Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer

ANALISIS INTERFERENSI AGGREGATE TV DIGITAL


TERHADAP LONG TERM EVOLUTION (LTE) PADA
FREKUENSI 700 MHZ

ANALYSIS OF DIGITAL TV AGGREGATE INTERFERENCE


TO LONG TERM EVOLUTION (LTE) IN 700 MHz FREQUENCY

Emilia Roza1, Dwi Astuti2, Mohammad Mujirudin3, Syah Alam4

1,2,3
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA - Jakarta
4
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 – Jakarta
1
emilia_roza@uhamka.ac.id, 2cahyasiwidwi@yahoo.com, 3mujirudin@uhamka.ac.id,
4
syah.alam@uta45jakarta.ac.id

Abstrak

Implementasi Televisi digital dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan spektrum frekuensi radio
dan juga berpotensi untuk terjadinya interferensi. Hal ini disebabkan karena TV digital dan LTE
akan bekerja pada pita frekuensi yang berdampingan pada frekuensi 700 MHz. Tujuan penelitian
ini adalah mencari jarak aman interferensi bagi pengguna LTE ketika terdapat satu atau 10
pemancar TV digital di sekitarnya. Metode yang digunakan adalah simulasi dengan skenario
perubahan jarak VLR-VLR dari 0-10 km dan jarak ILT-VLR dari 0 – 21,2 km. Spectrum
Engineering Monte Carlo Analysis Tool (SEAMCAT) digunakan sebagai perangkat simulasi
untuk mendapatkan nilai dRSS dan iRSS. Hasil simulasi menunjukkan jarak aman UE LTE dari
interferensi adalah 5,7 km untuk satu pemancar TV Digital dan 11,3 km untuk 10 pemancar TV
Digital.

Kata kunci: TV Digital, LTE, Interferensi, SEAMCAT

Abstract

Implementation of digital television can increase the efficiency of the radio frequency spectrum
utilization. On the other hand, it might cause frequency interference. It is due to the adjacent
channel frequency in which the digital TV and LTE equipment will work, which is around 700
MHz. The objective of this research is to find out the safe interference distance when there are
one or 10 digital TV transmitters in the immediate vicinity among the LTE users. The method
applied was developing simulation scenario in which the distance between VLRs was varied from
zero to 10 km, and the distance between ILT to VLR was varied from zero to 21.2 km. Spectrum
Engineering Monte Carlo Analysis Tool (SEAMCAT) was used as the simulation tool to obtain the
dRSS and iRSS value. The result shows that one digital TV transmitter needed 5.7 km safe
interference distance of UE LTE. Furthermore, 10 digital TV transmitters needed 11.3 km safe
interference distance.

Keywords: TV Digital, LTE, Interference, SEAMCAT

Tanggal Terima Naskah : 30 April 2018


Tanggal Persetujuan Naskah : 05 Juni 2018
Vol 07 No. 28, Okt – Des 2018

357
1. PENDAHULUAN
Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam terbatas (limited natural
resources) yang bernilai strategis dan ekonomis tinggi bagi kepentingan nasional,
meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya akan dapat meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan masyarakatnya. Saat ini, semua aspek kehidupan seperti telekomunikasi,
penyiaran, internet, transportasi, pertahanan keamanan, pemerintahan, kesehatan,
pertanian, industri, perbankan, pariwisata, menggunakan spektrum frekuensi radio [1].
Pada tahun 2018 Indonesia akan segera melakukan migrasi penyiaran televisi
analog ke penyiaran digital berdasarkan Permenkominfo No.
22/PER/M/KOMINFO/11/2011 pasal 2 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Televisi
Digital Terestrial Penerimaan Tetap Tidak Berbayar (Free to Air). Tujuan migrasi adalah
untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan spektrum frekuensi radio dalam
penyelenggaraan penyiaran. Siaran digital membutuhkan spektrum yang lebih kecil
daripada penyiaran analog karena sebagian besar spektrum frekuensi yang digunakan
untuk perambatan gelombang terestrial dari pemancar televisi ke penerima di rumah-
rumah menjadi bebas [2] sehingga akan lebih efisien dalam penggunaan spektrum [3].
Teknik kompresi MPEG dengan dikombinasikan bersama teknik modulasi digital, seperti
QAM ber-level tinggi, dapat mereduksi kebutuhan transmisi bit yang tinggi [4].
Dari program digitalisasi televisi tersebut akan ada digital dividend sebesar 112
MHz (gambar 1), yaitu rentang frekuensi yang tidak lagi dibutuhkan untuk penyiaran
setelah transisi dari TV analog ke TV Digital [5]. Digital dividend adalah blok spektrum
yang dibersihkan melalui peralihan TV digital dari TV analog [6]. Pada rentang pita
sebesar 112 MHz [7] tersebut, pada frekuensi 700 MHz akan digunakan untuk alokasi
jaringan LTE yang bisa bekerja optimal dengan bandwidth minimal 20 MHz.

DIGITAL DIVIDEND 700


MHz

Gambar 1. Pemodelan akselerasi implementasi Digital Dividence di Indonesia [1]

Implementasi televisi digital akan meminimalisir 12 kali bandwidth yang digunakan


televisi analog dan menawarkan sistem yang lebih efisien dalam penggunaan frekuensi
dan meningkatkan kualitas siaran dengan penggunaan sistem Digital Video Broadcasting
Terrrestrial (DVB-T) [8]. Reframing kembali Televisi digital di Indonesia dapat
menghemat 14 saluran dari 41 saluran UHF yang tersedia (Tabel 1), mulai dari saluran
ke22 (482 MHz) sampai saluran ke-48 (690 MHz) [4].

358
Analisis Interferensi Aggregate…

Tabel 1. Rekomendasi channel Televisi Digital

LTE dan layanan televisi digital akan beroperasi pada pita frekuensi UHF yang
berdekatan, yaitu 700 MHz. Adanya dua teknologi telekomunikasi yang menggunakan
pita frekuensi yang berdampingan (adjacent channel) akan berpotensi menyebabkan
terjadinya gangguan (interferensi) [9]. Pemancar LTE dapat menyebabkan gangguan
terhadap penerimaan televisi ataupun sebaliknya. Tujuan mencegah interferensi adalah
untuk memberikan pelayanan yang lebih baik pada throughput tepi – sel pemancar tanpa
mengorbankan throughput pusat – sel pemancar dari pengguna perangkat LTE ini [10].
Pada pemancar TV Digital yang beroperasi di sekitar pengguna perangkat LTE akan
dilihat berapa nilai kuat sinyal (dRSS) yang diterima oleh pengguna perangkat (UE) LTE
dan nilai interferensi (iRSS) pada saat diganggu oleh satu dan 10 pemancar TV Digital.
Di samping itu, juga dilihat berapa jarak ILT (Interfering Link Transmitter) ke VLR
(Victim Link Receiver) untuk mendapatkan nilai C/I ≥ 10 dB pada saat diganggu oleh satu
dan 10 pemancar TV Digital.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simulasi (gambar 3).
Simulasi menggunakan Spectrum Engineering Monte-Carlo Analysis Tools (SEAMCAT)
dengan skema (gambar 2) dimana LTE sebagai pihak yang diganggu (victim) dan TV
Digital sebagai pihak pengganggu (Interfering). Simulasi dimulai dengan memasukkan
nilai-nilai parameter dari pemancar, penerima, dan jarak antara transmitter TV Digital
dan receiver LTE.

Gambar 2. Skema Simulasi


359
Vol 07 No. 28, Okt – Des 2018
Mulai

Input Parameter
Transmitter dan
Receiver

Atur jarak VLT -


VLR dan ILT -
VLR

No

Cek Nilai
dRSS dan
iRSS

C/I ≥ 10

Yes

Selesai

Gambar 3. Diagram Alir Simulasi

Di dalam perangkat lunak terdapat dua bagian, yaitu bagian sistem dan bagian skenario.
Bagian sistem terdiri atas tiga parameter, yaitu pemancar, penerima, dan lintasan
pemancarpenerima. Pada parameter penerima dimasukkan data dari pemancar LTE (tabel
2) sebagai terganggu (victim), pada parameter pemancar akan dimasukkan data dari TV
Digital (tabel 3) sebagai pengganggu dan parameter lintasan pemancar - penerima akan
dimasukkan nilai koreksi relatif delta x atau jarak VLT (Victim Link Transmitter) ke
VLR (Victim Link Receiver) yang akan diubah-ubah mulai dari 0 sampai dengan 10 km.

Tabel 2. Parameter receiver UE LTE [7]

Tinggi Antena 1,5 m


Frekuensi Kerja 737 MHz (band 12)
Daya Penerima 23 dB
Sensitifitas -98 dBm
Bandwidth Penerimaan 200 kHz
Kriteria Perbandingan 10 dB
Carrier to Interference
(C/I)
Keadaan Lokal 80% indoor, 20%
outdoor
(wallLoss = 5 dB;
stdDev=10)

Tabel 3. Parameter pemancar TV Digital [7]

Tinggi Antena 300 m

360
Analisis Interferensi Aggregate…
Gain Puncak Antena 28 dBi
Daya Pemancar 33 dBm
Ukuran langkah daya 2 dB
pengaturan
Nilai Ambang Minimum -103 dBm
Rentang Dinamik 6 dB
Keadaan Lokal 100% outdoor

Pada bagian skenario simulasi akan dimasukkan jarak ILT (Interfering Link Transmitter)
–VLR (Victim Link Receiver) mulai dari 5,7 km sampai 21,2 km pada saat pengguna
perangkat LTE diganggu oleh satu atau 10 pemancar TV Digital. Setiap perubahan jarak
tersebut akan dipantau nilai dRSS dan iRSS dari hasil simulasi pada kedua kondisi
tersebut. Nilai dRSS dan iRSS yang diperoleh akan menjadi data untuk memperoleh nilai
C/I.
Simulasi interferensi dari pemancar TV Digital ke sistem pengguna perangkat
LTE dilakukan dengan cara memberikan nilai jarak yang berbeda–beda antara pemancar
dan penerima LTE, serta jarak penerima LTE dan pemancar TV digital. Simulasi ini
menggunakan aplikasi Spectrum Engineering Advanced Monte Carlo Analysis Tool
(SEAMCAT) [11].

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Simulasi perubahan jarak VLT ke VLR dari 0-10 km menghasilkan nilai kuat
sinyal yang diterima (dRSS) yang diterima oleh perangkat pengguna LTE -75 dBm pada
saat jarak VLT dan VLR 0-4 km dan mengalami penurunan pada jarak di atas 4 km. Kuat
sinyal (dRSS) pada saat diganggu oleh satu dan 10 pemancar menghasilkan nilai yang
sama, seperti terlihat pada tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Nilai dRSS pada saat diganggu satu dan 10 pemancar TV Digital

Jarak VLT – VLR (km) Nilai dRSS (dBm)

0-4 -75
5 -77.27
6 -79.67
7 -81.77
8 -83.66
9 -85.4
10 -87.04

Sinyal interferensi (iRSS) yang diterima victim receiver dari transmitter penginterferensi
dengan perubahan jarak antara ILT dan VLR mulai dari 5,7- 12,7 km pada satu pemancar
TV Digital pengganggu dan 11,3-21,2 km pada 10 pemancar TV Digital pengganggu.

Tabel 5. Nilai iRSS pada saat diganggu satu pemancar TV Digital

Jarak ILT - VLR Jarak ILT - VLR


Nilai iRSS Nilai iRSS
(km) (km)
5,7 -84,99 9,2 -91,74

Tabel 5. Nilai iRSS pada saat diganggu satu pemancar TV Digital (Lanjutan)

Jarak ILT - VLR Jarak ILT - VLR


(km) Nilai iRSS (km) Nilai iRSS

361
Vol 07 No. 28, Okt – Des 2018
6,1 -85,89 9,7 -92,6
6,4 -86,54 10,2 -93,36
6,7 -87,17 10,7 -94,12
7 -87,77 11,2 -94,84
7,4 -88,55 11,5 -95,27
7,8 -89,29 11,7 -95,55
8 -89,66 12,2 -96,23
12,7 -96,91

Tabel 6. Nilai iRSS pada saat diganggu 10 pemancar TV Digital

Jarak ILT - VLR (km) Nilai iRSS

11,3 -84,98
12,9 -87,12
14,8 -89,66
16,5 -91,75
18,1 -93,59
19,6 -95,32
21,2 -97,02

Dari tabel nilai dRSS dan iRSS menghasilkan nilai Carrier to Interference (C/I) dengan
cara mencari selisih antara dRSS dan iRSS. Data pada tabel 7 adalah data nilai C/I
dengan satu pengganggu dan tabel 8 untuk 10 pengganggu pemancar TV digital. Pada
tabel 7 terlihat bahwa untuk jarak VLT-VLR 4 km, nilai C/I bernilai 9,99 dBm diperoleh
pada saat jarak ILT – VLR 5,7 km. Jika jarak VLT-VLR semakin jauh maka jarak ILT-
VLR juga semakin jauh untuk memperoleh nilai C/I mendekati nilai 10 dB. Pada tabel 8
pada saat jarak VLT-VLR 4 km nilai C/I 9,98 dB baru diperoleh ketika jarak ILT-VLR
11,3 km.

Tabel 7. Nilai C/I untuk satu Transmitter TV Digital

C/I
Jarak ILT - VLR (km)
5,7 6,1 6,4 6,7 7 7.4 7,8 8
4 9,99 10,89 11,54 12,17 12,77 13,55 14,29 14,66
5 7,72 8,62 9,27 9,9 10,5 11,28 12,02 12,39
6 5,32 6,22 6,87 7,5 8,1 8,88 9,62 9,99

Tabel 7. Nilai C/I untuk satu Transmitter TV Digital (Lanjutan)

C/I
Jarak ILT - VLR (km)
9,2 9,7 10,2 10,7 11,2 11,5 11,7 12,2 12,7

362
Analisis Interferensi Aggregate…
7 9,97 10,83 11,59 12,35 13,07 13,5 13,78 14,46 15,14
8 8,08 8,94 9,7 10,46 11,18 11,61 11,89 12,57 13,25
9 6,34 7,2 7,96 8,72 9,44 9,87 10,15 10,83 11,51
10 4,7 5,56 6,32 7,08 7,8 8,23 8,51 9,19 9,87

Tabel 8. Nilai C/I untuk 10 Transmitter TV Digital

C/I
Jarak ILT - VLR (km)
11,3 12,9 14,8 16,5 18,1 19,6 21,2
4 9,98 12,12 14,66 16,75 18,59 20,32 22,02
5 7,71 9,85 12,39 14,48 16,32 18,05 19,75
6 5,31 7,45 9,99 12,08 13,92 15,65 17,35
7 3,21 5,35 7,89 9,98 11,82 13,55 15,25
8 1,32 3,46 6 8,09 9,93 11,66 13,36
9 0,42 1,72 4,26 6,35 8,19 9,92 11,62
10 2,06 0,08 2,62 4,71 6,55 8,28 9,98

4. KESIMPULAN
Dari hasil simulasi dan analisis data diperoleh kesimpulan nilai kuat sinyal
(dRSS) perangkat pengguna LTE bernilai sama saat diganggu oleh satu ataupun 10
pemancar TV Digital, nilai iRSS untuk 10 pengganggu lebih besar daripada saat
diganggu satu pemancar TV Digital, pada saat jarak VLT – VLR 4 km nilai Carrier to
Interference (C/I) 10 dB pada saat jarak ILT – VLR 5,7 km untuk satu pengganggu dan
11,3 km untuk 10 pengganggu.

REFERENSI

[1] Setiawan Deni. (2012). Studi Kelayakan Akselerasi Implementasi Digital


Dividend di Indonesia Ditinjau secara Tekno Ekonomi, Disertasi.
[2] Kusuma, Denny, et al. (2011). Reframing OfFrequency 700 MHz Analysis for
Long Term Evolution (LTE) in Indonesian Using Link Budget
Calculation.Bandung :
International Conference on Electrical Engineering and Informatics, , Vol. I. ISSN
[3] Kim, Dae-Hee and Seong-Jun Oh. (2012). Coexistence Analysis between IMT
System and DTV System in the 700 MHz Band, ICTC 2012, IEEE.
[4] Alaydrus, Mudrik, (2009) Digital Dividend pada Migrasi TV Analog ke TV
Digital-Prospek dan Dilema. InComTech Jurnal Telekomunikasi dan
Komputer.Vol 1, No 1, 2009.
[5] Okamoto, Danielle M., Alencar Luiz R. da Silva Mello. (2015). Analysis of the
interference from LTE system in ISDB-TB Digital TV system at 700 MHz, IEEE.
[6] Basnet, S., U. Gunawardana, S. Biyanwilage, R. Liyanapathirana, (2014).
Interference Analysis in Digital TV Reception with LTE Systems In Adjacent
Bands In AustralianContext Australasian Telecommunication Networks and
Applications Conference (ATNAC).
[7] Triyono, Cahyasiwi Dwi Astuti, Roza Emilia, (2017). Analisisi Interferensi TV
Digital Terhadap Long Tern Evolution (LTE) Pada Frekuensi 700 MHz,
Prosiding Seminar Nasional Teknoka ke - 2 Vol 2, 2017.
[8] Sangtarash Sara, Sadeghi Hatef, et., (2012). Using Cognitive Radio Interference
Mitigation Technique to Enhance Coexistence and Sharing Between DVB-T and
LTE System. Al. Future Network & Mobile Summit 2012 Conference
Procedings.
[9] Odiaga Martinez, Joussef Hansal, Interferece between UHF analog//digital
television and LTE APT 700 MHz band: A Field Evaluation, 2016, IEEE.
363
Vol 07 No. 28, Okt – Des 2018
[10] Rahman, Mahmudur, Yanikomeroglu, Halim , and Wong, William. (2009).
Interference Avoidance with Dynamic Inter-Cell Coordination for Downlink
LTE System. WCNC 2009 proceedings
[11] Li Wei, Chen Jiadi., etc. (2012). Performance and Analysis on LTE System
under Adjacent Channel Interference of Broadcasting System. IEEE

364

Anda mungkin juga menyukai