Musydalifah (1830209040)
Musydalifah (1830209040)
BIDANG MIRING
(Mencari Koefisien Gesek)
MENGGUNAKAN
APLIKASI PHYPHOX
DISUSUN OLEH:
LAPORAN PERCOBAAN MUSYDALIFAH (1830209040)
PUDAK SCIENTIFIC
2021 DOSEN PENGAMPUH:
EVELINA ASTRA PATRIOT, M.Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga laporan percobaan fisika Bidang Miring (mencari koefisien
gesek) ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu, meskipun jauh dari kata
sempurna.
Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan laporan ini sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Saya menyadari
laporan ini masih banyak kekurangan oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan dari pembaca.
Semoga laporan ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkat ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………... 1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………. 2
1.3. Tujuan Praktikum……………………………………………………….. 2
BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………….. 3
2.1. Phyphox…………………………………………………………………. 3
2.2. Bidang Miring…………………………………………………………... 3
2.3. Gaya pada Bidang Miring………………………………………………. 4
2.4. Koefisien Gesek………………………………………………………… 5
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN…………………………………….….. 6
3.1. Waktu dan Tempat………………………………………………………. 6
3.2. Alat dan Bahan…………………………………………………………... 6
3.3. Prosedur Percobaan……………………………………………………… 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………. 8
4.1. Hasil……………………………………………………………………… 8
4.2. Pembahasan…………………………………………………………….. 11
BAB V PENUTUP……………………………………………………………… 13
5.1. Kesimpulan……………………………………………………………... 13
5.2. Saran……………………………………………………………………. 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
menentukan koefisien gesek) ini digunakan teknologi berupa aplikasi phyphox
(Physical Phone Experiments).
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Phyphox
Kemajuan teknologi membuat perubahan bagi banyak bidang, salah
satunya bidang studi. Teknologi banyak digunakan untuk menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah eksperimen sains
atau fisika yang dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dapat
dijalankan dengan menggunakan handphone. Ada banyak aplikasi yang dapat
digunakan untuk melakukan percobaan salah satunya adalah phyphox.
Phyphox (Physical Phone Experiments) merupakan program aplikasi
yang sedang dikembangkan secara pesat dalam kegunaannya sebagai alat bantu
pada saat percobaan materi fisika. Aplikasi ini mengintegrasikan berbagai
sensor pada smartphone dan laptop sebagai dasar pengukuran eksperimental.
Sensor pada aplikasi terbaca secara jelas dan data ditampilkan secara grafis
serta dilengkapi banyak fitur inovatif, sehingga phyphox sangat baik. Phyphox
membuat eksperimen menjadi mudah dan dapat digunakan dimanapun serta
kapanpun (Kristiyani, 2020).
3
Kita sekarang memusatkan perhatian pada gesekan luncur (Slinding
friction) yang biasanya disebut gesekan kinetik (Kinetic friction) (kata kinetik
berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “bergerak”). Ketika sebuah benda
meluncur pada suatu permukaan gaya gesek kinetik akan bekerja kea rah yang
berlawanan dengan arah kecepatan benda. Magnitude gaya gesek kinetik ini
bergantung pada sifat dari kedua permukaan yang bergesekan. Untuk
permukaan-permukaan tertentu, eksperimen menunjukkan bahwa gaya gesek
lebih kurang sebanding gaya normal diantara kedua permukaan (Giancoli,
2001).
4
yang menimbulkan percepatan, namun percepatannya tidak vertikal ke bawah.
Memecahkan soal-soal yang melibatkan bidang miring seringkali lebih mudah
bila kita memilih sistem koordinat xy sedemikian rupa sehingga sumbu x
menunjukkan sepanjang bidang miring (arah gerakan) dan sumbu y tegak lurus
terhadap bidang miring, sebagaimana diperlihatkan pada gambar 2.1.
perhatikan juga bahwa gaya normal tidak vertical melainkan tegak lurus
terhadap permukaan. Bidang miring sepanjang sumbu y dalam gambar 2.1
(Giancoli, 2014).
𝐹𝑡𝑟 = 𝜇𝑘 𝐹𝑁 , 𝐹𝑘 = 𝜇𝑘 . 𝑁
𝐹𝑡𝑠 = 𝜇𝑠 𝐹𝑁 , 𝐹𝑠 = 𝜇𝑠 . 𝑁
Menurut Haliday (1998), dengan cara yang sama dapat ditentukan bahwa
sudut kemiringan 𝜃, yang diberikan agar balok meluncurkan turun dengan laju
konstanta diberikan oleh
𝜇𝑘 = tan 𝜃𝑘𝑟
5
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
6
Langkah 2; Percobaan
f. Letakkan handphone 1 yang berguna untuk menjalankan aplikasi phyphox
menu Inclination untuk menghitung suduk kemiringan dibagian ujung atas
bidang miring atau papan luncur. Lakukan seperti gambar 3.1.
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Diketahui: S(papan) = 0,337 m
Benda = 1. Bros
2. Koin
3. Spidol
4. Kotak klip
5. Kotak tinta
8
Gambar 4.3 Sudut Spidol Gambar 4.4 Sudut Kotak klip
9
Gambar 4.7 Sudut dan waktu koin
10
Gambar 4.10 Sudut dan waktu kotak
4.2. Pembahasan
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderuangan benda akan bergerak. Bidang miring adalah suatu permukaan
datar yang memiliki sudut, yang bukan tegak lurus terhadap permukaan
horizontal (Giancoli, 2001).
Pada percobaan yang telah dilakukan hubungan antara sudut dengan
kecepatan laju gerak benda terletak pada sudut yang ditentukan. Semakin besar
sudut, kecepatan gerak pada benda akan semakin cepat. Karena sudut yang
besar, maka bidang miring akan semakin tinggi. Oleh karena itu diperoleh nilai
atau hasil yang berbeda-beda pada setiap percobaan.
Dalam mencari koefisien gesek statis dari sudut yang dibentuk haruslah
dicari nilai sin 𝜃 dan cos 𝜃. Sedangkan untuk mencari koefisien gesek kinetis
diperlukan massa balok, percepatan gravitasi, sin 𝜃, percepatan dan cos 𝜃.
Nilai ini akan di analisis atau dihitung untuk menentukan koefisien geseknya.
Pada percobaan dilakukan lima kali percobaan dengan menggunakan
lima benda yang berbeda-beda. Percobaan pertama. untuk menentukan gaya
gesek yang akan bekerja antara dua permukaan yang bersentuhan dan saling
bergerak relatif (gaya gesek statis). Dan percobaan kedua dilakukan untuk
menentukan gaya gesekan yang terjadi pada benda yang akan meluncur tanpa
hambatan (gaya gesek kinetis).
Percobaan dilakukan dengan menggunkan menu Inclination (untuk
menghitung sudut kemiringan papan luncur) dan menu Acoustic Stopwach
11
(untuk menghitung waktu benda meluncur) pada aplikasi phyphox. Hasil
percobaan pada tabel 4.1 menunjukkan hubungan antara sudut 𝜃 dan koefisien
statis (𝜇𝑠 ) sehingga nilai yang dihasilkan dari perhitungan atau percobaan
berbeda-beda setiap benda.
Percobaan pertama untuk mencari koefien gesek statis (𝜇𝑠 ), pada bros
diperoleh sudut 11,03° dengan nilai 𝜇𝑠 0,194, pada koin diperoleh sudut 15,60°
dengan nilai 𝜇𝑠 0,278, pada spidol diperoleh sudut 13,11° dengan nilai 𝜇𝑠
0,232, pada kota klip diperoleh sudut 8,26° dengan nilai 𝜇𝑠 0,144 dan pada
kotak tinta diperoleh sudut 8,78° dengan nilai 𝜇𝑠 0,153.
Percobaan kedua untuk mencari koefisien gesek kinetis (𝜇𝑘 ) diperoleh
hasil yang berbeda-beda, bros meluncur pada sudut 19,44° diperoleh nilai 𝜇𝑘 -
1,95, koin meluncur pada sudut 25,20° diperoleh nilai 𝜇𝑘 -2,91, spidol
meluncur pada sudut 22,75° diperoleh nilai 𝜇𝑘 -6,22, kotak klip meluncur pada
sudut 22,02° diperoleh nilai 𝜇𝑘 -1,61 dan kotak tinta meluncur pada sudut
19,16° diperoleh nilai 𝜇𝑘 -1,69.
Pada keduan percobaan yang telah dilakukan untuk mencari nilai
koefisien gesek statis (𝜇𝑠 ) dan koefisien gesek kinetis (𝜇𝑘 ) dihasilkan nilai yang
berbeda-beda. Hal ini karena semakin besar sudut 𝜃 maka nilai 𝜇𝑠 dan 𝜇𝑘 akan
semakin besar pula, diketahui pula bahwa nilai 𝜇𝑠 selalu lebih besar dari nilai
𝜇𝑘 .
Hal ini sejalan dengan pendapat Giancoli (2001), seringkali lebih mudah
untuk menjaga agar sebuah benda akan tetap bergerak, seperti mendorong
sebuah massa konstan dengan kenyataan bahwa 𝜇𝑠 biasanya lebih besar dari
𝜇𝑘 . Maka gaya gesek pada permukaan benda mempengaruhi kecepatan benda
akan lebih besar. Jika gaya yang diberikan pada suatu benda besar benda akan
bergerak, jika benda mulai bergerak magnitudo gaya gesek berkurang dengan
kecepatan sampai pada nilai gaya gesek kinetis bukan lagi gaya gesek statis.
Koefisien gesek statis lebih besar dari koefisien gaya gesek kinetis.
12
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan bidang miring untuk menentukan
koefisien gesek adalah sebagai berikut:
1. Aplikasi phyphox digunakan dengan menggunakan handphone kemudian
jalankan menu Inclination untuk mengukur sudut kemiringan dari benda
miring dan menu Acoustic Stopwach untuk mengukur waktu selama benda
melintasi atau jatuh dari benda miring ke bawah. Setelah dijalankan maka
akan di peroleh nilai yang dibutuhkan untuk kemudian dihitung dengan
menggunakan rumus yang sudah ada.
2. Gaya-gaya yang bekerja pada benda di bidang miring adalah gaya gesek,
gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek dibagi jadi dua yaitu gaya
gesek statis dan gaya gesek kinetis. Gaya gesek statis adalah gesekan yang
terjadi antara dua buah benda padat yang saling bersentuhan namunsalah
satu dari benda tersebut bersifat diam. Gaya gesek kinetis adalah gaya
gesek yang bekerja pada permukaan benda yang saling bersentuhan ketika
benda sedang bergerak. Lalu gaya berat adalah gaya yang searah dengan
gravitasi. Serta gaya normal adalah gaya interaksi bidang dengan benda.
3. Untuk menentukan percepatan pada bidang miring, dicari terlebih dahulu
waktu tempuh benda. Kemudian dimasukkan ke dalam rumus yang
ditentukan yaitu 2 dikali S dibagi dengan waktu tempuh kuadrat (t2).
4. Untuk mencari koefisien gesek pada benda yang tepat akan bergerak (𝜇𝑠 )
digunakan rumus sin 𝜃 dibagi dengan cos 𝜃. Sedangkan koefisien benda
yang sedang bergerak digunakan tumus massa dikali gravitasi dikali sin 𝜃
kemudian dikurang massa dikali percepatan dibagi lagi dengan massa
dikali gravitasi dikali cos 𝜃. Maka nilai 𝜇𝑠 dan 𝜇𝑘 dapat ditentukan.
5.2. Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan terdapat beberapa saran diantaranya
sebagai berikut:
13
1. Lakukanlah percobaan dengan sangat-sangat teliti agar tidak ada
kekeliruan dalam memperoleh hasil.
2. Perhatikan dengan teliti waktu dan sudut kemiringan pada aplikasi phyphox
saat melakukan percobaan.
3. Perhatikan dengan teliti besar sudut dari papan lintasan atau bidang miring
agar tidak terjadi kesalahan dalam menetukan hasil.
4. Perhatikan kecepatan benda yang digunakan dalam percobaan.
14
DAFTAR PUSTAKA
𝑠𝑖𝑛 𝜃 𝑠𝑖𝑛 𝜃
𝜇𝑠4 = 𝜇𝑠5 =
𝑐𝑜𝑠 𝜃 𝑐𝑜𝑠 𝜃
0,144 0,170
= =
0,989 0,985
= 0,145 = 0,172
2×𝑆 2×𝑆
𝑎4 = 𝑎5 =
𝑡2 𝑡2
2 × 0,337 2 × 0,337
= =
(0,190)2 (0,189)2
0,674 0,674
= =
0,0361 0,035
= 18,67 = 19,25
3. Perhitungan Koefisien Gesek Kinetis
𝑚. 𝑔. 𝑠𝑖𝑛 𝜃1 − 𝑚. 𝑎1 𝑚. 𝑔. 𝑠𝑖𝑛 𝜃2 − 𝑚. 𝑎2
𝜇𝑘1 = 𝜇𝑘2 =
𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠𝜃1 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠𝜃2
𝑔. 𝑠𝑖𝑛 𝜃1 − 𝑎1 𝑔. 𝑠𝑖𝑛 𝜃2 − 𝑎2
= =
𝑔. 𝑐𝑜𝑠𝜃1 𝑔. 𝑐𝑜𝑠𝜃2
10 × 0,332 − 21,74 10 × 0,425 − 30,63
= =
10 × 0,942 10 × 0,904
3,32 − 21,74 4,25 − 30,63
= =
9,42 9,04
−18,39 −26,38
= =
9,42 9,04
= −1,95 = −2,91
𝑚. 𝑔. 𝑠𝑖𝑛 𝜃3 − 𝑚. 𝑎3 𝑚. 𝑔. 𝑠𝑖𝑛 𝜃4 − 𝑚. 𝑎4
𝜇𝑘3 = 𝜇𝑘4 =
𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠𝜃3 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠𝜃4
𝑔. 𝑠𝑖𝑛 𝜃3 − 𝑎3 𝑔. 𝑠𝑖𝑛 𝜃4 − 𝑎4
= =
𝑔. 𝑐𝑜𝑠𝜃3 𝑔. 𝑐𝑜𝑠𝜃4
10 × 0,386 − 61,27 10 × 0,374 − 18,67
= =
10 × 0,922 10 × 0,927
3,86 − 61,27 3,74 − 18,67
= =
9,22 9,27
−57,41 −14,93
= =
9,22 9,27
= −6,22 = −1,61
𝑚. 𝑔. 𝑠𝑖𝑛 𝜃5 − 𝑚. 𝑎5
𝜇𝑘5 =
𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠𝜃5
𝑔. 𝑠𝑖𝑛 𝜃5 − 𝑎5
=
𝑔. 𝑐𝑜𝑠𝜃5
10 × 0,328 − 19,25
=
10 × 0,944
3,28 − 19,25
=
9,44
−15,97
=
9,44
= −1,69
GAMBAR ALAT DAN BAHAN
Gambar 5. Penggaris
Gambar 6. Bros
Gambar 7. Koin
Gambar 8. Spidol