Anda di halaman 1dari 7

IV.

Matematika Modern

Dalam buku “Dasar-Dasar Matematika Modern dan Komputer Untuk Guru”, Ruseffendi
mengemukakan bahwa Istilah matematika modern merupakan terjemahan dari bahasa Inggris
“Modern Mathematics”. Dan di Amerika Serikat dikenal dengan nama “New Mathematics”.

Dalam metode matematika modern, guru mengajarkan siswanya dengan cara guru
menempatkan siswa sebagai pusat kegiatan belajar, membantu dan mendorong siswa untuk
belajar, bagaimana menyusun pertanyaan, bagaimana membicarakan dan menemukan jawaban-
jawaban persoalan.

Adapun tujuan dari mengajarkan matematika modern agar siswa dapat belajar
berpartisipasi aktif dan kreatif, yaitu;

1. Agar siswa diberikan kesempatan berfikir bebas

2. Agar siswa diberi kesempatan untuk mencari aturan-aturan, pola-pola dan relasi-relasi
yang mrupakan bagian-bagian yang penting dan pokok dalam matematika modern.
Aturan-aturan, pola-pola dan relasi-relasi ini bukan saja yang ada dan berlaku pada alam
buatan manusia akan tetapi pada alam semesta.

3. Agar siswa memperoleh latihan-latihan keterampilan yang diperlukan.

Dalam pengajaran matematika modern berhasil tidaknya pengajaran ditentukan dengan


beberapa faktor yaitu; a.)menyeleksi murid-murid, karena kemampuan siswa berbeda-beda
meskipun umurnya sama, b.) kurikulum yang baik, c.) cara mengajar, karena guru merupakan
faktor yang sangat menentukan keberhasilan siswa selain menguasai metode mengajar guru juga
harus memiliki penguasaan yang luas dalam bidangnya, d.) bimbingan dan penyuluhan yang
lebih baik, dan e.) evaluasi hasil belajar yang lebih baik.

V. Karakteristik Matematika Modern


Menurut (Max A Sobel dan Evan M. Maletsky, 2003: 255) meskipun diberi nama
”matematika modern”, tetapi isi dari materi pelajaran ini akan lebih baik jika digambarkan
dengan tiga kategori sebagai berikut :

1. Menurunkan matematika. Banyak materi pelajaran dari SMSG seperti materi pada
program tradisional tetapi diajarkan pada tingkat yang lebih awal. Misalnya
trigonomtri dan geomeri ruang pada program tradisional selalu diajarkan pada
tingkat dua belas. Dalam pelajaran program yang baru trigonometri dimasukkan
pada pelajaran aljabar tahumn kedua, dan geometri ruang diajarkan bersama-sama
geometri bidang. Banyak topik tentang aljabar elementer diturunkan di Kelas VII
dan VIII dan topik-topik sepeti bilangan bertanda dapat ditemui dalam program
matematika ditingkat dasar.

2. Cara pandang baru. Topik-topik tradisional diperlakukan dengan cara pandang


yang berbeda untuk memberi tekanan pada arti dan pemahaman. Sebagai contoh
memahami mengapa seseorang harus “menginversi dan mengalikan” ketika
membagi dengan pecahan. Konsep tenatang himpunan dipakai untuk menyatukan
tema-tema dalam aljabar dan geometri. Prinsip-prinsip dasar seperti sifat-sifat
komutatif, assosiatif, dan distributive diberi tekanan.

3. Matematika modern. Topik-topik tertentu seperti basis hitungan, aritmetika


modula, dan geometri non metrik, yang sebelumnya tidak dimuat dalam program
tradisional, dimasukkan kedalam kurikulum yang baru.

Selain karakteristik matematika modern diatas adapula karakteristik matematika modern


yang dituliskan pada buku Strategi Belajar Mengajar Matematika (Erman Suherman dan Udin S.
Winataputra, 1992/1993: 201) yang menuliskan bahwa matematika modern memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:

1. Menekankan pada pengertian dan penemuan.

Lebih jauh dikatakan oleh Usiskin, bahwa matematika modern mengandung penemuan, logika
yang akurat, membedakan bilangan dari lambang bi;langan atau angka. Semua ciri-ciri ini adalah
ciri khas dari pengajaran matematika proyek UICSM, dan bukan pengajaran matematika
tradsisional.

2. Matematika Modern memuat materi baru.

Terdapat beberapa topik baru yang sebelumnya tidak terdapat didalam kurikulum
matematika tradisional. Diantara topik-topik tersebut adalah bilangan dasar nol desimal,
aritmetika jam atau modular, teori himpunan, sruktur aljabar atau alajabar abstrak, loigika
matematika, aljabar Boole, statistika, probabilitas (teori kemungkinan), dan topologi.

Materi-matei baru ini ada yang diberikan sebagai ilmu, namun ada juga merupakan
pengikat atau pemersatu topik-topik matematika. Misalnya himpunan merupakan landasan topik-
topik matematika lain seperti aljabar, geometri, sehingga himpunan merupkana materi yang
digunakan dalam seluruh cabang pelajaran matematika.

3. Pendekatan materi dalam matematika modern adalah matematika deduktif.

Dalam kurikulum matematika Amerika Serikat, seperti juga halnya kurikulum kita sekitar
tahun 1975, geometri yang diajarkan merupakan geometri deduktif, sedangkan aritmetika dan
aljabar tidak diberikan secara deduktif. Berbeda dengan matematika tradisional, dalam
matematika modern pendekatan deduktif ini tidak saja dalam geometri, namun juga dalam
aritmetikan dan aljabar. Geometri yang sudah ada (dalam matematika modern), dimodifikasi,
sehingga menjadi geometri modern meskipun pendekatan dari ketiga cabang matematika ini
diberikan secara deuktif, namun pelajaran matematika yang deberika kepada anak usia dini
madsih tetap menggunakan pendekatan induktif.

Dalam matematika, pendekatan dedukitif merupakan pendekatan penyajian materi dari


materi yang sifatnya umum menuju materi yang sifatnya khusus. Pendekatan induktif merupakan
pendekatan dari hal-hal yang bersifat khusus menuju hal-hal yang bersifat umum.

4. Dalam matematika modern ketepatan bahasa sangat diperhatikan.

Dalam matematika modern, istilah “sama“ dibedakan dari “kongruen” contohnya: “sebuah
segitiga sama sisi mempunyai tiga sisi yang sama”, dalam matematika modern adalah: ”sebuah
segitiga mempunyai tiga sisi yang kongruen”. Istilah lainnya yang perlu ditertibkan misalnya
“luas daerah”. Dalam matematika lama (berhitung) luas daerah sering dikatakan “luas segitiga”.
Yang lebih tepat adalah luas daerah segitiga.

Istilah bilangan dan ambang bilangan juga mendapat pengetatan. Misalnya, salah bila dikatakana
ia menulis sebuah bilangan yang benar adalah: ia menulis sebuah lambang bilangan.

Dalam hal lainnya terdapat dua kekhususan. Misalnya untuk menyatakan himpunan digunakan
kurung kurawal. Tidak umum bila digunakan kurung kecil atau kurung biasa atau kurung siku,
seperti pemisahan antara anggotanya juga digunakan koma, bukan titik koma atau titik.

5. Matematika modern sangat menekankan pada struktur.

Ini terlihat dengan adanya pendalaman struktru alajabar yang memuat sifat-sifat
komutatif, assosiatif, unsur satuan, unsur invers, unsur komplemen, operasi uner, operasi biner,
dan operasi invers. Materi-materi ini termuat dalam penjelasan topik-topik seperti ring, integral
domain, group dan field (lapangan).

Meskipun banyak orang suka mengatakan bahwa matematika modern 1960-an tidak lagi
ada namun fakata menunjukkan bahwa banyak topik-topik baru telah mengurangi tekanan yang
diberikan murid-murid pada program kontemporer. Materi pelajaran yang digambarkan sebagai
matematika “yang diturunkan” dan matematika tradisional tetap merupakan bagian darai
progranm yang paling modern.

Proses pengembangan ide dan konsep matematika yang diawali dengan pengalaman siswa yang
didapat dari dunia real oleh Lange (1987) disebut sebagai matematisasi konsepsi. Istilah
matematisasi dalam tulisan ini siswa-siswa berusaha menemukan dan mengidentifikasi suatu
masalah yang dikembangkan dari situasi real dan menyelesaikan dengan caranya msing-masing.
Proses matematisasi selalu berjalan seiring dengan tindakan refleksi. Gofree (1985) menyebut
proses matematisasi konsepsi sebagai matematisasi horizontal dan matematisasi vertical. Pada
matematisasi horizontal merujuk kapada matematisasi masalah yang berlatar pada masalah biasa
yang pernah ditemui dalam lingkungan hidupnya sehari-hari, dan matematisasi vertical
merupakan matematisasi persoalan matematika abstrak.
VI. Kelebihan Matematika Modern Dibandingkan dnegan Matematika
Tradisional pada Zamannya.

