DISUSUN OLEH :
NIM : P1337420418118
Tingkat : 3B
A. KONSEP DASAR
1. DEFINISI
2. ETIOLOGI
3. MANIFESTASI KLINIS
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas
dan sesudah menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling
banyak diternui pada usia 50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada
pria, sekitar 95 persen penderita gout adalah pria. Urat serum wanita
normal jumahnya sekitar 1 mg per 100 mI, lebih sedikit jika
dibandingkn dengan pria. Tetapi sesudah menopause perubahan
tersebut kurang nyata. Pada priahiperurisemia biasanya tidak timbul
sebelum mereka mencapai usia remaja. Gout Akut biasanya
monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan serangan
gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien
mungkin juga menderita demam dan jumlah sel darah putihmeningkat.
Serangan akut mungkin didahului oleh tindakan pembedahan, trauma
lokal, obat, alkohol dan stres emosional. Meskipun yang paling sering
terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat
juga terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari,
lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang
gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan
gejala-gejala serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari
walaupun tanpa pengobatan. Perkembangan serangan Akut gout
biasanya merupakan kelanjutan dari suatu rangkaian kejadian.
Pertama-tama biasanya terdapat supersaturasi urat dalam plasma dan
cairan tubuh. Ini diikuti dengan pengendapan kristal-kristal urat di luar
cairan tubuh dan endapan dalarn dan seldtar sendi. Tetapi serangan
gout sering merupakan kelanjutan trauma lokal atau ruptura tofi
(endapan natrium urat) yang merupakan penyebab peningkatan
konsentrasi asam urat yang cepat. Tubuh mungkin tidak dapat
menanggulangi peningkatan ini dengan memadai, sehingga
mempercepat proses pengeluaran asam urat dari serum. Kristalisasi
dan endapan asam urat merangsang serangan gout. Kristal-kristal asam
urat ini merangsang respon fagositosis oleh leukosit dan waktu
leukosit memakan kristal-kristal urat tersebut maka respon mekanisme
peradangan lain terangsang. Respon peradangan mungkin dipengaruhi
oleh letak dan besar endapan kristal asam urat. Reaksi peradangan
mungkin merupakan proses yang berkembang dan memperbesar diri
sendiri akibat endapan tambahan kristal-kristal dari serum. Periode
antara serangan gout akut dikenal dengan nama gout inter kritikal.
Pada masa ini pasien bebas dari gejala-gejala klinik. Gout kronik
timbul dalarn jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa
nyeri, kaku dan pegal. Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi
peradangan kronik, sendi yang bengkak akibat gout kronik sering
besar dan berbentuk nodular. Serangan gout Aut dapat terjadi secara
simultan diserta gejala-gejala gout kronik. Tofi timbul pada gout
kronik karena urat tersebut relatif tidak larut. Awitan dan ukuran tofi
sebanding dengan kadar urat serum. Yang sering terjadi tempat
pembentukan tofi adalah: bursa olekranon, tendon Achilles, permukaan
ekstensor dari lengan bawah, bursa infrapatella dan helix telingaTofi-
tofi ini mungkin sulit dibedakan secara klinis dari rheumatoid nodul.
Kadang-kadang tofi dapat membentuk tukak dan kemudian mengering
dan dapat membatasi pergerakan sendi. Penyakit ginjal dapat terjadi
akibat hiperurisemia kronik, tetapi dapat dicegah apabila gout
ditangani secara memadai.
4. PATOFISIOLOGI
Kelainan pada sendi metatarsofangeal terjadi akibat
ditemukan penimbunan Kristal pada membrane sinovia dan tulang
rawan artikular. Pada fase lanjut akan terjadi erosi tulang rawan,
proliverasi sinovia dan pembentukan panus, erosi kistik tulang
serta perubahan gout sekunder. Selanjutnya, terjadi tofus dan
fibrosis serta ankilosis pada tulang kaki.
Adanya gout pada sendi kaki menimbulkan respon lokal,
sistemik dan psikologis. Respon inflamasi lokal menyebabkan
kompresi saraf sehingga menimbulkan respon nyeri. Degenerasi
kartilago sendi dan respon nyeri menyebabkan gangguan mobilitas
fisik. Peningkatan metabolism menyebabkan pemakaian energy
berlebih sehingga klien cenderung mengalami malaise, anoreksia
dan status nutrisi klien tidak seimbang. Pembentukan panus pada
pergelangan kaki menyebabkan masalah citra tubuh dan prognosis
penyakit menimbulkan respons ansietas (Muttaqim,2012:396).
5. PATHWAY
Multifaktor yang
menyebabkan terjadinya
penimbunan kristal urat
Terjadinya penimbunan
Salah interprestasi
Ansietas
Penimbunan kristal pada
sinovia dan tulang
Tidak mengetahui tanda
Respon inflamasi dan gejala
lokal
Erosi tulang rawan,
proliferasi sinovia dan
tulang Defisit
pengetahuan
Kompresi saraf
Degenerasi kartilago
Nyeri
Hambatan mobilitas
Gangguan konsep
diri,citra diri
b. Leukosit
Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3
selama serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit
masih dalam batas normal yaitu 5000-10000/mm3
c. Eusinofil Sedimen Rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen
rate mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit
asam urat di persendian.
d. Urin specimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan prosuksi dan
ekskresi.Jumlah normal seorang mengekskresikan 250-750 mg/24/jam
asam urat di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka
level asam urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam
mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan
serum asam urat. Intruksikan pasien untuk menampung semua urin
dengan feses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan. Biasanya diet
purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun
diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
e. Analisis cairan aspirasi sendi
Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut
atau material aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat
yang tajam, memberikan diagnosis definitif gout.
f. Pemeriksaan radiografi
Pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan menunjukkan tidak
terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit
berkembang progresif maka akan terlihat jelas/area terpukul pada
tulang yang berada di bawah sinavial sendi. (Aspiani, 2014).
7. KOMPLIKASI
Terdapat beberapa komplikasi pada penyakit gout arthritis ini yaitu:
a. Deformitas pada persendian yang terserang
b. Urolitiasis akibat deposit Kristal urat pada saluran kemih
c. Nephrophaty akibat deposit Kristal urat dalam intertisial ginjal
d. Hipertensi ringan
e. Proteinuria
f. Hyperlipidemia
g. Gangguan parenkim ginjal dan batu ginjal (Aspiani, 2014).
Penyakit ginjal dapat terjadi pada pasien gout yang tidak ditangani,
terutama ketika hipertensi juga ada. Kristal urat menumpuk di jaringan
interstisial ginjal. Kristal asam urat juga terbentuk dalam tubula
pengumpul, pelvis ginjal, dan ureter, membentuk batu. Batu dapat
memiliki ukuran yang beragam dari butiran pasir hingga struktur masif
yang mengisi ruang ginjal. Batu asam urat dapat berpotensi mengobstruksi
aliran urine dan menyebabkan gagal ginjal akut (LeMone, 2015).
8. PENATALAKSANAAN
a. Farmakologis
1) Stadium I (Asimtomatik)
A. Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga adalah keputusan tentang respom
keluarga tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai
dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan keluarga sesuai dengan kewenangan perawat, (Setiadi,
2008)
3. Perencanaan
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan
(jangka panjang/pendek), penetapan standart kriteria serta menentukan
perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga, (setiadi,2008).
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan,
mencakup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta
dilengkapi dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria dan standar.
Selanjutnya intervensi keperawatan keluarga diklasifikasikan menjadi
intervensi yang mengarah pada aspek kognitif, efektif dan psikomotor.
Semua intervensi baik berupa pendidikan kesehatan, terapi modalitas
ataupun terapi komplementer pada akhirnya ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan keluarga melaksanakan lima tugas kelurga
dalam kesehatan. Kriteria dan standar merupakan rencana evaluasi,
berupa pertanyaan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap
tindakan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan. Kriteria dapat
berupa respon verbal, sikap atau psikomotor, sedangkan standar berupa
patokan atau ukuran yang kita tentukan berdasarkan kemampuan
keluarga, sehingga dalam menentukan standar antara klien satu dengan
klien yang lainnya walaupun masalahnya sama, standarnya bisa jadi
berbeda, (Padila, 2012)
4. Implementasi.
Implementasi yang dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga
dengan asam urat, yaitu :
a. defisiensi pengetahuan
1) Kaji tingkat pengatahuan pasien terkait dengan proses penyakit
2) Jelaskan patofisiologi penyakit
3) Kenali pengetahuan pasien mengenai kondisinya
b. Nyeri akut
1) Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai nyeri.
2) Gali bersama pasien faktor yang dapat menurunkan atau
mempererat nyeri
3) Ajarkan metode nonfarmakologi untuk menurunkan nyeri
4) Gunakan metode penilaian yang sesuai dengan tahapan
perkembangan untuk memonitor perubahan nyeri
c. hambatan mobilitas fisik
1) dorong aktifitas kreatif yang tepat
2) bantu klien mengidentifikasi aktifitas yang diinginkan
3) bantu klien dan keluarga untuk mengidentifikasi kelemahan
dalam aktifitas tertentu
5. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan pada asuhan keperawatan keluarga dengan
asam urat adalah :
a. Keluarga dapat mengatasi nyeri akut yang terjadi pada Ny.S
b. Hambatan mobilitas fisik pada Ny.S dapat teratasi
c. Keluarga dapat mengatahui secara umum mengenai penyakit gout
arthritis (asam urat)