Anda di halaman 1dari 7

Anggota Kelompok : Selma Raikhana Hafizh Priandini M19010025

Sri Rahmania M19010028


Istiara M19010011
Mata Kuliah : KPKK

A. Pencegahan dan penanganan pertama pada kecelakaan kerja

1. Terjatuh dari ketinggian/kepeleset

Pencegahan :

1. Gunakan alas kaki yang tepat

Cara ini cukup sederhana, namun sering kali terabaikan. Dalam hal ini, pengusaha
wajib menyediakan sepatu keselamatan yang tepat sesuai kondisi area kerja.
Pastikan alas kaki memiliki fitur anti licin, nyaman dan pas digunakan pekerja.

2. Pasang pelapis lantai

Periksa lantai yang tidak rata dan rusak. Ganti segera apabila diperlukan.
Pertimbangkan untuk memasang pelapis lantai anti slip atau mengganti pelapis
lantai yang sudah aus. Hal ini dapat mencegah bahaya terpeleset, terutama di area
yang terdapat banyak debu dan gemuk.

3. Jaga area kerja tetap bersih, rapi, dan aman

Pastikan Anda menerapkan tata graha (housekeeping) yang baik di tempat kerja.
Pastikan lantai kerja tetap kering dan bersih. Segera bersihkan permukaan yang
basah atau terdapat tumpahan. Letakkan barang atau peralatan kerja sesuai posisi
yang telah ditetapkan.
Buatlah demarkasi yang membedakan jalur pekerja dan area penumpukan barang.
Rapikan kabel-kabel yang melintang dan beri pelindung untuk meminimalkan
risiko tersandung. Pastikan semua area jalan bebas dari halangan apa pun.

4. Pastikan area kerja memiliki pencahayaan yang baik

Penyediaan pencahayaan yang baik di area kerja dan area pejalan kaki perlu
dilakukan agar pandangan lebih jelas. Selain meminimalkan kecelakaan kerja,
pencahayaan yang baik juga dapat berdampak baik pada peningkatan
produktivitas, efisiensi kerja, dan pengurangan kesalahan kerja.
5. Pasang tanda peringatan atau alat pengaman

Pemasangan tanda peringatan, barikade, atau alat pengaman lainnya dimaksudkan


untuk membatasi akses ke area yang menimbulkan kemungkinan bahaya
terpeleset, tersandung, dan terjatuh.

6. Memasang floor marking di area lorong

Pasang floor marking (penandaan pada lantai) di lorong-lorong untuk memberi


tahu dimana letak area pejalan kaki, pintu dan tangga. Jaga area lorong tetap
bersih, mendapat pencahayaan yang cukup dan jalur bebas dari halangan apa pun.

7. Memasang rambu K3 terpeleset, tersandung dan terjatuh

Memasang rambu K3 dapat membantu mengingatkan pekerja akan bahaya


terpeleset, tersandung, dan terjatuh yang terdapat di area kerja dan mengingatkan
pekerja agar selalu berhati-hati saat melakukan aktivitas di area yang berpotensi
menimbulkan bahaya-bahaya tersebut.

8. Gunakan alat pelindung jatuh yang tepat dan memadai

Sistem perlindungan bahaya jatuh adalah komponen yang penting dalam


perencanaan pencegahan bahaya terjatuh. Pastikan pekerja menggunakan alat
pelindung jatuh yang tepat dan peralatan dalam kondisi baik saat bekerja di
ketinggian.

9. Periksa tangga atau perancah sebelum bekerja di ketinggian

Sebelum menggunakan tangga atau perancah, periksa kelayakan peralatan tersebut


sebelum digunakan. Inspeksi harus dilakukan oleh pekerja yang kompeten dan
terlatih.

Lakukan pemeriksaan visual dan menyeluruh pada tangga atau perancah. Jika
tangga atau perancah tidak layak pakai, pasang rambu K3 untuk memberi tahu
pekerja lain bahwa peralatan tersebut tidak dapat digunakan/ sedang diperbaiki.

10. Berikan pelatihan kepada pekerja mengenai bahaya terpeleset, tersandung dan
terjatuh

Seperti jenis bahaya lainnya, bahaya terpeleset, tersandung dan terjatuh juga
menjadi fokus penting dalam pelatihan keselamatan untuk pekerja. Pastikan
semua orang yang berada di area kerja, mengenali dan memahami pencegahan
bahaya terpeleset, tersandung, dan terjatuh serta mereka menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) dengan benar (bila diperlukan).
Penanganan Pertama :

1. Memastikan kesadaran korban


2. Ketahui kapan Anda harus menghubungi nomor darurat
3. Melihat tanda-tanda cedera dan luka
4. Melakukan penanganan darurat terhadap patah tulang
5. Menjaga kondisi korban saat tidak ada cedera dan luka

2. Cedera otot dan terkilit

Pencegahan :
• Kenakan sepatu yang aman dan nyaman dalam segala aktivitas, dengan
ukuran yang tepat, serta hindari pemakaian sepatu hak tinggi.
• Olahraga secara rutin, tetapi jangan terlalu berlebihan. Jangan lupa juga
untuk selalu melakukan pemanasan dan peregangan sebelum mulai
olahraga.
• Hindari duduk atau berdiri terlalu lama, dengan sesekali istirahat dan
lakukan peregangan.
• Hindari melakukan olahraga berat tanpa mengikuti latihan yang benar
sebelumnya.
• Hati-hati jika berjalan di jalanan yang basah dan licin.
Penanganan Pertama :
1. Protect alias proteksi
Anda harus melindungi area yang keseleo, misalnya dengan menggunakan
penyangga pergelangan kaki atau sekadar membalut kaki yang terkilir
dengan perban.

2. Rest alias istirahat


Berhenti berolahraga untuk sementara waktu dan kurangi aktivitas fisik
harian. Dokter mungkin akan merekomendasikan untuk tidak membebani
area yang cedera selama 48-72 jam, sehingga Anda mungkin perlu kruk atau
tongkat.

Meski demikian, jangan lantas menyetop semua aktivitas. Meski pergelangan


kaki keseleo, tetapi Anda tetap bisa melatih otot lain. Misalnya dengan
memanfaatkan pedal sepeda untuk diputar dengan tangan. Atau bisa juga
dengan melatih kedua lengan dan kaki yang tidak cedera sambil
mengistirahatkan pergelangan kaki yang cedera di bagian lain dari sepeda.
Dengan begitu, Anda tetap aktif untuk menjaga kondisi kardiovaskular.
3. Ice alias es
Kompres es ke daerah yang cedera selama 15-20 menit setiap 2-3 jam. Jika
tidak ada ice pack, Anda bisa menggunakan es batu yang dibungkus handuk,
sehingga tidak menyentuh kulit langsung.

4. Compression alias kompresi


Gunakan perban kompresi elastis pada siang hari untuk membatasi
pembengkakan.

5. Elevation alias elevasi


Jaga agar bagian tubuh yang cedera terangkat di atas level jantung kapan pun
memungkinkan. Cara ini juga dapat membantu mengurangi pembengkakan.
3. Tertimpa benda/objek

Pencegahan :

1) Perlu dipasang jaring atau jala pengaman di area bawah.


2) Harus dipasang tanda “Hati-hati, ada pekerjaan di atas”.
3) Dilarang membuang benda yang tidak terpakai ke bawah.
4) Penyimpanan/peletakan benda atau peralatan harus pada tempatnya.
5) Pemasangan material/peralatan harus baik dan pada tempatnya.
6) Cara mengangkat material/peralatan ke atas harus benar.
7) Mengangkat material/peralatan tidak melebihi batas muatan.
8) Pekerja harus mengenakan topi pelindung/safety helemt.

