tp
s:
//te
gal
kot
a.
bp
s.
go
.id
ht
tp
s:
// te
ga
lk
ot
a.b
ps
.g
o.id
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
KOTA TEGAL
MENURUT PENGELUARAN 2016-2020
ISBN : 978-623-95631-4-1
Katalog : 9302020.3376
o .id
.g
Naskah: ps
.b
Badan Pusat Statistik Kota Tegal
ta
ko
al
Gambar Kulit:
eg
//t
Diterbitkan Oleh:
.id
Penulis : Bety Atmani Martrisnoningsih, S.ST, M.Sc
o
.g
Retabulasi : Bety Atmani Martrisnoningsih, S.ST, M.Sc
Penyusun
ps
: Bety Atmani Martrisnoningsih, S.ST, M.Sc
.b
ta
ko
al
eg
//t
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//t
eg
al
ko
ta
.b
ps
.g
o.id
KATA PENGANTAR
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu perangkat data
ekonomi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja pembangunan ekonomi
suatu wilayah. Perangkat data ini dapat pula digunakan untuk kepentingan dan tujuan
lain, seperti sebagai dasar pengembangan model-model ekonomi dalam rangka
menyusun formulasi kebijakan, tingkat percepatan uang beredar (velocity of money),
pendalaman sektor keuangan (finacial deepening), penetapan pajak, kajian ekspor dan
impor dan sebagainya.
Penghitungan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan, yaitu: (i)
pendekatan produksi/penyediaan (PDRB menurut Lapangan Usaha), (ii) pendekatan
pengeluaran/permintaan akhir (PDRB menurut Pengeluaran/expenditure), dan (iii)
pendekatan pendapatan (PDRB menurut Pendapatan/income). Ketiga pendekatan
penghitungan tersebut secara teori akan menghasilkan angka PDRB yang sama.
.id
Publikasi ini secara khusus membahas mengenai PDRB menurut pendekatan
o
pengeluaran/permintaan akhir. Pendekatan ini dirinci menjadi beberapa komponen,
.g
yaitu Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non
ps
Profit yang Melayani Rumah Tangga, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, Investasi
.b
(Pembentukan Modal Tetap Bruto dan Perubahan Inventori), Ekspor Luar Negeri, Impor
ta
Luar Negeri, serta Ekspor Neto Antardaerah (ekspor antardaerah dikurangi dengan
ko
impor antardaerah). Data PDRB dalam publikasi ini menggunakan tahun dasar 2010,
serta sudah menerapkan konsep System of National Accounts 2008 seperti yang
al
eg
Kepada seluruh anggota Tim Penyusun Publikasi ini yang telah memberikan
kontribusinya dalam mewujudkan publikasi ini disampaikan penghargaan yang
s:
publikasi ini diucapkan terima kasih. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini
dapat terus berlanjut serta dapat ditingkatkan di masa-masa mendatang.
Disadari bahwa data dan informasi yang disajikan dalam publikasi ini masih
memerlukan penyempurnaan. Oleh karena itu, setiap masukan yang bersifat konstruktif
sangat dihargai demi penyempurnaan isi publikasi ini selanjutnya.
Semoga publikasi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
KATA PENGANTAR....................................................................................................... v
DAFTAR ISI.....................................................................................................................vii
1. PENDAHULUAN....................................................................................................... 3
.id
1.2 KEGUNAAN STATISTIK PDRB ........................................................................ 4
o
.g
2. METODE ESTIMASI DAN SUMBER DATA ............................................................ 7
ps
.b
2.1 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR RUMAH TANGGA (PK-RT) ......... 7
ta
Produk Domestik Regional Bruto Kota Tegal menurut Pengeluaran 2016-2020 vii
4.1 PDRB (NOMINAL) ............................................................................................... 43
5. PENUTUP .................................................................................................................. 47
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 49
o .id
.g
ps
.b
ta
ko
al
eg
//t
s:
tp
ht
viii Produk Domestik Regional Bruto Kota Tegal menurut Pengeluaran 2016-2020
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menurut Pengeluaran Tahun 2016-
2020 (Milyar Rp) ............................................................................................ 29
Tabel 3.2. PDRB Adh Konstan 2010 menurut Pengeluaran Tahun 2016-2020
(Milyar Rupiah) ............................................................................................. 30
Tabel 3.3. Distribusi PDRB Adh Berlaku menurut Pengeluaran Tahun 2016-2020
(Persen) ........................................................................................................... 31
Tabel 3.4. Laju Pertumbuhan PDRB Adh Konstan 2010 menurut Pengeluaran,
.id
2016-2020 (Persen) ......................................................................................... 33
o
Tabel 3.5. Indeks Implisit PDRB menurut Pengeluaran Tahun 2016-2020
.g
ps
(Persen) ........................................................................................................... 33
.b
Tabel 3.6. Perkembangan Penggunaan Konsumsi Akhir Rumah Tangga Tahun
ta
2016-2020 ......................................................................................................... 35
ko
2016-2020 ......................................................................................................... 37
s:
Halaman
Gambar 3.1. Perbandingan PDRB adhb dan PDRB adhk 2010 menurut
Pengeluaran Tahun 2016-2020 (Milyar Rupiah)................................... 30
Gambar 3.2. Perubahan Struktur Komponen PDRB Pengeluaran 2016 ke 2020
(persen)....................................................................................................... 32
o .id
.g
ps
.b
ta
ko
al
eg
//t
s:
tp
ht
Halaman
.id
Lampiran 4. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran, Tahun 2016 -
o
2020 (Persen) .......................................................................................... 54
.g
Lampiran 5. Andil Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran, Tahun 2016 – ps
.b
2020 (Persen) .......................................................................................... 55
ta
- 2020........................................................................................................ 56
al
Produk Domestik Regional Bruto Kota Tegal menurut Pengeluaran 2016-2020 xiii
ht
tp
s:
//t
eg
alk
ot
a.b
ps
. go
. id
o .id
.g
ps
.b
ta
ko
al
eg
//t
s:
tp
ht
01 Pendahuluan
1.1 PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)
.id
unit usaha dalam suatu wilayah/daerah/region tertentu, atau merupakan jumlah
o
nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
.g
ps
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa
.b
yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB
ta
atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
ko
menggunakan harga yang pada suatu tahun tertentu sebagai dasar. PDRB atas dasar
al
eg
harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi. PDRB
//t
atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari
s:
publikasi ini tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2010 yang diharapkan dapat
ht
1. Pendekatan Produksi
PDRB menurut pendekatan produksi adalah jumlah nilai tambah atas barang dan
jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah/daerah/region
dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi tersebut
dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 17 kategori lapangan usaha yaitu:
1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, 2. Pertambangan dan Penggalian, 3.
Industri Pengolahan, 4. Pengadaan Listrik dan Gas, 5. Pengadaan Air, Pengolahan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang, 6. Konstruksi, 7. Perdagangan Besar dan Eceran,
2. Pendekatan Pendapatan
PDRB menurut pendekatan ini merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh
faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu
wilayah/daerah/region dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas
.id
jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga
o
modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak
.g
langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup juga penyusutan dan pajak
ps
tidak langsung neto (pajak atas produksi dan impor dikurangi subsidi).
.b
ta
3. Pendekatan Pengeluaran
ko
al
akhir yang terdiri dari: (1) pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga, (2)
//t
pengeluaran konsumsi akhir lembaga non profit yang melayani rumah tangga, (3)
s:
bruto, (5) perubahan inventori, dan (6) ekspor neto (ekspor dikurangi impor).
Data pendapatan regional adalah salah satu indikator makro yang dapat
menunjukkan kondisi perekonomian nasional setiap tahun. Manfaat yang dapat
diperoleh dari data ini antara lain adalah:
.id
4. PDRB harga berlaku menurut pengeluaran dapat menunjukkan produk
o
barang dan jasa yang digunakan untuk tujuan konsumsi akhir, investasi dan
.g
ps
diperdagangkan dengan pihak luar negeri/luar wilayah.
.b
5. Distribusi PDRB menurut pengeluaran menunjukkan peranan institusi dalam
ta
ko
menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi.
al
6. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per satu
eg
orang penduduk.
//t
s:
7. PDRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui
tp
.id
perekonomian. Hal ini tercermin dari besarnya sumbangan konsumsi rumah tangga
o
.g
dalam pembentukan PDRB pengeluaran. Di samping berperan sebagai konsumen
ps
akhir barang dan jasa, rumah tangga juga berperan sebagai produsen dan penyedia
.b
faktor produksi untuk aktivitas produksi yang dilakukan oleh institusi lain.
ta
ko
barang dan jasa oleh rumah tangga untuk tujuan konsumsi. Rumah tangga
eg
didefinisikan sebagai individu atau kelompok individu yang tinggal bersama dalam
//t
s:
harta dan kewajiban, serta mengkonsumsi barang dan jasa secara bersama-sama.
ht
PKRT mencakup seluruh pengeluaran atas barang dan jasa oleh residen suatu
wilayah, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar wilayah domestik suatu region.
Jenis-jenis barang dan jasa yang dikonsumsi diklasifikasikan menurut COICOP
(Classifications of Individual Consumption by Purpose) seperti yang direkomendasikan
oleh UN (United Nations),sebagai berikut:
Namun karena keterbatasan data, maka dalam penyajian pada publikasi ini, 12 (dua
belas) COICOP tersebut dikelompokkan menjadi 7 (tujuh) COICOP, yaitu:
.id
4. Kesehatan dan Pendidikan;
o
5. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan Budaya;
.g
6. Hotel dan Restoran; ps
7. Lainnya.
.b
ta
Nilai perkiraan sewa rumah milik sendiri harus diperhitungkan karena rumah
//t
s:
sendiri. Imputasi sewa rumah diperkirakan atas dasar harga pasar, meskipun
ht
• Barang dan jasa yang dibeli langsung (direct purchase) oleh residen di luar
wilayah atau diluar negeri (diperlakukan sebagai impor)
Terdapat beberapa catatan yang perlu diketahui berkaitan dengan PKRT ini, yaitu:
• Pengeluaran untuk keperluan transfer baik dalam bentuk uang atau barang,
tidak termasuk sebagai pengeluaran konsumsi rumah tangga.
o .id
Sumber data yang digunakan untuk mengestimasi PKRT adalah:
.g
ps
• Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS, dalam bentuk pengeluaran
.b
konsumsi per kapita seminggu untuk makanan, dan pengeluaran per kapita
ta
• Data Sekunder (dari BPS maupun dari luar BPS), dalam bentuk data atau indikator
//t
.id
3. Data poin ke-2 dikelompokan menjadi 7(tujuh) kelompok COICOP;
o
.g
4. Diperoleh nilai PKRT tahun 2010 yang telah di-adjust;
5.
ps
Susun Indeks Implisit berdasarkan IHK Kota Tegal Tahun Dasar 2012
.b
(2010=100) dan 7 kelompok COICOP;
ta
ko
6. PKRT adh konstan 2010 diperoleh dengan membagi hasil poin ke-4 dengan hasil
al
poin ke 5.
eg
//t
s:
LNPRT merupakan bagian dari lembaga non profit (LNP). Sesuai dengan
fungsinya, LNP dibedakan atas LNP yang melayani rumah tangga dan LNP yang
melayani bukan rumahtangga.
• setiap anggota mempunyai tanggung jawab tertentu dalam organisasi, dan tidak
berhak menguasai profit atau surplus, karena profit yang diperoleh dari kegiatan
usaha produktif dikuasai oleh lembaga;
• istilah nonprofit tidak berarti bahwa lembaga ini tidak dapat menciptakan surplus
.id
melalui kegiatan produktifnya, namun surplus yang diperoleh biasanya
o
.g
diinvestasikan kembali pada aktivitas sejenis.
ps
LNPRT merupakan lembaga yang melayani anggotanya atau rumah tangga,
.b
ta
serta tidak dikontrol oleh pemerintah. Anggota dari lembaga yang dimaksud disini
ko
adalah yang bukan berbentuk badan usaha.LNPRT dibedakan atas 7 (tujuh) jenis
al
.id
PKLNPRT diestimasi dengan menggunakan metode langsung, yaitu meng-
o
gunakan hasil Survei Khusus Lembaga Non Profit (SKLNP). Tahapan estimasi
.g
PKLNPRT adalah sebagai berikut :
ps
.b
a. Menghitung rata-rata pengeluaran menurut jenis lembaga dan jenis pengeluaran
ta
(barang dan jasa). Barang dan jasa yang diperoleh secara cuma-cuma, nilainya
ko
xij
x ij =
s:
ni
tp
ht
7 19
X = x ij N i
i =1 j =1
Unit pemerintah adalah unit institusi yang dibentuk melalui proses politik, serta
.id
mempunyai kekuasaan di bidang lembaga legislatif, yudikatif maupun eksekutif atas
o
unit institusi lain yang berada di dalam batas-batas wilayah suatu negara atau
.g
wilayah. Pemerintah juga mempunyai berbagai peran dan fungsi lainnya, seperti
ps
sebagai penyedia barang dan jasa bagi kelompok atau individu rumah tangga, sebagai
.b
ta
produksi non-pasar.
eg
//t
bidang fiskal dan moneter. Sebagai konsumen, pemerintah akan melakukan aktivitas
ht
konsumsi atas barang dan jasa akhir. Sedangkan sebagai produsen, pemerintah akan
melakukan aktivitas memproduksi barang dan jasa maupun aktivitas investasi.
Besarnya nilai pengeluaran konsumsi akhir pemerintah (PKP) sama dengan nilai
produksi barang dan jasa yang dihasilkan pemerintah untuk dikonsumsi pemerintah
itu sendiri. PKP mencakup pembelian barang dan jasa yang bersifat rutin,
pembayaran upah dan gaji pegawai, transfer sosial dalam bentuk barang, perkiraan
penyusutan barang modal, dan nilai output dari Bank Indonesia, dikurangi dengan
nilai penjualan barang dan jasa yang dihasilkan unit produksi yang tidak dapat
dipisahkan dari aktivitas pemerintahan.
Aktivitas unit produksi pemerintah yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas
pemerintahan secara umum, mencakup kegiatan sebagai berikut:
o .id
Sektor pemerintahan terdiri atas pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
.g
Dalam melakukan aktivitasnya, unit pemerintah pusat akan mengacu pada dokumen
ps
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sedangkan unit pemerintah
.b
ta
PK-P adhb =
Output non pasar–penjualan barangdan jasa + Output Bank Indonesia
.id
Untuk level kabupaten/kota, PK-P Kabupaten/Kota atas dasar harga
o
.g
berlaku (adhb) dihitung berdasarkan penjumlahan dari pengeluaran akhir
ps
konsumsi pemerintah kabupaten/kota itu sendiri + pengeluaran akhir seluruh
.b
pemerintah desa/kelurahan/ nagari yang ada di wilayah kabupaten/kota tersebut
ta
PMTB erat kaitannya dengan keberadaan aset tetap (fixed asset) yang dilibatkan
dalam proses produksi. Secara garis besar aset tetap dapat diklasifikasi menurut jenis
barang modal seperti: bangunan dan konstruksi lain, mesin dan perlengkapan,
kendaraan, tumbuhan, ternak, dan barang modal lainnya.
.id
(termasuk perbaikan besar, transfer atau barter barang modal), dan pertumbuhan aset
o
sumber daya hayati yang dibudidaya. Sedangkan pengurangan barang modal
.g
mencakup penjualan, transfer atau barter, dan sewa beli (financial leasing) barang
ps
modal bekas pada pihak lain. Pengecualian kehilangan yang disebabkan oleh bencana
.b
ta
Barang modal mempunyai usia pakai lebih dari satu tahun, serta akan
al
eg
nilai barang modal yang digunakan dalam proses produksi secara normal selama satu
ht
periode.
b. Biaya alih kepemilikan aset non-finansial yang tidak diproduksi, seperti lahan
dan aset yang dipatenkan;
c. Perbaikan besar aset, yang bertujuan meningkatkan kapasitas produksi dan usia
pakainya (seperti overhaul mesin produksi; reklamasi pantai; pembukaan,
pengeringan dan pengairan hutan; serta pencegahan banjir dan erosi).
• Nilai impor 2 digit HS, yang merupakan barang modal impor dari KPPBC (Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai) setempat;
• Indeks Produksi Industri Besar Sedang dari Statistik Industri Kecil dan Rumah
Tangga (level provinsi);
.id
• Publikasi Statistik Industri Besar dan Sedang level provinsi;
o
.g
• IHPB dari Statistik Harga Perdagangan Besar;
ps
• Publikasi Statistik Pertambangan dan Penggalian (migas dan non-migas);
.b
ta
• Data Eksplorasi Mineral dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral
//t
(ESDM);
s:
tp
.id
informasi/data tentang perubahan atas aset tetap (PMTB) yang dinilai adh berlaku
o
atau harga pembelian (perolehan). Untuk memperoleh nilai PMTB adh Konstan, maka
.g
PMTB atas dasar harga berlaku tersebut di “deflate” (dibagi) dengan indeks harga
ps
perdagangan besar (IHPB) yang sesuai dengan kelompok barang modal.
.b
ta
ko
arus komoditas (commodity flow approach). Pendekatan ini dilakukan dengan cara
//t
menghitung nilai penyediaan produk barang yang dihasilkan oleh berbagai industri
s:
tp
Penghitungan PMTB dalam bentuk mesin, alat angkutan dan barang modal
lainnya dibedakan atas barang modal yang berasal dari produksi domestik, dan yang
berasal dari impor. Untuk barang modal domestik, dapat diperoleh dengan dua cara.
