Anda di halaman 1dari 42

DESIGN REPORT

AR 423 - ARCHITECTURAL DESIGN 3


ANASTASIA SETIAWAN - 00000042030
TABLE OF CONTENTS

1.0 INTRODUCTION
1.1 ABSTRAK
1.2 PENGANTAR PROJECT
1.3 TUJUAN PROJECT

2.0 SITE INVESTIGATIONS AND CONTEXTUAL STUDIES


2.1 SITE ANALYSIS MAKRO
2.2 SITE ANALYSIS MIKRO
2.3 SWOT DAN ISU
2.4 PROPOSAL

3.0 STUDI PRESEDEN

4.0 SIRKULASI DAN KONEKTIVITAS

5.0 PROGRAM RUANG

6.0 PROGRAM RUANG KOMERSIL

7.0 MASSING DAN SUSTAINABILITY

8.0 KONSEP KESELURUHAN


1.0 INTRODUCTION
1.1 ABSTRAK
Stasiun Duri sebagai salah satu pusat transit di Jakarta menjadi magnet kehidupan ekonomi
masyarakat Kalinanyar. Denga potensi yang besar dan ketahanannya, maka Kalianayr diminati
banyak orang yang membuat kawasan tesebut semakin padat. Rancangan ini merupakan respon
terhadap fenomena tersebut dan mengangkat Kllianyuar menjadi kawasan yang lebih layak huni.

1.2 PENGANTAR PROJECT


Jakarta adalah kota terpadat di Indonesia dan konsisten menjadi magnet bagi penduduk untuk timggal
dan datang bekerja, berekreasi, belajar, dan sebagainya. Salah satu kekhasan kota-kota di Indonesia
adalah kehadiran kampung yang mendahului dan menyertai perkembangan kota. Kawasan Tambora
dengan titik simpul [nodes] transit yang berada pada Stasiun Duri memiliki potensi besar untuk
dikembangkan sebagai Area Inti Pergerakan Transit [Transit Core]. Stasiun Duri tidak sebatas
menghubungkan masyarakat dalam dan luar kota, namun masyarakat / turis mancanegara akibat
keterhubungan langsung dengan Bandara Soekarno Hatta.
Sekeliling Stasiun Duri masih dikelilingi
kampung kota terpadat dan kawasan berkembang lainnya, sehingga citra kawasan Tambora harus
ditingkatkan melalui perancangan arsitektur yang berorientasi transit. Oleh karena itu, Area Inti
Pergerakan Transit di sekitar Stasiun Duri menjadi penting untuk membantu pergerakan dan
perpindahan masyarakat, mendorong penggunaan transportasi publik, meningkatkan kenyamanan dan
keamanan pejalan kaki, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat dan pendatang.
Setiap kelompok berkolaborasi dalam mengumpulkan data sampai mengusulkan konektivitas Area Inti
Pergerakan Transit [Transit Core].
Konektivitas dengan Stasiun Duri sebagai pusat simpul transit dan
site sekitar menjadi tantangan untuk mewujudkan Transit Core. Selain itu, Transit Core Area
membutuhkan pengembangan kawasan padat dengan fungsi – fungsi berbeda, pengolahan ruang
publik terbuka, orientasi kenyamanan dan kemudahan penjalan kaki, dan penciptaan lingkungan
berorientasi transit. Kehadiran Area Inti Pergerakan Transit seharusnya meningkatkan kualitas hidup
dan lingkungan di Tambora.
Usulan fungsi per site dengan luasan 2 hektar per mahasiswa harus melalui riset dan terkoneksi dengan
simpul utama dan lingkungan sekitar. Perancangan mencakup rancangan bangunan bertingkat
[maksimal 4 lantai] dan struktur bentang lebar, serta rancangan ruang publik terbuka. Mahasiswa
didorong untuk mengeksplorasi gubahan massa dan/atau detail rancangan lainnya. Pemanfaatan media
komunikasi berbasis BIM dalam proses perancangan bersifat wajib. Fokus riset desain berlangsung
selama 7 minggu untuk memahami konteks site dan usulan desain, lalu beranjak ke pengembangan
desain selama 7 minggu.
Perancangan harus memerhatikan konteks utama di daerah itu dan
meningkatkan citra kawasan. Perancangan juga wajib memerhatikan aspek sustainability dalam
perencanaan site sampai bangunan. Pada akhirnya, hasil rancangan harus memerhatikan aspek budaya,
estetika, sosial, lingkungan, dan keterbangunan.
1
1.2 TUJUAN PROJECT
Project ini memiliki beberapa tujuan, yakni :

1. Mahasiswa mampu merancang fungsi bangunan publik dengan struktur


bertingkat rendah dan bentang lebar serta kawasan inti pergerakan TOD secara
kreatif dan inovatif berkelanjutan.

2. Mahasiswa mampu mengumpulkan data, mendefinisikan masalah dan


konteks, menganalisis sampai mengformulasikan strategi desain yang tepat
pada skala kawasan dan bangunan.

3. Mahasiswa mampu mengkomunikasi hasil studi dalam berbagai media, baik


verbal, visual,dan model secara tepat.

