0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan4 halaman
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan dasar balut bidai terhadap kemampuan anggota PMR SMP Negeri 6 Banda Aceh dalam menolong korban fraktur. Populasi penelitian ini adalah 20 anggota PMR kelas VII dan IX. Dilatih balut bidai secara berkala untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan fraktur. Hasilnya diharapkan memberikan manfaat untuk peneliti, institusi p
Deskripsi Asli:
Gawat darurat
Judul Asli
Pengaruh Pendidikan Dasar Gawat Darurat Balut Bidai Terhadap Kemampuan Menolong Korban Fraktur Pada Anggota KSR di Universitas Abulyatama Aceh Banda Aceh
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan dasar balut bidai terhadap kemampuan anggota PMR SMP Negeri 6 Banda Aceh dalam menolong korban fraktur. Populasi penelitian ini adalah 20 anggota PMR kelas VII dan IX. Dilatih balut bidai secara berkala untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan fraktur. Hasilnya diharapkan memberikan manfaat untuk peneliti, institusi p
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan dasar balut bidai terhadap kemampuan anggota PMR SMP Negeri 6 Banda Aceh dalam menolong korban fraktur. Populasi penelitian ini adalah 20 anggota PMR kelas VII dan IX. Dilatih balut bidai secara berkala untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan fraktur. Hasilnya diharapkan memberikan manfaat untuk peneliti, institusi p
Pengaruh Pendidikan Dasar Gawat Darurat Balut Bidai Terhadap Kemampuan
Menolong Korban Fraktur Pada Anggota PMR Madya
SMP Negeri 6 Banda Aceh
KEPERAWATAN GAWATDARURAT
Dhahlul Fikri Ummiyuddin
20172061P
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA
SEMESTER GENAP TAHUN 2021
A. Latar belakang Pendidikan kesehatan adalah istilah yang diterapkan pada penggunaan proses pendidikan secara terencana untuk mencapai tujuan kesehatan yang meliputi beberapa kombinasi dan kesepakatan belajar atau aplikasi pendidikan didalam bidang kesehatan (Notoatmodjo, 2013). Tujuan pendidikan kesehatan yaitu memutuskan kegiatan yang paling tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat serta menambah pengetahuan tentang kesehatan (Mubarak, 2012). Kejadian kecelakaan di sekolah sangat beragam, misalnya terpeleset yang menyebabkan luka robek atau memar, dislokasi hingga patah tulang (fraktur), keracunan makanan, tersedak makanan, pingsan dan lain-lain. Sebanyak 51,67% kejadian fraktur pada usia kisaran 18 hingga 46 tahun. Cedera akibat kecelakaan di lingkungan sekolah umumnya terjadi pada sistem musculoskeletal.Beberapa penelitian menunjukkan 84% kejadian cedera terjadi pada betis dan pergelangan kaki. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh dengan mengutamakan kegiatan promotif dan preventif didukung kegiatan kuratif dan rehabilitatif.P3K di sekolah adalah upaya pertolongan dan perawatan secara sementara pada korban kecelakaan di sekolah sebelum dibawah ke Rumah Sakit, Puskesmas atau Klinik Kesehatan untuk mendapat pertolongan yang lebih baik dari dokter atau paramedik. Pemberian pertolongan yang cepat dan tepat kepada korban yang membutuhkan pertolongan terutama di sekolah untuk mencegah kondisi korban lebih buruk. Namun, seringkali saat ingin memberikan pertolongan pada korban, penolong tidak tahu cara yang benar sehingga bantuan yang penolong berikan dapat memperparah kondisi korban. Pengetahuan yang baik serta pertolongan pertama yang benar sangat diperlukan agar mampu memberikan pertolongan pertama yang cepat dan tepat tanpa harus menunggu arahan jika berada di lokasi kejadian. Balut bidai merupakan tindakan memfiksasi atau mengimobilisasi bagian tubuh yang mengalami cedera yang menggunakan benda yang bersifat kaku maupun fleksibel sebagai fiksator /imobilisasi. Menurut hasil jurnal terkait Terdapat peningkatan pengetahuan maupun keterampilan setelah dilakukan pelatihan balut bidai baik dengan menggunakan metode simulasi, Dilakukan pelatihan balut bidai secara berkala sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam penatalaksanaan fraktur. PMR (Palang merah Remaja), adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja PMI, yang selanjutnya disebutPMR.Terdapat di PMI kota atau kabupaten di seluruh Indonesia, dengan anggota lebih dari 5 juta orang, anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan di bidang kesehatan dan siaga bencana, mempromosikan prinsip-prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI. B. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Dasar Gawat Darurat Balut Bidai Terhadap Kemampuan Menolong Korban Fraktur Pada Anggota PMR Madya SMP Negeri 6 Banda Aceh Aceh tahun 2021. 2. Tujuan khusus Untuk mengetahui pengetahuan pengaruh pendidikan dasar balut bidai pada anggota PMR di SMP Negeri 6 Banda Aceh. C. Manfaat penelitian 1. Bagi peneliti Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan tambahan pengetahuan wawasan, ketrampilan dalam melakukan penelitian yang lebih luas tentang Pengaruh Pendidikan Dasar Gawat Darurat Balut Bidai pada siswa. 2. Bagi institusi pendidikan Diharapkan penelitian dapat menjadi referensi kepustakaan bagi mahasiswa(i) fakultas keperawatan universitas abulyatama aceh tentang tentang Pengaruh Pendidikan Dasar Gawat Darurat Balut Bidai pada siswa. 3. Bagi Tempat penelitian Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan/informasi bagi siswa tentang Pengaruh Pendidikan Dasar Gawat Darurat Balut Bidai. D. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan SMP Negeri 18 Banda Aceh. E. Populasi & sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota PMR (Palang merah remaja) di SMP Negeri 6 Banda Aceh, yang berasal dari kelas Vll dan IX berjumlah 20 orang. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anggota PMR (palang merah remaja) di SMP Negeri 6 Banda Aceh, Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling yaitu seluruh responden menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 orang siswa.