Acara 3 Dan Acara 4 - Kelompok 38
Acara 3 Dan Acara 4 - Kelompok 38
EKONOMI MAKRO
ACARA III KOMPONEN DAN PERHITUNGAN KOMPONEN
PENDAPATAN NASIONAL
Disusun Oleh :
Kelompok 38
Deah Ayu Mega Agustiani H0419011
Devina Rahmawati H0419012
Elisa Tri Rahmawati H0419017
Elshafia Alya Desia N H0419018
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpiahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Ekonomi Makro yang merupakan tugas untuk melengkapi nilai akademik mata
kuliah Ekonomi Makro di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Samanhudi, S.P., M.Si., IPM, ASEAN Eng. Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Tim Dosen pengampu Mata Kuliah Ekonomi Makro yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan.
4. Tim Co-Assisten yang telah memberikan bimbingan dalam praktikum dan
penyusunan Laporan Praktikum Ekonomi Makro.
5. Rekan-rekan Program Studi Agribisnis serta semua pihak yang telah
membantu dalam hal penyusunan Laporan Ekonomi Makro ini.
Penyusunan laporan ini tentu masih jauh dari kesempurnaan. Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Laporan Praktikum
Ekonomi Makro ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca. Akhirnya penulis berharap agar laporan
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Provinsi Riau (miliar rupiah) Tahun 2015-201........................... 11
Tabel 4.2 Konsumsi Atas Dasar Harga Berlaku menurut Pengeluaran,
Provinsi Riau Tahun 2015 – 2019 (Miliar Rupiah) .................... 13
Tabel 4.3 Investasi pembentukan Modal Tetap Bruto Provinsi Riau
Tahun 2015-2019 ........................................................................ 14
Tabel 4.4 Pengeluaran Pemerintah PDRB ADHB Pengeluaran Tahunan
Tahun 2015-2019 (miliar rupiah) ............................................... 15
Tabel 4.5 Nilai Ekspor dan Impor Luar Negeri serta Ekspor Neto Atas
Dasar Harga Berlaku menurut Pengeluaran, Provinsi Riau
Tahun 2016-2020 (miliar rupiah) ............................................... 16
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Riau merupakan penggabungan dari kerajaan Melayu yang pernah
Berjaya di wilayah ini, yaitu Kerajaan Indragiri, Kerajaan Siak Sri Indrapura,
Kerajaan Pelalawan, Kerajaan Riau-Lingga, dan beberapa kerajaan kecil
lainnya, seperti Tambusai, Rantau Binuang Sakti, Rambah, Kampar, dan
Kandis. Pembangunan Provinsi Riau telah disusun melalui Undang-Undang
Darurat No. 19 tahun 1957 yang kemudian disahkan sebagai Undang-Undang
No. 61 tahun 1958. Provinsi Raiu secara geografis, geoekonomi, dan
geopolitik terletak pada jalur yang sangat strategis baik terkait wilayah jalur
perdagangan regional maupun internasional di kawasan ASEAN melalui
kerja sama IMT-GT dan IMS-GT. Wilayah Provinsi Riau mulai dari
01°05’00” Lintang Selatan sampai 02°25’00” Lintang Utara dan 100°00’00”
hingga 105°05’00” Bujur Timur. Berdasarkan data konsolidasi semester II
tahun 2018 Ditjen Dukcapil Kemendagri RI, jumlah penduduk Provinsi Riau
sebanyak 6.074.647 jiwa. Rata-rata kepadatan penduduk di Provinsi Riau
69.80 org/km2 dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 0,75%.
Pendapatan nasional merupakan seluruh pendapatan yang diterima oleh
seluruh anggota masyarakat atau seluruh rumah tangga keluarga (RTK) dalam
suatu negara dalam kurun waktu tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah barang
dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di suatu daerah.
Perhitungan PDRB dapat menggunakan dua harga yaitu PDRB harga berlaku
dan PDRB harga konstan. PDRB harga berlaku merupakan nilai suatu barang
dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada tahun tersebut.
PDRB harga konstan adalah nilai suatu barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga pada tahun tertentu yang dijadikan sebagai tahun acuan
atau tahun dasar.
Data perhitungan pendapatan nasional dapat digunakan untuk
membandingkan perekonomian suatu negara dengan negara lain atau antar
1
2
4
5
negara lain naik dan melemahkan mata uang domestik (Fauziah, dan Khoerulloh,
2020).
III. METODOLOGI
8
9
10
11
Tabel 4.1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Provinsi Riau (miliar rupiah) Tahun 2015-2019.
Kabupaten/ PDRB ADHB Kab/Kota Pada Provinsi Riau(Milyar Rupiah)
Kota 2019 2018 2017 2016 2015
Kuantan 32121.99 30644.72 29504.32 27521.70 25194.88
Singingi
Indragiri 41659.13 40386.22 38726.75 37033.14 34583.60
Hulu
Indragiri 62776.22 60203.15 60870.71 57291.70 51800.09
Hilir
Pelalawan 47908.81 46136.38 43840.64 41164.87 38176.45
Siak 82708.10 84668.19 79593.52 78941.93 77235.57
Kampar 77422.75 77186.85 71571.02 69676.25 66285.16
Rokan 33909.56 32303.59 30992.30 29145.61 26907.16
Hulu
Bengkalis 142450.72 149293.80 132978.17 132200.50 135504.92
Rokan 74714.48 78683.35 73997.26 73268.03 70692.97
Hilir
Kepulauan 18457.37 18184.68 16725.88 16044.10 15151.64
Meranti
Pekanbaru 119111.82 108848.58 101113.42 92129.33 83663.98
Dumai 36192.40 33092.97 30342.84 27962.26 25453.57
RIAU 765198.30 755435.02 704705.03 681699.03 652761.63
Sumber : BPS Provinsi Riau
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa produk domestik bruto atas
dasar harga berlaku dari tahun 2015 hingga tahun 2019 mengalami
peningkatan. Hal tersebut disebabkan karena peningkatan jumlah pada setiap
komponennya yaitu konsumsi (C), investasi (I), pembelanjaan pemerintah
(G), dan ekspor neto (NX). Peningkatan PDRB tersebut dapat menunjukkan
bahwa laju perekonomian dari masing-masing komponen pengeluaran dari
tahun ketahun bergerak ke arah positif atau mengalami peningkatan.
B. Nilai Konsumsi Rumah Tangga Provinsi Riau
Konsumsi (C) merupakan salah satu komponen dari PDRB yakni
konsumsi rumah tangga. Konsumsi yaitu barang dan jasa akhir yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang dan jasa akhir yang
dimaksud adalah barang dan jasa yang sudah siap dikonsumsi oleh konsumen.
Barang konsumsi ini terdiri dari barang konsumsi sekali habis dan barang
12
konsumsi yang dapat dipergunakan lebih dari satu kali. Pengeluaran rumah
tangga dibedakan atas pengeluaran konsumsi makanan dan pengeluaran
konsumsi nonmakanan. Konsumsi nonmakanan di dalamnya terkait pakaian,
perumahan, kesehatan, pendidikan, komunikasi, transportasi, hotel, restoran,
dan lainnya. Berikut merupakan tabel pengeluaran konsumsi Provinsi Riau.
13
Tabel 4.3 Investasi pembentukan Modal Tetap Bruto Provinsi Riau Tahun
2015-2019 (Miliar Rupiah)
Tahun Nilai Investasi
2015 198.061.292
2016 221.468.183
2017 234.381.078
2018 247.426.340
2019 263.220.979
Sumber : BPS Provinsi Riau
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa nilai investasi di Provinsi Riau
berbeda setiap tahunnya. Besarnya nilai investasi tergantung pada jenis dan
jumlah proyek yang dijalankan pada tahun tersebut serta besarnya penanaman
modal yang dilakukan oleh investor. Jenis Investasi dapat berupa bangunan
maupun dalam bentuk non-bangunan. Selama 5 tahun berturut-turut dari
tahun 2015-2019 diketahui nilai investasi terbesar yaitu pada tahun 2019
dengan nilai sebesar Rp236.220.98 miliar rupiah
D. Pembelian Pemerintah
Pembelian pemerintah atau belanja pemerintah adalah komponen ketiga
dari permintaan barang dan jasa. Pengeluaran konsumsi pemerintah
didefinisikan sebagai jumlah pengeluaran pemerintah yang meliputi,
pembelian barang dan jasa, pembayaran balas jasa pegawai, dan penyusutan
barang modal. Pembelian hanya satu jenis pengeluaran pemerintah. Jenis
pengeluaran lain adalah pembayaran transfer kepada rumah tangga, seperti
tunjangan kesehatan untuk orang-orang miskin. Pembayaran transfer tidak
termasuk dalam variabel G, karena tidak dilakukan dalam pertukaran dengan
sebagian output barang dan jasa perekonomian.
15
Tabel 4.5 Nilai Ekspor dan Impor Luar Negeri serta Ekspor Neto Atas Dasar
Harga Berlaku menurut Pengeluaran, Provinsi Riau Tahun
2016-2020 (miliar rupiah)
Tahun Nilai Ekspor Nilai Impor
2016 136.439.600 128.733.046
2017 220.932.765 122.552.704
2018 143.712.900 196.384.680
2019 140.068.485 205.048.710
2020 222.376.770 145.844.510
hanya ditulis bagian jumlah totalnya. Pencatatan investasi mungkin juga ada
beberapa yang kurang dicatat dalam tabel pembahasan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil dan
pembahasan mengenai komponen dan perhitungan komponen pendapatan
nasional adalah sebagai berikut:
1. Konsumsi (C) merupakan salah satu komponen dari PDRB yakni
konsumsi rumah tangga. Konsumsi Provinsi Riau dari tahun 2015 hingga
2019 selalu mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah penduduk
merupakan salah satu penyebab meningkatnya nilai konsumsi karena
semakin banyak penduduk maka akan semakin banyak konsumsi yang
dibutuhkan.
2. Investasi adalah penanaman aset atau dana yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan atau perorangan untuk jangka waktu tertentu demi
memperoleh imbal balik yang lebih besar di masa depan. Investasi
Provinsi Riau dari Tahun 2015-2019 berbeda setiap tahunnya. Besarnya
nilai investasi tergantung pada jenis dan jumlah proyek yang dijalankan
pada tahun tersebut serta besarnya penanaman modal yang dilakukan oleh
investor. Jenis Investasi dapat berupa bangunan maupun dalam bentuk
non-bangunan. Selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2015-2019
diketahui nilai investasi terbesar yaitu pada tahun 2019 dengan nilai
sebesar Rp236.220.98 miliar rupiah
3. Pembelian pemerintah atau belanja pemerintah adalah komponen ketiga
dari permintaan barang dan jasa. Pengeluaran konsumsi pemerintah
didefinisikan sebagai jumlah pengeluaran pemerintah yang meliputi,
pembelian barang dan jasa, pembayaran balas jasa pegawai, dan
penyusutan barang modal. Pengeluaran konsumsi pemerintah Provinsi
Riau dari tahun 2015 sampai dengan 2019 selalu mengalami peningkatan.
Tahun 2015 pembelian pemerintah tercatat Rp 23.462.837. Tahun 2016
pembelian pemerintah tercatat Rp 25.547.537. Pembelian pemerintah
tahun 2017 tercatat Rp 26.760.715. Tahun 2018 pembelian pemerintah
18
19
Disusun Oleh :
Kelompok 38
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Ekonomi Makro yang merupakan tugas untuk melengkapi nilai akademik mata
kuliah Ekonomi Makro di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Samanhudi, S.P., M.Si., IPM, ASEAN Eng. Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Tim Dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Makro yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan.
4. Tim Co-Assiten yang telah memberikan bimbingan dalam praktikum dan
penyusunan laporan Praktikum Ekonomi Makro.
5. Rekan-rekan Program Studi Agribisnis serta semua pihak yang telah
membantu dalam hal penyusunan laporan Ekonomi Makro ini.
Penyusunan laporan ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam Penyusunan Laporan Praktikum
Ekonomi Makro ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca. Akhirnya penulis berharap agar laporan
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Surakarta, Mei 2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. ............. i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... .... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... .... iv
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
D. Manfaat Praktikum ...................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 3
III. METODOLOGI ........................................................................................... 5
A. Metode Penentuan Lokasi ........................................................................... 5
B. Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 5
C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 5
D. Metode Analisis Data .................................................................................. 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 7
A. Kondisi Umum Provinsi Riau...................................................................... 7
B. Kondisi Tenaga Kerja dan Tingkat Penganguran Provinsi Riau ................. 8
C. Inflasi ........................................................................................................... 11
D. Kurva Philips Provinsi Riau ........................................................................ 13
V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 15
A. Kesimpulan .................................................................................................. 15
B. Saran ............................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Angkatan Kerja Provinsi Riau Tahun 2017-2019 .................... 9
Tabel 4.2 Jumlah Pengangguran Terbuka Provinsi Riau Tahun 2014-2019 ........ 10
Tabel 4.3 Laju Inflasi Provinsi Riau Tahun 2015-2019 ........................................ 11
Tabel 4.4 Persen Inflasi dan Pengangguran Provinsi Riau tahun 2014-2019 ....... 14
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indicator penting dalam
menilai kinerja suatu perekonomian. Ekonomi dikatakan mengalami
pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun ke tahun.
Faktor yang dapat menunjang pertumbuhan dan pengembangan suatu
perekonomian salah satunya Sumber Daya Manusia (SDM). SDM berkaitan
dengan tenaga kerja, tenaga kerja yang berkualitas dapat membantu
percepatan pembangunan ekonomi. Tujuan dari pembangunan ekonomi
adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, mengurangi nilai
kemiskinan, pengangguran, serta kesenjangan pendapat.
Tenaga kerja dan inflasi merupakan dua faktor yang menjadi
permasalahan dari suatu pembangunan ekonomi. Tenaga kerja menurut
UU No.13 tahun 2003 adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
atau untuk masyarakat. Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga
secara umum dan terus-menerus, kenaikan harga dari satu atau dua barang
saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas pada barang
lainnya. Pertumbuhan inflasi dapat diukur menggunakn Indeks Harga
Konsumen (IHK), yaitu suatu indeks yang menghitung rata-rata perubahan
harga dalam suatu periode, dari suatu kumpulan barang dan jasa yang
dikonsumsi oleh penduduk atau rumah tangga dalam kurun waktu tertentu.
Inflasi dan tenaga kerja memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap
pembangunan dan pertumbuhan suatu perekonomian. Penting bagi kita untuk
mengetahui inflasi dan tenaga kerja yang mempengaruhi pembangunan
ekonomi. Oleh sebab itu untuk mengetahui dan memahami tentang inflasi dan
tenaga kerja dengan menganalisis tingkat laju inflasi dan tenaga kerja disalah
satu provinsi yang ada di Indonesia, yaitu Provinsi Riau.
1
2
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dirumuskan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana keadaaan umum dari Provinsi Riau?
2. Bagaimana kondisi tenaga kerja dan tingkat pengangguran di Provinsi
Riau?
3. Bagaimana inflasi yang ada di Provinsi Riau?
4. Bagaimana keadaan kurva Philips di Provinsi Riau?
C. Tujuan
Tujuan laporan ini ditulis sebagai berikut:
1. Mengetahui keadaan secara umum dari Provinsi Riau.
2. Mengetahui kondisi tenaga kerja dan tingkat pengangguran di Provinsi
Riau.
3. Mengetahui laju inflasi di Provinsi Riau.
4. Mengetahui keadaan kurva Philips di Provinsi Riau.
D. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat praktikum ekonomi makro yaitu :
1. Bagi mahasiswa, untuk menambah wawasan tentang penerapan teori
ekonomi makro dan sebagai persyaratan dalam menempuh mata kuliah
Ekonomi Makro di Semester IV.
2. Bagi Fakultas Pertanian UNS, hasil praktikum dapat mendukung
kelengkapan dalam penerapan kurikulum pendidikan pertanian.
3. Bagi pemerintah, hasil praktikum ini diharapkan dapat menjadi
sumbangan pemikiran dari mahasiswa mengenai identifikasi, rumusan
masalah dan akar masalah, analisis dinamika determinan utama ekonomi
makro dalam perekonomian berkelanjutan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
4
uang beredar harus sesuai dengan kebutuhan, sehingga kestabilan nilai tukar dapat
dijaga dan laju inflasi dapat ditekan (Luwihadi dan Arka, 2017).
Pendekatan kurva Phillips untuk meramalkan inflasi mengasumsikan
bahwa perekonomian ditutup dan karenanya bergantung pada sisi permintaan atau
faktor siklus domestik seperti kesenjangan output atau pengangguran sebagai satu-
satunya penentu inflasi. Namun, telah terjadi perdebatan tentang konsep 'Inflasi
global' menyatakan bahwa inflasi menjadi lebih responsif terhadap kekuatan
eksternal dan lebih sedikit tanggap terhadap kondisi ekonomi domestik. Dalam
perekonomian di mana inflasi sebagian besar didorong oleh faktor eksternal,
berbasis kurva Phillips konvensional model prediksi cenderung menghasilkan
prakiraan inflasi yang kurang akurat. Oleh karena itu, penting untuk memahami
luasnya faktor-faktor eksternal dalam pemodelan dan peramalan inflasi
(Adelakun dan Ngalawa, 2020).
III. METODOLOGI
5
6
7
8
sebesar 3.286.222 jiwa. peningkatan jumlah angkatan kerja tidak luput karena
faktor pertumbuhan penduduk yang tinggi. Apabila semakin banyak angkatan
kerja namun tidak diimbangi dengan penciptaan kesempatan kerja baru
sehingga permasalahan penduduk akan menambah jumlah pengangguran.
banyaknya jumlah penduduk dengan lapangan pekerjaan yang terbatas
membuat masalah pengangguran menjadi masalah yang sulit untuk diatasi oleh
pemerintah.
Pengangguran telah menjadi masalah yang umum dan kompleks di dalam
suatu daerah, karena pengangguran bukan hanya terjadi pada masyarakat yang
memiliki latar belakang pendidikan yang rendah, namun juga menyerang
masyarakat yang memiliki latar pendidikan yang tinggi dan berasal dari
berbagai kalangan umur. Berikut merupakan data jumlah pengangguran di
Provinsi Riau.
Tabel 4.2 Jumlah Pengangguran Terbuka Provinsi Riau Tahun 2014-2019
C. Inflasi
didorong oleh koordinasi yang makin baik dalam TPID dalam menjaga
pasokan dan stabilitas harga baik di tingkat konsumen maupun produsen.
Inflasi yang cenderung meningkat mendekati akhir tahun sejalan dengan tren
peningkatan harga CPO, yang menjadi salah satu motor penggerak utama daya
beli masyarakat Riau, disamping faktor musiman kenaikan harga volatile food.
D. Kurva Philips Provinsi Riau
Pada tahun 1958, ekonom A.W. Phillips menerbitkan sebuah artikel
berjudul “The Relationship between Unemployment and the Rate of Change of
Money Wages in United Kingdom 1861-1957”. Pada artikel tersebut Phillips
memperlihatkan korelasi negatif antara tingkat pengangguran dan inflasi.
Phillips memperlihatkan bahwa tahun-tahun dengan tingkat pengangguran
yang rendah cenderung disertai oleh tingkat inflasi yang tinggi dan sebaliknya
tahun-tahun dengan tingkat pengangguran yang tinggi cenderung disertai
dengan inflasi yang rendah. A.W. Phillips menggambarkan bagaimana sebaran
hubungan antara inflasi dengan tingkat pengangguran didasarkan pada asumsi
bahwa inflasi merupakan cerminan dari adanya kenaikan permintaan agregat.
Dengan naiknya permintaan agregat, maka sesuai dengan teori permintaan
yaitu jika permintaan naik maka harga akan naik. Tingginya harga (inflasi)
maka untuk memenuhi permintaan tersebut produsen meningkatkan kapasitas
produksinya dengan menambah tenaga kerja (tenaga kerja merupakan satu-
satunya input yang dapat meningkatkan output). Akibat dari peningkatan
permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya harga-harga (inflasi) akan
mengurangi pengangguran.
Tingkat inflasi dapat memiliki hubungan positif atau negatif terhadap
besarnya jumlah pengangguran yang terjadi. Di dalam kurva Phillips
dinyatakan bahwa inflasi yang rendah seringkali terjadi dengan pengangguran
yang tinggi, sebaliknya pengangguran yang rendah bisa dicapai tetapi dengan
inflasi yang lebih tinggi. Hal ini dapat terlihat dari tabel di bawah ini:
14
Tabel 4.4 Persen Inflasi dan Pengangguran Provinsi Riau tahun 2014-2019
15
16
B. Saran
Adelakun, O.J., Ngalawa, H. 2020. The role of oil prices in Philips curve
modelling and forecasting of inflation. Journal of Economic and Financial
Sciences, Vol 13(1): 1-11.
Fransicus. 2014. Mengakhiri Era Tenaga Kerja Murah. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Luwihadi, Ni Luh G. A dan Arka, S. 2017. Determinan Jumlah Uang Beredar dan
Tingkat Inflasi di Indonesia Periode 1984-2014. Jurnal Ekonomi. Vol 6 (4):
533 – 563.
Septiatin, Azis, Mawardi, Mohammad AKR. 2016. Pengaruh Inflasi dan Tingkat
Pengangguran Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Jurnal
Economic. Vol. 2(1): 50-65.
Ukkas, I. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja
Industri Kecil Kota Palopo. Jurnal Pendidikan Manajemen Islam. Vol 2(2):
187 – 198.
LAMPIRAN
1. Buku
2. Jurnal Nasional
3. Jurnal Internasional