Anda di halaman 1dari 19

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Lumbung Pustaka UNY (UNY Repository)

QUALITY CONTROL SYSTEM BETON STRUKTUR


PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT LAYANAN AKADEMIK UNY
BERDASARKAN RKS
YUSLIYANTOMO
08510131007
ABSTRAK

Beton banyak dipakai secara luas sebagai bahan bangunan yaitu dengan
mancampurkan semen portland, air, dan agregat serta kadang-kadang menggunakan bahan
tambah kimia untuk kepentingan tertentu. Proyek akhir ini bermaksud mengetahui kualitas
kuat tekan beton pada proyek pembangunan Gedung Pusat Layanan Akademik Universitas
Negeri Yogyakarta apakah memenuhi fc’ yang telah dipersyaratkan sesuai dengan RKS.
Populasi dari kajian ini ialah seluruh pekerjaan pembangunan yang ada pada proyek
ini. Sedangkan untuk sampel atau contoh adalah pekerjaan beton struktur pada pembangunan
proyek Gedung Pusat Layanan Akademik Universitas Negeri Yogyakarta yang meliputi
elemen struktur footplat, kolom, balok, dan plat lantai. Dengan cara mengambil contoh beton
silinder uji pada setiap elemen struktur. Beton yang digunakan adalah beton ready mix dari
PT. Karya Beton Yang beralamatkan di jalan solo. Km. 12, Cupuwatu, Purwomartani,
Kalasan, Sleman. Nilai slump yang digunakan pada proyek tersebut adalah 10 2 cm. Mutu
beton yang digunakan adalah Laboratorium Bahan Bangunan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Yogyakarta. Analisis data menggunakan prediksi kuat tekan beton umur
28 hari dengan pengambilan rata-rata 2 benda uji dalam satu adukan serta nilai rata-rata dari
3 benda uji secara berurutan.
Hasil pengujian beton pada proyek tersebut menunjukkan bahwa kuat tekan beton
pada tiap-tiap elemen struktur yang dianalisis menggunakan prediksi kuat tekan umur 28 hari
telah memenuhi kuat tekan yang dipersyaratkan yaitu 20 MPa. Namun ada beberapa benda
uji dari beberapa elemen struktur seperti pada elemen plat lantai II, plat lantai III, dan kolom
lantai III yang pengujiannya melebihi umur 28 hari sehingga analisis menggunakan prediksi
umur 28 hari tidak dipergunakan. Ada beberapa benda uji silinder dari satu kali pengambilan
adukan yang mempunyai nila fc’ dibawah standar yaitu 19,82 MPa. Sehingga harus
dilakukan langkah langkah untuk meningkatkan kualitas beton pada pengecoran berikutnya
sehingga kuat tekan untuk beton tersebut dapat sesuai dengan kuat tekan beton yang
dipersyaratkan sesuai dengan RKS. Proses pembuatan beton siap pakai dari tahap
pencampuran samapi pemadatan pengawasan dari konsultan pengawas kurang begitu
diperhatikan sehingga menyebabkan nilai kuat tekan beton di bawah standar yang
dipersyaratkan.
Kata Kunci : Beton, kuat tekan, kualitas beton
BAB I Perkembangan dunia
konstruksi telah meningkat dengan
PENDAHULUAN pesat dalam jumlah yang tidak dapat
diprediksi sebelumnya, sebagai
A. Latar Belakang
akibatnya dunia bisnis konstruksi
sebagai salah satu bagiannya mempunyai sifat tahan terhadap
mengalami persaingan yang semakin pengkaratan/pembusukan oleh
tajam. Dengan demikian, perusahaan kondisi lingkungan, beton segar
konstruksi dituntut untuk mudah diangkut maupun dicetak
meningkatkan efektifitas kerja dalam dalam bentuk apapun dan ukuran
segala tahap proyek konstruksi. Salah seberapapun tergantung kebutuhan,
satu elemen penting dalam kuat tekannnya yang tinggi
perencanaan dan pelaksanaan proyek mengakibatkanjika dikombinasikan
konstruksi adalah pengendalian dan dengan baja tulangan (yang kuat
pengawasan pada proses kegiatan tariknya tinggi) dapat dikatakan
proyek, dalam hal ini pengendalian mampu dibuat untuk struktur berat
dan pengawasan mutu pada struktur dengan perhitungan yang cermat.
beton. Beton segar dapat dipompa sehingga
Beton sangat banyak dipakai memungkinkan untuk dituang pada
secara luas sebagai bahan bangunan tempat-tempat yang posisinya sulit,
dibandingkan dengan bahan lainnya. beton termasuk tahan aus dan tahan
Beton dibuat dengan campuran dari terhadap kebakaran sehingga biaya
semen portland, air, dan agregat perawatan termasuk mudah. Selain
(kadang-kadang bahan tambah) itu beton juga mempunyai kelemahan
dengan perbandingan tertentu. yaitu beton mempunyai kuat tarik
Campuran tersebut jika dituang yang rendah sehingga mudah retak,
dalam cetakan kemudian dibiarkan beton segar mengerut saat
maka akan mengeras seperti batuan. pengeringan sehingga untuk
Pengerasan tersebut dapat terjadi menanggulangi hal tersebut
karena adanya suatu reaksi kimia dilakukan penyiraman atau ditutup
antara air dan semen yang dengan karung goni basah
berlangsung selama waktu yang disetiappsisi permukaan beton untuk
panjang, dan akibatnya campuran mengurangi penguapan. Beton sulit
tersebut selalu bertambah keras untuk kedap air secara sempurna
sesuai dengan umurnya. Kekuatan, sehingga selalu dapat dimasuki air.
keawetan, dan sifat beton yang lain Untuk mendeteksi apakah
tergantung pada sifat-sifatbahan- beton tersebut mampu memenuhi
bahan dasar tersebut, nilai kuat tekan yang dipersyaratkan pada
perbandingan bahan-bahan RKS maka sebelum beton dituang
pencampurnya, cara pengadukan dilakukan pengambilan sampel benda
maupun cara penuangan adukan uji dan pengujian slump. Benda uji
beton, serta cara pemadatan dan tersebut dapat berbentuk kubus
perawatan beton selama pengerasan. maupun silinder. Setelah beton
Luasnya pemakaian beton mencapai umur beberapa hari, beton
disebabkan oleh karena terbuat dari tersebut dapat diuji kuat tekannya di
bahan-bahan umumnya yang mudah laboratorium. Apabila kuat tekan
diperoleh. Kemajuan pengetahuan beton tersebut tidak memenuhi fc’
tentang teknologi beton telah dapat akan mengakibatkan kegagalan
memenuhi berbagai tuntutan. konstruksi, akibatnya kerugian tang
Beton dibandingkan dengan ditimbulkan tidak sebanding dengan
bahan bangunan lainnya antara lain : perencanaan awal yang cermat,
harganya relatif murah karena terbuat sehingga dalam pelaksanaanya perlu
dari bahan lokal kecuali semen dilakukan sistem pengendalian dan
portland, beton merupakan bahan pengawasn mutu beton.
yang berkekuatan tekan tinggi serta
Oleh karena itu, dalam terjadi maka dalam penelitian ini
kaitannya dengan hal tersebut diatas dibatasi pada masalah bagaimana
maka judul yang diangkat adalah penyimpangan yang terjadi antara
“Quality Control System Beton RKS dan realisasi di lapangan pada
Struktur Proyek Pembangunan elemen pengendalian mutu beton
Gedung Pusat Layanan Akademik struktur pada proyek pembangunan
Universitas Negeri Yogyakarta gedung Pusat Layanan Akademik
berdasarkan RKS . Universitas Negeri Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah D. Rumusan Masalah


Dari latar belakang masalah Berdasarkan permasalahan
tersebut di atas, terdapat masalah yang telah diuraikan serta
yang sering dihadapi dalam suatu mengingat terbatasnya waktu dan
pelaksanaan pekerjaan proyek kemampuan maka untuk
konstruksi. Sistem pengendalian mengadakan penelitian secara
mutu beton struktur pada suatu keseluruhan tidak memungkinkan,
proyek merupakan salah satu faktor sehingga masalah-masalah yang
penting yang dapat menunjang telah teridentifikasi dibatasi dan
keberhasilan proyek konstruksi. dirumuskan masalah yang akan
Pengendalian mutu beton harus dibahas pada penelitian ini, yaitu
dilakukan secara kontinu serta sebagai berikut :
haruslah tepat sehingga proyek 1. Bagaimana Proses pencampuran
dapat berjalan lancar dan sesuai beton dari PT. Karya Beton
dengan peraturan yang telah 2. Pagaimana pengendalian mutu
disyaratkan serta memperoleh pada pengangkutan beton?.
produk yang berkualitas yang sesuai 3. Bagaimana pengendalian mutu
dengan standar mutu. pada proses pengujian slump
Sehubung dengan hal tersebut dan pengambilan benda uji.?
di atas dapat teridentifikasi masalah 4. Bagaimana pengendalian mutu
diantaranya sebagai berikut : pada begesting dan tulangan?.
1. Pengontrolan/pengawasan 5. Bagaimana Pengendalian mutu
pelaksanaan pekerjaan pada proses pengecoran dan
kurang maksimal. pemadatan beton?.
2. Terjadi penyimpangan 6. Bagaimana pengendalian mutu
pelaksanaan pekerjaan pada perawatan beton segar?.
beton struktur dengan 7. Bagaimana pengendalian mutu
RKS. analisis perhitungan kuat tekan
3. Penerapan rencana kerja beton?.
dan syarat-syarat (RKS)
dengan pelaksanaan di E. Tujuan
lapangan yang kurang Secara umum tujuan yang
sesuai. ingin dicapai dalam penelitian ini
4. Kurangnya pengawasan adalah untuk memperoleh gambaran
pelaksanaan pekerjaan yang kongkrit tentang pelaksanaan
yang tidak sesuai dengan pengawasan untuk memperoleh mutu
RKS. yang ditetapkan ditinjau dari segi
pelaksanaan pekerjaan struktur beton.
C. Batasan Masalah Lebih khususnya tujuan penelitian ini
Karena luasnya adalah
permasalahan-permasalahan yang
1. Mengetahui A. Pengertian Beton
kecocokan/kesesuaian Beton merupakan Campuran
persyaratan mutu yang ditetapkan antara semen Portland, air, dan
dalam proyek (RKS) dengan agregat (dan kadang-kadang bahan
pelaksanaan di lapangan. tambah, yang sangat bervariasi mulai
2. Mengetahui hal-hal yang terkait dari bahan kimia tambahan, serat,
dengan pelaksanaan pekerjaan sampai bahan buangan non kimia)
konstruksi diantaranya yaitu pada perbandingan tertentu. Bahan
pengerjaan begesting, penyusun beton meliputi air, semen,
penulangan, proses pengecoran agregat kasar dan agregat halus dan
hingga finishing dan perawatan bahan tambah, dimana setiap bahan
beton kemudian. penyusun mempunyai fungsi dan
3. Mengetahui mutu beton pada pengaruh yang berbeda-beda. Sifat
semua elemen struktur yang yang penting pada beton adalah kuat
ditentukan sesuai dengan RKS. tekan, bila kuat tekan tinggi maka
4. Mengetahui solusi/penyelesaian sifat-sifat yang lain pada umumnya
masalah yang terjadi baik pada juga baik. Faktor-faktor yang
pelaksanaan pekerjaan maupun mempengaruhi kuat tekan beton
pada cacat/kegagalan konstruksi. terdiri dari kualitas bahan penyusun,
nilai faktor air semen,gradasi agregat,
F. Manfaat ukuran maksimum agregat,cara
Hasil penelitian yang pengerjaan (pencampuran,
diperoleh dari pembahasan Quality pengangkutan, pemadatan, dan
Control System beton struktur pada perawatan) serta umur beton
pembangunan Gedung Pusat Layanan (Kardiyono Tjokrodimulyo, 1996:59)
Akademik Universitas Negeri Beton merupakan campuran
Yogyakarta dapat mengetahui antara bahan agregat halus dan kasar
tentang kuat tekan beton apakah (pasir, krikil, batu pecah, atau jenis
memenuhi fc’ atau tidak jika agregat lain) dengan semen, yang
dianalisis sesuai dengan RKS, serta dipersatukan oleh air dalam
kebijakan yang diambil jika fc’ tidak perbandingan tertentu. Beton dapat
memenuhi persyaratan. juga didefinisikan sebagai bahan
bangunan dan konstruksi yang sifat-
G. Keaslian Gagasan sifatnya dapat ditentukan terlebih
Sepanjang pengetahuan dahulu dengan mengadakan
penulis, pengerjaan proyek akhir perencanaan dan pengawasan yang
yang berjudul “ Quality Control teliti terhadap bahan-bahan yang
System Beton Struktur Proyek dipilih (Wuryati S. Dan Candra
Pembangunan Gedung Pusat Rahmadiyanto, 2001:35).
Layanan Akademik Universitas Beton adalah suatu komposit
Negeri Yogyakarta oleh PT. Ratna dari beberapa bahan batu-batuan
Sejahtera Abadi belum pernah ada yang direkatkan oleh bahan-ikat.
sebelumnya dan kajian teori pada Beton dibentuk dari agregat
tugas akhir ini dikutip dari RKS campuran (halus dan kasar) dan
(Rencana kerja dan syarat-syarat), ditambah dengan pasta semen
SNI 03-1974-1990 dan pustaka yang sebagai pengikat (Sagel, Kole &
ada. Kusuma, Pedoman Pengerjaan
Beton, Seri Beton 2, 1997;144).
BAB II Beton bertulang adalah
beton yang ditulangi dengan luas dan
TINJAUAN PUSTAKA
jumlah tulangan yang tidak kurang terutama terdiri dari silikat
dari nilai minimum yang disyaratkan, kalsium yang bersifat hidrolis),
dengan atau tanpa prategang, dengan batu gips sebagai bahan
direncanakan berdasarkan asumsi tambahan (Wuryati S dan Candra
bahwa kedua material bekerja Rahmadiyanto, 2001:1).
bersama-sama dengan menahan gaya Dengan demikian semen
yang bekerja (SK SNI T-15-1991- dapat diartikan sebagai suatu
03;2) atau beton yang mengandung bahan pengikat hidrolis yang
batang tulangan yang direncanakan berasal dari klinker yang
berdasarkan anggapan bahwa kedua dihaluskan, mengandung silikat
bahan tersebut bekerja sama dalam kalsium yang bersifat yang
memikul gaya-gaya (PBI 1971;20). bersifat hidrolis dengan bahan
B. Penyusun Beton tambah berupa gips.
Beton merupakan campuran
antara bahan agregat halus dan kasar Sesuai dengan tujuan
dengan pasta semen (kadang-kadang pemakaiannya, semen
juga ditambah admixture), campuran portland di Indonesia menurut
tersebut apabila dituangkan ke dalam SII-0013-81 dalam Kardiyono
cetakan kemudian didiamkan akan Tjokrodimulyo (1996) dibagi
menjadi keras seperti batuan. Proses menjadi 5 jenis, yaitu :
pengerasan terjadi karena adanya a. Jenis I
reaksi kimiawi antara air dengan Semen portland jenis
semen yang berlangsung terus dari umum (normal portland
waktu ke waktu, hal ini cement) yaitu jenis semen
menyebabkan kekerasan beton terus Portland yang penggunaan
bertambah sejalan dengan waktu. dalam konstruksi beton
Beton juga dapat dipandang sebagai secara umum yang tidak
batuan buatan dimana adanya rongga memerlukan sifat-sifat
pada partikel yang besar (agregat khusus.
kasar) diisi oleh agregat halus
danrongga yang ada diantara agregat b. Jenis II
halus akan diisi oleh pasta (campuran Semen jenis umum
ait dan semen) yang juga berfungsi dengan perubahan-
sebagai bahan perekat sehingga perubahan (modified
bahan penyusun dapat menyatu Portland cement). Semen
menjadi massa yang padat. ini mempunyai panas
1. Semen hidrasi lebih rendah dan
Semen Portland adalah keluarnya panas lebih
semen hidrolis yang dihasilkan lambat dari pada semen
dengan cara menghaluskan klinker jenis I. Digunakan pada
yang terutama terdiri dari silikat- bangunan drainase dengan
silikat kalsium yang bersifat sulfat agak tinggi, dinding
hidrolis dengan gips sebagai penahan tanah tebal.
bahan tambahan (Kardiyono c. Jenis III
Tjokrodimulyo, 1996:5). Semen Portland
Selain itu semen juga dapat dengan kekuatan awal
didefinisikan yaitu bahan pengikat tinggi (high early strenght
hidrolis berupa bubuk halus yang portland cement). Jenis ini
dihasilkan dengan cara memperoleh kekuatan
menghaluskan klinker (bahan ini besar dalam waktu singkat,
sehingga dapat digunakan
untuk perbaikan bangunan Dalam RKS air yang
beton yang perlu segera digunakan pada campuran beton
digunakan. harus memenuhi kriteria sebagai
d. Jenis IV berikut :
Semen Portland a. Harus bersih tidak
dengan panas hidrasi yang mengandung lumpur,
rendah (low heat Portland minyak dan benda
cement). Jenis ini terapung lainnya yang
merupakan jenis khusus dapat dilihat secara visual.
untuk penggunaan yang b. Tidak mengandung benda-
memerlukan panas hidrasi benda yang tersuspensi
serendah-rendahnya. lebih dari 2 gram/liter.
Kekuatannya tumbuh c. Tidak mengandung garam-
lambat. Jenis ini digunakan garam yang dapat larut dan
untuk bangunan beton dapat merusak beton
massa seperti bendungan- (asam-asam, zat organik,
bendungan gravitasi tinggi. dan sebagainya) lebih dari
15 gram/liter. Kandungan
e. Jenis V Clorida (Cl) tidak lebih
Jenis semen tahan dari 500 ppm dan senyawa
sulfat (sulfat resisting sulfat (SO3)tidak lebih dari
Portland cement). Jenis ini 100 ppm.
merupakan jenis khusus 3. Agregat
yang maksudnya hanya Agregat dapat didefinisikan
untuk penggunaan yaitu butiran mineral yang
bangunan yang terkena berfungsi sebagai bahan pengisi
sulfat, sepertidi tanah/air dalam campuran mortar (aduk)
yang kadar alkalinya dan beton. Agregat aduk dan
tinggi. beton dapat juga didefinisikan
2. Air sebagai bahan yang dipakai
Berdasarkan Kardiyono sebagai pengisi atau pengkurus,
Tjokrodimulyo (1996) air dipakai bersama dengan bahan
merupakan bahan dasar pembuat perekat, dan bahan membentuk
beton yang penting namun suatu massa yang keras, padat
harganya paling murah. Air bersatu yang disebut adukan beton
diperlukan untuk bereaksi dengan (Wuryati S. Dan Candra
semen, serta untuk bahan pelumas Rahmadiyanto, 2001:11).
antara butir-butir agregat agar
dapat mudah dikerjakan dan Selain itu berdasarkan
dipadatkan. Untuk bereaksi Kardiyono Tjokrodimulyo
dengan semen, air yang diperlukan (1996:13) agregat adalah butiran
hanya 25% berat semen saja, mineral alami yang berfungsi
namun kenyataannya nilai faktor sebagai bahan pengisi dalam
air semen yang dipakai sulit campuran mortar atau beton.
kurang dari 0,35. Kadar air dalam Agregat ini kira-kira menempati
beton tidak boleh terlalu banyak sebanyak 70% volume mortar atau
karena mangakibatkan kekuatan beton. Walaupun namanya hanya
beton akan rendah serta betonnya sebagai bahan pengisi, akan tetapi
porous (berlubang-lubang). agregat sangat berpengaruh
terhadap sifat-sifat
mortar/betonnya, sehingga b. Bahan kimia tambahan untuk
pemilihan agregat merupakan memperlambat proses ikatan
suatu bagian penting dalam beton.
pembuatan mortar/beton. c. Bahan kimia tambahan untuk
mempercepat proses ikatan dan
4. Bahan tambah pengerasan beton.
Bahan tambah ialah bahan d. Bahan kimia tambahan berfungsi
selain unsur pokok (air, semen, ganda, yaitu untuk mengurangi air
dan agregat) yang ditambahkan dan memperlambat proses
pada adukan beton, sebelum, pengikatan.
segera, atau selama pengadukan e. Bahan kimia tambahan berfungsi
beton. Tujuannya ialah untuk ganda, yaitu untuk mengurangi air
mengubah satu atau lebih sifat- dan mempercepat proses
sifat beton sewaktu masih dalam pengikatan dan pengerasan beton.
keadaan segar atau setelah
mengeras. Bahan kimia tambahan C. Kualitas, Pencampuran, dan
(chemical admixture) adalah Pengecoran Beton
bahan kimia (berupa bubuk atau Berdasarkan SNI 03-1726-
cairan) yang dicampurkan pada 2002 kualitas, pencampuran, dan
adukan beton selama pengadukan pengecoran beton adalah sebagai
dalam jumlah tertentu untuk berikut :
mengubah beberapa sifatnya 1. Umum
(Kardiyono Tjokrodimulyo, a. Beton harus dirancang sedemikian
1996:47). hingga menghasikan kuat tekan
rata-rata seperti yang disebutkan
Berdasarkan Kardiyono dalam butir B.4.b. Frekuensi nilai
Tjokrodimulyo (1996) bahan kuat tekan rata-rata yang jatuh di
kimia tambahan dapat dibedakan bawah nilai fc’ haruslah sekecil
menjadi 5 jenis yaitu : mungkin. Selain itu, nilai fc’ yang
a. Bahan kimia tambahan untuk digunakan pada bangunan yang
mengurangi jumlah air yang direncanakan sesuai dengan
dipakai. Dengan demikian bahan aturan-aturan dalam tata cara ini,
ini diperoleh adukan dengan tidak boleh kurang daripada 17,5
faktor air semen lebih rendah pada Mpa.
nilai kekentalan adukan yang b. Ketentuan untuk nilai fc’ harus
sama, atau diperoleh kekentalan didasarkan pada uji silinder yang
adukan lebih encer pada faktor air dibuat dan diuji.
semen sama. c. Kecuali ditentukan lain, maka
Penjelasan : penentuan nilai fc’ harus
1) Dengan memakai bahan kimia didasarkan pada pengujian beton
tambahan ini, kekentalan adukan yang telah berumur 28 hari. Bila
dapat dibuat sama, dengan f.a.s umur beton yang digunakan untuk
lebih rendah, sehingga kuat tekan pengujian bukan 28 hari, maka
beton lebih tinggi. pengujian tersebut harus sesuai
2) Dengan memakai bahan kimia dengan yang ditentukan pada
tambahan ini, nilai f.a.s dibuat gambar rencana atau spesifikasi
sama, berarti kuat tekannya sama, teknis.
namun kekentalan adukan beton 2. Kualitas Beton
menjadi lebih encer. a. Deviasi standar
Deviasi standar ditetapkan P = Beban maksimum
berdasarkan tingkat mutu (kg)
pengendalian pelaksanaan A = Luas penampang
pencampuran betonnya. Makin benda uji (cm2)
baik mutu pelaksanaan makin Perhitungan fc’ pada umur t
kecil nilai deviasi standarnya hari pada suhu 200 ± 30 C, untuk
(Kardiyono Tjokrodimulyo, semen tipe I (benda uji silinder)
1996:71). berdasarkan Wuryati S. dan
Nilai deviasi standar dapat Candra Rahmadiyanto, (2001)
diperoleh jika fasilitas produksi yaitu :
beton mempunyai catatan hasil uji.
t = 28
Data hasil uji yang akan dijadikan
sebagai data acuan untuk hari
perhitungan deviasi standar Dimana :
sebagai berikut :
1. Mewakili jenis material, prosedur t = Kuat
pengendalian mutu dan kondisi desak beton pada umur t hari
yang serupa dengan yang t = Umur
diharapkan, dan perubahan- beton/hari
perubahan pada material maupun 28 hari = Kuat
proporsi campuran yang dimiliki
desak beton pada umur 28 hari
datapengujian tidak perlu ketat
Untuk benda uji silinder = 0,83 x
dari yang digunakan pada
kuat tekan kubus
pekerjaan yang akan dilakukan.
c. Kuat tekan rata-rata perlu
2. Mewakili beton yang diperlukan
Kuat tekan rata perlu fcr’
untuk memenuhi kekuatan yang
yang digunakan sebagai dasar
dsyaratkan atau kuat tekan fc’
pemilihan proporsi campuran
pada kisaran 7 Mpa dari yang
beton harus diambil sebagai nilai
ditentukan untuk pekerjaan yang
dari persamaan (1) yang
akan dilakukan.
menggunakan nilai deviasi standar
3. Terdiri dari sekurang-kurangnya
yang dihitung
30 contoh pengujian berurutan
Fcr’ = fc’ + 1,34 s
atau dua kelompok pengujian
......................................................
berurutan yang jumlahnya
.............. (1)
sekurang-kurangnya 30 contoh
3. Evaluasi dan Penerimaan beton
pengujian.
a. Teknisi pengujian lapangan yang
b. Kuat tekan beton
memenuhi kualifikasi harus
Kuat tekan beton adalah
melakukan pengujian beton segar
besarnya beban persatuan luas yag
di lokasi konstruksi, menyiapkan
menyebabkan benda uji beton
contoh-contoh uji silinder yang
hancur bila dibebani dengan gaya
diperlukan untuk mencatat suhu
tekan tertentu, yang dihasilkan
beton segar pada saat menyiapkan
oleh mesin tekan (SNI-03-1974-
contoh uji untuk pengujian kuat
1990).
tekan. Teknisi laboratorium yang
mempunyai kualifikasi harus
Kuat tekan beton dapat
melakukan semua pengujian-
dirumuskan sebagai berikut :
pengujian laboratorium yang
Kuat tekan beton = disyaratkan.
b. Frekuensi Pengujian
Dimana :
1) Pengujian kekuatan masing- Pembuatan dan Perawatan Benda
masing mutu beton yang dicor Uji di Lapangan dan diuji
setiap harinya haruslah dari satu menurut SNI 03-1974-1990
contoh perhari, atau tidak kurang tentang Pengujian Kuat Tekan
dari satu contoh uji untuk setiap Beton.
120 m3 beton, atau tidak kurang 3) Kuat tekan suatu mutu beton
dari satu contoh uji untuk setiap dapat dikategorikan memenuhi
500 m3 luasan permukaan lantai syarat jika dua hal berikut
atau dinding. terpenuhi :
2) Pada suatu pengerjaan a) Setiap nilai rata-rata dari tiga uji
pengecoran, jika volume total kuat tekan yang berurutan
adalah sedemikian hingga mempunyai nilai yang sama atau
frekuensi pengujian yang lebih besar dari fc’.
dsyaratkan oleh butir B.3.b.1) b) Tidak ada nilai uji kuat tekan
hanya akan menghasilkan jumlah yang dihitung sabagai nilai rata-
uji kekuatan beton kurang dari 5 rata dari dua hasil uji contoh
kali untuk suatu mutu beton, maka silinder mempunyai nilai di
contoh uji harus diambil dari bawah fc’ melebihi dari 3,5 Mpa.
paling sedikit 5 adukan yang 4) Jika salah satu dari persyaratan di
dipilih secara acak atau dari atas tidak terpenuhi, maka harus
masing-masing adukan bilamana diambil langkah-langkah untuk
jumlah adukan yang digunakan meningkatkan hasil uji kuat tekan
adalah kurang dari lima. rata-rata pada pengecoran beton
3) Jika volume total dari suatu mutu berikutnya.
beton yang digunakan kurang d. Perawatan benda uji di lapangan
dari 40 m3, maka pengujian kuat 1) Perawatan benda uji di lapangan
tekan tidak perlu dilakukan bila harus mengikuti SNI 03-4810-
bukti terpenuhinya kuat tekan 1998 tenteng Metode Pembuatan
diserahkan dan disetujui oleh dan Perawatan Benda Uji di
pengawas lapangan. Lapangan dan diuji menurut SNI
4) Suatu uji kuat tekan harus 03-1974-1990 tentang Metode
merupakan nilai kuat tekan rata- Pengujian Kuat Tekan Beton.
rata dari dua contoh uji silinder 2) Prosedur untuk perlindungan dan
yang berasal dari adukan beton perawatan beton harus diperketat
yang sama dan diuji pada umur jika kuat tekan beton yang
beton 28 hari atau pada umur uji dirawat di lapangan
yang ditetapkan untuk penentuan menghasilkan nilai fc’ yang
fc’. kurang dari 85% kuat tekan beton
c. Benda uji yang dirawat pembanding yang dirawat di
dilaboratorium laboratorium. Batasan 85%
1) Contoh untuk uji kuat tekan harus tersebut tidak berlaku jika kuat
diambil menurut SNI 03-2458- tekan beton yang dirawat di
1991 tentang Metode Pengujian lapangan menghasilkan nilai
Pengambilan Contoh Untuk yang melebihi fc’ sebesar
Campuran Beton Segar. minimal 3,5 Mpa.
2) Benda uji silinder yang e. Penyelidikan untuk hasil uji kuat
digunakan untuk uji kuat tekan tekan beton yang rendah
harus dibentuk dan dirawat di Jika suatu uji kuat tekan benda uji
laboratorium menurut SNI 03- silinder yang dirawat di
4810-1998 tentang Metode lanoratorium menghasilkan nilai
fc’ sebesar minimal 3,5 Mpa atau 1) Pencampuran harus dilakukan di
bila uji kuat tekan benda uji yang dalam pencampur yang telah
dirawat di lapangan menunjukkan disetujui.
kurangnya perlindungan dan 2) Mesin pencampur harus diputar
perawatan pada benda uji, maka dengan kecepatan yang
harus dilakukan analisis untuk disarankan oleh pabrik pembuat.
menjamin bahwa tahanan struktur 3) Pencampuran harus dilakukan
dalam memikul beban masih secara terus menerus selama
dalam batas yang aman. sekurang-kurangnya 11/2 menit
4. Persiapan Peralatan dan Tempat setelah semua bahan berada
Penyimpanan dalam wadah pencampur, kecuali
Persiapan sebelum bila dapat diperlihatkan bahwa
pengecoran beton meliputi waktu yang lebih singkat dapat
hal berikut : memenuhi persyaratan melalui
a. Semua peralatan untuk uji keseragaman campuran SNI
pencampuran dan pengangkutan 03-4433-1997 tentang Spesifikasi
beton harus bersih. Beton Siap Pakai.
b. Semua sampah/kotoran harus 4) Pengolahan, penakaran, dan
dihilangkan dari cetakan yang pencampuran bahan harus
akan diisi beton. memenuhi aturan yang berlaku
c. Cetakan harus dilapisi resin sesuai dengan SNI 03-4433-1997
sehingga mudah dibongkar. tentang Spesifikasi Beton Siap
d. Bagian dinding pengisi yang Pakai.
akan bersentuhan dengan beton
segar harus dalam kondisi basah Catatan rinci harus disimpan
e. Tulangan harus benar-benar sebagai data yang meliputi :
bersih dari lapisan yang
a) Jumlah adukan yang dihasilkan,
mengganggu.
b) Proporsi bahan yang digunakan,
f. Sebelum beton dicor, air harus
c) Perkiraan lokasi yang akan dicor
dibuang dari tempat pengecoran
pada struktur,
kecuali bila digunakan trime.
d) Tanggal dan waktu pencampuran
g. Semua kotoran dan bahan yang
dan pengecoran.
dapat lepas harus dibersihkan
sebelum pengecoran lanjutan Pekerjaan pencampuran beton
dilakukan pada permukaan beton pada proyek dilakukan oleh suatu
yang telah mengeras. perseroan yang bergerak dibidang
5. Pencampuran beton ready mix atau beton siap
a. Semua bahan beton harus diaduk pakai. Pada proyek Pembangunan
secara seksama dan harus Gedung Pusat Layanan
dituangkan seluruhnya sebelum Akademik UNY bekerjasama
pencampur diisi kembali. dengan PT. Karya Beton yang
b. Beton siap pakai harus dicampur beralamat di Jl. Solo. Km. 12,
dan diantarkan sesuai persyaratan Cupuwatu, Purwomartani,
SNI 03-4433-1997 tentang Kalasan, Sleman.
Spesifikasi Beton Siap Pakai.
c. Adukan beton yang dicampur di 6. Pengantaran
lapangan harus dibuat sebagai a. Beton harus diantarkan dari
berikut : tempat pancampuran ke lokasi
pengecoran dengan cara-cara
yang dapat mencegah terjadinya atas 100 celcius dan dalam kondisi
pemisahan atau hilangnya bahan. lembab untuk sekurang-kurangnya
b. Peralatan pengantar harus mampu selama 7 hari setelah pengecoran.
mengantarkan beton ke tempat 9. Persyaratan Cuaca Panas
pengecoran tanpa pemisahan Selama cuaca panas, perhatian
bahan dan tanpa sela yang dapat harus lebih diberikan pada bahan
mengakibatkan hilangnya dasar, cara produksi, penanganan,
plastisitas campuran. pengecoran, perlindungan, dan
7. Pengecoran perawatan untuk mencegah
a. Beton harus dicor sedekat terjadinya temperatur beton atau
mungkin pada posisi akhirnya penguapan air yang berlebihan yang
untuk menghindari terjadinya dapat memberi pengaruh negatif
segregasi akibat penanganan pada kuat perlu beton atau
kembali atau pengaliran. kemampuan layan komponen atau
b. Pengecoran beton harus struktur.
dilakukan dengan kecepatan
sedemikian hingga beton selama D. Pengendalian Mutu Pekerjaan
pengecoran tersebut tetap dalam Struktur Beton
keadaan kental dan dengan Pengendalian merupakan suatu
mudah mengisi ruang diantara kegiatan untuk menjamin
tulangan. penyesuaian antara rencana yang
c. Beton yang telah mengeras telah disusun dengan hasil pekerjaan
sebagian atau terkontaminasi oleh di lapangan. Pengendalian mutu
bahan lain tidak boleh digunakan dalam suatu proyek konstruksi
untuk pengecoran. merupakan hal yang sangat penting
d. Beton yang ditambah air lagi atau dilakukan, terutama pengendalian
beton yang telah dicampur ulang mutu pekerjaan struktur beton yang
setelah pengikatan awal tidak dproduksi di lapangan bervariasi dari
boleh digunakan, kecuali bila adukan ke adukan. Besar variasi itu
disetujui oleh pengawas tergantung dari berbagai faktor,
lapangan. antara lain :
e. Setelah dimulainya pengecoran, 1. Variasi mutu bahan (agregat)
maka pengecoran tersebut harus dari satu adukan ke adukan
dilakukan secara menerus hingga lainnya.
memenuhi panel atau penampang 2. Variasi cara pengadukan.
pada batas, atau sambungan yang 3. Stabilitas pekerja.
didekatkan hingga selesai
sebagaimana yang diizinkan. Atas adanya variasi kekuatan
f. Permukaan atas cetakan vertikal beton itu maka diperlukan
secara umum harus datar. pengawasan terhadap mutu (Quality
g. Semua beton harus dipadatkan Control) agar diperoleh kuat tekan
secara menyeluruh dengan beton yang hampir seragam dengan
menggunakan cara yang sesuai memenuhi kuat tekan beton yang
selama pengecoran dan harus dipersyaratkan dalam RKS.
diupayakan mengisi sekeliling
Pengendalian mutu pekerjaan
tulangan dan seluruh celah dan
struktur beton meliputi :
masuk kesemua sudut cetakan.
8. Perawatan Beton 1. Tidak satupun dari hasil uji
Beton (selain beton kuat awal (rata-rata dari dua silinder
tinggi) harus dirawat pada suhu di yang dibuat dari satu kali
pengambilan adukan beton) b. Kuat Tekan Beton
yang kurang dari 0,85 x fc’. B. Populasi dan Sampel
2. Nilai rata-rata dari empat 1. Populasi
hasil uji yang berurutan ada Populasinya adalah seluruh
yang kurang dari fc’ + 0,82 x pekerjaan pada proyek
sd. Dimana sd adala standar pembangunan gedung Pusat
deviasi yang telah ditentukan Layanan Akademik Universitas
dari perancangan. Negeri Yogyakarta.
3. Pengambilan 50 silinder Sampelnya adalah beton
benda uji umur 70 dan 28 struktur pada pembangunan
hari. Gedunng Pusat Layanan
Akademik UNY.
Apabila dalam perhitungan poin C. Teknik pengumpulan Data
1 dan 2 tidak memenuhi syarat maka 1. Data Primer
harus ditingkatkan kekuatannya. Data primer ialah data yang
didapat langsung dari sumbernya.
Selain pengendalian mutu beton
Untuk mendapatkannya dilakukan
dilakukan juga pengendalian bahan
dengan metode :
penyusun beton tersebut agar
dihasilkan mutu yang disyaratkan
a. Observasi
sesuai dengan RKS yaitu 20 Mpa,
Merupakan data yang
Pemilihan pasir, agregat kasar,
diperoleh dengan pengamatan
Portland Cement, air, dan bahan
langsung di lapangan.
tambah harus disesuaikan dengan
Contoh : Pengamatan terhadap
yang dipersyaratkan dalam RKS.
proses pelaksanaan pengecoran
E. Pertanyaan Kajian/Analisis beton dilapangan.
1. Apakah tahapan-tahapan b. Interview
pekerjaan beton di lapangan telah Data diperoleh dengan
sesuai dengan mutu yang melakukan tanya jawab
dipersyaratkan di RKS ?. langsung dengan pihak
2. Apakah kualitas beton pada tiap- yang terkait dan
tiap elemen telah memenuhi berwenang memberikan
persyaratan mutu sesuai dengan keterangan mengenai data-
RKS ?. data pada proyek tersebut.
3. Bagaimana langkah yang Contoh : Data tentang
ditempuh jika tahapan pekerjaan kode-kode dalam
dan kualitas beton tidak terpenuhi pemberian data silinder uji
sesuai dengan yang disyaratkan beton.
pada RKS ?.
c. Data Sekunder
BAB III Data sekunder ialah data yang
diperoleh secara tidak langsung
METODOLOGI PENELITIAN dari sumbernya. Data sekunder
A. Desain Studi Kasus dapat diperoleh melalui metode
1. Data Studi Kasus kajian pustaka yaitu berdasarkan
Data studi kasus meliputi data sumber buku atau situs internet.
pekerjaan beton ready mix dan Contoh : Metode pengujian kuat
kuat tekan beton. tekan beton berdasarkan SNI dari internet.
2. Langkah-Langkah Studi Kasus
a. Pelaksanaan proyek D. Teknik Analisis Data
Dalam kajian ini penulis
mencoba mengevaluasi kembali 2. Proses Pengangkutan
mutu (Quality Control) kuat tekan Proses pengangkutan beton
silinder beton uji minimal 4 benda dimulai dari PT Karya beton
uji. setelah dilakukan pencampuran
sesuai dengan mutu yang dipesan
Data pengujian tekan beton dari lapangan. Untuk
ini dari laboratorium dicantumkan pengangkutan sendiri
bentuk tabel 1. Seperti berikut : menggunakan truk molen yang
mampu menampung 6m3,
BAB IV perjalanan ke lokasi proyek
membutuhkan waktu sekitar 30-
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
40 menit tergantung dari kondisi
kepadatan jalan. Perlu
diperhitungkan antar jarak dari
A. Pekerjaan Beton Ready Mix lokasi PT. Karya Beton ke lokasi
1. Proses pencampuran proyek dengan kecepatan rata-
Pencampuran bahan-bahan rata setiap truk molen tidak
penyusun beton dilakukan dengan mengalami antrian yang
langkah-langkah sebagai berikut : mengakibatkan beton memulai
a. Pasir dan kerikil diangkut dengan pengikatan awal. Pengikatan awal
menggunakan loader dan pada beton terjadi mulai dari
kemudian dituangkan kedalam beton tersebut dicampur sampai
konvayer untuk ditimbang yang batas waktu 1 jam. Selama
telah dioperasikan oleh komputer perjalanan concrete mixer harus
secara otomatis. selalu berputar dengan kecepatan
b. Semen cair dari tabung silo yang telah disesuaikan
disalurkan melalui pipa dan sebelumnya.Setelah beton ready
ditimbang dengan timbangan mix diangkut menggunakan truk
semen, penimbangan semen molen segera setelah sampai pada
dilakukan dengan sistem yang lokasi proyek petugas membuat
dioperasikan oleh komputer laporan kepada pengawas mulai
secara otomatis. dari jumlah beton yang diangkut,
c. Penimbangan air dilakukan waktu perjalanan, sampai
dengan sistem operasi komputer meminta ijin untuk melakukan
secara otomatis. pengujian slump dan
d. Penimbangan bahan tambah pengambilan benda uji untuk
dilakukan menggunakan sistem dilakukan tes kuat tekan di
komputer secara otomatis. laboratorium Teknik Sipil UNY.
e. Setelah semua bahan ditimbang, Waktu yang dibutuhkan
air, kerikil, dan bahan tambah truk molen dari mulai pengujian
kimia dimasukkan ke dalam slump sampai proses pengecoran
concrete mixer truck untuk membutuhkan waktu rata-rata 30-
diaduk. 45 menit. Jadi truk molen yang
f. Bahan lain seperti semen, pasir, mengantri dibelakangnya
dan sisa air adukan dimasukkan maksimal datang 15 menit
kedalam concrete mixer truck sebelum proses pengecoran truk
untuk diaduk secara merata molen yang sebelumnya selesai.
samapi benar-banar homogen. Truk molen yang mengantri di
belakangnya langsung diambil
sampel pengujian slump dan Segregasi dapat menimbulkan
pengambilan benda uji seperti dampak kekurangan mutu beton.
truk sebelumnya. Jadi Tujuan pengujian slump
pengambilan uji slump dan yang terakhir adalah menghindari
pengambilan benda uji selesai terjadinya bleeding atau
truk molen tersebut dapat pemisahan air. Bleeding ini
langsung menyambung proses terjadi akibat air naik ke atas
pengecoran yang berlangsung. sambil membawa semen dan
butir-butir halus pasir yang pada
akhirnya setelah mengeras akan
3. Proses Pengujian Slump dan tampak sebagai lapisan selaput.
pengambilan benda uji Pengujian slump menggunakan
Pengujian slump dilakukan sebuah corong yang disebut
apabila truk molen dari PT Karya corong konus yang terbuat dari
beton telah sampai dilokasi baja. Corong ini mempunyai
proyek. Pengujian slump ini dimensi diameter bawah 20 cm
bertujuan untuk mengetahui dan mengerucut setinggi 30 cm
workability atau kemudahan dan lubang atasnya mempunyai
dalam pelaksanaan pekerjaan saat diameter 10 cm. Penggunaan
pengecoran beton, tingkat pengujian slump ini adalah
kemudahan pekerjaan beton dengan cara memasukkan sampel
sangat berkaitan erat dengan beton segar dari truk molen.
keenceran adukan beton tersebut. Setiap sepertiga bagian dari
Makin cair kondisi beton segar tinggi slump dilakukan
maka akan semakin mudah dalam penumbukan sebanyak 25 kali
pengerjaannya, jadi makin besar secara merata. Begitu selanjutnya
nilai slumpnya maka semakin sampai bagian sepertiga terakhir
mudah pengerjaanya. Namun kemudian diratakan
terdapat syarat tertentu nilai menggunakan alat penumpuknya,
slump sesuai dengan RKS yaitu setelah itu corong konus diangkat
nilai slump 10 cm ± 2cm. Apabila pelan-pelan secara vertical dan
nilai slump dibawah atau diatas jangan sampai menyinggung
nilai yang dipersyaratkan sesuai adukan beton. Cara menghitung
dengan RKS maka pengawas nilai slump adalah meletakkan
berhak untuk tidak menyetujui corong disamping adukan slump
beton segar yang dikirim dari PT. secara terbalik dan meletakkan
Karya Beton tersebut. Selain tongkat penumbuk secara
untuk mengetahui workability horizontal diatas corong dan
pengujian slump bertujuan untuk adukan slump. Dari situ dapat
menghindari segregation yaitu diamati nilai slump dengan
pemisahan butir-butir kerikil dari menggunakan alat ukur seperti
adukan beton tersebut. Biasanya meteran atau penggaris.
pemisahan butir-butir kerikil ini Untuk pengambilan benda
terjadi pada penuangan uji dapat diambil bersama sampel
pengecoran kolom dimana tinggi adukan dari truk molen tersebut.
jatuh yang terlalu tinggi sehingga Untuk satu truk molen diambil
terjadi segregasi. Untuk benda uji 4 buah. Cetakan untuk
pengecoran kolom dibatasi tinggi benda uji terbuat dari besi yang
jatuh maksimal adalah 1m. berbentuk silinder dengan tinggi
30 cm dan diameter 15 cm.
Bagian silinder ini mempunyai begesting berguna untuk
pengait pada bagian badannya mengetahui dimensi dan beton
yang digunakan untuk membuka yang dicetak, misalnya
beton yang akan diuji di ketinggian begesting pada plat
laboratorium. Penuangan pada lantai harus sesuai dengan nilai
benda uji dilakukan dengan tinggi beton pada gambar kerja,
menuangkan adukan beton segar pada kolom dimensi begesting
ke dalam benda uji dengan harus disesuaikan juga dengan
ketinggian awal sepertiga bagian tebal selimut beton yang
kemudian dilakukan penumbukan diperlukan. Pengecekan terhadap
sebanyak 25 kali secara merata, kekuatan begesting dilakukan
begitu seterusnya hingga agar begesting tersebut dapat
sepertiga terakhir dan pada menahan beban dan tekanan yang
bagian atasnya diratakan dan di diakibatkan oleh kekuatan beton
beri nama dan tanggal pembuatan tersebut, dan pembersihan
benda uji. begesting dilakukan dengan
Benda uji ini akan di penyemprotan air pada begesting
lakukan pengujian kuat tekan yang berguna untuk
pada usia 7 hari, 14 hari, 21 hari membersihkan sisa-sisa kawat
dan terakhir pada umur 28 hari bendrat yang berserakan atau
setiap elemennya. Namun pada kototan lainnya yang
pelaksanaanya kuat tekan benda dikhawatirkan apabila menyatu
uji tidak dapat seperti yang dengan beton maka akan
direncanakan karena terlalu mengurangi kualitas beton dalam
banyak benda uji dan jangka waktu yang lama.
laboratorium yang digunakan Selain pengecekan
tersebut dipakai untuk begesting dilakukan pula
perkuliahan juga. Benda uji yang pengecekan tulang yang meliputi
telah dibuat didiamkan selama 24 dimensi tulangan, jumlah
jam kemudian direndam di dalam tulangan, jarak antar tulangan,
bak berisi air. jarak sengkang, sambungan
lewatan antar tulangan, dimensi
4. Pengecekan begesting dan sengkang, dan ketebalan beton
tulangan sebelum pengecoran. tahu yang nantinya sebagai
Sebelum dilakukan selimut beton. Jarak antar
pelaksanaan penuangan tulangan harus sesuai dengan
pengecoran pada elemen-elemen gambar kerja, apabila jarak antar
struktur terlebih dahulu dilakukan tulangan terlalu sempit maka
pengecekan terhadap begesting butir kerikil pada beton tidak
dan tulangan. Untuk pengecekan dapat melewati celah sempit antar
begesting dimulai dari kerapatan tulangan yang mengakibatkan
begesting, ketinggian begesting, berkurangnya mutu beton
pembersihan begesting, Kekuatan tersebut. Pada sambungan
begesting terutama untuk kolom. pertemuan antar tulangan
Kerapatan begesting dilakukan misalnya pada sambungan antar
pengecekan guna untuk balok, dilakukan pengecekan
menghindari bleeding, terutama ulang karena pada daerah tersebut
pada plat lantai yang dapat sangat rawan terjadinya tumpang
mengurangi kualitas beton tindih antar tulangan yang
tersebut. Pengecekan ketinggian
bertemu. Pada balok harus dicek vibrator. Pada pengecoran plat
juga tulangan gesernya. lantai dan balok dilakukan secara
5. Proses Pelaksanaan pengecoran bersama dan pengecoran tidak
dan pemadatan boleh berhenti ditengah jalan.
Pelaksanaan pengecoran Walaupun kondisi hujan namun
beton pada proyek pembangunan pengecoran harus tetap dilakukan
Gedung Pusat Layanan untuk menghindari kualitas beton
Akademik Universitas Negeri yang berkurang akibat
Yogyakarta dilakukan setalah berhentinya proses pengecoran.
dilakukan pengambilan nilai
slump dan benda uji. Untuk 6. Perawatan beton muda
pengecoran footplat, sloof, kolom Setelah dilakukan proses
lantai 1 beton ready mix pengecoran begesting pada setiap
dituangkan pada alat seperti elemen terus dilakukan pemantauan
papan luncur yang digunakan dan setelah umur 3x24 jam pada
untuk mengalirkan beton dari elemen kolom begesting dapat
truk molen ke lokasi elemen yang dilepas secara perlahan, beton segar
akan dicor, pada pengecoran inti masih melakukan pengikatan samapi
beton yang telah dialirkan umur 28 hari, disaat beton segar
kemudian dituangkan pada melakukan pengikatan harus dalam
elemen semisal footplat dengan kondisi lembab, jadi beton yang telah
tenaga manusia, pemadatan beton dilepas begestingnya harus ditutup
segar menggunakan vibrator. dengan karung gono basah atau
Vibrator adalah alat penggetar plastik yang disemprot setiap pagi
yang digunakan untuk dan sore. Untuk plat lantai dan balok
memadatkan beton agar mengisi begesting dilepas pada umur 28 hari.
celah-celah sempit pada Perawatan plat lantai dan balok
begesting. Untuk pengecoran adalah dengan cara menyiram
pada plat lantai dan balok yang permukaannya dan pada bagian
mempunyai elevasi lebih tinggi pinggir plat lantai disetiap sisinya
dapat menggunakan concrete dibuatkan semacam penghalang
pump. Concrete Pump adalah untuk menghindari air yang
truk dengan selang-selang disemprotkan jatuh ke bawah.
panjang yang digunakan untuk Proses perawatan beton ini
membantu mengalirkan beton dilakukan selama 7 hari dari waktu
segar dari truk molen ke lokasi dilepaskannya begesting dari setiap
pengecoran yang lebih tinggi. elemen tersebut.
Setiap selang mempunyai B. Analisis Pengendalian Kuat Tekan
panjang 4 meter yang dapat Beton
disambung sehingga menjadi 1. Kuat tekan beton untuk kolom
panjang dan dapat menjangkau basement.
lokasi pengecoran yang Menentukan prediksi fc’ pada
tinggiyang tidak mungkin umur 28 hari dengan
dilakukan oleh tenaga manusia. menggunakan rumus :
Penggunaan concrete pump
σt = x
biasanya pada proses pengecoran
plat lantai, balok, kolom lantai
σ 28 hari, maka
atas dan ring balk. Pada
pengecoran ini dilakukan juga
pemadatan menggunakan
σ 28 hari = Pekerjaan persiapan pengecoran
seperti kebersihan alat,begesting,
pemakaian minyak begesting dan
segala hal yang berkaitan dengan
= persiapan pengecoran telah dilakukan
sesuai dengan SNI 03-1726-2002.
Pencampuran dan pengantaran beton
dikerjakan oleh PT. Karya Beton
= 20,029 MPa. Sudhira dan pelaksanaanya selalu
diawasi oleh konsultan pengawas
a. Terdapat benda uji (yaitu rata- serta pelaksanaannya sesuai dengan
rata dari dua silinder yang standar SNI 03-4433-1997
dibuat dari satu kali (Spesifikasi Beton Siap Pakai).
pengambilan adukan beton) Proses pengecoran beton pada
yang kurang dari fc’ -3,5 MPa = proyek tersebut telah berjalan sesuai
20,5-3,5 = 16,5 MPa. dengan SNI 03-1726-2002. Tetapi
b. Nilai rata-rata dari tiga hasil uji perawatan beton (curing) setelah
yang berurutan ada yang kurang mengeras kurang terlalu diperhatikan
dari fc’ = 20 MPa. karena beton hanya disiram sehari
C. Pembahasan sekali pada waktu pagi hari kurang
dari 1 minggu. Padahal dalam SNI
Berdasarkan hasil pengujian 03-1726-2002 menjelaskan bahwa
terhadap bahan yang digunakan beton tersebut harus dalam kondisi
untuk proyek pembangunan Gedung lembab selama 7 hari setelah
Pusat Layanan Akademik UNY di pengecoran dilakukan.
Laboratorium Bahan Bangunan Proyek pembangunan Gedung
Universitas Negeri Yogyakarta maka Pusat Layanan Akademik UNY
diperoleh hasil bahwa bahan tersebut menggunakan mutu beton fc’ = 20
baik dan layak untuk digunakan MPa. Hasil pengujian silinder
untuk pembuatan beton pada proyek memperlihatkan bahwa semua kaut
tersebut. tekan rata-rata dua silinder uji yang
Setelah dilakukan analisis dibuat dari satu kali pengambilan
perhitungan kebutuhan material pada adukan beton, memenuhi fc’ = 20
mix design, maka diperoleh nilai Mpa. Tetapi terdapat beberapa benda
kebutuhan material hasil analisis uji yang mempunyai nilai di bawah
yang berbeda dengan perhitungan standar yang dipersyaratkan yaitu
kebutuhan material dari perusahaan 19,82 MPa, sehingga harus dilakukan
rekanan ready mix. langkah-langkahuntuk meningkatkan
Proyek tersebut menggunakan nilai kuat tekan rata-rata pada
semen tipe I karena jenis konstruksi pengecoran berikutnya. Ada
betonnya tidak memerlukan sifat- beberapa faktor yang menyebabkan
sifat khusus dan menggunakan bahan nilai fc’ benda uji < dari nilai fc’
tambah kimia plastocrete –RMC yang dipersyaratkan. Faktor-faktor
dengan pertimbangan pelaksanaan tersebut antara lain :
konstruksi pada cuaca panas. 1. Faktor pembuatan benda uji.
Plastocrete digunakan untuk Proses pembuatan benda uji yang
memperlambat proses pengerasan tidak sesuai dengan aturan yang
beton, sehingga cocok digunakan telah ditetapkan pada RKS yang
pada proyek dengan suhu dan cuaca mengakibatkan kuat tekan beton
panas. tidak memenuhi fc’ yang
ditentukan. Hal itu dapat terjadi benar sesuai dengan
pada proses memasukkan beton SNI 03-4810-1998.
segar ke dalam sepertiga cetakan b. Kualitas beton yang
silinder pertama, kedua, dan ketiga. diawasi dan dikontrol
Selain itu juga dapat terjadi saat terus. Pengawasan
pemadatan beton segar tersebut tersebut dapat dilakukan
(jumlah penumbukan yang kurang dengan pengontrolan
merata). Di lapangan hal-hal yang material ataupun
dapat menyebabkan sangat agregat yang digunakan
kompleks. Faktor eksternal seperti sebagai campuran serta
emosional manusia sangatlah pengujian nilai slump.
berperan disebabkan oleh pengaruh
dalam dan luar seperti cuaca panas, BAB V
kelelahan, kondisi fisik, dll.
PENUTUP
A. Simpulan
2. Faktor Kualitas Beton Dari analisis yang dilakukan di atas
Kemungkinan yang terjadi maka diperoleh simpulan sebagai
adalah kualitas beton yang berikut :
rendah dibawah standar yang 1. Pada proses pencampuran telah
telah ditetapkan. Jika dilihat sesuai dengan yang
dari hasil pengujian slump dipesyaratkan pada RKS.
dan kuat tekan sebelumnya 2. Pada proses pengangkutan beton
yang dilakukan maka nilai ready mix dari PT. Karya beton
slump dan kuat tekan telah ke lpkasi proyek masih terdapat
memenuhi syarat dalam RKS. antrian truk molen hingga 2 truk,
Jadi berdasarkan yang dapat mengakibatkan
kemungkinan-kemungkinan pengikatan awal beton karena
yang ada di atas maka faktor waktu tunggu yang terlalu lama.
yang memiliki kemungkinan 3. Pada proses pengujian slump
besar adalah saat pembuatan dan pengambilan bedna uji telah
benda uji di lapangan. Tetapi sesuai dengan persyaratan RKS
tidak menutup kemungkinan dalam pelaksanaannya.
disebabkan oleh hal-hal yang 4. Pada proses pengecoran dan
lain. pemadatan terdapat beberapa
Berdasarkan kesalahan terutama pada
kemungkinan-kemungkinan pengecoran kolom dan footplat
tersebut di atas maka untuk karena masih menggunakan
meningkatkan nilai kuat tekan tenaga manusia.
rata-rata tersebut dapat 5. Pada proses perawatan beton
diambil langkah-langkah telah dilaksanakan sesuai
sebagai berikut : dengan RKS.
a. Pembuatan benda uji 6. Pada analisis kuat tekan beton
silinder yang lebih lagi. terdapat beberapa benda uji yang
Artinya proses waktu uji kuat tekannya lebih
pembuatan benda uji dari umur 28 hari.
mulai penuangan beton 7. Terdapat beberapa benda uji
ke dalam cetakan, dengan umur di atas 28 hari
pemadatan cetakan yang nilai kuat tekannya
benda uji harus benar-
dibawah nilai yang 3. Anonim. (1991). Metode
dipersyaratkan 20 MPa. Pengujian Pengambilan
Contoh Untuk Campuran
B. Saran Beton Segar.
Demi terwujudnya hasil analisis
yang dapat mewakili pekerjaan 4. Http://www.pu.go.id/balitban
beton di lapangan maka perlu g/sni/detail_sni.asp?gto=000
diperhatikan hal-hal berikut : 111. Bandung: Balitbang
1. Pengujian slump dan pembuatan
5. Samekto, Wuryati &
benda uji silinder harus benar-
Rahmadiyanto, Candra.
benar sesuai dengan SNI 03-
(2001). Teknologi Beton.
4810-1998 agar kuat tekan beton
Yogyakarta:Kanisius
yang diperoleh dapat mewakili
pekerjaan beton di lapangan. 6. Tim Penyusun. (2003).
2. Agar dapat mengetahui faktor Pedoman Penulisan Tugas
penyebab terjadinya kuat tekan Akhir. Yogyakarta: UNY
beton yag rendah maka harus
dilengkapi dengan data-data 7. Tjokrodimulyo, Kardiyono.
yang lengkap dari proses (1996). Teknologi Beton.
pembuatan beton sampai Yogyakarta: Nafiri.
pengujian di laboratorium.
3. Mix design dari PT. Karya Beton
Sudhira sebaiknya dikontrol
dengan mix design dari
laboratorium.
C. Keterbatasan Kajian
Penulis mengalami keterbatasan-
keterbatasan dalam penyusunan
Proyek Akhir ini. Keterbatasan
tersebut antara lain :
1. Penulis tidak dapat
mengawasi/mengamati langsung
proses pengujian secara
keseluruhan yang dilakukan di
laboratorium Teknik Sipil UNY.
2. Penulis tidak dapat mengamati
pembuatan benda uji secara
keseluruhan di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. (1990). Metode
Pembuatan dan Perawatan
Benda Uji Beton di
Lapangan.
2. Http://www.pu.go.id/balitban
g/sni/pdf/SNI%2003-1974-
1990.pdf. Bandung:
Balitbang.

Anda mungkin juga menyukai