4. Mahasiswa mampu merancang sistem sustainability untuk pengudaraan dan


pencahayaan alami

2
2.0 SITE INVESTIGATIONS (SITE ANALYSIS) AND CONTEXTUAL STUDIES
WEEEKLY PROCESS

Peraturan Gubernur dan Peraturan Mneteri mengatur


bagaimana kawasan TOD berfungsi dan fungsi apa saja ayng akan
dikomodasi dalam kawasan tersebut. Selain itu peraturaan ini
juga mengatur bagaimana landscaping yang baik sehingga ramah
bagi pejalan kaki dan juga bagi pesepeda.

Pada Peraturan Menteri DKI Jakarta No.16 Tahun 2017


diatur dan diklasifikasikan jenis-jenis TOD berdasarkan cakupann-
ya dan penduduk serta transportasi moda massal yang tersedia.
Ini menajadi penting untuk dikaji karena Kalianyar sendiri merupa-
kan kawasan dengan populasi penduduk yang besar sehing sirku-
lasi hariannya memengaruhi ruang yang terbentuk.

3
4
5
2.1 Site Analysis MAKRO
Berikut pembagian wilayah stasiun Duri secara administratif:

Lokasi tapak berada pada radius 350m dari Stasiun Duri. Selain
itu, seperti yang telah diuraikan di atas, kawasan sekitar Stasiun
Duri termasuuk dalam TOD kota serta lingkungan berdasarkan
data penduduk dan transportasi moda yang ada.

6
Tapak Barat dan Timur Identitas Pengguna

Stasiun Duri dapat menjadi kunci dalam mengetahui identitas


Stasiun Duri membagi kawasan menjadi 2 dengan adanya tembok pembatas pada sisi pengguna kawasan tersebut. Melalui survei data didapat bahwa seba-
Barat. Pembagian ini juga terlihat pada site bahwa daerah Barat walau terlihat lebih padat dan gian besar pengguna KRL merupakan masyarakat dengan ekonomi me-
kompleks memiliki kemajuan yang lebih diabnding sisi Timur. Adanya berbagai fasilitas pada nengah ke bawah. Hal ini menjadi hal yang dapat dimasukkan dalam
sisi Timur menyebabkan darah menjadi lebih hidup. rancangan dalam merespon pengguna.

7
Kalianayar terbentuk dari 2 jalan arteri dan beberapa jalan kollek-
tor dalam

8
9
10
11
12
13
Sumber pendapatan terbesar dari kawasan ini adalah
perdagangan baik makanan, baju retail dan lain-lain, maka itu
diperlukan suatu tempat yang dapat mengakomodasi perdagan-
gan di kawasan tersebut.

14
15
2.2 Site Analysis MIKRO

Salah satu moda transportasi massal yang dapat menjangkau daerah yang jauh seperti Transjakarta memiliki jarak lebih dari 10 menit. Hal ini mengindi-
kasikan bahwa transportasi moda belum ramah terhadap pejalan kaki sesuai dengan aturan Peraturan Menteri. Maka itu dengan menghubungkan jasa dengan 16
kebutuhan transportasi, maka dibuat jalan yang menghubungkan muka area dengan area nodes transit angkot sekaligus mengangkat lokalitas yang ada.
Mengindikasikan perlunya di ruang publik yang merespon pengguna. Sebagian besar public space di kawasan kalianyar tidak merespon penggunanya yang
tidak sebagian anak kecil karena tidak memiliki batas antara ruang publik dan kali sehingga menjadi rawan kecelakaan.
18
SWOT DAN ISU

19
2.4

Berdasarkan Studi dan Analisis maka kawasan yang terbentuk terdiri dari
Perkantoran, Komersil dan Hunian. Komersil diletakkan ditengah agar
semua user dapat mengakses komersil untuk kebutuhan primer dan menja-
di highlight konveksi yang dapat dilihat langsung dari Stasiun Duri. Kemudia
Hunian diletakkan di kawasan belakang untuk menghindari bising dan
memberi privacy.

20
3.0 STUDI PRESEDEN

21
22
The Groove berhasil mengangkat lokalitas dan mengubah sirkulasi pedestrian dengan landscaping yang baik
selain itu juga memerhatikan bagaimana vegetasi serta massa bangunan memengaruhi user dalam berlaku

Sebagian kecil yang dirancang namun dapat memberikan efek yang besar bagi UMKM dan pedeestrian

23
ALTERNATIF

Forced based design pada konteks ini disesuaikan dengan isu


yang diangkat. Sehingga konektivitas dan sirkulasi mengikuti
constrains tersebut

24
25
26
5.0 PROGRAM RUANG KAWASAN
5.0 PROGRAM RUANG KOMERSIL

28
29
30
31
32
33
34
7.0 MASSING DAN SUSTAINABILITY

Massing sebagain besar merespon angin dan penyediaan RTH sehingga, namun dari 10 massing dipilihs satu yang dianggap paling mendekati respon.
6.0 KONSEP KESELURUHAN

Kawasan ini menghighlight komersil karena berperan dalam


mengangkan isu kobeksi, kuliner dan ethnicities. Sirkulasi dari stasiun
Duri menuji komersil ‘menjual’ potensi komersil dan
Konsep kawasan yang dibuat seperti ECOZONE dimana terdiri dari bagian bagian yang memiliki fungsi khusus (perkantoran,
komersil, hunian). Pada kawasan ini mendukung pula ekonomi dengan konveksi dan jasa, ecology dengan penyediaaan RTH.
Kemudian Konsep GUILD diambil bangunan satu dan lain mendukung sesama sehingga isu tadi bisa terpecahkan.
TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai