Anda di halaman 1dari 8

SGD KUA 3 (SERRAQUINON)

(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

LECTURE 11. TALKING WITH CHILDREN PATIENTS

A. PENDAHULUAN
MENGAPA SULIT BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK?
- Anak-anak memiliki masa yang tidak sama dengan orang dewasa, dimana anak-anak
merupakan miniatur orang dewasa.
- Karena anak-anak masih dalam fase tumbuh dan berkembang.
- Keterbatasan berinteraksi dengan lingkungan, karena belum dewasa.
- Keterbatasan untuk berkomunikasi, maka dari itu untuk menegakkan diagnosis tentu sulit.
- Kita harus berpikir bahwa menghadapi anak tidak sama seperti menghadapi orang
dewasa, dia mempunya masa dan fase yang sedang berekembang tentu bereda tiap umur
yang kita hadapi. Anak anak dari umur 0-18 tahun adalah masa tumbuh dan berkembang.

B. MODEL PENDEKATAN DENGAN PASIEN ANAK


1. DUAL PATIENT
 Kalo anamnesis melibatkan 2 pihak saja (misalnya anak 16 tahun, kan udah bisa dia
cerita dan mengungkapkan kepada dokter) itu namanya dual patient

2. MULTI PATIENT
 Jadi ibu yang harus menjelaskan kepada pasien dan dokter, maka dari itu sangat sulit
menjadi dokter. Sangat kompleks dalam menangani pasien anak, tergantung umur
yang kita hadapi. Kalo kita dapet pasien anak, pasti dia datang bersama orang yang
bertanggung jawab. Tentu kita ngomong sama mereka (orang yang mengantar) selain
itu kita harus tetap bicara sama anakknya, kita gak boleh mengabaikannya, karena
yang kita tegakkan diagnosisnya adalah anaknya, bukan wali yang mengantarnya
SGD KUA 3 (SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

C. TALKING WITH PARENT


1. LISTENING
 Listening, sering diabaikan. Karena anda menganggap
orang tidak memperhatikan anda.
a. Aktif mendengar, merupakan salah satu sopan santun.
b. Tunjukan diri pada orang tua kalo anda mendengarkan
apa yang anaknya keluhkah
c. Cek gerak tubuh kita, bagaimana sikap kita.
d. Kontak mata, lakukan kontak mata dengan orang yang
anda ajak bicara.
e. Lakukan respon terhadap orang yang kita ajak bicara,
meskipun tidak dia ungkapkan/sikap non verbal. Misalnya
dia marah, tapi tidak diucapkan, kita harus tau/paham akan maksudnya yang
tersembunyi tersebut.

2. FACILITATING THE DIALOGUE


 Jadi kita ni kan didatengin nih sama pasien, bagaimana kita memfasilitasi dialog biar
orang itu enak biar dia seang dan merasa mendpatkan apa yang dia inginkan soalnya
dia bayar
a. Hadapi apa yang orang tua keluhkan secara empati, bukan antipati (anda
menunjukan muka yang sinis) bukan simpati (kalo pasien nangis anda ikut nangis).
b. Hindari interupsi, merubah subjek pembicaraan, memberikan komentar yang
menjudgement, dan tidak membuat diagnosis yang prematur. Misalnya dia ngomong
blabla, tapi anda langsung bilang “oh anak ibu mengalami ini, oh anak ibu menderita
penyakit ini” harusnya pelan-pelan dulu, soalnya ini bukan ngegosip

STRATEGI LAIN YANG HARUS DILAKUKAN

1. Kita harus mencari alasan kenapa orang tua ini dateng ke dokter, apa keluhan
utamanya. Besok saat anda menjadi dokter di rumah sakit anda akan akrab dengan
yang namanya keluhan utama, harus keluhan utama yang paling diutamakan.
2. Apa harapan nya. Jadi ini sering meleset, utamanya kalo kita berada di daerah
terpencil. Contohnya, di daerah terpncil kan gak ada apotek. Terus ada ibu yang
dateng ke dokter membawa anaknya, setelah diperiksa kan dikasi resep, tapi karena
orang tua itu bopung, dia gak tau apa itu resep,dia bingung soalnya harapan ibu nya
itu obat, tapi malah dapet kan eh kertasnya dibakar terus diminum dikira itu obatnya
-_- Agar tidak meleset harus jelaskan kepada pasien.
3. Dalam anamnesis, anda mengarahkan tetapi tidak mendominasi, kalo anda
mendominasi anda tidak mendapatkan apa yang anda inginkan, sesuai dengan ilmu
yang anda dapatkan

Semua dalam kita kita menggali info menggunakan basic four dan secred seven
SGD KUA 3 (SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

3. MEMPERGUNAKAN SOPAN SANTUN (USING COMMON COURTESY)


 Mempergunakan sopan santun, ini yang sering dilupakan oleh anak-anak muda,
karena gedget cenderung membuat anda autis. Pergunakan sopan santun dimana anda
bekerja. Misalnya anda orang Denpasar, kemudian residen/dokter umum ditugaskan
ke Lembata di Flores Timur, kemungkinan dibawa kesana karena kekurangan dokter
jadi kita harus bisa menyesuaikan dengan kebiasaan orang disana, harus paham sopan
santun orang disana. Jangan semau nya kita, jangan samakan dengan anak teknik atau
anak yang lainnya. Karena penilaian dokter adalah menjadi dokter yang baik, nanti di
koas baru ngerasain. Yang dinilai adalah attitude (sikap yang utamanya harus bagus),
psikomotor (harus terampil dalam menegrjakan pasien) dan knowlegde (anda harus
pintar). Biasakan kalo kita menghadapi orang, kita harus memberikan :
a. Salam/greeting. Dengan soapn santun yang baik, apalagi dengan pasien. Selamat
pagi ibu, selamat pagi bapak saya dr widya yang bertugas hari ini,
b. Memperkenalkan diri
c. Membuat agenda bersama hari itu, “apakah saya bisa sedikit berbincang-
bincang dengan dokter”. Ada masa dia gak mau di wawancara

4. TALKING WITH CHILDREN


 Sempatkan bicara dengan anaknya, karena ada tujuannya
a. Membangun hubungan yang baik dengan orang tuanya
b. Membantu kita dalam menegakkan diagnosis

5. DEALING WITH ACUTE ILLNESSES


 Menghadapi pasien dengan penyakit yang gawat
 Mislanya panas yang tinggi, kejang. Tentu anda harus
bersikap, jadi kalo anaknya mengalami penyakit yang gawat,
anda harus fokus sama penyakitnya, jadi kita harus tangani
apa yang dia alami, petanyaan yang harus kita tanyakan sama
orang tua nya “apakah dia sudah minum obat?” karena
berhubungan dengan apa yang nanti anda lakukan. Jadi
tangani dulu kondisi yang gawat tersebut, misalnya ortunya
bilang dia udah dikasi obat, habistu kita cek anaknya udah
ada perubahan gak? Kalo misalnya belum ada perubahan
dalam kurun waktu yang seharusnya udah ada perubahan
kasi obat lewat anal biar cepet prosesnya. Kalo panas/kejang
berhenti, baru lah anda mencari history yang lebih komplit
karena kecemaas orang tua udah reda
SGD KUA 3 (SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

 Setelah kegawatan berakhir dan orang tua cenderung tidak kecemasan  informasi
yang lebih lengkap dan kuat dapat diberikan
 Setiap tindakan yang kita lakukan kita harus ngasi tau keluarga tentang apa
manfaatnya, apa efek samping nya dan berapa harganya

6. REDIRECTING THE INTERVIEW


 Kadang sering kali kita bicara sama ortu sering gak nyambung, misalnya kita nanya
“ibu dari kapan anaknya batuk?” dia jawabnya kemana-mana dan gak ngena dengan
pertanyaan kita soalnya harapannya dia ke dokter dapet obat, bukan ditanya macem-
macem. Itulah tugasnya kita untuk mengembalikan arah pembicaraan dengan cara
mengarahkan tapi tidak menjudgement
 Kadang orang tua itu terputus dan gak mau cerita, karena mungkin ada kenangan
buruk terhadap pertanyaan yang kita lontarkan.
 "Ada beberapa informasi lain yang saya butuhkan sekarang jadi kita bisa
memutuskan tentang perawatan untuk penyakit ini "

7. KONSELING
 Tiap penyakit harus konseling, karena orang tua harus mendapat penjelasan ttg apa
penyakit anaknya, pasien dewasa juga sama. Apa diagnosisnya, apa penyebabnya,
apa penatalaksanaannya? Kita harusmembantu tata laksana dari penyakit anaknya,
kita harus jelaskan
 Kalo pasien rawat jalan kita mengkonseling di setiap momen
 Pemberian saran dan konseling dapat memberikan proses yang berkelanjutan: Yang
pertama kali disebutkan, selama pemeriksaan fisik dan di penghujung kunjungan

Ada dokter dan ibu yang bawa anaknya. Dokter harus menjeaskan kepada orang tua
bahwa anaknya menderita suatu penyakit. Dokter harus menjelaskan apa pengobatan
yang akan dilakukan? Apa manfaat dari pengobatannya itu? Apa efek samping, apa
risikonya, dan apa risiko kalo gak diobati. Anda sebagai dokter harus menjelaskan
mengenai penyakitnya.

8. PENUTUP
SGD KUA 3 (SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

 Menutup pembicarana dengan menimpulkan hal yang penting yang berhubungan


dengan hasil pemeriksaan
 Memberikan edukasi
 Mengundang pertanyaan. “apakah ada yang ingin ibu ditanyakan?”
 Buat agenda bersama. “ibu, nanti anaknya ibu perlu kontrol lagi 3 hari ya”

D. TALKING WITH CHILDREN


1. GOALS
 Kita harus bicara sama anaknya gak bisa tidak, karena ada kepentingan kita.
Berdarakan penelitian, kalo dokter itu berkomunikasi juga dengan anak yang sakit itu,
sangat membantu pengobatan.
1. Pada anak-anak di rumah sakit menurunkan morbiditas dan meningkatkan
fisioligisnya.
2. Kita bisa memberikan edukasi kepada anak yang sakit, bahwa dia harus
bertanggung jawab terhadap penyakitnya
3. Akan memberikan rasa coping. Sehingga kesimpulannya dia cepet bisa sekolah

2. GROWTH AND DEVELOPMENT


 Kita harus memperhatikan anak soalnya membantu dalam
meneggakkan diagnosis.
 Misalnya dia malnutrisi datang dengan panas, jadi kita
harus mikir dia kena sakit apa oh mungkin aja dia TBC,
atau kalo dia hiperaktif anda harus tau apa yang
berhubungan dengan penyakit hiperaktif. Misalnya dia
datang tidak ada kontak mata, kita udah bisa menduga kalo
dia mungkin buta atau autis.

3. COPING WITH THE MEDICAL ENCOUNTER

Anak itu mempunyai mekanisme pertahanan yang kita sebut dengan coping, jadi coping
itu merupakan bagiaman dia menghadapi suatu masalah, bagaimana sikap dia dalam
bentuk emosi, kognitif, tingkah laku, dalam mengahdapi masalah yang dia hadapi. Karena
kalo dibilang dia diajak ke rumah sakit dia pasti takut karena diam membayangkan anak
disuntik, kita sebagai serorang dokter kta harus bisa mengntisipasi sikap anak tersebut
A. COPING
SGD KUA 3 (SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

1. Ada anak secara langsung menunjukan respon atau mekanisme pertahanannya


thd stress yang dia hadapi, bisa dia lari (<5 tahun) dan udah teriak-teriak.
2. Yang lebih dewasa (lebih besar dia menunjukan internal strategi) dia olah di
dalam dirinya dia menghilangkan stress di dalam dirinya, dia akan membingkai
permasalah yang ada pada dirinya biar gak stress.

4. CHILDREN COPING WITH STRESS


a. Kalo anak dibawah 5 tahun dia akan lari sebagai
mekanisme copingnya. Dia bisa sembunyi dibelakang
rok ibunya, paling sering dia lari.
b. Kalo 5-9 tahun, dia membingkai atau menunjukan
strategi tertentu, misalnya dia marah sama dokter nya
“dokter, obatnya pahit tau” dia inget kalo dokternya
yang ngasi obat pait.
c. Diatas 9 tahun, Dia membingkai permasalahan,
contohnya pada anak remaja yang menderita DM, dia
bilang gak apa-apa saya sakit kan saya jadi kurus gak
perlu diet. Kalo punya asma, gak apa2 jadi kan
mama sayang sama saya, jadi gak ditinggal kerja.
Paling sering pasien <5 tahun sebelum diperiksa minta
kecing

E. ESTABLISHING THERAPEUTIC COMMUNICATION


- Salah satu strategi yang berguna untuk mengembangkan aliansi terapeutik?? dengan
anak-anak dan orang tua mereka adalah dengan menggunakan TEACHER method of
communication.

F. STRATEGI “TEACHER”
1. Trust, Membangun kepercayaan dan hubungan baik dengan anak dengan mengajukan
pertanyaan yang tidak mengancam bukan tentang penyakit terkait.

2. Elicit, Minta informasi dari orang tua dan anak tentang kekhawatiran dan kekhawatiran
orang tua dan pemahaman anak tentang alasan datang ke dokter.

3. Agenda, Tetapkan agenda di awal kunjungan untuk membantu memastikan kejelasan


jawal pemeriksaan, biar gak terus cemas orang tuanya.

4. Control, Bantu anak merasakan kontrol atas kunjungan tersebut (misalnya mengetahui
apa yang akan dan tidak akan terjadi), untuk membantu mengurangi rasa takut dan
meningkatkan kerja sama

5. Health plan, Tetapkan rencana kesehatan dengan anak dan orang tua untuk memenuhi
kebutuhan dan keterbatasan anak

6. Explain, Jelaskan rencana kesehatan kepada anak dengan cara yang bisa dia pahami
SGD KUA 3 (SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

7. Rehearse, Mintalah anak tersebut untuk mempraktikkan rencana kesehatan sebagai cara
untuk menilai pemahaman; Memperkuat pemahaman anak yang terkait dengan perawatan
kesehatan; cari segala potensi masalah yang mungkin muncul dalam rencana perawatan
anak dan orang tua

G. THE PIAGETIAN STAGES OF COGNITIVE


DEVELOPMENT
1. 1-2 years old (sensori motor stages)
 Belajar terjadi melalui pengalaman sensorik
 Mereka ingin memegang dan memeriksa
instrument yang kita pegang (misalnya stetskop
yang lagi kita pake)
 Nada suara lembut dan lembut
 Dokter yang cermat dan menjelaskan secara detail
tentang kondisi anak akan dapat meyakinkan
orang tua

2. 2-6 Years old (preoperational stages)


 Anak-anak membingungkan sebab dan akibat
 Lebih dominan persepsinya dibandingkan kelogisan berpikirnya
 Perceive illness and medical procedures as punishments for being bed
 Informasi untuk anak harus konkret dan meyakinkan

TRUST

 Membangun kepercayaan dengan anak-anak prasekolah melibatkan penggunaan


pujian verbal langsung dan membiarkan anak tersebut memiliki kendali atas
kedatangannya ke dokter tersebut
 misalnya dengan mendengarkan stetoskop ke jantung dokter

3. 7-10 years old (concrete operational stage)


 Pada anak yang lebih besar jelaskan apa yang harus dia lakukan dan mulai bisa
diajak kerjasama, tidak boleh dipaksa. Seorang dokter harus tau kondisi pasiennya
 Mereka sangat terfokus pada aspek konkret situasi
SGD KUA 3 (SERRAQUINON)
(Widya, Saka, Andika, Achmad, Putri, Koming, Cahya, Sinta, Pande, Raka, Alit, Florensa)

TRUST
 Hal ini berguna pada tahap ini untuk mulai memberi
mereka kontrol lebih terhadap kesehatan mereka dan
untuk mengantisipasi kekhawatiran mereka
 Pastikan orang tua dan anak terlibat
 Bagimana caranya kita mengambil kepercayaan dari dia,
mislanya suruh nanti pulangnya minum obat apa, nanti
sampe dirumah dia mengingatkan ortunya

TRUST

 Ajak berkumpul dalam menyusun agenda dan menyusun


rencana kesehatan
 Dijelaskan kepada anak: pemeriksaan akan dilakukan
 Apalagi dia mau dioperasi merupakan keadaan yang mnegrikan, jadi dia takut jadi
harus dijelaskan kepada dia

4. 11 – 17 years old (Formal operational stage)


 Dia bisa dateng sendiri, inginnya privasi. Pointnya kita berhadapan anak dengan umur
berapa dan kondisi nya seperti apa
 Anak-anak mulai dapat merefleksikan proses pemikiran mereka sendiri dan untuk
memahami bagaimana tubuhnya dia bekerja
 Menumbuhkan kebebasan dan kemampuan untuk membuat keputusan

TRUST

 Dokter harus meminta pendapat, kebutuhan, dan keterbatasan remaja sebelum


merekomendasikan tindakan
 Pastikan remaja memahami rencana kesehatan dan merasa nyaman dalam proses
menjalaninya.

Anda mungkin juga menyukai