Anda di halaman 1dari 5

Notulensi Bimbingan

Stase Ilmu Penyakit Saraf RS. Panti Wilasa Dr. Cipto


Periode 31 Mei 2021 – 3 Juli 2021

HARI / TANGGAL : 25 Juni 2021


ACARA : Bimbingan Online
JAM : 06.30-07.00 WIB
TOPIK : Epilepsi
PRESENTAN : Andyno Sanjaya - 112019031
PEMBIMBING : dr. Hexanto Muhartomo, Sp.S(K)

Definisi Epilepsi
The International League Against Epilepsy (ILAE), 2014
• Minimal 2 bangkitan tanpa provokasi/bangkitan refleks, dengan jarak bangkitan lebih
dari 24 jam.
• Satu bangkitan tanpa provokasi/bangkitan refleks dengan kemungkinan besar berulang
(bangkitan dengan riwayat stroke, infeksi otak, cedera, tumor otak, displasia kortikal
fokal, terdapat gelombang epileptogenik EEG)

Epidemiologi

• Who 50 juta orang di seluruh dunia yang menderita epilepsi.

• Populasi yang menderita epilepsy aktif : 4-10 per 1000 penduduk

• RSCM pasien dengan epilepsy rutin control 30-40 orang/bulan, pasien baru 5-6 orang/bulan.

Etiologi
The International League Against Epilepsy (ILAE)
• Struktural, Genetik, Infeksi, Metabolik, Imun, Tidak diketahui
Patofisiologi
Bangkitan Epileptik-> terjadinya tanda/gejala stereotipik yang bersifat sesaat akibat aktivitas
neuronal yang abnormal di otak.
Eksitasi – Glutamat
Inhibition – Gaba
Bangkitan Umum : Terjadi pada seluruh area otak. Kesadaran akan terganggu pada awal
kejadian kejang. Kejang umum dapat terjadi diawali dengan kejang parsial simpleks atau kejang
parsial kompleks. Jika ini terjadi, dinamakan kejang umum tonik-klonik sekunder.
• TONIK – KLONIK (GRAND MAL)
Diawali dengan hilangnya kesadaran dan sering penderita akan menangis. Jika berdiri, orang
akan terjatuh, tubuh menegang (tonik) dan diikuti sentakan otot (klonik). Bernafas dangkal dan
sewaktu-waktu terputus menyebabkan bibir dan kulit terlihat keabuan/ biru. Air liur dapat
terakumulasi dalam mulut, terkadang bercampur darah jika lidah tergigit. Dapat terjadi
kehilangan kontrol kandung kemih. Kejang biasanya berlangsung sekitar dua menit atau kurang.
Hal ini sering diikuti dengan periode kebingungan, agitasi dan tidur. Sakit kepala dan nyeri juga
biasa terjadi setelahnya.
• ABSENS (PETIT MAL)
Kejang ini biasanya dimulai pada masa anak-anak (tapi bisa terjadi pada orang dewasa),
seringkali keliru dengan melamun atau pun tidak perhatian. Sering ada riwayat yang sama dalam
keluarga. Diawali mendadak ditandai dengan menatap, hilangnya ekspresi, tidak ada respon,
menghentikan aktifitas yang dilakukan. Durasi kurang lebih 10 detik dan berhenti secara tiba-
tiba. Penderita akan segera kembali sadar dan melanjutkan aktifitas yang dilakukan sebelum
kejadian, tanpa ingatan tentang kejang yang terjadi.
• TONIK
Terjadi mendadak. Kekakuan singkat pada otot seluruh tubuh, menyebabkan orang menjadi kaku
dan terjatuh jika dalam posisi berdiri. Pemulihannya cepat namun cedera yang terjadi dapat
bertahan. Kejang tonik dapat terjadi pula saat tertidur.
• ATONIK
Terjadi mendadak, kehilangan kekuatan otot, menyebabkan penderita lemas dan terjatuh jika
dalam posisi berdiri. Biasanya terjadi cedera dan luka pada kepala. Tidak ada tanda kehilangan
kesadaran dan cepat pemulihan kecuali terjadi cedera
• MIOKLONIK
Kejang berlangsung singkat, biasanya sentakan otot secara intens terjadi pada anggota tubuh
atas. Meski kesadaran tidak terganggu, penderita dapat merasa kebingungan dan mengantuk jika
beberapa episode terjadi dalam periode singkat. Terkadang dapat memberat menjadi kejang
tonik-klonik.
Diagnosis
• gejala sebelum, selama & sesudah kejang
• faktor pencetus
• durasi, frekuensi kejang, interval terpanjang antar kejang, kesadaran antar kejang
• terapi epilepsi sebelum & respon terhadap OAE sebelumnya
• penyakit saat ini
• riwayat epilepsi & penyakit lain di keluarga
• riwayat kejang neonatal/ kejang demam
• Riwayat trauma kepala, stroke, infeksi SSP
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran
• Ada tidaknya cedera
• Pemeriksaan Neurologis
1. Pemeriksaan Motorik
2. Pemeriksaan Sensorik
3. Pemeriksaan Refleks
Pemeriksaan Penunjang
• Lab : darah lengkap, elektrolit, gula darah
• EEG à focal spikes or wave (epilepsi fokal), diffuse bilateral spike waves
(epilepsi umum)
 Neuroimaging (CT-Scan, MRI, PET,)
Terapi
 Tujuan Utama
1. Penderita epilepsi dapat hidup normal
2. Tercapainya kualitas hidup optimal untuk penderita epilepsy sesuai perjalanan penyakit,
disabilitas fisik & mental
Prinsip
 Faktor penyebab epilepsi harus diobati, misal = neoplasma otak
 Pasien harus diedukasi mengenai penyakit, lama perawatan, kebutuhan akan kepatuhan
dalam pengobatan
 Faktor pencetus harus dihindari (alcohol, stress emosional, kurang tidur)
 OAE diberikan berdasar tipe kejang & diberikan apabila terjadi minimum 2 kali dalam
setahun
Status Epileptikus
• Status epileptikus adalah bangkitan yang terjadi melebihi dari 30 menit atau adanya dua
bangkitan atau lebih di mana di antara bangkitan-bangkitan tadi tidak terdapat pemulihan
kesadaran.
• Namun demikian penanganan bangkitan konvulsif harus dimulai bila bangkitan konvulsif
sudah berlangsung lebih dari 5-10 menit.

Foto Kegiatan
Absensi :
NO NAMA NPM TANDA TANGAN

1 ANDYNO SANJAYA 11.2019.031

2 LILI NOVITA MANEN SAMPEL 11.2019.014

3 RAYMOND WANGSA 11.2019.241

4 ERY LIONE NANULAITTA 11.2019.043

5 GRACECAELLA ARJANTI DWININGRUM 11.2019.133

Semarang, 25 Juni 2021


Pembimbing,

dr. Hexanto Muhartomo, Sp.S(K)

Anda mungkin juga menyukai