu matematika dalam kehidupan sehari-hari dapat
ditemukan dalam berbagai bidang, seperti pada materi Program Linear
di gunakan dalam bidang ekonomi, Aritmatika sosial untuk menentukan
untung rugi (bsd.pendidikan.id). Dalam bidang ekonomi lainnya, ilmu
matematika lainnya dapat digunakan untuk memanajemen yang baik
terhadap persediaan barang pada suatu perusahaan. dalam kasus ini,
peneliti mengambil kasus bagaimana manajemen persediaan terhadap
penjualan sepeda motor.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sepeda motor adalah
sepeda besar yang dijalankan dengan motor (kbbi.web.id). Jumlah
kendaraan sepeda motor sendiri pada tahun 2016 tercatat 105.150.082
unit, pada tahun 2017 tercatat 113.030.793 unit, dan pada tahun 2018
tercatat 119.413.901 unit (Statistik Indonesia, 2019:420). Melihat
banyaknya kendaraan sepeda motor di Indonesia yang, sehingga dari
pihak dealer motor perlu menyediakan motor sesuai dengan kebutuhan
masyarakat Indonesia.
Dalam data Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI), mulai
Januari – Juni tahun 2018, mencapai 3.002.753 unit. Penjualan masih
didominasi oleh merek motor Jepang, yaitu Honda, Suzuki dan Yamaha.
Honda berhasil membukukan penjualan sebanyak 2.235.728 unit atau
menjadi merek paling laris di Tanah Air. Yamaha, pada penjualannya
selama enam bulan pertama berjumlah 690.944 unit. Sementara
Kawasaki dan Suzuki tampak berbeda. Dominasi penjualan dari
masing-masing merek tersebut terlihat paling banyak berasal dari
sepeda motor berjenis sport dan underbone. Kawasaki pada penjualan
sebesar 41.346 unit. Sedangkan Suzuki totalnya mencapai 34.602 unit.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Terakhir TVS, menempati posisi buncit yang penjualan motornya di


Indonesia hanya berjumlah 133 unit (Jakarta, cnnindonesia.com, Senin,
09/07/2018).
Melihat banyaknya penjulan motor pada bulan Januari-Juni tahun
2018 perusahaan/dealer motor harus bisa mengatur manajemen
penjualan motor. Salah satu persoalan manajemen yang potensial adalah
persediaan. Persediaan berkaitan dengan peyimpanan bahan baku/
bahan setengah jadi/ barang jadi untuk memastikan lancarnya suatu
sistem produksi atau kegiatan bisnis bagi suatu perusahaan/ industri.
Manajemen yang kurang baik dapat berpengaruh besar terhadap
industri/ perusahaan (Siswanto, 2007: 122). Pemesanan persediaan yang
terlalu banyak akan menyebabkan perusahaan mengeluarkan biaya
besar untuk menyimpan barang tersebut, seperti biaya perawatan, biaya
sewa, ataupun biaya asuransi. Namun sebaliknya, pemesanan
persediaan yang terlalu sedikit akan menyebabkan kerugian bagi
perusahaan, seperti biaya pesan yang meningkat, berhentinya produksi
akibat kekurangan bahan baku sehingga mengakibatkan kehilangan
pendapatan potensial, dan dampak yang lebih lanjut yaitu hilangnya
kepercayaan konsumen karena konsumen berpindah ke
perusahaan/industri lain. Oleh sebab itu, pengendalian persediaan
(inventory) bagi perusahaan sangatlah penting.
Untuk mengoptimalkan persediaan kendaraan pada suatu dealer,
peneliti menggunakan model deterministik, yaitu semua parameter-
parameternya diasumsiakan diketahui dengan pasti (Aminudin,
2005:140). Pengembangan model deterministik yang digunakan untuk
mengoptimalkan persediaan motor di gudang adalah model EOQ
(Economic Order Quantity).
Tujuan dari model persediaan ini adalah menentukan besar jumlah
setiap pesaanan (Q), dan jumlah persediaan barang pada setiap awal
siklus persediaan atau on hand inventory (S) yang dapat
meminimumkan total biaya yang relevan. Dengan model ini, akan ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kemungkinan terjadinya kehabisan barang persediaan ada dan sudah


diduga sebelumnya. Oleh karena itu, komponen biaya kehabisan
persediaan (shortage cost) harus diperhitungkan dalam peminimuman
Biaya Total Persediaan.
Melihat data banyaknya penjualan sepeda motor di atas, sehingga
penetili mengambil data penjualan motor merek Yamaha. Yamaha
merupakan merek motor yang mendominasi ke-dua setelah Honda, dan
peneliti membatasi penelitiannya hanya seputar kota Banjar Patroman,
Bandung, Jawa Barat, yaitu pada dealer Yamaha Deta Group. Hal ini
dikarenakan dealer motor tersebut mengalami kekurangan persediaan
sepeda motor dan harus mengambil persediaan motor Yamaha lainnya
di dealer lain yang masih satu cabang dengan dealer Yamaha Deta
Group.
Untuk mengoptimalkan persediaan barang/ motor pada dealer maka
perlu dilakukan suatu strategi, salah satunya adalah Model EOQ. Oleh
karena itu, dalam skripsi ini, peneliti akan membahas mengenai
peminimuman biaya total persediaan motor Yamaha pada dealer
Yamaha Deta Group di kota Banjar Patroman, Bandung, Jawa Barat.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengambil judul skripsi
“Implementasi Teori Persediaan dengan Menggunakan Model
Economic Order Quantity (EOQ) pada motor di dealer Yamaha
Deta Group, Banjar Patroman, Bandung, Jawa Barat”.

B. Batasan Masalah
Untuk mempersempit ruang lingkup penelitian, maka terdapat
batasan masalah yang perlu di definisikan dalam penelitian ini. Batasan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1) Peneliti membahas tentang model persediaan barang dengan
mempertimbangkan banyaknya pemesanan, dan persediaan
motor di dealer Yamaha Deta Group, Banjar Patroman,
Bandung, Jawa Barat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2) Penelitian ini hanya dilakukan di dealer Yamaha Deta Group,


Banjar Patroman, Bandung, Jawa Barat
3) Objek penelitian ini ialah optimalisasi persediaan motor di
gudang dealer Yamaha Deta Group, Banjar Patroman, Bandung,
Jawa Barat.
4) Dalam penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan pada data
yang dipelukan untuk menerapkan teori persediaan, Model EOQ
Deterministik, yaitu: jumlah persediaan setiap merek motor di
gudang, harga masing-masing unit motor, motor yang dipesan
dan dapat dijual oleh dealer, biaya simpan motor di dealer.
5) Untuk mempermudah penelitian berdasarkan data yang ada,
peneliti atas sepengetahuan dari narasumber melakukan
beberapa asumsi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
permasalahan dalam mengerjakan skripsi ini, yaitu:
mengasumsikan barang datang pada awal bulan dan barang
habis pada akhir bulan, mengasumsikan bahwa kerjasama antara
dealer yang masih satu cabang dengan Deta Group tidak
diberlakukan.
6) Analisis data yang digunakan adalah penjulan motor Yamaha
pada bulan Januari 2019 sampai dengan Desember 2019, di
dealer Yamaha Deta Group, Banjar, Patroman, Bandung, Jawa
Barat.

C. Rumusan Masalah
Penelitian ini lebih menekankan pada model persediaan motor, pada
dealer Yamaha Deta Group, Banjar Patroman, Bandung, Jawa Barat.
Hal ini dikarenakan dealer motor tersebut mengalami kekurangan
persediaan sepeda motor dan harus mengambil persediaan motor
Yamaha lainnya di dealer lain yang masih satu cabang dengan dealer
Yamaha Deta Group. Oleh karena itu, maka dalam penelitian ini dapat
dirumuskan beberapa pokok bahasan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Apakah ada perbedaan Biaya Total Persediaan di dealer Yamaha


Deta Group, Banjar Patroman, Bandung, Jawa Barat dengan
menggunakan model EOQ?
2. Apasaja manfaat bagi Dealer Motor Yamaha Deta Group Banjar
Patroman, Bandung, Jawa Barat, terhadap perhitungan
persediaan motor dengan menggunkan model EOQ?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui perbedaan Biaya Total Persediaan di dealer Yamaha
Deta Group, Banjar Patroman, Bandung, Jawa Barat dengan
menggunakan model EOQ.
2. Mengetahui manfaat bagi Dealer Motor Yamaha Deta Group
Banjar Patroman, Jawa Barat, terhadap perhitungan persediaan
motor dengan menggunkan model EOQ.
E. Manfaat Penelitan
1. Bagi penulis:
Penulis mendapatkan pengetahuan baru mengenai penerapan
teori persediaan model deterministik, dengan jenis Model Economic
Order Quantity (Model EOQ), untuk menentukan besar jumalah
setiap pesaanan, dan jumlah persediaan barang pada setiap awal
siklus persediian atau on hand inventory yang dapat
meminimumkan total biaya yang relevan. Khususnya, pada
penjualan motor Yamaha di dealer Yamaha Deta Group, Banjar
Patroman, Bandung, Jawa Barat.
2. Bagi pembaca:
Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai
penerapan teori persediaan model deterministik, dengan jenis Model
Economic Order Quantity (Model EOQ), untuk menentukan besar
jumalah setiap pesaanan, dan jumlah persediaan barang pada setiap
awal siklus persediian atau on hand inventory yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

meminimumkan total biaya yang relevan. Khususnya, pada


penjualan motor Yamaha di dealer Yamaha Deta Group, Banjar
Patroman, Bandung, Jawa Barat.

3. Bagi Perusahaan
Memberikan saran kepada perusahaan, atau Dealer Yamaha
Deta Group, Banjar Patroman, Bandung, Jawa Barat, tentang
bagaimana cara memanajemen persediaan motor yang baik,
sehingga dari pihak dealer bisa meminimalisir pengeluaran, dan
mengoptimalkan persediaan motor di dealer.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma


Sebagai bahan referensi yang bisa digunakan peneliti
selanjutnya.

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini secara garis besar adalah sebagai
berikut:
BAB 1: Pendahuluan
Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuna penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB 2: Kajian Pustaka
Pada bab ini dijelaskan mengenai parameter-parameter biaya
yang digunakan, jenis model Model Economic Order Quantity
(EOQ) deterministik yang digunakan dalam skripsi ini, dan
contoh kasusnya.
BAB 3: Metode Penelitian
Pada bab ini dijelaskan mengenai jenis penelitian, pengumpulan
data, pengolahan data, dan analisis data.
BAB 4: Hasil Penelitian dan Pembahasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pemodelan EOQ pada


delar motor Yamaha Deta Group, Banjar Patroman, Jawa Barat,
langkah-langkah pencarian Biaya Total Persediaan (BTP) yang
optimal, penentuan BTP yang optimal, dan dapat mengetahui
berapa jumlah stok motor yang harusnya disediakan oleh Dealer.
BAB 5: Penutup
Pada bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan yang telah di
uraikan pada bab sebelumnya, serta saran-saran yang berkaitan
dengan pembahasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

Hampir setiap bisnis harus menyimpan barang agar berjalan dengan lancar
dan efisien dalam pengelolaannya. Keputusan tentang berapa banyak barang yang
harus disediakan dan kapan dilakukan pemesanan barang merupakan masalah
dalam persediaan (Hamdy, 1976:389). Hal ini diperluakan agar produsen barang
dapat menyuplai barang dengan baik kepada konsumen tanpa harus kehabisan
barang, sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi. Oleh karena itu, pada bab
ini akan disajikan beberapa pembahasan mengenai komponen dan model-model
persediaan untuk mempermudah dalam memahami penerapan teori persediaan.

A. Parameter-Parameter Persediaan (siswanto, 2007:122)


Tujuan yang hendak dicapai dalam penyelesaian masalah persediaan
adalah meminumkan biaya total persediaan. Hal ini berkaitan dengan beberapa
jumlah komoditas yang harus dilakukan. Dalam menetukan jumlah yang dipesan
pada setiap kali pemesanan. Jika memesan dalam jumlah yang besar akan
meminimumkan biaya pemesanana, besar diskon dan faktor teknologis. Sedangkan
jika memesan dalam jumalh sekecil-kecilnya akan meringankan jumlah
penanganan dan penyimpanan, pajak kepemilikan, bunhga pinjaman, asuransi
barang, dan penyusutan. Oleh karena itu, biaya-biaya yang digunakan dalam
analisis adalah:

1. Biaya Pesan (Ordering Cost)


Biaya pesan timbul pada saat terjadi proses pemesanan suatu
barang. Biaya-biaya pembuatan surat, telepon, fax, dan biaya-biaya
overhead lain yang secara proporsional timbul karena proses pembuatan
sebuah pesanan barang adalaah contoh Biaya Pesan.

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Biaya Simpan (Carrying Cost)


Biaya Simpan timbul pada saat terjadi proses penyimpanan suatu
barang. Sewa gudang, premi asuransi, biaya keamanan, dan biaya overhead
lain yang relevan atau timbul karena proses penyimpanan suatu barang
adalah contoh Biaya Simpan. Dalam hal ini, biaya-biaya yang tetap muncul
meskipun persediaan tidak ada adalah bukan termasuk dalam kategori biaya
simpan.

3. Biaya Kehabisan Persediaan (Stockout Cost)


Biaya Kehabisan Teori timbul pada saat persediaan habisa atau
tidak tersedia. Termasuk dalam kategori biaya ini adalah kerugiankarena
mesin berhenti, atau karyawan tidak bekerja, Peluang yang hilang untuk
memperoleh keuntungan.

4. Biaya Pembelian (Purchase Cost)


Biaya Pembelian timbul pada saat pembelian suatu barang. Secara
sederhana biaya-biaya yang termasuk dalam kategori ini adalah biaya-biaya
yang harus dikeluarkan untuk membayar pembelian persediaan.

B. Model-model Persediaan Barang Economic Order Quantity (EOQ)


Dalam persoalan persediaan dikenal beberapa model (Inventory model).
Masing-masing model mempunyai karakteristik tersendiri sesuai dengan
parameter persoalan. Berdasarkan karateristikanya model-model persediaaan
dibedakan menjadai Model Deterministik, dan Model Probabilistik. Model
deterministik ditandai oleh karateristik tingkat permintaan dan periode
kedatangan pesanan yang bisa diketahui sebelumnya secara pasti. Sebaliknya,
jika salah satu atau kedua parameter itu tidak daapat diketahui secara pasti
sebelumnya sehingga harus didekati dengan menggunakan distribusi
probabilitas. Dalam kasus ini peneliti menggunakan model persediaan
deterministik, hal ini dikarenakan semua parameter-parameternya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

diasumsiakan diketahui dengan pasti. Berikut ini jenis-jenis model persediaan


deterministik:

1. Economic Order Quantity (EOQ)(Siswanto, 2007:125)


Economic Order Quantity (EOQ) merupakan model deterministik
yang mengasumsikan bahwa persediaan akan dipesan sebesar Q unit dan
datang secara serentak, dengan memperhitungkan dua macam biaya
persediaan paling dasar, yaitu:
a. Biaya Pesan
Biaya Pesan (BP) merupakan biaya yang harus dikeluarkan
oleh suatu organisasi atau perusahaan tertentu ketika terjadi proses
pemesanan barang. Beberapa contoh diantaranya pemesanan roti
pada took roti, sepeda motor pada dealer motor, smartphone pada
konter Hand Phone, dan lain sebagainya yang muncul karena
pemesanan barang merupakan contoh dari biaya pesan.
Secara matematis, dapat dimisalkan:
BP : Biaya Pesan
D : Kebutuhan dalam suatu periode perencanaan.
Q : Jumlah barang yang dipesan setiap kali pesanan dibuat.
S : Biaya yang harus dikeluarkan setiap kali pesanan dibuat.
Sehingga dari pemisalan diatas dapat dituliskan sebagai berikut:
𝐷
BP = 𝑄 𝑆 [2.1]

Dari bentuk [2.1] di atas, diasumsikan bahwa jika semakin


banyak pesanan, maka biaya yang dikeluarkan semakin kecil. Pada
gambar 2.1. di bawah, merupakan ilustrasi kurva Biaya Pesan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

BP
Biaya pesan semakin rendah bila unit
Yang dipesan semakin banyak
𝐷
BP = 𝑄 𝑆

Q
Gambar 2.1. Kurva Biaya Pesan

b. Biaya Simpan
Biaya Simpan (BS) merupakan biaya yang harus dikeluarkan
oleh organisasi atau perusahaan tertentu yang berkaitan dengan
penyimpanan persediaan. Semakin banyak dan semakin lama
persediaan disimpan maka semakin besar biaya persediaan itu.
Beberapa contoh diantaranya adalah penyimpanan sepeda motor
pada dealer motor, sewa gudang, penyimpanan galon air mineral
pada supermarket dan biaya-biaya lainnya yang muncul karena
proses penyimpanan. Karena siklus persediaan adalah datang-
digunakan-habis maka volume persediaan di dasarkan pada
persediaan rata-rata, yaitu (persediaan awal + persediaan akhir)/2.
Dalam kasus ini, diasumsikan barang datang secara serentak,
yaitu setiap bulan. Karena barang datang secara serentak sebesar
banyak roti yang diperlukan dan persediaan akhir adalah nol ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

persediaan habis, sehingga jika diambil rata-rata =


(persediaan awal)+(persediaan akhir)
2

Dari permasalahan di atas, secara matematis dapat


dimisalkan dengan:
BS : Biaya Simpan.
Q : Jumlah barang yang dipesan setiap kali pesanan dibuat.
h : Biaya yang harus dikeluarkan untuk menyimpan setiap unit
persediaan.
Sehingga dari pemisalan diatas dapat ditulisakan sebagai berikut:
𝑄
BS = ℎ [2.2]
2

Dari bentuk [2.2] di atas, diasumsikan bahwa semakin banyak


barang yang dipesan, makan biaya penyimpanan semakin tinggi.
Pada gambar 2.2. di bawah ini, merupakan ilustrasi kurva biaya
simpan. Daisumsikan kurva berbentuk linear terhadap jumlah
barang yang dipesan setiap kali pesanana dibuat (Q)

BS Biaya simpan semakin tinggi bila unit yang


disimpan semakin banyak
𝑄
BP = ℎ
2

Q
Gambar 2.2. Kurva Biaya Simpan

c. Biaya Total Persediaan (BTP)


Jumlah pesanan yang lebih besar menunjukkan persediian
yang lebih besar adalah biaya yang terkait dengan menghubungkan
biaya pesan dan biaya simpan. Jumlah dari biaya simpan dan biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

pesan merupakan hubungan dari kedua jenis biaya tersebut (Hamdy,


1976:394). Biaya pesan dan biaya simpan merupakan dasar dari
model persediaan ini. Sehingga Biaya Total Persediaan (BTP) atau
Total Inventory Cost (TIC) adalah:
Biaya Total Persediaan = Biaya Pesan + Biaya Simpan
Oleh karena itu,
BTP = BP + BS,
atau
𝐷 𝑄
BTP = 𝑄 𝑆 + 2
ℎ [2.3]

Pada [2.3] yang dituangkan pada gambar 2.3. Biaya Total


Persediaan akan naik jika semakin banyak unit (Q) yang dipesan
maupun semakin sedikit unit yang dipesan. Ketika Biaya Pesan
sama dengan Biaya Simpan, kondisi minimum Biaya Total
Persediaan tercapai.
Secara matematik,
BP = BS
atau
𝐷 𝑄
𝑆 = ℎ
𝑄 2
2𝐷𝑆
𝑄2 = ℎ

2𝐷𝑆
𝑄 = √ [2.4]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

BTP minimum

BP . BTP

BS

BP
Q
𝑄,
Gambar 2.3. Kurva Biaya Total Persediaan
Pada gambar 2.3. di atas, terlihat bahwa Biaya Total Persediaan optimal
ketika Biaya Pesan = Biaya Simpan. Sehingga untuk mencari Biaya Total
Persediaan haruslah mencari berapa banyak barang yang harus dipesan terlebih
dahulu (Q).
Sehingga dengan melakukan substitusi dari [2.4.] ke [2.3.]
di dapatkan BTP minimum:
𝐷 𝑄
Dari [2.3.] BTP =𝑄 𝑆+ ℎ
2

2𝐷𝑆+𝑄2 ℎ
= 2𝑄

2𝐷𝑆
Karena [2.4.] 𝑄 = √ ℎ

Sehingga,
2
2𝐷𝑆
2𝐷𝑆+(√ ) ℎ

BTP = 2𝐷𝑆
2√

2𝐷𝑆
2𝐷𝑆+ ℎ

= 2𝐷𝑆
2√

2𝐷𝑆
= 2𝐷𝑆


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

4𝐷2 𝑆2
(𝐵𝑇𝑃)2 = 2𝐷𝑆

(𝐵𝑇𝑃)2 = 2𝐷𝑆ℎ

Jadi,
BTP = √2𝐷𝑆ℎ [2.5.]
Dengan demikian, [2.5.] adalah fungsi BTP minimum jika Q
optimal diperoleh melalui [2.3.] dan [2.4.]
Parameter h adalah biaya simpan per unit per periode.
Parameter ini sering dipertukarkan penggunaannya dengan
parameter CH, dimana C adalah harga satuan persediaan sedangkan
H adalah persentase biaya simpan atas dasar harga. Sehingga,
h = CH [2.6.]
atau

H=𝐶 [2.7.]

Sehingga, dari [2.3.] dan [2.6.], diperoleh:


2𝐷𝑆
𝑄 = √ 𝐶𝐻 [2.8.]

Dan dari [2.4.] dan [2.6.], diperoleh:


BTP = √2𝐷𝑆𝐶𝐻 [2.9.]
Model EOQ secara matematik dinyatakan pada [2.4] adalah
penggabungan antara model Periodical System (P) dan Fixed Order System (Q).
Model EOQ ditayangkan pada Gambar 2.4. menjelaskan bahwa persediaan
datang secara serentak sebesar Q di 𝑡𝑖 , untuk i = 1,2, … , n. Selanjutnya,
persediaan itu digunakan selama 𝑡𝑖 − 𝑡𝑖+1 . Ketika persediaan tepat habis di 𝑡𝑖+1
maka persediaan datang serentak sebesar Q. Siklus ini berulang sebanyak D/Q.
Hal ini membuat penambahan persediaan selalu sama, yaitu sebesar Q, demikian
pula dengan siklus pesan ulang 𝑡𝑖 − 𝑡𝑖+1 , untuk i = 1,2, … , n.
Siklus pesan ulang (P), dapat diperoleh dengan memisalkan:
P : Siklus pesan ulang.
D : Kebutuhan dalam suratu periode perencanaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Q : Jumlah barang yang dipesan setiap kali pesanan dibuat.


Sehingga dari pemisalan diatas dapat ditulisakan sebagai berikut:
𝐷
P= [2.10]
𝑄

Selanjutnya, periode waktu setiap siklus pesanan ulang 𝑡𝑖 − 𝑡𝑖+1 , segera


bisa diketahui. untuk mecari periode waktu setiap satu siklus pesan ulang, dapat
dimisalkan seperti di bawah ini:
W : Periode waktu perencanaan (12 bulan, 52 minggu, 365 hari).
P : Siklus pesan ulang.
Y : periode waktu setiap satu siklus pesan ulang.
Sehingga dari pemisalan diatas dapat ditulisakan sebagai berikut:
𝑊
Y= 𝑃
[2.11]

Dengan demikian, satuan periode waktu yang digunakan pada setiap siklus pesanan
ulang Y pada [2.11] sangat tergantung pada satuan waktu periode perencanaan W,
bisa bulan, minggu, atau hari.
Q

Satu
Siklus
Pesanan

waktu
𝑡1 𝑡2 𝑡3 𝑡4
Gambar 2.4. Siklus Pesan Ulang Selalu Sama
Tingkat pemakaian persediaan memberi gambaran mengenai kecepatan
penggunaan persediaan dalam satu siklus pesan ulang. Penambahan persediaan
secara serentak sebesar Q membentuk persediaan awal sebesar Q. pada Gambar
2.5. persediaan ini kemudian digunakan secara bertahap sehingga berkurang secara
bertahap selama periode Y dan akhirnya habis. Pola ini kemudian disederhanakan
dengan garis lurus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Q
Tingkat Pemakaian
Persediaan
awal Persediaan berkurang
secara bertahap

Persediaan
akhir

Y
Gambar 2.5. Tingkat Pemakaian Persediaan

Sehingga dari gambaran di atas dan dari persamaan [2.10] dan [2.11] bisa
diperoleh suatu permsamaan sebagai berikut:
𝐷
Tinglat pemakaian satu periode perencanaan = [2.12]
𝑊
𝑄
Tingkat pemakaian satu siklus pesanan ulang = [2.13]
𝑌

Karena pada [2.10] diketahui bahwa, D=P.Q, dan dari [2.11] diketahui
bahwa, W=P.Y, maka dengan cara substitusi didapatkan:
𝑊
Pada [2.11] diketahui bahwa Y = , sehingga dari persamaan [2.11] bisa diperoleh
𝑃
𝑊
P= [2.12]. Sehingga dari [2.12] dan [2.10] dengan menggunkan substitusi di
𝑌
𝐷 𝑃. 𝑄
dapatkan: =
𝑊 𝑃. 𝑌
𝐷 𝑄
Atau, =
𝑊 𝑌
∆𝐷 ∆𝑄
Dengan kata lain = [2.14]
∆𝑊 ∆𝑌
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Jadi, tingkat pemakaian dalam satu periode perencanaan adalah sama


dengan tingkat pemakaian dalam satu siklus pesan ulang.

Contoh 2.1.
Jika diketahui,
D : 600 unit per tahun, untuk 240 hari kerja efektif
S : RP 250,00 untuk setiap kali pesan
h : RP 30,00 per unit per tahun
L : 10 Hari,
Maka tentukan:
1. Nilai tingkat penambahan persediaan yang ekonomis (Q)
2. Berapa kali siklus pesan ulang (P)
3. Penentuan panjang waktu dalam satu siklus pada pesan ulang (Y)
4. Perhitungan tingkat pemakaian perhari untuk menentukan Saat
Memesan Ulang
5. Perhitungan Biaya Total Persediaan
Jawab:
1. Nilai tingkat penambahan persediaan yang ekonomis (Q)
Dari [2.4]
2𝐷𝑆
𝑄 = √ ℎ

2 × 600 × 250
𝑄 = √
30

𝑄 = 100
Jadi, tingkat penambahan persediaan yang ekonomis adalah 100
unit.

2. Siklus pesan ulang (P)


Dari [2.10]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

𝐷
P=𝑄
600
P = 100

P = 6 kali
Jadi, dalam satu tahun periode perencanaan akan terjadi enam kali
pesanan.

3. Penentuan panjang waktu dalam satu siklus pada pesan ulang (Y)
Karena kebutuhan 600 unit direncanakan untuk satu tahun demikian
pula dengan estimasi biaya simpan, makan dengan asumsi hari kerja
efektif dalam satu tahun adalah 240 hari, maka dari [2.11]
𝑊
Y= 𝑃
240
Y=
6

Y = 40 hari
Jadi, panjang waktu setiap siklus pesanan ulang adalah 40 hari.

4. Perhitungan tingkat pemakaian perhari untuk menentukan Saat


Memesan Ulang, dari [2.14]
∆𝐷 ∆𝑄
=
∆𝑊 ∆ 𝑌
Karena Q = 100 dan Y = 40 sehingga tingkat pemakaian per hari
100
adalah atau 2,5 unit perhari. Sebelumnya yang sudah diketahui
40

bahwa L (lead time) adalah 10 hari maka pemakaian selama lead


time adalah 10 × 2,5 = 25 unit atau pada hari ke-30 setelah pesanan
datang. Lihat Gambar 2.6.

5. Perhitungan Biaya Total Persediaan


Dari [2.9]
BTP = √2𝐷𝑆𝐶𝐻
BTP = √2 × 600 × 250 × 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

BTP = 3000
Biaya Total Persediaan RP 3.000,00 itu, sesuai dengan [2.3] terdiri
dari Biaya Pesan RP 1.500,00 dan Biaya Simpan RP 1.500,00.

100

25

L L L L L L
10 10 10 10 10 10
40 hari 40 hari 40 hari 40 hari 40 hari 40 hari

240 hari

Gambar 2.6. Siklus Pesan Ulang dari Contoh soal 2.1.

2. EOQ-Multy Item
Periode pesan ulang (N) untuk kasus multi item perlu dianalisis secara
terpisah. Pada pembahasan EOQ multi item dengan menggunakan perangkat
lunak Microsoft Excel, dalam kasus ini diperlukan variabel D i dan Qi yang
𝐷
berbeda untuk setiap item. Karena Ni = 𝑄𝑖 maka jelas Ni akan berbeda untuk
𝑖

setiap item.
Jika Ni dikehendaki sama untuk beberapa atau seluruh item yang
direncanakan untuk direncanankan maka [2.3] harus diubah agar mengandung
N terlebih dahulu. Dari [2.3.],
𝐷 𝑄
BTP =𝑄 𝑆+ ℎ
2
𝐷 𝐷
Karena N = 𝑄 atau Q = 𝑁 sehingga didapatkan,
𝐷
𝐷 𝑁
BTP =𝑄 𝑆+ 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Atau,
𝐷. ℎ
BTP = 𝑁 . 𝑆 + [2.15.]
2N

Untuk kasus multi item, [2.15.] menjadi,


𝐷𝑖 . ℎ𝑖
BTP = ∑𝑛𝑖=1 𝑁 . 𝑆𝑖 + ∑𝑛𝑖=1 2N

Atau,
1
BTP = 𝑁 ∑𝑛𝑖=1 𝑆𝑖 + ∑𝑛𝑖=1 𝐷𝑖 . ℎ𝑖 [2.16.]
2𝑁
𝑑(𝐵𝑇𝑃)
Syarat BTP minimum untuk N adalah = 0. Oleh karena itu,
𝑑𝑁
𝑛 𝑛
𝑑(𝐵𝑇𝑃) 1
= ∑ 𝑆𝑖 − 𝑁 −2 ∑ 𝐷𝑖 . ℎ𝑖
𝑑𝑁 2
𝑖=1 𝑖=1
1
∑𝑛𝑖=1 𝑆𝑖 − 𝑁 −2 ∑𝑛𝑖=1 𝐷𝑖 . ℎ𝑖 = 0
2
𝑛 𝑛
1
∑ 𝑆𝑖 = 𝑁 −2 ∑ 𝐷𝑖 . ℎ𝑖
2
𝑖=1 𝑖=1
𝑛
∑𝑛𝑖=1 𝐷𝑖 . ℎ𝑖
∑ 𝑆𝑖 =
2𝑁 2
𝑖=1

∑𝑛𝑖=1 𝐷𝑖 . ℎ𝑖
𝑁2 =
2 ∑𝑛𝑖=1 𝑆𝑖
∑𝑛
𝑖=1 𝐷𝑖 . ℎ𝑖
𝑁=√ 2 ∑𝑛
[2.17.]
𝑖=1 𝑆𝑖

Dengan menggunakan [2.17.] nilai dari N optimal bisa diturunkan dan


selanjutnya Q = D/N dapat segera ditentukan. Sedangkan untuk BTP EOQ-Multy
Item = ∑ BTP EOQ − 𝑆𝑖𝑛𝑔𝑙𝑒 𝐼𝑡𝑒𝑚, pada [2.5.], BTP = √2𝐷𝑆ℎ. Hal ini
𝑑(𝐵𝑇𝑃)
dikarenakan BTP untuk N memenuhi syarat minimum, yaitu 𝑑𝑁
= 0.

Sehingga pada [2.15.],


𝑑(𝐵𝑇𝑃) 1
= 𝑆 − 𝑁 −2 𝐷. ℎ
𝑑𝑁 2
𝐷.ℎ
Dan diperoleh nilai N = √ 2𝑆 [2.18.]

Sehingga pada [2.18.] dan [2.15.] dilakukan subtitusi menjadi,


𝐷. ℎ
Pada [2.15] BTP = 𝑁 . 𝑆 + 2N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Karena [2.18.],
𝐷.ℎ 𝐷. ℎ
BTP =√ 2𝑆 . 𝑆 + 𝐷.ℎ
2√
2𝑆

𝐷.ℎ
.2𝑆 𝐷. ℎ
2𝑆
BTP = +
𝐷.ℎ 𝐷.ℎ
2√ 2√
2𝑆 2𝑆

2.𝐷.ℎ
BTP = 𝐷.ℎ
2√
2𝑆

(𝐵𝑇𝑃)2 = 2. D. S. h
BTP = √2 . 𝐷 . 𝑆 . ℎ
Sehingga pada EOQ-Single Item dan EOQ-Multy Item memiliki rumus BTP yang
sama untuk setiap individunya, atau secara keseluruhan BTP EOQ-Multy Item =
∑ BTP EOQ –Single Item.
Contoh 2:
Tabel 2.1. Contoh Penerapan Multy Item dengan mengunakan EOQ-Multy Item

Item D W BP BS L Q N Y BTP
A 600 240 250 30 10 100 6 40 3000
B 6000 240 25 1,2 2 500 12 20 600
C 10000 240 25 2 2 500 20 12 1000
D 400 240 100 8 2 100 4 60 800
E 800 240 100 4 2 200 4 60 800
F 1000 240 10 2 2 100 10 24 200
6400

Contoh 2 formulasi:
Tabel 2.2 Contoh Penulisan EOQ-Multy Item dengan menggunakan Mirosoft Excel
D W BP BS L Q N Y
600 240 250 30 10 =SQRT(2*D2*B2/E2) =B2/G2 =C2/H2
6000 240 25 1.2 2 =SQRT(2*D3*B3/E3) =B3/G3 =C3/H3
10000 240 25 2 2 =SQRT(2*D4*B4/E4) =B4/G4 =C4/H4
400 240 100 8 2 =SQRT(2*D5*B5/E5) =B5/G5 =C5/H5
800 240 100 4 2 =SQRT(2*D6*B6/E6) =B6/G6 =C6/H6
1000 240 10 2 2 =SQRT(2*D7*B7/E7) =B7/G7 =C7/H7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

BTP
=SQRT(2*B2*D2*E2)
=SQRT(2*B3*D3*E3)
=SQRT(2*B4*D4*E4)
=SQRT(2*B5*D5*E5)
=SQRT(2*B6*D6*E6)
SQRT(2*B7*D7*E7)

Contoh 3 :
Tabel 2.3. Lembar Kerja Perhitungan untuk mecari siklus pesan ulang
item kebutuhan Biaya simpan Di . hi Biaya pesan
selama per unit per setiap kali
periode periode pesanan dibuat
perencanaan perencanaan Si
Di hi
(Rp)
(unit) (Rp)

A 600 30 18000 250

B 6000 1.2 7200 25

C 10000 2 20000 25

D 400 8 3200 100

E 800 4 3200 100

F 1000 2 2000 10

∑ Di . ℎ𝑖 = 53600 ∑ Si = 510

Dari [2.17.]

∑𝑛𝑖=1 𝐷𝑖 . ℎ𝑖
𝑁=√
2 ∑𝑛𝑖=1 𝑆𝑖

53600
𝑁=√
2 . 510
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

𝑁 = 7,25
Jadi, siklus pesan ulang (reorder cycle) dalam satu tahun adalah 7,25. Bila dalam
satu tahun sama dengan 240 hari kerja maka panjang siklus pesan ulang dalam hari
adalah 240/7,25 = 33,1 hari. Panjang siklus pesan ulang ini seragam untuk seluruh
enam item selama periode perencanaan.

3. EOQ-Potongan Pembelian (Quantity Discount) (Aminudin, 2005: 158)


Model ini didasari oleh adanya kemungkinan potongan kuantitas atau harga
per unit barang bila perusahaan membeli dalam kuantitas persediaan yang lebih
besar. Selama model dasar EOQ dirumuskan berdasarkan salah satu asumsi
harga pembelian atau C tetap maka gradiasi harga menurun jika jumlah
pembelian bertambah besar jelas akan membuat model menjadi tidak lagi valid
karena asumsi harga pembelian tetap tidak terpenuhi.
Karena harga akan mempengaruhi putusan jumlah pembelian, maka kini
peminimuman Biaya Total Persediaan juga harus meminimumkan Biaya
Pembelian yang ditentukan oleh jumlah pembelian per periode perencanaan dan
harga beli per unit. Oleh karena itu, Biaya Total Persediaan atau BTP adalah:
BTP = Biaya Pesan + Biaya Simpan + Biaya Pembelian
Atau
𝐷 𝑄
BTP = 𝑄 𝑆 + 𝐶𝐻 + 𝐶𝐷 [2.19.]
2

Contoh 4:
Suatu toko manisan memesan permen dalam satu tahun adalah 3000 unit,
(D = 3000 unit), biaya setiap kali pesanan dibuat adalah Rp 1.000,00 (S = Rp
1.000,00). Karena pemilik toko manisan tersebut meminjam modal untuk
membuka usaha, sehingga presentase biaya peyimpanannya adalah 20%
(H=20%).
Dengan harga permen seperti table di bawah ini:
Pembelian Harga

1─500 Rp 400,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

501─1000 Rp 200,00

>100 RP 100,00

Jumlah pembelian optimal dengan menggunakan model dasar EOQ [2.4.],


dengan catatan h =C. H, sehingga diperlihatkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.4. Jumlah Pembelian Optimal Dengan Menggunakan Model Dasar EOQ
Pembelian Harga EOQ

1─500 Rp 400,00 274 unit

501─1000 Rp 200,00 387 unit

>100 RP 100,00 548 unit

Dari tabel di atas, BTP dapat dihitung dengan tabel seperti di bawah ini:
Tabel 2.5. Nilai Biaya Total Persediaan
Elemen Biaya Q = 274 Q = 501 Q = 1001
C = Rp 400,00 C = RP 200,00 C = RP 100,00

𝐷 RP 10.954,00 RP 5.988,00 RP 2.997,00


Biaya Pesan 𝑄 𝑆

Biaya Simpan RP 10.954,00 RP 10.020,00 RP 10.010,00


𝑄
𝐶𝐻
2

Biaya Pembelian RP 1.200.000,00 RP 600.000,00 RP 300.000,00


CD
BTP RP 1.221.908,00 RP 616.008,00 RP 313.007,00

Dari tabel di atas, jika EOQ model dasar digunakan, maka pembelian
optimum 548 unit pada harga RP 100,00 tidak mungkin direalisasikan karena
harga per unit untuk pembelian 548 unit bukan RP 100,00 melainkan RP 200,00.
Demikian pula untuk pembelian optimal 387 unit pada harga R P 200,00 karena
pembelian pada sejumlah 387 harus dibayar pada harga R P 400,00. Namun
demikian, jika pembelian 274 unit, model EOQ masih valid karena jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

pembelian optimal itu masih dalam interval RP 400,00. Oleh karena itu, sebuah
model penyelesaian yang harus dikembangkan dari model EOQ dasar harus
dikembangkan dari model EOQ dasar harus dikembangkan untuk lebih lanjut
menyelesaikan kasus pembelian dengan potongan harga.

4. EOQ-Back Order
Pada model EOQ dasar, diasumsikan bahwa pesanan akan datang pada saat
persediaan habis sehingga masalah kehabisan persediaan tidak pernah terjadi.
Berbeda dengan EOQ-Back Oreder, dalam model ini kemungkinan terjadinya
kehabisan persediaan (sortage cost) harus diperhitungkan dalam Peminimuman
Biaya Total Persediaan. Lihat gambar 2.7. di bawah ini

Q Qmax

Qs

t1 t2
Y

Gambar 2.7. Model EOQ-back order


Notasi yang digunakan dalam model ini adalah:
D : Jumlah permintaan dalam satu periode
S : Biaya pesan setiap kali pesanan dibuat
N : Frekuensi pesanan dalam satu periode
h : Biaya persediaan per unit per periode
Q : Penambahan persediaan atau unit yang dipesan
Qmax : Tingkat persediaan maksimum atau Qmax = 𝑄 − 𝑄𝑠
Qs : Back order quantity atau unit yang tidak tersedia
t1 : periode waktu ketika persediaan tersedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

t2 : periode waktu ketika persediaan tidak tersedia


Y : Daur pesanan ulang atau reorder cycle
Pada gambar 2.7. yang diarsir adalah saat kehabisan persediaan, yaitu ketika
dimana persediaan sudah habis namun penambahan belum datang. Oleh karena
itu biaya kehabisan persediaan (shortage cost) harus diperhitungkan dalam
peminimuman Biaya Total Persediaan, yaitu:
BTP = Biaya Pesan + Biaya Simpan + Biaya Kehabisan Persediaan
Atau
𝐷 (𝑄−𝑄𝑠 )2 (𝑄𝑠 )2
BTP = 𝑄 𝑆 + 2𝑄
ℎ+ 2𝑄
𝐶𝑠 [2.20.]

sedangkan syarat untuk meminimumkan [2.20.] adalah:


𝜕𝐵𝑇𝑃 2𝐷𝑆+𝑄𝑠2 (ℎ+𝐶𝑠 )
= 0 sehingga diperoleh = 𝑄2 [2.21.]
𝜕𝑄 ℎ

dan untuk,
𝜕𝐵𝑇𝑃 ℎ
= 0 sehingga diperoleh 𝑄𝑠 = (ℎ+𝐶 ) 𝑄 [2.22.]
𝜕𝑄𝑠 𝑠

Sehingga dari subtitusi [2.22.] ke [2.21] diperoleh hasil:


ℎ 2
2𝐷𝑆+[ 𝑄] (ℎ+𝐶𝑠 )
(ℎ+𝐶𝑠)
𝑄2 = ℎ
2𝐷𝑆 (ℎ+𝐶𝑠 )
𝑄2 = ℎ 𝐶𝑠

2𝐷𝑆 (ℎ+𝐶𝑠 )
𝑄=√ [2.23.]
ℎ 𝐶𝑠

Dengan melakukan substitusi [2.22.] dan [2.23.] diperoleh persamaan baru:


ℎ 2𝐷𝑆 (ℎ+𝐶𝑠 )
𝑄𝑠 = (ℎ+𝐶 ) √ ℎ 𝐶𝑠
𝑠

ℎ2 2𝐷𝑆 (ℎ+𝐶𝑠 )
𝑄𝑠 = √(ℎ+𝐶 )2 √
𝑠 ℎ 𝐶𝑠

2𝐷𝑆ℎ
𝑄𝑠 = √𝐶 (ℎ+𝐶 ) [2.24.]
𝑠 𝑠

Karena Qmax = 𝑄 − 𝑄𝑠 , sehingga dari [2.22.] dan [2.24.] di dapatkan :


2𝐷𝑆 (ℎ+𝐶𝑠 ) 2𝐷𝑆ℎ
𝑎=√ 𝑑𝑎𝑛 𝑏 = √
ℎ 𝐶𝑠 𝐶𝑠 (ℎ+𝐶𝑠 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

(dengan menggunakan sifat (𝑄𝑚𝑎𝑥 )2 = (𝑎 − 𝑏)2 )


Dengan demikian,
2𝐷𝑆 (ℎ+𝐶𝑠 ) 4𝐷𝑆 2𝐷𝑆ℎ
(𝑄𝑚𝑎𝑥 )2 = − + 𝐶 (ℎ+𝐶 )
ℎ 𝐶𝑠 𝐶𝑠 𝑠 𝑠

2𝐷𝑆𝐶𝑠
(𝑄𝑚𝑎𝑥 )2 =
ℎ(ℎ+𝐶𝑠 )

2𝐷𝑆 𝐶
𝑠
𝑄𝑚𝑎𝑥 = √ √(ℎ+𝐶 [2.25.]
ℎ ) 𝑠

Dengan menurunkan persamaan Biaya Total Persediaan dengan cara


substitusi [2.24], [2.23.], [2.22.], [2.21.] ke [2.20]. diperoleh:
𝑠 𝐶
BTP = √2𝐷𝑆ℎ √(ℎ+𝐶 )
[2.256.]
𝑠

Contoh 5:
Jika diketahui:
D : permintaan per tahun = 600000 unit
Cs : shortage cost atau kerugian karena kehabisan barang = RP 2000,00 per
unit per tahun
h : biaya simpan per unit per tahun = RP 400,00
S : biaya setiap kali pesanan dibuat = RP 10000,00
Maka, Tingkat penambahan Q optimal:
2𝐷𝑆 (ℎ+𝐶𝑠 )
𝑄=√ ℎ 𝐶𝑠

2(600000)(10000) (400+2000)
𝑄=√ (400) (2000)

𝑄 = 6000 𝑢𝑛𝑖𝑡
Tingkat Persediaan maksimum,
2𝐷𝑆 𝑠𝐶
𝑄𝑚𝑎𝑥 = √ √(ℎ+𝐶
ℎ ) 𝑠

2(600000)(10000) 2000
𝑄𝑚𝑎𝑥 = √ √(400+2000)
400

𝑄𝑚𝑎𝑥 = 5000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Dengan demikian,
𝑄𝑠 = 𝑄 − 𝑄𝑚𝑎𝑥 atau,
𝑄𝑠 = 6000 − 5000 = 1000 unit.
Dan biaya total persediaan adalah:
2𝐷𝑆ℎ𝐶
BTP = √ (ℎ+𝐶 )𝑠
𝑠

2(600000)(10000)(400)(2000)
=√ (400+2000)

BTP = RP 2000000,00
Frekuensi Pesanan dalam satu tahun adalah:
𝐷
𝑁=
𝑄
600000
𝑁= = 100 kali dalam satu tahun.
6000

Jika dalam satu tahun ada 300 hari kerja maka Siklus Pesan Ulang adalah:
300
𝑌 = 100 = 3 hari.

Sehingga Biaya Total Persediaan dengan menggunakan model EOQ-back order


adalah RP 2000000,00, dimana biaya yang dikeluarkan lebih sedikit daripada EOQ
dasar, yaitu
BTP = √2𝐷𝑆ℎ
BTP = √2(600000)(10000)(400)
BTP = RP 2190890, 00
Jadi, dapat disimpulkan bahwa, EOQ-back order lebih efisien daripada EOQ dasar,
hal ini dikarenakan dalam EOQ-back order memperhitungkan nilai shortage cost
atau kerugian karena kehabisan barang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian


pustaka dan pengumpulan data lapangan. Dalam melakukan penelitian ini, pertama-
tama peneliti melakukan penelitian pustaka yang berkaitan dengan teori persediaan
(inventory theories). Kemudian, peneliti melakukan penelitian terhadap lapangan,
yaitu mencari data pada Dealer motor Yamaha Deta Group di Banjar Patroman,
Jawa Barat. Dalam melakukan penelitian ini, akan dilakukan beberapa tahapan
kerja. Secara garis besar, tahapan tersebut yaitu:
1. Mengumpulkan berbagai literatur mengenai topik teori persediaan
(inventory theories)
2. Mempelajari literatur yang telah dikumpulkan sebelumnya
3. Mengumpulkan data lapangan terkait teori persediaan (inventory
theories), yaitu penjualan motor pada bulan januari 2019 sampai
degan desembenr 2020 pada dealer motor Yamaha Deta Group
Banjar Patroman, Jawa Barat.
4. Melakukan analisis dari data lapangan yang telah diperoleh dengan
menggunkan model EOQ Deterministik
5. Memodelkan permasalahan lapangan ke dalam bentuk matematis
6. Membuat kesimpulan optimalisasi persediaan motor yang harus
disiapkan oleh dealer Yamaha Deta Group, Banjar Patroman Jawa
Barat.
Rincian tentang peneliti dan penelitian lapangan yang dilakukan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
A. Penelitian Pustaka
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan studi pustaka
dengan cara mengumpulkan beberapa buku refrensi yang digunakan dan
beberapa sumber-sumber dari internet yang terlampir pada lampiran daftar
pustaka.

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

B. Penelitian Lapangan
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dokumen. Dokumen dilakukan dengan cara
mengumpulkan data penjualan motor Yamaha selama periode satu
tahun, yaitu pada bulan januari 2019 sampai dengan desember 2019,
di Dealer Yamaha Deta Group, Banjar Patroman, Bandung, Jawa
Barat.
2. Narasumber
Narasumber penelitian ini melibatkan satu narasumber ahli,
yaitu Kepala Cabang dari Deta Grup, yang ditempatkan di Dealer
Yamaha Deta Group Banjar Patroman, Bandung, Jawa Barat.
3. Metode Analisis Data
1. Untuk menjawab permasalahan pertama yaitu bagaimana
implementasi Teori Persediaan di dealer Yamaha Deta Group,
Banjar Patroman, Jawa Barat, dengan Menggunkan model EOQ.
Rumus Penambahan Persediaan (Q), adalah:
𝐷
Q = 𝑁.

Rumus Biaya Pesan (BP), adalah:


𝐷
BP = 𝑆
𝑄

Rumus Biaya Simpan (BS), adalah:


𝑄
BP = ℎ
2

Rumus Biaya Total Persediaan (BTP), adalah:


BTP = BP + BS
Rumus Siklus Pesan ulang (N), adalah:
∑𝑛 𝐷𝑖 .ℎ𝑖
𝑁 = √ 2𝑖=1
∑𝑛 𝑖=1 𝑆𝑖

Rumus waktu dalam satu siklus pesan ulang (Y), adalah:


𝑊
Y= 𝑃

Rumus Biaya Total Persediaan (BTP) Multy Item:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

BTP-Multy Item = ∑ BTP − 𝑆𝑖𝑛𝑔𝑙𝑒 𝐼𝑡𝑒𝑚

Dimana,

D : Jumlah permintaan dalam satu periode


W : hari kerja efektif selama satu tahun
S : biaya pesan setiap kali pesanan dibuat
h : Biaya persediaan per unit per periode
N : siklus pesan ulang
Y : waktu dalam satu siklus Pesan Ulang (dalam hari)
Q : Penambahan persediaan atau unit yang dipesan
BP : Biaya Pesan
BS : Biaya Simpan
BTP : Biaya Total Persediaan
2. Untuk menjawab permasalahan kedua yaitu apakah
pengendalian persediaan di dealer Yamaha Deta Group, Banjar
Patroman, Bandung, Jawa Barat dengan menggunakan model
EOQ sudah optimal, dimana metode yang digunakan adalah
motode EOQ-Multy Item dengan rumus, sebagai berikut:
Rumus : BTP-Multy Item = ∑ BTP − 𝑆𝑖𝑛𝑔𝑙𝑒 𝐼𝑡𝑒𝑚
BTP-Multy Item = ∑(BP + BS)
Kemudian untuk mencari jumlah penambahan persediaan yang
optimum (Q), menggunakan rumus:
𝐷
Q = 𝑁.

Dimana,
D : Jumlah permintaan dalam satu periode
N : siklus pesan ulang
Q : Penambahan persediaan atau unit yang dipesan
BP : Biaya Pesan
BS : Biaya Simpan
BTP : Biaya Total Persediaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

C. Penjadwalan Waktu Penelitian


Tabel 3.1. Penjadwalan Waktu Penelitian
Tahap Waktu Kegiatan
1 10 – 20 Oktober 2019 Membuat kesepakatan dengan
narasumber dan pengumpulan
literatur mengenai topik
2 21 Oktober – 30 Oktober 2019 Mempelajari Literatur yang
telah dikumpulkan sebelumnya
3 1 November – 15 Desember 2019 Pembuatan Proposal Penelitian
4 17 Desember – 18 Desember 2019 Seminar Proposal
5 21 Februari – 24 Februari 2020 Pengambilan Data
6 3 Maret – 25 Maret 2020 Analisis Data
7 26 Maret – 4 April 2020 Penarikan Hasil Kesimpulan
8 10 April – 17 Juni 2020 Penulisan Hasil Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Tahap tersebut juga dapat dilihat dari gambar alur penelitian berikut ini:

Mempelajari literatur
Mengumpulkan
Mulai berbagai yang telah dikumpulkan
literatur sebelumnya
mengenai topik
teori persediaan

Melakukan analisis dari data


Mengumpulkan data
lapangan yang telah diperoleh lapangan terkait teori
dengan menggunkan model persediaan
EOQ Deterministik

Membuat kesimpulan
Penulisan Hasil
optimalisasi persediaan
Penelitian
motor di dealer

Gambar 3.1. Alur Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan bagaimana gambaran umum dari
dealer Yamaha Deta Grup Banjar Patroan, Jawa Barat, proses penerapan Teori
Persediaan, dalam menentukan jumlah pemesanan yang optimum sehingga
diperoleh biaya total persediaan yang minimum pada penjualan motor Yamaha
di dealer Yamaha Berlian Banjar (Deta Group), Banjar Patroman, Jawa Barat,
dengan Menggunkan model EOQ-Multy Item.

A. Gambaran Umum Perusahaan

Deta Group adalah salah satu authorized dealer sepeda motor Yamaha
yang melayani Sales (Penjualan), Service (Jasa Pelayanan) dan Spare parts (3S).
DETA Group memiliki 62 jaringan dealer 3S yang tersebar diseluruuh wilayah
Indonesia (Jakarta, Tangerang, Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung dan
Kalimantan Selatan). Salah satu Dealer Yamaha Deta Grup terletak di Jawa
Barat yang beralamatkan di Jalan Raya Pangandaran No. 371 Kota Banjar
Patroman Bandung, Jawa Barat 46322.
Deta Group memiliki misi dan visi memberikan pelayanan kepada
seluruh partner / pelanggan dengan layana terbaik, yaitu layanan yang
mengedepankan komitmen dan kecepatan pelayananan. Penjualan motor
Yamaha di Dealer Yamaha Deta Group bisa dengan Cash dan Kredit, pemesanan
bisa dilakukn juga via online melalui resmi yamaha deta grup. Untuk service
motor bisa dilakukan dengan pemesanan sevice online di web resmi yamaha
deta.

B. Representasi Penjualan Motor di Dealer dalam Bentuk Teori Persediaan


Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai proses merepresentasikan
optimalisasi penjualan motor yamaha di dealer Yamaha Deta Group, Banjar
Patroman, Jawa Barat dengan menggunakan model EOQ-Multy Item, sehingga
Biaya Total Persediaan yang dikeluarkan oleh dealer minimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Berikut langkah-langkah merepresentasikan optimalisasi penjualan motor


yamaha di dealer Yamaha Berlian Banjar (Deta Group), Banjar Patroman, Jawa
Barat dengan menggunakan model EOQ-Multy Item:
1. Mengumpulkan data yang dibutuhkan yaitu data penjualan dan
persediaan motor yamaha selama satu tahun pada tahun 2019 di
dealer Yamaha Deta Group, Banjar Patroman, Jawa Barat.
2. Memodelkan data yang sudah ada kedalam bentuk matematis yaitu
berdasarkan jumlah item, kebutuhan selama periode perencanaan
(unit), periode perencanaan (hari), biaya pesan setiap kali pesanan
dibuat (Rp), biaya simpan per unit per periode perencanaan (Rp),
lead time / waktu pesanan dibuat dan pesanan datang.
3. Menentukan metode apa yang akan digunakan dalam mengolah data
sudah disediakan.
4. Membuat Biaya Total Persediaan (BTP), yakni dengan mengolah
data yang sudah disediakan.
a) Berikut ini data yang diperoleh:
Tabel 4.1. Data penjualan motor di Dealer Sepeda Motor Yamaha Berlian
Banjar tahun 2019
bulan
No Merek Motor Januari Februari Maret April Mei Juni
1 AEROX 155 VVA 13 9 4 5 5 10
2 ALL NEW R15 6 1 3 5 5 1
3 ALL NEW VIXION 2 3 1 1 2 2
4 ALL NEW X RIDE 125 3 4 1 3 2 1
5 ALL NEW FINO 125 3 2 1 2 9 2
6 FREGO 5 1 1 1 3 2
7 LEXI 13 9 9 9 13 6
8 MIO M3 27 13 10 17 36 31
9 MIO S 5 15 28 16 4 4
10 MX KING 0 7 0 0 0 2
11 N MAX 27 36 35 35 51 41
12 VEGA 0 1 1 0 0 0
13 X MAX 0 0 1 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Lanjutan Tabel 4.1.

Bulan
Juli Agustus september oktober november desember sisa
7 16 7 8 19 11 0
6 3 4 2 3 3 0
2 2 0 1 1 2 2
2 3 1 1 0 1 0
6 6 5 1 3 1 4
2 2 1 2 2 4 0
22 8 7 6 5 10 2
14 26 21 44 8 17 8
1 2 6 1 1 17 3
0 1 1 0 0 1 1
49 34 20 28 30 26 12
1 4 0 1 0 0 0
0 0 3 0 0 0 0

Sehingga dari Tabel 4.1. didapatkan data penjualan dan data stok motor pada
Dealer Yamaha Berlian Banjar Seperti berikut:

Tabel 4.2. Data Penjualan Motor pada Dealer Sepeda Motor Yamaha
Berlian Banjar tahun 2019

No Merek Motor D (unit) W (hari) L


1 AEROX 155 VVA 114 288 5
2 ALL NEW R15 42 288 5
3 ALL NEW VIXION 19 288 5
4 ALL NEW X RIDE 125 22 288 5
5 ALL NEW FINO 125 41 288 5
6 FREGO 26 288 5
7 LEXI 117 288 5
8 MIO M3 264 288 5
9 MIO S 100 288 5
10 MX KING 12 288 5
11 N MAX 412 288 5
12 VEGA 8 288 5
13 X MAX 4 288 5
Jumlah 1181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Tabel 4.3. Data Stok Motor pada Dealer Sepeda Motor Yamaha Berlian
Banjar tahun 2019

No Merek Motor D (unit) W (hari) L


1 AEROX 155 VVA 114 288 5
2 ALL NEW R15 42 288 5
3 ALL NEW VIXION 21 288 5
4 ALL NEW X RIDE 125 22 288 5
5 ALL NEW FINO 125 45 288 5
6 FREGO 26 288 5
7 LEXI 119 288 5
8 MIO M3 272 288 5
9 MIO S 103 288 5
10 MX KING 13 288 5
11 N MAX 424 288 5
12 VEGA 8 288 5
13 X MAX 4 288 5
Jumlah 1213

Dari tabel 4.1. di atas jumlah keseluruhan motor yang dapat dijual selama
periode satu tahun adalah 1181 unit, dan pada table 4.2. keseluruhan motor yang
disedikan selama periode satu tahun adalah 1213 unit motor. Dealer Yamaha
Deta Group Banjar Patroman, Bandung, Jawa Barat, biasanya melakukan
pengiriman motor dalam periode satu bulan bisa mencapai satu sampai tiga kali
pengiriman, tergantung jumlah kebutuhan motor yang dibutuhkan oleh
konsumen selama satu tahun. Tetapi untuk motor merek apa itu biasayan Dealer
mengirimnya secara acak, atau bisa jadi dalam satu pengiriman hanya motor
Yamaha Merek N-Max, bisa jadi motor Yamaha merek N-Max dan Aerox, dan
lain-lain. Dengan asumsi hari kerja efektif selama satu tahun Dealer Yamaha
Deta Group Banjar Patroman, Jawa Barat adalah 288 hari (W = 288 hari). Untuk
waktu pesanan dibuat dan pesanan datang atau lead time yang disimbolkan
dengan L, Dealer Yamaha Berlian Banjar (Deta Group) Banjar Patroman, Jawa
Barat membutuhkan waktu selama lima hari (L=5 hari).

Untuk biaya pengiriman barang ke Dealer berdasarkan HPP (Harga Pokok


Penjualan) merek setiap motor. Untuk HPP seperti pada Tabel 4.4. di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Tabel 4.4. HPP (Harga Pokok Penjualan) Motor tahun 2019


No Merek Motor HPP (Rp)
1 AEROX 155 VVA 16.752.900
2 ALL NEW R15 26.389.700
3 ALL NEW VIXION 19.434.900
4 ALL NEW X RIDE 125 12.915.000
5 ALL NEW FINO 125 12.752.600
6 FREGO 13.344.500
7 LEXI 14.986.600
8 MIO M3 10.761.600
9 MIO S 11.351.600
10 MX KING 17.110.200
11 N MAX 19.362.200
12 VEGA 10.372.200
13 X MAX 44.606.200
Harga Pokok Penjualan adalah harga yang harus dikeluarkan oleh dealer
motor Yamaha Berlian Banjar (Deta Group) untuk membeli motor dan
mengantar motor dari dealer pusat ke dealer cabang. Dalam kasus ini, tidak
peduli berapa banyak motor yang diambil, Dealer Pusat harus membayar
berdasarkan merek motor yang nantinya akan disetor ke cabang Yamaha Deta
Group, sehingga diperoleh Biaya Pesan Setiap Kali Pesanan Dibuat (S) = HPP.
Sehingga, berdasarkan data yang diperoleh seperti yang di atas, akan
dihitung berdasrkan EOQ apakah selama ini Biaya Total Pesediaan (BTP) sudah
optimal? Dan berapa jumlah motor yang seharusnya disediakan oleh Dealer
Yamaha Berlian Banjar (Deta Group) Banjar Patroman agar BTP bisa Optimal?
Karena untuk mencari keoptimlaan BTP, maka data yang diolah adalah data
hasil penjulan untuk menentukan apakah persediaan yang ada sudah optimal.

C. Jumlah Barang yang Dipesan Setiap Kali Pesanan Dibuat oleh Dealer (Q
awal)

Dalam satu bulan Dealer Yamaha Deta Group Banjar Patroman, Jawa
Barat harus membayar biaya simpan motor, listrik, dan air selama satu bulan
Dealer harus membayar sebesar Rp 36.000.000,00. Jika diambil rata-rata dari
jumlah motor yang dapat dijual perbulan untuk menentukan jumlah biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

simpan per unit per periode perencenaan (h) maka akan di dapatkan nilai sebagai
berikut:

Tabel 4.5. Rata-rata Penjualan dan Stok Motor selama Satu bulan pada
tahun 2019
No Merek Motor D1 B1 D2 B2
1 AEROX 155 VVA 114 9,5 114 9,5
2 ALL NEW R15 42 3,5 42 3,5
3 ALL NEW VIXION 19 1,5833333 21 1,75
4 ALL NEW X RIDE 125 22 1,8333333 22 1,833333
5 ALL NEW FINO 125 41 3,4166667 45 3,75
6 FREGO 26 2,1666667 26 2,166667
7 LEXI 117 9,75 119 9,916667
8 MIO M3 264 22 272 22,66667
9 MIO S 100 8,3333333 103 8,583333
10 MX KING 12 1 13 1,083333
11 N MAX 412 34,333333 424 35,33333
12 VEGA 8 0,6666667 8 0,666667
13 X MAX 4 0,3333333 4 0,333333
Jumlah 98,416667 101,0833
Catatan:
D1 = jumlah motor yang dapat dijual selama satu bulan untuk
menghitung nilai biaya simpan per unit per periode perencenaan
(h) dalam unit.
D2 = jumlah motor yang dapat disediakan dieler selama satu bulan
untuk menghitung nilai biaya simpan per unit per periode
perencenaan (h), atau jumlah barang yang dipesan setiap kali
pesanan dibuat oleh dealer (Q awal).
B1 = rata-rata motor yang dapat dijual selama satu bulan untuk
menghitung nilai biaya simpan per unit per periode perencenaan
(h) dalam unit,
B2 = rata-rata motor yang dapat disediakan dieler selama satu bulan
untuk menghitung nilai biaya simpan per unit per periode
perencenaan (h), atau jumlah barang yang dipesan setiap kali
pesanan dibuat oleh dealer (Q awal).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Dalam kasus ini banyak motor yang bisa dijual digunakan untuk
menghitung biaya simpan per unit per periode (h) sedangkan Stok motor
digunakan untuk menghitung berapa jumlah barang yang dipesan setiap kali
pesanan dibuat oleh dealer (Q awal).

D. Biaya Simpan Per Unit Per Periode Perencanaan (h)

Dari tabel 4.5. di atas didapatakan jumlah rata-rata penjualan motor selama
satu bulan adalah 98,41667 unit. Karena biaya simpan Dealer motor dalam
waktu satu bulan adalah Rp36.000.000,00, dan jumlah rata-rata motor dari
penjualan motor selama satu bulan adalah 98,41667 unit, maka agar biaya
simpan per unit per periode (h) bisa mencapai nilai Rp36.000.000,00 adalah
dengan membagi biaya yang harus dikeluarkan oleh dealer motor untuk
menyimpan motor dalam gudang dan pengeluaran listrik dengan jumlah rata-
rata motor dari penjualan motor selama satu bulan, sehingga setiap merek motor
mendapatkan rata-rata bagian dari biaya simpan per unit per periode (h) atau
disimbolkan dengan R,
Atau
(biaya yang harus dikeluarkan oleh dealer motor untuk menyimpan motor )
R= (jumlah rata−rata motor dari penjualan motor selama satu bulan)

R = 36.000.000/98,41667
R = 365791,701947502
Sehingga, setiap merek motor mendapatkan rata-rata bagian dari biaya simpan
per unit per periode (h) adalah Rp 365791,701947502,00. Kemudian untuk nilai
dari h setiap merek motor dapat dicari dengan cara mengalikan R dengan rata-
rata motor yang dapat dijual selama satu bulan yang diperlihatkan pada tabel 4.6.
dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Tabel 4.6. Biaya Simpan Per Unit Per Periode Perencanaan (h) dalam
Rupiah (Rp)

No Merek Motor D1 B1 R h
1 AEROX 155 VVA 114 9,5 365.791,70 3.475.021,17
2 ALL NEW R15 42 3,5 365.791,70 1.280.270,96
3 ALL NEW VIXION 19 1,583333333 365.791,70 579.170,19
4 ALL NEW X RIDE 125 22 1,833333333 365.791,70 670.618,12
5 ALL NEW FINO 125 41 3,416666667 365.791,70 1.249.788,31
6 FREGO 26 2,166666667 365.791,70 792.548,69
7 LEXI 117 9,75 365.791,70 3.566.469,09
8 MIO M3 264 22 365.791,70 8.047.417,44
9 MIO S 100 8,333333333 365.791,70 3.048.264,18
10 MX KING 12 1 365.791,70 365.791,70
11 N MAX 412 34,33333333 365.791,70 12.558.848,43
12 VEGA 8 0,666666667 365.791,70 243.861,13
13 X MAX 4 0,333333333 365.791,70 121.930,57

Pada tabel 4.6. di atas adalah untuk mencari nilai dari biaya simpan per unit
per periode (h). dalam kasus ini, biaya simpan per unit per periode (h) dari merek
motor yamaha AEROX 155 VVA harus memiliki biaya simpan per unit per
periode adalah Rp 3.475.021,00, biaya simpan per unit per periode (h) dari
merek motor Yamaha ALL NEW R15 adalah Rp 1.280.270,00, dan seterusnya.
Hal ini dikarenakan banyak nya motor yang dapat dijual dalam satu perode
mempengaruhi biaya simpan per unit per periode (h).

E. Siklus Pesan Ulang (N) dan Waktu Dalam Satu Siklus Pesan Ulang (Y)
dengan Menggunakan EOQ-Multy Item
Pada kasus pemesanan ulang motor di Dealer menggunakan EOQ-Multy
∑𝑛
𝑖=1 𝐷𝑖 . ℎ𝑖
Item (N), dapat dihitung menggunakan rumus 𝑁 = √ dan untuk kasus
2 ∑𝑛
𝑖=1 𝑆𝑖

menentukan waktu satu siklus pesan ulang (Y) dapat dihitung dengan
𝑊
menggunakan rumus Y = 𝑃 , dikarenakan menggunkan EOQ-Multy Item
𝑊
sehingga Y = . Karena berdasarkan data penjualan total jumlah kebutuhan
𝑁

selama periode perencanaan (D) dalam unit, total biaya pesan setiap kali pesanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

dibuat (S), dan total biaya simpan per unit per periode perencanaan (h) seperti
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.7. jumlah kebutuhan selama periode perencanaan (D) dalam unit,
total biaya pesan setiap kali pesanan dibuat (S), dan total biaya simpan per unit
per periode perencanaan (h).
No Merek Motor D1 h S
1 AEROX 155 VVA 114 3.475.021 16.752.900
2 ALL NEW R15 42 1.280.271 26.389.700
3 ALL NEW VIXION 19 579.170 19.434.900
4 ALL NEW X RIDE 125 22 670.618 12.915.000
5 ALL NEW FINO 125 41 1.249.788 12.752.600
6 FREGO 26 792.549 13.344.500
7 LEXI 117 3.566.469 14.986.600
8 MIO M3 264 8.047.417 10.761.600
9 MIO S 100 3.048.264 11.351.600
10 MX KING 12 365.792 17.110.200
11 N MAX 412 12.558.848 19.362.200
12 VEGA 8 243.861 10.372.200
13 X MAX 4 121.931 44.606.200
Total 1181 36.000.000 230.140.200
Sehingga dari tabel 4.7. di atas didapatkan pesan ulang (N) dengan:

∑𝑛
𝑖=1 𝐷𝑖 . ℎ𝑖
𝑁=√
2 ∑𝑛
𝑖=1 𝑆𝑖

1181∗36.000.00
𝑁 = √ 2∗230.140.200

N = 9,61091991177486
dan untuk menentukan waktu satu siklus pesan ulang (Y) dengan:
𝑊
Y=
𝑁
288
Y = 9,61091991177486

Y = 29,96591405
Sehingga untuk waktu siklus pesan ulang (N) dan waktu satu siklus pesan ulang
(Y) bisa pada tabel 4.8. di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Tabel 4.8. siklus pesan ulang (N) dan waktu satu siklus pesan ulang (Y)
No Merek Motor N Y
1 AEROX 155 VVA 9,61092 29,96591
2 ALL NEW R15 9,61092 29,96591
3 ALL NEW VIXION 9,61092 29,96591
4 ALL NEW X RIDE 125 9,61092 29,96591
5 ALL NEW FINO 125 9,61092 29,96591
6 FREGO 9,61092 29,96591
7 LEXI 9,61092 29,96591
8 MIO M3 9,61092 29,96591
9 MIO S 9,61092 29,96591
10 MX KING 9,61092 29,96591
11 N MAX 9,61092 29,96591
12 VEGA 9,61092 29,96591
13 X MAX 9,61092 29,96591

Sehingga dari Tabel 4.8. di atas didapatkan siklus pemesanan ulang


sebanyak 9,61092 atau dibulatkan menjadi 10, sehingga dalam waktu satu tahun
dilakukan pemesanan sebanyak 10 kali dan waktu yang dibutuhkan dalam siklus
pemesanan ulang adalah 30 hari.

F. Tingkat Penambahan Persediaan Motor (Q) dalam Unit dengan


Menggunakan EOQ-Multy Item
Setiap merek motor memiliki jumlah penjulan yang berbeda-beda, oleh
karena itu apakah persediaan motor selama penjulan itu sudah efektif? Oleh
karena itu pada point ini akan dibahasa bagaimana cara mencari tingkat
penambahan persediaan motor (Q) dengan menggunkan EOQ-Multy Item untuk
𝐷
setiap merek motor. Sehingga untuk mencari nilai Q digunkan rumus Q = 𝑁.

Yang akan ditunjukan pada Tabel 4.9. di bawah ini:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Tabel 4.9. tingkat penambahan persediaan motor (Q)


No Merek Motor D1 N Q
1 AEROX 155 VVA 114 9,61091991 11,8615076
2 ALL NEW R15 42 9,61091991 4,37002913
3 ALL NEW VIXION 19 9,61091991 1,97691794
4 ALL NEW X RIDE 125 22 9,61091991 2,28906288
5 ALL NEW FINO 125 41 9,61091991 4,26598082
6 FREGO 26 9,61091991 2,70525613
7 LEXI 117 9,61091991 12,1736526
8 MIO M3 264 9,61091991 27,4687545
9 MIO S 100 9,61091991 10,4048313
10 MX KING 12 9,61091991 1,24857975
11 N MAX 412 9,61091991 42,8679048
12 VEGA 8 9,61091991 0,8323865
13 X MAX 4 9,61091991 0,41619325

Dari tabel 4.9. di atas, didapatkan pesan ulang (N) selama 10 pemesanan,
dan untuk setiap pesan ualng dibutuhkan waktu (Y) sekitar 30 hari, sedangkan
tingkat penambahan persediaan motor (Q) selama satu siklus ditunjukan pada
tabel Q tabel 4.9. Atau dengan kata lain, untuk motor Yamaha merek AEROX
155 VVA setiap bulannya harus mengirimkan 11,86 unit ke dealer, tetapi untuk
penerapan di lapangan tingkat penambahan motor Yamaha merek AEROX 155
VVA setiap bulannya harus mengirimkan 12 unit, hal ini dikarenakan
pengiriman barang tidaklah mungkin desimal. motor Yamaha merek ALL NEW
R 15 setiap bulannya harus mengirimkan 4,37 unit ke dealer, tetapi untuk
penerapan di lapangan tingkat penambahan motor Yamaha merek ALL NEW R
15 setiap bulannya harus mengirimkan 5 unit, hal ini dikarenakan pengiriman
barang tidaklah mungkin desimal, dan kenapa pembulatannya ke atas, hal ini
dikarenakan untuk mengantisipasi jika ada permintaan yang mendadak. Begitu
juga seterusnya untuk menentukan tingkat penambahan persediaan motor.

G. Nilai BTP dan BTP Optimum Dengan Menggunakan EOQ-Multy Iltem


Penerapan EOQ adalah untuk mencari nilai Biaya Total Persediaan (BTP).
Dengan menggunkan EOQ-Multy Item dapat dibandingkan, apakah persediaan
motor di Dealer selama ini sudah optimal ataukah belum. Dengan menggunakan
data penjualan, dan data stok barang di gudang yang melakukan perhitungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

apakah BTP barang yang disedikan oleh Dealer Yamaha Berlian Banjar (Deta
Group) Banjar Patroman, Jawa Barat pada penjulan motor Yamaha selama satu
tahun yaitu pada bulan Januri 2019 sampai dengan Desember 2019 sudah
optimum atau belum.
Sehingga untuk mecari rumus BTP-Multy Item = ∑ BTP − 𝑆𝑖𝑛𝑔𝑙𝑒 𝐼𝑡𝑒𝑚.
𝐷 𝑄
BTP = 𝑆+ ℎ, sehingga untuk mencari BTP-Multy Item haruslah
𝑄 2

menjumlahkan nilai BTP dari setiap Merek motor. Sehingga diperoleh rumus:
BTP-Multy Item = ∑ BTP − 𝑆𝑖𝑛𝑔𝑙𝑒 𝐼𝑡𝑒𝑚
𝐷 𝑄
BTP-Multy Item = ∑ (𝑄 𝑆 + ℎ)
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Tabel 4.10. Biaya Total Persediaan (BTP) dengan jumlah barang yang dipesan setiap kali pesanan dibuat oleh dealer
No Merek Motor D1 B2 h S BP BS BTP
1 AEROX 155 VVA 114 9,5 3.475.021 16.752.900 201.034.800 16.506.351 217.541.151
2 ALL NEW R15 42 3,5 1.280.271 26.389.700 316.676.400 2.240.474 318.916.874
3 ALL NEW VIXION 19 1,75 579.170 19.434.900 211.007.486 506.774 211.514.260
4 ALL NEW X RIDE 125 22 1,833333 670.618 12.915.000 154.980.000 614.733 155.594.733
5 ALL NEW FINO 125 41 3,75 1.249.788 12.752.600 139.428.427 2.343.353 141.771.780
6 FREGO 26 2,166667 792.549 13.344.500 160.134.000 858.594 160.992.594
7 LEXI 117 9,916667 3.566.469 14.986.600 176.816.692 17.683.743 194.500.435
8 MIO M3 264 22,66667 8.047.417 10.761.600 125.340.988 91.204.064 216.545.053
9 MIO S 100 8,583333 3.048.264 11.351.600 132.251.650 13.082.134 145.333.784
10 MX KING 12 1,083333 365.792 17.110.200 189.528.369 198.137 189.726.506
11 N MAX 412 35,33333 12.558.848 19.362.200 225.770.558 221.872.989 447.643.547
12 VEGA 8 0,666667 243.861 10.372.200 124.466.400 81.287 124.547.687
13 X MAX 4 0,333333 121.931 44.606.200 535.274.400 20.322 535.294.722
BTP Total 3.059.923.126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Tabel 4.11. Biaya Total Persediaan (BTP) dengan jumlah barang yang dipesan setiap kali pesanan dibuat (Q) hasil perhitungan.
No Merek Motor D1 h S Q BP BS BTP
1 AEROX 155 VVA 114 3475021,169 16.752.900 11,86151 161.010.780 20.609.495 181.620.275
2 ALL NEW R15 42 1280270,957 26.389.700 4,370029 253.629.293 2.797.411 256.426.704
3 ALL NEW VIXION 19 579170,1948 19.434.900 1,976918 186.787.267 572.486 187.359.753
4 ALL NEW X RIDE 125 22 670618,1202 12.915.000 2,289063 124.125.031 767.544 124.892.574
5 ALL NEW FINO 125 41 1249788,315 12.752.600 4,265981 122.564.217 2.665.786 125.230.004
6 FREGO 26 792548,6876 13.344.500 2,705256 128.252.921 1.072.024 129.324.944
7 LEXI 117 3566469,094 14.986.600 12,17365 144.035.012 21.708.478 165.743.490
8 MIO M3 264 8047417,443 10.761.600 27,46875 103.428.876 110.526.267 213.955.143
9 MIO S 100 3048264,183 11.351.600 10,40483 109.099.318 15.858.337 124.957.656
10 MX KING 12 365791,7019 17.110.200 1,24858 164.444.762 228.360 164.673.122
11 N MAX 412 12558848,43 19.362.200 42,8679 186.088.554 269.185.760 455.274.313
12 VEGA 8 243861,1346 10.372.200 0,832387 99.686.384 101.493 99.787.877
13 X MAX 4 121930,5673 44.606.200 0,416193 428.706.616 25.373 428.731.989
BTP Total 2.657.977.845
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Sehinga dari Tabel 4.11. Biaya Total Persediaan (BTP) optimum


jauh lebih kecil daripada Biaya Total Persediaan pada Tabel 4.10. yang
selama ini diterapkan oleh Dealer Motor Yamaha Berlian Banjar (Deta
Group) Banjar Patroman, Jawa Barat. Karena BTP yang selama ini diterapkan
oleh dealer adalah Rp 3.059.923.126,00 dan BTP dengan hasil perhitungan
adalah Rp 2.657.977.845,00.

Akan lebih baik jika Dealer Motor Yamaha Berlian Banjar (Deta
Group) Banjar Patroman, Bandung, Jawa Barat melakukan pemesanan masing-
masing merek motor sesuai dengan tingkat penambahan persediian motor (Q)
dan dengan pembulatan (Q-baru) seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.12. Penambahan Persediaan Motor dengan pembulatan ke atas


No Merek Motor Q Q-baru
1 AEROX 155 VVA 11,86151 12
2 ALL NEW R15 4,370029 5
3 ALL NEW VIXION 1,976918 2
4 ALL NEW X RIDE 125 2,289063 3
5 ALL NEW FINO 125 4,265981 5
6 FREGO 2,705256 3
7 LEXI 12,17365 13
8 MIO M3 27,46875 28
9 MIO S 10,40483 11
10 MX KING 1,24858 2
11 N MAX 42,8679 43
12 VEGA 0,832387 1
13 X MAX 0,416193 1
Hal itu dikarenakan, untuk pemesanan barang seperti sepeda motor tidak
mungkin bernilai desimal. sehingga, untuk mengantisipasi permintaan motor,
dealer harus menambah stok agar permintaan bisa teratasi, oleh karena itu
tingkat penambahan persediaan motor haruslah dibulatkan ke atas. Misalnya saia
sepeda motor yamaha merek AEROX 155 VVA setiap bulannya harus
mengirimkan 11,86 unit ke dealer, tetapi untuk penerapan di lapangan tingkat
penambahan motor Yamaha merek AEROX 155 VVA setiap bulannya harus
mengirimkan 12 unit, hal ini dikarenakan pengiriman barang tidaklah mungkin
desimal. motor Yamaha merek ALL NEW R 15 setiap bulannya harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

mengirimkan 4,37 unit ke dealer, tetapi untuk penerapan di lapangan tingkat


penambahan motor Yamaha merek ALL NEW R 15 setiap bulannya harus
mengirimkan 5 unit, hal ini dikarenakan pengiriman barang tidaklah mungkin
desimal, dan kenapa pembulatannya ke atas, hal ini dikarenakan untuk
mengantisipasi jika ada permintaan yang mendadak. Begitu juga seterusnya
untuk menentukan tingkat penambahan persediaan motor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan
sebagai beriku:
1. Perbedaan Biaya Total Persediaan di dealer Yamaha Berlian Banjar
(Deta Group) Banjar Patroman, Bandung, Jawa Barat sebelum
menggunakan model EOQ adalah Rp 3.059.923.126,00 dan setelah
menggunakan model EOQ, BTP adalah Rp 2.657.977.845,00. Dengan
demikian, BTP Optimum lebih optimal dibandingkan dengan BTP yang
selama ini Dealer terapkan.
2. Manfaat bagi Dealer Motor Yamaha Berlian Banjar (Deta Group) Banjar
Patroman, Jawa Barat, terhadap perhitungan persediaan motor dengan
menggunakan model EOQ adalah:
a) Biaya Total Persediaan lebih Optimal jika menggunakan rumus
EOQ.
b) Jumlah stok motor yang seharusnya disedikan oleh dealer
harusnya disesuaikan dengan perhitungan tingkat penambahan
persediaan motor Yamaha (Q).
c) Dalam waktu satu tahun Dealer hanya perlu mengirimkan stok
motor sebanyak 10 kali, dengan jumlah motor sesusai dengan
penambahan persediaan motor Yamaha (Q).

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian mengenai Implementasi
Teori Persediaan dengan Menggunakan Model EOQ pada motor
Yamaha di dealer Yamaha Berlian Banjar (Deta Group), Banjar
Patroman, Jawa Barat. Peneliti memiliki beberapa saran, yaitu:
1. Bagi Perusahaan
Sara Bagi dealer Yamaha Deta Group Banjar Patroman, Bandung,
Jawa Barat, adalah dengan memperhitungkan jumlah persediaan sepeda

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

motor merek Yamaha di dealer Yamaha Berlian Banjar (Deta Group),


dan dapat digunakan sebagai acuan dealer untuk menyediakan berapa
banyak simpanan motor di gudang agar dapat meminimalisir
pengeluaran dealer, atau membuat Biaya Total Persediaan (BTP)
menjadi lebih optimum.

2. Bagi Dunia Pendidikan Matematika


Bagi dunia pendidikan matematika, teori persediaan dengan
menggunakan model EOQ (Economic Order Quantity) dalam kehidupan
merupakan perkembangan dari matapelajaran Program Linear, sehingga
bisa menarik minat belajar dan menambah wawasan bagi siswa yang
ingin memperdalam matapelajaran tersebut.
Selian itu, bagi guru matematika, mempelajari teori persediaan
selain dihitung secara manual ternyata bisa juga dihitung dengan aplikasi
Microsoft Excel, sehingga bisa mengenalkan kepada siswa bahwa
Microsoft Excel ternyata bisa digunakan dalam penerapan matematika
dan bisa digunakan untuk mengihitung optimalisasi dalam teori
persediaan dengan menggunakan model EOQ.

3. Bagi Peleniti Lebih Lanjut


Berikut ini beberapa saran bagi Peneliti Lebih lanjut yang tertarik
untuk mempelajari dan mengembangkan teori persediaan dengan
menggunakan model EOQ (Economic Order Quantity):
a. Kelemahan dari model ini adalah mengasumsikan barang datang
pada awal bulan dan habis pada akhir bulan,
b. Alangkah baiknya jika meneliti satu group perusahaan, bukan
satu dealer,
c. Menggunakan EOQ probabilistik, bukan menggunakan EOQ
deterministik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. 2005. Prinsip-prinsip Riset Operasi. Jakarta: Erlangga.

As’ari, Abdur R., dkk. 2016. Matematika SMP/MTs Kelas VII Semester 2 edisi
revisi 2016. Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Baltbang, Kemendikbud.
http://bsd.pendidikan.id/data/2013/kelas_7smp/siswa/Kelas_07_SMP_Mat
ematika_Semester_2_Siswa_2016.pdf

Badan Pusat Statistik Indonesia 2018.


https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1133

Badan Pusat Statistik Indonesia 2019. 2019. Statistik Indonesia 2019.


https://www.bps.go.id/publication/download.html. 25 Mei 2020

Dealer Motor Yamaha Berlian Banjar (Deta Group), Banjar Patroman, Bandung,
Jawa Barat

Manulang, S., dkk. 2017. Matematika SMA/MA/SMK/MAK kelas XI edisi revisi


2017. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
http://bsd.pendidikan.id/data/2013/kelas_11sma/siswa/Kelas_11_SMA_M
atematika_Siswa_2017.pdf

Noor, J. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah.
Edisi pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

PT. Deta Group. 2018.


https://id.jobplanet.com/companies/42329/info/pt-deta-group

Purnama, Rayhan. 2018. Penjualan Sepeda Motor Sepanjang Semester I 2018.


https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20180709180358-384-
312775/penjualan-sepeda-motor-sepanjang-semester-i-2018

Saraswati, Senja D. 2018. Analisis Perhitungan Economic Order Quantity (EOQ)


sebagai PengendalianPersediaan Bahan Baku (Study pada PT Iskandar
Indah Printing Textile). Skripsi. Surakarta: Universitas IAIN Surakarta.

Sinaga, H. 2013. Analisis Pendalian Persediaan Bahan Baku pada Proses Produksi
Studi Kasus pada Perusahaan Tali 57 di Krawing RT.03/RW.02, Jombor,
Ceper, Klaten. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Siswanto. 2007. Operations Research jilid II. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Taha, Hamdy A. 1976. Operations Research an introduction second edition. New


York: Macmillan Publishing.

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Tannady, H dan Kenrick Filbert. 2018. Pengendalian Persediaan dengan


Menggunakan Metode Economic Order Quantity dan Silver Meal
Algorithm (Studi Kasus PT SAI). Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer.
https://docplayer.info/70028661-Pengendalian-persediaan-dengan-
menggunakan-metode-economic-order-quantity-dan-silver-meal-
algorithm-studi-kasus-pt-sai.html

Wicaksana, V.P. 2005. Model Inventori Economic Order Quantity Probabilistik


Studi Kasus Pada Optik Jogja. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pl', DF.TA GROUP


YA:\lAHA BERLIAN BANJAR
Alamat JL. RA YA PANGANDARA.N NO )7l KOTA BANJAR PATROMAN.
BANDUNG. JAWA BARAT

SURAT KETERANGAN
Yang Benanda tangan di bal'.'ah uu
Nama Thomas Sapt0 Utorno, S.E.
Jab.ltan BRANCH MANAGER
Mcncmngkan dcngan scsungguhnya bahwa
Nama Daniel Khrisna Rad11ya
NIM . 161414057
Asal Pcrg. Tmggi Umversues Sanata Dhanna
Jurusan Pcnd1d11(an Matcmatika
Fakulw fakultas Kcguruan dan llmu Pcnd1d1kan
Tclah selCSIU mclabanakan peneh11an dan 21 Fd:ln.ian- 24 Febn.uln 2020, di
Dealer Yamaha Ikrlwn BanJar (Octa Group) BanJar Patroman, Bandung, Jawa
Bann, unluk memperolch data guna meeyelesa,kan Togas Akhu Sknps, dcngan
Judul •. lmplcmcntas1 Tcon Pc� dcngan Mcnggwmkan Model Econormc
Order Quan my {EOQ) pada motor d1 dclllcr Yamaha Bcrlian Banjar (Octa Group),
BanJar Patroman. Bandung, Jawa Baraf'

Dcmiluan s.ura1 keierangan mi d1buat untuk dapat d1gunakan sebagaimena


mcst1nya.
BanJar Patroman. 24 Fcbruari 2020
BRANCH MANAGER
PT. YAMAHA BBERLIAN

"Jj:,J-A GROUP

(Thomas Sapto Utorno, SE.)

Anda mungkin juga menyukai