Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A DENGAN DIAGNOSA
STROKE DI RUANG M.HATTA RS.PROKLAMASI
Di Susun oleh :
Yanti Rosmiyanti ,S.Kep
12192025
LAPORAN PENDAHULUAN
STROKE HEMORAGIK
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Angiografi cerebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti
perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber
perdarahan seperti aneurism atau malformasi vaskular.
b. Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal
menunjukkan adanya hemoragi pada subarakhnoid atau perdarahan pada
intrakranial.
c. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya
secara pasti.
d. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar
terjadinya perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami
lesi dan infark akibat dari hemoragik.
e. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak
dari jaringan yang infrak sehingga menurunnya impuls listrik dalam
jaringan otak.
B. Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragik
1. Pengkajian
a. Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif:
- Kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau
paralisis.
- Mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )
Data obyektif:
- Perubahan tingkat kesadaran
- Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis ( hemiplegia ) ,
kelemahan umum.
- Gangguan penglihatan
b. Sirkulasi
Data Subyektif:
- Riwayat penyakit jantung ( penyakit katup jantung, disritmia, gagal
jantung , endokarditis bacterial ), polisitemia.
Data obyektif:
- Hipertensi arterial
- Disritmia, perubahan EKG
- Pulsasi : kemungkinan bervariasi
- Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal
c. Integritas ego
Data Subyektif:
- Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
Data obyektif:
- Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesedihan , kegembiraan
- Kesulitan berekspresi diri
d. Eliminasi
Data Subyektif:
- Inkontinensia, anuria
- Distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak adanya suara
usus ( ileus paralitik )
e. Makan/ minum
Data Subyektif:
- Nafsu makan hilang
- Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK
- Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia
- Riwayat DM, peningkatan lemak dalam darah
Data obyektif:
- Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring )
- Obesitas ( faktor resiko )
f. Sensori neural
Data Subyektif:
- Pusing / syncope ( sebelum CVA / sementara selama TIA )
- Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub
arachnoid.
- Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti
lumpuh/mati
- Penglihatan berkurang
- Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan
pada muka ipsilateral ( sisi yang sama )
- Gangguan rasa pengecapan dan penciuman
Data obyektif:
- Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan ,
gangguan tingkah laku (seperti: letargi, apatis, menyerang) dan
gangguan fungsi kognitif
- Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis
stroke, genggaman tangan tidak seimbang, berkurangnya reflek tendon
dalam ( kontralateral )
- Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )
- Afasia ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan
ekspresif/ kesulitan berkata-kata, reseptif / kesulitan berkata-kata
komprehensif, global / kombinasi dari keduanya.
- Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli
taktil
- Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik
- Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi
ipsi lateral
g. Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:
- Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya
Data Obyektif:
- Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial
h. Respirasi
Data Subyektif:
- Perokok ( faktor resiko )
Tanda:
- Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas
- Timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur
- Suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
i. Keamanan
Data Obyektif:
- Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan
- Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek,
hilang kewaspadaan terhadap bagian tubuh yang sakit
- Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah
dikenali
- Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi
suhu tubuh
- Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan,
berkurang kesadaran diri
j. Interaksi sosial
Data Obyektif:
- Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi
k. Pengajaran / pembelajaran
Data Subjektif :
- Riwayat hipertensi keluarga, stroke
- Penggunaan kontrasepsi oral
l. Pertimbangan rencana pulang
- Menentukan regimen medikasi / penanganan terapi
- Bantuan untuk transportasi, shoping , menyiapkan makanan ,
perawatan diri dan pekerjaan rumah
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran darah
ke otak terhambat
b. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke
otak
c. Defisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting berhubungan
kerusakan neurovaskuler
d. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler
e. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik
f. Resiko Aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran
g. Resiko injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran
h. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan kesadaran.
3. Rencana Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Monitorang neurologis
Perfusi jaringan tindakan keperawatan 1. Monitor ukuran,
serebral b.d aliran selama 3 x 24 jam, kesimetrisan, reaksi dan
darah ke otak diharapkan suplai bentuk pupil
terhambat. aliran darah keotak 2. Monitor tingkat
lancar dengan kriteria kesadaran klien
hasil: 3. Monitir tanda-tanda vital
- Nyeri kepala / 4. Monitor keluhan nyeri
vertigo berkurang kepala, mual, muntah
sampai de-ngan hilang 5. Monitor respon klien
- Berfungsinya terhadap pengobatan
saraf dengan baik 6. Hindari aktivitas jika TIK
- Tanda-tanda meningkat
vital stabil 7. Observasi kondisi fisik
klien
Terapi oksigen
1. Bersihkan jalan nafas
dari sekret
2. Pertahankan jalan nafas
tetap efektif
3. Berikan oksigen sesuai
intruksi
4. Monitor aliran oksigen,
kanul oksigen dan sistem
humidifier
5. Beri penjelasan kepada
klien tentang pentingnya
pemberian oksigen
6. Observasi tanda-tanda
hipo-ventilasi
7. Monitor respon klien
terhadap pemberian oksigen
8. Anjurkan klien untuk
tetap memakai oksigen
selama aktifitas dan tidur
2 Kerusakan Setelah dilakukan 1. Libatkan keluarga untuk
komunikasi verbal tindakan keperawatan membantu memahami /
b.d penurunan selama 3 x 24 jam, memahamkan informasi dari /
sirkulasi ke otak diharapkan klien ke klien
mampu untuk 2. Dengarkan setiap
berkomunikasi lagi ucapan klien dengan penuh
dengan kriteria hasil: perhatian
- dapat 3. Gunakan kata-kata
menjawab pertanyaan sederhana dan pendek dalam
yang diajukan perawat komunikasi dengan klien
- dapat mengerti 4. Dorong klien untuk
dan memahami pesan- mengulang kata-kata
pesan melalui gambar 5. Berikan arahan / perintah
- dapat yang sederhana setiap
mengekspresikan interaksi dengan klien
perasaannya secara 6. Programkan speech-
verbal maupun language teraphy
nonverbal 7. Lakukan speech-
language teraphy setiap
interaksi dengan klien
3 Defisit perawatan Setelah dilakukan 1 Kaji kamampuan klien
diri; tindakan keperawatan untuk perawatan diri
mandi,berpakaian, selama 3x 24 jam, 2 Pantau kebutuhan klien
makan, diharapkan kebutuhan untuk alat-alat bantu dalam
mandiri klien makan, mandi, berpakaian
terpenuhi, dengan dan toileting
kriteria hasil: 3 Berikan bantuan pada
- Klien dapat klien hingga klien
makan dengan sepenuhnya bisa mandiri
bantuan orang lain / 4 Berikan dukungan pada
mandiri klien untuk menunjukkan
- Klien dapat aktivitas normal sesuai
mandi de-ngan kemampuannya
bantuan orang lain 5 Libatkan keluarga dalam
- Klien dapat pemenuhan kebutuhan
memakai pakaian perawatan diri klien
dengan bantuan orang
lain / mandiri
- Klien dapat
toileting dengan
bantuan alat
4 Kerusakan Setelah dilakukan 1 Ajarkan klien untuk
mobilitas fisik b.d tindakan keperawatan latihan rentang gerak aktif
kerusakan selama 3x24 jam, pada sisi ekstrimitas yang
neurovas-kuler diharapkan klien dapat sehat
melakukan pergerakan 2 Ajarkan rentang gerak
fisik dengan kriteria pasif pada sisi ekstrimitas
hasil : yang parese / plegi dalam
- Tidak terjadi toleransi nyeri
kontraktur otot dan 3 Topang ekstrimitas
footdrop dengan bantal untuk
- Pasien mencegah atau mangurangi
berpartisipasi dalam bengkak
program latihan 4 Ajarkan ambulasi sesuai
- Pasien dengan tahapan dan
mencapai kemampuan klien
keseimbangan saat 5 Motivasi klien untuk
duduk melakukan latihan sendi
- Pasien mampu seperti yang disarankan
menggunakan sisi 6 Libatkan keluarga untuk
tubuh yang tidak sakit membantu klien latihan sendi
untuk kompensasi
hilangnya fungsi pada
sisi yang parese/plegi
5 Resiko kerusakan Setelah dilakukan 1 Beri penjelasan pada
integritas kulit b.d tindakan perawatan klien tentang: resiko adanya
immobilisasi fisik selama 3 x 24 jam, luka tekan, tanda dan gejala
diharapkan pasien luka tekan, tindakan
mampu mengetahui pencegahan agar tidak terjadi
dan mengontrol resiko luka tekan)
dengan kriteria hasil : 2 Berikan masase
- Klien mampu sederhana
menge-nali tanda dan - Ciptakan lingkungan
gejala adanya resiko yang nyaman
luka tekan - Gunakan lotion,
- Klien mampu minyak atau bedak untuk
berpartisi-pasi dalam pelicin
pencegahan resiko - Lakukan masase
luka tekan (masase secara teratur
sederhana, alih ba- - Anjurkan klien untuk
ring, manajemen rileks selama masase
nutrisi, manajemen - Jangan masase pada
tekanan). area kemerahan utk
menghindari kerusakan
kapiler
- Evaluasi respon klien
terhadap masase
3 Lakukan alih baring
- Ubah posisi klien
setiap 30 menit- 2 jam
- Pertahankan tempat
tidur sedatar mungkin untuk
mengurangi kekuatan
geseran
- Batasi posisi semi
fowler hanya 30 menit
- Observasi area yang
tertekan (telinga, mata kaki,
sakrum, skrotum, siku,
ischium, skapula)
4 Berikan manajemen
nutrisi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi
- Monitor intake nutrisi
- Tingkatkan masukan
protein dan karbohidrat untuk
memelihara ke-seimbangan
nitrogen positif
5 Berikan manajemen
tekanan
- Monitor kulit adanya
kemerahan dan pecah-pecah
- Beri pelembab pada
kulit yang kering dan pecah-
pecah
- Jaga sprei dalam
keadaan bersih dan kering
- Monitor aktivitas dan
mobilitas klien
- Beri bedak atau
kamper spritus pada area
yang tertekan
-
Nama Pengkaji
: M.Maryati Yuningsih
Tanggal Pengkajian
: 21 September 2020
Ruang Pengkajian
: Stroke Unit
Jam
: 14.00
A. BIODATA PASIEN
Nama
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaaan
Usia
Status Pernikahan
No RM
Diagnosa Medis
Tanggal Masuk RS
Alamat
: Tn. A
: Laki-laki
: SLTP
: Buruh
: 53 tahun 1 bulan 12 hari
: Menikah
: 378802
:Penurunan Kesadaran e.x Stroke Pis (Hemorage)
: 21 September 2020
: Kp. Cibentar Rt 20 Rw 05 Sukatani Purwakarta
Nama : Tn S
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Buruh
Hubungan dengan Klien: Anak
Alamat : Kp. Cibentar Rt 20 Rw 05 Sukatani Purwakarta
C. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway :
a. Tidak terdapat sumbatan jalan napas / benda asing, tidak terdapat bronkospasme, tidak terdapat darah,
tidak terdapat sputum / lendir
D. PENGKAJIAN SEKUNDER
a. Keluhan utama
Klien dibawa ke IGD pada tanggal 21 September 2020 pukul 08.00 WIB dengan keluhan
pusing nyeri kepala 4 hari sebelum masuk Rumah Sakit, pasien mengalami penurunan kesadaran
(cenderung tidur), dan anggota gerak sebelah kanan mengalami kelemahan (motorik:
c. Pengobatan terakhir.
Klien memiliki hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, klien tidak mengkonsumsi obat, hanya mengkonsumsi
tumbuh – tumbuhan herbal untuk mengurangi hipertensinya
d. Pengalaman pembedahan
Klien belum pernah mengalami pembedahan
E. PENGKAJIAN BIOLOGIS
a. KU pasien
Keadaan umum klien lemah, kesadaran somnolen, GCS (E: 1, V: 1, M: 3 )
b. Tanda-tanda Vital
- TD: 180/100 mmHg
- Nadi: 60x/m
- RR: 28x/m
- Suhu: 36 C
- Kepala: bentuk kepala lonjong, simetris, luka (-), pendarahan (-), nyeri tekan tidak terkaji, terdapat
pendarahan di dalam akibat pecahnya pembuluh darah di intraserebral ganglia basalis, benjolan (-).
- Wajah: tidak terdapat edema dan luka, pendarahan (-), nyeri tekan tidak terkaji, warna kuning langsat.
- Rambut : warna rambut hitam kecoklatan, terdapat uban, distribusi merata, tekstur halus, kulit kepala
sedikit terdapat ketombe.
- Sensori :
Mata : simetris dan lengkap, kelopak mata edema (-), konjungtiva an anemis, sclera ikterik (-), pupil
isokor, reaksi pupil miosis sedikit melambat, lensa jernih, tes singkat visus tidak terkaji.
Telinga : Letak sejajar, bentuk normal, terdapat sedikit serumen, kemampuan mendengar : uji berbisik
tidak terkaji, lesi (-), nyeri tekan tidak terkaji, pendarahan (-), peradangan (-), perforasi (-).
Hidung : Deviasi septum nasi (-), kepatenan jalan napas lewat hidung baik, terpasang O2 nasal canule 2-
3 ltr, tidak terdapat pembengkakan, pendarahan (-), kotoran (+), polip (-).
Mulut : Bibir sumbing/kelianan kongenital (-), warna bibir merah tua, mukosa mulut lembap, tonsil (-),
gigi gusi dan lidah sedikit kotor, bau mulut (+), benda asing (-), pendarahan (-), abses (-).
- Leher; simetris, deviasi (-), cidera cervical / terdapat luka atau jejas (-), kelenjar thyroid normal, kelenjar
limfe normal, trakea normal, JVP meningkat, peradangan (-), pendarahan (-), massa (-)
- Dada
I : dada simetris, terpasang O2 nasal canule 2-3 ltr, tidak terdapat penggunaan otot bantu napas, ictus
cordis tidak terlihat, pola napas tachypnea (16x/m)
P : Taktil fremitus tidak terkaji, pengembangan dinding dada sama, tidak terdapat massa, ictus cordis
teraba lemah
P : Suara paru sonor, jantung dullness
A : Suara paru vesikuler tidak terdapat ronchi/wheezing/cracles, dan jantung kotkoff (normal), tidak
terdapat BJ tambahan
- Abdomen :
Inspeksi: tidak terdapat jejas, luka, pendarahan, kembung / asites (-), simetris (=), massa / benjolan (-)
Auskultasi bising usus 8x/m
Palpasi : hepar: nyeri tekan (-), pembesaran (-), perabaan lunak, permukaan halus, tepi hepar tumpul,
limpa: nyeri tekan (-), pembesaran (-), ginjal: nyeri tekan (-), pembesaran (-), kandung kemih normal,
nyeri tekan (-)
Perkusi : tympani
- Ekstremitas/muskuloskeletal Rentang gerak / ROM: tidak terkaji karena klien sopor
Kekuatan otot: tidak terkaji karena klien somnolen, tetapi bila diberi rangsang nyeri, ekstremitas kanan
tidak bereaksi (1), ekstremitas kiri melokalisir nyeri (5)
Deformitas: tidak terdapat deformitas
Kontraktur: tidak terdapat kontraktur
Edema: tidak terdapat edema
Nyeri: tidak terdapat nyeri
Krepitasi: tidak terdapat krepitasi
- Kulit/Integumen
Turgor Kulit : turgor kulit baik
Mukosa kulit : lembap
Kelainan kuli: terdapat sedikit kemerahan terutama dibagian punggung belakang
R. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, Rontgen dll)
NO PARAMETER HASIL SATUAN NILAI REMARK
RUJUKAN S
9 Hitung Jenis 1
Basofil 0 % 0–1
Eosinofil 1 % 2–4
Segmen 62 % 50 – 70
Limfosit 29 % 25 – 40
Monosit 8 % 2–8
Ureum 39 Mg/dL 10 – 50
Manitol 200 – Manitol 500 Infus diberikan Manitol adalah obat diuretik yang digunakan
150 cc ml (20%), melalui untuk mengurangi tekanan dalam kepala
botol infus pembuluh vena (intrakranial) akibat pembengkakan otak
dalam serta menurunkan tekanan bola mata
(intravena) pada akibat glaukoma
larutan yang
mengandung
manitol 15-
25%, selama
30-60 menit.
