(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)
A. PENDAHULUAN
MENGAPA SULIT BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK?
- Anak-anak memiliki masa yang tidak sama dengan orang dewasa, dimana anak-anak
merupakan miniatur orang dewasa.
- Karena anak-anak masih dalam fase tumbuh dan berkembang.
- Keterbatasan berinteraksi dengan lingkungan, karena belum dewasa.
- Keterbatasan untuk berkomunikasi, maka dari itu untuk menegakkan diagnosis tentu sulit.
- Kita harus berpikir bahwa menghadapi anak tidak sama seperti menghadapi orang
dewasa, dia mempunya masa dan fase yang sedang berekembang tentu bereda tiap umur
yang kita hadapi. Anak anak dari umur 0-18 tahun adalah masa tumbuh dan berkembang.
2. MULTI PATIENT
Jadi ibu yang harus menjelaskan kepada pasien dan dokter, maka dari itu sangat sulit
menjadi dokter. Sangat kompleks dalam menangani pasien anak, tergantung umur
yang kita hadapi. Kalo kita dapet pasien anak, pasti dia datang bersama orang yang
bertanggung jawab. Tentu kita ngomong sama mereka (orang yang mengantar) selain
itu kita harus tetap bicara sama anakknya, kita gak boleh mengabaikannya, karena
yang kita tegakkan diagnosisnya adalah anaknya, bukan wali yang mengantarnya
SGD KUA 3 (SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)
1. Kita harus mencari alasan kenapa orang tua ini dateng ke dokter, apa keluhan
utamanya. Besok saat anda menjadi dokter di rumah sakit anda akan akrab dengan
yang namanya keluhan utama, harus keluhan utama yang paling diutamakan.
2. Apa harapan nya. Jadi ini sering meleset, utamanya kalo kita berada di daerah
terpencil. Contohnya, di daerah terpncil kan gak ada apotek. Terus ada ibu yang
dateng ke dokter membawa anaknya, setelah diperiksa kan dikasi resep, tapi karena
orang tua itu bopung, dia gak tau apa itu resep,dia bingung soalnya harapan ibu nya
itu obat, tapi malah dapet kan eh kertasnya dibakar terus diminum dikira itu obatnya
-_- Agar tidak meleset harus jelaskan kepada pasien.
3. Dalam anamnesis, anda mengarahkan tetapi tidak mendominasi, kalo anda
mendominasi anda tidak mendapatkan apa yang anda inginkan, sesuai dengan ilmu
yang anda dapatkan
Semua dalam kita kita menggali info menggunakan basic four dan secred seven
SGD KUA 3 (SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)
Setelah kegawatan berakhir dan orang tua cenderung tidak kecemasan informasi
yang lebih lengkap dan kuat dapat diberikan
Setiap tindakan yang kita lakukan kita harus ngasi tau keluarga tentang apa
manfaatnya, apa efek samping nya dan berapa harganya
7. KONSELING
Tiap penyakit harus konseling, karena orang tua harus mendapat penjelasan ttg apa
penyakit anaknya, pasien dewasa juga sama. Apa diagnosisnya, apa penyebabnya,
apa penatalaksanaannya? Kita harusmembantu tata laksana dari penyakit anaknya,
kita harus jelaskan
Kalo pasien rawat jalan kita mengkonseling di setiap momen
Pemberian saran dan konseling dapat memberikan proses yang berkelanjutan: Yang
pertama kali disebutkan, selama pemeriksaan fisik dan di penghujung kunjungan
Ada dokter dan ibu yang bawa anaknya. Dokter harus menjeaskan kepada orang tua
bahwa anaknya menderita suatu penyakit. Dokter harus menjelaskan apa pengobatan
yang akan dilakukan? Apa manfaat dari pengobatannya itu? Apa efek samping, apa
risikonya, dan apa risiko kalo gak diobati. Anda sebagai dokter harus menjelaskan
mengenai penyakitnya.
8. PENUTUP
SGD KUA 3 (SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)
Anak itu mempunyai mekanisme pertahanan yang kita sebut dengan coping, jadi coping
itu merupakan bagiaman dia menghadapi suatu masalah, bagaimana sikap dia dalam
bentuk emosi, kognitif, tingkah laku, dalam mengahdapi masalah yang dia hadapi. Karena
kalo dibilang dia diajak ke rumah sakit dia pasti takut karena diam membayangkan anak
disuntik, kita sebagai serorang dokter kta harus bisa mengntisipasi sikap anak tersebut
A. COPING
SGD KUA 3 (SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)
F. STRATEGI “TEACHER”
1. Trust, Membangun kepercayaan dan hubungan baik dengan anak dengan mengajukan
pertanyaan yang tidak mengancam bukan tentang penyakit terkait.
2. Elicit, Minta informasi dari orang tua dan anak tentang kekhawatiran dan kekhawatiran
orang tua dan pemahaman anak tentang alasan datang ke dokter.
4. Control, Bantu anak merasakan kontrol atas kunjungan tersebut (misalnya mengetahui
apa yang akan dan tidak akan terjadi), untuk membantu mengurangi rasa takut dan
meningkatkan kerja sama
5. Health plan, Tetapkan rencana kesehatan dengan anak dan orang tua untuk memenuhi
kebutuhan dan keterbatasan anak
6. Explain, Jelaskan rencana kesehatan kepada anak dengan cara yang bisa dia pahami
SGD KUA 3 (SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)
7. Rehearse, Mintalah anak tersebut untuk mempraktikkan rencana kesehatan sebagai cara
untuk menilai pemahaman; Memperkuat pemahaman anak yang terkait dengan perawatan
kesehatan; cari segala potensi masalah yang mungkin muncul dalam rencana perawatan
anak dan orang tua
TRUST
TRUST
Hal ini berguna pada tahap ini untuk mulai memberi
mereka kontrol lebih terhadap kesehatan mereka dan
untuk mengantisipasi kekhawatiran mereka
Pastikan orang tua dan anak terlibat
Bagimana caranya kita mengambil kepercayaan dari dia,
mislanya suruh nanti pulangnya minum obat apa, nanti
sampe dirumah dia mengingatkan ortunya
TRUST
TRUST