Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

EKONOMI MAKRO
ACARA 1
PEREKONOMIAN TERTUTUP

Disusun Oleh :

Kelompok 38

Deah Ayu Mega Agustiani (H0419011)


Devina Rahmawati (H0419012)
Elisa Tri Rahmawati (H0419017)
Elshafia Alya Desia N (H0419018)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................ 2
D. Manfaat Praktikum............................................................................. 2
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 3
III. METODOLOGI
A. Metode Penentuan Lokasi .................................................................. 7
B. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 7
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 7
D. Metode Analisis Data ......................................................................... 8
IV. PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Negara Korea Utara.................................................. 10
B. Tingkat Gross Domestic Product (GDP) di Korea Utara .................. 11
C. Tingkat Inflasi Korea di Utara ........................................................... 13
D. Tingkat Pengangguran di Korea Utara .............................................. 15
E. Tingkat Kesejahteraan di Korea Utara ............................................... 17
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 19
B. Saran .................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik Gross Domestic Product Korea Utara dari tahun
2011 sampai 2021 dalam US$ miliar .......................................... 12
Gambar 4.2 Grafik Tingkat Inflasi di Korea Utara dari bulan Agustur
2012 sampai Juli 2013 dalam persen .......................................... 14
Gambar 4.3 Grafik Tingkat Pengangguran di Korea Utara dari tahun
2010 sampai 2019 dalam persen. ................................................ 16
Gambar 4.4 Grafik Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)
tahunan atas dasar harga konstan tahun 2010-2019.................... 17

iii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi memperlihatkan bagaimana suatu perekonomian
memberikan suatu pendapatan dalam masyarakat pada suatu periode tertentu
dengan menggunakan faktor-faktor produksi dalam menghasilkan suatu output.
Pemerataan distribusi pendapatan adalah pengurangan ketimpangan pendapatan
kelompok dalam masyarakat yang dapat diakibatkan oleh tingginya pertumbuhan
ekonomi. Menurut Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi suatu negara
dipengaruhi oleh 2 faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal meliputi ketersediaan sumber daya alam, kualitas sumber daya manusia,
modal dan kewirausahaan. Faktor eksternal meliputi keadaan perekonomian
nasional maupun internasional terkait kebijakan sektor riil maupun moneter, serta
perkembangan harga minyak dunia.
Ekonomi tertutup juga disebut dengan istilah ekonomi tiga sektor yaitu
perekonomian yang terjadi dalam sirkulasi rumah tangga, perusahaan, dan
pemerintah. Kegiatan perekonomian tersebut tidak terdapat aktifitas ekspor dan
impor, maka ekonomi tiga sektor merupakan perekonomian tertutup. Sirkulasi
pendapatan negara, ekonomi tiga sektor memiliki peranan yang amat penting.
Interaksi dengan negara-negara asing adalah dasar dari perdagangan
internasional. Kemampuan untuk melakukan perdagangan secara internasional
mungkin tampak sebagai kemewahan daripada kebutuhan, tetapi kemampuan itu
sangat penting bagi kesehatan ekonomi suatu negara. Perdagangan internasional
memperluas pasar untuk barang dan jasa, yang memungkinkan perusahaan bisa
mempekerjakan lebih banyak orang. Ekonomi tertutup mencegah impor dan
ekspor, sebagai gantinya, mereka hanya mengandalkan barang dan jasa yang
diproduksi dalam negeri untuk memenuhi permintaan domestik. Sistem ekonomi
tertutup juga mencegah bisnis dan individu menggunakan uang negara untuk
melakukan pembelian di luar perbatasannya.

1
2

B. Rumusan Masalah
Masalah yang dirumuskan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perekonomian tertutup itu ?
2. Apakah perekonomian tertutup mempengaruhi sistem di suatu negara?
3. Apakah dampak dari perekonomian tertutup bagi suatu negara?

C. Tujuan
Tujuan ditulisnya laporan ini adalah untuk :
1. Mengetahui apa itu perekonomian tertutup.
2. Mengetahui pengaruh penerapan perekonomian tertutup terhadap sistem di
suatu negara.
3. Mengetahui dampak perekonomian tertutup bagi suatu negara.

D. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat praktikum ekonomi makro yaitu :
1. Bagi mahasiswa, untuk menambah wawasan tentang penerapan teori
ekonomi makro dan sebagai persyaratan dalam menempuh mata kuliah
Ekonomi Makro di Semester IV.
2. Bagi Fakultas Pertanian UNS, hasil praktikum dapat mendukung
kelengkapan dalam penerapan kurikulum pendidikan pertanian.
3. Bagi pemerintah, hasil praktikum ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
pemikiran dari mahasiswa mengenai identifikasi, rumusan masalah dan akar
masalah, analisis dinamika determinan utama ekonomi makro dalam
perekonomian berkelanjutan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka
Perekonomian tertutup adalah suatu perekonomian yang tidak mengenal
hubungan ekonomi dengan Negara lain. Perekonomian semacam ini tidak akan
dijumpai persoalan-persoalan yang timbul dari adanya transaksi-transaksi
ekonomi luar negeri, transaksi yang dimaksud seperti eksport dan import.
Perekonomian tertutup disebut juga perekonomian tiga sektor adalah kegiatan
perekonomian yang terdiri atas sektor rumah tangga, sektor perusahaan, dan
sektor pemerintah (Priyono dan Chandra, 2016).
Perekonomian tertutup merupakan perekonomian yang tidak memiliki
hubungan kegiatan perekonomian dengan negara lain atau tidak adanya
kesempatan bagi warga negaranya untuk berinteraksi dalam bidang ekonomi
dengan negara lain. Beberapa abad terakhir negara-negara di seluruh dunia
semakin terlibat dalam perdagangan. Munculnya teknik produksi massal dan
penemuan teknologi baru dan karenanya permintaan yang lebih besar telah
membuka beberapa front dalam perdagangan global. Negara-negara yang
sebelumnya swadaya menjadi bergantung pada orang lain. Banyak pekerjaan di
bidang ekonomi memiliki asumsi mendasar bahwa negara itu adalah ekonomi
tertutup (Kubendran, 2016).
Teori pertumbuhan ekonomi harrold damar menggunakan asumsi
perekonomian tertutup, hasrat menabung (marginal propensity to consume)
konstan, proses produksi memiliki koefisien yang tetap (constant returun to
scale), tingkat pertumbuhan tenaga kerja tetap. Teori ini menyatakan bahwa agar
dapat tumbuh, setiap perekonomian harus menabung dan menginvestasikan
bagian tertentu dari PDB. Semakin banyak bagian PDB yang ditabung dan
diinvestasikan disertai dengan peningkatan produktivitas maka laju pertumbuhan
ekonomi akan semakin cepat (Taqwa, 2017).

3
4

Penentuan keseimbangan pendapatan nasional yaitu pungutan pajak yang


dilakukan pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat melalui
pengurangan ke atas konsumsi rumah tangga dan pajak memungkinkan
pemerintah melakukan perbelanjaan dan ini akan menaikkan perbelanjaan
agregat. Perekonoman tiga sektor kegiatan perdagangan luar negeri masih
diabaikan. Menganalisis perekonomian tiga sektor masih tetap dimisalkan
kegiatan ekspor dan impor tidak dilakukan. Ini berarti ananlisis yang dibuat
masih memisalkan bahwa barang & jasa yang diproduksikan tidak dijual keluar
negeri dan masyarakat / perusahaan tidak membeli dan menggunakan barang &
jasa yang diimpor. Perekonomian tiga sektor dinamakan juga perekonomian
tertutup (Verita et al., 2019).
Perekonomian tertutup pengeluaran masyarakat seluruhnya pada tiap satuan
waktu, terdiri dari pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan pengeluaran
untuk investasi. PDB mengukur aliran pendapatan dan pengeluaran dalam
perekonomian selama periode tertentu. Perekonomian dua sektor aliran
pengeluaran perekonomian terdiri dari dua komponen pengeluaran agregat, yaitu
konsumsi rumah tangga dan investasi. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan
proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi
masyarakat. Mengukur pertumbuhan ekonomi, nilai PDB yang digunakan adalah
PDB berdasarkan harga konstan sehingga angka pertumbuhan yang dihasilkan
merupakan pertumbuhan riil yang terjadi karena adanya tambahan produksi.
Adanya keseimbangan dalam suatu perekonomian merupakan salah satu target
dalam rangka peningkatan perekonomian suatu negara (Alhudori, 2018).
Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum
dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Inflasi selalu berhubungan
dengan pertumbuhan ekonomi. Stabilisasi harga suatu barang dan jasa menjadi
pendorong utama pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Dengan demikian,
pengendalian dan pengelolaan inflasi secara baik dapat menaikkan pertumbuhan
ekonomi terutama pada tabungan dan investasi (Leon, 2017).
5

Pengangguran adalah masalah makro ekonomi yang mempengaruhi manusia


secara langsung dan merupakan yang paling berat. Kebanyakan orang kehilangan
pekerjaan berarti mengalami penurunan standar kehidupan dan tekanan
psikologis. Penganggur merupakan bagian dari angkatan kerja yang kegiatan
utamanya aktif mencari pekerjaan dengan jumlah jam, minimal satu jam per
minggu. Pengangguran dibagi menjadi tiga macam sebagai berikut,
pengangguran terbuka (open unemployment), yaitu tenaga kerja yang betul-betul
tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran terselubung (disguised
unemployment), yaitu pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya
tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan padahal dengan mengurangi tenaga kerja
tersebut sampai jumlah tertentu, tetap tidak mengurangi jumlah produksi.
Setengah menganggur (under unemployment), yaitu tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena tidak ada pekerjaan untuk sementara waktu
(Probosiwi, 2016).
Pasar Korea Utara beberapa tahun terakhir kegiatan pasar telah berkembang
dan diversifikasi sebagai Kim Jong-un berkonsentrasi pada memperkuat
otoritasnya dan legitimasi, dan memberi penekanan baru pada ekonomi berbasis
luas pengembangan. Pasar telah berfungsi relatif lancar dengan negara mengenali
peran mereka dalam cara-cara praktis, mengumpulkan biaya dari kios pasar
vendor dan mengatur jam dan operasi mereka. Harga sebagian besar ditentukan
pasar, meskipun penetapan harga diarahkan oleh negara yang berkelanjutan
praktik untuk perusahaan negara dan upah pemerintah dan negara pekerja
perusahaan yang jauh di bawah harga pasar. Namun demikian, beberapa
perusahaan negara telah pindah ke pengaturan upah yang selaras untuk
memasarkan harga sebagai kebutuhan praktis. Perusahaan negara dan
kementerian pemerintah juga bertindak sebagai payung perlindungan resmi untuk
pengusaha yang mengoperasikan bisnis swasta dalam layanan dan produksi.
Perusahaan negara memproduksi baik untuk rencana negara dan domestik dan
asing pasar, mempertahankan laba untuk berinvestasi dalam produksi yang
6

diperluas dan bonus kinerja untuk pekerja. Sementara secara hukum semua
properti adalah milik negara, kepemilikan pribadi de facto dan pasar perumahan
aktif berfungsi di beberapa bagian negara (Babson, 2016).
7

III. METODOLOGI

A. Metode Penentuan Lokasi


Metode penentuan lokasi menggunakan metode purposive sampling. Metode
purposive sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang sering
digunakan dalam penelitian secara bahasa yaitu berarti sengaja. Purposive yaitu
pemilihan lokasi melalui pilihan-pilihan berdasarkan kesesuaian karakteristik
yang dimiliki lokasi penelitian sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian
menentukan lokasi dengan sengaja tidak secara acak. Kriteria atau pertimbangan
yang digunakan dalam pemilihan lokasi Korea Utara sebagai lokasi penelitian
karena negara Korea Utara menerapkan perekonomian secara tertutup sesuai
dengan penelitian yang dilakukan.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder
adalah data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak lain
misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. Data sekunder
diperoleh dengan metode pencatatan melalui media perantara seperti buku
catatan bukti yang telah ada atau arsip baik yang dipublikasikan maupun tidak
dipublikasikan. Peneliti dapat melakukan kunjungan ke perpustakaan pusat untuk
membaca dan mencari data yang terkait dengan penelitian. Pencatatan dilakukan
secara cermat dan sistematik mengenai topik penelitian. Data sekunder pada
penelitian ini berupa pengertian ekonomi tertutup, sistem perekonomian tertutup
pada Korea Utara, dan data tabel atau grafik terkait perekonomian tertutup.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan. Teknik
pengumpulan data studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang
relevan atau sesuai yang dibutuhkan untuk penelitian dari buku, artikel ilmiah,
beritas, maupun sumber kredibel lainnya yang reliable dan juga sesuia dengan
topik penelitian yang dilakukan. Bahan pustaka dapat diperoleh dari sumber-
8

sumber internet yang dapat diakses secara online. Studi kepustakaan menjadi
bagian penting kegiatan penelitian karena dapat memberikan informasi tentang
penelitian yang dilakukan. Studi kepustakaan umum dilakukan oleh peneliti
dalam mencari data tanpa langsung terjun ke lapangan cukup dengan
menganalisis data yang ada dalam pustaka. Pengumpulan data melalui studi
pustaka merupakan wujud bahwa telah banyak laporan penelitian yang dituliskan
dalam bentuk buku, jurnal, publikasi dan lain-lain. Hasil laporan penelitian akan
menjadi data lebih lanjut yang dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian
lebih lanjut pula, hal itu terjadi karena sifat utama data ini tak terbatas pada ruang
dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal
yang pernah terjadi di waktu silam.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif. Analisis
Kuantitatif merupakan kegiatan analisis data yang mengolah data-data numerik
seperti penggunaan data statistic, data hasil survei responden. Data kuantitatif
berbentuk angka-angka. Analisis kuantitatif dapat dari dua pendekatan, yaitu
kuantitatif deskriptif analisis dan kuantitatif inferensial analisis. Analisis
deskriptif digunakan untuk mengolah data kuantitatif. Analisis deskriptif untuk
melihat keakuratan data masa lalu agar dapat mengambil kesimpulan dari hal
tersebut. Statistik deskriptif adalah statistik yang mempunyai tugas
mengorganisasi dan menganalisa data angka, agar dapat memberikan gambaran
secara teratur, ringkas dan jelas, mengenai suatu gejala, peristiwa atau keadaan,
sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu. Statistik inferensial
fungsinya lebih luas lagi, sebab dilihat dari analisisnya, hasil yang diperoleh
tidak sekedar menggambarkan keadaan atau fenomena yang dijadikan obyek
penelitian, melainkan dapat pula digeneralisasikan secara lebih luas kedalam
wilayah populasi. Karena itu, penggunaan statistik inferensial menuntut
persyaratan yang ketat dalam masalah sampling, sebab dari persyaratan yang
ketat itulah bisa diperoleh sampel yang representatif; sampel yang memiliki ciri-
9

ciri sebagaimana dimiliki populasinya. Dengan sampel yang representatif maka


hasil analisis inferensial dapat digeneralisasikan ke dalam wilayah populasi.
IV. PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Negara Korea Utara


Korea Utara menguasai teritorial bagian utara dari garis demarkasi militer
yang ditetapkan dalam perjanjian gencatan senjata pada Juli 1953, saat Perang
Korea berakhir. Menurut UU Korea Selatan, wilayah kekuasaan nasional
termasuk seluruh daratan Semenanjung Korea dan kepulauan di sekitarnya.
Korea Selatan menganggap teritorial Korea Utara sebenarnya termasuk ke
wilayah kekuasaan Korea Selatan, walau sekarang dikuasai oleh Korea Utara.
Korea Utara terletak di zona beriklim sedang, musim dingin sangat dingin dan
musim panas terlalu panas gara-gara pengaruh iklim benua.
Korea Utara memiliki pasar yang sangat potensial, namun terlalu besarnya
campur tangan pemerintah serta in-konsistensi dalam perumusan kebijakan
membuat perekonomian domestik mengalami kemunduran. Perekonomian Korea
Utara menurun saat memasuki era 1990an. Hal ini dikarenakan mitra utama
perdagangan (China dan Uni Soviet) mengurangi volume perdagangan dengan
Korea Utara dan terjadinya bencana alam yang melanda wilayah negara tersebut
pada saat itu. Bencana yang dialami adalah kelaparan yang mengakibatkan
kematian antara 600 ribu hingga satu juta jiwa. Bantuan pangan yang signifikan
diberikan oleh komunitas internasional hingga 2009.
Pemerintah Korea Utara di bawah Kim Jong-un menerapkan kebijakan dua
arah (the two-track policy), atau Byungjin, yakni pembangunan ekonomi yang
disertai dengan pengembangan kekuatan militer dan senjata nuklir yang selalu
dikhawatirkan dunia internasional. Korea Utara juga ingin bergabung menjadi
anggota IMF dan Bank Dunia untuk memacu pertumbuhan ekonomi dalam
negeri. Korea Utara berada diperingkat ke-42 diantara 42 negara di kawasan
Asia-Pasifik dalam kebebasan ekonomi dengan skor 4,2 dan skor keseluruhannya
adalah yang terendah di dunia. Ekonomi Korea Utara sangat tertekan dan telah
menjadi peringkat terendah di dunia sejak awal indeks pada tahun 1995.

10
11

Pertumbuhan PDB asadiperkirakan negative pada tahun 2018 dan sangat lemah
selama empat tahun sebelumnya. Masalah structural kronis di salah satu negara
dengan perekonomian paling komando di dunia dan paling tidak terbuka, rezim
militer dispotik Korea Utara telah mentolerir pengembangan pasar yang
sederhana dan terbatasnya kewirausahaan swasta untuk meningkatkan
pendapatan pemerintah.

B. Tingkat Gross Domestic Product (GDP) di Negara Korea Utara


Salah satu tolak ukur pertumbuhan suatu negara dapat dilihat dari GDP yang
merupakan statistika perekonomian yang paling diperhatikan karena dianggap
ukuran tunggal terbaik mengenai kesejahteraan rakyat. Hal yang mendasari GDP
karena dapat mengukur dua hal pada saat bersamaan yaitu total pendapatan
semua orang dalam perekonomian dan total pembelanjaan negara untuk membeli
barang dan jasa hasil perekonomian. Gross Domestic Product atau yang biasa
disingkat GDP adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan
oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama
satu tahun.
Indikator GDP pada umumnya diterbitkan setiap kuartal (4 bulanan) oleh
lembaga statistik setiap negara. Indikator GDP dirilis dalam bentuk nominal
GDP, persentase pertumbuhannya secara kuartalan (quarter over quarter/qoq),
persantase pertumbuhan secara tahunan (year-over-year/yoy), serta rincian lain
yang berhubungan. Pemangku kebijakan dari pemerintah dan bank sentral,
investor di pasar modal, serta trader di pasar forex akan mengamatinya sebagai
salah satu referensi pengambilan keputusan.
12

Gambar 4.1 Grafik Gross Domestic Product Korea Utara dari tahun 2011 sampai
2021 dalam US$ miliar

Sumber : Tradingeconomics.com
Berdasarkan grafik di atas dapat dijelaskan bahwa GDP Korea Utara dari
tahun 2010 – 2020 mengalami fase naik turun. GDP Korea Utara pada tahun
2011 sebesar US$ 15,69 miliar kemudian mengalami fase naik pada tahun
2012 menjadi US$ 15,91 miliar. Keadaan perekonomia Korea Utara semakin
membaik pada tahun 2013 dengan GDP sebesar US$ 16,57 miliar dan
meningkat lagi di tahun 2014 menjadi 17,4 miliar. Tahun 2015, GDP turun
menjadi US$ 16,28 miliar, tahun 2016 naik kembali menjadi US$ 16,79 miliar
dan tetap meningkat lagi di tahun 2017 yaitu angkat US$ 17,36 miliar. GDP
Korea Utara mulai bergerak naik paling rendah 2011 sebesar US$ 15,69
miliar hingga pada puncaknya mencapai titik tertinggi pada tahun 2019
sebesar US$ 18 miliar. Angka GDP yang tinggi pada tahun 2019 didukung
oleh pertumbuhan ekonomi yang terjadi di berbagai lapangan usaha seperti
pertanian, kontruksi, manufaktur, pertambangan, public administrations dan
servis. Memasuki tahun 2021 ini, GDP Korea Utara diperkirakan menjadi
US$ 18,6 miliar.
Sistem perekonomian yang buruk di Korea Utara sangat berpengaruh pada
besarnya tingkat GDP. Sistem perekonomian yang tertutup menyebabkan
13

tingkat GDP di Korea Utara menurun secara drastis karena tidak adanya kerja
sama dengan negara lain yang tidak menambah pendapatan negara. Stok
modal industri hampir tidak dapat diperbaiki karena kurangnya investasi,
kekurangan suku cadang, dan pemeliharaan yang buruk juga mengakibatkan
buruknya tingkat GDP di Korea Utara. Angka GDP yang rendah juga
mengakibatkan rendahnya konsumsi masyarakat karena bunga kredit yang
mahal sehingga para pelaku ekonomi tidak dapat menggenjot aktivitas
ekonominya masing-masing. Pertumbuhan PDB terakhir berada di angka 0,40
persen. PDB tertinggi adalah 6,10 persen dan PDB terendah -6,50 persen.
C. Tingkat Inflasi di Korea Utara
Inflasi menurut Bank Indonesia (BI) secara sederhana diartikan sebagai
kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Inflasi adalah gejala ekonomi yang tidak mungkin dihilangkan secara tuntas.
Indikator yang sering digunakan untuk mengukur inflasi adalah Indeks Harga
Konsumen (IHK) yakni indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga dari
suatu paker barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dalam kurun
waktu tertentu. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat
kenaikan (inflasi) atau tingkat penurunan (deflasi) dari barang dan jasa.
Inflasi pada umumnya terjadi ketika jumlah barang yang beredar di
masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Ada beberapa faktor yang
memengaruhi terjadinya inflasi. Penyebab inflasi secara umum adalah karena
terjadinya kenaikan permintaan dan biaya produksi. Penyebab inflasi adalah
meningkatnya permintaan, meningkatnya biaya produksi, dan tingginya
peredaran uang. Kenaikan harga barang atau jasa secara kontinu dapat membuat
daya beli masyarakat turun.
14

Gambar 4.2 Grafik Tingkat Inflasi di Korea Utara dari bulan Agustur 2012
sampai Juli 2013 dalam persen.

Sumber : Trandingexonomis.com
Berdasarkan grafik diatas dapat dijelaskan bahwa tingkat Inflasi di Korea
Utara dari Agustus 2012 hingga Juli 2013 mengalami fase naik turun. Bulan
Agustus hingga Oktober 2012, Korea Utara mengalami inflasi berat (antara 30
persen hingga 100 persen). Pada bulan Agustus 2012, inflasi sebesar 50
persen kemudian turun menjadi 40 persen pada bulan September 2012. Inflasi
juga semakin turun pada bulan Oktober 2012 yaitu sebesar 37 persen yang
kemudian naik drastis menjadi 50 persen. Rentang bulan Desember 2012
hingga April 2013 terjadi hiperinflasi di Korea Utara yaitu lebih dari 100
persen. Bulan Desember 2012, inflasi sebesar 105 persen kemudian naik
menjadi 130 persen pada bulan Januari 2013. Kenaikan angka inflasi terus
terjadi pada bulan Febuari hingga Maret 2013 dari angka 135 persen hingga
140 persen. Angka inflasi terus menurun pada bulan April hingga Juli 2013,
meskipun pada bulan April masih terjadi hiperinflasi sebesar 110 persen.
Angka inflasi pada bulan Mei turun drastis menjadi 80 persen kemudian turun
lagi menjadi 70 persen pada bulan Juni dan pada bulan Juli 2013 angka inflasi
mencapai 50 persen. Tingkat inflasi tertinggi terjadi pada bulan Maret 2013
15

yaitu 140 persen sedangkan inflasi terendah pada bulan Oktober 2012 yaitu 37
persen.
Inflasi tidak stabil yang terjadi di Korea Utara akan menciptakan
ketidakpastian bagi pelaku ekonomi. Hal tersebut semakin menyulitkan
pelaku usaha dalam melakukan investasi dan produksi ditambah lagi sistem
perekonomian tertutup Korea Utara semakin memperburuk kondisi inflasi
yang terjadi. Inflasi juga berimbas kepada masyarakat, adanya kemerosotan
nilai mata uang yang tak terkendali dapat menyebabkan daya beli masyarakat
rendah dan angka kemiskinan bertambah. Dengan demikian, pertumbuhan
ekonomi di Korea Utara semakin melambat.
D. Tingkat Pengangguran di Korea Utara
Salah satu faktor yang menyebabkan kemiskinan adalah pengangguran.
Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah makro ekonomi yang
menjadi penghambat pembangunan daerah karena akan menimbulkan masalah-
masalah social. Pengangguran adalah keadaan di mana angkatan kerja yang ingin
memperoleh pekerjaan tapi belum mendapatkannya. Tidak adanya pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Semakin banyaknya tingkat pengangguran di suatu negara, semakin tinggi juga
tingkat kemiskinan di negara tersebut.
16

Gambar 4.3 Grafik Tingkat Pengangguran di Korea Utara dari tahun 2010
sampai 2019 dalam persen.

Sumber: id.tradingeconomics.com
Berdasarkan grafik diatas indikator tingkat pengangguran mengukur
persentase jumlah tenaga kerja yang sedang tidak bekerja dan aktif
mencari pekerjaan dibanding dengan jumlah total tenaga kerja selama
periode waktu sebulan. Tingkat pengangguran di Korea Utara dari tahun
2010-2019 cenderung menurun. Tingkat pengangguran dari tahun 2010
sampai 2011 sama yaitu sebesar 3.7 persen. Tahun 2012, tingkat
pengangguran mengalami penurunan sebesar 0.1 persen menjadi 3.6
persen. Tahun 2013, tingkat pengangguran kembali naik 0.1 persen
menjadi 3.7 persen. Tingkat pengguran di Korea Utara mulai menurun
semenjak tahun 2014 menjadi 3.6 persen. Lalu pada tahun 2015 turun lagi
menjadi 3.4 persen. Tahun 2016, tingkat pengangguran di Korea Utara
menurun lagi 0.1 persen menjadi 3.4 persen. Semenjak tahun 2017 sampai
2019, tingkat pengangguran di Korea Utara turun 0.1 persen dan stabil
menjadi 3.3 persen. Tingkat pengangguran terendah berada pada tahun
2017 hingga 2019 sebesar 3.3 persen, sedangkan tingkat pengangguran
tertinggi berada pada tahun 2010, 2011, dan 2013.
17

E. Tingkat Kesejahteraan di Korea Utara


Produk Domestik Bruto (PDB) adalah total nilai pasar barang dan jasa yang
diproduksi oleh suatu negara dalam rentang atau periode tertentu. PDB
merupakan tolak ukur suatu negara atas pendapatan yang diterima oleh negara
tersebut pada waktu tertentu. Hasil dalam negeri Korea Utara, baik barang
maupun jasa menghasilkan PDB yang secara signifikan membantu perekonomian
negara. Berikut ini adalah grafik pertumbuhan PDB Korea Utara tahun 2010-
2019.
Gambar 4.4 Grafik Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahunan atas
dasar harga konstan tahun 2010-2019.

Sumber: World Bank


Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui pertumbuhan PDB Korea Utara
bersifat fluktuatif. Keadaan demikian diakibatkan karena kondisi
perekonomian yang tidak stabil, berkaitan dengan dinamika supplay and
demand. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2019 yaitu sebesar 18%. Di
tahun 2018 pertumbuhan ekonomi Korea Utara mengalami penurunan yang
fantastis. Bank of Korea juga memasukkan musim kemarau panjang sebagai
faktor melemahnya ekonomi di negara tersebut. PDB total diperoleh dari
penjumlahan PDB sektor pertanian, konstruksi, pertambangan, administrasi
publik, jasa, transportasi, dan utilitas. Laju pertumbuhan produk domestik
bruto (PDB) riil Korea Utara untuk tahun 2019 mengalami kenaikan selama
18

tiga tahun terakhir dengan mencapai 0,4 persen. Menurut laporan dari
Direktorat Jenderal Statistik Nasional Korea Selatan, PDB nominal Korea
Utara untuk tahun 2019 dibukukan sebesar 35,3 triliun won, yang kira-kira
1/54 dari PBD nominal Korea Selatan yang mencapai 1,919 kuadriliun won.
Tingkat pertumbuhan ekonomi Korea Utara pada tahun 2019 diperkirakan
sebesar 0,4 persen, meningkat dari yang sebelumnya -3,5 persen pada tahun
2017 dan -4,1 persen pada tahun 2018. Pendapatan per kapita Korea Utara
(PPP) untuk tahun lalu mencapai 1,41 juta won, turun 20.000 won dari
setahun sebelumnya. Sementara PPP Korea Selatan adalah 37,55 juta won,
sekitar 27 kali lipat dibandingkan Korea Utara. Volume impor biji-bijian
Korea Utara melonjak 242 persen dari setahun sebelumnya akibat kekurangan
pangan. Volume perdagangan Korea Utara mencapai 3,5 triliun won,
meningkat 14,1 persen dari setahun yang lalu. Mitra dagang terbesar Korea
Utara untuk tahun lalu adalah China yang menguasasi 95,4 persen dari total
perdagangan negaranya. PDB Korea Utara terpantau baik dan terkondisikan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari acara 1 praktikum ekonomi makro
perekonomian tertutup yaitu:
1. Perekonomian tertutup merupakan perekonomian yang tidak memiliki
hubungan kegiatan perekonomian dengan negara lain atau tidak adanya
kesempatan bagi warga negaranya untuk berinteraksi dalam bidang ekonomi
dengan negara lain.
2. Perekonomian tertutup mempengaruhi sistem perekonomian dari negara
Korea Utara. Sistem yang berpengaruh yaitu dari pendapatan, konsumsi, dan
investasi sehingga mempengaruhi kesejahteraan ekonomi penduduk Korea
Utara.
3. Dampak perekonomian tertutup pada Korea Utara berdampak pada tingkat
GDP, inflasi, dan pengangguran. Sistem perekonomian yang tertutup
menyebabkan tingkat GDP di Korea Utara menurun secara drastis karena
tidak adanya kerja sama dengan negara lain yang tidak menambah
pendapatan negara. Inflasi juga berimbas kepada masyarakat, adanya
kemerosotan nilai mata uang yang tak terkendali dapat menyebabkan daya
beli masyarakat rendah dan angka kemiskinan bertambah.
4. Pengangguran adalah keadaan di mana angkatan kerja yang ingin
memperoleh pekerjaan tapi belum mendapatkannya. Tingkat pengangguran
terendah berada pada tahun 2017 hingga 2019 sebesar 3.3 persen, sedangkan
tingkat pengangguran tertinggi berada pada tahun 2010, 2011, dan 2013.
5. PDB merupakan tolak ukur suatu negara atas pendapatan yang diterima oleh
negara tersebut pada waktu tertentu. PDB Korea Utara mengalami
pertumbuhan yang bersifat fluaktif karena tidak stabilnya kondisi ekonomi.

19
20

6. Saran
Berdasarkan laporan praktikum yang ditulis, dapat diberikan saran sebagai
berikut :
1. Korea Utara dapat mencoba untuk menerapkan sistem perekonomian terbuka
untuk menunjang ketersediaan barang dan jasa yang dibutuhkan penduduk,
selain itu juga dapat menambah modal negara yang dapat membantu negara
agar tidak mengalami penurunan ekonomi.
2. Meningkatkan kerjasama dengan negara lain untuk menyalurkan barang-
barang yang dibuat di Korea Utara supaya daya beli terhadap suatu barang
produksi agar nilai inflasi dapat ditekan.
DAFTAR PUSTAKA

Alhudori S. 2018. Pengaruh Konsumsi Rumah Tangga, Investasi Terhadap


Pertumbuhan Ekonomo di Provinsi Jambi. Jurnal ekonomi dan bisnis.
Vol 2(1): 81-91.
Babson, Bradley O. 2016. The North Korean Economic System: Challenges and
Issues. International Journal of Korean Studies. Vol 10(1): 149-175.
Kubendran, N. 2016. Effectivines of macroeconomic policies in the context of closed
and open economies. Journal of Economics and Management.
Vol 2(3): 30–48.
Leon K. 2017. Inflation and Economic Growth in Cote d’Ivore. Journal of Economic
and Financial Studies. Vol 5(2): 39-44.
Priyono., Chandra, T. 2016. Esensi Ekonomi Makro. Sidoarjo: Zifatama Publisher.
Probosiwi, R. 2016. Pengangguran dan Pengaruhnya terhadap Tingkat Kemiskinan.
Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial. Vol 15(2): 90-91.
Taqwa, Khoirul Zadid. 2017. Analisis kinerja sistem keuangan syariah terhadap
pertumbuhan ekonomi indoensia. Jurnal ekonomi syariah teori dan terapan.
Vol 5(5) : 395 – 407.
Veritia, Lubis I, Priatna IA, Susanto. 2019. Teori Ekonomi Makro. Banten: UNPAM
PRESS.
LAMPIRAN
A. BUKU
B. Jurnal Nasional
C. Jurnal Internasional

Anda mungkin juga menyukai