Jam pemberian:
04.00, 12.00,
20.00
DS : -
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUA
NO N KRITERIA INTERVENSI RASIONALITAS
DX DX HASIL
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
diuretic osmosis, jika
perlu
W
. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TGL DX
Senin, 14.30 1 Mengidentifikasi penyebab peningkatan TIK Penyebab peningkatan TIK karena
21/9/20 Memonitor tanda/gejala peningkatan TIK pendarahan pada intraserebri
Memonitor status pernapasan Respon pasien: penurunan kesadaran
Memonitor cairan serebrospinal (somnolen), RR: 26x/m, TD: 160/80
Menyediakan lingkungan yang tenang mmHg, N: 107x/m, suhu: 36,7 C
Memberikan posisi semi fowler
Mengatur suhu ruangan tidak terlalu dingin dan Terdapat tanda peningkatan TIK
tidak terlalu panas dan mencegah kejang Respon pasien: TD meningkat = 160/80
Memberikan obat sucralfat mmHg, kesadaran somnolen
Memberikan diet cair 250 cc via NGT Respon pasien:
Status pernapasan, RR: 26x/m, penggunaa
alat bantu napas, terpasang O2 nasal canu
2 – 3 lt, tidak terdapat suara napas
tambahan
Cairan serebrospinal yaitu darah di
intraserebral sejumlah 96,3 cc disertai
edema Respon pasien: somnolen
Respon pasien: somnolen
Respon pasien: sesak terlihat berkurang,
penggunaan otot bantu napas berkurang,
RR: 22x/m
Respon pasien: somnolen
Respon pasien: somnolen
Diet cair masuk, keadaan somnolen
Senin,21 15.15 2 Memonitor pola napas Frekueni napas: 22x/m, kedalaman sedan
/9/20 Memonitor bunyi napas tambahan penggunaan otot bantu napas berkurang,
Memonitor sputum (jumlah, warna, aroma) sesak berkurang
Memposisikan semi fownler Tidak terdapat bunyi napas tambahan
Memberikan oksigen Tidak terdapat sputum
Kesadaran somnolen, SPO2: 97%, frekue
napas: 22x/m, kedalaman sedang,
penggunaan otot bantu napas berkurang,
sesak berkurang
Kesadaran somnolen, SPO2: 96%, frekue
napas: 22x/m, kedalaman sedang,
penggunaan otot bantu napas berkurang,
sesak berkurang
Senin, 16.00 3 Mengubah posisi dengan hati – hati (miring Kesadaran somnolen, SPO2: 97%, frekue
21/9/20 kanan) napas: 20x/m, kedalaman sedang,
Identifikasi toleransi fisik melakukan penggunaan otot bantu napas berkurang,
pergerakan sesak berkurang, keadaan kulit punggung
Mengubah posisi dengan hati – hati (miring belakang masih sedikit memerah, TD:
kiri) 140/80 mmHg
Melakukan ROM Pasif Kesadaran somnolen, motoric kanan masi
Monitor status kulit harian tidak ada respon terhadap nyeri, motoric
Mengubah posisi dengan hati – hati (miring kiri berespon melokalisir nyeri
kanan) Kesadaran somnolen, SPO2: 97%, frekue
Mengubah posisi dengan hati – hati (miring napas: 21x/m, kedalaman sedang,
kiri) penggunaan otot bantu napas berkurang,
sesak berkurang, keadaan kulit punggung
belakang masih sedikit memerah, TD;
140/80 mmHg
Kesadaran somnolen, SPO2: 97%, frekue
napas: 21x/m, kedalaman sedang,
penggunaan otot bantu napas berkurang,
sesak berkurang, tidak ada hambatan saat
melakukan ROM
Status kulit; lembap, turgor baik, masih
terdapat sedikit kemerahan pada punggun
belakang
Kesadaran somnolen, SPO2: 96%, frekue
