Pegangan Peserta
Pegangan Peserta
BUK U 4
PEGANGAN PESERTA
BUKU 4
PEGANGAN PESERTA
i
Besar harapan kami, Modul Pelatihan KPMD ini dapat diimplementasikan
dalam memberikan pembekalan dasar kepada KPMD dan/atau Calon
KPMD. Modul Pelatihan KPMD bersifat dinamis, akan berkembang sesuai
dengan regulasi serta situasi-kondisi di lapangan. Saran dan masukan dari
berbagai pihak akan menjadi bahan penyempurnaan lebih lanjut.
Semoga Pelatihan KPMD dapat mencetak kader-kader pemberdayaan
masyarakat sejati di Desa, berkontribusi positif secara signifikan sebagai
mitra Pemerintah Desa, bersinergis dengan Pendamping Desa, dan sektor
di Desa, dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa.
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
1. VISI UNDANG-UNDANG DESA
Dua Undang-undang yang lahir di era reformasi, yakni UU No. 22/1999 dan UU
No. 32/2004, ternyata tidak mampu menjawab pertanyaan tentang hakekat,
makna, visi, dan kedudukan desa. Meskipun frasa “kesatuan masyarakat
hukum” dan adat melekat pada definisi desa, serta mengedepankan asas
keragaman, tetapi cita rasa “pemerintahan desa” yang diwariskan oleh UU
No. 5/1979 masih sangat dominan.
Secara garis besar perubahan ditunjukkan dengan pembalikan paradigma
dalam memandang desa, pemerintahan dan pembangunan yang selama ini
telah mengakar di Indonesia. Pembalikan itu membuahkan perspektif “desa
lama” yang berubah menjadi “desa baru” sebagaimana tersaji dalam tabel
berikut:
1
Unsur-Unsur Desa Lama Desa Baru
D e l i v e r y Target: pemerintah Mandat: negara memberi mandat
kewenangan dan menentukan target- kewenangan, prakarsa dan
program target kuantitatif dalam pembangunan
memnangun desa
Kewenangan Selain kewenangan Kewenangan asal-usul (rekognisi)
asal usul, menegaskan dan kewenangan lokal berskala desa
tentang sebagian (subsidiaritas).
urusan kabupaten/
kota yang diserahkan
kepada desa
Politik tempat Lokasi: Desa sebagai Arena: Desa sebagai arena bagi
lokasi proyek dari atas orang desa untuk menyelenggarakan
pemerintahan, pembangunan,
pemberdayaan dan kemasyarakatan
Posisi dalam Obyek Subyek
pembangunan
M o d e l Government driven Village driven development
pembangunan development atau
community driven
development
Karakter politik Desa parokhial, dan Desa inklusif
desa korporatis
Demokrasi Demokrasi tidak Demokrasi menjadi asas, nilai,
menjadi asas dan sistem dan tatakelola. Membentuk
nilai, melainkan demokrasi inklusif, deliberatif dan
menjadi instrumen. partisipatif
Membentuk demokrasi
elitis dan mobilisasi
partisipasi
2
2. TATAKELOLA DESA SESUAI UNDANG-UNDANG
NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Tata Kelola
Tata kelola adalah keseluruhan proses (relasi dan interaksi) dalam
penyelenggaraan Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang bertindak
atas dasar kewenangan yang dimiliki untuk mendayagunakan sumberdaya
dan daya dukung yang ada guna memujudkan tata kehidupan Desa yang
maju, mandiri, dan demokratis.
3
3. Pemerintah Desa
Pemerintah Desa dipimpin oleh Kepala Desa. Pada Hakikatnya, Kepala
Desa itu adalah pemimpin masyarakat warga desa dan bertanggungjawab
kepada masyarakat sebagai warga desa yang memilih Kepala Desa
melalui mekanisme pemilihan secara demokratis.
4. Masyarakat
Masyarakat warga desa adalah pemberi mandat, baik kepada Kepala
Desa sebagai Pemimpin organisasi Pemerintaha Desa maupun
kepada BPD. Dalam konteks tata kelola Desa, masyarakat dimaksud
menunjuk pada kelompok, lembaga, atau organisasi yang menghimpun
sejumlah warga desa sesuai aspirasinya, baik itu pemuda, perempuan,
maupun organisasi atau kelompok yang berbasis moda produksi
dalam masyarakat: kelompok tani, pedagang, nelayan, dll. Organisasi,
lembaga, atau kelompok dimaksud mencakup baik yang berstatus
Lembaga Kemasyarakatan maupun Lembaga Masyarakat.
4
3. TATA KELOLA DESA
5
tepian jalan kabupaten/kota merupakan contoh konkret. Desa dapat
memanfaatkan dan menanam pohon di atas lahan itu dengan cara
mengusulkan dan memperoleh izin dari bupati/walikota.
Tabel
Kewenangan desa menurut UU No. 32/2004 dan UU No. 6/2014
6
(5) Menyusun, menetapkan dan melaksanakan peraturan desa.
(6) Membentuk dan membina lembaga-lembaga kemasyarakatan
maupun lembaga adat.
(7) Membentuk dan menjalankan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
7
4. PRIORITAS PENGGUNAAN
DANA DESA
8
Sementara, pada pasal 3 disebutkan prinsip penggunaan Dana Desa :
1. Keadilan, dengan mengutamakan hak atau kepentingan seluruh warga
desa tanpa membeda-bedakan;
2. Kebutuhan Prioritas, dengan mendahulukan kepentingan Desa yang
lebih mendesak, lebih dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan
kepentingan sebagian besar masyarakat Desa;
3. Kewenangan Desa, dengan mengutamakan kewenangan hak asal usul
dan kewenangan lokal berskala desa;
4. Partisipatif, dengan mengutamakan prakarsa dan kreatifitas masyarakat;
5. Swakelola dan berbasis sumberdaya desa, mengutamakan
pelaksanaan secara mandiri dengan pendayagunaan sumberdaya alam
desa, menggunakan tenaga, pikiran dan keterampilan warga desa dan
kearifan lokal; dan
6. Tipologi desa, dengan mempertimbangkan keadaan dan kenyataan
karakteristik geografis, sosiologis, antropologis, ekonomi, dan
ekologidesa yang khas, serta perubahan atau perkembangan kemajuan
desa.
9
produktif untuk ketahanan pangan; usaha ekonomi pertanian
berskala produktif yang difokuskan pada kebijakan satu Desa
satu produk unggulan yang meliputi aspek produksi, distribusi
dan pemasaran; usaha ekonomi berskala produktif lainnya yang
difokuskan pada kebijakan satu Desa satu produk unggulan yang
meliputi aspek produksi, distribusi dan pemasaran;
4. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan
sarana prasarana lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan:
kesiapsiagaan menghadapi bencana alam; penanganan bencana
alam; penanganan kejadian luar biasa lainnya; dan pelestarian
lingkungan hidup;
5. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan
sarana prasarana lainnya yang sesuai dengan kebutuhan Desa dan
ditetapkan dalam Musyawarah Desa.
10
9. dukungan pengelolaan usaha ekonomi oleh kelompok masyarakat,
koperasi dan/atau lembaga ekonomi masyarakat Desa lainnya;
10. pengembangan kerjasama antar Desa dan kerjasama Desa dengan
pihak ketiga; dan
11. bidang kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa lainnya yang
sesuai dengan analisa kebutuhan Desa dan ditetapkan dalam
Musyawarah Desa.
Pelaksanaan kegiatan pembangunan Desa melalui pendayagunaan
sumberdaya manusia dan sumberdaya alam Desa dengan
mengutamakan mekanisme swakelola, swadaya dan gotong royong
masyarakat. Perencanaan kegiatan Desa dapat mempertimbangkan
Tipologi Desa.
Tipologi Desa merupakan fakta, karakteristik dan kondisi nyata yang khas,
keadaan terkini di Desa, maupun keadaan yang berubah, berkembang
dan diharapkan akan terjadi dimasa depan. Pengelompokkan tipologi
Desa dapat diuraikan sekurang-kurangnya berdasarkan :
• kekerabatan Desa; (desa geneologis, desa teritorial dan desa
campuran)
• hamparan; (desa pesisir/pantai, desa dataran rendah/lembah, desa
dataran tinggi, dan desa perbukitan/pegunungan)
• pola pemukiman; (menyebar, melingkar, mengumpul, memanjang)
• mata pencaharian; (pertanian, nelayan, industri, jasa)
• tingkat perkembangan kemajuan Desa.
Desa dalam perencanaan program dan kegiatan pembangunan
masyarakat Desa yang dibiayai Dana Desa, dapat mempertimbangkan
tipologi Desa berdasarkan tingkat perkembangan kemajuan Desa, yang
meliputi :
a. Desa Tertinggal dan/atau Desa Sangat Tertinggal memprioritaskan
kegiatan pembangunan Desa pada : 1. Pengadaan, pembangunan,
pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana dasar; dan 2.
pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana
ekonomi serta pengadaan produksi, distribusi dan pemasaran yang
diarahkan pada upaya mendukung pembentukan usaha ekonomi
pertanian berskala produktif, usaha ekonomi pertanian untuk
ketahanan pangan dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan
kepada kebijakan satu Desa satu produk unggulan.
11
b. Desa Berkembang memprioritaskan kegiatan pembangunan
Desa pada : 1. pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan
infrastruktur ekonomi serta pengadaan sarana prasarana produksi,
distribusi dan pemasaran untuk mendukung penguatan usaha
ekonomi pertanian berskala produktif, usaha ekonomi untuk
ketahanan pangan dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan
kepada kebijakan satu Desa satu produk unggulan; dan 2.
pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur serta pengadaan
sarana prasarana sosial dasar dan lingkungan yang diarahkan pada
upaya mendukung pemenuhan akses masyarakat Desa terhadap
pelayanan sosial dasar dan lingkungan.
c. Desa Maju dan/atau Desa Mandiri memprioritaskan kegiatan
pembangunan pada : 1. Pembangunan, pengembangan dan
pemeliharaan infrastruktur ekonomi serta pengadaan sarana
prasarana produksi, distribusi dan pemasaran untuk mendukung
perluasan/ekspansi usaha ekonomi pertanian berskala produktif,
usaha ekonomi untuk ketahanan pangan dan usaha ekonomi
lainnya yang difokuskan kepada kebijakan satu Desa satu produk
unggulan; dan 2. pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur
serta pengadaan sarana prasarana sosial dasar dan lingkungan
yang diarahkan pada upaya mendukung peningkatan kualitas
pemenuhan akses masyarakat Desa terhadap pelayanan sosial
dasar dan lingkungan.
Desa dalam perencanaan program dan kegiatan pemberdayaan
masyarakat Desa yang dibiayai Dana Desa, dapat mempertimbangkan
tipologi Desa berdasarkan tingkat perkembangan kemajuan Desa, yang
meliputi :
a. Desa Tertinggal dan/atau Desa Sangat Tertinggal memprioritaskan
kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa untuk merintis Lumbung
Ekonomi Desa yang meliputi: 1. pembentukan usaha ekonomi warga/
kelompok dan BUMDesa/BUMDesa Bersama dan/atau lembaga
ekonomi masyarakat Desa lainnya melalui pemberian askes modal,
pengelolaan produksi, distribusi dan pemasaran bagi usaha ekonomi
pertanian berskala produktif dan usaha ekonomi lainnya yang
difokuskan kepada kebijakan satu Desa satu produk unggulan; dan
2. pembukaan lapangan kerja untuk pemenuhan kebutuhan hidup
bagi masyarakat Desa.
12
b. Desa Berkembang memprioritaskan kegiatan pemberdayaan
masyarakat Desa untuk memperkuat Lumbung Ekonomi Desa
yang meliputi: 1. penguatan usaha ekonomi warga/kelompok dan
BUMDesa/BUMDesa Bersama melalui pemberian akses modal,
pengelolaan produksi, distribusi dan pemasaran bagi usaha ekonomi
pertanian berskala produktif, usaha ekonomi untuk ketahanan
pangan, dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan kepada
kebijakan satu Desa satu produk unggulan; 2. peningkatan kualitas
dan kuantitas tenaga kerja terampil dan pembentukan wirausahawan
di Desa; dan 3. pengembangan lapangan kerja untuk pemenuhan
kebutuhan hidup bagi masyarakat Desa.
c. Desa Maju dan/atau Desa Mandiri memprioritaskan kegiatan
pemberdayaan masyarakat Desa untuk menegakkan Lumbung
Ekonomi Desa yang meliputi: 1. Perluasan/ekspansi usaha ekonomi
warga/kelompok dan BUMDesa/BUMDesa Bersama melalui
pemberian akses modal, pengelolaan produksi, distribusi dan
pemasaran bagi usaha ekonomi pertanian berskala produktif, usaha
ekonomi untuk ketahanan pangan, dan usaha ekonomi lainnya yang
difokuskan kepada kebijakan satu Desa satu produk unggulan;
2. peningkatan kualitas dan kuantitas wirausahawan di Desa; 3.
peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja ahli di Desa 4.
perluasan/ekspansi lapangan kerja untuk pemenuhan kebutuhan
hidup bagi masyarakat Desa.
13
5. KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DESA (KPMD)
14
Siapa Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) adalah anggota masyarakat
desa yang memiliki pengetahuan, kepedulian, kemampuan dan kemauan
untuk menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat desa. Calon KPMD dari beberapa calon warga
desa setempat dipilih melalui musyawarah desa, dilatih dan ditetapkan
berdasarkan keputusan Kepala Desa. Calon KPMD dapat dipilih dari tokoh
atau pemuka masyarakat, pemuka adat, tokoh pemuda, pengusaha, guru
dll, berkelakuan baik dan menjadi suri tauladan di lingkungannya. Jumlah
KPMD antara 5-10 orang atau disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakat setempat.
15
Apa Peran KPMD.
Peran KPMD secara umum, seperti telah dikemukakan, adalah pemroses
atau fasilitator manajemen pola pemberdayaan masyarakat. Adapun pokok-
pokok peran KPMD dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
sebagai berikut ini.
1. Pelopor, yaitu yang merintis atau memelopori gagasan-gagasan
kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
2. Penggerak, yaitu yang memotivasi, mendorong dan menggerakan
partisipasi, swadaya dan gotong royong masyarakat untuk kegiatan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
3. Pembimbing, yaitu yang memfasilitasi, membelajarkan, memberi
masukkan atau mendampingi kelompok sasaran kegiatan pembangunan
dan pemberdayaan masyarakat.
4. Perencana, yaitu yang memfasilitasi proses perencanaan kegiatan
secara partisipatif, mulai dari masalah kebutuhan, prioritas dan rencana
kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
5. Perantara, yaitu menghubungkan /menjembataniberbagai kepentingan
atau kebutuhan masyarakat dengan sumber dayadesa untuk kegiatan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
6. Pelaksana, yaitu melaksanakan hal-hal teknis dalam pelaksanaan
kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang belum
dapat dilakukan oleh warga masyarakat.
16
Pembaharu, yaitu yang memiliki visi, inovasi dan kreatifitas dalam
memperbaiki atau memperbaharui kegiatan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat ke arah lebih baik dan berdaya saing
7. Pembaharu, yaitu yang memiliki visi, inovasi dan kreatifitas dalam
memperbaiki atau memperbaharui kegiatan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat ke arah lebih baik dan berdaya saing
Pelopor
Pembaharu
Penggerak
KPM
Pelaksana Pembimbing
Perantara Perencana
18
17
Bagaimana Kedudukan KPMD
• KPMD sebagai Tim Kerja berkedudukan di Desa.
• KPMD sebagai Tim Kerja yang membantu Pemerintah Desa dan
Lembaga Kemasyarakatan dalam pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat.
• KPMD sebagai Tim Kerja melekat dalam proses manajemen
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
18
Bagaimana Hubungan Kerja KPMD.
Hubungan kerja KPMD dengan Kepala Desa, Lembaga Kemasyarakatan,
Kader Teknis dan kelompok masyarakat bersifat koordinatif dan konsultatif.
Rinciannya seperti berikut ini :
1. KPMD dengan Kepala Desa yaitu membantu teknis manajemen
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat;
2. KPMD dengan Lembaga Kemasyarakatan, yaitu membantu atau
bersama-sama memproses seluruh kegiatan pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat;
3. KPMD dengan KPMD lainnya, yaitu kerjasama yang saling mendukung
secara integratif dan sinergis dalam pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat;
4. KPMD dengan Kader Teknis, yaitu sinkronisasi, integrasi dan harmonisasi
kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat; dan
5. KPMD dengan Kelompok Masyarakat, yaitu memberikan pendampingan
(fasilitasi) dalam kegiatan-kegiatan pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat.
19
• Memupuk kesetiaan dan ketaatan.
• Meningkatkan adanya rasa pengabdian, rasa tanggung jawab,
kesungguhan dan kegairahan bekerja dalam melaksanakan tugasnya.
• Meningkatkan gairah dan produktivitas kerja secara optimal.
• Mewujudkan suatu layanan kepada masyarakat dengan sukarela dan
menjadikan KPMD yang berwibawa.
• Memperbesar kemampuan dan kapasitas KPMD melalui proses latihan
yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.
Pembinaan dan supervisi KPMD perlu dilakukan dari jenjang tertinggi
sampai dengan jenjang terendah. Pembinaan dan supervisiterhadap KPMD
dilakukan oleh Pemerintah Pusat (Menteri yang menangani desa dan
pemerintahan desa), Gubernur, Bupati/Walikota, Camat, dan Kepala Desa
secara berjenjang sesuai dengan tingkat kewenangan.
20
Pemberdayaan masyarakat Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa,
Badan Permusyawaratan Desa, forum musyawarah Desa, lembaga
kemasyarakatan Desa, lembaga adat Desa, BUMDesa, Badan kerja sama
antar Desa, forum kerjasama Desa,dan kelompok kegiatan masyarakat lain
yang dibentuk untuk mendukung kegiatan pemerintahan dan pembangunan,
umumnya pemberdayaan masyarakat Desa dilakukan dengan:
a. mendorong partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan
pembangunan Desa yang dilaksanakan secara swakelola oleh Desa.
b. Mengembangkan program dan kegiatan pembangunan Desa secara
berkelanjutandengan mendayagunakan sumberdaya manusia dan
sumberdaya alam yang ada di Desa.
c. Menyusun perencanaan pembangunan Desa sesuai prioritas, potensi,
dan nilai kearifan lokal.
d. Menyusun perencanaan danpenganggaran berpihak kepada
kepentingan warga miskin, warga disabilitas, perempuan,anak, dan
kelompok marginal.
e. Mengembangkan system transparansi dan akuntabilitas dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan pembangunan Desa.
f. Mendayagunakan lembaga kemasyarakatan Desa dan lembaga adat.
Pendamping sebagai pelaku dalam pendampingan harus berpedoman pada
semangat utama UU Desa yang membawa misi untuk kemandirian Desa.
Sosok pendamping Desa yang diinginkan UU Desa adalah yang bekerja
memfasilitasi Desa untuk mandiri.
21
kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan yang memiliki potensi
untuk berlanjut dan berkembang di kemudian hari.
c. Prinsip Keswadayaan, Masyarakat pelaku diberi motivasi dan didorong
untuk berusaha atas dasar kemauan dan kemampuan mereka sendiri
dan tidak selalu tergantung pada bantuan dari luar.
d. Prinsip Kesatuan Keluarga, Masyarakat tumbuh dan berkembang sebagai
satu kesatuan keluarga yang utuh. Anggota keluarga merupakan pemacu
dan pemicu kemajuan usaha. Prinsip ini menuntut para pendamping
untuk memberdayakan seluruh anggota keluarga masyarakat berperan
serta dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.
e. Prinsip Belajar Menemukan Sendiri, Kelompok dalam masyarakat
tumbuh dan berkembang atas dasar kemauan dan kemampuan mereka
untuk belajar menemukan sendiri apa yang mereka butuhkan dan apa
yang akan mereka kembangkan, termasuk upaya untuk mengubah
penghidupan dan kehidupannya.
Dalam melakukan pendampingan masyarakat, seorang pendamping harus
menguasai dan mempraktekkan perspektif dasar seperti:
kesetaraan gender
hak-hak asasi manusia dan hak-hak dasar (right base approach)
anti kekerasan dan anti diskriminasi
resolusi dan mengelola konflik
tata pemerintahan yg baik
prinsip-prinsip komunikasi perubahan perilaku
22
bahwa KPMD dipilih dari masyarakat setempat oleh pemerintah Desa
melalui Musyawarah Desa untuk ditetapkan dengan keputusan Kepala
Desa. Maknanya semakin terang bahwa KPMD merupakan individu yang
dipersiapkan sebagai kader yang akan melanjutkan kerja pemberdayaan
di kemudian hari. Oleh karenanya, kaderisasi masyarakat Desa menjadi
sangat penting untuk keberlanjutan kerja pemberdayaan sebagai
penyiapan warga desa untuk menggerakkan seluruh kekuatan Desa.
23
Matriks 2. KPMD dan Pengorganisasian
Pembangunan Desa
24
6. ETOS KERJA
LANGKAH-LANGKAH
APLIKASI ETOS KERJA
25
Etos Kerja Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa
1. Makna Etos Kerja
Etos berasal dari bahasa Yunani yang memberikan arti sikap,
kepribadian, watak, karakter serta keyakinan atas sesuatu. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia etos kerja adalah semangat kerja yang
menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok. Kerja
dalam arti pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan
manusia baik dalam hal materi, intelektual dan fisik, maupun hal-hal
yang berkaitan dengan keduniawian maupun keakhiratan.
2. 8 Etos Kerja KPMD
Jansen sinamo, ahli pengembangan sumberdaya manusia secara
sistematis telah memetakan motivasi kerja dalam konsep 8 Etos Kerja
yaitu:
26
Etika Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa
27
4. Senantiasa berpihak pada kelompok perempuan, dan miskin yang rentan
pada kondisi kesehatan dan paling membutuhkan air minum yang layak.
5. Tidak diperkenankan untuk melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan tugas dan peran sebagai kader dan merugikan masyarakat
dengan meminta imbalan atau menerima imbalan dari masyarakat diluar
aturan yang ada .
6. Senantiasa berupaya merangkul berbagai pihak ke dalam iklim kemitraan,
kebersamaan dan kesatuan, serta tidak menciptakan pengkotak-kotakan
maupun menunjukkan sikap diskriminasi.
7. Senantiasa menjunjung tinggi prinsip-prinsip partisipasi, demokrasi,
transparansi, akuntabilitas dan desentralisasi.
8. Menjunjung tinggi nila-nilai; dapat dipercaya, jujur, ikhlas, adil, setara
dan kebersamaan dalam keragaman.
9. Menganut dan menjunjung tinggi integritas sebagai kader yang
mengutamakan kapasitas moral.
28
7. HAKEKAT MOTIVASI, TEKNIK
MOTIVASI DANLANGKAH-LANGKAH
MOTIVASI
2) Motivasi Negatif
Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang bersumber
dari rasa takut, misalnya jika dia tidak bekerja akan muncul rasa takut
dikeluarkan, takut tidak diberi gaji, dan takut dijauhi oleh rekan sekerja.
Motivasi negatif yang berlebihan akan membuat organisasi tidak mampu
mencapai tujuan. Personalia organisasi menjadi tidak kreatif, serba
takut, dan serba terbatas geraknya.
