Uji Daya Hambat Ekstrak Teh Hijau
Uji Daya Hambat Ekstrak Teh Hijau
Ricky Ramadhian, Syahrul Hamidi Nasution, Nisa Karima| Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Teh Hijau
Terhadap Escherichia coli Secara In Vitro
Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Teh Hijau TerhadapEscherichia coli Secara In
Vitro
Popi Zeniusa1, M. Ricky Ramadhian2, Syahrul Hamidi Nasution3, Nisa Karima4
1
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
3
Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
4
Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Abstrak
Latar Belakang. Infeksi merupakan salah satu penyebab utama masalah kesehatan di dunia khusunya untuk infeksi
Escherichia coli. Teh hijau diketahui memiliki khasiat sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan mengetahui daya hambat
ekstrak etanol teh hijau terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
Metode. Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan metode difusi cakram kirby bauer. Sampel penelitian
ini adalah Escherichia coli. Kadar ekstrak etanol teh hijau yaitu: 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%. Daya hambat diperoleh
berdasarkan pengukuran zona hambat yang terbentuk di sekitar kertas cakram menggunakan penggaris. Analisis statistik
yang dilakukan menggunakan uji Kruskal-Wallis.
Hasil. Penelitian ini menunjukan terdapat perbedaan diameter zona hambat didapatkan dengan uji Kruskal-Wallis, yaitu p <
0,05 pada semua kelompok perlakuan.
Simpulan. Ekstrak etanol teh hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
Korespondensi: Popi Zeniusa, alamat Jl. Bumi Manti II No. 33 Kampung Baru, Labuhan Ratu, Bandar Lampung, HP
082176867391, e-mail popi.zeniusa@gmail.com
dengan menggunakan kertas saring. Hasil hambat ekstrak etanol teh hijau terhadap
saringan daun teh hijau diekstrak Escherichia coli secara in vitro. Kertas cakram
menggunakan alat rotary evaporator dengan direndam dalam ekstrak etanol teh hijau pada
suhu 400C selama 4 jam yang berguna untuk masing-masing konsentrasi yaitu konsentrasi
memisahkan pelarut dengan ekstrak daun teh 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%. Kertas
hijau agar diperoleh ekstrak etanol yang cakram juga direndam pada Seftrikson sebagai
pekat.Ekstrak etanol teh hijau yang pekat kontrol (+) dan akuades sebagai kontrol
tersebut kemudian diencerkan dengan negatif. Proses perendaman kertas cakram ini
akuades. Pengenceran dilakukan dengan dilakukan selama ± 15 menit.11Kemudian
perbandingan ekstrak etanol teh hijau dan dengan menggunakan pinset steril, letakkan
akuades yang dapat dihitung menggunakan kertas cakram yang sudah direndam pada
persamaan N1xV1=N2xV2, sehingga diperoleh MHA dengan 4 kuadran. Media agar lalu
konsentrasi ekstrak etanol teh hijau sesuai diinkubasi pada suhu kamar 370C selama 24
yang diinginkan. Konsentrasi ekstrak etanol jam.Diukur zona hambat yang terbentuk
teh hijau yang digunakan dalam penelitian ini disekitar sumuran dengan menggunakan
adalah 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%. penggaris.Prosedur diatas dilakukan
Proses pembuatan suspensi bakteri pengulangan sebanyak 4 kali. Data yang
pada penelitian ini dilakukan dengan cara diperoleh dalam penelitian ini akan diuji nilai
menambahkan Nutrient Broth (NB) ke dalam kemaknaannya dengan menggunakan uji
strain murni Escherichia coli yang telah Kruskal Wallis dan dilanjutkan dengan uji
dimasukkan ke dalam tabung reaksi sampai Posthoc Mann-Whitney.
didapatkan kekeruhan yang sesuai dengan
standar kekeruhan Mc Farland 0,5 yaitu Hasil
sebanyak 1,5 x 108 cfu/mL. Kekeruhan dilihat Pada penelitian ini dilakukan pengujian
dengan membandingkan suspensi bakteri aktivitas antibiotik dengan pengulangan
dengan standar kekeruhan Mc Farland 0,5. sebanyak 4 kali. Perlakuan dengan pemberian
Jika kurang keruh, suspensi ditambahakan ekstrak etanol teh hijau terhadap Escherichia
koloni sedangkan jika lebih keruh ditambahan coli dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%
Nutrient Broth (NB). dan 100%. Seftriakson digunakan sebagai
Sebelum dilakukan uji daya hambat kontrol positif dan akuades steril digunakan
ekstrak etanol teh hijau terhadap Escherichia sebagai kontrol negatif. Hasil yang dinilai
coli secara in vitro, perlu dilakukan proses adalah diameter zona hambat yang diukur
pembuatan mediumMueller Hinton Agar menggunakan penggaris dalam satuan
(MHA) yang akan digunakan sebagai media milimeter (mm).
pengaplikasian. Proses ini dilakukan dengan
memasukkan 7,6 gram serbuk MHA ke dalam Tabel 1. Hasil pengukuran diameter zona hambat
200 ml akuadespada tabung Erlenmeyer dan (mm) pada bakteri Escherichia coli
diaduk hingga larut. Pembuatan dilanjutkan Pengukuran Diameter ZonaHambat (mm)
dengan memanaskan di atas api agar larutan Ekstraket Pengulangan
Rata-
homogen, kemudian disterilkan dalam anoltehhi
I II III IV rata
jau
autoklaf selama 20 menit dengan tekanan
K20 18 18 22 18 19
udara 1 atm suhu 121oC.Media MHA yang K40 17 17 14 18 16,5
sudah steril, dituang kedalam kedalam cawan K60 15 12 13 14 13,5
petri steril masing-masing 20 ml dan dibiarkan K80 8 8 9 7 8
memadat. Kemudian menggunakan lidi kapas K100 10 9 9 10 9,5
steril, ambil suspensi bakteri yang sudah K(+) 32 31 33 32 32
distandarkan kekeruhannya dengan standar K(-) 0 0 0 0 0
kekeruhan Mc Farland 0,5. Lalu oleskan/swab Keterangan:
K20 : Konsentrasi 20% ekstrak etanol teh hijau
secara merata pada MHA yang sudah padat. K40 : Konsentrasi 40% ekstrak etanol teh hijau
Tunggu sampai 10 menit. K60 : Konsentrasi 60% ekstrak etanol teh hijau
K80 : Konsentrasi 80% ekstrak etanol teh hijau
Setelah pembuatan media selesai, K100 : Konsentrasi 100% ekstrak etanol teh hijau
proses selanjutnya yaitu melakukan uji daya K(+) : Seftriakson sebagai kontrol (+)
K(-) : Akuades sebagai kontrol (-)
Pada uji Mann-Whitney diperoleh nilai konsentrasi ekstrak etanol teh hijau terhadap
p<0,05, sehingga dapat diketahui terdapat kontrol positif dan kontrol negatif.
perbedaan yang signifikan antara kelompok
Pembahasan
Berdasarkan hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak etanol teh hijau
memiliki kemampuan dalam menghambat konsentrasi 40% diperoleh nilai rata-rata
pertumbuhan bakteri Escherichia coli secara in diameter zona hambat mencapai 16,5 mm,
vitro. Daya hambat ini dibuktikan dengan dan pada konsentrasi 60% diperoleh nilai rata-
adanya daerah jernih pada Muller Hinton Agar rata diameter zona hambat menurun menjadi
(MHA) yang terdapat bakteri Escherichia coli 13,5 mm. Jika dilihat dalam respon hambat
dan telah diberikan ekstrak etanol teh hijau pertumbuhan bakteri, ketiga konsentrasi ini
dengan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu termasuk respon kuat dalam menghambat
20%, 40%, 60%, 80% dan 100%. pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
Dari hasil penelitian tersebut,diketahui Pada konsentrasi yang semakin tinggi
bahwa ekstrak etanol teh hijau dapat diperoleh hasil nilai rata-rata diameter zona
menghambat pertumbuhan Escherichia coli. hambat semakin menurun. Hal ini terlihat dari
Sehingga dapat dibuktikan bahwa ekstrak hasil nilai rata-rata diameter zona hambat
etanol teh hijau memiliki kemampuan sebagai pada ekstrak dengan konsentrasi 80% dan
antibiotik. Penelitian ini sesuai dengan 100%. Pada konsentrasi 80% diperoleh nilai
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan rata-rata zona hambat sekitar 8 mm dan pada
oleh Jeon et al. pada tahun 2014 bahwa konsentrasi 100% nilai rata-rata zona hambat
ekstrak etanol teh hijau memiliki kesamaan sekitar 9,5 mm. Walaupun dalam hal ini nilai
dengan Ciprofloxacin dan Gentamicin yang rata-rata zona hambat yang dihasilkan oleh
sensitif terhadap pertumbuhan Escherichia konsentrasi 100% lebih tinggi bila
coli.12 Hal ini disebabkan oleh beberapa dibandingkan dengan konsentrasi 80%, namun
kandungan dalam teh hijau yang telah terbukti jika dilihat dalam respon hambat
memiliki efek sebagai antibiotik, yaitu pertumbuhan bakteri, kedua konsentrasi ini
epigallocatechin-3 gallate (EGCG), quercetin memiliki respon sedang dalam menghambat
dan tanin.12-14 pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Hal ini
Dalam menghambat pertumbuhan sesuai dengan pendapat Rundengan et al,
Escherichia coli, kandungan tersebut memiliki (2017) bahwa zona hambat >20 mm
mekanisme kerja yang berbeda-beda. EGCG dimasukkan ke dalam respon hambat sangat
bekerja dengan cara merusak dinding sel kuat, zona hambat 11-20 mm dimasukkan ke
bakteri dan membran sitoplasmanya sehingga dalam respon hambat kuat, zona hambat 5-10
menyebabkan denaturasi protein.9Quercetin mm dimasukkan ke dalam respon hambat
bekerja dengan cara menghambat DNA girase, sedang, dan zona hambat <5 mm dimasukkan
sehingga menghentikan proses pembentukan ke dalam respon hambat lemah.16
DNA untai ganda pada bakteri, sedangkan Hasil penelitian ini bila dibandingkan
tanin mampu menghambat pertumbuhan dengan hasil penelitian sebelumnya
bakteri dengan cara mengkoagulasi protein menunjukkan hasil yang tidak sesuai. Pada
protoplasma bakteri, sehingga terjadi penelitian yang dilakukan Redjeki (2014)
denaturasi pada protein tersebut dan pada disebutkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
akhirnya akan menyebabkan lisisnya bakteri.13- ekstrak etanol teh hijau semakin besar zona
15
hambat yang terbentuk.17 Namun, pada
Pada penelitian ini, diketahui tinggi penelitian ini zona hambat terbesar
rendahnya konsentrasi ekstrak etanol teh didapatkan pada ekstrak etanol teh hijau
hijau tidak berbanding lurus dengan diameter dengan konsentrasi 20% (konsentrasi
zona hambat yang dihasilkan. Pada terendah), sedangkan konsentrasi 100%
konsentrasi 20% diperoleh nilai rata-rata menunjukkan diameter zona hambat yang
diameter zona hambat mencapai 19 mm, pada
lebih kecil dari zona hambat pada konsentrasi dengan penelitian Dewi (2010) yang
20%. menunjukkan konsentrasi yang semakin besar
Ada beberapa faktor yang tidak memberikan efek penghambatan yang
mempengaruhi diameter zona hambat lebih besar akan tetapi memiliki kemampuan
pertumbuhan bakteri menurut Sumarno menghambat yang lebih kecil dibandingkan
(2000), yaitu kekeruhan suspensi bakteri. Jika konsentrasi lain.19
suspensi kurang keruh maka diameter zona Ada beberapa kemungkinan yang dapat
hambat akan lebih besar, dan sebaliknya jika menyebabkan hal ini terjadi, seperti
suspensi lebih keruh diameter zona hambat kurangnya daya difusi ekstrak ke dalam media.
akan semakin kecil.18 Dalam mengukur Proses difusi ekstrak dapat dipengaruhi oleh
kekeruhan suspensi sebaiknya digunakan faktor pengenceran. Semakin tingginya
suatu alat yaitu nephelometer agar kekeruhan konsentrasi ekstrak maka semakin rendah
suspensi bakteri lebih akurat saat kelarutan (mengental seperti gel), sehingga
dibandingkan dengan kekeruhan Mc Farland hal ini dapat memperlambat difusi bahan aktif
0,5. Namun, pada penelitian ini pengukuran ekstrak ke dalam media dan akhirnya dapat
makroskopis kekeruhan dilakukan hanya mengurangi kemampuan ekstrak dengan
secara visual karena keterbatasan alat. konsentrasi tinggi dalam menghambat
Temperatur inkubasi juga dapat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.20
menjadi faktor yang mempengaruhi diameter Faktor lain yang mendukung adanya
zona hambat pertumbuhan bakteri. Untuk perbedaan diameter zona hambat pada
memperoleh pertumbuhan yang optimal, penelitian ini adalah jenis bakteri yang
inkubasi dilakukan pada suhu 350C. Suhu yang digunakan. Pada penelitian ini bakteri yang
kurang dari 350 C dapat menyebabkan digunakan yaitu Escherichia coli. Escherichia
diameter zona hambat lebih besar. Hal ini bisa coli merupakan salah satu bakteri Gram
terjadi pada plate yang ditumpuk-tumpuk negatif, dimana dinding sel E. coli dilapisi
lebih dari 2 plate pada saat inkubasinya. Plate membran luar yang terdapat protein,
yang ditengah suhunya kurang dari 350 C. fospolipid, dan lipopolisakarida.21
Inkubasi pada suhu lebih dari 350 C, dapat Dinding luar bakteri Escherichia coli
menyebabkan difusi ekstrak yang kurang baik. memiliki sifat permeabilitas tinggi sehingga zat
Pada penelitian ini suhu yang digunakan aktif dalam ekstrak teh hijau tidak dapat
selama inkubasi adalah 370C. masuk secara maksimal ke dalam sel bakteri
Selain itu, tebalnya media agar-agar yang mengakibatkan kurang optimalnya
juga dapat menjadi salah satu faktor yang ekstrak dalam menghambat pertumbuhan
mempengaruhi diameter zona hambat bakteri. Dinding bakteri juga terdiri dari
pertumbuhan bakteri. Ketebalan agar-agar lipoprotein yang mengandung molekul protein
yang efektif yaitu sekitar 4 mm. Jika kurang yaitu porin dan lipopolisakarida. Porin inilah
dari 4 mm difusi esktrak akan menjadi lebih yang bersifat hidrofilik, sedangkan ekstrak
cepat, sedangkan jika lebih dari 4 mm difusi bersifat hidrofobik. Karena perbedaan sifat
ekstrak akan menjadi lambat. Pada penelitian inilah, molekul komponen ekstrak menjadi
ini, tidak dilakukan pengukuran pada media lebih sulit masuk ke dalam bakteri.22
agar-agar sehingga tidak dapat diketahui Selain itu, dinding luar bakteri
secara pasti ketebalan media Muller Hinton Escherichia coli banyak mengandung lapisan
Agar (MHA) yang digunakan. lipid yang bersifat nonpolar, sedangkan
Berdasarkan hasil penelitian ekstrak bersifat polar. Adanya perbedaan sifat
menunjukkan terjadinya perbandingan inilah yang menyebabkan molekul komponen
terbalik antara konsentrasi ekstrak etanol teh ekstrak juga menjadi lebih sulit masuk ke
hijau dengan besarnya diameter zona hambat dalam bakteri. Oleh karena itu, hal ini dapat
yang dihasilkan. Ekstrak etanol dengan mempengaruhi aktivitas kerja dari ekstrak
konsentrasi 20% menunjukkan aktivitas etanol teh hijau dalam menghambat
antibiotik yang lebih efektif dibandingkan pertumbuhan Escherichia coli.21
dengan konsentrasi yang lebih tinggi yaitu
40%, 60%, 80% dan 100%. Hal ini sejalan Ringkasan
2. Indang N, Guli MM, Alwi M. Uji resistensi and Escherichia coli isolated from skin
dan sensitivitas bakteri Salmonella thypi wounds. Ann Dermatol. 2014; 26(5):564-
pada orang yang sudah pernah menderita 9.
demam tifoid terhadap antibiotik. Jurnal 13. Kohanski MA, Dwyer DJ, Wierzbowski J,
Biocelebes. 2013; 7(1):27–34. Cottarel G, Collins JJ. Mistranslation of
3. Waluyo, L.Mikrobiologi umum. Malang: membrane proteins and two-component
Universitas Muhammadiyah Malang; system activation trigger antibiotic-
2012. mediated cell death. 2008; 135:679–90.
4. Soleha, TU. 2015. Susceptibility test of 14. Pratiwi ST. Mikrobiologi farmasi. Jakarta:
antimicroba. Juke Unila. 2015; 5(9):119- Penerbit Airlangga; 2008. Hlm.22-42,154-
23. 67 dan 188-89.
15. Taylor PW, Hamilton-Miller JMT,
5. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan
Stapleton PD. Antimicrobial properties of
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
green tea catechins. Food Science and
Nomor 2406/Menkes/Per/XII/2011
Technology Bulletin. 2009; 2:71–81.
tentang Pedoman Umum Penggunaan
16. Rundengan CH, Fatmawali, Herny S. Uji
Antibiotik. Jakarta:Kemenkes; 2011.
daya hambat ekstrak etanol biji
6. Reygaert W, Jusufi I. Green tea as an
pinangyaki (Areca vestiaria) terhadap
effective antimicrobial for urinary tract
bakteriStaphylococcus aureus,
infections caused by Escherichia coli.
Escherichia coli, Pseudomonas
Front Microbiol. 2013; 4.
aeruginosa. Jurnal Ilmiah Farmasi. 2017;
7. Mahmood T, Akhtar N, Khan BA.The
6(1):37-46.
morphology, characteristics, and
17. Redjeki S. Uji aktivitas antimikroba
medicinal properties of Camellia sinensis
infusum teh hijau dan teh hitam (Camellia
’tea’. 2010; 4(19):2028–33.
sinensis (L.) Kuntze) terhadap Escherichia
8. Adriani F.Pemberian ekstrak teh hijau
coli dan Candida albicans. Jurnal
menurunkan berat badan, lingkar perut,
Kesehatan Bakti Tunas Husada.2014;
dan presentase lemak tubuh pada wanita
11(1):98-107.
kelebihan berat badan yang melakukan
18. Sumarno. Teknik dasar pemeliharaan
latihan fisik dengan pola makan biasa
mikroba. Jakarta: Intan Prawira; 2000.
[Skripsi]. Denpasar: Universitas Udayana;
19. Dewi FK. Aktivitas antibakteri ekstrak
2010.
etanol buah mengkudu (Morinda citifolia
9. Saraswati A. Efektivitas ekstrak daun teh
L.) terhadap bakteri pembusuk daging
hijau (Camellia sinensis) dengan NaOCL
segar [skripsi]. Surakarta: Fakultas
2,5% terhadap bakteri Enterococcus
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
faecalis sebagai alternatif larutan irigasi
Universitas Sebelas Maret; 2010.
saluran akar [Skripsi]. Makassar: Fakultas
20. Handajani NS. Purwoko T. Aktivitas
Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin;
ekstrak rimpang lengkuas (Alpinia
2015.
galanga) terhadap pertumbuhan jamur
10. Sastroasmoro S. Metode penelitian klinis
Aspergillus sp. penghasil aflatoksin dan
dasar. Jakarta: PT. Bina Rupa Aksara;
Fusarium moniliforme. Biodiversitas.
2014.
2008; 9(3):161-4.
11. Tammi A. Perbandingan daya hambat
21. Karlina CY, M. Ibrahim, G. Trimulyono.
ekstrak daun salam (Syzygium
Aktivitas antibakteri ekstrak herba krokot
polyanthum [wight.] walp) terhadap
(Potulaca oleracea L.) terhadap
pertumbuhan bakteri Staphylococcus
Staphylococcus aureus dan Escherichia
aureus dan Escherichia coli secara in vitro
coli. Lentera Bio.2013;2(1):87–93.
[skripsi]. Bandar Lampung: Fakultas
22. Widyasanti A, Siti H, Dadan R. Aktivitas
Kedokteran Universitas Lampung; 2016.
antibakteri ekstrak teh putih terhadap
12. Jeon J, Joo HK, Chang KL, Chil HO, Hae JS.
bakteri Gram positif dan negatif. Jurnal
The antimicrobial activity of (-)-
Penelitian Teh dan Kina. 2015; 18(1):55-
Epigallocatehin-3-Gallate and green tea
60
extracts against Pseudomonas aeruginosa