Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Penurunan Tekanan Uap Jenuh Non Elektrolit

Anggota Kelompok :
Amalia Sabrina (03)
Dian Fadilah C (06)
Meilinda Zalianty (16)
Zahra Nur’ Imaniar (36)
XII MIPA 6
SMA NEGERI 2 KUNINGAN

Jalan Aruji Kartawinata No.16, Kuningan, Kec. Kuningan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
45511
KATA PENGANTAR
Pertama – tama, segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah Laporan
Praktikum Kimia dengan tema Sifat Koligatif Larutan. Laporan ini berjudul “
Praktikum Sifat Koligatif Larutan Penurunan Tekanan Uap Jenuh pada Larutan Non
Elektrolit.” Tugas ini penulis kerjakan untuk lebih mengetahui dan menambah
pengetahuan dalam bidang Kimia dan tujuan yang paling utama dari laporan ini adalah
untuk menyelesaikan tugas Praktikum Kimia Kelas XII Semester 1.

Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan laporan ini, maka
penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Neni Suryamah, M.PKim. selaku guru
mata pelajaran Kimia, serta pihak – pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu –
persatu. Penulis menyadari bahwa laporan ini belumlah sempurna, masih banyak
kekurangan dan kekhilafan yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari rekan – rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
laporan ini.

Kuningan, Agustus 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut,
tetapi hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. Sifat koligatif
larutan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Penurunan tekanan uap merupakan salah satu dari sifat koligatif larutan. Fenomena
penurunan tekanan uap diungkapkan oleh ilmuwan Perancis bernama Francois Marie
Raoult. Penurunan tekanan uap larutan tidak dapat banyak untuk dimanfaatkan, namun
fenomena-fenomena penurunan tekanan uap larutan tetap dapat kita temukan di dalam
kehidupan sehari-hari.
II. Rumusan Masalah
Bagaimana perbedaan tekanan uap pelarut dan larutan?
III.Tujuan
Mengamati Perbedaan Tekanan Uap Pelarut dan Larutan
IV. Manfaat
Kita dapat mengetahui perbedaan tekanan uap pelarut murni dan larutan, serta dapat
menambah pengetahuan dalam bidang Kimia.
BAB II
LANDASAN TEORI
I. Penurunan Tekanan Uap Jenuh
Tekanan uap adalah tekanan yang ditimbulkan oleh uap dari zat padat atau zat cair
pada suhu tertentu. Air sebagai pelarut murni yang menguap pada suhu dan tekanan
tertentu menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan udara yang dinamakan tekanan
uap pelarut. Apabila suatu zat yang mudah menguap dilarutkan ke dalam air, tekanan
uap jenuh larutan akan lebih rendah dibandingkan dengan tekanan uap pelarut jenuh
pelarut murninya. Pada suhu di bawah titik didih, molekul-molekul pelarut murni akan
menguap karena pada permukaan zat cair, molekul zat pelarut pada permukaan zat cair
berkurang sehingga jumlah molekul yang menguap berkurang. Selisih antara tekanan
uap jenuh pelarut murni dan tekanan uap jenuh pelarut di atas di sebut penurunan
tekanan uap jenuh.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
I. Alat dan Bahan:
Alat :
 3 buah gelas
 3 buah tutup gelas
 Sendok atau pengaduk
 Gelas ukur
 Panci
 Kompor
Bahan :
 Air
 Gula Pasir
II. Langkah Kerja :
 Masukan air ke dalam panci lalu rebus hingga mendidih.
 Masukan air yang telah direbus ke dalam Gelas A 100ml
 Masukan air yang sudah direbus ke dalam Gelas B 100ml dan 2 sdm gula pasir
(Atau sekitar 1 mol larutan gula).
 Masukan air ke dalam Gelas C 200ml dan 2 sdm gula pasir (Atau sekitar 0,5 mol
larutan gula).
 Tutup ke-3 gelas tersebut lalu diamkan selama 2 menit.
 Amati bintik air pada setiap tutup gelas, lalu bandingkan bintik air pada ketiga
tutup gelas tersebut.
BAB IV
PEMBAHASAN
I. Data Pengamatan
Gelas B (air Gelas C (air
Gelas A (air
Indikator 100ml + gula 1 200ml + gula 0,5
100ml)
mol) mol)
Bintik air +++ + ++

Tekanan uap air > tekanan uap larutan gula 0,5 mol > tekanan uap larutan gula 1 mol
II. Pembahasan
Pada percobaan ini, bintik air yang terbanyak terdapat pada tutup gelas A yang berisi
air. Bintik air yang agak banyak terdapat pada tutup gelas C yang berisi larutan gula
0,5 mol. Dan bintik air yang paling sedikit terdapat pada tutup gelas B yang berisi
larutan gula 1 mol.
Hal ini disebabkan karena uap pada gelas yang berisi air (pelarut) tidak terhalang
oleh molekul-molekul zat terlarut. Berbeda dengan gelas yang berisi larutan gula,
dimana molekul zat terlarut akan menghalangi molekul zat pelarut untuk mengalami
penguapan. Sehingga menyebabkan gelas yang mengandung air saja lebih cepat
menguap di bandingkan dengan gelas yang mengandung larutan gula.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Zat terlarut apabila dicampurkan dengan zat pelarut, maka tekanan uap larutan tersebut akan
semakin kecil, apabila jumlah zat terlarut yang dilarutkan ke dalam zat pelarut sedikit
sedangkan jumlah zat pelarut tetap, maka uap yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan
dengan jumlah zat terlarut yang banyak, hal ini dikarenakan molekul zat terlarut dan zat
pelarut akan saling tarik-menarik dalam larutan, sehingga molekul zat terlarut akan
menghalangi molekul zat pelarut untuk bisa mengalami penguapan, sedangkan penguapan zat
pelarut murni lebih banyak daripada zat pelarut yang dicampur zat terlarut, karena tidak ada
yang menghalangi molekul zat pelarut untuk menguap.

Anda mungkin juga menyukai