Latar Belakang
Fosil merupakan sumber energi utama di dunia. Konsumsi energi fosil
terus meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi dan pertambahan
penduduk. Namun, sumber daya alam yang dapat menghasilkan energi tersebut
semakin berkurang, karena sumber daya alam yang tidak terbarukan. Sehingga,
saat ini jumlah bahan bakar fosil sangat terbatas. Sementara kebutuhan terus
meningkat yang menyebabkan terjadinya krisis energi.
Salah satu yang mendasari terjadinya kelangkaan energi adalah pemakaian
kendaraan bermotor berbahan bakar bensin dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Menurut data statistik kepolisian Indonesia tahun 2009 jumlah
kendaraan bermotor di Indonesia berjumlah 61.956.009 kendaraan. Hal ini
mengakibatkan pemakaian bahan bakar minyak bumi meningkat. Menurut
kementerian energi dan sumber daya mineral, cadangan energi bahan bakar yang
ada saat ini tidak dapat diharapkan untuk jangka waktu yang lama.
Pemanasan global yang diakibatkan oleh pemakaian bahan bakar fosil
semakin terasa dan mengakibatkan ancaman lingkungan. Hal ini mendorong
dikembangkannya bahan bakar alternatif yang bersifat terbarukan dan konservasi
energi. Ancaman lingkungan yang berpotensi untuk terjadi adalah polusi akibat
emisi pembakaran bahan bakar fosil. Polusi yang ditimbulkan oleh pembakaran
bahan bakar fosil memiliki dampak kesehatan bagi manusia, hewan, bahkan
lingkungan. Polusi berupa gas-gas berbahaya seperti: CO, NOx, dan UHC
(Unburn Hydrocarbon), juga unsur metalik seperti timbal (Pb). Bahkan ledakan
jumlah molekul CO2 yang berdampak pada pemanasan global (global warming
potential) (Dunan, 2009). Kesadaran terhadap ancaman serius tersebut telah
mengintensifkan berbagai riset yang bertujuan menghasilkan sumber-sumber
energi (energy resources) ataupun pembawa energi (energy carrier) yang lebih
terjamin keberlanjutannya (sustainable) dan ramah lingkungan.
Oleh karena itu, pada saat ini usaha mencari sumber energi alternatif
semakin meningkat. Salah satunya Bioetanol. Bioetanol merupakan energi
alternatif untuk menyelesaikan masalah ketersediaan bahan bakar yang saat ini
masih tegantung pada bahan bakar minyak (BBM). Biasanya tanaman yang dibuat
dengan cara fermentasi biomassa seperti umbi-umbian, jagung, atau tebu dan
dilanjutkan dengan proses destilasi. Namun, bahan yang mengandung selulosa
seperti beras juga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol.
Beras mengandung sekitar 75% karbohidrat, 8% protein, 14% air, 80-85%
lemak, dan pati. Banyak wilayah di Indonesia yang menghasilkan tanaman padi
seperti Sumatera Selatan, Jawa Timur, Jawa Barat, dan masih banyak lagi.
Sebagai negara agraris, hampir seluruh penduduknya memanfaatkan beras sebagai
makanan pokok. Sebelum menjadi nasi, beras yang didapat harus dicuci terlebih
dahulu. Limbah air cucian beras ini tidak dimanfaatkan dengan baik sehingga
hanya terbuang begitu saja. Tanpa kita sadari, bahwa di dalam air cucian beras
terdapat zat-zat yang dapat berguna. Salah satunya adalah selulosa yang sangat
berpotensi untuk dijadikan bahan baku utama pembuatan bioetanol.
Setelah melihat dari permasalahan energi fosil dan potensi limbah air
cucian beras. Saya ingin membuat energi terbarukan berupa bioetanol dengan
menggunakan bahan utama limbah air cucian beras.
- Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan. Maka rumusan
masalah
Yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut :
Apakah air cucian beras dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
pembuatan bioetanol ?
2. Bagaimana proses pembuatan bioetanol dari air cucian beras?
- Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bahwa air cucian beras dapat dimanfaatkan
sebagai bahan dasar pembuatan bioetanol.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat dirasakan dan mempunyai
kontribusi positif untuk semua pihak, antara lain :
a. Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti
sendiri dan memberikan informasi bahwa air cucian beras dapat dimanfaatkan
menjadi bioetanol. Selain itu, peneliti juga berharap bioetanol ini tidak berhenti
sampai disini tetapi dapat berlanjut dan berguna untuk masyarakat luas.
b. UNNES
Hasil penelitian ini dapat dijadikan koleksi karya tulis ilmiah perpustakaan dan
dapat dimanfaatkan sebagai referensi pembelajaran selanjutnya bagi peserta
didik serta mungkin dapat dikembangkan menjadi karya inovatif bagi
mahasiswa dan seluruh civitas akademika UNNES
c. Masyarakat.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masyarakat sebagai sumber informasi
tentang pemamfaatan air cucian beras sebagai bioetanol. Selain itu, masyarakat
dapat memanfaatkan bioetanol ini sebagai ladang usaha.
d. Pemerintah.
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan pemerintah untuk membuat kebijakan
untuk menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahterah. Khususnya
dalam bidang energi alternatif untuk penyelesaian masalah kelangkaan sumber
energi.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang kami gunakan meliputi:
Metode Eksperimen, merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan
teliti dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. (Yatim Rianto)
Prosedur Penelitian
a. Tahap Persiapan
Penentuan Judul
Langkah awal yang saya lakukan adalah melakukan penentuan
mengenai judul yang akan diambil.
b.Tahap Pelaksanaan
Menyiapkan Bahan dan Alat
Pada tahap ini bisa dilakukan dengan metode eksperimen dengan
menyiapkan seluruh alat dan bahan yang diperlukan serta dianjurkan
dilakukan di dalam laboratorium.
Alat :
Kompor gas
Panci aluminium
Toples plastik
Gelas ukur
Spatula
Diagram Penelitian
Direbus
Ditambah NaOH
Fermentasi
Hasil
Hasil
Kegagalan fermentasi Hasil
Sedikit bioetanol dan
karena tutup yang 3 tetes bioetanol
langsung menguap
terbuka
2) Proses distilasi
Bahan :
Fermentasi air cucian beras
Air
Spirtus
Korek api
Alat :
Wadah air Tempat keluarnya distilat
Labu distilasi Penangas
Sambungan Air penangas
Termometer Wadah labu distilat
Kondensor
Selang
Lubang udara
c. Pengumpulan data
Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan fokus
penelitian, maka data yang saya kumpulkan adalah dengan teknik
eksperimen dan observasi.
d. Analisis data
Analisis data dilakukan setelah saya dapat melakukan eksperimen
mendalam terhadap air cucian beras serta observasi pengaruh bioetanol
sebagai campuran bensin.
e. Tahap pelaporan
Pada tahap ini saya melakukan kegiatan pengecekan dan pemeriksaan
dari data yang diperoleh agar memperoleh keabsahan data dengan
bantuan pembimbing.