Anda di halaman 1dari 11

Pertemuan: LEMBARAN KERJA 7 SKS: 3

9 Kode :
Hari/ Tanggal: MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN Waktu : 60’
Rabu/4 november
2020
Materi: Desain dan StrukturOrganisasi
Indikator Capaian : Mampu mendesain struktur organisasi dan mengorganisir sumber daya yang
dimiliki oleh organisasi

Soal.
1. Buatlah excecutive summary dari makalah desain dan struktur organisasi sesuai
kelompok masing-masing!
2. Menurut Anda apa perbedaan antara model organisasi mekanistik dan model
organisasi organik?
Jawaban:
Penyelesaian nomor 1:
Definisi Struktur Organisasi dan Desain Organisasi
Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan secara formal.
Definisi struktur organisasi menurut para ahli:
 Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang
dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan (Robbins dan Coulter, 2007:284).
 Struktur organisasi didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan
mana organisasi dikelolah (Handoko, 2003:169).
 Struktur organisasi adalah pola formal mengelompokkan orang dan pekerjaan
(Gibson dkk, 2002:9).
 Struktur organisasi yaitu menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan
organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan
Universitas Sumatera Utara pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang
kendali dan sistem pimpinan organisasi (Hasibuan, 2004:128).

Desain organisasi merupakan langkah awal dalam memulai pelaksanaan kegiatan perusahaan untuk
pencapaian tujuan perusahaan. Definisi desain organisasi menurut para ahli:

 Desain organisasi adalah struktur organisasi tertentu sebagai hasil dari berbagai keputusan
dan tindakan para manajer (Ivancevich, Konopaske, dan Matteson, 2007:236).
 Desain organisasi adalah keseluruhan rangkaian elemen struktural dan hubungan di antara
elemen-elemen tersebut yang digunakan untuk mengelola organisasi secara total (Griffin,
2004:352).
 Desain organisasi adalah sebuah proses memilih dan mengelola aspek-aspek struktural dan
kultural yang dilakukan oleh para manajer sehingga organisasi mampu mengendalikan
kegiatan apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan bersama (Wisnu dan
Nurhasanah, 2005:11).
Elemen-Elemen Struktur Organisasi
Ada elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain
struktur, antara lain:
 Spesialisasi pekerjaan → Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam
beberapa pekerjaan tersendiri.
 Departementalisasi → Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara
bersama-sama → Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan.
 Rantai komando → Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak
organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
 Rentang kendali → Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara
efisien dan efektif.
 Sentralisasi dan Desentralisasi → Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat
pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi
adalah lawan dari sentralisasi.
Formalisasi → Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.

Desain Organisasi Umum


Struktur sederhana

Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi
yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan
sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di
mana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan sama. Kekuatan dari struktur ini adalah
kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam
pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas. Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit
untuk dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi tidak
memadai tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya yang rendah dan
sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan kelebihan beban (overload) di puncak.

Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui
spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam
berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan
keputusan yang mengikuti rantai komando. Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya
menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya
adalah dengan spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan konflik-konflik subunit, karena
tujuan-tujuan unit fungsional dapat mengalahkan tujuan keseluruhan organisasi. Kelemahan besar
lainnnya adalah ketika ada kasus yang tidak sesuai sedikit saja dengan aturan, tidak ada ruang untuk
modifikasi karena birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi masalah yang
sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan terprogram yang mapan.
Struktur Matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan
menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Struktur matriks dapat ditemukan di
agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian dan pengembangan,
perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah, universitas, perusahaan
konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan. Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan
dua bentuk departementalisasi: fungsional dan produk. Kekuatan departementalisasi fungsional
terletak, misalnya, pada penyatuan para spesialis, yang meminimalkan jumlah yang diperlukan
sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus untuk keseluruhan
produk. Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi tugas para spesialis fungsional yang
beragam agar kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran. Departementalisasi
produk, di lain pihak, memiliki keuntungan dan kerugian yang berlawanan. Departementalisasi ini
memudahkan koordinasi di antara para spesialis untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan
memenuhi target anggaran. Lebih jauh, departementalisasi ini memberikan tanggung jawab yang
jelas atas semua kegiatan yang terkait dengan sebuah produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan
kegiatan. Matriks berupaya menarik kekuatan tersebut sembari menghindarkan kelemahan-
kelemahan mereka.

Definisi Organisasi Profit dan Organisasi Non Profit


Organisasi Profit
Organisasi Profit adalah Suatu proses/bentuk kerjasama yang dilakukan oleh

sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yakni untuk menghasilkan laba.

Organisasi ini menyediakan atau menghasilkan barang maupun jasa guna untuk memperoleh

hasil ataupun laba sesuai dengan keinginan pemilik organisasi tersebut. Atau bisa juga

dikatakan bahwa Organisasi profit merupakan satu kesatuan usaha (single entity) yang utuh

pada organisasi-organisasi yang berorientasi laba.

Pada organisasi yang berorientasi laba, jangka waktu kegiatan operasional suatu

perusahaan akan dapat diketahui melalui anggaran dasar yang telah dibuatnya. Selain itu,

organisasi ini dapat sewaktu-waktu dapat dibubarkan (dilikuidasi) apabila ternyata tidak

dapat lagi memperoleh keuntungan dan terus-menerus menderita kerugian sehingga

modalnya menjadi sangat berkurang


Organisasi Non Profit
Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran

pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk

suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari

laba (moneter)

Berbeda dengan organisasi profit,tujuan utama dari organisasi ini bukanlah semata-

mata untuk mencari laba. Organisasi non profit berdiri untuk mewujudkan perubahan pada

individu atau komunitas. Organisasi nonprofit menjadikan sumber daya manusia sebagai

asset yang paling berharga, karena semua aktivitas organisasi ini pada dasarnya adalah dari,

oleh dan untuk manusia.

Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa

kepemilikan dalam organisasi non profit tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali

atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada

saat likuiditas atau pembubaran entitas.

Perbedaan Organisasi Nirlaba dengan Organisasi Laba


Banyak hal yang membedakan antara organisasi nirlaba dengan organisasi lainnya

(laba). Dalam hal kepemilikan, tidak jelas siapa sesungguhnya ’pemilik’ organisasi nirlaba,

apakah anggota, klien, atau donatur. Pada organisasi laba, pemilik jelas memperoleh untung

dari hasil usaha organisasinya. Dalam hal donatur, organisasi nirlaba membutuhkannya

sebagai sumber pendanaan. Berbeda dengan organisasi laba yang telah memiliki sumber

pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan usahanya. Dalam hal penyebaran tanggung

jawab, pada organisasi laba telah jelas siapa yang menjadi Dewan Komisaris, yang kemudian

memilih seorang Direktur Pelaksana. Sedangkan pada organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah

dilakukan. Anggota Dewan Komisaris bukanlah ’pemilik’ organisasi


Contoh Organisasi Profit dan Organisasi Nonprofit.
Organisasi Profit
Contoh untuk organisasi profit adalah perusahaan manufaktur,misalnya PT. Indofood

Sukses Makmur Tbk yang dikenal sebagai perusahaan manufaktur terkemuka di Indonesia.

Perusahaan manufaktur ini memang sudah merajai sebagian besar makanan dan minuman di

Indonesia. Produk dari Indofood juga tidak asing lagi di pasar-pasar di Indonesia. Seperti mie

goreng yaitu indomie,snack dan minuman. Selain itu Indofood juga menghasilkan produk

lain, misalnya bumbu masakan,minyak goreng dan juga kecap.

Perusahaan Indofood merupakan salah satu contoh organisasi profit karena perusahaan

ini mempunyai tujuan yang sangat jelas yaitu untuk menghasilkan maupun menyediakan

barang guna untuk mencari laba dan memenuhi kebetuhan masyarakat guna kelangsungan

hidupnya.

Pemilik dari perusahaan tersebut juga jelas kepemilikannya yaitu Sudono Salim sebagai

pendirinya pada tahun 1972. Sumber dana yang diperoleh yaitu dari investor. Dari laba yang

diperoleh digunakan sebagai dana berikutnya. Perusahaan ini juga terbagi dalam beberapa

saham

Organisasi nonProfit
Contoh untuk organisasi nonprofit yaitu LSM. Lembaga swadaya masyarakat

(disingkat LSM) adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan ataupun

sekelompok orang yang secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada masyarakat

umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya. Kegiatan dilakukan

untuk kepentingan masyarakat umum, tidak hanya untuk kepentingan para anggota seperti

yang di lakukan koperasi ataupun organisasi profesi.

Contoh LSM di Indonesia adalah Lembaga Swadaya Masyarakat Wisata. Lembaga

Swadaya Masyarakat Wisata adalah suatu lembaga kewisataan khususnya Pariwisata, yang

mendorong pelestarian objek-objek wisata alam, seni kebudayaan traditional yang hampir

dilupakan, menggali potensi kebudayaan Nenek moyang kita untuk mempersatukan generasi
penerus dan sebagai sasaran ke ingin tahuan para turis Manca Negara untuk datang ke

Indonesia.Sudah jelas tujuan utama dari organisasi ini,yakni bukan semata-mata untuk

mendapatkan laba melainkan untuk melestarikan kekayaan objek wisata seperti yang telah

diulaskan sebelumnya.

Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan

pembayaran kembali atas manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang

diberikan. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa

kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau

kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat

likuiditas atau pembubaran entitas

Pengertian Organisasi Nirlaba


Menurut PSAK No.45 bahwa organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para
anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi
tersebut. (IAI, 2004: 45.1)

Lembaga atau organisasi nirlaba merupakan suatu lembaga atau kumpulan dari beberapa
individu yang memiliki tujuan tertentu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tadi, dalam
pelaksanaannya kegiatan yang mereka lakukan tidak berorientasi pada pemupukan laba atau
kekayaan semata (Pahala Nainggolan, 2005 : 01). Lembaga nirlaba atau organisasi non profit
merupakan salah satu komponen dalam masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era
reformasi, tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari kini semakin banyak keterlibatan lembaga
nirlaba.

Berdasarkan pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa organisasi nirlaba adalah
salah satu lembaga yang tidak mengutamakan laba dalam menjalankan usaha atau kegiatannya.
Dalam organisasi nirlaba pada umumnya sumber daya atau dana yang digunakan dalam
menjalankan segala kegiatan yang dilakukan berasal dari donatur atau sumbangan dari orang-orang
yang ingin membantu sesamanya. Tujuan organisasi nirlaba yaitu untuk membantu masyarakat luas
yang tidak mampu khususnya dalam hal ekonomi.

Organisasi nirlaba pada prinsipnya adalah alat untuk mencapai tujuan (aktualisasi filosofi)
dari sekelompok orang yang memilikinya. Karena itu bukan tidak mungkin diantara lembaga yang
satu dengan yang lain memiliki filosofi (pandangan hidup) yang berbeda, maka operasionalisasi dari
filosofi tersebut kemungkinan juga akan berbeda. Karena filosofi yang dimiliki organisasi nirlaba
sangat tergantung dari sejarah yang pernah dilaluinya dan lingkungan poleksosbud (politik,
ekonomi, sosial dan budaya) tempat organisasi nirlaba itu ada.
Ciri dari Organisasi Nirlaba
1. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapakan
pembayaran kembali atas manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya
yang diberikan.

2. Menghasilkan barang dan/ atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu
entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri
atau pemilik entitas tersebut.

3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali,
atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas
pada saat likuiditas atau pembubaran entitas.

4. Berbentuk oraganisasi yang ditandai adanya institusi.

5. Terpisah dari Negara.

6. Mandiri.

Jenis-Jenis Organisasi Nirlaba


Secara umum ada beberapa jenis organisasi yang tergolong dalam organisasi nirlaba, yaitu :

1. Organisasi nirlaba bidang budaya dan pariwisata.

2. Organisasi nirlaba di bidang pendidikan dan penelitian.

3. Organisasi nirlaba di bidang kesehatan.

4. Organisasi nirlaba bidang pelayanan social.

5. Organisasi nirlaba bidang lingkungan.

6. Organisasi nirlaba bidang pembangunan.

7. Organisasi nirlaba bidang kerelawanan.

8. Organisasi nirlaba hubungan internasional.

9. Organisasi nirlaba bidang social-keagamaan.

10. Organisasi nirlaba bidang pengembangan mikro dan koperasi.

11. LSM dan Sektor Nirlaba.


Konsep Dasar Pemikiran Akuntansi Organisasi Nirlaba
Standar untuk laporan keuangan yang ditujukan bagi para pemilik entitas atau pemegang
saham, kreditor dan pihak lain yang tidak secara aktif terlibat dalam manajemen entitas
bersangkutan, namun mempunyai kepentingan. FASB juga berwenang untuk menyusun standar
akuntansi bagi entitas nirlaba nonpemerintah, sementara US Government Accountingg Standard
Board (GASB) menyusun standar akuntansi dan pelaporan keuangan untuk pemerintah pusat dan
federal AS.

Di Indonesia, Departemen Keuangan RI membentuk Komite Standar Akuntansi Keuangan


Pemerintah Pusat dan Daerah. Organisasi penyusun standar untuk pemerintah itu dibangun terpisah
dari FASB di AS atau Komite Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia di Indonesia
karena karateristik entitasnya berbeda. Entitas pemerintah tidak mempunyai pemegang saham atau
semacamnya, memberikan pelayanan pada masyarakat tanpa mengharapkan laba, dan mampu
memaksa pembayar pajak untuk mendukung keuangan pemerintah tanpa peduli bahwa imbalan bagi
pembayar pajak tersebut memadai atau tidak memadai.International Federation og Accountant
(IFAC) membentuk IFAC Public Sector Committee (PSC) yang bertugas menyusun International
Public Sector Accounting Standartd (IPSAS). Istilah Public Sector di sini berarti pemerintah
nasional, pemerintah regional (misalnya Negara bagian, daerah otonom, provinsi, daerah istimewa),
pemerintah local (misalnya kota mandiri), dan entitas pemerintah terkait (misalnya perusahaan
Negara, komisi khusus). Dengan demikian PSC tidak menyusun standar akuntansi sector public
nonpemerintah
Penyelesaian nomor 2:

Model organisasi mekanistik

Yaitu model yang menekankan pentingnya mencapai produksi dan efisiensi tingkat tinggi. Henry
Fayol mengajukan sejumlah prinsip yang berkaitan dengan funsgi kepimpinan untuk
mengorganisasi dan empat diantaranya berhubungan dengan pemahaman model mekanistik iaitu:

 Prinsip Spesialisasi iaitu merupakan cara terbaik untuk menggunakan tenaga individu dan
kelompok.
 Prinsip Kesatuan Arah yaitu semua pekerjaan harus dikelompokkan berdasarkan keahlian.
 Prinsip Kepimpinan dan Tanggungjawab iaitu pengurus harus mendapat pendekatan yang
cukup untuk melaksanakan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
 Prinsip Rantai Skalar iaitu hasil dari pelaksanaan ketiga prinsip sebelumnya adalah rantai
peningkatan pengurus dari peringkat paling tinggi sampai peringkat paling rendah. Rantai
scalar adalah jalur keseluruhan komunikasi vertical dalam sebuah organisasi.
Birokrasi mempunyai berbagai arti.. Akan tetapi menurut Max Weber struktur birokratik ialah
struktur yang lebih unggul dibandingkan dengan struktur lainnya. Weber yakin bahwa untuk
mencapai manfaat reka bentuk birokratik secara maksimum harus memiliki karakteristik berikut
iaitu :

 Semua tugas dibahagi menjadi pekerjaan yang sangat efisyen.


 Setiap tugas dilaksanakan menurut sistem pengaturan abstrak iaitu mengguna menjamin
keseragaman dan koordinasi berbagai tugas yang berbeza.
 Setiap anggota atau pekerja organisasi hanya bertanggungjawab atas prestasi kerja kepada
satu pengurus.
 Setiap pegawai organisasi berhubungan dengan pegawai lain dan para klien secara
impersonal dan formal.
 Pekerjaan dalam organisasi birokratik didasarkan atas kualifikasi teknik yang terlindung dari
pemberhentian tanpa sebarang sebab.
Model mekanistik sangat efisyen karena karakteristik strukturnya. Model ini sangat kompleks
kerana menekankan pada spesialisasi kerja, sangat disentralisasikan kerana menekankan konsep dan
tanggungjawab, sangat formal kerana menekankan fungsi sebagai dasar utama departementalisasi.
Karakteristik dan praktis organisasi ini mendasari model organisasi yang diterapkan secara luas.
Namun, model mekanistik bukan satu-satunya model yang diterapkan.

Model Organik

yaitu menekankan pada pentingnya mencapai perkembangan tingkat tinggi. Reka bentuk organisasi
ini kurang mengandaikan peraturan dan prosedur yang disentralisasikan atau spesialisas yang tinggi.

Model organik reka bentuk organisasi berbeza dari model mekanistik. Karakteristik dan praktek
organisasi yang menggunakan model organik sama sekali berbeza dari karakteristik dan praktek
yang menggunakan model mekanistik. Perbezaan yang paling menonjol antara kedua model itu
berasal dari criteria keefektifan yang berbeza yang ingin diusahakan sebesar-besarnya oleh masing-
masing model. Jika model mekanistik berusaha untuk mencapai efisiensi dan produksi secara
maksimum, maka model organik berusaha untuk mencapai keluasan dan keadaptasian yang
maksimum. Organisasi organik bersifat luas dan dapat beradaptasi dengan tuntutan perubahan
lingkungan karena reka bentuk organisasinya mendorong untuk lebih menggunakan potensi
manusia.

Perbedaan Model Mekanistik dan Model Organik

No Struktur Model Mekanistik Struktur Model Organik


1. Proses kepemimpinan tidak mencakup Proses kepemimpinan mencakup persepsi
persepsi tentang keyakinan dan tentang keyakina dan kepercayaan antara atasan
kepercayaan. Bawahan merasa tidak dan bawahan dalam segala persoalan. Bawahan
bebas mendiskusikan masalah dengan merasa bebas mendiskusikan masalah dengan
atasan atasan.
2. Proses motivasi hanya menyadap motif
Proses motivasi berusaha menimbulkan
fisik, rasa aman, dan ekonomik  melalui
motivasi melalui metode partisipasi.
perasaan takut dan sanksi.
3. Proses komunikasi berlangsung
Proses komunikasi berlangsung sedemikian
sedemikian rupa sehingga informasi
rupa sehingga informasi mengalir secra bebas
mengalir ke bawah cenderung
keseluruh organisasi yaitu ke atas, kebawah dan
terganggu, tidak akurat, dan dipandang
kesamping.
dengan rasa curiga.
4. Proses interaksi bersifat tertutup dan
Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif.
terbatas
5. Proses pengambilan keputusan hanya Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di
terjadi di tingkat puncak semua tingkatanmelalui proses kelompok.
6. Proses penyusunan tujuan dilakukan di Proses penyusunan tujuan mendorong
tingkat puncak organisasi tanpa timbulnya partisipasi kelompok untuk
mendorong adanya partisipasi. menetapkan sasaran yang tinggi
7. Proses kendali dipusatkan dan Proses kendali menyebar ke seluruh  organisasi
menekankan upaya memperhalus dan menekankan pemecahan masalah dan
kesalahan atas kekeliruan  yang terjadi. pengendalian diri sendiri.

Model organisasi organik menekankan pada pentingnya mencapai keadaptasian dan perkembangan


tingkat tinggi. Desain organisasi ini kurang mengandalkan peraturan dan prosedur, wewenang yang
disentralisasikan atau spesialisas yang tinggi.

Model organisasi organik kontras dari model mekanistik. Karakteristik dan praktek organisasi yang
mendasari model organik sama sekali berbeda dari karakteristik dan praktek yang mendasari model
mekanistik. Perbedaan yang paling mencolok antara kedua model itu berasal dari kriteria
keefektifan yang berbeda yang ingin diusahakan sebesar-besarnya oleh masing-masing model. Jika
model mekanistik berusaha untuk mencapai efisiensi dan produksi secara maksimum, maka model
organik berusaha untuk mencapai keluwesan dan keadaptasian yang maksimum. Organisasi organik
bersifat luwes dan dapat beradaptasi dengan tuntutan perubahan lingkungan karena desain
organisasinya mendorong untuk lebih mendayagunakan potensi manusia

Nama : Any Syahputri Nilai :


NIM : 7201220006
Prodi : Akuntansi Paraf Dosen:
Kelas : A

Anda mungkin juga menyukai