9 Kode :
Hari/ Tanggal: MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN Waktu : 60’
Rabu/4 november
2020
Materi: Desain dan StrukturOrganisasi
Indikator Capaian : Mampu mendesain struktur organisasi dan mengorganisir sumber daya yang
dimiliki oleh organisasi
Soal.
1. Buatlah excecutive summary dari makalah desain dan struktur organisasi sesuai
kelompok masing-masing!
2. Menurut Anda apa perbedaan antara model organisasi mekanistik dan model
organisasi organik?
Jawaban:
Penyelesaian nomor 1:
Definisi Struktur Organisasi dan Desain Organisasi
Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan secara formal.
Definisi struktur organisasi menurut para ahli:
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang
dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan (Robbins dan Coulter, 2007:284).
Struktur organisasi didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan
mana organisasi dikelolah (Handoko, 2003:169).
Struktur organisasi adalah pola formal mengelompokkan orang dan pekerjaan
(Gibson dkk, 2002:9).
Struktur organisasi yaitu menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan
organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan
Universitas Sumatera Utara pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang
kendali dan sistem pimpinan organisasi (Hasibuan, 2004:128).
Desain organisasi merupakan langkah awal dalam memulai pelaksanaan kegiatan perusahaan untuk
pencapaian tujuan perusahaan. Definisi desain organisasi menurut para ahli:
Desain organisasi adalah struktur organisasi tertentu sebagai hasil dari berbagai keputusan
dan tindakan para manajer (Ivancevich, Konopaske, dan Matteson, 2007:236).
Desain organisasi adalah keseluruhan rangkaian elemen struktural dan hubungan di antara
elemen-elemen tersebut yang digunakan untuk mengelola organisasi secara total (Griffin,
2004:352).
Desain organisasi adalah sebuah proses memilih dan mengelola aspek-aspek struktural dan
kultural yang dilakukan oleh para manajer sehingga organisasi mampu mengendalikan
kegiatan apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan bersama (Wisnu dan
Nurhasanah, 2005:11).
Elemen-Elemen Struktur Organisasi
Ada elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain
struktur, antara lain:
Spesialisasi pekerjaan → Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam
beberapa pekerjaan tersendiri.
Departementalisasi → Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara
bersama-sama → Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan.
Rantai komando → Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak
organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
Rentang kendali → Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara
efisien dan efektif.
Sentralisasi dan Desentralisasi → Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat
pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi
adalah lawan dari sentralisasi.
Formalisasi → Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.
Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi
yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan
sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di
mana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan sama. Kekuatan dari struktur ini adalah
kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam
pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas. Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit
untuk dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi tidak
memadai tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya yang rendah dan
sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan kelebihan beban (overload) di puncak.
Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui
spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam
berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan
keputusan yang mengikuti rantai komando. Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya
menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya
adalah dengan spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan konflik-konflik subunit, karena
tujuan-tujuan unit fungsional dapat mengalahkan tujuan keseluruhan organisasi. Kelemahan besar
lainnnya adalah ketika ada kasus yang tidak sesuai sedikit saja dengan aturan, tidak ada ruang untuk
modifikasi karena birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi masalah yang
sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan terprogram yang mapan.
Struktur Matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan
menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Struktur matriks dapat ditemukan di
agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian dan pengembangan,
perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah, universitas, perusahaan
konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan. Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan
dua bentuk departementalisasi: fungsional dan produk. Kekuatan departementalisasi fungsional
terletak, misalnya, pada penyatuan para spesialis, yang meminimalkan jumlah yang diperlukan
sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus untuk keseluruhan
produk. Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi tugas para spesialis fungsional yang
beragam agar kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran. Departementalisasi
produk, di lain pihak, memiliki keuntungan dan kerugian yang berlawanan. Departementalisasi ini
memudahkan koordinasi di antara para spesialis untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan
memenuhi target anggaran. Lebih jauh, departementalisasi ini memberikan tanggung jawab yang
jelas atas semua kegiatan yang terkait dengan sebuah produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan
kegiatan. Matriks berupaya menarik kekuatan tersebut sembari menghindarkan kelemahan-
kelemahan mereka.
sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yakni untuk menghasilkan laba.
