Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mutiara Nafisha Putri

NIM : 14020119140169

TUGAS PO MINGGU KE-13

BUDAYA ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau system keyakinan, nilai-nilai dan
norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi
anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Pokok
penyelesaian masalah-masalah eksternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara
konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada anggota-anggota baru
diselesaikan dengan budaya organisasi sebagai cara yang tepat untuk memahami,
memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah. Budaya organisasi merupakan
serangkaian nilai, norma yang berlaku dalam suatu organisasi dan menjadi pedoman perilaku
bagi seluruh anggotanya.

Berbagai macam jenis pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan, tentunya


membutuhkan kriteria yang jelas, karena masing-masing jenis pekerjaan mempunyai standart
yang berbeda-beda tentang pencapaian hasilnya, makin rumit jenis pekerjaannya, maka
standar operating procedure yang ditetapkan akan menjadi syarat mutlak yang harus
dipatuhi. Pemimpin yang berhasil adalah mereka yang mampu melihat SDM sebagai asset
yang harus dikelola sesuai dengan kebutuhan organisasi, hal ini akan membuat organisasi
lebih kompetitif. Setiap organisasi perlu membangun SDM yang profesional dan
berkompetisi tinggi yang akan menjadi pusat keunggulan organisasi sekaligus sebagai
pendukung daya saing perusahaan. Oleh karena itu SDM dalam suatu organisasi harus
dikelola dengan baik agar dapat tercipta keseimbangan antara kebutuhan karyawan dan
tuntutan organisasi. Kesimbangan antara karyawan dan organisasi adalah kunci utama bagi
organisasi agar dapat maju dan berkembang diantara organisasi lain.

Budaya organisasi mencerminkan spesifikasi dan karakter suatu organisasi. Budaya


perusahaan tersebut menjadi milik dan pedoman bagi seluruh lapisan individu yang ada pada
suatu organisasi dalam menjalankan tugasnya. Budaya yang kuat serta pengelolaan SDM
yang baik merupakan alat untuk berkompetisi dengan pesaing dalam suatu organisasi. Hasil
dari suatu budaya yang kuat adalah budaya tersebut akan meningkatkan perilaku yang
konsisten yang dapat menciptakan keefektifan organisasi yang dipengaruhi oleh kinerja
karyawan. Jika budaya suatu organisasi tidak memberikan hal yang positif bagi organisasi
maka hasil yang akan dicapai atau kinerja organisasi akan buruk, karena budaya perusahaan
menginformasikan kepada karyawan tentang bagaimana perilaku karyawan yang semestinya.

Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas
yang diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Penekanan kinerja dapat
bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, juga dapat pada tingkatan individu,
kelompok ataupun organisasi. Keberhasilan atau peningkatan kinerja karyawan hampir selalu
dikaitkan dengan budaya yang kuat memiliki dampak yang lebih besar terhadap sikap
karyawan. Semakin banyak anggota organisasi yang menerima nilai-nilai inti dan semakin
besar komitmen karyawan terhadap nilai-nilai tersebut, maka makin kuat suatu budaya.
Budaya yang kuat jelas akan memiliki pengaruh yang besar dalam sikap organisasi
dibandingkan dengan budaya yang lemah. Suatu budaya yang kuat akan memperlihatkan
kesepakatan yang tinggi mengenai tujuan organisasi diantara anggotanya. Kebulatan suara
terhadap tujuan akan membentuk keterikatan, kesetiaan dan komitmen organisasi. Dengan
begitu akan mempengaruhi kinerja karyawan dalam mencapai tujuan organisasi.

Budaya disiplin, jujur dan bertanggungjawab harus terus ditingkatkan dalam suatu
organisasi karena masih ada karyawan yang tidak datang tepat waktu baik dalam hal masuk
kerja, istirahat maupun jam pulang. Dalam hal kejujuran dan akuntabilitas perlu ditingkatkan
agar karyawan tidak saling melempar tanggung jawab tugasnya. Upaya-upaya peningkatan
kinerja kauryawan dapat dilakukan pemimpin dengan perbaikan kesejahteraan, jenjang karir
serta sarana kerja yang memiliki pengaruh terhadap lingkungan organisasi. Budaya organisasi
dapat ditransformasikan kepada para pegawai dengan berbagai cara, di antaranya adalah:

1. Cerita, Pendongeng organisasi dalam hal ini kalangan eksekutif senior menjelaskan
warisan perusahaan dan menampilkan cerita sebagai wujud yang telah melakukan
sesuatu. Hal ini biasanya menceritakan tentang sejarah dan perkembangan BMT dari
tahun ke tahun.
2. Ritual, Setiap organisasi biasanya memiliki corak ritual sendiri-sendiri, dan terkadang
sudah mengakar serta menjadi bagian hidup suatu organisasi. Kegiatan yang
mengekspresikan serta meneguhkan nilai-nilai utama organisasi seperti halnya
kegiatan keagamaan yang sudah mengakar dan menjadi suatu kebiasaan bagi anggota
pegawai.
3. Simbol/lambang materi, Seperti pakaian/seragam pegawai, tata letak kantor, dan
atribut fisik lainnya yang dapat diamati merupakan unsur penting budaya organisasi.
4. Bahasa, Banyak organisasi dan unit di dalam organisasi yang memakai bahasa sebagai
cara untuk mengidentifikasi budaya.

