1 PB
1 PB
1
2. TINJAUAN PUSTAKA dipancarkan sebanding dengan pangkat empat
2.1. Perpindahan Panas suhu absolute :
Perpindahan panas atau disebut juga Eb = σT4
heat transfer merupakan salah satu dari
Persamaan diatas disebut hukum Stefan-
disiplin ilmu teknik thermal yang mempelajari
Boltzmann, Eb ialah energi yang diradiasikan
tentang cara menghasilkan panas,
per satuan waktu dan per satuan luas radiator
menggunakan panas, mengubah panas, dan
ideal, dan σ ialah konstantan Stefan-Boltzmann
menukar panas diantara sistem fisik.
yang nilainya
Perpindahan panas merupakan pembuktian dari
σ = 5,669 x 10-8 W/m2.K4
hukum thermodinamika yang pertama tentang
energi yang tidak dapat diciptakan maupun
subskrip b dalam persamaan diatas
dihilangkan. Energi hanya dapat dipindahkan
menandakan radiasi pada benda hitam sebagai
dan berubah dari satu bentuk ke bentuk
radiator ideal.
lainnya.
2.2. Perpindahan Panas Secara Radiasi 2.3. Laju Perpindahan Panas Secara
Koestoer (2002) menyatakan bahwa Radiasi
radiasi adalah proses perpindahan panas Pembahasan sebelumnya menunjukkan
melalui gelombang elektromagnet atau paket- bahwa radiator ideal atau benda hitam,
paket energi (photon) yang dapat dibawa memancarkan energi dengan laju yang
sampai jarak yang sangat jauh tanpa sebanding dengan pangkat empat suhu
memerlukan interaksi dengan medium. Radiasi absolute benda itu dan berbanding langsung
dalam perpindahan panas atau radiasi termal dengan luas permukaan.
(thermal radiaton) hanya salah satu bentuk qpancaran = σAT4
dari radiasi elektromagnetik. Perpindahan Notasi σ ialah konstanta Stefan-
panas radiasi berpindah dengan cara pancaran Boltzmann dengan nilai 5,669 x 10-8W/m2.K4.
melalui gelombang elektromagnet. Persamaan di atas disebut hukum Stefan-
Perambatan radiasi ini berlangsung dalam Boltzmann tentang radiasi termal yang berlaku
bentuk bagian-bagian energi yang tidak dapat hanya untuk benda hitam dan hanya untuk
dibagi lagi, dengan setiap bagian mengandung radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam.
energi sebesar, Sedangkan untuk pertukaran radiasi netto
antara dua permukaan, berbanding dengan
E=hѵ
perbandingan suhu absolute pangkat empat.
Dimana, h ialah konstanta planck yang Maka,
memiliki nilai
( )
h : 6,625 × 10−34 J/s
Setiap bagian tersebut dapat dianggap Holman (1995) menyatakan guna
sebagai salah satu partikel yang mempunyai memperhitungkan sifat permukaan benda
energi, massa, dan momentum, seperti halnya kelabu, perlu menampilkan suatu faktor lain
molekul gas. Jadi, pada hakikatnya, radiasi kedalam persamaan Stefan-Boltzmann, yang
dapat digambarkan sebagai gas foton (photon) disebut emisivitas atau kepancaran (emissivity)
yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang menghubungkan sinar dari permukaan
yang lain. kelabu dengan permukaan yang hitam
sempurna. Selain itu, perlu diperhitungkan
juga radiasi dari suatu permukaan tidak
seluruhnya sampai kepermukaan lain, karena
radiasi elektromagnetik berjalan menurut garis
lurus dan sebagian hilang kelingkungan.