napas: 20x/m, kedalaman sedang,
penggunaan otot bantu napas berkurang,
sesak berkurang, kulit belakang masih
sedikit memerah, TD: 160/80 mmHg
Kesadaran somnolen, SPO2: 96%, frekue
napas: 22x/m, kedalaman sedang,
penggunaan otot bantu napas berkurang,
sesak berkurang, kulit belakang masih
sedikit memerah, TD: 160/80 mmHg
Selasa, 10.00 1 Mengidentifikasi penyebab peningkatan TIK Penyebab peningkatan TIK karena
22/9/20 Memonitor tanda/gejala peningkatan TIK pendarahan pada intraserebri
Memonitor status pernapasan Respon pasien: penurunan kesadaran
Memonitor cairan serebrospinal (sopor), RR: 24x/m, TD: 100/60 mmHg, N
Menyediakan lingkungan yang tenang 105x/m, suhu: 36,7 C
Memberikan posisi semi fowler
Mengatur suhu ruangan tidak terlalu dingin dan Terdapat tanda peningkatan TIK
tidak terlalu panas dan mencegah kejang Respon pasien: TD meningkat = 100/60
Memberikan obat sucralfat mmHg, kesadaran sopor
Memberikan diet cair 250 cc via NGT Respon pasien:
Status pernapasan, RR: 24x/m, penggunaa
alat bantu napas, terpasang O2 nasal canu
2 – 3 lt, tidak terdapat suara napas
tambahan
Cairan serebrospinal yaitu darah di
intraserebral sejumlah 96,3 cc disertai
edema Respon pasien: sopor
Respon pasien: sopor
Respon pasien: sesak terlihat berkurang,
penggunaan otot bantu napas berkurang,
RR: 14x/m
Respon pasien: sopor
Respon pasien: sopor
Diet cair masuk, keadaan spoor
Selasa J11.00 2 Memonitor pola napas Frekueni napas: 14x/m, kedalaman lemah
22/9/20 u Memonitor bunyi napas tambahan penggunaan otot bantu napas terpasang
m Memonitor sputum (jumlah, warna, aroma) Tidak terdapat bunyi napas tambahan
a Memposisikan semi fownler Tidak terdapat sputum
t Memberikan oksigen Kesadaran sopor, SPO2: 96%, frekuensi
, napas: 14x/m, kedalaman lemah,
penggunaan otot bantu napas terpasang
1 Kesadaran somnolen, SPO2: 96%, frekue
1 napas: 14x/m, kedalaman lemah,
/ penggunaan otot bantu napas terpasang
9
/
2
0
Selasa, 12.00 3 Mengubah posisi dengan hati – hati (miring Kesadaran somnolen, SPO2: 96%, frekue
22/9/20 kanan) napas: 14x/m, kedalaman lemah,
Identifikasi toleransi fisik melakukan penggunaan otot bantu napas berkurang,
pergerakan sesak berkurang, keadaan kulit punggung
Mengubah posisi dengan hati – hati (miring belakang masih sedikit memerah, TD:
kiri) 100/60 mmHg
Melakukan ROM Pasif Kesadaran sopor, motoric kanan masih
Monitor status kulit harian tidak ada respon terhadap nyeri, motoric
Mengubah posisi dengan hati – hati (miring kiri berespon melokalisir nyeri
kanan) Kesadaran sopor, SPO2: 96%, frekuensi
Mengubah posisi dengan hati – hati (miring napas: 14x/m, kedalaman lemah,
kiri) penggunaan otot bantu napas berkurang,
sesak berkurang, keadaan kulit punggung
belakang masih sedikit memerah, TD;
100/60 mmHg
Kesadaran somnolen, SPO2: 96%, frekue
napas: 14x/m, kedalaman lemah, p
Status kulit; lembap, turgor baik, masih
terdapat sedikit kemerahan pada punggun
belakang
Kesadaran somnolen, SPO2: 96%, frekue
napas: 14x/m, kedalaman lemah,
Kesadaran somnolen, SPO2: 96%, frekue
napas: 14x/m, kedalaman lemah.