Anda di halaman 1dari 23

SIKAP TERHADAP PENDIDIKAN KESEHATAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5

1. Jumiati Arisuddin
2. Jumriani
3. Annisa Riski
4. Mutiara karsin
5. Megawati Yusuf
6. Osvaldo
7. Aryadi

D IV KEPERAWATAN GIGI
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat serta
karuniaNya sehingga kami selaku mahasiswa(i) yang diamanahkan untuk
mngumpulkan serta memahami setiap materi yang diberikan pada dosen dapat
terselesaikan tepat waktu, adapun judul materi kami ialah “PENGERTIAN
KOMUNIKASI KESEHATAN”.

Saran serta kritik untuk kesempurnaan makalah ini selalu kami tunggu,
sehingga tercipta makalah yang dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
bertambah wawasannya tentang PENGERTIAN KOMUNIKASI
KESEHATAN .

Ucapan terimah kasih juga disampaikan kepada teman-teman yang


membantu proses pengumpulan data untuk makalah ini
Daftar Isi

Kata pengantar............................................................................................................ i

Daftar isi .................................................................................................................... ii

Bab 1 Pendahuluan.................................................................................. 1

A. Latar belakang .............................................................................. 1


B. Rumusan masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan......................................................................................... 2

Bab 2 Pembahasan................................................................................... 3

A. Alasan komunikasi dipelajari .......................................................... 3


B. Perhatian dunia terhadap masalah kesehatan........................................ 4
C. Definisi komunikasi kesehatan......................................................... ........... 10
D. Cakupan dari komunikasi kesehatan.................................................. 11
E. Tujuan komunikasi kesehatan............................................................ 13
F. Manfaat mempelajari komunikasi kesehatan........................................ 14

Bab 3 Penutup........................................................................................ 19

A. Simpulan..................................................................................... 19
Bab 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber
kepada suatu penerimaan atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku
mereka.(Everret M.Rogers).

Komunikasi menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1995) adalah proses


penyampaian dan penerimaan informasi atau pesan.

Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh


komunikator melalui saluran/media tertentu pada komunikan dengan tujuan yang
mengarah pada keadaan sehat, baik secara fisik, mental maupun sosial. Komunikasi
itu sendiri adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim.

Dunia kesehatan, terutama dunia kedokteran memang merupakan sebuah


profesi yang menuntut interaksi dan komunikasi yang tinggi di antara sivitasnya. Oleh
karena itu, pengetahuan dan pemahaman tentang komunikasi itu sendiri dan prinsip –
prinsip yang terdapat di dalamnya sangatlah diperlukan. Ilmu komunikasi sendiri
adalah ilmu yang harus dipahami esensinya, dan terus menerus dilatih sehingga dapat
mencapai hasil yang diinginkan. Dengan memaparkan satu persatu unsur – unsur
yang ada dalam komunikasi, pelaku komunikasi dapat melihat dengan lebih jelas lagi
hal – hal yang perlu diterapkan dan tidak perlu diterapkan saat berkomunikasi dengan
orang lain, oleh karena itu, penulis membuat makalah ini agar pihak – pihak yang
membacanya dapat mendapatkan manfaat.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka dapat ditarik
sebuah rumusan masalah, yaitu :
G. Apa yang menjadi alasan komunikasi dipelajari ?
H. Apa yang menjadi perhatian dunia terhadap masalah kesehatan ?
I. Apa definisi komunikasi kesehatan ?
J. Apa saja cakupan dari komunikasi kesehatan ?
K. Bagaimana tujuan komunikasi kesehatan ?
L. Apa manfaat mempelajari komunikasi kesehatan?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuannya adalah, yaitu :
1. Untuk mengetahui apa yang menjadi alasan komunikasi dipelajari
2. Untuk bisa memahami apa perhatian dunia terhadap masalah kesehatan
3. Untuk mengetahui definisi komunikasi kesehatan
4. Untuk mengetahui cakupan dari komunikasi kesehatan
5. Untuk mentehaui tujuan komunikasi kesehatan
6. Untuk mengetahui manfaat mempelajari komunikasi kesehatan
BAB 2

PEMBAHASAN

A. MENGAPA KITA PERLU MEMPELAJARI KOMUNIKASI KESEHATAN

Jika kita bicara mengenai komunikasi kesehatan, kita mau tidak mau harus
mengaitkannya dengan konsep kesehatan masyarakat, terutama bahasan tentang
informasi kesehatan atau promosi kesehatan. Dua isu terakhir ini secara historis
berkaitan dengan berbagai gerakan (movement) kesehatan masyarakat.Amstrong
(1993 ) mengemukakan empat bentuk gerakan kesehatan masyarakat yang terjadi
antara tahun 1930-1991 :

1. Gerakan karantina
Adalah gerakan untuk melokalisir penderita penyakit menular kesuatu tempat
tertentu atau tempat tertutup yang terpisah dari masyarakat (penduduk umum)
agar penyakit tersebut tidak menular kepada orang lain.
2. Gerakan meningkatkan ilmu pengetahuan tentang kebersihan
Yakni gerakan pendidikan yang bertujuan mengajarkan ilmu pengetahuan
tentang kebersihan kepada masyarakat supaya warga masyarakat lebih peduli
terhadap kebersihan lingkungannya yang hasilnya dapat menjauhkan sumber
penyakit atau mencegah tubuh terinfeksi atau tertular penyakit dari luar.
3. Gerakan kesehatan individu
Merupakan gerakan yang mendorong setiap individu melakukan pengawasan
terhadap kontak antara tubuh ditempat-tempat umum seperti sekolah, asrama,
pasar, pelabuhan bahkan di rumah sakit.Gerakan ini umumnya dipelopori oleh
pemerintah melalui regulasi mengenai perlindungan kesehatan individu dari
waktu ke waktu.
4. Gerakan memperkenalkan konsep baru kesehatan masyarkat
Gerakan untuk memperkenalkan konsep-konsep baru dalam bidang kesehatan
masyarakat, antara lain dengan mengadopsi gerakan karantina dan kebersihan
lingkungan yang semula hanya di tujukan kepada individu ,misalnya dengan
memperluas agenda kerja maupun kesasaran masyarakat umum. Gerakan yang
muncul diawal abad 19 itu merupakan gerakan masyarakat barat untuk
mencegah radiasi, pencemaran air, lingkungan kerja, dan lain-lain. Gerakan ini
berkaitan dengan politih hijau, kesehatan kota, dan lain-lain yang terulang
dalam konsep Health For All 2000 (Barbara Griffin, November 1998).

Belajar dari gerakan –gerakan tersebut, kata Amstrong, para ahli


kesehatan maupun para ahli ilmu social menyadari bahwa masalah kesehatan
dan masalah penyakit, dan bahkan define tentang sakit yang dialami manusia
tidak semata-mata bersumber dari kelainan individual, kelainan keluarga,
kelaianan kelompok atau komunitas, bahkan kelainan masyarakat dalam
pemeliharaan kesehatan individual. Kata dia, berbagai studi social terhadap
kesehatan malah melaporkan bahwa kebanyakan penyakit yang diderita
individu maupun penyakit masyarakat pada umumnya bersumber dari
ketidaktahuan dan kesalahpahaman atas berbagai informasi kesehatan yang
mereka akses.Oleh Karena itu, kita perlu memperhatikan arus informasi
kesehatan yang dikirimkan dan diterima oleh manusia.Ini berarti kita harus
mempelajari komunikasi kesehatan.

B. PERHATIAN DUNIA TERHADAP MASALAH KESEHATAN


1. Kesepakatan mengenai layanan kesehatan primer
Perhatian dunia terhadap tanggung jawab “ semua “ untuk kesehatan
masyarakat telah digariskan dalam berbagai perjanjian, kesepakatan, atau apapun
namanya oleh masyarakat yang sadar bahwa “kita” semua bertanggung jawab atas
kesehatan masyarakat .
Sebagai contoh, pada tahun 1978 di Alma Alta, seluruh Negara anggota WHO
membuat kesepakatan mengenai pelayanan kesehatan primer (primary health care)
yang mencakup 8 unsur pokok bidang kesehatan : (1) penyukuhan kesehatan; (2)
gizi; (3) sanitasi dasar dan air bersih; (4) KIA, kesehatan ibu dan anak;(5)
imunisasi terhadap 6 penyakit utama, BCG,difteria,pertussis,tetanus,polio, dan
campak; (6) pencegahan pengelolahan penyakit Endemic; (7) pengobatan penyakit
yang umum dijumpai;(8) terjadinya obat esensial.
2. Konferensi Ottawa
Konferensi yang sama pernah di lakukan di Alma Alta itu kemudian
berlangsung pula di Ottawa, Canada. Konferensi Ottawa juga menghasilkan
Ottawa Charter for Health Promotion – Health Promotion (1986) yang antara lain
menganjurkan pemberian peluang bagi usaha peningkatan pengawsan dan
pembaruan kesehatan masyarakat melalui :
1. Membangun kemampuan personal – yakni kemampuan diri sendiri untuk
menangani kesehatan individu
2. Menciptakan dukungan dari lingkungan – yakni peciptaan dukungan dari
lingkungan masyarakat yang secara aktif terlibat menangani kesehatan
individu, komunitas, dan masyarakat seluruhnya.
3. Reorientasi layanan kesehatan – yakni mengadakan reorientasi atau peninjauan
kembali berbagai program dan aktivitas yang berakaitan dengan kesehatan
masyarakat.
4. Membangun mediasi dan advokasi – yakni mebangun berbagai kekuatan
dalam masyarakat untuk melakukan mediasi dan advokasi kesehatan kepada
individu, program kesehatan yang melibatkan partisipasi komunitas dan
lingkungan.
5. Memperkuat aksi dan peran komunitas.
Ottawa charter for health promotion

Perkuat aksi dan Bangun


peran komunitas
Bangun
kemampuan
Perkuat
personal
kemampuan
aksi dan
peran personal
komunitas
Bangun mediasi Ciptakan
& advokasi dukungan
Reorientasi lingkungan
layanan
kesehatan

Deklarasi
Perhatian masyarakat dunia terhadap kesehatan masyarakat itu masih di ikuti oleh
satu konferensi besar yang diadakan di Jakarta

Pada tahun 1997 yang menghasilkan Deklarasi Jakarta tentang promosi


kesehatan Abad 21.

3. Jakarta tentangpromsi kesehatan Abad 21

Konferensi internasional ke-4 tentang promosi kesehatan yang


berlangsung dijakarta bertemakan : New Players for New Era : Leading Health
Promotion Into the 21 st Century – berbicara kritis mengenai strategi internasional
dalam pelayanan kesehatan, khususnya promosi kesehatan. Para peserta
konferensi Jakarta yang adalah anggota WHO bahan menyadari setelah 20 tahun
terbentuknya WHO, bahkan setelah konferensi di Alma Alta dan Ottawa, para
anggotanya belum optimal mengembangkan komitmen mereka terhadap strategi
global Health For All, dan prinsip utama pemeliharaan kesehatan berdasarkan
landasan pemikiran Alma - Alta Declaration. Oleh Karena itu, konferensi
internasional yang berlangsung di Jakarta yang diikuti oleh anggota
WHO,terutama dari berbagai Negara berkembang itu membicarakan satu tema
baru yaitu “ promosi kesehatan “.

Konferensi Jakarta menegaskan kembali bahwa kesehatan adalah dasar


dari HAM dan esensi bagi pengembangan social ekonomi manusia.Oleh karena
itu, peningkatan kualitas kesehatan harus di dukung oleh promosi kesehatan, dan
hanya dengan ini kita dapat terlibat dalam pembangunan kesehatan, “bagi semua
“.Melalui keterlibatan semua pihak dalam promosi kesehatan, maka semua orang
berpeluang untuk aktif dalam meningkatkan pengawasan dan pemabaruan
kesehatan “bagi semua “

Disadari sepenuhnya bahwa partisipasi semua dalam promosi kesehatan


merupakan modal dari setiap aksi, tindakan yang sangat menentukan usaha kita
semua dalam menciptakan kesehatan bagi melayani manusia, dan
menyumbangkan kontribusi untuk mengurangi ketidakseimbangan layanan
kesehatan yang selama ini dialami oleh masyarakat. Tujuan utama dari komitmen
melakukan promosi kesehaatan adalah sekurang-kurangnya dapat mengurangi
kesenjangan informasi kesehatan yang diperoleh masyarakat dari berbagai Negara
berkembang sendiri maupun antara Negara berkembang dengan Negara maju di
dunia.Komitmen terbesar yang dihasilkan deklarasi Jakarta adalah mengemukakan
visi dan misi baru tentang promosi kesehatan untuk menghadapi abad 21.