Perilaku yang ditunjukkan dalam inovasi dan pengambila resiko adalah perusahaan
memberikan kesempatan yang sedikit untuk karyawan melakukan inovasi dalam pekerjaan
yang beresiko. Poin ini merupakan aplikasi dari strive for excellence.Untuk menghindari
resiko yang besar, sebagian besar karyawan memiliki kapasitas mengambil keputusan sesuai
dengan jabatan yang dimiliki dalam melakukan inovasi. Setiap improvisasi dalam bekerja
harus dikonsultasikan kepada pimpinan dari masingmasing bagian. Karyawan juga harus
diberikan kebebasan untuk berinovasi dalam melakukan pekerjaan guna meningkatkan
kualitas pekerjaan dan meningkatkan stabilitas pencapaian perusahaan. Insiatif dan kreatifitas
ditunjukkan melalui penyelesaian pekerjaan yang tanpa dorongan orang lain atau kehendak
sendiri dan senantiasa membuat sesuatu yang berbeda. Kondisi ini ditunjukkan atas
kesanggupan karyawan dalam berpikir cukup terbuka dan memiliki keinginan yang tinggi
untuk menyalurkan ide atau gagasan yang berbeda dan berkualitas terhadap perusahaan.

Setiap keputusan yang ditempuh oleh perusahaan terkait penanganan masalah


perusahaan memang disampaikan secara langsung kepada karyawan ketika jam briefing dan
evaluasi kerja. Hal ini dilakukan agar karyawan mewaspadai supaya persoalan yang sama
tidak terulang kembali. Akan tetapi, karyawan tidak ikut serta dalam proses perancanaan
langkah yang akan ditempuh, karena perusahaan menganggap bahwa musyawarah akan
membutuhkan waktu yang lebih lama, dan dibandingkan bermusyawarah perusahaan memilih
berkonsultasi dengan pakar hukum. Hal ini dilakukan untuk memastikan dan mengontrol
aktivitas karyawan agar tetap bekerja sesuai dengan bidang masing-masing.

Kemampuan dalam bekerja dengan cukup teliti, untuk kinerja secara kualitas
ditunjukkan dengan kemampuan yang tinggi dari karyawan dalam bekerja sesuai dengan
standar kualitas yang ditetapkan. Dalam bekerja, karyawan berpedoman pada kualitas kerja
dan produk yang ditetapkan. Ketercapaian visi dan misi menjadi standar utama yang harus
dikuasai dan dipenuhi oleh karyawan. Sehingga, aktivitas pekerjaan yang dilakukan oleh
karyawan memiliki kesesuaian yang baik dengan standar kualitas perusahaan. Secara
kuantitas, karyawan memiliki kondisi pikiran yang jernih, tenang, dan kreatif yang membuat
karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Perilaku budaya organisasi yang meliputi inovasi dan pengambilan resiko, perhatian
ke hal yang detail, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim, keagresifan dan
kemantapan/stabilitas mampu mendukung perilaku dorongan mencapai tujuan, semangat
kerja, inisiasi dan kreatifitas, dan rasa tanggung jawab. Penerapan budaya organisasi
berkontribusi pada peningkatan motivasi kerja juga berdampak pada kinerja karyawan
sendiri. Karyawan yang sudah memiliki budaya organisasi yang tinggi akan termotivasi
dalam bekerja, imbasnya, mereka mampu menunjukkan performa dan hasil kerja yang sesuai
dengan standar yang ditentukan perusahaan.Dampak yang ditunjukkan juga positif, artinya
peningkatan satu satuan dari masing-masing variabel dapat mengantarkan peningkatan pada
variabel lainnya.

Perusahaan atau organisasi harus mampu menfasilitasi pelaksanaan program atau


pelatihan yang mendorong karyawan berinovasi dalam bekerja, namun minim resiko atau
kontrol emosi dalam menghadapi resiko diluar kendali mereka. Selain itu, keterlibatan
karyawan dalam forum diskusi yang membahas penangan masalah juga diperlukan, selian
karyawan dapat melatih kepekaan karyawan dalam menemukan solusi, hal ini juga dapat
membuat karyawan merasa berkontribusi kepada keberlangsungan perusahaan. Sehingga,
penerapan budaya organisasi dapat bergerak menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai