ID Pembatalan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah
ID Pembatalan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah
NOVIASIH MUHARAM
Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Metro
ABSTRACT
Keywords: Certificate,Court,Cancellation
14
Pembangunan, Pustaka Sinar Harapan, b. Meletakkan dasar-dasar untuk
Jakarta, 1997, hlm. 5). mengadakan kesatuan dan
Bagi Bangsa Indonesia, hubung an kesederhanaan dalam hukum pertanahan;
manusia/masyarakat dengan tanah c. Meletakkan dasar-dasar untuk
merupakan hak yang sangat mendasar dan memberikan kepastian hukum mengenai
asasi. Jika hubungan ini tidak tersusun hak-hak atas tanah bagi rakyat
dengan baik, maka akan lahir kemiskinan seluruhnya. (Boedi Haarsono, 1999, hlm.
dan ketidakadilan bagi sebagian rakyat 216).
Indoneisa. Hubungan yang mendasar dan Selanjutnya dalam Peraturan
asasi dimaksud dijamin dan dilindungi Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
keberadaannya oleh Konstitusi yaitu Pasal Pendaftaran Tanah, Pasal 32 ayat (1)
33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 beserta penjelasannya, disebutkan bahwa :
(UUD 1945), yang berbunyi : ”Bumi, air, Pasal 32 ayat (1) :
serta kekayaan alam yang terkandung di Sertipikat merupakan surat tanda bukti hak
dalamnya dikuasai negara dan yang berlaku sebagai alat pembuktian yang
dipergunakan untuk sebesar-besar kuat mengenai data fisik dan data yuridis
kemakmuran rakyat”. yang termuat di dalamnya, sepanjang data
Selanjutnya berdasarkan pada fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan
ketentuan konstitusi dimaksud, maka data yang ada dalam surat ukur dan buku
sebagai landasan kebijakan pertanahan di tanah hak yang bersangkutan.
Indonesia ditetapkanlah Undang-Undang Pejelasan Pasal 32 ayat (1) :
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Sertipikat merupakan tanda bukti hak yang
Dasar Pokok-Pokok Agraria atau yang lebih kuat, dalam arti bahwa selama tidak dapat
dikenal dengan sebutan Undang-Undang dibuktikan sebaliknya data fisik dan data
Pokok Agraria dan disingkat UUPA, yang yuridis yang tercantum di dalamnya harus
memiliki tujuan, sebagaimana diuraikan diterima sebagai data yang benar. Sudah
dalam Penjelasan Umum Angka I UUPA, barang tentu data fisik maupun data yuridis
dijelaskan bahwa :” Undang-Undang Pokok yang tercantum dalam sertipikat harus
Agraria (UUPA) telah meletakkan dasar- sesuai dengan data yang tercantum dalam
dasar pemikiran baru dalam hubungan buku tanah dan surat ukur yang
hukum antara rakyat dan masyarakat bersangkutan, karena data itu diambil dari
Indonesia dengan bumi, air dan ruang buku tanah dan surat ukur tersebut sehingga
angkasa serta kekayaan alam yang sangatlah tegas bahwa Sertipikat sebagai
terkandung di dalamnya, seperti yang alat pembuktian yang kuat yang diberikan
dijelaskan dalam tujuan pokok UUPA yaitu oleh negara untuk menjamin kepastian
antara lain : hukum dan kepastian hak, selama tidak ada
a. Meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan pihak lain yang dapat membuktikan
Hukum Agraria Nasional, yang akan sebaliknya mengenai status ke
merupakan alat untuk membawakan pemilikannya. Maka dalam hal ada pihak
kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan lain yang dapat membuktikan sebaliknya
bagi negara dan rakyat, terutama rakyat bahwa suatu bidang tanah yang sudah
tani, dalam rangka masyarakat yang adil diterbitkan Sertipikat adalah secara sah dan
dan makmur; nyata adalah miliknya dan hal tersebut
Pembatalan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah (Noviasih Muharam) 15
dilakukan melalui proses persidangan di sesuai dengan PP No. 24 Tahun 1997, Surat
pengadilan yang kemudian Majelis Hakim Keputusan Pemberian Hak sebagai alat
memutuskan bahwa pemegang Sertipikat bukti pendaftaran hak dan penerbitan
tidak berhak atas bidang tanah tersebut, sertipikat.
maka bidang tanahnya harus diserahkan Pada prinsipnya Lembaga Pembatalan
kepada pihak yang berhak dan Sertipikat Hak adalah lembaga paksa yang digunakan
Hak Atas Tanahnya harus dibatalkan. untuk memutuskan / menghentikan /
menghapuskan hubungan hukum antara si
II. PEMBAHASAN Pemilik dengan tanahnya. Dunia hukum
perdata Indonesia mengenal / menganut
Pembatalan Hak Atas Tanah ajaran kebatalan (nietigheid) sebagaimana
Pembatalan hak atas tanah dapat yang dimuat dalam Pasal 1320 s/d 1337
ditemukan dalam penjelasan Pasal 14 Kitab Undang–Undang Hukum Perdata
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 (KUHPerdata) ditegaskan bahwa suatu
Tahun 1972 tentang pelimpahan wewenang persetujuan batal (nietig) apabila
pemberian hak atas tanah yang pada intinya mengandung unsur: paksaan/
menjelaskan bahwa pembatalan hak atas
penipuan/kekhilafan/sebab yang tidak
tanah bukan berarti pencabutan hak atas
tanah sebagaiman dimaksud dalam Undang halal/ketidakcakapan.
– Undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang UUPA sebagai bagian dari hukum
pencabutan hak- hak atas tanah dan benda perdata umum, tentu saja harus selaras
– benda yang ada diatasnya, melainkan dengan hukum perdata induk
pembatalan sesuatu hak yang disebabkan (KUHPerdata), itulah sebabnya UUPA pun
karena penerima hak tidak memenuhi menganut ajaran kebatalan, melalui sistim
syarat- syarat yang telah ditetapkan dalam
pendaftaran tanah yang negative stelsel,
surat keputusan pemberian hak atau
terdapat kekeliruan dalam surat keputusan yang bermakna bahwa Seseorang yang
pemberian hak bersangkut an. namanya terdaftar dalam Sertifikat Hak
Rumusan pembatalan hak atas tanah Atas Tanah / Buku Tanah, belumlah
terdapat didalam Pasal 1 angka 12 dijamin sebagai Pemilik tanah yang
Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala sesungguhnya, bila suatu waktu ada pihak
Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 lain yang dapat membuktikan sebaliknya
Tahun 1999 yaitu pembatalan keputusan (tentunya lewat proses peradilan) maka
mengenai pemberian suatu hak atas tanah Sertifikat hak atas tanahnya akan
karena keputusan tersebut mengandung dibatalkan.
cacat hukum dalam penerbitannya atau Ada dua jenis Pembatalan Hak yaitu :
melaksanakan putusan pengadilan yang A. Pembatalan Secara Langsung.
telah berkekuatan hukum tetap. Rumusan Pembatalan Hak Karena Cacat
pembatalan hak atas tanah dimaksud belum Hukum Administratif, yaitu Pembatalan
lengkap karena hanya menyangkut secara langsung, tanpa melalui proses
pemberian hak atas tanahnya saja, peradilan. Pembatalan secara langsung ini
meskipun dengan dibatalkan surat dapat ditempuh apabila dalam permohonan
keputusan pemberian hak atas tanah, hak yang bersangkutan terdapat cacad
tentunya juga kan mengakibatkan hukum administratif (Pasal 107
pendaftaran dan sertipikatnya batal karena PMNA/KBPN No.9/1999) seperti :
16 PRANATA HUKUM Volume 10 Nomor 1 Januari 2015
1. Terjadi kesalahan prosedur; 1. Surat keputusan pemberian hak atas
2. Terjadi kesalahan penerapan peraturan tanah.
perundangan; 2. Sertipikat hak atas tanah.
3. Terjadi kesalahan Subjek hak; 3. Surat keputusan pemberian hak atas
4. Terjadi kesalahan Objek hak; tanah dalam rangka pengaturan
5. Terjadi kesalahan perhitungan luas; penguasaan tanah.
6. Terjadi kesalahan jenis hak; Dari rumusan diatas Hasan Basri
7. Terdapat tumpang tindih hak atas tanah; Nata Menggala dan Sarjita menyimpulkan
8. Terdapat data yuridis atau data fisik bahwa :
yang tidak benar, atau; a. Pembatalan hak atas tanah adalah
9. Kesalahan lainnya yang bersifat hukum merupakan suatu perbuatan hukum yang
administratif. bermaksud untuk memutuskan,
B. Pembatalan Tidak Langsung. menghentikan atau menghapus suatu
Pembatalan Hak Karena hubungan hukum antara subyek hak atas
Melaksanakan Putusan Peradilan yang tanah dengan obyek hak atas tanah;
berkekuatan hukum tetap (Inkracht). b. Jenis / macam kegiatannya meliputi
Pembatalan yang dilaksanakan dalam pembatalan surat keputusan pemberian
rangka menindaklanjuti putusan lembaga hak atas tanah dan atau sertipikat hak
peradilan yang telah berkekuatan hukum atas tanah;
tetap. c. Penyebab pembatalan adalah karena
Dalam Pasal 1 angka 14 Peraturan cacat hukum administrasi dan atau untuk
Menteri Negara Agraria / Kepala Badan melaksanakan putusan pengadilan yang
telah berkekuatan hukum tetap, karena
Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999
pemegang hak tidak memenuhi syarat-
pengertian pembatalan hak atas tanah yaitu syarat yang telah ditetapkan dalam surat
pembatalan keputusan pemberian hak atas keputusan pemberian hak atas tanah
tanah atau sertipikat hak atas tanah karena serta karena adanya kekeliruan dalam
keputusan tersebut mengandung cacat surat eputusan pemberian hak
hukum administrasi dalam penerbitannya bersangkutan. (Hasan Basri Nata, 2004,
atau untuk melaksana kan putusan hlm.27).
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
Dasar Kewenangan Pembatalan
Surat Keputusan pembatalan hak atas tanah Sertipikat Hak Atas Tanah
menurut Pasal 104 ayat
Peraturan Menteri Negara Agraria / Badan Pertanahan Nasional (disingkat
Kepala BPN Nomor 9 Tahun 1999, BPN) adalah lembaga pemerintah
diterbitkan apabila terdapat : nonkementerian di Indonesia yang
1. Cacat hukum administratif. mempunyai tugas melaksanakan tugas
2.Melaksanakan putusan Pengadilan yang pemerintahan di bidang pertanahan secara
telah berkekuatan hukum tetap. nasional, regional dan sektoral. BPN dahulu
Berdasarkan ketentuan Pasal 104 ayat dikenal dengan sebutan Kantor Agraria.
(1) PMNA / Kepala BPN Nomor 9 Tahun BPN diatur melalui Peraturan Presiden
1999, yang menjadi obyek pembatalan hak Nomor 10 Tahun 2006 dan Peraturan
atas tanah meliputi : Presiden Nomor 85 Tahun 2012.