Matematika modern memiliki beberapa keunggulan daripada matematika tradisional


dalam proses belajar mengajar dikleas, Perbedaan matematika modern dengan matematika
tradisional yaitu;

1. matematika modern lebih mengutamakan pengertian kepada keterampilan


berhitung dan hapalan,

2. dasar dari matematika modern adalah teori himpunan,

3. matematika modern lebih mengutamakan penggunaan bahasa dan istilah yang


lebih tepat,

4. matematika modern menggunakan konsep baru,

5. matematika modern menekankan kepada mempelajari struktur matematika secara


keseluruhan, dan

6. metode mengajar yang digunakan adalah metode modern.

VII. Kelemahan Matematika Modern

Matematika modern banyak ditentang oleh beberapa ahli matematika. Diantara penentang itu
misalnya adalah Prof. Moris Kline, yang dengan tegas mengatakan bahwa matematika modern
pada dasarnya memiliki banyak kelemahan-kelemahan, misalnya:

1. Matematika modern (New Math) terlampau deduktif, maksudnya adalah bahwa


dalam struktur atau sistematika, matematika modern terlalu banyak yang diawali
dengan aksioma atau postulat atau aturan yang bersifat yang kemudian diambil
contoh-contoh dan soal-soalnya.

2. Matematika modern kurang bersifat kongkret. Siswa sulit memahaminya klarena


siswa pada umumnya memerlukan konsep yang dapat ditarik pada dua kongkret.
3. Matematika modern dianggap kurang ada hubungan dengan bidang studi yang
lain. Bagaimana penerapan matematika pada ilmu-ilmu lain kurang mendapat
perhatian. Akibatnya tidak mengetahui bagaimana kedudukan antara matematika
dengan bidang studi lain.

4. Kline juga menyebutkan bahwa matematika modern terlalu banyak mengandung


topik-topik yang kurang berfaedah, misalnya topik sistem bilangan kurang ada
gunannya.

5. Masalah lain seperti juga dialami oleh masyarakat di negara kita adalah adanya
keluhan yang muncul dari pihak keluarga. Mereka hampir sepakat berpendapat
bahwa mereka tak mampu memberi bantuan dalam hal belajar matematika pada
anak-anaknya, karena apa yang sedang dipelajari anaknya itu sama sekali tidak
dikenal oleh mereka dan tak pernah mereka temui disepanjang saat-saat belajar
disepanjang sekolah.

6. Matematika modern nampaknya sangat membantu bagi anak yang tergolong


pandai sedangkan untuk anak-anak yang lemah semakin terseret dan amat lemah
dalam kemampuan berhitung. Keadaan ini mengakibatkan munculnya ketidak
seimbangan antara penemuan, struktur, bahasa atau notasi yang akurat disatu
pihak dengan keterampilan dasar dipihak lain.

7. Pengajaran matematika modern dinilai kurang memperhatikan kemampuan dasar,


khususnya dalam operasi hitung pada aritmetika, sebagai akibat terlalu
berorientasi pada struktur, analisis, dan kealuratan notasi dan bahasa. Misalnya
seorang anak mengerti bahwa 9 x 8 = 8 x9 (sifat komutatif pada perkalian) tetapi
bila ditanya berapa hasli kali dari 9 x 8 anak tersebut tidak tahu. Hal-hal seperti
ini jangan sampai terjadi.

Beberapa masalah dari matematika modern adalah masalah topik-topik dan masalah
metodologi, masalah-masalah tersebut sebagai berikut:
2. Masalah topik-topik, dalam matematika modern untuk sekolah dasar hingga sekolah
menengah terdapat topik-topik baru yang pada matematika tradisional tidak ada (kurang
mendapat) penekanan. Padahal, topik-topik tersebut merupakan topik-topik baru di
sekolah dasar dan sekolah menengah, sehingga orang mengambil kesimpulan bahwa
matematika yang diberikan tersebut adalah matematika baru.

3. Masalah metodologi, dalam mengajar seorang guru membutuhkan metodologi modern


karena selain itu guru juga harus memperhatikan minat siswa, kemampuan siswa, dan
metode siswa menemukan sendiri

Anda mungkin juga menyukai