PRAKTIKUM BIOKIMIA 1
Dicky Wirayudha
05031281924028
1 Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2 Universitas Sriwijaya
variasi pembentukan curd, baik dalam hal kekerasan maupun komponen
proteinnya. Begitupun lama penggumpalan berpengaruh pada kualitas tahu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi koagulasi adalah ph, protein akan menggumpal
pada ph asam yaitu pada 4,5. Dan suhu , semakin tinggi suhu protein yang
mengendap akan semakin banyak .[ CITATION Her17 \l 1057 ]
2.3. Pengendapan protein dengan alkohol
Penentuan protein metode pengendapan alkohol adalah kompetisi
pembentukan antara protein-air dengan alkohol-air.Alkohol dapat mengendapkan
protein karena gugus fungsional dari alkohol lebih kuat mengikat air sehingga
kelarutan protein dalam ar berkurang. Pada protein ujung C asam amino yang
terbuka dapat bereaksi dengan alkohol dalam suasana asam membentuk senyawa
protein ester. Pembentukan ester ini ditunjukan oleh adanya endapan yang
terbentuk. Prinsipnya pengendapan dengan alkohol menyebabkan penurunan
kelarutan protein akibat penambahan pelarut organik. Alkohol dapat
mengendapkan protein karena gugus fungsional dari alkohol lebih kuat mengikat
air sehingga kelarutan protein dalam air berkurang[ CITATION Yan11 \l 1057 ]
2.4. Denaturasi protein
Denaturasi protein adalah proses perubahan struktur lengkap dan
karakteristik bentuk protein akibat dari gangguan interaksi sekunder, tersier,dan
kuartener struktural. Karena fungsi biokimia protein tergantung pada tigadimensi
bentuknya atau susunan senyawa yang terdapat pada asam amino.Hasil denaturasi
adalah hilangnya aktivitas biokimia yang terjadi didalam senyawa protein itu
sendiri. Protein yang terdenaturasi biasanya mengalami pembukaan lipatan pada
bagian-bagian tertentu. Denaturasi protein diakibatkan beberapa faktor yaitu:
suhu, pH, logam berat, dan alcohol. Selama denaturasi, ikatan hidrogen dan ikatan
hidrofobik dipecah, sehingga terjadi peningkatan entropi atau peningkatan
kerusakan molekulnya. Denaturasi mungkin dapat bersifat bolak-balik
(reversibel), seperti pada kimotripsin yang hilang aktivitasnya bila dipanaskan,
tetapi aktivitasnya akan pulih kembali bila didinginkan. Namun demikian,
umumnya tidak mungkin memulihkan protein kembali ke bentuk aslinya setelah
mengalami denaturasi. Kelarutan protein berkurang dan aktivitas biologisnya juga
hilang pada saat denaturasi [ CITATION Tan18 \l 1057 ]
3 Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
4 Universitas Sriwijaya
b. Tambahkan 2 tetes pereaksi asam asetat ke dalam tabung reaksi yang
pertama
c. Tambahkan 2 tetes pereaksi air ke dalam tabung reaksi yang kedua
d. Kemudian masukkan ke dalam air mendidih selama 5 menit,
e. Kemudian saring menggunakan kertas saring untuk mengambil endapan
f. Setelah di dapat endapan, pada tabung yang pertama ditambahkan sebanyak
2 tetes reaksi millon, kemudian bandingkan antara tabung yang di beri
pereaksi millon dan yang di beri pereaksi air
3. Uji pengendapan dengan alkohol
a. Ambil larutan protein dengan menggunakan pipet volume masing-masing
sebanyak 5 ml, kemudian tuangkan ke dalam masing-masing tabung reaksi
b. Tambahkan 1 ml atau 20 tetes pereaksi HCl kedalam tabung reaksi yang
pertama, tambahkan 1 ml atau 20 tetes pereaksi NaOH, ke dalam tabung
reaksi yang kedua, tambahkan 1 ml pereaksi buffer asesat ke dalam tabung
reaksi yang ketiga
c. Tambahkan 6 ml etanol 95% ke dalam masing-masing tabung reaksi
d. Kemudian tabung reaksi tadi di forteks
4. Uji denaturasi protein
a. Tuangkan sebanyak 9 ml larutan protein ke dalam masing-masing tabung
reaksi
b. Tambakan 1 ml larutan HCl ke dalam tabung yang pertama, tambahkan 1 ml
larutan NaOH ke dalam tabung yang kedua, dan tambahkan 1 ml larutan
buffer asetat ke dalam tabung yang ketiga
c. Kemudian ketiga tabung reaksi tersebut di forteks agar menjadi homogen
d. Tempatkan ketiga tabung tersebut ke dalam air mendidih selama 15 menit,
kemudian di diamkan hingga dinggin pada suhu kamar
5 Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
Dari praktikum uji reaksi protein yang telah dilakukan, didapatkan hasil
sebagai berikut.
Tabel 4.1 hasil analisis dari pengendapan protein oleh garam organik
Tabung Pereaksi Hasil Keterangan
III (5 ml protein) 1 ml buffer asetat Tidak larut Terdapat 2 fase. Fase atas
6 ml etanol 95 % bening, fase bawah putih
6 Universitas Sriwijaya
4.2.Pembahasan
Pada praktikum kali ini kita membahas mengenai uji reaksi pada protein yang
meliputi pengendapan protein dengan garam anorganik, uji koagulasi, pegendapan
protein dengan alkohol, dan denaturasi protein. Percobaan pertama adalah
pengendapan protein dengan garam anorganik sampelnya menggunakan susu
bearbrand dan 10 ml larutan protein, amonium sulfat kemudian diaduk dengan
forteks. Kemudian siapkan kertas saring yang sudah dilipat lali saring untuk
mendapatkan endapan dan tunggu sampai tersaring hingga habis. Hasilnya ada
sedikit endapan lalu tambahkan endapan tersebut dengan pereaksi millon 1 ml
diaduk dan tambahkan filtrat (pereaksi biuret) 1ml untuk hasil tekstur berubah jadi
seperti ampas tahu atau membentuk gumpalan. Hal ini membuktikan bahwa
pengaruh penambahan garam terhadap protein berbeda-beda tergantung kepada
konsentrasi dan jumlah muatan ion dalam larutan. Semakin tinggi konsentrasi dan
jumlah muatan ion larutan atau garam. Maka semakin efektif garam dalam
mengendapkan protein. Hal ini disebut dengan salting out
Pada uji koagulasi terdapat dua buah tabung reaksi yang masing-masing diisi
dengan 5 ml larutan protein. Pada tabung pertama, ditambahkan asam asetat 1 ml,
pada tabung kedua, ditambahkan dengan air sebanyak 1ml kemudian, ketiga
tabung dimasukkan ke air mendidih untuk direbus lalu saring untuk diambil
endapannya, pada tabung pertama ditambahkan pereaksi millon sedangkan tabung
satunya pereaksi air. Hasilnya menunjukan bahwa pada tabung dengan pereaksi
millon terjadi endapan berwarna kuning yang menandakan terdapat protein
sedangkan pada pereaksi dengan air tidak. Apabila suatu larutan proyein
ditambahkan dengan larutan asam maupun basa akan terjadi penggumpalan.
Penggumpalan akan terjadi apabila dilakukan pemanasan terhadap larutan protein.
Pada percobaan ini larutan protein menghasilkan terjadi endapan berwarna kuning
kemerahan pada pereaksi millon. Terjadiny koagulasi disebabkan karena ion H+
dari CH3COOH terikat pada gugus negatif pada protein. Ketika ion H+ dari asam
asetat masuk kedalam larutan, akan mempengaruhi keseimbangan dan
pengkutuban muatan dari molekul protein. Hal ini menunjukkan bahwa endapan
tersebut masih bersifat sebagai protein namun sudah mengalami perubahansruktur
atau mengalami denaturasi sehingga larutan tidak larut [ CITATION Her17 \l 1057 ]
7 Universitas Sriwijaya
Pada uji pengendapan dengan alkohol terdapat tiga buah tabung reaksi
dengan isi larutan protein 5 ml pada setiap tabung, kemudian pada tabung reaksi
pertama, ditambahkan pereaksi HCL 1 ml, tebung kedua ditambahkan pereaksi
NaoH 1 ml, dan pada tabung ketiga ditambahkan pereaksi asetat sebanyak 1 ml
juga.selanjutnya pada setiap tabung ditambahkan masing-masing etanol sebanyak
6 ml, untuk kemudian diforteks setiap tabungnya. Adapun hasil yang didapatkan
yaitu pada tabung pertama terjadi endapan tetapi tidak sempurna sehingga seperti
ada gradasi warna diatas putih dan bawahnya pekat, pada tabung kedua tidak
terjadi endapan karena larutan bercampir sehingga warna berubah menjadi
kemerah-merahan, pada tabung reaksi ketiga terjadi endapan sempurna dimana
bagian atas bening dan bawah putih kemerahan seperti terbagi dua. Prinsipnya
ialah pengendapan protein, protein dapat diendapkan dengan penambahan
alkohol. Pelarut organik akan mengurangi konstanta dielektrika dari air, sehingga
kelarutan protein berkurang, dan juga karena alkohol akan berkompetisi dengan
protein terhadap air.
Pada uji denaturasi protein menggunakan tiga buah tabung yang berisi larutan
protein masing-masing 9 ml. Pada tabung reaksi pertama ditambahkan pereaksi
HCL sebanyak 1 ml, pada tabung kedua ditambahkan pereaksi NaoH sebanyak 1
ml, dan pada tabung terakhir ditambahkan pereaksi buffer asetat sebanyak 1 ml.
Kemudian diforteks kemudian letakkan didalam air mendidi selama kurang lebih
15 menit. adapun hasil yang didapatkan adalah tabung pertama terjadi
pengendapan berwarna kuning keputihan, pada tabung keuda tidak terbentuk
endapan tapi bercampur dan pada tabung ketiga terjadi endapan lapis dua, atas
berwarna bening dan bawah berwarna chrome kental.prinsip dari denaturasi
protein ialah sebuah proses dimana protein atau asam nukleat kehilanghan struktur
tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau
senyawa, seperti asam kuat atau basa. Denaturasi protein meliputi gangguan dan
kerusakan yang mungkin terjadi pada struktur sekunder dan tersier protein.
Pemanasan akan membuat protein bahan terdenaturasi sehingga kemampuan
mengikat airnya menurun. Hal ini terjadi karena energi panas akan mengakibatkan
terputusnya interaksi non kovalen yang ada pada struktur alami protein tapi tidak
memutuskanikatan kovalen.[ CITATION Tan18 \l 1057 ]
8 Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
9 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Aerita, A. N., Pawenang, E. T., & Mardiana. (2014). Hubungan Higiene Pedagang Dan
Sanitasi Dengan Kontaminasi Salmonella Pada Daging Ayam Potong. Unnes
Journal of Public Health, 3(4) : 9-16.
Herawati, A., & Asti, R. (2017). Pengaruh pH dan dosis koagulan ekstra biji kelor dalam
koagulasi terhadap pengurangan kekeruhan limbah cair. Jurnal Rekayasa Bahan
Alam dan Energi Berkelanjutan, 1(2) : 25-28.
Kurniati, E. (2016). Pembuatan konsentrat protein dari biji kecipir dengan penambahan
HCL. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik, 3(5) : 115-122.
Putri, R. A., Kusrijadi, A., & Suryatna, A. (2013). Kajian penggunaan amonum sulfat pada
pengendapan enzim protease (papain) dari buah pepaya sebagai koagulan
dalam produksi keju cottage. Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, 1(1) : 159-163.
Yandri, A. S. (2011). Pengaruh Modifikasi Kimia Terhadap Titik Isoelektrik (pl) Enzim Hasil
Modifikasi. Jurnal sains MIPA, 3(3) :92-98.
10 Universitas Sriwijaya