Konferensi Jakarta mengakui bahwa masyarakat dunia menginginkan


perdamaian, perumahan, pendidikan, keamanan social, relasi social, makanan,
pendapatan, pemberdayaan perempuan, stabilitas ekonomi, penggunaan sumber
daya berkelanjutan, keadilan social, respek terhadap HAM namun yang berada
dibawah sadar dari semua keinginan itu adalah kemiskinan sebagai ancaman
terbesar dari kesehatan umat manusia.

Diakui pula bahwa perkembangan penduduk menghadapi abad 21


mengalami perubahan yang mengkhawatirkan, tidak saja karena pertumbuhan
penduduk dunia secara kuantitatif, tetapi terjadi beberapa kecenderungan kuat
Seperti makin tingginya perpindahan penduduk antar ruang geografis di dunia
seperti imigrasi. Transmigrasi dan urbanisasi. Perpindahan penduduk ini bukan
sekedar suatu masalah social tetapi juga masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh
perilaku perpindahan penduduk itu sendiri antara lain perdagangan obat-obatan
terlarang, perdagangan tembakau dan minuman yang berkadar alkohol tinggi,
meningkatnya kekerasan, penularan seperti AIDS, PMS dan lain-lain. Tanpa
disadari selain perpindahan penduduk maka terjadi pula perpindahan informasi
yang sangat berpengaruh terhadap perilaku social kesehatan dari penduduk dunia.

Para peserta konferensi jakarta sepakat bahwa dari berbagai laporan


peserta yang datang dari seluruh dunia terbukti kalau perhatian kita masih rendah
dalam promosi kesehatan. Artinya kita perlu mengubah konsep promosi
kesehatan, mengubah strategi promosi dengan pendekatan praktis yang relevan
bagi mencapai kesetaraan kesehatan manusia, yakni melalui :

1. Pendekatan komperehensif terhadap pembangunan kesehatan yang efektif.


Siapa yang menggunakan 5 strategi jauh lebih efektif daripada hanya memilih
mengunakan satu strategi saja.
2. Strategi promosi hendaknya diarahkan ke semua tempat yang meliputi ; kota-
kota besar, pulau, kota sedang, dan kecil, warga kota disemua kota, komunitas
local, tempat-tempat umum seperti sekolah, tempat kerja, dan pasar.
3. Partisipasi semua pihak agar dapat kita bersama-sama mendorong semua
orang menjadikan dirinya sendiri atau kelompok dan komunitasnya menjadi
pusat dari aksi promosi kesehatan yang ada pada gilirannya setiap pihak dapat
mengambil keputusan sendiri berkaitan dengan kesehatan.
4. Belajar berpartisipasi agar kita bersama-sama dapat mengakses informasi
kesehatan yang bermanfaat bagi pengetahuan dan pendidikan demi
memperkuat orang dalam masyarakat.

Kita butuh respon baru!!! Inilah harapan dari dekalarasi jakarta. Respon baru memang
dibutuhkan karena berbagai jenis tantangan social dan kesehatan di tahun-tahun mendatang
makin cepat bahkan tak terterduga. Tantangan itu juga malah makin kuat sehingga tidak
dapat dilawan sendiri kecuali kalau ada kerja sama. Promosi kesehatan harus menjadi bagian
dari kerja individu, keluarga, lingkungan, swasta, dan pemerintah.

1. Mmempromosikan tanggung jawab social bagi kesehatan

Para pengambil keputusan agar pertama dan terutama meningkatkan


komitmen terhadap tanggung jawab sosial. Baik sektor publik maupun swasta harus
mempromosikan kesehatan dengan mengembangkan kebijakan dan praktik yang
meliputi :

a. Menghindari semua bentuk tindakan yang dapat mengancam kesehatan orang


lain.
b. Melindungi lingkungan agar menjadi sumber daya kehidupan yang
berkelanjutan.
c. Membatasi produk barang dan jasa yang mengancam kesehatan manusia,
seperti tembakau, alkohol, alat-alat perang, yang secara praktis pula dapat
menghasilkan persaingan pasar yang tidak sehat.
d. Memelihara kesehatan warga dilingkungan mereka masing-masing terutama
ditempat-tempat umum seperti pasar dan ditempat kerja
e. Memperbaiki resiko komunikasi sebagai salah satu dampak tafsir yang tidak
benar terhadap informasi kesehatan yang dapat mendatangkan malapetaka
bagi kesehatan manusia.

2. Meningkatkan modal untuk peningkatan kesehatan

Di banyak Negara, modal untuk membiayai kesehatan masyarakat


terasa tidak seimbang sehingga acap kali tidak efektif melayani kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk meningkatkan modal
bagi pembangun kesehatan melalui pendekatan multisektoral. Jadi dibutuhkan
reorientasi kembali kerjasama anatar negara untuk mengumpulkan moda bagi
perluasan pembangunan kesehatan, kualitas kesehatan bagi peningkatan
kualitas kehidupan manusia, terutama bagi pemenuhan kebutuhan kelompok-
kelompok seperti perempuan, anak-anak, penduduk asli yang diasingkan,
orang miskin, dan penduduk marginal.

3. Konsolidasi dan perluasan kemitraan untuk kesehatan

Promosi kesehatan membutuhkan mitra kerja antara semua sector,,


anatara semua level pemerintah dan masyarakat. Kemitraan membutuhkan
kekuatan dan potensi baru sehingga mengatur apa yang harus dicari dan
dikerjkan. Kemitraan harus mengatasi kendala disamping memberikan
keuntungan mutual bagi kesehatan melalui sharing keahlian, keterampilam,
dan sumber daya. Setiap mitra harus transparan dan akuntabel, saling bersetuju
berdasarkan etik, saling memahami, sesuai petunjuk WHO.

