Anda di halaman 1dari 29

.................

Lanjutan
DIFERENSIAL
10. Diferensiasi fungsi logaritmik

dy 1
Jika y = a log x, maka 
dx x ln a

5
Contoh : y = log 2,
dy 1 1
 
dx x ln a 2 ln 5
11. Diferensiasi fungsi komposit-logaritmik

a dy a log e du
Jika y = log u, di mana u = g(x), maka  .
dx u dx
 x3
Contoh : y = log  
 x2
( x  3) du ( x  2)  ( x  3) 5
misalkan u    2

( x  2) dx ( x  2) ( x  2)2
a
dy log e du
 .
dx u dx
log e 5 5 log e 5 log e
 . 2
  2
 x  3  ( x  2) ( x  3)( x  2) ( x  x  6)
 
 x  2
12. Diferensiasi fungsi komposit-logaritmik-berpangkat

Jika y = (a log u)n, di mana u = g(x) dan n adalah konstanta,


dy dy a loge du
maka  . .
dx du u dx
du
Contoh : y = (log 5 x2)3 misalkan u = 5 x2 →  10 x
dx

dy 2 2  log e 
 3 (log 5 x )   (10 x )
2 
dx  5x 
30 x (log 5 x 2 )2 log e 6 2 2
 2
 (log 5 x ) log e
5x x
13. Diferensiasi fungsi logaritmik-Napier

dy 1
Jika y = ln x, , maka 
dx x

Contoh : y = ln 5 dy 1 1
 
dx x 5
14. Diferensiasi fungsi komposit-logaritmik-Napier

dy 1 du
Jika y = ln u, di mana u = g(x), maka  .
dx u dx
 x  3
Contoh : y = ln  
 x  2
( x  3) du 5
Misalkan u =  
( x  2) dx ( x  2) 2

dy 1 du ( x  2) 5 5
 .  . 2

dx u dx ( x  3) ( x  2) ( x 2  x  6)
15. Diferensiasi fungsi komposit-logaritmik-Napier-berpangkat

Jika y = (ln u)n, di mana u = g(x) dan n adalah konstanta,

dy dy 1 du
maka  . .
dx du u dx
2 du
Contoh : y = (ln 5 x2)3 misalkan u  5 x   10 x
dx

dy  1  6
 3 (ln 5 x 2 ) 2  
2 
(10 x )  (ln 5 x 2 2
)
dx 5 x  x
16. Diferensiasi fungsi eksponensial

ax ,
dy x
Jika y = di mana a adalah konstanta, maka  a ln a
dx
dy x x
Contoh : y = 5x,  a ln a  5 ln 5
dx

Dalam hal y = ex, maka dy/dx = ex juga, sebab ln e = 1.


17. Diferensiasi fungsi komposit-ekponensial

dy u du
Jika y = au, di mana u = g(x), maka  a ln a
dx dx
Contoh :
3 x 2 4
du
2
y9 misalkan u  3 x  4   6x
dx
dy u du
 a ln a
dx dx
3 x 2 4 3 x2 - 4
9 (ln 9)(6 x )  (6 x ) 9 ln 9
18. Diferensiasi fungsi balikan

Jika y = f(x) dan x = g( y) adalah fungsi-fungsi yang saling


berbalikan
dy 1
(inverse functions), maka 
dx dx/dy
Contoh :
1) x = 5 y + 0,5 y 4
dx 3 dy 1
52 y    1/(5  2 y 3 )
dy dx dx/dy
2) x = ln (2 y 3 + y 2)
2 3 2 2
dx 6 y  2 y dy 1 2 y y 2y y
 3 2
   2