Organisasi ini menyediakan atau menghasilkan barang maupun jasa guna untuk memperoleh
hasil ataupun laba sesuai dengan keinginan pemilik organisasi tersebut. Atau bisa juga
dikatakan bahwa Organisasi profit merupakan satu kesatuan usaha (single entity) yang utuh
Pada organisasi yang berorientasi laba, jangka waktu kegiatan operasional suatu
perusahaan akan dapat diketahui melalui anggaran dasar yang telah dibuatnya. Selain itu,
organisasi ini dapat sewaktu-waktu dapat dibubarkan (dilikuidasi) apabila ternyata tidak
pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk
suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari
laba (moneter)
Berbeda dengan organisasi profit,tujuan utama dari organisasi ini bukanlah semata-
mata untuk mencari laba. Organisasi non profit berdiri untuk mewujudkan perubahan pada
individu atau komunitas. Organisasi nonprofit menjadikan sumber daya manusia sebagai
asset yang paling berharga, karena semua aktivitas organisasi ini pada dasarnya adalah dari,
Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam organisasi non profit tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali
atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada
(laba). Dalam hal kepemilikan, tidak jelas siapa sesungguhnya ’pemilik’ organisasi nirlaba,
apakah anggota, klien, atau donatur. Pada organisasi laba, pemilik jelas memperoleh untung
dari hasil usaha organisasinya. Dalam hal donatur, organisasi nirlaba membutuhkannya
sebagai sumber pendanaan. Berbeda dengan organisasi laba yang telah memiliki sumber
pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan usahanya. Dalam hal penyebaran tanggung
jawab, pada organisasi laba telah jelas siapa yang menjadi Dewan Komisaris, yang kemudian
memilih seorang Direktur Pelaksana. Sedangkan pada organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah
Sukses Makmur Tbk yang dikenal sebagai perusahaan manufaktur terkemuka di Indonesia.
Perusahaan manufaktur ini memang sudah merajai sebagian besar makanan dan minuman di
Indonesia. Produk dari Indofood juga tidak asing lagi di pasar-pasar di Indonesia. Seperti mie
goreng yaitu indomie,snack dan minuman. Selain itu Indofood juga menghasilkan produk
Perusahaan Indofood merupakan salah satu contoh organisasi profit karena perusahaan
ini mempunyai tujuan yang sangat jelas yaitu untuk menghasilkan maupun menyediakan
barang guna untuk mencari laba dan memenuhi kebetuhan masyarakat guna kelangsungan
hidupnya.
Pemilik dari perusahaan tersebut juga jelas kepemilikannya yaitu Sudono Salim sebagai
pendirinya pada tahun 1972. Sumber dana yang diperoleh yaitu dari investor. Dari laba yang
diperoleh digunakan sebagai dana berikutnya. Perusahaan ini juga terbagi dalam beberapa
saham
Organisasi nonProfit
Contoh untuk organisasi nonprofit yaitu LSM. Lembaga swadaya masyarakat
(disingkat LSM) adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan ataupun
sekelompok orang yang secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada masyarakat
umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya. Kegiatan dilakukan
untuk kepentingan masyarakat umum, tidak hanya untuk kepentingan para anggota seperti
Swadaya Masyarakat Wisata adalah suatu lembaga kewisataan khususnya Pariwisata, yang
mendorong pelestarian objek-objek wisata alam, seni kebudayaan traditional yang hampir
dilupakan, menggali potensi kebudayaan Nenek moyang kita untuk mempersatukan generasi
penerus dan sebagai sasaran ke ingin tahuan para turis Manca Negara untuk datang ke
Indonesia.Sudah jelas tujuan utama dari organisasi ini,yakni bukan semata-mata untuk
mendapatkan laba melainkan untuk melestarikan kekayaan objek wisata seperti yang telah
diulaskan sebelumnya.
Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atas manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang
diberikan. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau
kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat
Lembaga atau organisasi nirlaba merupakan suatu lembaga atau kumpulan dari beberapa
individu yang memiliki tujuan tertentu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tadi, dalam
pelaksanaannya kegiatan yang mereka lakukan tidak berorientasi pada pemupukan laba atau
kekayaan semata (Pahala Nainggolan, 2005 : 01). Lembaga nirlaba atau organisasi non profit
merupakan salah satu komponen dalam masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era
reformasi, tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari kini semakin banyak keterlibatan lembaga
nirlaba.
Berdasarkan pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa organisasi nirlaba adalah
salah satu lembaga yang tidak mengutamakan laba dalam menjalankan usaha atau kegiatannya.