4. Meningkatkan kapasitas komunitas dan memperkuat individu

Dalam rangka meningkatkan kapasitas komunikasi demi memperkuat


individu maka promosi kesehatan harus dapat mengubah pola promosi dari
promosi kepada sejumlah orang ke promosi dengan orang lain (baca : dalam
komunikasi kita mengubah > berkomunikasih dengan dan bukan
berkomunikasi kepada, alw). Perubahan arah promosi seperti ini akan dapat
membangkitkan kemampuan individu dalam aksi, kapasitas kelompok,
organisasi atau komunitas untuk bekerja dengan keterbatasan yang dimiliki
demi kesehatan. Dalam rangka ini perlu pembaharuan kapasitas komunitas
bagi promosi kesehatan melalui pendidikamn praktis, pelatihan
kepemimpinan, dan memberikan kepada semua orang peluang untuk
mengakses semua sumber daya yang ada gilirannya membuat individu,
keluarga dan komunitas maupun masyarakat dapat membuat keputusan sendiri
dalam bidang keehatan.

5. Melindungi keamanan infrastruktur promosi kesehatan


Melindungi semua infrastruktur bagi promosi kesehatan termasuk
mekanisme untuk mempertemukan infrastruktur moral antara semua ektor
local, nasonal, global. Termasuk memberikan intensif kepada aksi-aksi
promosi kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah, LSM, institusi
pendidikan, lembaga swasta, misalnya melalui terbentuknya jaringan kerja
baru, kolaborasi anatar sektor, pertukaran informasi kesehatan demi promosi
kesehatn (the jakarta Declaration-on healt promotion into the 21 century)
[copyright by WHO 1997].
4. Pengaruh Bagi Keprihatinan Bangsa Indonesia
Perhatian masyarakar dunia sebagaimana ditunjukkan dari berbagai konfrensi
berskala dunia maupun yang kemudian diikuti oleh pertemuan-pertemuan regional
dan nasional terhadap kesehatan masyarakat indonesia untuk terus berbenah diri
dalam pelayanan terhadap kesehatan masyarakat.
Fakta menunjukkan bahwa hambatan dalam penanganan kesehatan di tanah air
kita tidak lupuk dari masalah sebagai berikut:
a. Masalah demografi – (1) jumlah penduduk yang terlalu banyak tetapi dengan
mutu pendidikan yang kurang; (2) penyebaran enduduk yang 60% berpusat di
pulau jawa; (3) komposisi penduduk yang umumnya terdiri atas golongan usia
mudah yang masih onsuntif; (4) tingkat perkembangan penduduk yan masih lebih
dari 2%; dan (5) adanya arus urbanisasi.
b. Keadaan geografis – Indonesia terdiri atas ribuan pulau jelas merupakan hambatan
untuk sarana komunikasi yang murah dan cepat. Penyebaran informasi, obat dan
vaksin dari satu pulau ke pulau lain akan memerlukan waktu yang lebih lama
dibandingkan transfortasi melalui sarana darat.
c. Keadaan sosial, ekonomi, budaya – keadaan sosial, ekonomi, budaya lebih sering
merupakan hambatan terhadap keberhasilan upaya kesehaan. Kebiasaan atau
perilaku masyarakat tradisional yang kurang menunjang

Bahan merugikan, daya beli kurang, tingkat pendidikan rendah, atau tingkat
pengangguran yang masih tinggi, itu semua merupakan sebagian contoh hambatan
bidang sosial, ekonomi dan budaya (A. H. Markum dkk. 1991).

Demi menjawab tantangan kesehatan masyarakat dunia sebagaimana


diuraikan di atas, maka sejak tahun 1982 pemerintah telah menyusun suatu tatanan
atau program menyeluruh untuk bidang kesehatan, yang dikenal sebagai Sistem
Kesehatan Nasional (SKN). System ini merupakan sub system dari suatu system
pembangunan nasional yang sifatnya menyeluruh. Dengan tidak seimbangnya biaya
bidang kesehatan yang tersedia dibandingkan dengan banyaknya masalah yang harus
dihadapi, maka SKN dicantumkan penentuan prioritas serta perlunya peranan
masyarakat dan pihak swasta.

Tujuan dan sasaran SKN mencakup : (1) peningkatan kemampuan masyarakat,


yaitu menolong diri sendiri dalam menghadapi masalah kesehatan yang sering
dijumpai sehari-hari; (2) peningkatan mutu lingkungan hidup; (3) peningkatan status
gizi masyarakat; (4) pengurangan kejadian morbiditas dan moralitass; dan (5)
pengembangan keluarga sejahtera.
Disamping itu, disusun pula berbagai indikator dasar yang berkaitan erat
dengan kesehatan. Contoh, untuk kesehatan anak kita menggunakan indicator AKB
(angka kematian bayi), AKB5 (angka kematian balita), GNP (gross national product)
perkapita, umur harapan hidup, dan tingkat melek huruf/pendidikan khususnya
golongan perempuan. Demikian pula sekaligus meningkatkan tugas dan fungsi serana
dan praserana kesehatan seperti puskesmas (dan beberapa diantaranya yang telah
beralih fungsi menjadi posyandu-pos pelayanan terpadu) bagi pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat.

Tanggung jawab kesehatan masyarakat merupakan tanggung jawab kita


semua. Ungkapan terakhir ini mengingatkan kita bahwa sebenarnya kejadian atau
timbulnya suatu penyakit dipengaruhi oleh 3 faktor penentu : factor genetic, factor
lingkungan, dan factor perilaku individu sendiri. Ketiga jenis factor tersebut dapat
bekerjasama secara tersendiri atau masing-masing saling berpengaruh. Factor
penetuan ini berlainan bagi tiap individu, keluarga, daerah atau negara. Di indonesia
misalkan karena factor lingkungan kurang menunjang, tingkat pendidikan rendah,
tingkat kesadaran terhadap kesehatan masih kurang, maka akan dijumpai banyak
penyakit infeksi parasit, penyakit kulit, atau penyakit kurang gizi.

Sadar akan tanggung jawab bersama dalam bidang kesehatan itu maka kita
sepakat jika secara “social” dalam garis besarnya masalah kesehatan dapatdibagi
dalam 3 kategori berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya, yaitu:

a. Masalah yang khusus bersifat medis, umumnya mengenai khusus di klinik atau
rumah sakit, kasus ini murni menjadi tanggung jawab dokter.
b. Masalah yang menjadi tanggung jawab pemerintah, misalkan tanggung jawab
Departemen Kesehatan yang menangani tanggung jawab kesehatan masyarakat
(public health).
c. Masalah yang bukan menjadi tanggung jawab dokter maupun pemerintah,
misalnya tanggung jaab masyarakat terhadap kesehatan (A. H. Markum
dkk.1991).

C. DEFINISI KOMUNIKASI KESEHATAN

Definisi komunikasi kesehatan sebenarnya melekat pada hubungan konseptual antara


“komunikasi” dan “kesehatan” sehingga konsep komunikasi memberikan peranan pada kata
yang mengikutinya (bandingkan dengan komunikasi bisnis, cultural, gender, dan lain-lain).
Berikut ini dikemukakan beberapa definisi komunikasi kesehatan. Komunikasi kesehatan
adalah :

a. Studi yang mempelajari bagaimana cara menggunakan strategi komunikasi untuk


menyebarluaskan informasi kesehatan yang dapat mempengaruhi individu dan
komunikasi agar mereka dapat membuat keputusan yang tepat berkaitan dengan
pengelolaan kesehatan.
b. Studi yang menekankan peranan teori komunikasi yang dapat digunakan dalam
penelitian dan praktik yang berkaitan dengan promosi kesehatan dan pemeliharaan
kesehatan.
c. Kegunaan teknik komunikasi dan teknologi komunikasi secara positif untuk
mempengaruhi individu, organisasi, komunitas, dan penduduk bagi tujuan
mempromosikan kondisi yang kondusif atau yang memungkinkan tumbuhnya
kesehatan manusia dan lingkungan. Kegunaan ini termasuk dengan beragam aktivitas
seperti interaksi antara professional kesehatan dengan pasien di klinik, self-help
groups, mailing, hotline, kampanye media massa, dan pencoptaan peristiwa.
d. Pendidikan kesehatan, yakni suatu pendekatan yang menekankan pada usaha
mengubah perilaku kesehatan audiens (skala makro) agar mereka mempunyai
kepekaan terhadap masalah kesehatan tertentu yang sudah didefenisikan dalam suatu
waktu tertentu (Elayne Clift & Vicki Freimut,1995).
e. Proses untuk mengembangkan atau membagi pesan kesehatan kepada audiens tertentu
dengan maksud mempengaruhi sikap, pengetahuan, keyakinan mereka tentang pilihan
perilaku hidup sehat.
f. Seni dan teknik penyebarluasan informasi kesehatan yang bermaksud mempengaruhi
dan memotivasi individu, mendorong lahirnya lembaga atau institusi baik sebagai
peraturan ataupun sebagai organisasi di kalangan audiens yang mengatur perhatian
terhadap kesehatan. Komunikasi kesehatan meliputi informasi tentang pencegahan
penyakit, promosi kesehatan, kebijaksanaan pemeliharaan kesehatan, regulasi bisnis
dalam bidang kesehatan, yang sejauh mungkin mengubah dan mempengaruhi kualitas
individu dalam suatu komunitas atau masyarakat dengan mempertimbangkan aspek
ilmu pengetahuan dan etika (health communication pertnership′s M/MC health
communication materials database, 2004).
g. Proses kemitraan antara para partisipan berdasarkan dialog dua arah yang di dalamnya
ada suasana interaktif, ada pertukaran gagasan, ada kesepakatan mengenai kesatuan
gagasan mengenai kesehatan, juga merupakan teknik dari pengirim dan penerima
untuk memperoleh inforasi mengenai kesehatan yang seimbang demi membahariu
prmahaman bersama (Ratzan, S.C., 1994)
h. Komunikasi yang berkaitan dengan proses pertukaran pengetahuan, meningkatkan
consensus, mengidentifikasi aksi-aksi yang berkaitan dengan kesehatan yang mungkin
dapat dilakukan secara efektif. Melalui proses dialog tersebut maka informasi
kesehatan yang dipertukarkan di antara dua pihak itu bertujuan membangun
pengertian bersama demi penciptaan pengetahuan baru yang dapat diwariskan
bersama. Jadi, dasar dari persetujuan adalah aksi dan kerja sama (Smith, W. A. And
Hornik, R, 1999; US Departemen of Health and Human Service 2000; Clit, E and
Freimuth, 1995; dan Ratzan, S. C. Ed. 1994).

D. CAKUPAN KOMUNIKASI KESEHATAN

Banyak sekali teori, model dan perspektif mengenai komunikasi kesehatan. Namun,
semua model teoretik maupun prakis itu meliputi :
1. Komunikasi persuasive atau komunikasi yang berdampak pada perubahan perilaku
kesehatan.
2. Faktor-faktor psikologis individual yang mempengaruhi persepsi terhadap kesehatan :
a. Stimulus (objek persepsi)>sense organ dan pemaknaan stimulus(respon)
b. Bagaimana mengorganisasi stimulus > berdasarkan aturan, schemata dan label
c. Interprestasi dan evalusasi berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan lain-lain
d. Memory
e. Recal
3. Pendidikan kesehatan (health aducation), yang bertujan memperkenalkan perilaku
hidup sehat melalui informasi dan pendidikan kepada individu dengan menggunakan
aktivitas material maupun terstruktur. Cakupan pendidikan kesehatan meliputi :
a. Jenis pendidikan profesional di bidang kesehatan (kurikulum, dan lain-lain)
b. Penjenjangan pendidikan profesi
c. Pelatihan profesional (jenis, jenjang dan kurikulum)
d. Pendidikan masyarakat (informasi)
e. SDM pendidik
f. Dan lain-lain
4. Pemasaran sosial yang bertujuan untuk memperkenalkan atau mengubah perilaku
positif melalui penerapan prinsip-prinsip pemasaran dengan mengintervensi informasi
kesehatan yang bermanfaat bagi komunitas.
5. Penyebarluasaan informasi kesehatan melalui media (sosialisasi informasi,
pendidikan, hiburan, opini, pemberitaan, dan lain-lain)
6. Advokasi, pendampingan melalui komunitas, kelompok, atau media massa yang
bertujuan untuk memperkenalkan :
a. Kebijakan
b. Peraturan
c. Program-program untuk memperbarui kesehatan
7. Resiko komunikasi, bertujuan untuk menyebarluaskan informasi yang benar
mengenai resiko yang dihadapi oleh masyarakat terhadap informasi mengenai
kesehatan, termasuk dampak penggunaan informasi yang salah mengenai kesehatan,
dan mengusulkan cara-cara untuk mengatasi kesalahan informasi
8. Komunikasi dengan pasien – meliputi informasi untuk seorang individu, misalnya
informasi yang berkaitan dengan kondisi kesehatan individu, misalnya informasi yang
berkaitan dengan kondisi kesehatan individu, bagaimana memaksimalkan perawatan,
pemberian terapi, atau penyampaian pendekatan alternative, termasuk dalam tema ini
adalah bagaimana melayani pasien secara komunikatif n
9. Informasi kesehatan untuk para konsumen – satu aktivitas komunikasi yang ditujukan
kepada para individu – konsumen demi membantu individu untuk memahami
kesehatan individu, bagaimana individu membuat keputusan yang berkaitan dengan
kesehatan individu, kesehatan keluarga, misalnya berhubungan dengan penyedia jasa
kesehatan, asuransi kesehatan, atau aspek pemeliharaan kesehatan jangka panjang
10. Merancang health entertain atau hiburan yang di dalamnya mengandung informasi
kesehatan, yang meliputi pilihan jenis hiburan yang dijadikan sebagai event untuk
mengkomunikasikan tema-tema mengenai kesehatan individu maupun kesehatan
masyarakat
11. Komunikasi kesehatan yang interaktif yakni komunikasi kesehatan yang dilakukan
melalui media interaktif sehingga terjadinya dialog dan diskusi antara sumber dengan
penerima melalui media massa.
12. Strategi komunikasi, yang meliputi desain pilihan :
a. Komunikator kesehatan,
b. Pesan-pesan kesehatan,
c. Media kesehatan,
d. Komunikasi kesehatan (Audiens-sasaran komunikasi),
e. Mereduksi hambatan komunikasi,
f. Menentukan atau memilih konteks komunikasi kesehatan, dan lain-lainm. [
Health Communication Partnership’s M/Mc Health Communication Materials,
2004]

E. TUJUAN KOMUNIKASI KESEHATAN

1. Tujuan strategis
Pada umumnya, program-program yang berkaitan dengan komunikasi
kesehatan yang dirancang dalam bentuk paket acara atau paket modul itu dapat
berfungsi untuk :
a. Relay information – meneruskan informasi kesehatan dari satu sumber kepada
pihak lain secara berangkai (hunting)
b. Enable informed decision making – memberikan informasi yang akurat untuk
memungkinkan pengambilan keputusan
c. Promote healthy behavior – informasi untuk memperkenalkan perilaku hidup
sehat
d. Promote peer information exchange and emotial support – mendukung
pertukaran informasi pertama dan mendukung secara emosional pertukaran
informasi kesehatan
e. Promote self-care- memperkenalkan pemeliharaan kesehatan diri sendiri
f. Mangage demand for health services – memenuhi permintaan layanan kesehatan

2. Tujuan praktis
Menurut Taibi Kahler (kahler Communication), Washington,D.C. Courses
Process Communication Model,2003), sebenarnya secara praktis tujuan khusus
komunikasi kesehatan itu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui
beberapa usaha pendidikan dan pelatihan agar dapat :
1. Meningkatkan pengetahuan – yang mencakup :
a. Prinsip-prinsip dan proses komunikasi manusia.
b. Menjadi komunikator – yang memiliki etos, patos, logos kredibilitas dan lain-
lain
c. Menyusun pesan verbal dan non verbal dalam komunikasi kesehatan
d. Memilih media yang sesuai dengan konteks komunikasi kesehatan.
e. Menentukan segmen komunikan yang sesuai dengan konteks komunikasi
kesehatan
f. Mengelola umpan-balik atau dampak pesan kesehatan yang sesuai dengan
kehendak kominikator dan komunikan
g. Mengelola hambatan-hambatan dalam komunikasi kesehatan
h. Mengenal dan mengelola konteks komunikasi kesehatan
i. Prinsip-prinsip riset
2. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi efektif
 Praktis berbicara, berpidato, memimpin rapat, dialog, diskusi, negosiasi,
menyelesaikan konflik, menulis, membaca, wawancara, menjawab
pertanyaan, argumentasi dan lain-lain
3. Membentuk sikap dan perilaku komunikasi
a. Berkomunikasi yang menyenangkan, empati.
b. Berkomunikasi dengan kepercayaan pada diri
c. Menciptakan kepercayaan publik dan pemberdayaan publik
d. Memuat pertukaran gagasan dan informasi makin menyenangkan
e. Memberikan apresiasi terhdap terbentuknya komunikasi yang baik (Report of
The Liberal Arts and Sciences Task Force, Truman State University, 1994).

F. MANFAAT MEMPELAJARI KOMUNIKASI KESEHATAN

Studi mengenai komunikasi kesehatan pada dasarnya menghubungkan studi


komunikasi dengan kesehatan. Dalam artian itu maka studi tentang kesehatan masyarakat
“ditambahkan” satu tema penting yakni peranan komunikasi, terutama strategi komunikasi
dalam merancang dan menyebarluaskan informasi kepada individu, keluarga, komunitas,
organisasi, maupun masyarakat umum sehingga semua kelompok dapat membuat keputusan
yang tepat terhadap usaha pemeliharaan kesehatan

Pengetahuan komunikasi kesehatan, terutama hasil komunikasi kesehatan yang


efektif, dapat membantu kita untuk meningkatkan kesadaran tentang resiko dan solusi
terhadap masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat, juga memberikan motivasi agar
masyarakat dapat mengembangkan keterampilan untuk mengurangi resiko tersebut.
Sedangkan bagi komunitas, komunikasi kesehatan dapat digunakan untuk mempengaruhi
agenda public, mengadakan pendampingan terhadap program dan kebijakan di bidang
kesehatan, memperkenalkan perubahan yang positif dalam lingkungan sosial dan ekonomi,
politik dan lingkungan alamiah bagi pembaharuan kesehatan masyarakat serta layanan
kesehatan berdasarkan norma-norma sosial yang menguntungkan bagi kualitas hidup
manusia.

Secara praktis, komunikasi kesehatan memberikan kontribusi bagi promosi kesehatan


memberikan kontribusi bagi promosi kesehatan, mencegah penyakit dalam suatu wilayah
tertentu. Salah satu pembaruan atas itu, misalnya membarui situasi klinik berupa interaksi
antara personal maupun antara kelompok. Dalam teknologi komunikasi, misalnya
memperbarui interaksi antara personal maupun antara kelompok. Dalam teknologi
komunikasi, misalnya memperbarui interaksi dan kerja sama anytara pasien-pasien, rovider-
provider, dan di antara anggota tim pemelihara kesehatan melalui pelatihan-pelatihan
professional kesehatan dalam kerangka membangun komunikasi yang efektif dengan pasien.
Kolaborasi itu dapat diperbarui kalau semua pihak mempunyai kapasitas dalam
melaksanakan komunikasi yang baik.

Bidang lain yang juga dierhatikan adalah bagaimana menyebarluaskan informasi


tentang kesehatan kepada masyarakat melalui kamanye pendidikan tentang kesehatan terhda
masyarakat agar mereka mengusahakan mencapai perilaku hidup sehat, menciptakan
kesadaran, mengubah sikap, dan memberikan motivasi kepada individu untuk mengadopsi
perilaku yang direkomendasikan. Kampanye tersebut secara tradisional mempunyai
kemamuan melalui komunikasi massa (seperti pengumuman tentang layanan publik melalui
billboards, radio, dan televisi) dan pesan pendidikan yang ada dalam materil tercetak seperti
poster dan pamphlet. Bentuk kampanye yang lain telah diintegerasikan ke dalam media
massa dengan program-program berbasis komunitas. Banyak kampanye telah menggunakan
teknik pemasaran sosial.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka NCI “making health Communication Program
Work : a Planner guide” (NIH Publication no. 92-1493,1992), sangat bermanfaat bagi kita,
untuk :

1. Memahami interaksi antara kesehatan dengan perilaku individu. Perlu diketahui


bahwa individu berada dalam situasi, yakni situasi biologis, perilaku (psikologis) dan
sosial kemasyarakatan (sosiologis dan antropologis). Ketiga faktor tersebut
berpengaruh terhadap status kesehatan dan hasil kesehatan seorang individu. Kalau
kita belajar komunikasi kesehatan, bagi kita akan memahami timbal-balik antara
faktor biologis, psikologis, dan sosiologis. Pemahaman itu penting bagi analisis kita
akan penerima informasi kesehatan sehingga kita dapat melakukan intervensi
program, misalnya kampanye untuk mengubah perilaku.
2. Meningkatkan kesadaran kita tentang isu kesehatan, masalah atau solusi. Siapa yang
harus disadarkan ? jawaban pertama adalah individu, namun individu tersebut ada
dalam lingkungan sosial. Sehingga kita akan meningkatkan kesadaran individu yang
berdampak pada keluarga, jaringan interaksi dan afiliasi dari individu, keluarga,
tempat kerja, sekolah, afiliasi agama, struktur sosial atau komunitas yang
mempengaruhi individu untuk mengambil keputusan dalam kesehatan. Ini berkaitan
dengan level penyelenggaraan komunikasi kesehatan, yakni pada level :
 Komunikasi anterpersonal (antara dua atau tiga orang partisipan komunikasi
kesehatan).
 Kelompok kecil atau komunitas sosial maupun kultural
 Organisasi publik
 Massa

3. Sebagai tindak lanjut dari kesadaran tersebut,kita dapat melakukan strategi intervensi
pada tingkat komunitas. Ingat, bahwa dasar sosial dan pengaruh sosial dari komunitas
itu sangat besar dalam partisipasi mulai dari merancang usaha kesehatan individu,
implementasi, evaluasi terhadap evalution of intervensi promosi kesehatan.
Mempengaruhi sikap untuk menciptakan dukungan bagi individu atau tindakan
kolektif.
4. Menghadapi disparitas pemeliharaan kesehtan antar-etnik atau antar ras dalam suatu
masyarakat. Komunikasi kesehatan bermanfaat untuk menentukan pilihan terhadap
bentuk dan level komunikasi karena dar itu, kita dapat menentukan pola informasi,
pilihan medik, analisis audiens berdasarkan kebutuhan dan keinginan etnik dan ras.
5. Menampilkan ilustrasi keterampilan, menggambarkan berbagai jenis keterampilan
untuk memelihara kesehatan, pencegahan, advokasi atau sistem pelayanan kesehatan
kepada masyakarat. Termasuk metode dan teknik yang terampil dalam layanan
kesehatan.
6. Menjawab permintaan terhadap layanan kesehatan, tujuan kita mempelajari
komunikasi kesehatan agar kita dapat mengetahui informasi tentang kesehatan,
layanan kesehatan, dan lain-lain. Dari sini kita dapat menampilkan jawaban yang
tepat- jadi tujuan kita adalah mengetahui dan melakukan analisis kebutuhan.
7. Memperkuat infrastruktur kesehatan masyarakat di masa yang akan datang bagi hasil
yang memuaskan masyarakat umum, misalnya mendapatkan dukungan kolektif dari
public atau organisasi swasta yang difokuskan pada pembaruan kesehatan masyakarat,
membuat strategi investigasi bagi pengeluaran terhadap layanan kesehatan
masyarakat. Investigasi ini dapat ditunjang oleh organisasi swasta dalam mendorong
kebijakan pemerintah tentang kesehatan, pendidikan, rumah yang baik, udara yang
bersih, dan lain-lain.
8. Memperbarui peranan para profesional di bidang kesehatan masyarakat, misalnya
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petugas medism memperkuat
infrastruktur kesehatan, membangun kemitraan, mngembangkan akuntabilitas,
mengembangkan pembuktian atas layanan. Dan membarui komunikasi itu harus
dicapai.
9. Memperbarui kepustakaan tentang komunikasi kesehatan dengan memberikan
informasi kesehatan, apalagi kini kita kekurangan dokumentasi, informasi, buku,
majalah, dan lain-lain, tentang komunikasi kesehatan (copyright© 2004 National
Academy of Sciences. Allright Reserved. Fokus on Health Communication : Placing).

G. MASA DEPAN KOMUNIKASI KESEHATAN

Kini dengan kemajuan teknologi komunikasi maka lahir teknologi multimedia


yang mengakibatkan semakin cepatnya informasi menyebar, termasuk informasi
kesehatan. Sebagai contoh, kini berkembang Health e Communication dimana
komunikasi tentang kesehatan dapat diakses dan disebarluaskan melalui WWW, World
Web Wide. Sebagai contoh :

1. Health e Comunnication adalah suatu jaringan elektronik (internet) yang dibangun


oleh Health Communication Partnership (HCP) dan The communication Initiative.
Jaringan ini berbasis untuk melayani dan mengomentari kelompok luas berjaringan
World Web Wide para praktisi komunikasi kesehatan yang berminat untuk
memberikan masukan penting dalam tahap komunikasi kesehatan. HCP didukung
oleh agensi AS termasuk John Hkins Bloomberg School of Public Health/Center for
Communication Programs and The International HIV/AIDS Aliance and Tulne
University’s School of Public Health and Tropical Medicine.
2. Jaringan HCP yang berkaitan dengan lima intuisi itu bersama-sama menangani tujuan
memperkuat kesehatan masyarakat melalui strategi komunikasi melalui endeatan
stretegi komunikasi, HCP dan mktra kerjanya bekerja untuk menciptakan lingkungan
pendukung individual, keluarga dan komunitas untuk bertindak secara positif bagi
kesehatan mereka dan memberikan advokasi agar mereka dapat mengakses layanan
infromasi yang berkualitas.
3. The Communication Initiative (the CI) adalah mitra untuk mengembangkan
organisasi yang bertujuan untuk mendukung perluasan bagi efektivitas dan intervensi
yang bertujuan untuk mendukung perluasaan bagi efektivitas dan intervensi skala
komunikasi bagi pengembangan internasional yang positif. Ini merupakan strategi
kombinasi dari menyediakan informasi pada waktu yang tepat dan mengembangkan
komunikasi dengan cara berpikir, memfasilitasi antara orang yang membutuhkan
pengembangan isu dan masalah kesehatan.
4. Kemajuan teknologi ternyata membawa akibat hadirnya saluran unik dimana
komunikasi kesehatan dapat dilakukan dengan baik. Inter-active Health
Communication (IHC) adalah area yang kini tumbuh sangat luas. IHC dapat diartikan
sebagai Science Panel on Interactive Communication and Health, atau sebagai
interaksi antara individu – konsumen, pasien, pelayan kesehatan, atau profesional –
dengan teknologi komunikasi sebagai pembagi atau pengalih informasi untuk
memberikan bimbingan dan penyuluhan yang berkaitan dengan isu kesehatan.
5. Beberapa aplikasi yang mengintegrasikan fungsi-fungsi komunikasi kesehatan
tersebut belum termasuk aplikasi modul atau teknologi infrastruktur pembagi
informasi kesehatan seperti :
a. Jaringan informasi kesehatan melalui internet > health websites
b. Kelompok diskusi kesehatan > online chat groups
c. Kelompok pengakses berita layanan kesehatan > listservs abd new groups
d. Warnet > stand-alone kiosks, dan
e. Aplikasi CD-ROM kesehatan, dan lain-lain

Program komunikasi kesehatan disponsori oleh jumlah fitur penting (prevention


1989-1990, Federal Programs and Progress. Pp. 3-7) yang :

1. Berbasis pada consensus keilmuan dan dihubungkan dengan faktor perilaku


beresiko atau faktor terhadap satu atau lebih masalah kesehatan dalam
penduduk yang beresiko tinggi pula.
2. Diambiloo dari variasi perencanaan jaringan kerja
3. Difokuskan pada hasil antara yang dapat diterima dan dimodifikasi sebagai
program yang sudah matang
4. Menggunakan variasi sistem dan jaringan di seminasi informasi
5. Menggunakan saluran ganda, termasuk media sebagaimana untuk aktivitas
pencegahan implementasi dalam suatu kampanye.

6. Health e Communication melayani sumber informasi untuk para praktisi komunikasi


kesehatan yang dirancang dalam suatu perencanaan, penelitian dan evaluasi
dokumentasi adalah proses yang bertnya kepada orang mengenai :

a. Submit the resources the find most usefull


b. Asses the resources other have submitted
c. Share ideas on what works and why
d. Generate and envolving collective perspective around resources, approaches, and
trends in health Communication

7. Kini berkembang luas peluang untuk aplikasi komunikasi kesehatan yang meliputi :

a. Telehealth – adalah aplikasi telekomunikasi dan teknologi computer untuk


memperluas spectrum infromasi mengenai kesehatan masyarakat dan obat-obatan

b. Interactive health comunnication – adalah interaksi antara individu dengan


konsumen, pasien, pemberi layanan kesehatan, atau professional dengan
menggunakan bantuan teknologi komunikasi sebagai alat pembagi informasi atau
menyediakan peralatan agar semua orang dapat mengakses atau mengalihkan
informasi kesehatan atau memberikan bimbingan mengenai isu-isu kesehatan.

c. Comsumer health informatics – interaktif komunikasi kesehatan yang difokuskan


poda konsumen

d. Telemedicine – aplikasi telekomunikasi dan teknologi computer yang secara


khusus melayani klinik.

Media-media baru yang sama-sama digunakan di atas semuanya berpusat pada


computer dengan melibatkan peranan radio dan televisi, kios, warung internet, video,
online service, video conferencing, CD/DVD-ROM,video games, dan berbagai format
layanan lainnya.
Bab 3
Penutup
A. Simpulan
Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan
oleh komunikator melalui saluran/media tertentu pada komunikan dengan
tujuan yang mengarah pada keadaan sehat, baik secara fisik, mental maupun
sosial. Komunikasi itu sendiri adalah pertukaran pesan verbal maupun
nonverbal antara si pengirim.

Dari komunikasi yang baik antara petugas atau pelayan kesehatan


terhadap masyarakat dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah diharapkan
mampu membuat masyarakat tersebut meningkatkan kesadarannya atas suatu
penyakit yang dikampanyekan oleh petugas kesehatan tersebut
Daftar Pustaka

1. AB Syamsuddin,2011,KOMUNIKASI KESEHATAN,Makassar :Jurusan


Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Makassar.
2. Komkes3.blogspot.co.id/2016/03/makalah-komunikasi-kesehatan-1.html

Anda mungkin juga menyukai