dy 2 y  y dx dx/dy 6 y  2 y 6 y  2
HAKEKAT DERIVATIF DAN DIFERENSIAL

y
 lereng dari kurva y  f(x)
x
lim y dy

x  0 x dx

dy/dx  terdiri dari 2 suku, dy dinamakan diferensial


y, dx merupakan diferensial dari x.
Diferensial dari x : dx = ∆x
Diferensial dari y : dy=(dy/dx) ∆x
Variabel terikat
 dy/dx  lereng taksiran
(approximated slope) dari kurva y =
f(x) pada kedudukan x tertentu.
 ∆y/∆x  lereng yang sesungguhnya
(the true slope)
 Lereng taksiran ini dapat lebih besar
(over estimated), atau lebih kecil
(under estimated), atau sama dengan
lereng sesungguhnya
(teragantung pada jenis fungsinya dan
besar kecilnya perubahan pada
variabel bebas)
 Fungsi y = f(x) yang linier, lereng
taksiran = lereng sesungguhnya,
berapapun ∆x  dy/dx = ∆y/ ∆x

y = f(x) Perubahan x = ∆x
Perubahan y = ∆y
R Diferensial x = dx
Diferensial y = dy
∆y = dy
Kuosien diferensi =
P
Q ∆y/ ∆x
Derivatif = dy/dx
∆x = dx

dy/dx = ∆y/ ∆x
 Fungsi y = f(x) yang non-linier
y y

S
S

R QR=∆y R
QS=dy
P Q QR=dy
P QS=∆y
Q

∆x = dx
∆x = dx

0 x 0 x
(a) (b)

dy > ∆y dy < ∆y
Over-estimated Under-estimated
DERIVATIF DARI DERIFATIF
 Setiap fungsi bisa diturunkan lebih dari 1
kali (tergantung derajatnya).
 Turunan pertama (turunan dari fungsi
awal), turunan kedua (turunan dari fungsi
pertama, dst.
contoh :
y  f ( x)  x 3  4 x 2  5 x  7
y '  dy / dx  3 x 2  8 x  5
y ' '  d 2 y / dx 2  6 x  8
y ' ' '  d 3 y / dx 3  6
y 'v  d 4 y / dx 4  0
HUBUNGAN ANTARA FUNGSI DAN DERIVATIFNYA

 Dengan mengetahui hub. antara fungsi dan


derivatifnya  besarnya turunan pertama dan
turunan kedua  akan bisa dikenali bentuk
gambar dari fungsi tersebut
 Kita akan mengetahui kurva menaik atau
menurun, titik ekstrim dan juga titik beloknya.
contoh :
y  f ( x)  1 x 3  4 x 2  12 x  5  fungsi kubik
3
2
y '  dy / dx  x  8 x  5  fungsi kuadrat
2 2
y ' '  d y / dx  2 x  8  fungsi linear
3 3
y ' ' '  d y / dx  2  konstanta

Perhatikan pengurangan derajat fungsi pada masing-


masing turunannya
FUNGSI MENAIK DAN MENURUN
 Turunan pertama dari sebuah fungsi non-linear dapat
digunakan untuk menentukan apakah kurva dari fungsi
yang bersangkutan menaik atau menurun pada kedudukan
tertentu.

Lereng nol
y = f(x)

Lereng negatif
fungsi
f’(a) > 0, y = f(x) menaik
Lereng menurun
positif f’(a) < 0, y = f(x)menurun
fungsi
menaik
Lereng nol
UJI TANDA

 Apabila turunan pertama f’(x) = 0, berarti


y = f(x) berada di titik ekstrim
 Untuk menentukan apakah titik ekstrim tersebut
merupakan titik maksimum ataukah minimum,
maka perlu dilakukan uji tanda terhadap f’(a) =
0.
 Jika f’(x) > 0 untuk x < a dan f’(x) < 0 untuk x > a,
maka titik ekstrimnya adalah titik maksimum.
 Jika f’(x) < 0 untuk x < a dan f’(x) > 0 untuk x > a,
maka titik ekstrimnya adalah titik minimum.
TITIK EKSTRIM FUNGSI PARABOLIK

