EKONOMI MAKRO
ACARA 1
PEREKONOMIAN TERTUTUP
Disusun Oleh :
Kelompok 38
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Grafik Gross Domestic Product Korea Utara dari tahun
2011 sampai 2021 dalam US$ miliar .......................................... 12
Gambar 4.2 Grafik Tingkat Inflasi di Korea Utara dari bulan Agustur
2012 sampai Juli 2013 dalam persen .......................................... 14
Gambar 4.3 Grafik Tingkat Pengangguran di Korea Utara dari tahun
2010 sampai 2019 dalam persen. ................................................ 16
Gambar 4.4 Grafik Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)
tahunan atas dasar harga konstan tahun 2010-2019.................... 17
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi memperlihatkan bagaimana suatu perekonomian
memberikan suatu pendapatan dalam masyarakat pada suatu periode tertentu
dengan menggunakan faktor-faktor produksi dalam menghasilkan suatu output.
Pemerataan distribusi pendapatan adalah pengurangan ketimpangan pendapatan
kelompok dalam masyarakat yang dapat diakibatkan oleh tingginya pertumbuhan
ekonomi. Menurut Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi suatu negara
dipengaruhi oleh 2 faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal meliputi ketersediaan sumber daya alam, kualitas sumber daya manusia,
modal dan kewirausahaan. Faktor eksternal meliputi keadaan perekonomian
nasional maupun internasional terkait kebijakan sektor riil maupun moneter, serta
perkembangan harga minyak dunia.
Ekonomi tertutup juga disebut dengan istilah ekonomi tiga sektor yaitu
perekonomian yang terjadi dalam sirkulasi rumah tangga, perusahaan, dan
pemerintah. Kegiatan perekonomian tersebut tidak terdapat aktifitas ekspor dan
impor, maka ekonomi tiga sektor merupakan perekonomian tertutup. Sirkulasi
pendapatan negara, ekonomi tiga sektor memiliki peranan yang amat penting.
Interaksi dengan negara-negara asing adalah dasar dari perdagangan
internasional. Kemampuan untuk melakukan perdagangan secara internasional
mungkin tampak sebagai kemewahan daripada kebutuhan, tetapi kemampuan itu
sangat penting bagi kesehatan ekonomi suatu negara. Perdagangan internasional
memperluas pasar untuk barang dan jasa, yang memungkinkan perusahaan bisa
mempekerjakan lebih banyak orang. Ekonomi tertutup mencegah impor dan
ekspor, sebagai gantinya, mereka hanya mengandalkan barang dan jasa yang
diproduksi dalam negeri untuk memenuhi permintaan domestik. Sistem ekonomi
tertutup juga mencegah bisnis dan individu menggunakan uang negara untuk
melakukan pembelian di luar perbatasannya.
1
2
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dirumuskan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perekonomian tertutup itu ?
2. Apakah perekonomian tertutup mempengaruhi sistem di suatu negara?
3. Apakah dampak dari perekonomian tertutup bagi suatu negara?
C. Tujuan
Tujuan ditulisnya laporan ini adalah untuk :
1. Mengetahui apa itu perekonomian tertutup.
2. Mengetahui pengaruh penerapan perekonomian tertutup terhadap sistem di
suatu negara.
3. Mengetahui dampak perekonomian tertutup bagi suatu negara.
D. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat praktikum ekonomi makro yaitu :
1. Bagi mahasiswa, untuk menambah wawasan tentang penerapan teori
ekonomi makro dan sebagai persyaratan dalam menempuh mata kuliah
Ekonomi Makro di Semester IV.
2. Bagi Fakultas Pertanian UNS, hasil praktikum dapat mendukung
kelengkapan dalam penerapan kurikulum pendidikan pertanian.
3. Bagi pemerintah, hasil praktikum ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
pemikiran dari mahasiswa mengenai identifikasi, rumusan masalah dan akar
masalah, analisis dinamika determinan utama ekonomi makro dalam
perekonomian berkelanjutan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
Perekonomian tertutup adalah suatu perekonomian yang tidak mengenal
hubungan ekonomi dengan Negara lain. Perekonomian semacam ini tidak akan
dijumpai persoalan-persoalan yang timbul dari adanya transaksi-transaksi
ekonomi luar negeri, transaksi yang dimaksud seperti eksport dan import.
Perekonomian tertutup disebut juga perekonomian tiga sektor adalah kegiatan
perekonomian yang terdiri atas sektor rumah tangga, sektor perusahaan, dan
sektor pemerintah (Priyono dan Chandra, 2016).
Perekonomian tertutup merupakan perekonomian yang tidak memiliki
hubungan kegiatan perekonomian dengan negara lain atau tidak adanya
kesempatan bagi warga negaranya untuk berinteraksi dalam bidang ekonomi
dengan negara lain. Beberapa abad terakhir negara-negara di seluruh dunia
semakin terlibat dalam perdagangan. Munculnya teknik produksi massal dan
penemuan teknologi baru dan karenanya permintaan yang lebih besar telah
membuka beberapa front dalam perdagangan global. Negara-negara yang
sebelumnya swadaya menjadi bergantung pada orang lain. Banyak pekerjaan di
bidang ekonomi memiliki asumsi mendasar bahwa negara itu adalah ekonomi
tertutup (Kubendran, 2016).
Teori pertumbuhan ekonomi harrold damar menggunakan asumsi
perekonomian tertutup, hasrat menabung (marginal propensity to consume)
konstan, proses produksi memiliki koefisien yang tetap (constant returun to
scale), tingkat pertumbuhan tenaga kerja tetap. Teori ini menyatakan bahwa agar
dapat tumbuh, setiap perekonomian harus menabung dan menginvestasikan
bagian tertentu dari PDB. Semakin banyak bagian PDB yang ditabung dan
diinvestasikan disertai dengan peningkatan produktivitas maka laju pertumbuhan
ekonomi akan semakin cepat (Taqwa, 2017).
3
4
diperluas dan bonus kinerja untuk pekerja. Sementara secara hukum semua
properti adalah milik negara, kepemilikan pribadi de facto dan pasar perumahan
aktif berfungsi di beberapa bagian negara (Babson, 2016).
7
III. METODOLOGI
sumber internet yang dapat diakses secara online. Studi kepustakaan menjadi
bagian penting kegiatan penelitian karena dapat memberikan informasi tentang
penelitian yang dilakukan. Studi kepustakaan umum dilakukan oleh peneliti
dalam mencari data tanpa langsung terjun ke lapangan cukup dengan
menganalisis data yang ada dalam pustaka. Pengumpulan data melalui studi
pustaka merupakan wujud bahwa telah banyak laporan penelitian yang dituliskan
dalam bentuk buku, jurnal, publikasi dan lain-lain. Hasil laporan penelitian akan
menjadi data lebih lanjut yang dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian
lebih lanjut pula, hal itu terjadi karena sifat utama data ini tak terbatas pada ruang
dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal
yang pernah terjadi di waktu silam.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif. Analisis
Kuantitatif merupakan kegiatan analisis data yang mengolah data-data numerik
seperti penggunaan data statistic, data hasil survei responden. Data kuantitatif
berbentuk angka-angka. Analisis kuantitatif dapat dari dua pendekatan, yaitu
kuantitatif deskriptif analisis dan kuantitatif inferensial analisis. Analisis
deskriptif digunakan untuk mengolah data kuantitatif. Analisis deskriptif untuk
melihat keakuratan data masa lalu agar dapat mengambil kesimpulan dari hal
tersebut. Statistik deskriptif adalah statistik yang mempunyai tugas
mengorganisasi dan menganalisa data angka, agar dapat memberikan gambaran
secara teratur, ringkas dan jelas, mengenai suatu gejala, peristiwa atau keadaan,
sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu. Statistik inferensial
fungsinya lebih luas lagi, sebab dilihat dari analisisnya, hasil yang diperoleh
tidak sekedar menggambarkan keadaan atau fenomena yang dijadikan obyek
penelitian, melainkan dapat pula digeneralisasikan secara lebih luas kedalam
wilayah populasi. Karena itu, penggunaan statistik inferensial menuntut
persyaratan yang ketat dalam masalah sampling, sebab dari persyaratan yang
ketat itulah bisa diperoleh sampel yang representatif; sampel yang memiliki ciri-
9
10
11
Pertumbuhan PDB asadiperkirakan negative pada tahun 2018 dan sangat lemah
selama empat tahun sebelumnya. Masalah structural kronis di salah satu negara
dengan perekonomian paling komando di dunia dan paling tidak terbuka, rezim
militer dispotik Korea Utara telah mentolerir pengembangan pasar yang
sederhana dan terbatasnya kewirausahaan swasta untuk meningkatkan
pendapatan pemerintah.
Gambar 4.1 Grafik Gross Domestic Product Korea Utara dari tahun 2011 sampai
2021 dalam US$ miliar
Sumber : Tradingeconomics.com
Berdasarkan grafik di atas dapat dijelaskan bahwa GDP Korea Utara dari
tahun 2010 – 2020 mengalami fase naik turun. GDP Korea Utara pada tahun
2011 sebesar US$ 15,69 miliar kemudian mengalami fase naik pada tahun
2012 menjadi US$ 15,91 miliar. Keadaan perekonomia Korea Utara semakin
membaik pada tahun 2013 dengan GDP sebesar US$ 16,57 miliar dan
meningkat lagi di tahun 2014 menjadi 17,4 miliar. Tahun 2015, GDP turun
menjadi US$ 16,28 miliar, tahun 2016 naik kembali menjadi US$ 16,79 miliar
dan tetap meningkat lagi di tahun 2017 yaitu angkat US$ 17,36 miliar. GDP
Korea Utara mulai bergerak naik paling rendah 2011 sebesar US$ 15,69
miliar hingga pada puncaknya mencapai titik tertinggi pada tahun 2019
sebesar US$ 18 miliar. Angka GDP yang tinggi pada tahun 2019 didukung
oleh pertumbuhan ekonomi yang terjadi di berbagai lapangan usaha seperti
pertanian, kontruksi, manufaktur, pertambangan, public administrations dan
servis. Memasuki tahun 2021 ini, GDP Korea Utara diperkirakan menjadi
US$ 18,6 miliar.
Sistem perekonomian yang buruk di Korea Utara sangat berpengaruh pada
besarnya tingkat GDP. Sistem perekonomian yang tertutup menyebabkan
13
tingkat GDP di Korea Utara menurun secara drastis karena tidak adanya kerja
sama dengan negara lain yang tidak menambah pendapatan negara. Stok
modal industri hampir tidak dapat diperbaiki karena kurangnya investasi,
kekurangan suku cadang, dan pemeliharaan yang buruk juga mengakibatkan
buruknya tingkat GDP di Korea Utara. Angka GDP yang rendah juga
mengakibatkan rendahnya konsumsi masyarakat karena bunga kredit yang
mahal sehingga para pelaku ekonomi tidak dapat menggenjot aktivitas
ekonominya masing-masing. Pertumbuhan PDB terakhir berada di angka 0,40
persen. PDB tertinggi adalah 6,10 persen dan PDB terendah -6,50 persen.
C. Tingkat Inflasi di Korea Utara
Inflasi menurut Bank Indonesia (BI) secara sederhana diartikan sebagai
kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Inflasi adalah gejala ekonomi yang tidak mungkin dihilangkan secara tuntas.
Indikator yang sering digunakan untuk mengukur inflasi adalah Indeks Harga
Konsumen (IHK) yakni indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga dari
suatu paker barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dalam kurun
waktu tertentu. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat
kenaikan (inflasi) atau tingkat penurunan (deflasi) dari barang dan jasa.
Inflasi pada umumnya terjadi ketika jumlah barang yang beredar di
masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Ada beberapa faktor yang
memengaruhi terjadinya inflasi. Penyebab inflasi secara umum adalah karena
terjadinya kenaikan permintaan dan biaya produksi. Penyebab inflasi adalah
meningkatnya permintaan, meningkatnya biaya produksi, dan tingginya
peredaran uang. Kenaikan harga barang atau jasa secara kontinu dapat membuat
daya beli masyarakat turun.
14
Gambar 4.2 Grafik Tingkat Inflasi di Korea Utara dari bulan Agustur 2012
sampai Juli 2013 dalam persen.
Sumber : Trandingexonomis.com
Berdasarkan grafik diatas dapat dijelaskan bahwa tingkat Inflasi di Korea
Utara dari Agustus 2012 hingga Juli 2013 mengalami fase naik turun. Bulan
Agustus hingga Oktober 2012, Korea Utara mengalami inflasi berat (antara 30
persen hingga 100 persen). Pada bulan Agustus 2012, inflasi sebesar 50
persen kemudian turun menjadi 40 persen pada bulan September 2012. Inflasi
juga semakin turun pada bulan Oktober 2012 yaitu sebesar 37 persen yang
kemudian naik drastis menjadi 50 persen. Rentang bulan Desember 2012
hingga April 2013 terjadi hiperinflasi di Korea Utara yaitu lebih dari 100
persen. Bulan Desember 2012, inflasi sebesar 105 persen kemudian naik
menjadi 130 persen pada bulan Januari 2013. Kenaikan angka inflasi terus
terjadi pada bulan Febuari hingga Maret 2013 dari angka 135 persen hingga
140 persen. Angka inflasi terus menurun pada bulan April hingga Juli 2013,
meskipun pada bulan April masih terjadi hiperinflasi sebesar 110 persen.
Angka inflasi pada bulan Mei turun drastis menjadi 80 persen kemudian turun
lagi menjadi 70 persen pada bulan Juni dan pada bulan Juli 2013 angka inflasi
mencapai 50 persen. Tingkat inflasi tertinggi terjadi pada bulan Maret 2013
15
yaitu 140 persen sedangkan inflasi terendah pada bulan Oktober 2012 yaitu 37
persen.
Inflasi tidak stabil yang terjadi di Korea Utara akan menciptakan
ketidakpastian bagi pelaku ekonomi. Hal tersebut semakin menyulitkan
pelaku usaha dalam melakukan investasi dan produksi ditambah lagi sistem
perekonomian tertutup Korea Utara semakin memperburuk kondisi inflasi
yang terjadi. Inflasi juga berimbas kepada masyarakat, adanya kemerosotan
nilai mata uang yang tak terkendali dapat menyebabkan daya beli masyarakat
rendah dan angka kemiskinan bertambah. Dengan demikian, pertumbuhan
ekonomi di Korea Utara semakin melambat.
D. Tingkat Pengangguran di Korea Utara
Salah satu faktor yang menyebabkan kemiskinan adalah pengangguran.
Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah makro ekonomi yang
menjadi penghambat pembangunan daerah karena akan menimbulkan masalah-
masalah social. Pengangguran adalah keadaan di mana angkatan kerja yang ingin
memperoleh pekerjaan tapi belum mendapatkannya. Tidak adanya pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Semakin banyaknya tingkat pengangguran di suatu negara, semakin tinggi juga
tingkat kemiskinan di negara tersebut.
16
Gambar 4.3 Grafik Tingkat Pengangguran di Korea Utara dari tahun 2010
sampai 2019 dalam persen.
Sumber: id.tradingeconomics.com
Berdasarkan grafik diatas indikator tingkat pengangguran mengukur
persentase jumlah tenaga kerja yang sedang tidak bekerja dan aktif
mencari pekerjaan dibanding dengan jumlah total tenaga kerja selama
periode waktu sebulan. Tingkat pengangguran di Korea Utara dari tahun
2010-2019 cenderung menurun. Tingkat pengangguran dari tahun 2010
sampai 2011 sama yaitu sebesar 3.7 persen. Tahun 2012, tingkat
pengangguran mengalami penurunan sebesar 0.1 persen menjadi 3.6
persen. Tahun 2013, tingkat pengangguran kembali naik 0.1 persen
menjadi 3.7 persen. Tingkat pengguran di Korea Utara mulai menurun
semenjak tahun 2014 menjadi 3.6 persen. Lalu pada tahun 2015 turun lagi
menjadi 3.4 persen. Tahun 2016, tingkat pengangguran di Korea Utara
menurun lagi 0.1 persen menjadi 3.4 persen. Semenjak tahun 2017 sampai
2019, tingkat pengangguran di Korea Utara turun 0.1 persen dan stabil
menjadi 3.3 persen. Tingkat pengangguran terendah berada pada tahun
2017 hingga 2019 sebesar 3.3 persen, sedangkan tingkat pengangguran
tertinggi berada pada tahun 2010, 2011, dan 2013.
17
tiga tahun terakhir dengan mencapai 0,4 persen. Menurut laporan dari
Direktorat Jenderal Statistik Nasional Korea Selatan, PDB nominal Korea
Utara untuk tahun 2019 dibukukan sebesar 35,3 triliun won, yang kira-kira
1/54 dari PBD nominal Korea Selatan yang mencapai 1,919 kuadriliun won.
Tingkat pertumbuhan ekonomi Korea Utara pada tahun 2019 diperkirakan
sebesar 0,4 persen, meningkat dari yang sebelumnya -3,5 persen pada tahun
2017 dan -4,1 persen pada tahun 2018. Pendapatan per kapita Korea Utara
(PPP) untuk tahun lalu mencapai 1,41 juta won, turun 20.000 won dari
setahun sebelumnya. Sementara PPP Korea Selatan adalah 37,55 juta won,
sekitar 27 kali lipat dibandingkan Korea Utara. Volume impor biji-bijian
Korea Utara melonjak 242 persen dari setahun sebelumnya akibat kekurangan
pangan. Volume perdagangan Korea Utara mencapai 3,5 triliun won,
meningkat 14,1 persen dari setahun yang lalu. Mitra dagang terbesar Korea
Utara untuk tahun lalu adalah China yang menguasasi 95,4 persen dari total
perdagangan negaranya. PDB Korea Utara terpantau baik dan terkondisikan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari acara 1 praktikum ekonomi makro
perekonomian tertutup yaitu:
1. Perekonomian tertutup merupakan perekonomian yang tidak memiliki
hubungan kegiatan perekonomian dengan negara lain atau tidak adanya
kesempatan bagi warga negaranya untuk berinteraksi dalam bidang ekonomi
dengan negara lain.
2. Perekonomian tertutup mempengaruhi sistem perekonomian dari negara
Korea Utara. Sistem yang berpengaruh yaitu dari pendapatan, konsumsi, dan
investasi sehingga mempengaruhi kesejahteraan ekonomi penduduk Korea
Utara.
3. Dampak perekonomian tertutup pada Korea Utara berdampak pada tingkat
GDP, inflasi, dan pengangguran. Sistem perekonomian yang tertutup
menyebabkan tingkat GDP di Korea Utara menurun secara drastis karena
tidak adanya kerja sama dengan negara lain yang tidak menambah
pendapatan negara. Inflasi juga berimbas kepada masyarakat, adanya
kemerosotan nilai mata uang yang tak terkendali dapat menyebabkan daya
beli masyarakat rendah dan angka kemiskinan bertambah.
4. Pengangguran adalah keadaan di mana angkatan kerja yang ingin
memperoleh pekerjaan tapi belum mendapatkannya. Tingkat pengangguran
terendah berada pada tahun 2017 hingga 2019 sebesar 3.3 persen, sedangkan
tingkat pengangguran tertinggi berada pada tahun 2010, 2011, dan 2013.
5. PDB merupakan tolak ukur suatu negara atas pendapatan yang diterima oleh
negara tersebut pada waktu tertentu. PDB Korea Utara mengalami
pertumbuhan yang bersifat fluaktif karena tidak stabilnya kondisi ekonomi.
19
20
6. Saran
Berdasarkan laporan praktikum yang ditulis, dapat diberikan saran sebagai
berikut :
1. Korea Utara dapat mencoba untuk menerapkan sistem perekonomian terbuka
untuk menunjang ketersediaan barang dan jasa yang dibutuhkan penduduk,
selain itu juga dapat menambah modal negara yang dapat membantu negara
agar tidak mengalami penurunan ekonomi.
2. Meningkatkan kerjasama dengan negara lain untuk menyalurkan barang-
barang yang dibuat di Korea Utara supaya daya beli terhadap suatu barang
produksi agar nilai inflasi dapat ditekan.
DAFTAR PUSTAKA