Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KLS : XI {IPS 1}
B.Study : Biologi
NAPZA
NAPZA merupakan akronim dari Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya yang
merupakan jenis obat-obatan yang dapat mempengaruhi gangguan kesehatan dan kejiwaan.
NAPZA secara umum merupakan zat-zat kimiawi yang apabila dimasukkan ke dalam tubuh baik
secara oral (diminum, dihisap dan dihirup) maupun disuntik dapat mempengaruhi pikiran,
suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang. Hal ini dapat menimbulkan gangguan keadaan
sosial yang ditandai dengan indikasi negatif, waktu pemakaian yang panjang dan pemakaian
yang berlebihan.
Jenis-jenis NAPZA
Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat dalam pengobatan yang banyak
digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan menyebabkan ketergantungan. Misalkan: kodein, garam-garam narkotika dalam
golongan tertentu.
Psikotropika, setiap bahan baik alami ataupun buatan bukan Narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif mempunyai pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktifitas mental dan perilaku.
Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi yang amat kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Yang termasuk golongan ini yaitu: MDMA, ekstasi,
LSD, ST.
Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
menyebabkan ketergantungan. Contoh : fenobarbital dan flunitrasepam.
Kebanyakan penyalahgunaan NAPZA dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab
remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat
merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan NAPZA. Anak atau remaja dengan
ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna NAPZA.
Faktor lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik di sekitar
rumah, sekolah, teman sebaya maupun masyarakat. Faktor lingkungan yang ikut menjadi
penyebab seorang anak atau remaja menjadi penyalahgunaan NAPZA antara lain adalah:
Lingkungan Keluarga
a) Komunikasi orang tua-anak kurang baik
b) Hubungan dalam keluarga kurang harmonis/disfungsi dalam keluarga
c) Orang tua bercerai, berselingkuh atau kawin lagi
d) Orang tua terlalu sibuk atau tidak acuh
e) Orang tua otoriter atau serba melarang
f) Orang tua yang serba membolehkan (permisif)
g) Kurangnya orang yang dapat dijadikan model atau teladan
h) Orang tua kurang peduli dan tidak tahu dengan masalah NAPZA
i) Tata tertib atau disiplin keluarga yang selalu berubah (tidak konsisten)
j) Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah dalam keluarga
k) Orang tua atau anggota keluarga yang menjadi penyalahguna NAPZA.
l) Lingkungan Sekolah
Faktor NAPZA
1. Mudahnya NAPZA didapat di mana-mana dengan harga terjangkau
2. Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang menarik untuk dicoba
3. Khasiat farmakologik NAPZA yang menenangkan, menghilangkan nyeri, menidurkan,
membuat euforia/fly/stone/high/teler dan lain-lain.
Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya/pergaulan tidak selalu
sama besar perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan NAPZA. Karena faktor
pergaulan, bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup
kominikatif menjadi penyalahguna NAPZA. Terapi dan Rehabilitasi, Abstinensia atau
menghentikan sama sekali penggunaan NAPZA.
Tujuan ini tergolong sangat ideal, namun banyak orang tidak mampu atau mempunyai
motivasi untuk mencapai tujuan ini, terutama kalau ia baru menggunakan NAPZA pada fase-fase
awal. Pasien tersebut dapat ditolong dengan meminimasi efek-efek yang langsung atau tidak
langsung dari NAPZA. Sebagian pasien memang telah abstinesia terhadap salah satu NAPZA
tetapi kemudian beralih untuk menggunakan jenis NAPZA yang lain. Pengurangan frekuensi dan
keparahan relaps. Sasaran utamanya adalah pencegahan relaps. Bila pasien pernah menggunakan
satu kali saja setelah “clean” maka ia disebut “slip”. Bila ia menyadari kekeliruannya, dan ia
memang telah dibekali ketrampilan untuk mencegah pengulangan penggunaan kembali, pasien
akan tetap mencoba bertahan untuk selalu abstinensia. Pelatihan relapse prevention programe,
program terapi kognitif, opiate antagonist maintenance therapy dengan naltreson merupakan
beberapa alternatif untuk mencegah relaps.
Jenis-Jenis NAPZA
Secara umum narkoba dibedakan dalam tiga kategori utama berdasarkan efeknya yang
berbeda-beda. Berikut adalah jenis-jenis NAPZA berdasarkan efek yang dihasilkan:
1. Depresan
Depresan bekerja memperlambat pesan yang dikirim ke dan dari otak. Obat ini bekerja
menekan sistem saraf pusat dan aktivitas fungsional tubuh. Penggunaan depresan dapat membuat
penggunanya menjadi tenang, tertidur, atau bahkan tidak sadarkan diri. Penggunaan depresan
dalam jumlah besar dapat menyebabkan mual dan muntah, pingsan, hingga napas terhenti.
2. Stimulan
Stimulan adalah kebalikan dari depresan, jenis obat ini justru mempercepat pesan yang
dikirim ke dan dari otak. Efek yang dihasilkan dari penggunaan stimulan umumnya adalah lebih
bersemangat dan bahagia.
3. Halusinogen
Halusinogen adalah obat yang dapat mengubah persepsi tentang kenyataan. Obat ini
dapat menyebabkan kita melihat dan mendengarkan sesuatu yang sebenarnya tidak ada dan tidak
terjadi. Apa yang dilihat dan didengar seseorang yang terpengaruh obat ini biasanya berbeda-
beda bergantung pada suasana hati, kondisi pikiran, dan latar belakang kehidupannya. Obat ini
dapat membuat Anda merasa panik, cemas, paranoid, dan kehilangan kontak dengan kenyataan.
Efek samping obat terlarang dapat menimbulkan berbagai kerusakan pada tubuh.
Kerusakan ini dapat berupa gejala ringan hingga masalah kesehatan serius, hampir memengaruhi
seluruh organ vital dalam tubuh.
Berikut ini berbagai efek samping atau bahaya penyalahgunaan NAPZA yang perlu Anda
waspadai:
1. Penyakit Kardiovaskular
Penyalahgunaan NAPZA jenis stimulan dapat memberikan efek pada jantung. Obat
stimulan akan menyebabkan kerusakan pada jantung setiap kali digunakan. Apabila digunakan
dalam jangka panjang, maka obat ini dapat menyebabkan penyakit jantung kronis, termasuk
gagal jantung. Sedangkan obat jenis heroin dapat menyebabkan pembuluh darah kolaps dan
bahkan menyebabkan infeksi pada pembuluh darah atau jantung.
Obat jenis opioid dapat menekan pernapasan dan memperburuk kondisi asma. Selain itu,
semua jenis obat-obatan terlarang yang penggunaannya dihisap dapat menyebabkan kerusakan
paru-paru yang dapat memicu penyakit seperti emfisema, kanker paru-paru, dan bronkitis kronis.
3. Kerusakan Ginjal
4. Kerusakan Hati
Opioid seperti heroin dapat menyebabkan kerusakan hati. Kerusakan hati biasanya akan
lebih buruk lagi apabila penggunaan obat bersamaan dengan penyalahgunaan alkohol juga.
Kerusakan ini dapat menyebabkan komplikasi seperti gagal hati.
Banyak jenis NAPZA yang memberikan efek kerusakan dan pembusukan di saluran
pencernaan. Kondisi ini dapat menyebabkan penyakit kronis seperti refluks asam, sembelit, dan
nyeri perut kronis.
6. Kerusakan Otak
Alasan mengapa kecanduan adalah kondisi yang sulit diatasi adalah karena dapat
mengubah otak seseorang. Beberapa bentuk kerusakan otak yang terjadi akibat penyalahgunaan
NAPZA meliputi:
Bukan hanya akan memberikan dampak pada kesehatan fisik dan mental, tapi juga dapat
merusak kehidupan sosial seseorang. Lebih parahnya, bisa sangat berpotensi menyebabkan
kematian.
Pengguna NAPZA atau narkoba dapat dikenali melalui berbagai ciri. Berikut adalah
beberapa ciri-ciri pecandu narkoba yang paling umum:
Selian ciri-ciri di atas, tentunya masih banyak sekali ciri-ciri lain yang dapat
mengindikasikan seseorang sebagai pengguna narkoba. Efek narkoba pada setiap orang berbeda-
beda, sehingga ciri yang muncul juga dapat berbeda-beda pada setiap orang.
Apabila orang di sekitar Anda mengalami perubahan yang menjurus ke ciri-ciri
penggunaan narkoba, Anda dapat menelusuri lebih lanjut agar dapat mencegah orang tersebut
mengalami kecanduan NAPZA lebih lanjut.
Pencegahan NAPZA
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dilakukan pada orang yang belum mengenal NAPZA serta pada
masyarakat yang berpotensi dapat membantu pencegahan penyalahgunaan narkoba. Kegiatan
yang dapat dilakukan sebagai langkah pencegahan meliputi:
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan ini dilakukan pada orang yang sedang mencoba penggunaan NAPZA serta
pada masyarakat yang berpotensi dapat membantu agar orang tersebut dapat berhenti dan tidak
mengalami kecanduan. Kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan sebagai langkah pencegahan
sekunder meliputi:
3. Pencegahan Tersier
Langkah ini dilakukan pada orang yang sedang menggunakan atau pernah menggunakan
narkoba serta komponen masyarakat yang berpotensi dapat membantu agar berhenti dari
penyalahgunaan narkoba dan tidak kembali menggunakan NAPZA. Langkah yang bisa
dilakukan sebagai bentuk pencegahan tersier meliputi:
Konseling dan bimbingan sosial kepada pengguna dan keluarga serta masyarakat
yang ada di lingkungan sekitarnya
Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bekas pengguna agar mereka tidak
terjerat kembali sebagai pengguna narkoba.
Itu dia berbagai informasi yang Anda perlu ketahui tentang NAPZA. Setelah
mengetahui betapa bahayanya NAPZA, Anda dapat mengingatkan orang-orang
sekitar Anda untuk jangan coba-coba mendekatkan diri dengan narkoba.