Sehingga, untuk memperhitungkan kedua
situasi itu kita masukkan dua faktor lain
kedalam persamaan Stefan-Boltzmann
Gambar 2.1. Spektrum Elektromagnetik (Holman,1995),
Sumber : (Incropera dan De Witt, 1990) ( )
Holman (1995) menyatakan bila densitas ( ) ( )
energi diintegrasikan sepanjang seluruh Dengan,
panjang gelombang, maka energi total yang q: laju pancaran energi radiasi benda (Watt)
2
ϵ1 : emisivitas normal material Tabel 2.1. Tabel Harga Emisivitas Normal
F12 : faktor pandang (view factor) Pada Masing-Masing Material (Koestoer,
σ : konstanta Stefan-Boltzmann 2002)
A1 : luas permukaan pancaran (m2) Temperatur Stainless Seng Kuningan Alumunium Tembaga
T1 : suhu mutlak pancaran spesimen uji (K) (K) Steel
T2 : suhu mutlak pancaran benda hitam (K) 398 0,227 0,1766 0,115 0,071 0,042
Sehingga,
√
Dengan,
Fij = faktor pandang dari plat lingkaran i ke
plat lingkaran j
Fji = faktor pandang dari plat lingkaran j ke
plat lingkaran i
Gambar 3.1. Desain Alat Praktikum
R = perbandingan jari-jari plat lingkaran Perpindahan Panas Radiasi
terhadap jarak
Keterangan gambar:
1. Heater/ Pemanas 9. Saklar Power
2.6. Jenis Material Benda Terhadap Besar 2. Spesimen Uji 10. Penjepit Spesimen
Nilai Emisivitas 3. Benda Hitam 11. Penjepit Benda Hitam
4. Meja Pengatur Jarak 12. Rangka Atau Dudukan
Kesimpulan dari hasil penelitian yang 5. Termocouple 1 13. Penggaris Baja
dilakukan oleh Koestoer tentang emisivitas 6. Termocouple2 14. Lampu Indikator
terdapat pada buku perpindahan kalor untuk 7. Display 1 15. Penutup Pancaran Radiasi
mahasiswa teknik, menunjukkan bahwa 8. Display 2
adannya perbedaan nilai emisivitas pada
masing-masing material. Hal ini ditunjukkan
pada tabel dibawah ini :
3
3.2. Diagram Alir Penelitian Gambar 4.1. (a) Spesimen Uji, (b) Benda
Hitam, (c) Meja Pengatur Jarak, (d)
(c) Penutup Pancaran Radiasi, (e)
(b) Rangka/Dudukan Alat Praktikum,
dan (f) Assembly
10
dilakukan pengukuran pada jarak 4 cm, nilai 9
rata-rata laju perpindahan panas di suhu 8
7
terendah yang diberikan pada spesimen uji 6
5
kuningan yaitu 125 °C adalah 1,426 Watt. 4
Sedangkan nilai rata-rata laju perpindahan 3
2
panas disuhu tertinggi yang diberikan yaitu 1
250 °C adalah 3,654 Watt. Persentase kenaikan 0
100 125 150 175 200 225 250 275
nilai laju perpindahan panas pada temperatur
uji 125 °C ke 250 °C adalah 60,97 %. JARAK 4 CM
JARAK 8 CM
JARAK 6 CM
5
spesimen uji. Data hasil penelitian pada 3,785 Watt. Persentase peningkatan nilai laju
material alumunium dapat dilihat pada tabel perpindahan panas pada temperatur uji 125 °C
dibawah ini. ke 250 °C adalah 76,27 %.
Tabel 4.4. Data Hasil Pengukuran Pada Pada jarak 6 cm, nilai rata-rata laju
Spesimen Uji Alumunium perpindahan panas disuhu terendah adalah
0,877 Watt. Sedangkan pada suhu tertinggi,
Suhu Suhu Penerima (°C) nilai rata-rata laju perpindahan panas yang
Pemancar didapat adalah 3,687 Watt. Persentase
(°C) Jarak 4 cm Jarak 6 cm Jarak 8 cm peningkatan nilai laju perpindahan panas
125 30 29 28 antara suhu terendah sampai tertinggi pada
jarak 6 cm adalah 76,21 %.
150 32 31 29
200 37 35 34
Pada jarak pengukuran 8 cm antara
spesimen uji dan benda hitam, nilai rata-rata
250 48 45 43 laju perpindahan panas yang didapat pada suhu
Seperti halnya pada penelitian 125 °C adalah 0,852 Watt. Sedangkan pada
pertama, dari tabel diatas akan dihitung nilai suhu 250 °C, nilai rata-rata laju perpindahan
laju perpindahan panas pada setiap jarak panas yang didapat adalah 3,561 Watt.
pengujian. Persentase peningkatan nilai laju perpindahan
panas antara kedua suhu tersebut adalah 76,07
%.
Hasil perhitungan laju perpindahan panas Pada pengujian spesimen kedua kali
secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.5. ini yaitu alumunium, melihatkan bahwa nilai
Tabel 4.5. Data Hasil Perhitungan Laju emisivitas pada setiap material terlihat sangat
Perpindahan Panas Pada Spesimen Uji berpengaruh dengan besarnya nilai laju
Alumunium perpindahan panas yang didapat dari
rancangan alat praktikum perpindahan panas
Suhu Laju Perpindahan Panas (Watt)
Pemancar radiasi yang telah dibuat. Perbandingan hasil
(°C) Jarak 4 cm Jarak 6 cm Jarak 8 cm pengujian terlihat positif dengan nilai
emisivitas material yang telah disajikan pada
125 0,898 0,877 0,852
tabel 2.2. jika dilihat dari hasil penelitian pada
150 1,293 1,260 1,226 125 °C, 150 °C, 200 °C, dan 250 °C, terlihat
200 2,318 2,260 2,183 hasilnya bahwa nilai laju perpindahan panas
dari spesimen uji alumunium lebih tinggi saat
250 3,785 3,687 3,561
suhu uji dinaikkan pada temperatur 200 °C dan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 250 °C. Untuk lebih memperjelas pola dan tren
nilai laju perpindahan panas pada spesimen uji pada penelitian spesimen uji alumunium,
alumunium pada suhu terendah secara berikut disajikan grafik laju perpindahan panas
keseluruhan lebih rendah dibanding penelitian pada 3 jarak pengujian.
sebelumnya yang menggunakan spesimen uji
kuningan. Hal ini dikarenakan nilai emisivitas ALUMUNIUM
dari alumunium pada temperatur 125 °C jauh 10
lebih rendah dibanding dengan kuningan.
LAJU PERPINDAHAN PANAS (Watt)
9
8
Sedangan pada saat suhu uji di atas 150 °C, 7
nilai laju perpindahan panas pada spesimen uji 6
5
alumunium lebih tinggi dari kuningan. Hal ini 4
juga disebabkan karena nilai emisivitas 3
2
material alumunium pada temperatur 200 °C 1
0
dan 250 °C lebih besar dari pada kuningan.
100 125 150 175 200 225 250 275
Nilai emisivitas tersebut dapat dilihat dari tabel JARAK 4 CM JARAK 6 CM
2.2. Pada saat dilakukan pengukuran pada JARAK 8 CM
6
4.3. Pengaruh Perubahan Jarak Spesimen Tabel 4.7. Data Hasil Perhitungan Laju
Uji Pada Material Stainless Steel Perpindahan Panas Pada Spesimen Uji
Stainless Steel
Pada penelitian ini sama halnya
dengan penelitian-penelitian sebelumnya, akan Suhu Laju Perpindahan Panas (Watt)
tetapi material yang digunakan sebagai Pemancar
(°C) Jarak 4 cm Jarak 6 cm Jarak 8 cm
spesimen uji pada penelitian ini adalah
stainless steel. Stainless steel yang dipakai 125 2,621 2,409 2,205
berdiameter 180 mm dan tebal 5 mm. Pada 150 3,699 3,397 3,115
penelitian ini juga akan dilihat pengaruh
200 5,933 5,497 5,070
perubahan jarak antara spesimen uji dan benda
hitam terhadap laju perpindahan panasnya. 250 8,899 8,303 7,664
Jarak pengujian yang dilakukan yaitu 4 cm, 6
cm, dan 8 cm.
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa
Data hasil pengujian pada spesimen uji nilai laju perpindahan panas dari spesimen uji
stainless steel dapat dilihat pada tabel 4.6 stainless steel tertinggi dari spesimen uji
dibawah ini. kuningan dan alumunium. Hal ini disebabkan
Tabel 4.6. Data Hasil Pengukuran Pada karena faktor nilai emisivitas stainless steel
Spesimen Uji Stainless Steel paling tinggi dibandingkan kedua material
Suhu Suhu Penerima (°C)
sebelumnya. Pada saat dilakukan pengukuran
Pemancar dijarak 4 cm, nilai rata-rata laju perpindahan
(°C) Jarak 4 cm Jarak 6 cm Jarak 8 cm panas disuhu terendah yang diberikan pada
125 30 30 29
spesimen uji stainless steel adalah 2,621 Watt.
Sedangkan nilai rata-rata laju perpindahan
150 33 33 31 panas disuhu tertinggi yang diberikan yaitu
200 42 41 38 250 °C adalah 8,899 Watt. Persentase
250 57 54 51
peningkatan nilai laju perpindahan panas pada
temperatur uji 125 °C sampai 250 °C adalah
70,54 %.
Pada tabel diatas dapat kita lihat Selanjutnya pada pengukuran dijarak 6
bahwa suhu pancaran yang diterima oleh benda cm, nilai rata-rata laju perpindahan panas
hitam lebih tinggi dari material uji sebelumnya disuhu terendah adalah 2,409 Watt. Sedangkan
yaitu kuningan dan alumunium. Hal ini pada suhu tertinggi yang diberikan pada
disebabkan karena nilai emisivitas dari spesimen uji, nilai rata-rata laju perpindahan
stainless steel lebih tinggi dibandingkan panas adalah 8,303 Watt. Persentase
dengan material uji sebelumnya. Dalam kata peningkatan nilai laju perpindahan panas
lain bahwa nilai emisivitas pada material antara suhu terendah sampai tertinggi dijarak 6
stainless steel mempengaruhi tingginya nilai cm adalah 70,98 %.
pancaran yang disalurkan kepada benda hitam.
Selanjutnya nilai dari tabel diatas akan Pada saat pengukuran dijarak 8 cm
dihitung nilai laju perpindahan panas pada antara spesimen uji dan benda hitam, nilai rata-
setiap jarak pengujian. Hasil perhitungan laju rata laju perpindahan panas yang didapat pada
perpindahan panas secara keseluruhan dapat suhu pengukuran 125 °C adalah 2,205 Watt.
dilihat pada tabel 4.7. Sedangkan pada suhu 250 °C, nilai rata-rata
laju perpindahan panas yang didapat adalah
7,664 Watt. Persentase peningkatan nilai laju
perpindahan panas antara suhu tertinggi dan
terendah pada jarak pengujian 8 cm adalah
71,22 %.
Dari hasil pengujian material stainless
steel pada spesimen uji di penelitian ini,
terlihat jelas bahwa semakin jauh selisih jarak
pengujian, maka semakin kecil juga nilai
selisih suhu yang didapatkan. Selain itu,
semakin meningkat suhu yang diberikan pada
spesimen uji, maka akan semakin
7
meningkatnya nilai laju perpindahan panas 2. Pada percobaan dijarak pengujian 4
yang didapatkan. Pada tabel diatas terlihat cm, nilai laju perpindahan panas tertinggi
bahwa nilai laju perpindahan panas pada didapat pada material stainless steel yaitu
spesimen uji stainless steel jauh lebih tinggi di 8,899 Watt. Sedangkan nilai terendah pada
bandingkan dengan pengujian sebelumnya. pengujian jarak 4 cm didapat pada material
Suhu tertinggi yang dapat diserap oleh benda alumunium yaitu 0,898 Watt. Kemudian pada
hitam pada penelitian ini adalah 57 °C. Sesuai pengujian dijarak 6 cm, nilai tertinggi masih
dengan tabel 2.2. tentang emisivitas normal diperoleh dari material stainless steel yaitu
setiap material uji juga berbanding positif 8,303 Watt, dan untuk nilai terendah didapat
dengan hasil yang telah didapat pada penelitian dari pengujian material alumunium yaitu 0,877
ini. Kestabilan peningkatan dan penurunan Watt. Pada proses pengujian dengan jarak 8
suhu yang diserap oleh benda hitam pada cm, nilai laju perpindahan panas tertinggi
setiap jarak pengujian menunjukkan fenomena didapat pada material stainless steel yaitu
yang menarik pada penelitian ini. Untuk lebih 7,664 Watt, serta untuk nilai terendah didapat
memperjelas pola dan tren pada penelitian ini, pada material alumunium yaitu 0,852 Watt.
berikut disajikan grafik laju perpindahan panas Secara keseluruhan hal ini dapat disimpilkan
pada 3 jarak pengujian. bahwa semakin jauh jarak yang diberikan
antara benda hitam dan spesimen uji maka
nilai laju perpindahan panasnya akan semakin
STAINLESS STELL menurun. Semakin tinggi suhu yang diberikan
spesimen uji, maka semakin besar juga suhu
10 yang akan diterima oleh benda hitam.
LAJU PERPINDAHAN PANAS (Watt)
9
8 Spesimen uji dengan nilai laju perpindahan
7 panas dari yang paling tinggi ke yang terendah
6
5 berturut-turut adalah stainless steel, kuningan,
4
3 dan alumunium.
2 3. Modul praktikum yang dibuat
1
0 memiliki bagian pendahuluan yang berisikan
100 125 150 175 200 225 250 275 tujuan praktikum, landasan teori yang
JARAK 4 CM JARAK 6 CM berisikan teori-teori dasar perpindahan panas
JARAK 8 CM
secara radiasi, metode praktikum yang
SUHU PEMANCAR (°C) berisikan (waktu dan tempat, alat dan bahan,
dan prosedur percobaan), analisis dan
Gambar 4.4. Grafik Nilai Laju Perpindahan pengolahan data yang berisikan pengumpulan
Panas Pada Spesimen Uji Stainless Steel dan pengolahan data, serta yang terakhir
kesimpulan dan saran. Modul dibuat dengan
tujuan agar proses praktikum dapat berjalan
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka sesuai dengan tahapan prosedur yang telah
kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai disiapkan.
berikut:
1. Rancang bangun alat praktikum
perpindahan panas secara radiasi dibuat agar
mahasiswa dapat membandingkan antara teori-
teori yang didapat pada bangku perkuliahan
dengan kondisi nyata dilapangan sesuai dengan
teori Dale dalam Arsyat (2011) sehingga
diharapkan tingkat pemahaman mahasiswa
dengan adanya alat ini semakin bertambah
terutama mengenai perpindahan panas radiasi.
Perancangan alat praktikum perpindahan panas
secara radiasi menggunakan beberapa
komponen utama yaitu spesimen uji, benda
hitam, rangka/dudukan, thermocouple, display
temperature controller, meja pengatur jarak,
perlengkapan kelistrikan, dan perlengkapan
pendukung lainnya.
8
DAFTAR PUSTAKA BIOGRAFI
Holman, Jack. P. 1995. Perpindahan Kalor Adip Masyuk Akbar lahir di Pontianak, tanggal
Edisi Keenam. Alih bahasa 11 Februari 1998. Alamat asal
Jasifi, E, Jakarta: PT Erlangga. Desa Sijang Kecamatan
Galing, Kabupaten Sambas,
Incropera, Frank P. Dan David P. De Witt.
Kalimantan Barat, Indonesia.
1990. Fundamental of Heat
Menempuh pendidikan dasar
Transfer (Third Edition). New
di SD Negeri 32 Pontianak
York: John Willey & Sons.
Tenggara, lulus tahun 2009
Irsan Abdurahmansyah, 2018, Rancang dan melanjutkan ke Sekolah
Bangun Prototipe Instalasi Menengah Pertama Negeri 3
PLTMH Untuk Mengetahui Galing dan lulus pada tahun 2012. Kemudian
Unjuk Kerja Alternator Dengan melanjutkan Sekolah Menengah Kejuruan
Variasi Debit Aliran Pada Negeri 1 Paloh dengan Jurusan Teknik
Pengaturan Katup Terhadap Kendaraan Ringan (TKR) dan lulus pada tahun
Output Daya, Jurusan Teknik 2015. Memperoleh gelar sarjana dari Program
Mesin, Fakultas Teknik, Studi Teknik Mesin konsentrasi Teknik
Universitas Tanjungpura Konversi Energi Fakultas Teknik Universitas
Pontianak. Tanjungpura Pontianak pada tahun 2020.
Kharis Burhani, 2013, Pengembangan
Media Pembelajaran
Perpindahan Panas Radiasi
Dengan Variasi Beda Perlakuan
Permukaan Spesimen Uji,
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri
Semarang.
Koestoer, R. Artono. 2002. Perpindahan
Kalor untuk Mahasiswa Teknik.
Jakarta: Salemba Teknika.
Kreith, Frank. 1991. Perpindahan Panas.
Alih bahasa Prijono, Arko
Jakarta: PT Erlangga.
Zuhdi Ma’sum, 2012, Analisis
Perpindahan Panas Dengan
Konveksi Bebas Dan Radiasi
Pada Penukar Panas Jenis Pipa
Dan Kawat, Jurusan Teknik
Kimia, Fakultas Teknologi
Industri, Universitas
Tribhuwana Tunggadewi.