Pertama, dengan mengalokasi output mesin, alat angkutan dan barang modal lain
yang menjadi pembentukan modal. Nilai tersebut masih harus ditambah dengan
biaya angkut dan margin perdagangan, sehingga diperoleh PMTB atas dasar harga
berlaku (adhb). Untuk memperoleh nilai atas dasar hargakonstan (adhk) adalah
dengan men-deflate PMTB atas dasar harga berlaku dengan IHPB yang sesuai dengan
jenis barang modal.
Pendekatan kedua, yang harus dilakukan bila data output tidak tersedia adalah
dengan cara “ekstrapolasi” atau mengalikan PMTB adhk dengan indeks produksi
Penghitungan PMTB dalam bentuk mesin, alat angkutan dan barang modal lain
yang berasal dari impor, dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) cara, yaitu:
Pertama, PMTB adhb diperoleh dari total nilai barang impor. Selanjutnya, barang
modal tersebut dirinci menurut kelompok utama seperti mesin-mesin, alat angkutan
dan barang modal lain. Apabila rincian tersebut tidak tersedia dapat digunakan rasio
.id
tertentu sebagai alokator (barang modal impor kode HS 2 digit).
o
Kedua, untuk memperoleh PMTB adhk adalah dengan cara men“deflate” PMTB
.g
adhb dengan menggunakan indeks harga yang sesuai. ps
.b
PMTB adhb untuk barang modal tak-berwujud seperti eksplorasi mineral,
ta
ko
dari aktivitas pertambangan itu menjadi pengali nilai eksplorasi mineral pada periode
//t
dengan indeks implisit dari PDRB industri pertambangan. Selain itu, data dari ESDM
tp
ht
dan BP Migas diharapkan menjadi dasar atau data kontrol untuk data tahunannya.
Penghitungan PMTB hasil karya hiburan, sastra, dan seni original (entertainment,
literary, or artistic original products), data yang dikumpulkan antara lain nilai sinetron
dan program acara televisi yang dapat dibuat. Sedangkan data Impor film diperoleh
dari nilai impor film. PMTB adhk diperoleh dengan cara men-deflate nilai adhb dengan
indeks implisit industri jasa hiburan dan IHPB barang impor.
.id
dan barang modal. Dalam PDB/PDRB, komponen Perubahan Inventori merupakan
o
.g
bagian dari Pembentukan Modal Tetap Bruto, atau yang lebih dikenal sebagai
ps
investasi fisik yang terjadi pada kurun waktu tertentu di dalam suatu wilayah.
.b
Perubahan inventori menggambarkan bagian dari investasi yang direalisasikan dalam
ta
ko
bentuk barang jadi, barang setengah jadi, serta bahan baku dan bahan penolong pada
al
satu periode tertentu. Ketersediaan data perubahan inventori menjadi penting untuk
eg
oleh produsen untuk tujuan diolah lebih lanjut (intermediate consumption) menjadi
ht
barang dalam bentuk lain, yang mempunyai nilai ekonomi maupun nilai manfaat
yang lebih tinggi. Termasuk dalam pengertian ini adalah barang yang masih dalam
proses pengerjaan (work in progress), serta barang jadi yang belum dipasarkan dan
masih dikuasai oleh pihak produsen.
Perubahan inventori adalah selisih antara nilai inventori pada akhir periode
akuntansi dengan nilai inventori pada awal periode akuntansi. Perubahan inventori
menjelaskan tentang perubahan posisi barang inventori, yang dapat bermakna
pertambahan (tanda positif) atau pengurangan (bertanda negatif).
.id
konstruksi;
o
b. Berbagai jenis bahan baku dan penolong (material & supplies), yaitu semua bahan,
.g
komponen atau persediaan untuk diproses lebih lanjut menjadi barang jadi;
ps
c. Barang jadi, yaitu barang yang telah diproses tetapi belum terjual atau belum
.b
ta
digunakan, termasuk barang yang dijual dalam bentuk yang sama seperti pada
ko
waktu dibeli;
al
d. Barang setengah jadi, yaitu barang-barang yang sebagian telah diolah atau belum
eg
e. Barang dagangan yang masih dikuasai oleh pedagang besar maupun pedagang
tp
• Data eksternal lain, seperti data persediaan beras dari Bulog, data semen dari
Asosiasi Semen Indonesia (ASI), gula dari Dewan Gula Indonesia (DGI), dan
ternak dari Dirjen Peternakan Kementrian Pertanian.
.id
Terdapat 2 (dua) metode yang digunakan dalam penghitungan komponen
o
perubahan inventori, yaitu pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung.
.g
ps
Pendekatan langsung adalah pendekatan dari sisi “korporasi”, sedangkan pendekatan
.b
tidak langsung adalah pendekatan dari sisi “komoditas”.
ta
ko
yang relatif lebih baik dibanding dengan pendekatan tidak langsung. Pendekatan
eg
komoditas hanya dapat dilakukan jika data posisi inventori tersedia secara rinci dan
//t
berkesinambungan.
s:
tp
Pendekatan Langsung
ht
• menghitung posisi inventori adhk, dengan cara men-deflate stok awal dan akhir
dengan IHPB akhir tahun;
• menghitung perubahan inventori adhk dengan mengurangkan posisi di tahun
berjalan dengan di tahun sebelumnya; dan
• menghitung perubahan inventori adhb dengan meng-inflate perubahan inventori
adhk dengan IHPB rata-rata tahunan.
.id
Perubahan Inventori adalah:
o
• Data inventori yang dibutuhkan adalah dalam bentuk posisi atau pada satu saat
.g
untuk periode waktu yang berurutan; ps
.b
• Tidak seluruh komoditas inventori tersedia data volume dan harganya;
ta
• Data perubahan inventori yang tersedia dalam bentuk volume umumnya tidak
ko
disertai data harganya. Jika data harga inventori tidak tersedia, maka dapat
al
eg
yang sesuai;
s:
Aktivitas ekspor-impor dalam suatu wilayah diyakini telah terjadi sejak lama,
bahkan sebelum wilayah itu ditetapkan sebagai wilayah pemerintah. Ragam barang
dan jasa yang diproduksi serta disparitas harga, menjadi faktor utama munculnya
aktivitas ekspor impor. Daerah yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri
berusaha mendatangkan dari daerah atau bahkan negara lain. Di sisi lain, daerah yang
memproduksi barang dan jasa melebihi dari kebutuhan domestik, terdorong untuk
memperluas pasar ke luar daerah atau bahkan ke luar negeri.
.id
a.i.1.a.i.1.b. Ekspor/impor jasa dari/ke daerah lain ke/dari kabupaten tersebut
o
Cakupan jasa meliputi jasa pengangkutan, asuransi, komunikasi, pariwisata, dan
.g
jasa lainnya ps
a.i.1.a.i.1.c. Net Ekspor antar daerah
.b
ta
• Data Statistik Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dari BPS (dalam US$)
ht
• Data Statistik Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dari BPS (dalam US$)
• Neraca Pembayaran Indonesia dari Bank Indonesia
• Laporan Simopel, yaitu laporan (bulanan) bongkar muat barang di pelabuhan;
• Informasi lalu-lintas barang yang keluar-masuk provinsi di jembatan timbang;
• Informasi lalu-lintas barang yang keluar-masuk provinsi dari hasil survei.
• Kurs transaksi rata-rata tertimbang dari Bank Indonesia
Ekspor-Impor barang luar negeri dinilai menurut harga free on board (fob) dalam
US$. Penghitungan ekspor barang luar negeri dilakukan dengan mengalikan nilai
barang (sesuai PEB) dengan kurs transaksi beli rata-rata tertimbang. Sedangkan Impor
barang luar negeri dilakukan dengan mengalikan nilai barang (sesuai PIB) dengan
kurs transaksi jual rata-rata tertimbang. Nilai ekspor-impor jasa berasal dari Neraca
Pembayaran Indonesia (NPI) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.Disamping itu,
nilai ekspor-impor tersebut masih ditambah/dikurangi dengan nilai pembelian
o .id
.g
ps
.b
ta
ko
al
eg
//t
s:
tp
ht
TINJAUAN
03
3
PEREKONOMIAN
.id
komponen pengeluaran akhir, sedangkan faktor eksternal banyak dipengaruhi oleh
o
perubahan teknologi dan struktur perdagangan global sebagai akibat peningkatan
.g
perdagangan internasional. ps
.b
Pada tahun 2020 kondisi perekonomian global mengalami hantaman akibat
ta
dari penyebaran pandemi Covid-19 yang terjadi hampir di seluruh dunia. Dampaknya
ko
terhadap perekonomian global dapat dirasakan pada awal tahun 2020, beberapa
al
eg
karantina, social distancing, lockdown dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
.id
lainnya, terutama yang terkena imbasnya golongan masyarakat menengah ke bawah.
o
.g
Penghasilan masyarakat yang menurun sejalan dengan sektor usaha mengurangi
aktivitasnya atau tutup total.
ps
.b
ta
ko
Pandemi Covid-19 yang melanda sejak awal tahun 2020 telah menggoyahkan
s:
perekonomian dapat digambarkan melalui nilai PDRB atas dasar harga berlaku dan
atas dasar harga konstan, serta pertumbuhan pada total PDRB.
Nilai PDRB atas dasar harga berlaku Kota Tegal pada tahun 2020 mencapai
15,239 triliun rupiah yang sebagian besar digerakkan oleh konsumi rumah tangga,
PMTB, dan impor. Nilai tersebut mengalami penurunan akibat adanya pandemi
Covid-19 bila dibandingkan dengan tahun 2019 yang mencapai 15,284 triliun rupiah.
.id
6. Net Ekspor -1.578,36 -1.474,38 -1.596,19 -1.499,22 -1.118,74
o
.g
TOTAL PDRB 11.963,08 12.996,75 14.104,49 15.283,91 15.239,22
*Angka Sementara
ps
.b
** Angka Sangat Sementara
ta
ko
tahun dapat memberikan gambaran tentang perubahan PDRB secara volume atau
eg
secara kuantitas saja (tanpa ada pengaruh perubahan harga). PDRB komponen
//t
s:
secara riil, utamanya berkaitan dengan peningkatan volume konsumsi akhir. Tahun
ht
2020 nilai PDRB adh konstan Kota Tegal adalah sebesar 10.953,33 Milyar rupiah.
Kondisi ini menurun bila dibandingkan 2019 yang tercatat sebesar 11.205,32 milyar
rupiah. Selama kurun waktu 2016–2020, gambaran tentang perkembangan ekonomi
Kota Tegal berdasarkan PDRB adh Konstan dapat dilihat pada Tabel 3.2. Sama halnya
dengan PDRB adh berlaku, pada tahun 2020 hampir sebagian besar komponen
pengeluaran akhir PDRB adh konstan juga menunjukkan penurunan.
.id
6. Net Ekspor -834,91 -679,40 -601,75 -458,32 -355,60
o
TOTAL PDRB 9.445,03 10.006,94 10.594,34 11.205,32 10.953,33
.g
*Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
ps
.b
ta
ko
Gambar 3.1. Perbandingan PDRB adhb dan PDRB adhk 2010 menurut
al
15.283,91 15.239,22
tp
14.104,49
ht
12.996,75
11.963,08
11.205,32 10.953,33
10.594,34
10.006,94
9.445,03
Gambar 3.1 menunjukkan bahwa nilai PDRB adh berlaku lebih besar dari nilai
PDRB adh konstan. Perbedaan tersebut disebabkan karena ada pengaruh perubahan
Tabel 3.3. Distribusi PDRB Adh Berlaku menurut Pengeluaran Tahun 2016-2020
(Persen)
.id
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
53,94 53,36 52,90 52,14 52,57
o
1. Konsumsi Rumah Tangga
.g
2. Konsumsi LNPRT 0,81 0,80 0,82 0,85 0,84
ps
10,42 9,90 9,46 9,08 8,65
.b
3. Konsumsi Pemerintah
ta
*Angka Sementara
tp
Kinerja ekonomi Kota Tegal selama ini ditopang oleh tiga komponen besar
yaitu konsumsi rumah tangga, PMTB dan impor. Secara struktur ekonomi, peranan
konsumsi rumah tangga masih yang paling besar walaupun dalam kurun waktu
empat tahun terakhir sebelum pandemi dominasi peranannya semakin menurun.
Hampir seluruh komponen pengeluaran, kinerjanya mengalami penurunan akibat
pandemi.
Perubahan 0,44
0,40
Inventori 0,37
0,84
PKLNPRT 0,85
0,81
8,65
PKP 9,08
10,42 2020
.id
35,61 2019
Ekspor 41,95
o
44,65 2016
.g
42,95
Impor 51,76
ps 57,84
.b
44,84
PMTB 47,34
ta
47,66
ko
52,57
PKRT 52,14
53,94
al
eg
//t
s:
Agregat makro lain yang dapat diturunkan dari data PDRB adalah
tp
pertumbuhan riil PDRB atau lebih dikenal dengan pertumbuhan ekonomi (economic
ht
Tabel 3.4. Laju Pertumbuhan PDRB Adh Konstan 2010 menurut Pengeluaran,
Tahun 2016-2020 (Persen)
.id
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 4,42 4,40 5,74 4,17 -5,87
o
.g
TOTAL PDRB 5,49 5,95 5,87 5,77 -2,25
*Angka Sementara ps
** Angka Sangat Sementara
.b
ta
ko
al
harga yang terjadi pada sisi konsumen, baik konsumen akhir (rumah tangga, LNPRT
//t
dan pemerintah) maupun konsumen laiinnya (perusahaan dan luar negeri) juga
s:
tp
mengalami peningkatan.
ht
Tabel 3.5. Indeks Implisit PDRB menurut Pengeluaran Tahun 2016-2020 (Persen)
*Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
Secara umum, konsumsi akhir rumah tangga terus meningkat dari tahun ke
tahun, menurut adh berlaku menunjukkan sumber daya ekonomi yang dihasilkan
oleh Kota Tegal. Pengeluaran konsumsi rumah tangga digunakan untuk membiayai
konsumsi makanan dan minuman, pakaian dan alas kaki, perumahan, perkakas,
perlengkapan dan penyelenggaraan rumah tangga, kesehatan dan pendidikan,
.id
transportasi, komunikasi, rekreasi dan budaya, hotel dan restoran, serta lainnya.
o
Di era sekarang, rumah tangga kelas menengah Indonesia menjadi bagian
.g
ps
yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Tidak hanya dari sisi jumlah yg
.b
terus meningkat akan tetapi perubahan gaya hidup mendorong konsumsi rumah
ta
melimpahnya penawaran dan persediaan berbagai jenis barang dan jasa di pasar
al
eg
juga didorong oleh populasi kaum muda yang terus bertambah hingga meningkatkan
s:
penggunaan belanja online. Ditambah lagi semakin maraknya belanja online pada
tp
masa pandemi menjadi salah satu peningkatan konsumsi rumah tangga. Walaupun
ht
daya beli masyarakat masih tertahan yang disebabkan oleh pandemi hampir semua
wilayah di Kota Tegal setidaknya bisa menjadi pendorong peningkatan konsumsi
rumah tangga tidak terkontraksi lebih dalam.
.id
Secara total, konsumsi rumah tangga atas dasar harga konstan dalam kurun
o
waktu 2016-2019 mengalami kenaikan. Namun pada tahun 2020 nilai konsumsi
.g
ps
rumah tangga berdasarkan harga konstan mengalami penurunan akibat pandemi.
.b
Share ekspor dan impor Kota Tegal yang berada di atas 35 persen, menyebabkan
ta
ekonomi Kota Tegal sangat tergantung dari perdagangan tersebut. Bahan baku dan
ko
barang modal beberapa industri di Kota Tegal tergantung dari peranan ekspor dan
al
eg
produktivitas serta banyaknya PHK yang berdampak pada tingkat daya beli
masyarakat. Adanya kebijakan Work From Home (WFH) dan Study From Home (SFH),
banyak pedagang informal juga terkena imbasnya dan mengurangi kebutuhan
belanja konsumsinya.
.id
Total Konsumsi LNPRT
o
(Milyar Rp)
.g
a. ADHB 97,31 103,67 115,39 129,72 128,09
b. ADHK 2010 69,26 71,63 ps 77,61 85,30 82,82
.b
Proporsi terhadap 0,81 0,80 0,82 0,85 0,84
ta
*Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
eg
Berdasarkan tabel 3.7 dapat dilihat pertumbuhan konsumsi LNPRT dari tahun
//t
s:
pertumbuhan tertinggi selama kurun waktu lima tahun terakhir. Adanya pemilihan
ht
Sementara itu, pada tahun 2020 konsumsi lembaga non profit yang melayani
rumah tangga (LNPRT) terkontraksi -2,98 persen. Aktivitas lembaga keagamaan
pada saat pandemi dilakukan secara virtual. Tidak ada keramaian pada saat Hari
Raya Idul Fitri, Natal, atau Hari Raya Idul Adha. Ini yang menyebabkan terjadi
kontraksi pada konsumsi LNPRT. Selain itu, organisasi kebudayaan, organisasi
kemasyarakatan, organisasi profesi juga tidak berkegiatan selain mengeluarkan
bantuan untuk terdampak pandemi. Namun pengeluaran tersebut tidak terlalu tingi
dibandingkan pengeluaran konsumsi tahun 2019.
.id
penurunan dibandingkan tahun 2019.
o
.g
ps
.b
Tabel 3.8. Perkembangan Penggunaan Konsumsi Akhir Pemerintah
ta
Tahun 2016-2020
ko
(Milyar Rp)
s:
.id
Pertumbuhan konsumsi akhir pemerintah secara riil mengalami fluktuasi.
o
.g
Dalam kurun waktu tahun 2016 sampai dengan tahun 2020, pertumbuhan konsumsi
ps
pemerintah tertinggi terjadi pada tahun 2019, yaitu sebesar 3,35 persen, sedangkan
.b
pertumbuhan konsumsi pemerintah terendah terjadi pada tahun 2020 yaitu -4,51
ta
ko
persen. Rendahnya konsumsi pemerintah terjadi akibat shortfall pajak yang melebar
al
.id
Uraian 2016 2017 2018 2019* 2020**
o
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
.g
Total PMTB (Milyar Rp)
a. ADHB 5.701,11 6.091,19
ps6.703,25 7.235,36 6.832,52
.b
b. ADHK 2010 4.361,21 4.553,15 4.814,28 5.014,86 4.720,58
ta
*Angka Sementara
eg
Berbeda dengan komponen pengeluaran lain yang dapat dianalisis agak rinci,
perubahan inventori baru dapat dianalisis dari sisi proporsinya saja. Perbedaan dalam
pendekatan dan tata cara estimasi menyebabkan komponen inventori tidak banyak
dikaji lebih dalam. Hal utama yang dapat dilihat dari komponen ini adalah proporsi,
dalam PDRB pada umumnya mempunyai besaran atau nilai yang berfluktuasi baik
dalam level maupun tandanya (positif atau negatif).
.id
Uraian 2016 2017 2018 2019* 2020**
o
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
.g
Total Perubahan Inventori
(Milyar Rp) ps
.b
a. ADHB
43,79 55,09 87,09 60,86 67,56
ta
ko
b. ADHK 2010
53,50 50,30 50,99 45,04 62,79
al
ADHB (%)
//t
*Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
tp
ht
Ekspor didefinisikan sebagai proses penjualan barang dan jasa dari suatu
daerah ke daerah yang lain. Sedangkan pembelian barang dan jasa oleh suatu daerah
dari daerah lain disebut impor. Berbeda dengan penghitungan ekspor-impor barang
dan jasa luar negeri, pada penghitungan ekspor-impor antar daerah tidak tersedia
sumber data yang sesuai dengan konsep dan definisi yang ditentukan. Sumber data
yang tersedia selama ini hanya menunjukkan adanya transaksi namun tidak diketahui
berapa nilai uang yang terjadi dalam transaksi tersebut. Keberadaan data dengan
kondisi seperti ini menyebabkan penghitungan ekspor-impor antar Kabupaten/Kota
menjadikan komponen ini (dalam series PDRB tahun dasar 2010) diperlakukan
sebagai item penyeimbang (residual), yakni perbedaan antara total PDRB menurut
.id
pengeluaran dengan total PDRB menurut lapangan usaha. Ketersediaan data yang
o
.g
ada lebih sesuai untuk dimanfaatkan sebagai informasi pendukung.
ps
Tabel 3.11. Perkembangan Ekspor Impor Antardaerah Tahun 2016-2020
.b
ta
Pada saat ini untuk memisahkan net ekspor antardaerah menjadi nilai ekspor
antardaerah dan nilai impor antardaerah dilakukan dengan metode tidak langsung,
yaitu dengan metode crosshauling. Metode ini bekerja dengan memanfaatkan sifat
keseimbangan permintaan (demand) dan penyediaan (supply) setiap komoditas di
suatu perekonomian. Penghitungan ekspor impor dengan metode cross-hauling
diawali dengan metode commodity balance. Metode commodity balance adalah metode
Dari tabel 3.11 dapat dilihat gambaran ekspor dan impor antar daerah, yaitu
ekspor Kota Tegal ke Kabupaten/Kota lain serta impor dari Kabupaten/Kota lain.
Terlihat bahwa nilai ekspor antar daerah selalu lebih kecil dibanding nilai impornya.
Kontribusi net ekspor antardaerah dalam kurun waktu 2016-2020 selalu bernilai
negatif, baik adh berlaku maupun adh konstan. Hal ini menunjukkan nilai ekspor
antar daerah lebih kecil dari nilai impornya, atau dapat dikatakan bahwa
perdagangan antar daerah di Kota Tegal dengan kabupaten/kota lain belum pernah
mengalami surplus. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa untuk memenuhi
.id
kebutuhannya, masyarakat Kota Tegal masih sangatlah bergantung pada barang-
o
.g
barang dari luar Kota Tegal khususnya produk kebutuhan barang-barang pribadi
maupun rumah tangga lainnya.
ps
.b
ta
ko
al
eg
//t
s:
tp
ht
BA
AGREGAT PDRB
Berbagai indikator ekonomi makro yang lazim digunakan dalam analisis sosial
ekonomi dapat diturunkan dari seperangkat data PRDB. Berikut ini akan disajikan
beberapa rasio (perbandingan relatif) guna melengkapi analisis, di tengah
keterbatasan informasi yang tersedia.
.id
4.1 PDRB (NOMINAL)
o
Agregat ini menjelaskan nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan di
.g
ps
dalam suatu wilayah ekonomi domestik, dimana di dalamnya masih terkandung nilai
.b
penyusutan. PDRB dapat digunakan sebagai ukuran “produktivitas”, karena
ta
dan pendapatan.
//t
Dari series data PDRB pengeluaran dapat diturunkan beberapa ukuran yang
s:
berkaitan dengan PDRB maupun variabel pendukung lain (seperti rumah tangga, dan
tp
ht
PDRB per kapita menunjukkan bahwa secara ekonomi setiap penduduk Kota
Tegal secara rata-rata mampu menciptakan PDRB atau (nilai tambah) sebesar nilai
perkapita di masing-masing tahun tersebut. Tahun 2020 PDRB per kapita Kota tegal
sebesar 60,79 juta rupiah, menurun bila dibandingkan dengan tahun 2019 yang
tercatat sebesar 61,16 juta rupiah. Sementara itu pertumbuhan per kapita secara
“riil” selama 2016-2019 berada sekitar 5 persen. Sejalan dengan pertumbuhan
ekonominya, pertumbuhan per kapita Kota Tegal tahun 2020 juga mengalami
kontraksi akibat adanya pandemi covid-19 sebesar -2,55 persen.
PDRB perkapita
(Ribu Rp)
.id
Pertumbuhan
o
PDRB Per Kapita 5,02 5,57 5,48 5,39 -2,55
.g
ADHK 2010 (%)
Jumlah penduduk
(jiwa)
247.212 248.094 ps
249.003 249.905 250.677
.b
*Angka Sementara
ta
konsumsi akhir rumah tangga dengan yang digunakan untuk investasi fisik
(pembentukan modal tetap). Dari tabel berikut dapat dilihat bahwa sebagian besar
penggunaan produk yang tersedia di wilayah domestik Kota Tegal digunakan untuk
konsumsi akhir rumah tangga.
.id
Konsumsi akhir adalah penggunaan berbagai produk barang dan jasa akhir
o
(baik berasal dari produk domestik maupun impor), untuk menunjang aktivitas
.g
ps
ekonomi. Pelaku konsumsi akhir meliputi rumah tangga, LNPRT, dan pemerintah.
.b
Walaupun ketiga institusi tersebut mempunyai fungsi yang berbeda dalam sistem
ta
konsumsi akhir.
al
eg
Lebih dari 60 persen produk barang dan jasa yang berada di wilayah domestik
Kota Tegal digunakan untuk memenuhi permintaan konsumsi akhir. Proporsi ini
cenderung menurun dari tahun ke tahun, dari 65,17 persen pada tahun 2016 menjadi
Secara konsep, selisih antara nilai ekspor dan nilai impor disebut sebagai “Net
Ekspor”, apabila nilai ekspor lebih besar dari nilai impor, maka terjadi surplus, dan
sebaliknya yang terjadi adalah defisit. Dilihat dari arus uang yang masuk atau keluar,
apabila tingkat keseimbangan dalam posisi surplus, maka terjadi aliran uang masuk,
sebaliknya kalau posisinya defisit maka terjadi aliran uang keluar. Dalam hal ini dapat
.id
dijelaskan bahwa kekuatan ekonomi suatu wilayah di antaranya ditentukan oleh
o
proses tersebut.
.g
ps
Selama periode 2016-2020, posisi perdagangan barang dan jasa Kota Tegal
.b
dengan luar daerah dan antar kabupaten/kota, selalu menunjukkan nilai negatif. Hal
ta
ini menunjukkan neraca perdagangan barang dan jasa Kota Tegal selalu dalam posisi
ko
defisit. Nilai ekspor yang lebih kecil dari impor menyebabkan adanya aliran uang
al
eg
keluar.
//t
s:
tp
ht
05 PENUTUP
1. PDRB menurut pengeluaran tahun 2016 - 2020 dapat menggambarkan
perubahan struktur dan perkembangan kondisi ekonomi Kota Tegal pada
periode bersangkutan. Analisis ekonomi dari sisi PDRB pengeluaran akan
berbeda dengan analisis dari sisi lapangan usaha (industri) yang lebih fokus
pada perilaku produksi. Analisis PDRB pengeluaran terfokus pada perilaku
penggunaan barang dan jasa akhir, baik untuk tujuan konsumsi akhir,
o .id
investasi (fisik), maupun perdagangan internasional dan antardaerah. Empat
.g
kelompok sektor atau pelaku ekonomi yang menggunakan barang dan jasa
ps
akhir dalam suatu perekonomian adalah rumah tangga, lembaga non-profit
.b
ta
2. Nominal PDRB Kota Tegal tahun 2020 Atas Dasar Harga Berlaku mencapai
al
eg
15,24 triliun rupiah yang sebagian besar ditopang oleh konsumsi rumah
//t
LAMPIRAN
o .id
.g
ps
.b
ta
ko
al
eg
//t
s:
tp
ht
.id
6. Net Ekspor -1.578,36 -1.474,38 -1.596,19 -1.499,22 -1.118,74
o
.g
PDRB PENGELUARAN 11.963,08ps 12.996,75 14.104,49 15.283,91 15.239,22
.b
*Angka Sementara
ta
.id
6. Net Ekspor -834,91 -679,40 -601,75 -458,32 -355,60
o
.g
PDRB PENGELUARAN 9.445,03 10.006,94 10.594,34 11.205,32 10.953,33
ps
*Angka Sementara
.b
**Angka Sangat Sementara
ta
ko
al
eg
//t
s:
tp
ht
.id
6. Net Ekspor -13,19 -11,34 -11,32 -9,81 -7,34
o
.g
PDRB PENGELUARAN 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ps
.b
*Angka Sementara
ta
5. Perubahan Inventori - - - - -
.id
6. Net Ekspor - - - - -
o
.g
PDRB PENGELUARAN 5,49 5,95 5,87 5,77 -2,25
ps
*Angka Sementara
.b
**Angka Sangat Sementara
ta
ko
al
eg
//t
s:
tp
ht
5. Perubahan Inventori - - - - -
.id
6. Net Ekspor - - - - -
o
.g
PDRB PENGELUARAN 5,49 5,95 5,87 5,77 -2,25
ps
*Angka Sementara
.b
**Angka Sangat Sementara
ta
ko
al
eg
//t
s:
tp
ht
5. Perubahan Inventori - - - - -
.id
6. 6. Net Ekspor - - - - -
o
.g
PDRB PENGELUARAN 126,66 129,88 133,13 136,40 139,13
ps
*Angka Sementara
.b
**Angka Sangat Sementara
ta
ko
al
eg
//t
s:
tp
ht
5. Perubahan Inventori - - - - -
.id
6. Net Ekspor - - - - -
o
.g
PDRB PENGELUARAN 3,29 2,54 2,51 2,45 2,00
ps
*Angka Sementara
.b
**Angka Sangat Sementara
ta
ko
al
eg
//t
s:
tp
ht