Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL SEMINAR

FINANCIAL DIGITAL DI ERA 4.0

A. LATAR BELAKANG

Revolusi industry 4.0 kerap menjadi pembahasan yang hangat di Indonesia. Terlebih sejak
Presiden Joko Widodo meresmikan roadmap Making Indonesia 4.0. Diharapkan sektor industry
generasi keempat ini bisa menciptakan lapangan kerja lebih banyak dan investasi baru yang
berbasis teknologi. Namun, implementasi revolusi industry 4.0 harus diikuti dengan
pembentukan ekosistem yang sehat dan berkesinambungan agar dapat menggerakkan seluruh
sektor ekonomi. Untuk mencapai keberhasilan di era digital diperlukan ekosistem dan
komunikasi terstruktural oleh para pelaku kebijakan di Indonesia. Dengan demikian, ekosistem
yang kuat dan saling menguntungkan dapat terwujud.
Saat ini kita berada di ambang revolusi teknologi yang secara fundamental akan
mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berhubungan satu sama lain. Dalam skala, ruang
lingkup, dan kompleksitasnya, transformasi yang sedang terjadi berbeda dengan apa yang
telah dialami manusia sebelumnya. Kita belum tahu persis apa yang akan terjadi di masa depan,
tetapi pada satu hal yang jelas, dunia harus merespon terhadap perubahan tersebut secara
terintegrasi dan komprehensif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan politik global,
mulai dari sektor public dan swasta, sampai akademisi, dan tentunya masyarakat sipil.
Diantara berbagai sektor yang terdampak oleh Revolusi Industri 4.0, tampaknya sektor
kesehatan adalah sektor yang paling mungkin mendapatkan keuntungan dari bergabungnya
sistem fisika, digital dan biologi, walaupun sektor ini mungkin juga yang paling tidak siap
menerimanya.  Hasil survei terhadap 622 pemimpin bisnis dari berbagai industri di seluruh
dunia oleh The Economist Intelligence Unit. Jajak pendapat terhadap para pemimpin bisnis ini
menunjukkan bahwa mayoritas yang signifikan dari para eksekutif tersurvei percaya bahwa
kesehatan adalah sektor yang akan mendapatkan keuntungan besar dari dampak Revolusi
Industri keempat ini. Saat ini teknologi konsumen yang memakai telepon genggam dan aplikasi
alat kebugaran dipakai dapat mengumpulkan berbagai data secara detail tentang kesehatan dan
status kebugaran seseorang. Data ini berpotensial untuk mentransformasi, tidak hanya
kesehatan individual dan keperluan medisnya, namun juga untuk penelitian kesehatan.
Bahkan ada suatu studi yang juga dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit mengatakan
bahwa 50% dari para dokter percaya bahwa teknologi telepon pintar sangat memberdayakan
pasien agar mereka berperan dalam mengatur kesehatan mereka secara proaktif.
Penyedia layanan kesehatan belakangan mengeksplorasi potensi telemedicine, yaitu
pemantauan dan pengobatan pasien dari jarak jauh melalui sensor yang tersambung ke internet.
Diharapkan bahwa telemedicine akan terbukti sangat berharga dalam pengobatan penyakit
kronis yang banyak dialami oleh lansia. Kedepannya, adalah sangat dimungkinkan bahwa
masyarakat dapat menerima cek-up medis dengan kenyamanan bahkan di rumah mereka sendiri.
Telemedicine juga dapat membawa perawatan medis kepada masyarakat di lokasi terpencil.
Dalam layanan kesehatan, jumlah tenaga kesehatan diperkirakan turun dari 274.000 pada
tahun 2015 menjadi 266.000 pada tahun 2030. Kelompok manajer praktik Kesehatan harus
meminimalkan dari 10.000 pada tahun 2015 hingga 2000 pada tahun 2030. Menurut Niall
Ferguson, Profesor dari Sejarah Keuangan dan Ekonomi di Universitas Harvard, satu-satunya
perbedaan antara revolusi saat ini dan sebelumnya adalah kecepatannya yang eksponensial dan
tidak linier. Perubahan teknologi selalu mengganggu dalam satu atau lain cara. Kita berada di
tengah-tengah revolusi industri di mana mesin pintar akan segera menggantikan pekerja;
penemuan gadget dan perangkat seluler yang lebih kuat dengan kekuatan, penyimpanan, dan
akses ke pengetahuan yang tidak terbatas; disertai dengan inovasi yang signifikan dalam
bioteknologi, robotika, pencetakan 3D, nanoteknologi, rekayasa genetika dan fisika kuantum.
Untuk mendapat manfaat dari perubahan revolusi, kita semua perlu berubah, kita semua perlu
mempersiapkan termasuk juga tenaga kesehatan. Robot dan gadget mungkin lebih cepat,
memberikan hasil lab yang akurat dan nilai diagnostik tetapi mereka tidak bisa mengalahkan
kita, karena Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) adalah salah satu unsur utama dalam
percepatan pembangunan kesehatan.
Kehadiran Revolusi Industri Keempat menjadi peluang dan upaya di era digital dalam perencanaan
SDMK di Indonesia, melihat potensi masa depan, efisien dan efektif, serta jumlah bisa berkurang.
Namun, hal ini pun jelas menjadi tantangan bagi Indonesia dalam mempersiapkan SDMK menuju
Revolusi Industri 4.0. Dengan kondisi tersebut, mahasiswa Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi
bermaksud mengadakan kegiatan seminar untuk bersama-
sama membahas peluang dan tantangan tenaga kesehatan pada Revolusi Industri 4.0.
Berdasarkan latarbelakang diatas program kreativitas mahasiswa ini menjadi salah satu
jawaban dalam menumbuhkembangkan jiwa enterpreneurship pada seluruh civitas akademika
khsusnya mahasiswa di lingkungan Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi, sesuai dengan Visi
Misi Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi.

B. TUJUAN
1. Untuk meningkatkan iklim akademik yang kreatif, inovatif, visioner, solutif dan mandiri.
2. Meningkatkan mutu mahasiswa di Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi agar kelak dapat
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan / atau profesional
yang dapat menerapkan, mengembangkan dan meyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau kesenian serta memperkaya budaya nasional.
3. Mahasiswa memiliki jiwa bersaing yang tangguh.

C. SASARAN
Sasaran peserta pada kegiatan ini berjumlah 40 peserta, terdiri dari:
1. 35 Mahasiswa Lintas jalur semester 2 program studi di Stikes Jend. A. Yani Cimahi.
2. 5 dosen Stikes Jenderal Achmad Yani.
D. TEMA
“FINANCIAL DIGITAL DI ERA 4.0”
E. PELAKSANAAN
1. Hari : Minggu
2. Tanggal : ....
3. Waktu : 08.00 s.d. 12.00 WIB
4. Tempat : ....

F. PEMBICARA
1. Moderator
a. Wulan Nurhalimah
2. Narasumber
a. Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi
1) Dewi Umu Kulsum, S. Kep., Ners., M. Kep
b. ......
1) .......

G. Susunan Panitia
Ketua : Iqbal Taufik Ismail
Wakil Ketua : Andri Dustira Hermawan
Sekretaris : Dita Ramadhany Permatasari
Enna Maidah
Maharini Arum Pandini
Sie. Acara :Wulan Nurhalimah
Rahayu Pratiwi Rusyadi
Endah Mukholidah Hanani
Bendahara : Annisa Mazda Firdaus
Agung Rismayanti
Sie. Ilmiah : Melinda Tri Agustina
Lela Sari
Nabila Khairunnisa
Lofty Safira
Sie. Dokumentasi :Vickry Endang Novian
Popi Nurmalasari
Humas : Mohamad Athif Fathullah
Andi Mulyana

H. Rundown Acara
No Waktu Kegiatan PIC
1. 07.30-08.00 Registrasi Ulang Sie. Acara
2. 08.00-08.15 Pembukaan MC/ Sie. Acara
3. 08.15-08.30 Laporan Ketua Pelaksana MC/ Sie. Acara
4. 08.30-08.45 Sambutan Ketua Stikes Jenderal MC/ Sie. Acara
Achmad Yani Cimahi
5. 08.45-09.00 Coffee Break MC/ Sie. Acara
6. 09.00-10.00 Pemaparan Materi Narasumber 1 Panel /
Moderator
7. 10.00-11.00 Pemaparan Materi Narasumber 2 Panel /
Moderator
8. 11.00-11.30 Diskusi dan Tanya Jawab Panel /
Moderator
9. 11.30-11.45 Quiz/Door Prize MC / Sie. Acara
10. 11.45- 12.30 Penutupan MC/ Sie. Acara
I. Penutup
Demikian proposal kegiatan dan anggaran kegiatan yang disusun dengan sebenar-benarnya
dan akan digunakan sebagaimana mestinya. Kami mengharapkan kerjasama dari semua pihak
dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kami berharap kegiatan ini dapat diaplikasikan sesuai dengan
harapan. Semoga dengan terlaksananya kegiatan ini dapat bermanfaat sebagai wawasan financial
digital era 4.0 bagi peserta dan mampu membawa nama Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi
sebagai sekolah tinggi ilmu kesehatan yang mendukung kegiatan positif dan bermanfaat ini.

Hormat kami,
Dosen Pendamping, Ketua Pelaksana

Dewi Umu Kulsum, S.Kep., Ners., M.Kep Iqbal Taufik Ismail

Mengetahui
Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan, , Ketua Stikes Jenderal Achmad
Yani Cimahi,

dr.R.Setijo Widodo, Sp.KFR


Achmad Setya R, S.Kp., Ns.,
M.Kep

Anda mungkin juga menyukai