NIM : 14020119140169
Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau system keyakinan, nilai-nilai dan
norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi
anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Pokok
penyelesaian masalah-masalah eksternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara
konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada anggota-anggota baru
diselesaikan dengan budaya organisasi sebagai cara yang tepat untuk memahami,
memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah. Budaya organisasi merupakan
serangkaian nilai, norma yang berlaku dalam suatu organisasi dan menjadi pedoman perilaku
bagi seluruh anggotanya.
Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas
yang diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Penekanan kinerja dapat
bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, juga dapat pada tingkatan individu,
kelompok ataupun organisasi. Keberhasilan atau peningkatan kinerja karyawan hampir selalu
dikaitkan dengan budaya yang kuat memiliki dampak yang lebih besar terhadap sikap
karyawan. Semakin banyak anggota organisasi yang menerima nilai-nilai inti dan semakin
besar komitmen karyawan terhadap nilai-nilai tersebut, maka makin kuat suatu budaya.
Budaya yang kuat jelas akan memiliki pengaruh yang besar dalam sikap organisasi
dibandingkan dengan budaya yang lemah. Suatu budaya yang kuat akan memperlihatkan
kesepakatan yang tinggi mengenai tujuan organisasi diantara anggotanya. Kebulatan suara
terhadap tujuan akan membentuk keterikatan, kesetiaan dan komitmen organisasi. Dengan
begitu akan mempengaruhi kinerja karyawan dalam mencapai tujuan organisasi.
Budaya disiplin, jujur dan bertanggungjawab harus terus ditingkatkan dalam suatu
organisasi karena masih ada karyawan yang tidak datang tepat waktu baik dalam hal masuk
kerja, istirahat maupun jam pulang. Dalam hal kejujuran dan akuntabilitas perlu ditingkatkan
agar karyawan tidak saling melempar tanggung jawab tugasnya. Upaya-upaya peningkatan
kinerja kauryawan dapat dilakukan pemimpin dengan perbaikan kesejahteraan, jenjang karir
serta sarana kerja yang memiliki pengaruh terhadap lingkungan organisasi. Budaya organisasi
dapat ditransformasikan kepada para pegawai dengan berbagai cara, di antaranya adalah:
1. Cerita, Pendongeng organisasi dalam hal ini kalangan eksekutif senior menjelaskan
warisan perusahaan dan menampilkan cerita sebagai wujud yang telah melakukan
sesuatu. Hal ini biasanya menceritakan tentang sejarah dan perkembangan BMT dari
tahun ke tahun.
2. Ritual, Setiap organisasi biasanya memiliki corak ritual sendiri-sendiri, dan terkadang
sudah mengakar serta menjadi bagian hidup suatu organisasi. Kegiatan yang
mengekspresikan serta meneguhkan nilai-nilai utama organisasi seperti halnya
kegiatan keagamaan yang sudah mengakar dan menjadi suatu kebiasaan bagi anggota
pegawai.
3. Simbol/lambang materi, Seperti pakaian/seragam pegawai, tata letak kantor, dan
atribut fisik lainnya yang dapat diamati merupakan unsur penting budaya organisasi.
4. Bahasa, Banyak organisasi dan unit di dalam organisasi yang memakai bahasa sebagai
cara untuk mengidentifikasi budaya.
Perilaku yang ditunjukkan dalam inovasi dan pengambila resiko adalah perusahaan
memberikan kesempatan yang sedikit untuk karyawan melakukan inovasi dalam pekerjaan
yang beresiko. Poin ini merupakan aplikasi dari strive for excellence.Untuk menghindari
resiko yang besar, sebagian besar karyawan memiliki kapasitas mengambil keputusan sesuai
dengan jabatan yang dimiliki dalam melakukan inovasi. Setiap improvisasi dalam bekerja
harus dikonsultasikan kepada pimpinan dari masingmasing bagian. Karyawan juga harus
diberikan kebebasan untuk berinovasi dalam melakukan pekerjaan guna meningkatkan
kualitas pekerjaan dan meningkatkan stabilitas pencapaian perusahaan. Insiatif dan kreatifitas
ditunjukkan melalui penyelesaian pekerjaan yang tanpa dorongan orang lain atau kehendak
sendiri dan senantiasa membuat sesuatu yang berbeda. Kondisi ini ditunjukkan atas
kesanggupan karyawan dalam berpikir cukup terbuka dan memiliki keinginan yang tinggi
untuk menyalurkan ide atau gagasan yang berbeda dan berkualitas terhadap perusahaan.
Kemampuan dalam bekerja dengan cukup teliti, untuk kinerja secara kualitas
ditunjukkan dengan kemampuan yang tinggi dari karyawan dalam bekerja sesuai dengan
standar kualitas yang ditetapkan. Dalam bekerja, karyawan berpedoman pada kualitas kerja
dan produk yang ditetapkan. Ketercapaian visi dan misi menjadi standar utama yang harus
dikuasai dan dipenuhi oleh karyawan. Sehingga, aktivitas pekerjaan yang dilakukan oleh
karyawan memiliki kesesuaian yang baik dengan standar kualitas perusahaan. Secara
kuantitas, karyawan memiliki kondisi pikiran yang jernih, tenang, dan kreatif yang membuat
karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Perilaku budaya organisasi yang meliputi inovasi dan pengambilan resiko, perhatian
ke hal yang detail, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim, keagresifan dan
kemantapan/stabilitas mampu mendukung perilaku dorongan mencapai tujuan, semangat
kerja, inisiasi dan kreatifitas, dan rasa tanggung jawab. Penerapan budaya organisasi
berkontribusi pada peningkatan motivasi kerja juga berdampak pada kinerja karyawan
sendiri. Karyawan yang sudah memiliki budaya organisasi yang tinggi akan termotivasi
dalam bekerja, imbasnya, mereka mampu menunjukkan performa dan hasil kerja yang sesuai
dengan standar yang ditentukan perusahaan.Dampak yang ditunjukkan juga positif, artinya
peningkatan satu satuan dari masing-masing variabel dapat mengantarkan peningkatan pada
variabel lainnya.