29
3) Motivasi dari Dalam
Motivasi dari dalam timbul pada diri pekerja sewaktu dia menjalankan
tugas atau pekerjaan dan bersumber dari dalam diri pekerja itu sendiri.
Dengan demikian kesenangan pekerja muncul pada waktu dia bekerja
dan dia sendiri menyenangi pekerjaannya itu.
2) Informasi (information)
Berikan informasi kepada masyarakat mengenai kegiatan-kegiatan yang
dapat mendukung upaya pemberdayaan masyarakat desa. Berikan
penjelasan-penjelasan secara edukatif dan persuasif mengenai upaya-
upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan kehidupan
bersama.
3) Perilaku (behavior)
Usahakan mengubah pola perilaku sesuai dengan harapan masyarakat
dan dengan demikian individu akan mampu berperilaku atau berbuat
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat/komunitas.
4) Hukuman/Sanksi (punishment)
Sanksi/hukuman diberikan dengan tujuan memberikan efek sosial
tertentu yang dapat mengubah perilaku seseorang agar sesuai dengan
aturan yang ditetapkan. Hukuman/sanksi dapat menjadi motivasi
perubahan ke arah yang lebih baik.
30
5) Perintah (command)
Perintah yang diberikan kepada masyarakat sebaiknya bersifat tidak
langsung (non-directive command). Berikanlah perintah dalam bentuk
ajakan, dan jika perlu diawali dengan contoh.
6) Perasaan (sense)
Perasaan dimaksud antara lain rasa memiliki, rasa partisipasi, rasa
bersatu, rasa bersahabat, rasa diterima dalam kelompok, dan rasa
mencapai prestasi.
Langkah-Langkah Motivasi
1. Jelaskan tujuan kegiatan yang akan dilakukan
2. Apa manfaat bagi masyarakat
3. Jelaskan akibat-akibat bila kegiatan itu tidak dilakukan
4. Susun rencana pelaksanaan bersama-sama dengan yang masyarakat
5. Bagi tugas sesuai dengan kemampuan dan pengalaman
6. Ajak mereka memikirkan kemungkinan hambatan
7. Usahakan agar sebanyak mungkin warga terlibat
8. Berikan bimbingan/perhatian bagi yang bermasalah, bila perlu datangi
rumahnya
9. Berikan penghargaan / pujian bagi mereka yang berhasil
31
8. GAYA KEPEMIMPINAN
Pengertian Kepemimpinan
Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa kepemimpinan pada
dasarnya berarti kemampuan untuk memimpin; kemampuan untuk
menentukan secara benar apa yang harus dikerjakan. Kepemimpinan
dalam pengertian yang lebih luas harus mampu menjalankan fungsi sebagai
berikut :
32
3. Fungsi Partisipasi, adalah pemimpin dapat mengaktifkan anggotanya
dalam pengambilan keptusan maupun dalam melaksanakannya.
4. Fungsi Delegasi, adalah pemimpin memberikan pelimpahan wewenang.
Fungsi delegasi merupakan kepercayaan seorang pemimpin kepada
seorang yang diberikan pelimpahan wewenang untuk bertanggung
jawab.
5. Fungsi Pengendalian, adalah pemimpin dapat membimbing,
mengarahkan, koordinasi dan pengawasan terhadap aktivitas
anggotanya
33
4) Mengambil tindakan dengan mempertimbangkan :
a. Tentukan siapa yang harus mengambil tindakan.
b. Pertimbangkan siapa yang perlu diberi informasi tentang keputusan
yang akan diambil.
c. Menentukan waktu yang tepat untuk melaksanakan tindakan yang
telah diputuskan.
Periksa hasil pelaksanaannya untuk mengetahui apakah tujuan tercapai
dan pelajari perubahan-perubahan sikap dan hubungan antar satu pihak
dengan pihak lain.
Teknik PengambilanKeputusan
Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai proses memilih
tindakan dari beberapa alternatif untuk mencapai tujuan/sasaran (proses
mengakhiri suatu masalah). Oleh karena itu pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai suatu proses identifikasi,
mencari penyebab, pemilihan alternatif dan mengantisipasi hambatan yang
mungkin menghalangi terlaksananya keputusan. Pengambilan keputusan
dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara teoritis dan realistis,
bagaimana cara membuat suatu keputusan.
34
9. KOMUNIKASI
Konsep Komunikasi
• Secara umum komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian pesan
oleh komunikator (pemberi pesan) kepada komunikan (penerima pesan)
melalui media (saluran) yang menimbulkan efek tertentu.
• Komunikasi efektif adalah komunikasi yang berhasil mencapai tujuan,
mengesankan dan mampu menghasilkan perubahan sikap pada
komunikan. Kata efektif (effective) sering diartikan dengan mencapai
hasil yang diinginkan (producing desired result) dan menyenangkan
(having a pleasing effect).
Unsur-unsur Komunikator
• Pesan (seperangkat lambang bermakna yang disampaikan komunikator)
• Interpretasi/Pemahaman (proses pengalihan pikiran ke dalam lambang
oleh komunikator)
• Efek (dampak/pengaruh pada komunikator setelah menginterpretasi dan
memahami pesan yang akan disampaikan)
Komunikasi Dialogis
Komunikasi dialogis adalah komunikasi dua arah sehingga antar komunikator
dan komunikan melakukan saling tukar informasi dan respon sehingga
isi/materi/substansi yang dibicarakan saling dipahami. Pada pengertian
lain disebutkan bahwa komunikasi verbal yang terjadi antara dua pihak
(pembicara dan pendengar) secara timbal balik.
35
dalam komunikasi dialogis, pembicara harus menyampaikan sesuatu untuk
dipahami oleh pendengar sebagaimana dimaksudkan oleh pembicara
artinya tidak bias atau tidak ada perbedaan makna yang dimaksud oleh
komunikator dan makna yang diterima oleh komunikan.
Anda sebagai seorang fasilitator pada kegiatan pemberdayaan masyarakat,
beberapa kendala tersebut di atas akan sangat nyata dirasakan ketika
mendampingi masyarakat di desa. Untuk itu, beberapa strategi yang harus
dikuasai untuk mengembangkan komunikasi dialogis yaitu :
a. Meningkatkan keterampilan mendengarkan
b. Membangun keterbukaan
c. Memberikan kesempatan komunikasi empat mata
d. Membangun komunikasi yang menyentuh perasaan : menyangkut hal yang
bersifat pribadi, menyampaikan secara berulang-ulang, memberikan
contoh konkrit.
36
Teknik Komunikasi pada kelompok Besar
a. Ceramah
Analisis pendengar
Pada tahap ini penceramah harus mengetahui siapa yang akan
menjadi pendengar ceramahnya.
Pengenalan lokasi
Sebelum melakukan ceramah alangkah baiknya jika penceramah
bisa meninjau lokasi dimana ceramah akan dilakukan.
Struktur ceramah
Struktur yang disarankan adalah ceramah terdiri dari 3 bagian, yaitu:
pembukaan, inti dan kesimpulan.
37
mencapai suatu kesimpulan, begitu terus dilakukan sampai akhirnya
hanya ada satu kelompok dan diperoleh kesimpulan.
Media Komunikasi
Berdasarkan macamnya media komunikasi terbagi menjadi: non projected
visual aids, projected visual aids, audio aids, dan audio-visual aids.
a. Non projected visual aids
Merupakan media komunikasi visual yang tidak menggunakan proyektor
dan yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
Papan tulis dan White Board
Flip charts
Felt boards
Wall charts
Model (phantom)
38
10. TEKNIK FASILITASI
Fasilitasi diartikan :
1. Proses mempermudah sesuatu di dalam mencapai tujuan tertentu
2. Melayani dan memperlancar suatu kegiatan untuk mencapai tujuan
Tujuan Fasilitasi
Tujuan Fasilitasi dalam pemberdayaan masyarakat :
• Upaya mempermudah penggalian potensi, masalah, gagasan dalam
rangka pemecahan masalah oleh masyarakat
• Terciptanya tatanan masyarakat mandiri dalam mengatasi permasalahan
yang dihadapi dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki.
Prinsip-prinsip Fasilitasi
Seorang fasilitator harus netral dan hanya berorientasi pada proses
bukan kepada isi dari sebuah kegiatan pemecahan masalah, kemudian
membuka dan mengundang partisipasi, lalu dikelola dalam dialog, kemudian
mengerucutkan pada suatu kesepakatan bersama yang dijalankan dalam
bentuk tindakan bersama masyarakat (kelompok sasaran).
39
Berikut adalah prinsip-prinsip dasar fasilitasi (pendampingan) :
1. belajar dari masyarakat
2. pendamping sebagai fasilitator
3. belajar bersama dan saling tukar pengalaman
4. mendahulukan kepentingan masyarakat setempat
5. membangkitkan kepercayaan diri masyarakat
6. berorientasi pada proses
40
Keterampilan Fasilitator
Dengan itu, tiga keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang fasilitator :
• Teknik bertanya
Cara atau teknik tersebut yaitu teknik bertanya dengan 5W + 1H : What
(apa), Who (siapa), When (kapan), Where (dimana), Why (mengapa)
dan How (bagaimana).
Teknik ini ditempuh dengan cara mengajukan pertanyaan-
pertanyaankepada masyarakat atau kelompok sasaran yang difasilitasi,
dengan tujuan agar masyarakat atau kelompok sasaran tersebut
akan dengan sendirinya untuk mau dan mampu : (a) menceritakan/
menguraikan, (b) menjelaskan/menganalisis, (c) menarik kesimpulan,
tentang hal, topik, permasalahan, gagasan atau lainnya yang sedang
dibicarakan/didiskusikan di dalam suatu program atau kegiatan
pemberdayaan.
• Teknik mendengarkan
Berikut ini adalah 11 macam teknik mendengarkan yang sebaiknya
dikuasai fasilitator.
1) Membahasakan Kembali (menanggapi jawaban yang berbelit dan
membingungkan untuk menennagkan peserta bahwa apa yang
disampaikan difahami yang lain).
2) Menarik keluar gagasan yang belum dikatakan karena masyarakat
megalami kesulitan untuk mengatakannya.
3) Memantulkan, menyadarkan bahwa fasilitator tidak memihak dan
memahami jawabannya. Cocok untuk memfasilitaso curah pendapat.
4) Mengumpulkan gagasan, teknik untuk mendapatkan gagasan
secara cepat dan bukan untuk mendiskusikannya.
5) Mengurutkan, teknik untuk mengurutkan antrian bicara.
6) Mengembalikan ke jalurnya, bila dskusi melebar.
7) Menguatkan, menjak orang untuk terlibat dalam diskusi tanpa
merasa tertekan.
8) Menyeimbangkan, menunjukan bahwa dalam diskusi orang boleh
mengatakan apapaun tanpa rasa takut untuk pendapatnya tidak
diterima.
9) Membuka ruang untuk peserta yang tidak aktif/tidak terlibat.
41
10) Diam sejenak, berhenti berbicara beberapa detik.
11) Menemukan kesamaa beberapa pemikiran dasar.
• Teknik mendampingi
Bentuk Kegiatan
Keterangan
Pendampingan
dengan tokoh masyarakat, tokoh
pemuda, pemimpin adat dan orang-
Bersilaturahmi
orang yang memilik pengaruh di
masyarakat
Menumbuhkan rasa saling
hindarkan rasa saling curiga
percaya
Ditujukkan agar dapat mengamati,
mendalami serta dapat menangkap
Belajar bersama dalam suasana
nuansa dan kepakaan dalam kehidupan
kehidupan nyata
rumah tangga dan kehidupan
masyarakat/kampung
Caranya bergaul/bersilaturahmi
dengan masyarakat, ngobrol dan
Membangun simpati, empati
berdiskusi dengan masyarakat tentang
dan kerjasama
penghidupan, keinginan/cita-cita/
harapan
Menciptakan dan menjaga
hubungan (rapport) yang baik Bergaul di masyarakat
dengan masyarakat
Mengamati kondisi masyarakat
Bersosialisasi dengan
masyarakat/menyesuaikan diri
dengan kondisi yang ada di
masyarakat
seperti pengajian, pernikahan, khitanan,
Menghadiri pertemuan-
kedukaan, event-event tertentu dan
pertemuan kampung
lainnya
Belajar bersama masyarakat seperti membentuk aturan main/
membangun kelembagaan kesepakatan bersama
42
Bentuk Kegiatan
Keterangan
Pendampingan
seperti sejarah kampung,
Menggali informasi tentang
perkembangan sumberdaya alam dan
masyarakat
penghidupan masyarakat
Menggali persoalan-persoalan
terutama dalam pengelolaan
dan pemanfaatan sumberdaya
alam, hutan dan penghidupan
masyarakat
Membangun kerjasama dengan
berbagai elemen dalam
masyarakat maupun dengan
pihak-pihak luar masyarakat
Ditujukkan untuk mengembangkan
kerjasama, menciptakan ketertiban,
silaturahmi, membantu menyelesaikan
Membangun kelembagaan
persoalan secara bersama, wahan
mengawasi dan mengendalikan
berbagai kegiatan
Teknik Fasilitasi
Teknik-teknik fasilitasi yaitu :
1. Diskusi umum (Diskusi di dalam ruangan)
Diskusi umum biasanya digunakan sebagai bagian yang tak terpisahkan
dari penerapan berbagai metode lainnya, seperti: penjelasan (ceramah),
curah pendapat, diskusi kelompok, dan lain-lain.
2. Curah pendapat (Brainstorming)
Curah pendapat (Brainstroming) adalah suatu bentuk diskusi dalam
rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan atau
pengalaman dari semua orang yang hadir dalam suatu diskusi atau
pertemuan.
3. Diskusi kelompok
Diskusi kelompok adalah pembahasan suatu topik dengan cara tukar
pikiran antara dua orang atau lebih, dalam kelompok-kelompok kecil,
yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu.
43
4. Praktek lapangan
Metode praktik lapangan bertujuan untuk melatih dan meningkatkan
kemampuan kelompok sasaran atau masyarakat dalam suatu
kelompok untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang
diperolehnya.
TEKNIK ADVOKASI
Pengertian Advokasi
Advokasi secara umum dapat didefinisikan sebagai serangkaian gerakan
sistemik, terorganisir, yang dilakukan dengan sadar, untuk mendorong
perubahan sosial dalam kerangka system yang ada.
Dasar filosofi advokasi adalah bahwa selalu ada saat dimana orang yang tidak
mengerti hukum harus diberikan bantuan, hak-hak golongan masyarakat
tertentu perlu diwujudkan dan demi terciptanya keadaan yang seharusnya.
Prinsip advokasi adalah nilai-nilai keadilan, kebenaran, accountability,
transparansi, dan nilai-nilai luhur lainnya.
44
7. Memiliki informasi yang cukup dan memadai.
8. Mampu merumuskan issu.
9. Memiliki kemampuan dan kewenangan yang diakui dan dihormati.
10. Memiliki keteguhan moral.
45
b. Kendala-kendala Dalam Melakukan Advokasi
1. Konflik nilai antara etika dan estetika.
2. Konflik antara etika dan ekonomi.
3. Kondisi masyarakat sipil yang tidak terintegrasi secara baik.
4. Kondisi demokrasi dalam kehidupan ketatatanegaraan kita yang
belum mapan.
MEDIASI
Pengertian Mediasi adalah
mediasi adalah cara penyelesaian sengketa diluar pengadilan, melalui
perundingan yang melibatkan pihak keriga yang bersikap netral (non-
intervensi) dan tidak berpihak (impartial) kepada pihak-pihak yang
bersengketa, serta diterima kehadirannya oleh pihak-pihak yang bersengketa,
serta diterima kehadirannya oleh pihak-pihak yang bersengketa.
Pihak ketiga tersebut disebut ”mediator” atau ”penengah” yang tugasnya
hanya membantu pihak-pihak yang bersengketa dalam menyelesaikan
masalahnya dan tidak mempunyai kewenangan untuk mengambil keputusan.
46
Mediasi vs Pemutusan Perkara
Tujuan dari pada seorang mediator tidak hanya sekedar membantu para
pihak untuk menyelesaian sengketa mereka, tetapi lebih dari itu, dengan
mengidentifikasi kepentingan-kepentingan para pihak, dengan berorientasi
pada masa yang akan datang, seorang mediator dapat saling bertukar
pikiran yang dapat diterima oleh kedua belah pihak yang pada akhirnya
membuat mereka merasa bahwa mereka telah menemukan standard
keadilan personal.
47
11. KELEMBAGAAN DI DESA
Lembaga-Lembaga Desa
Kelembagaan Desa/Desa Adat, yaitu lembaga Pemerintahan Desa/Desa Adat
yang terdiri atas Pemerintah Desa/Desa Adat dan Badan Permusyawaratan
Desa/Desa Adat, Lembaga Kemasyarakatan Desa, dan lembaga adat.
Kepala Desa
Kepala Desa/Desa Adat atau yang disebut dengan nama lain merupakan
kepala Pemerintahan Desa/Desa Adat yang memimpin penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
Kepala Desa/Desa mempunyai peran penting dalam kedudukannya sebagai
kepanjangan tangan negara yang dekat dengan masyarakat dan sebagai
pemimpin masyarakat.
Prinsip pengaturan tentang Kepala Desa/Desa Adat adalah:
a) sebutan Kepala Desa/Desa Adat disesuaikan dengan sebutan lokal;
b) Kepala Desa/Desa Adat berkedudukan sebagai kepala Pemerintah
Desa/Desa Adat dan sebagai pemimpin masyarakat;
c) Kepala Desa dipilih secara demokratis dan langsung oleh masyarakat
setempat, kecuali bagi Desa Adat dapat menggunakan mekanisme
lokal; dan pencalonan Kepala Desa dalam pemilihan langsung tidak
menggunakan basis partai politik sehingga Kepala Desa dilarang
menjadi pengurus partai politik.
d) Mengingat kedudukan, kewenangan, dan Keuangan Desa yang semakin
kuat, penyelenggaraan Pemerintahan Desa diharapkan lebih akuntabel
yang didukung dengan sistem pengawasan dan keseimbangan antara
Pemerintah Desa dan lembaga Desa.
48
Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
lembaga yang melakukan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan
wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan
secara demokratis.
Prinsip-prinsip :
• Kesukarelaan
prinsip atau asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan
masyarakat dalam mengikuti dan menjalani setiap kegiatan yang
diperuntukkan bagi lembaga kemasyarakatan ini
• Kemandirian
Prinsip kemandirian, dimana lembaga kemasyarakatan tidak tergantung
dan menggantungkan kepada pihak manapun
• Keragaman
Prinsip keragaman, yang melandasi praktik bahwa lembaga
kemasyarakatan harus siap menerima anggota secara terbuka bagi
49
siapa saja yang berminat menjadi anggota dengan tidak pandang status
masyarakat baik dari kalangan bawah, menengah maupun atas.
50
Lembaga-lembaga kemasyarakatan desa.
a. PKK. merupakan lembaga kemasyarakatan desa yang menjadi mitra
kerja pemerintah dan organisasi kemasyarakatan desa lainnya dalam
pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga. Hal itu bisa
dilakukan misalnya dengan bentuk:
b. RT dan RW. Lembaga kemasyarakatan ini juga bisa berperan membantu
Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan. RT/
RW dalam melaksanakan tugasnya bisa berfungsi :
c. Karang Taruna. Lembaga kemasyarakatan ini bisa berperan sebagai
wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang
atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan
untuk masyarakat terutama generasi muda.
d. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa. Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Desa atau Kelurahan (LPMD/LPMK)/Lembaga Ketahanan
Masyarakat Desa atau Kelurahan (LKMDILKMK) atau sebutan nama lain
mempunyai tugas menyusun rencana pembangunan secara partisipatif,
menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat, melaksanakan
dan mengendalikan pembangunan.Lembaga kemasyarakatan ini bisa
berfungsi :
51
• Sebagai perantara dalam penyelesaian perselisihan yang menyangkut
adat istiadat dan kebiasaan masyarakat.
• Membudayakan, mengembangkan, dan melestarikan adat istiadat dan
kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam rangka memperkaya budaya
daerah sebagai bagian dari budaya nasional.
• Menciptakan hubungan yang demokratis dan harmonis serta obyektif
antara ketua adat , pemangku adat, pemuka adat dengan aparat
pemerintah pada semua tingkatan pemerintahan di Kabupaten daerah
adat tersebut.
• Membantu kelancaran roda pemerinyahan, pelaksanaan pembangunan
dan/atau harta kekayaan lembaga adat dengan tetap memperhatikan
kepentingan masyarakat hukum adat setempat.
• Membina stabilitas nasional yang sehat dan dinamis dan dapat
memberikan peluang yang luas kepada aparat pemerintah terutama
pemerintah desa/kelurahan dalam melaksanakan pembangunan yang
lebih berkualitas dan pembinaaan mayarakat yang adil dan demokratis.
• Menciptakan susana yang dapat menjamin terpeliharanya kebhinnekaan
masyarakat adat dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan
bangsa.
• Membina dan melestarikan budaya dan adat istiadat serta hubungan
antar tokoh adat dengan pemerintah desa dan lurah.
• Mengayomi adat istiadat
• Memberikan saran, usul, pendapat, ke berbagai perorangan, kelompok/
lembaga maupun pemerintah tentang masalah adat.
52
KERJASAMA TIM DI DESA
Pengertian Kerjasama
Kerja sama yaitu suatu bentuk usaha bersama antara beberapa orang atau
antar beberapa lembaga tertentu untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Adanya kepentingan dan tujuan yang sama akan menjadi dasar lahirnya
kerja sama antara seseorang dan yang lainnya atau antara suatu kelompok
dan kelompok lainnya.
Kerjasama terbentuk karena adanya kesadaran dan saling menguntungkan
kedua belah pihak.
Manfaat Kerjasama:
• Mendorong timbulnya persaingan dalam mencapai tujuan serta adanya
peningkatan produktivitas.
• Memicu berbagai upaya individu agar dapat bekerja secara efektif,
produktif, dan efisiensi yang diartikan pencapaian kerja yang hemat,
tidak boros sehingga menimbulkan keadaan menguntungkan baik dari
segi waktu, biaya, maupun tenaga.
• Mendorong terciptanya sinergi sehingga menekan biaya operasional
dan menyebabkan persaingan meningkat.
• Tanggung jawab sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing-
masing.
• Menciptakan hubungan harmonis antara kedua belah pihak yang terlibat,
serta dapat meningkatkan rasa kesetiakawanan.
53
• Menghasilkan praktek yang sehat serta meningkatkan motivasi anggota.
• Mendorong partisipasi dalam menjaga dan melestarikan kondisi dan
situasi di lingkungannya tempat kerjanya.
54
3. perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan program pembangunan
antar-Desa;
4. pengalokasian anggaran untuk Pembangunan Desa, antar-Desa, dan
Kawasan Perdesaan;
5. masukan terhadap program Pemerintah Daerah tempat Desa tersebut
berada; dan kegiatan lainnya yang dapat diselenggarakan melalui kerja
sama antar-Desa.
Dalam melaksanakan kerjasama desa ini, desa membentuk lembaga/badan
kerjasama antar desa yang pembentukannya diatur melalui Peraturan
Bersama Kepala Desa. Untuk pelayanan usaha antar desa, dapat dibentuk
BUM Desa yang kepemilikannya dimiliki oleh 2 desa atau lebih yang
melakukan kerjasama desa
55
4. Pendamping desa harus mampu mengidentifikasi dan menjahit
seluruh kekuatan ekonomi dan politik di wilayah pedesaan untuk terlibat
dalam proses pembangunan dan pemberdayaan.
Membentuk jaringan sosial dan mengembangkan kerjasama mempunyai
arah, sebagai berikut :
• Untuk mewujudkan desa yang mandiri dalam memenuhi kebutuhan
dasar, seperti pangan, energi, kesehatan, pendidikan, air bersih, dsb.
• Untuk membangun dan menumbuhkan semangat
• kolektivitas, kegotongroyongan dan trust building dari kelompok-
kelompok sosial di masyarakat desa.
• Desa mempunyai perencanaan pembangunan desa dan strategi
pemberdayaan masyarakat desa yang mencakup : potensi,
rencana strategis, perencanaan ruang, perencanaan pengelolaan
dan pemanfaatan dan strategi aksi yang menjadi dasar dalam
mengembangkan kerjasama antar desa maupun dengan pihak ketiga.
• Agar desa mempunyai badan kerjasama antar desa yang dihasilkan
melalui musyawarah desa.
• Agar berkembang aktivitas ekonomi berbasis pedesaan yang mampu
bersaing dalam pasar lokal, regional dan global serta dapat diandalkan
dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan
56
Faktor-Faktor yang mendorong dan Menghambat dalam Kerjasama.
1) Faktor Pendukung
a) Sikap empati dari masing-masing pihak
b) Sikap toleransi
c) Sikap terbuka akan perbedaan dan kritik
d) Adanya desakan dari pihak lain untuk terjadinya asimilasi
e) Adanya kesamaan unsur budaya.
2) Faktor Penghambat
a) Sikap tertutup dan antipati
b) Perbedaan unsur-unsur kebudayaan
c) Kehidupan yang terisolasi dari kelompok lain
d) Kurangnya pengetahuan yang dimiliki
e) Sikap hidup egoisme dan individualistik
Membangun Jejaring
Identifikasi Pihak-pihak Potensial sebagai jejaring kerja
hal-hal yang harus diperhatikan agar dalam membentuk jaringan sosial
dan mengembangkan kerjasama mempunyai arah, sebagai berikut :
1. Untuk mewujudkan desa yang mandiri dalam memenuhi kebutuhan
dasar, seperti pangan, energi, kesehatan, pendidikan, air bersih, dsb.
2. Untuk membangun dan menumbuhkan semangat kolektivitas,
kegotongroyongan dan trust building dari kelompok-kelompok sosial di
masyarakat desa.
3. Desa mempunyai perencanaan pembangunan desa dan strategi
pemberdayaan masyarakat desa yang mencakup : potensi,
rencana strategis, perencanaan ruang, perencanaan pengelolaan
dan pemanfaatan dan strategi aksi yang menjadi dasar dalam
mengembangkan kerjasama antar desa maupun dengan pihak ketiga.
4. Agar desa mempunyai badan kerjasama antar desa yang dihasilkan
melalui musyawarah desa.
57
5. Agar berkembang aktivitas ekonomi berbasis pedesaan yang mampu
bersaing dalam pasar lokal, regional dan global serta dapat diandalkan
dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan
58
mekanisme, agar potensi jaringan sosial yang terbentuk senangtiasa
terlibat dalam proses pembangunan desa dan pemberdayaan
masyarakat desa.
59
yang bebas. Bahkan jika diperlukan suatu musyawarah
memungkinkan menumbuhkan satu jaringan kerja.
4. Menyusun rencana kerja dan program bersama yang didasarkan atas
kemampuan dan potensi masing-masing kelompok sosial.
12. BENTUK-BENTUK PERATURAN DI DESA
13. BENTUK-BENTUK PERATURAN DI DESA
Hierarki atau tata urutan produk hukum dari tertinggi ke yang terrendah
Hierarki atau tata urutan produk hukum dari tertinggi ke yang terrendah
menurutmenurut
UU No. UU12 Tahun
No. 122011 Tentang
Tahun 2011 Pembentukan Peraturan
Tentang Pembentukan Perundang-
Peraturan
undangan pasal (7) sebagai berikut:
Perundang-undangan pasal (7) sebagai berikut:
UUD
1945
TAP MPR
Undang-
Undang/Perppu
Peraturan Presiden
Meski Peraturan Desa tidak diakui sebagai bagian dari hirarki peraturan
perundangan, namun tetap diakui keberadaannya. Pasal 8 ayat 60 (2) UU
No. 12 Tahun 2011 dapat diambil pengertian bahwa Peraturan Desa diakui
keberadaannya sebagai produk hukum dan memiliki kekuatan hukum
sepanjang diperintahkan (didelegasikan) oleh Peraturan Perundang-
undangan di atasnya atau dibentuk berdasarkan kewenangan subjek pelaku
pembuatnya, dalam hal ini Desa
60
Peraturan Desa merupakan kerangka hukum dan kebijakan dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan
Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa dan pemberdayaan
masyarakat Desa. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa adalah
berjalan proses penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang
partisipatif, akuntabel, transparansi dan berkeadilan.
61
menentukan substansi yang akan diaturnya, namun tetap harus
mempunyai dasar hokum dalam pengaturan materi tersebut.
62
9. Evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa dapat didelegasikan kepada Camat.
63
13. MUSYAWARAH DESA
64
2) Demokratis
Setiap warga masyarakat berhak untuk terlibat dalam proses pengambilan
keputusan Musyawarah Desa..
3) Transparan
Prinsip transparan berarti tidak ada yang disembunyikan dari masyarakat
Desa, kemudahan dalam mengakses informasi, memberikan informasi
secara benar, baik dalam hal materi permusyawaratan.
4) Akuntabel
Dalam setiap tahapan kegiatan Musyawarah Desa yang dilaksanakan
harus dikelola secara benar dan dapat dipertanggung jawabkan kepada
masyarakat.
65
a. Manfaat Muswarah Desa
1) Melatih untuk menyuarakan pendapat (ide)
2) Masalah dapat segera terpecahkan
3) Keputusan yang diambil memiliki nilai keadilan
4) Hasil keputusan yang diambil dapat menguntungkan semua pihak
5) Dapat menyatukan pendapat yang berbeda
6) Adanya kebersamaan
7) Dapat mengambil kesimpulan yang benar
8) Mencari kebenaran dan menjaga diri dari kekeliruan
9) Menghindari celaan
10) Menciptakan stabilitas emosi
1) Pimpinan Musyawarah
Pimpinan Musyawarah Desa menjaga agar permusyawaratan Desa
berjalan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan tentang Tata
Tertib Musyawarah Desa.
66
2) Pendamping Desa
Pimpinan Musyawarah Desa dapat meminta pendamping Desa
yang berasal dari satuan kerja prangkat daerah kabupaten/kota,
pendamping profesional dan/atau pihak ketiga untuk membantu
memfasilitasi jalannya Musyawarah Desa.
Pendamping Desa tidak memiliki hak untuk berbicara yang bersifat
memutuskan sebuah kebijakan publik terkait hal strategis yang
sedang dimusyawarahkan.Pendamping Desa melakukan tugas
sebagai berikut:
(1) Mereka yang bukan warga Desa yang hadir dalam Musyawarah
Desa atas undangan Ketua Badan Permusyawaratan Desa; dan
(2) Anggota masyarakat Desa yang hadir dalam Musyawarah Desa
atas undangan tidak resmi tetapi tidak mendaftar diri kepada
panitia.
4) Pengaturan Pembicaraan
Pembicara dalam mengajukan aspirasinya tidak boleh menyimpang
dari pokok pembicaraan tentang hal yang bersifat strategis..
67
mengganggu kelancaran musyawarah. Lamanya penundaan acara
musyawarah tidak boleh lebih dari 24 (dua puluh empat) jam.