Dalam organisasi nirlaba pada umumnya sumber daya atau dana yang digunakan dalam
menjalankan segala kegiatan yang dilakukan berasal dari donatur atau sumbangan dari orang-orang
yang ingin membantu sesamanya. Tujuan organisasi nirlaba yaitu untuk membantu masyarakat luas
yang tidak mampu khususnya dalam hal ekonomi.
Organisasi nirlaba pada prinsipnya adalah alat untuk mencapai tujuan (aktualisasi filosofi)
dari sekelompok orang yang memilikinya. Karena itu bukan tidak mungkin diantara lembaga yang
satu dengan yang lain memiliki filosofi (pandangan hidup) yang berbeda, maka operasionalisasi dari
filosofi tersebut kemungkinan juga akan berbeda. Karena filosofi yang dimiliki organisasi nirlaba
sangat tergantung dari sejarah yang pernah dilaluinya dan lingkungan poleksosbud (politik,
ekonomi, sosial dan budaya) tempat organisasi nirlaba itu ada.
Ciri dari Organisasi Nirlaba
1. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapakan
pembayaran kembali atas manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya
yang diberikan.
2. Menghasilkan barang dan/ atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu
entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri
atau pemilik entitas tersebut.
3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali,
atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas
pada saat likuiditas atau pembubaran entitas.
6. Mandiri.
Yaitu model yang menekankan pentingnya mencapai produksi dan efisiensi tingkat tinggi. Henry
Fayol mengajukan sejumlah prinsip yang berkaitan dengan funsgi kepimpinan untuk
mengorganisasi dan empat diantaranya berhubungan dengan pemahaman model mekanistik iaitu:
Prinsip Spesialisasi iaitu merupakan cara terbaik untuk menggunakan tenaga individu dan
kelompok.
Prinsip Kesatuan Arah yaitu semua pekerjaan harus dikelompokkan berdasarkan keahlian.
Prinsip Kepimpinan dan Tanggungjawab iaitu pengurus harus mendapat pendekatan yang
cukup untuk melaksanakan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
Prinsip Rantai Skalar iaitu hasil dari pelaksanaan ketiga prinsip sebelumnya adalah rantai
peningkatan pengurus dari peringkat paling tinggi sampai peringkat paling rendah. Rantai
scalar adalah jalur keseluruhan komunikasi vertical dalam sebuah organisasi.
Birokrasi mempunyai berbagai arti.. Akan tetapi menurut Max Weber struktur birokratik ialah
struktur yang lebih unggul dibandingkan dengan struktur lainnya. Weber yakin bahwa untuk
mencapai manfaat reka bentuk birokratik secara maksimum harus memiliki karakteristik berikut
iaitu :
Model Organik
yaitu menekankan pada pentingnya mencapai perkembangan tingkat tinggi. Reka bentuk organisasi
ini kurang mengandaikan peraturan dan prosedur yang disentralisasikan atau spesialisas yang tinggi.
Model organik reka bentuk organisasi berbeza dari model mekanistik. Karakteristik dan praktek
organisasi yang menggunakan model organik sama sekali berbeza dari karakteristik dan praktek
yang menggunakan model mekanistik. Perbezaan yang paling menonjol antara kedua model itu
berasal dari criteria keefektifan yang berbeza yang ingin diusahakan sebesar-besarnya oleh masing-
masing model. Jika model mekanistik berusaha untuk mencapai efisiensi dan produksi secara
maksimum, maka model organik berusaha untuk mencapai keluasan dan keadaptasian yang
maksimum. Organisasi organik bersifat luas dan dapat beradaptasi dengan tuntutan perubahan
lingkungan karena reka bentuk organisasinya mendorong untuk lebih menggunakan potensi
manusia.
Model organisasi organik kontras dari model mekanistik. Karakteristik dan praktek organisasi yang
mendasari model organik sama sekali berbeda dari karakteristik dan praktek yang mendasari model
mekanistik. Perbedaan yang paling mencolok antara kedua model itu berasal dari kriteria
keefektifan yang berbeda yang ingin diusahakan sebesar-besarnya oleh masing-masing model. Jika
model mekanistik berusaha untuk mencapai efisiensi dan produksi secara maksimum, maka model
organik berusaha untuk mencapai keluwesan dan keadaptasian yang maksimum. Organisasi organik
bersifat luwes dan dapat beradaptasi dengan tuntutan perubahan lingkungan karena desain
organisasinya mendorong untuk lebih mendayagunakan potensi manusia