Anda di halaman 1dari 23

PENDIDIKAN FISIKA

UIN RADEN FATAH PALEMBANG

BIDANG MIRING
(Mencari Koefisien Gesek)
MENGGUNAKAN
APLIKASI PHYPHOX
DISUSUN OLEH:
LAPORAN PERCOBAAN MUSYDALIFAH (1830209040)
PUDAK SCIENTIFIC
2021 DOSEN PENGAMPUH:
EVELINA ASTRA PATRIOT, M.Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga laporan percobaan fisika Bidang Miring (mencari koefisien
gesek) ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu, meskipun jauh dari kata
sempurna.
Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan laporan ini sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Saya menyadari
laporan ini masih banyak kekurangan oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan dari pembaca.
Semoga laporan ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkat ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Palembang, 3 Juli 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………... 1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………. 2
1.3. Tujuan Praktikum……………………………………………………….. 2
BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………….. 3
2.1. Phyphox…………………………………………………………………. 3
2.2. Bidang Miring…………………………………………………………... 3
2.3. Gaya pada Bidang Miring………………………………………………. 4
2.4. Koefisien Gesek………………………………………………………… 5
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN…………………………………….….. 6
3.1. Waktu dan Tempat………………………………………………………. 6
3.2. Alat dan Bahan…………………………………………………………... 6
3.3. Prosedur Percobaan……………………………………………………… 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………. 8
4.1. Hasil……………………………………………………………………… 8
4.2. Pembahasan…………………………………………………………….. 11
BAB V PENUTUP……………………………………………………………… 13
5.1. Kesimpulan……………………………………………………………... 13
5.2. Saran……………………………………………………………………. 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Suatu peristiwa dalam kehidupan sehari-hari selalu berhubungan erat
dengan ilmu fisika, salah satunya adalah bidang miring. Dimana menggunakan
konsep gesekan. Gesekan ada diantara dua permukaan pejal, karena bahkan
permukaan yang tampak paling licin sekalipun sesungguhnya cukup kasar pada
skala mikroskopik.
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua benda
yang saling bersebtuhan. Benda-benda yang dimaksud disini tidak harus
berbentuk padat. Melainkan dapat pula berbentuk cair atau gas (Giancoli,
2001).
Bila kita mencoba meluncurkan (menggelincirkan) sebuah benda pada
permukaan lainnya. Benjolan-benjolan mikroskopik pada permukaan kedua
benda akan menghambat gerakan ini. Ketika sebuah benda bulat
menggelinding pada suatu permukaan, tetap saja terjadi atau terdapat gesekan
yang disebut gesekan gelinding (Rolling friction). Namum sekarang
memusatkan perhatian pada gesekan kinetik (Kinetic friction) (Giancoli, 2014).
Oleh karena banyaknya kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang
melibatkan bidang miring (gesekan), jadi pentingnya dilakukan percobaan ini
agar dapat dipahami dan dimengerti sehingga dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat dapat membantu dalam
menyelesaikan masalah sehari-hari. Salah satunya adalah dalam melakukan
praktikum, dimasa sekarang praktikum dapat dilakukan dengan menggunakan
aplikasi yang dapat di jalankan atau diunduh di gadget seperti Handphone atau
laptop. Sehingga dapat melakukan praktikum atau percobaan dimanapun
dankapanpun.
Banyak aplikasi yang menyediakan menu atau virtual lab untuk
melakukan percobaan fisika salah satunya adalah phyphox (Physical Phone
Experiments). Maka dari itu untuk melakukan praktikum bidang miring (untuk

1
menentukan koefisien gesek) ini digunakan teknologi berupa aplikasi phyphox
(Physical Phone Experiments).

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari percobaan bidang miring (untuk
menentukan koefisien gesek) adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara menggunakan aplikasi phyphox (Physical Phone
Experiments)?
2. Jelaskan gaya-gaya apa saja yang bekerja pada benda di bidang miring?
3. Bagaimana cara menentukan percepatan pada sistem bidang miring?
4. Bagaimana cara mencari koefisien gese pada benda yang tepat akan begerak
(𝜇𝑠 ) dan benda yang sedang bergerak pada bidang miring (𝜇𝑘 )?

4.1. Tujuan Masalah


Adapun tujuan masalah dari percobaan bidang miring (untuk
menentukan koefisien gesek) adalah sebagai berikut:
1. Mampu menggunakan aplikasi phyphox (Physical Phone Experiments).
2. Mampu menguraikan gaya-gaya yang bekerja pada benda di bidang miring.
3. Mampu menentukan percepatan pada sistem bidang miring.
4. Mencari koefisien gesek pada benda yang tepat akan bergerak (𝜇𝑠 ) dan
benda yang sedang bergerak pada bidang miring (𝜇𝑘 ).

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Phyphox
Kemajuan teknologi membuat perubahan bagi banyak bidang, salah
satunya bidang studi. Teknologi banyak digunakan untuk menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah eksperimen sains
atau fisika yang dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dapat
dijalankan dengan menggunakan handphone. Ada banyak aplikasi yang dapat
digunakan untuk melakukan percobaan salah satunya adalah phyphox.
Phyphox (Physical Phone Experiments) merupakan program aplikasi
yang sedang dikembangkan secara pesat dalam kegunaannya sebagai alat bantu
pada saat percobaan materi fisika. Aplikasi ini mengintegrasikan berbagai
sensor pada smartphone dan laptop sebagai dasar pengukuran eksperimental.
Sensor pada aplikasi terbaca secara jelas dan data ditampilkan secara grafis
serta dilengkapi banyak fitur inovatif, sehingga phyphox sangat baik. Phyphox
membuat eksperimen menjadi mudah dan dapat digunakan dimanapun serta
kapanpun (Kristiyani, 2020).

2.2. Bidang Miring


Bidang miring adalah suatu permukaan datar yang memiliki sudut, yang
bukan sudut tegak lurus. Terhadap permukaan horizontal. Pada percepatannya
bidang miring menggunakan gaya gesek atau gesekan. Sejauh ini gesekan
selalu diabaikan, namun gesekan diantara dua benda atau permukaan pejal,
karena bahkan permukaan yang tampak paling licin sekalipun sesungguhnya
cukup kasar pada skala mikroskopik (Giancoli, 2014).
Menurut Giancoli (2001), Bila seseorang mencoba meluncurkan atau
menggelincirkan sebuah benda pada permukaan benda lainnya, benjolan-
benjolan mikroskopik pada permukaan kedua benda akan menghambat
Gerakan ini. Menggelincirkan sebuah benda pada suatu permukaan sering kali
seperti tersentak-sentak, yang mungkin disebabkan oleh terbentuknya atau
terpusatnya ikatan-ikatan tersebut.

3
Kita sekarang memusatkan perhatian pada gesekan luncur (Slinding
friction) yang biasanya disebut gesekan kinetik (Kinetic friction) (kata kinetik
berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “bergerak”). Ketika sebuah benda
meluncur pada suatu permukaan gaya gesek kinetik akan bekerja kea rah yang
berlawanan dengan arah kecepatan benda. Magnitude gaya gesek kinetik ini
bergantung pada sifat dari kedua permukaan yang bergesekan. Untuk
permukaan-permukaan tertentu, eksperimen menunjukkan bahwa gaya gesek
lebih kurang sebanding gaya normal diantara kedua permukaan (Giancoli,
2001).

2.3. Gaya Pada Bidang Miring


Gaya yang terjadi pada percobaan bidang miring adalah gaya gesek, gaya
kinetis, gaya statis, gaya empiris dan lainnya. Gaya gesek adalah gaya yang
berarah melawan gerak. Gaya gesek muncul apabila dua benda saling
bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud disini tidak harus bebentuk padat,
melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya gesek kinetik akan
bekerja kea rah beralawanan dengan arah kecepatan benda magnitudo gaya
gesek kinetik ini bergantung pada sifat dari kedua permukaan yang bergesekan
(Giancoli, 2014).
Contoh-contoh penggunaan hokum gaya empiris dari gesekan diberikan
pada bagian berikut ini. Koefisien gesekan yang dianggap konstan.
Sesungguhnya 𝜇𝑘 dapat dipandang sebagai harga rata-rata yang baik, yang
tidak jauh berbeda dari harganya pada sembarang laju dalam daerah
pengakuannya (Haliday, 1985).
Menurut Giancoli (2001), gesekan bisa menjadi sebuah hambatan.
Gesekan menghambat benda yang bergerak dan menyebabkan pemanasan dan
mengikat bagian-bagian yang bergerak dalam mesin. Gesekan dapat dikurangi
dengan menggunakan pelumas seperti minyak. Yang lebih efektif dalam
mengurangi gesekan antara dua permukaan adalah mempertahankan lapisan
udara atau gas lainnya diantara keduanya.
Sekarang marilah kita pelajari apa yang terjadi apabila sebuah benda
meluncur menuruni suatu bidang miring, semisal lereng bukit atau jalan
menurun masalah seperti ini menarik karena gravitasi berperan sebagai gaya

4
yang menimbulkan percepatan, namun percepatannya tidak vertikal ke bawah.
Memecahkan soal-soal yang melibatkan bidang miring seringkali lebih mudah
bila kita memilih sistem koordinat xy sedemikian rupa sehingga sumbu x
menunjukkan sepanjang bidang miring (arah gerakan) dan sumbu y tegak lurus
terhadap bidang miring, sebagaimana diperlihatkan pada gambar 2.1.
perhatikan juga bahwa gaya normal tidak vertical melainkan tegak lurus
terhadap permukaan. Bidang miring sepanjang sumbu y dalam gambar 2.1
(Giancoli, 2014).

Gambar 2.1. gaya-gaya pada sebuah benda yang


meluncur menuruni bidang miring

2.4. Koefisien Gesek


Menurut Giancoli (2014), kita akan menggunakan model gesekan
sederhana dimana kita mengasumsikan bahwa gaya gesek tidak bergantung
pada luas permukaan. Kemudian, kita dapat merumuskan perbandingan antara
magnitudo gaya gesek 𝐹𝑡𝑟 dan gaya normal 𝐹𝑁 sebagai sebuah persamaan
dengan memasukkan konstanta kesetimbangan 𝜇𝑘 .

𝐹𝑡𝑟 = 𝜇𝑘 𝐹𝑁 , 𝐹𝑘 = 𝜇𝑘 . 𝑁
𝐹𝑡𝑠 = 𝜇𝑠 𝐹𝑁 , 𝐹𝑠 = 𝜇𝑠 . 𝑁

Menurut Haliday (1998), dengan cara yang sama dapat ditentukan bahwa
sudut kemiringan 𝜃, yang diberikan agar balok meluncurkan turun dengan laju
konstanta diberikan oleh
𝜇𝑘 = tan 𝜃𝑘𝑟

5
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum fisika bidang miring untuk menghitung koefisien gesek
kinetik dan koefisien gesek statis dilakukan pada hari kamis, tanggal 1 Juli
2021, pukul 12:53 WIB sampai dengan pukul 02:26 WIB yang dilaksanakan
dirumah dengan menggunakan alat yang digunakan di kehidupan sehari-hari.

3.2. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum bidang miring
untuk menentukan koefisien gesek adalah sebagai berikut:
1. Papan ujian berfungsi sebagai bidang miring tempat meluncurnya benda.
2. Mistar berfungsi untuk mengukur Panjang lintasan.
3. Bros, koin, spidol, kotak klip kertas dan kotak tinta berfungsi sebagai benda
yang meluncur.
4. Aplikasi phyphox berfungsi untuk mengukur sudut dan waktu benda.
5. Handphone 1 berfungsi untuk menjalankan menu Inclination yang bertugas
menghitung sudut kemiringan.
6. Handphone 2 berfungsi untuk menjalankan menu Acoustic Stopwatch yang
bertugas sebagai stopwatch atau penghitung waktu.

3.3. Prosedur Percobaan


Adapun langkah atau prosedur percobaan yang akan dilakukan pada
percobaan ini, yaitu:
Langkah 1; Persiapan
a. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan
percobaan.
b. Pastikan peralatan layak digunakan.
c. Pastikan aplikasi phyphox terunduh di masing-masing handphone yang
digunakan untuk percobaan.
d. Ukurlah panjang bidang miring atau panjang lintasan yang akan dilalui
benda nanti (S).
e. Letakkan benda diatas bidang luncur.

6
Langkah 2; Percobaan
f. Letakkan handphone 1 yang berguna untuk menjalankan aplikasi phyphox
menu Inclination untuk menghitung suduk kemiringan dibagian ujung atas
bidang miring atau papan luncur. Lakukan seperti gambar 3.1.

Gambar 3.1 Bidang luncur

g. Letakkan handphone 2 yang berguna untuk menjalankan aplikasi phyphox


menu Acoustic Stopwatch untuk menghitung waktu yang dicapai benda
ketika meluncur dipapan luncur dibagian ujung bawah bidang miring.
Lakukan seperti gambar 3.1.
h. Miringkan papan luncur secara perlahan hingga balok pada kondisi tepat
akan meluncur, catat sudut yang diperoleh dan hitunglah koefisien gesek
statis (𝜇𝑠 ) pada tabel pengamatan 4.1.
i. Angkat kembali bidang miring sebelumnya sedikit ke atas hingga benda
meluncur, ukur waktu yang diperlukan benda selama meluncur pada
lintasan. Catat hasil pengukuran sudut, kecepatan dan percepatan serta
hitung koefisien gesek kinetis (𝜇𝑘 ) pada tabel pengamatan 4.1.
j. Ulangi langkah (f) sampai (i) dengan menggunakan lima benda lain.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Diketahui: S(papan) = 0,337 m
Benda = 1. Bros
2. Koin
3. Spidol
4. Kotak klip
5. Kotak tinta

Tabel pengamatan 4.1 menentukan koefisien gesek statis dan kinetis


Koefisien gesek statis Koefisien gesek kinetis
Benda 𝜃 𝜃 Waktu a
sin 𝜃 cos 𝜃 𝜇𝑠 sin 𝜃 cos 𝜃 𝜇𝑘
(°) (°) (s) (m/s2)
1. 11,03 0,191 0,981 0,194 19,44 0,332 0,942 0,178 21,74 -1,95
2. 15,60 0,268 0,963 0,278 25,20 0,425 0,904 0,149 30,63 -2,91
3. 13,41 0,231 0,972 0,237 22,75 0,386 0, 922 0,106 61,27 -6,22
4. 8,29 0,144 0,989 0,145 22,02 0,374 0,927 0,190 18,67 -1,61
5. 9,81 0.170 0,985 0,172 19,16 0,328 0,944 0,189 19,25 -1,69
Catatan: analisis perhitungan data ada dilampiran

1. Data Koefisien Gesek Statis (𝜇𝑠 )

Gambar 4.1 Sudut Bros Gambar 4.2 Sudut Koin

8
Gambar 4.3 Sudut Spidol Gambar 4.4 Sudut Kotak klip

Gambar 4.5 Sudut Kotak tinta

2. Data Koefisien Gesek Kinetis (𝜇𝑘 )

Gambar 4.6 Sudut dan waktu bros

9
Gambar 4.7 Sudut dan waktu koin

Gambar 4.8 Sudut dan waktu spidol

Gambar 4.9 Sudut dan waktu kotak klip

10
Gambar 4.10 Sudut dan waktu kotak

4.2. Pembahasan
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderuangan benda akan bergerak. Bidang miring adalah suatu permukaan
datar yang memiliki sudut, yang bukan tegak lurus terhadap permukaan
horizontal (Giancoli, 2001).
Pada percobaan yang telah dilakukan hubungan antara sudut dengan
kecepatan laju gerak benda terletak pada sudut yang ditentukan. Semakin besar
sudut, kecepatan gerak pada benda akan semakin cepat. Karena sudut yang
besar, maka bidang miring akan semakin tinggi. Oleh karena itu diperoleh nilai
atau hasil yang berbeda-beda pada setiap percobaan.
Dalam mencari koefisien gesek statis dari sudut yang dibentuk haruslah
dicari nilai sin 𝜃 dan cos 𝜃. Sedangkan untuk mencari koefisien gesek kinetis
diperlukan massa balok, percepatan gravitasi, sin 𝜃, percepatan dan cos 𝜃.
Nilai ini akan di analisis atau dihitung untuk menentukan koefisien geseknya.
Pada percobaan dilakukan lima kali percobaan dengan menggunakan
lima benda yang berbeda-beda. Percobaan pertama. untuk menentukan gaya
gesek yang akan bekerja antara dua permukaan yang bersentuhan dan saling
bergerak relatif (gaya gesek statis). Dan percobaan kedua dilakukan untuk
menentukan gaya gesekan yang terjadi pada benda yang akan meluncur tanpa
hambatan (gaya gesek kinetis).
Percobaan dilakukan dengan menggunkan menu Inclination (untuk
menghitung sudut kemiringan papan luncur) dan menu Acoustic Stopwach

11
(untuk menghitung waktu benda meluncur) pada aplikasi phyphox. Hasil
percobaan pada tabel 4.1 menunjukkan hubungan antara sudut 𝜃 dan koefisien
statis (𝜇𝑠 ) sehingga nilai yang dihasilkan dari perhitungan atau percobaan
berbeda-beda setiap benda.
Percobaan pertama untuk mencari koefien gesek statis (𝜇𝑠 ), pada bros
diperoleh sudut 11,03° dengan nilai 𝜇𝑠 0,194, pada koin diperoleh sudut 15,60°
dengan nilai 𝜇𝑠 0,278, pada spidol diperoleh sudut 13,11° dengan nilai 𝜇𝑠
0,232, pada kota klip diperoleh sudut 8,26° dengan nilai 𝜇𝑠 0,144 dan pada
kotak tinta diperoleh sudut 8,78° dengan nilai 𝜇𝑠 0,153.
Percobaan kedua untuk mencari koefisien gesek kinetis (𝜇𝑘 ) diperoleh
hasil yang berbeda-beda, bros meluncur pada sudut 19,44° diperoleh nilai 𝜇𝑘 -
1,95, koin meluncur pada sudut 25,20° diperoleh nilai 𝜇𝑘 -2,91, spidol
meluncur pada sudut 22,75° diperoleh nilai 𝜇𝑘 -6,22, kotak klip meluncur pada
sudut 22,02° diperoleh nilai 𝜇𝑘 -1,61 dan kotak tinta meluncur pada sudut
19,16° diperoleh nilai 𝜇𝑘 -1,69.
Pada keduan percobaan yang telah dilakukan untuk mencari nilai
koefisien gesek statis (𝜇𝑠 ) dan koefisien gesek kinetis (𝜇𝑘 ) dihasilkan nilai yang
berbeda-beda. Hal ini karena semakin besar sudut 𝜃 maka nilai 𝜇𝑠 dan 𝜇𝑘 akan
semakin besar pula, diketahui pula bahwa nilai 𝜇𝑠 selalu lebih besar dari nilai
𝜇𝑘 .
Hal ini sejalan dengan pendapat Giancoli (2001), seringkali lebih mudah
untuk menjaga agar sebuah benda akan tetap bergerak, seperti mendorong
sebuah massa konstan dengan kenyataan bahwa 𝜇𝑠 biasanya lebih besar dari
𝜇𝑘 . Maka gaya gesek pada permukaan benda mempengaruhi kecepatan benda
akan lebih besar. Jika gaya yang diberikan pada suatu benda besar benda akan
bergerak, jika benda mulai bergerak magnitudo gaya gesek berkurang dengan
kecepatan sampai pada nilai gaya gesek kinetis bukan lagi gaya gesek statis.
Koefisien gesek statis lebih besar dari koefisien gaya gesek kinetis.

12
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan bidang miring untuk menentukan
koefisien gesek adalah sebagai berikut:
1. Aplikasi phyphox digunakan dengan menggunakan handphone kemudian
jalankan menu Inclination untuk mengukur sudut kemiringan dari benda
miring dan menu Acoustic Stopwach untuk mengukur waktu selama benda
melintasi atau jatuh dari benda miring ke bawah. Setelah dijalankan maka
akan di peroleh nilai yang dibutuhkan untuk kemudian dihitung dengan
menggunakan rumus yang sudah ada.
2. Gaya-gaya yang bekerja pada benda di bidang miring adalah gaya gesek,
gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek dibagi jadi dua yaitu gaya
gesek statis dan gaya gesek kinetis. Gaya gesek statis adalah gesekan yang
terjadi antara dua buah benda padat yang saling bersentuhan namunsalah
satu dari benda tersebut bersifat diam. Gaya gesek kinetis adalah gaya
gesek yang bekerja pada permukaan benda yang saling bersentuhan ketika
benda sedang bergerak. Lalu gaya berat adalah gaya yang searah dengan
gravitasi. Serta gaya normal adalah gaya interaksi bidang dengan benda.
3. Untuk menentukan percepatan pada bidang miring, dicari terlebih dahulu
waktu tempuh benda. Kemudian dimasukkan ke dalam rumus yang
ditentukan yaitu 2 dikali S dibagi dengan waktu tempuh kuadrat (t2).

4. Untuk mencari koefisien gesek pada benda yang tepat akan bergerak (𝜇𝑠 )
digunakan rumus sin 𝜃 dibagi dengan cos 𝜃. Sedangkan koefisien benda
yang sedang bergerak digunakan tumus massa dikali gravitasi dikali sin 𝜃
kemudian dikurang massa dikali percepatan dibagi lagi dengan massa
dikali gravitasi dikali cos 𝜃. Maka nilai 𝜇𝑠 dan 𝜇𝑘 dapat ditentukan.

5.2. Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan terdapat beberapa saran diantaranya
sebagai berikut:

13
1. Lakukanlah percobaan dengan sangat-sangat teliti agar tidak ada
kekeliruan dalam memperoleh hasil.
2. Perhatikan dengan teliti waktu dan sudut kemiringan pada aplikasi phyphox
saat melakukan percobaan.
3. Perhatikan dengan teliti besar sudut dari papan lintasan atau bidang miring
agar tidak terjadi kesalahan dalam menetukan hasil.
4. Perhatikan kecepatan benda yang digunakan dalam percobaan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 2001. FISIKA EDISI KELIMA Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Giancoli, Douglas C. 2014. FISIKA PRINSIP DAN APLIKASI. Jakarta: Erlangga.

Halliday, O., Resnick, R. 1985. FISIKA Edisi ke 3. Jakarta: Erlangga.

Kristiyani, Yoana., dkk. 2020. PENGARUH APLIKASI SENSOR SMARTPHONE


PADA PEMBELAJARAN SIMPLE HARMONIC MOTION BERBASIS
INKUIRI TERBIMBING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS SISWA. Lampung: Universitas Lampung.
ANALISIS DATA

1. Perhitungan Koefisien Gesek Statis

𝑠𝑖𝑛 𝜃 𝑠𝑖𝑛 𝜃 𝑠𝑖𝑛 𝜃


𝜇𝑠1 = 𝜇𝑠2 = 𝜇𝑠3 =
𝑐𝑜𝑠 𝜃 𝑐𝑜𝑠 𝜃 𝑐𝑜𝑠 𝜃
0,191 0,268 0,231
= = =
0,981 0,963 0,972

= 0,194 = 0,278 = 0,237

𝑠𝑖𝑛 𝜃 𝑠𝑖𝑛 𝜃
𝜇𝑠4 = 𝜇𝑠5 =
𝑐𝑜𝑠 𝜃 𝑐𝑜𝑠 𝜃
0,144 0,170
= =
0,989 0,985

= 0,145 = 0,172

2. Perhitungan Kecepan Benda

2×𝑆 2×𝑆 2×𝑆


𝑎1 = 𝑎2 = 𝑎3 =
𝑡2 𝑡2 𝑡2
2 × 0,337 2 × 0,337 2 × 0,337
= = =
(0,178)2 (0,149)2 (0,106)2

0,674 0,674 0,674


= = =
0,031 0,022 0,011

= 21,74 = 30,63 = 61,27

2×𝑆 2×𝑆
𝑎4 = 𝑎5 =
𝑡2 𝑡2
2 × 0,337 2 × 0,337
= =
(0,190)2 (0,189)2

0,674 0,674
= =
0,0361 0,035

= 18,67 = 19,25
3. Perhitungan Koefisien Gesek Kinetis
𝑚. 𝑔. 𝑠𝑖𝑛 𝜃1 − 𝑚. 𝑎1 𝑚. 𝑔. 𝑠𝑖𝑛 𝜃2 − 𝑚. 𝑎2
𝜇𝑘1 = 𝜇𝑘2 =
𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠𝜃1 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠𝜃2
𝑔. 𝑠𝑖𝑛 𝜃1 − 𝑎1 𝑔. 𝑠𝑖𝑛 𝜃2 − 𝑎2
= =
𝑔. 𝑐𝑜𝑠𝜃1 𝑔. 𝑐𝑜𝑠𝜃2
10 × 0,332 − 21,74 10 × 0,425 − 30,63
= =
10 × 0,942 10 × 0,904
3,32 − 21,74 4,25 − 30,63
= =
9,42 9,04
−18,39 −26,38
= =
9,42 9,04
= −1,95 = −2,91

𝑚. 𝑔. 𝑠𝑖𝑛 𝜃3 − 𝑚. 𝑎3 𝑚. 𝑔. 𝑠𝑖𝑛 𝜃4 − 𝑚. 𝑎4
𝜇𝑘3 = 𝜇𝑘4 =
𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠𝜃3 𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠𝜃4
𝑔. 𝑠𝑖𝑛 𝜃3 − 𝑎3 𝑔. 𝑠𝑖𝑛 𝜃4 − 𝑎4
= =
𝑔. 𝑐𝑜𝑠𝜃3 𝑔. 𝑐𝑜𝑠𝜃4
10 × 0,386 − 61,27 10 × 0,374 − 18,67
= =
10 × 0,922 10 × 0,927
3,86 − 61,27 3,74 − 18,67
= =
9,22 9,27
−57,41 −14,93
= =
9,22 9,27
= −6,22 = −1,61

𝑚. 𝑔. 𝑠𝑖𝑛 𝜃5 − 𝑚. 𝑎5
𝜇𝑘5 =
𝑚. 𝑔. 𝑐𝑜𝑠𝜃5
𝑔. 𝑠𝑖𝑛 𝜃5 − 𝑎5
=
𝑔. 𝑐𝑜𝑠𝜃5
10 × 0,328 − 19,25
=
10 × 0,944
3,28 − 19,25
=
9,44
−15,97
=
9,44
= −1,69
GAMBAR ALAT DAN BAHAN

Gambar 1. Aplikasi phyphox

Gambar 2. Handphone 1 (menjalankan menu Inclination)

Gambar 2. Handphone 2 (menjalankan menu Acoustic Stopwatch)


Gambar 4. Papan ujian (papan luncur)

Gambar 5. Penggaris

Gambar 6. Bros
Gambar 7. Koin

Gambar 8. Spidol

Gambar 9. Kotak klip

Gambar 10. Kotak tinta

Anda mungkin juga menyukai