68
14. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
69
c. Menyusun perencanaan pembangunan Desa sesuai prioritas, potensi,
dan nilai kearifan lokal.
d. Menyusun perencanaan dan penganggaran berpihak kepada
kepentingan warga miskin, warga disabilitas, perempuan, anak, dan
kelompok marginal.
e. Mengembangkan system transparansi dan akuntabilitas dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan pembangunan Desa.
f. Mendayagunakan lembaga kemasyarakatan Desa dan lembaga adat.
70
Bidang Subtansi Tugas Daftar Kegiatan
Sarana dan Pembangunan, Taman Bacaan Masyarakat
Prasarana pemanfaatan dan Pendidikan Anak Usia Dini Balai
Pendidikan dan pemeliharaan Pelatihan/Kegiatan Belajar
Kebudayaan Masyarakat Pengembangan Dan
Pembinaan Sanggar Seni
Sarana Dan Pengembangan Pasar Desa, Pembentukan Dan
Prasarana usaha ekonomi Pengembangan BUM Desa,
Ekonomi produktif serta Penguatan Permodalan BUM Desa,
pembangunan, Pembibitan Tanaman Pangan,
pemanfaatan dan Penggilingan Padi Lumbung Desa,
pemeliharaan Pembukaan Lahan Pertanian,
Pengelolaan Usaha Hutan, Desa
Kolam Ikan Dan Pembenihan Ikan,
Kapal Penangkap Ikan, Gudang
Pendingin (Cold Storage), Tempat
Pelelangan Ikan, Tambak Garam,
Kandang Ternak Instalasi Biogas,
Mesin Pakan Ternak Sarana Dan
Prasarana Ekonomi Lainnya Sesuai
Kondisi Desa
Lingkungan Pelestarian Penghijauan Pembuatan, Terasering,
Hidup Pemeliharaan Hutan Bakau,
Perlindungan Mata Air, Pembersihan
Daerah Aliran Sungai, Perlindungan
Terumbu Karang
71
15. PARTISIPASI DALAM TAHAPAN
PEMBANGUNAN DESA
Persiapan
Musdes Musryawarah
Perencanaan
Perencanaan Pembangunan Desa
Musdus Sosialisasi
• Sosialisasi &
pembentukan
Pokja /tim
Perencanaan • Pengelompok Rancangan
Desa an Masalah Akhir RPJMDesa
• Skoring • Perdes
Penggalian masalah •Rumusan issu • Pembahasan RPJMDesa
potensi aset • Perumusan issu prioritas berdasar dan • Laporan
desa dan strategis
potensi aset dan penetapan Bupati
• Penguatan assessment berbasis
pengelompok masalahak dasar Raperdes melalui
Kapasitas permasalahan
kan •Visi & Misi RPJMDesame Camat
Pokja/tim dasar Penyusunan •Arah Pemb njadi Perdes
Perencanaan masyarakat Sejarah & •Arah Kebijakan dan ditanda
Desa (integrasi dari
• Penyusunan Road
legenda Desa tangani
data sekunder Keuangan Desa
Map (schedulle
• masalah Kepala Desa
dan primer • Visi – Misi Desa •Tahapan & dan BPD
penys RPJMDesa prioritas
• Prioritas
• Identifikasi Kebijakan
Kebutuhan Data Desa
Sekunder Desa • Program &
• Sosialisasi Jadwal Kegiatan
ke masing- Indikatif
masing Dusun
72
Perenc
Kab/Kota
RPJMDes
6 tahun
RKPDes
Jun-Sept
Pelaksanaan
Pengawasan
Jan-Des
APBDes – P
73
73
Gambar Desa
a) Sejarah Desa
Dengan teknik ini masyarakat diajak melihat dan menyimak kembali
sejarah desanya misalnya berkait dengan asal usul terbentuknya
desa, keadaan atau peristiwa penting bagi desa termasuk refleksi atas
program-program pembangunan yang pernah masuk dan mempengaruhi
kehidupan desa.
b) Gambar Desa untuk Pemetaan Potensi Alam dan Sosial
Masyarakat atau peserta lokakarya desa melalui Sketsa desa diajak
mengenal secara lebih mendalam terhadap desa baik secara fisik
maupun non fisik dengan cara membuat sketsa atau gambar desa.
74
c) Kalender Musim
Teknik ini membekali masyarakat dengan kemampuan membuat
kalender kegiatan dalam rentang waktu setahun (januari s/d Desember)
yang bersifat musiman.
75
d) Diagram Kelembagaan
Teknik ini jamak dikenal dengan sebutan diagram venn. Teknik ini
digunakan untuk menggambarkan jenis-jenis organisasi (formal maupun
informal) yang berperan dalam berbagai kegiatan/program di desa dan
kemudian diguanakn untuk mendiskusikan permasalahan dan potensi
dari setiap lembaga agar meningkatkan perannya dalam upaya-upaya
pembangunan desa.
f) Musyawarah Desa.
Hasil musdes sangat mungkin mencerminkan gambaran kebutuhan,
permasalahan serta agenda prioritas pembangunan yang diusulkan
masyarakat, mengingat pada umumnya karakter geografis, demografis
maupun sosilogis antardusun berbeda. Dusun yang kondisi kehidupan
masyarakatnya banyak yang putus sekolah tentu memiliki permasalahan
dan harapan yang berbeda dengan dusun yang banyak penduduknya
bersekolah secara berkelanjutan. Dusun yang terletak di pegunungan
pasti memiliki kebutuhan infrastruktur yang berbeda dengan dusun yang
berada di dataran rendah.
76
Hak dan Kewajiban Masyarakat dalam Musdes
77
16. TAHAP PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN DESA
78
Kepala Desa mengoordinasikan perubahankegiatan ketentuan sebagai
berikut:
a. penambahan nilai pagu dana kegiatan yang ditetapkan dalam APB
Desa dilakukan melalui:
1. swadaya masyarakat,
2. bantuan pihak ketiga, dan/atau
3. bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan/
atau pemerintah kabupaten/kota.
b. tidak mengganti jenis kegiatan yang ditetapkan dalam APB Desa;
dan
c. tidak melanjutkan kegiatan sampai perubahan pelaksanaan kegiatan
disetujuioleh kepala Desa.
4. Pengelolaan pengaduan dan penyelesaianmasalah;
Kepala Desa mengoordinasikan penanganan pengaduan masyarakat
dan penyelesaian masalah dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan
Desa.Koordinasi penanganan pengaduan masyarakat dan penyelesaian
masalah meliputi kegiatan:
a. penyediaan kotak pengaduan masyarakat;
b. pencermatan masalah yang termuat dalam pengaduan masyarakat;
c. penetapan status masalah; dan
d. penyelesaian masalah dan penetapan status penyelesaian masalah.
5. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan;
Pelaksana kegiatan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan
kegiatan kepada kepala Desa. Dalam laporan dilampiri dokumentasi hasil
pelaksanaan kegiatan pembangunan Desa yang sekurang-kurangnya
meliputi:
a. realisasi biaya beserta lampiran bukti-bukti pembayaran;
b. foto kegiatan infrastruktur Desa kondisi 0%, 40%, 80% dan 100%
yang diambil dari sudut pengambilan yang sama;
c. foto yang memperlihatkan orang sedang bekerja dan/atau melakukan
kegiatan secara beramai-ramai;
d. foto yang memperlihatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan
pembangunan Desa;
79
e. foto yang memperlihatkan pembayaran upah secara langsung
kepada tenaga kerja kegiatan pembangunan Desa; dan
f. gambar purna laksana untuk pembangunan infrastruktur Desa.
6. Musyawarah pelaksanaan kegiatan Desa dalam rangka
pertanggungjawaban hasil pelaksanaan kegiatan; dan pelestarian dan
pemanfaatan hasil kegiatan, yang dilaksanakan setiap semester (Juni
dan Desember)
Masyarakat desa berpartisipasi menanggapi laporan pelaksanaan
pembangunan desa yang disampaikan dalam musyawarah desa.
80