Penanganan Pertama :

1. Cek kondisi luka


2. Cari tempat aman
3. Rawat luka yang ada
4. Jika korban tidak sadar
Jika korban pukulan tidak sadarkan diri, cobalah untuk membangunkannya
dengan menggoncang-goncangkan tubuhnya atau teriakan lembut. Tinggikan
kepala dan badannya sedikit di atas jantung. Pastikan dia terus bernapas. Jika
pernapasan berhenti, berikan CPR jika Anda mengetahui caranya. Jaga agar
jalan napas bebas dari penyumbatan, dan gulingkan orang tersebut di sisinya
jika mereka muntah.
4. Luka iris/gores/tertusuk jarum
Pencegahan :
• Elimination of hazard : Singkirkan semua benda tajam dan jarum yang
tidak diperlukan dari sekitar tempat tindakan. Segera amankan dan
singkirkan benda-benda tajam yang telah digunakan untuk tindakan.

• Engineering control : Institusi sebaiknya menggunakan alat-alat yang telah


didesain untuk meminimalkan risiko petugas kesehatan untuk terpapar
pada bahaya.

• Administrative control : Institusi sebaiknya mempunyai kebijakan untuk


meminimalkan risiko needle stick injury, misalnya dengan membentuk
komite pencegahan kecelakaan kerja

• Work practice control : Institusi mengembangan standar prosedur operasi


untuk menangani dan menyingkirkan benda tajam dan jarum. Misalnya,
kebijakan apabila menggunakan jarum, selalu pastikan ujung jarum berada
dalam pandangan dan cukup jauh dari jangkauan untuk meminimalkan
risiko tertusuk secara tidak sengaja

• Alat perlindungan diri (APD) : Gunakan alat perlindungan untuk


meminimalkan kontak dengan darah dan cairan tubuh pasien, misalnya
dengan goggle, sarung tangan, masker, dan gaun steril. Semua petugas
yang berisiko kontak dengan darah atau cairan tubuh pasien sebaiknya
mendapatkan vaksin hepatitis B.

Penanganan Pertama :

1. Mencuci tangan dan peralatan yang akan digunakan


Langkah ini sangat penting dilakukan. Salah satu tujuan menangani luka
adalah untuk menghindari risiko infeksi, maka Anda harus memastikan
tangan dan alat-alat yang akan digunakan sudah dalam keadaan yang
bersih.
2. Menghentikan perdarahan dan bersihkan luka
Tekan area yang terkena luka tusuk untuk menghentikan perdarahan, lalu
bersihkan luka dengan air dingin dan sabun berbahan ringan. Cuci luka di
bawah air mengalir selama 5-10 menit. Bila ada sisa-sisa kotoran di
pinggir luka, usap lembut dengan handuk. Jangan bersihkan menggunakan
alkohol untuk luka, hidrogen peroksida, atau garam karena malah akan
merusak jaringan serta memperlambat penyembuhan.
3. Mengoleskan antibiotik jika perlu
Jika memang luka tusuk dalam dan berisiko terkontaminasi bakteri, oleskan
krim atau salep antibiotik tipis-tipis di atas luka tusuk dan tutup
menggunakan perban. Namun, sebaiknya jika luka tusuk memang dalam,
ada baiknya Anda ke dokter terlebih dahulu. Biasanya, salep antibiotik yang
kerap dipilih adalah bacitracin. Salep ini berfungsi untuk mencegah luka
dari infeksi. Untuk luka ringan, penggunaan plester tidaklah wajib, Anda
bisa membiarkan luka tetap terbuka. Meski demikian, Anda tetap boleh
menggunakan plester untuk menghindari luka dari paparan kotoran.

5. Menghirup gas beracun :


Pencegahan :
1. Pasang detektor karbon monoksida. Letakkan satu di dekat area tidur di rumah.
Periksa baterai setiap kali memeriksa baterai detektor asap. Cobalah periksa
setidaknya dua kali setahun. Jika alarm berbunyi, tinggalkan rumah dan pemadam
kebakaran.
2. Buka pintu garasi sebelum menyalakan mobil. Jangan nyalakan mobil dalam garasi
yang tertutup.
3. Gunakan peralatan gas sesuai anjuran. Jangan pernah menggunakan kompor gas
atau oven untuk menghangatkan rumah. Gunakan kompor gas portabel di luar
ruangan saja. Gunakan pemanas ruang yang membakar bahan bakar hanya ketika
kamu terjaga. Jangan menyalakan generator di ruang tertutup, seperti ruang bawah
tanah atau garasi.
4. Berhati-hatilah saat bekerja dengan pelarut di area tertutup. Metilen klorida, pelarut
yang biasa ditemukan dalam penghilang cat dan pernis, dapat memecah
(memetabolisme) menjadi karbon monoksida saat dihirup. Paparan metilen klorida
dapat menyebabkan keracunan karbon monoksida. Saat bekerja dengan pelarut di
rumah, gunakan hanya di luar ruangan atau di area yang berventilasi baik. Baca
instruksi dengan seksama dan ikuti tindakan pencegahan keamanan pada label.
Penanganan Pertama :
Cari udara segar. Jauhkan orang yang keracunan dari area yang terkontaminasi karbon
monoksida dan matikan atau sumbat sumber karbon monoksida.
Lakukan CPR jika perlu. Jika orang tersebut tidak responsif, berhenti bernapas atau
kesulitan bernapas, segera lakukan CPR selama satu menit. Lanjutkan CPR sampai orang
tersebut mulai bernapas atau bantuan darurat tiba.
Setelah sampai di rumah sakit, orang tersebut harus diberikan oksigen 100 persen.
Keracunan ringan biasanya hanya diobati dengan oksigen. Sedangkan, keracunan karbon
monoksida yang parah mungkin mengharuskan orang tersebut masuk ke dalam ruangan
bertekanan tinggi untuk membantu memaksa oksigen masuk ke dalam tubuh.
6. Terpapar suara bising

Pencegahan :
Pemakaian Alat pelindung pendengaran adalah upaya terakhir dalam upaya pencegahan
gangguan pendengaran, ada 2 jenis :
1. Ear plug / sumbat telinga
2. Ear muff / tutup telinga

Penanganan pertama :
1. Menghindari Paparan suara bising
2. Kurangi paparan suara dengan peredam bunyi
3. Hindari Gangguan Pendengaran dan Kurangi VOLUME
4. Biasakan gaya hidup sehat dan hindari gangguan pendengaran
5. Lakukan pemeriksaan pendengaran
6. Kesetrum :

Pencegahan :
1. Jangan pernah menggunakan alat listrik
2. Amankan stop kontak
3. Jauhkan tangan basah dari stop kontak
4. Pasang alat pemutus sirkuit listrik di rumah
5. Pasang selungkup listrik
6. Pasang sekering listrik
7. Perhatikan jarak kabel
8. Jauhkan kabel listrik dari jangkauan anak-anak, terutama kabel listrik yang
tersambung dengan stop kontak (colokan).
9. Ajari anak mengenai bahaya listrik.
10. Gunakan alat pengaman pada seluruh stop kontak di rumah Anda.
11. Hindari melakukan kontak langsung dengan alat listrik dan elektronik dalam kondisi
tangan basah atau sesaat setelah mandi.
12. Hindari bahaya listrik di lingkungan kerja. Pastikan selalu mengikuti instruksi
keselamatan diri saat menggunakan peralatan listrik saat bekerja.
Penanganan Pertama :
1. Matikan aliran listrik di lokasi kejadian
2. Cari pertolongan medis
3. Jangan pindahkan korban
4. Periksa tubuh korban
5. Obati luka bakar
6. Lakukan teknik pernapasan buatan

Anda mungkin juga menyukai