 Turunan pertama dari fungsi parabolik y = f(x) berguna


untuk menentukan letak titik ekstrimnya.
 Sedangkan turunan kedua berguna untuk mengetahui
jenis titik ekstrim yang bersangkutan.
 Perhatikan fungsi parabolik berikut dan turunan-
turunannya, serta hubungan secara grafik.
y = f(x) = x2 - 8x + 12 ………….fungsi parabolik
y’ = f’(x) = dy/dx = 2x – 8 …….fungsi linear
y” = f”(x) = d2y/dx2 = 2 ……….konstanta
 Parabola y = f(x) = x2 - 8x + 12 , mencapai titik ekstrim –
dalam hal ini titik minimum yaitu (4, -4)
y’ = 0, nilai variabel bebas x = 4. x=4
dimasukkan ke dalam persamaan Parabola  didapat
nilai y = -4
y

y = x2 – 8x + 12
12

y’= 2x - 8

2 y” = 2
0 x
2 4 6

-4
(4,-4)

-8
 Parabola y = f(x) mencapai titik ekstrim pada y’
=0
 Jika y” < 0 : bentuk parabolanya terbuka ke
bawah, titik ekstrimnya adalah titik maksimum.
 Jika y” > 0 : bentuk parabolanya terbuka ke
atas, titik ekstrimnya adalah titik minimum.
TITIK EKSTRIM DAN TITIK BELOK FUNGSI KUBIK

 Titik maksimum atau minimum fungsi kubik, serta titik


beloknya dapat dicari melalui turunan pertama dan
kedua dari fungsi tersebut.
 Perhatikan fungsi kubik dan turunannya berikut :
y = 1/3x3 – 3x2 + 8x – 3 ………….fungsi kubik
y’ = x2 – 6x + 8 ……………………fungsi kuadratik
y” = 2x – 6 ………………………..fungsi linear
 Jika y’ = 0,
x2 – 6x + 8 = 0
(x – 2)(x – 4) = 0  x1 = 2, x2 = 4
 Untuk x1 = 2 dimasukkan pada persamaan kubik 
maka y = 3.67 (2, 3.67)  titik ekstrim maksimum
 Untuk x1 = 2 apabila dimasukkan dalam turunan ke dua,
maka y” = -2 < 0 (turunan kedua negatif)
 Untuk x2 = 4 dimasukkan pada persamaan kubik 
maka y = 2.33 (4, 2.33)  titik ekstrim minimum
 Untuk x2 = 4 apabila dimasukkan dalam turunan ke dua,
maka y” = 2 > 0 (turunan kedua positif)
 Jika y” = 0  2x – 6 = 0  x = 3, nilai x = 3 dimasukkan
dalam persamaan kubik  didapatkannilai y = 3  titik belok
(3,3)
y

y’ = x2 – 6x + 8
8

y’’= 2x – 6
(2,3.67)
3.67 y = 1/3x3 – 3x2 + 8x + 3
(3,3)
(4,2.33)

2 y” = 2
0 x
2 3 4

-2 (3,-1)

-4

-6
 Fungsi Kubik y = f(x) mencapai titik ekstrim
pada y’ = 0
 Jika y” < 0 pada y’ = 0, maka titik ekstrimnya
adalah titik maksimum
 Jika y” > 0 pada y’ = 0, maka titik ekstrimnya
adalah titik minimum
 Fungsi kubik y = f(x) berada di titik belok pada
y” = 0
RELATIONSHIP BETWEEN MARGINAL-COST AND
AVERAGE-COST FUNCTIONS
 TC = C(Q) total cost
 MC = C'(Q) marginal cost
 AC = C(Q)/Q average cost
d C Q  C Q   Q  1  C Q 
 2
dQ Q Q
C
1 C Q   MC
AC
 C Q   
Q Q 
1
 MC  AC   0
Q Q
PENERAPAN LAIN :

 Elastisitas  dengan rumus umum :

Ey lim y / y dy x
   
Ex x  0 x / x dx y
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai