Paper Tegangan Sistem Jawa Bali 2013 - Imron R 1
Paper Tegangan Sistem Jawa Bali 2013 - Imron R 1
5914 MW
Abstrak ~ 3760 MW
Sistem Jawa Bali dibagi menjadi lima area pengatur SLAYA
485
CLGON
489
474 473
KMBNG
486
477
MTWAR
~
2875 MW
BLRJA CWANG
469
5194 MW
beban (APB), APB Jakarta Banten, APB Jawa Barat, GNDUL
473
DEPOK
474
BKASI
469
CIBNG
478
CBATU
475
CRATA MDCAN
~ T.JATI
510
~
APB Jawa Tengah DIY, APB Jawa Timur dan APB Bali. 1339 MW
SGLNG
488
473
BDSLN
MANDIRANCAN
473
1387 MW
940 MW
UNGRN
692 MW
NGIMBANG
501
GRSIK
505 357 MW
Dalam pengoperasiannya, sistem Jawa dan Bali memiliki TASIK
494
491 MW
499
PEDAN
503
624 MW
KRIAN 505
GRATI
PAITON
~
495
1277 MW 502
tiga level tegangan transmisi yaitu 500 KV, 150 KV dan KEDIRI
505
172 MW Bali
KV untuk sistem 70 KV. Kondisi tegangan diluar range Gambar 1 – Sistem Kelistrikan Jawa Bali
tersebut disebut ekskursi tegangan. Keseimbangan daya Pengoperasian sistem tenaga listrik harus memenuhi
reaktif di sistem Jawa Bali sangat erat kaitannya dengan kriteria kualitas yang bagus, andal dan ekonomis. Sistem
kuallitas tegangan. Karakteristik beban, jarak kelistrikan jawa bali dituntut menyediakan kualitas listrik
pembangkit dengan beban, pembebanan jaringan dan sesuai dengan aturan jaringan 2007. Parameter kualitas
transformator dapat menyebabkan terjadinya ekskursi listrik yang harus dijaga adalah tegangan dan frekuensi.
tegangan. Semakin jauh letak pembangkit dengan beban, Sistem kelistrikan Jawa Bali memiliki tiga level tegangan
semakin tinggi pembebanan jaringan dan transfer timur yaitu sistem 500 KV, 150 KV dan 70 KV . Tegangan
ke barat dapat menurunkan tegangan sistem. listrik diatur dalam aturan jaringan 2007 agar dijaga pada
Pengoperasian sistem listrik secara real time oleh range 475 - 525 KV untuk sistem tegangan 500 KV, 135
dispatcher dan rencana strategi untuk perbaikan – 157,5 KV untuk sistem 150 KV dan 63 - 73 KV untuk
tegangan sistem juga akan diuraikan. sistem 70 KV.
Ekskursi tegangan didefinisikan sebagai penyimpangan
Kata kunci : Ekskursi tegangan, daya reaktif, operasi nilai tegangan Gardu Induk Tegangan Tinggi (GITET)
sistem. dan Gardu Induk (GI) dibawah range yang telah
ditentukan diatas. Pada saat beban puncak pagi dan
1. PENDAHULUAN malam hari banyak GITET dan GI yang mengalami
ekskursi tegangan.. Kondisi ini menjadi perhatian khusus
Sistem kelistrikan jawa bali merupakan sistem kelistrikan karena semakin banyak GITET dan GI yang mengalami
terbesar di indonesia dengan daya beban puncak pada ekskursi tegangan maka potensi terjadi malfunction
tahun 2012 sebesar 21.237 MW. Sistem kelistrikan Jawa peralatan bertambah, berkurangnya life time peralatan
Bali dibagi menjadi lima area pengatur beban (APB) dan juga voltage collapse terjadi.
yaitu APB Jakarta Banten, APB Jawa Barat, APB Jawa Ekskursi tegangan disebabkan adanya
Tengah, APB Jawa Timur dan APB Bali. Untuk ketidakseimbangan antara pasokan daya reaktif dengan
memudahkan, secara garis besar sistem Jawa Bali dibagi konsumsi daya reaktif. Jika pasokan daya reaktif lebih
menjadi dua area yaitu area barat dan area timur. Area kecil dari konsumsi beban maka tegangan akan menjadi
barat terdiri dari dari area jawa barat dan area DKI lebih rendah dan sebaliknya.
jakarta dan area timur terdiri dari APB jawa tengah, jawa
timur dan Bali.. 2. SUMBER DAYA REAKTIF
2.1 Generator Sinkron
1/7
daya reaktif dihasilkan dengan mengubah besar medan meningkatkan factor daya, dan juga meningkatkan
penguat di rotor. Perubahan besar daya aktif yang stabilitas sistem tenaga listrik.
dihasilkan erat kaitannya dengan perubahan konsumsi
bahan bakar penggerak mula sedangkan perubahan besar 2.3 Saluran udara
daya reaktif berhubungan dengan perubahan arus eksitasi
di medan rotor. Kapasitas generator sering ditulis dalam Saluran udara adalah salah satu sumber daya reaktif
satuan MVA dan cos phi dimana berlaku rumus karena efek kapasitor shunt yang dihasilkan terhadap
bumi. Saluran udara akan menjadi sumber daya
𝑀𝑀𝑀2 = 𝑀𝑀 2 + 𝑀𝑀𝑀𝑀2 reaktif jika dibebani dengan beban yang rendah
karena pada saat beban rendah, efek kapasitansi
𝑀𝑀 saluran udara lebih dominan dari efek induktansinya.
𝐶𝐶𝐶 𝑝ℎ𝑖 = Besarnya daya reaktif yang dihasilkan saluran udara
𝑀𝑀𝑀 dapat dirumuskan sebagai
3.2 Transformator
2/7
daya reaktif. Daya reaktif yang diserap penghantar
dirumuskan sebagai berikut
KV2/Xc = I2 .Xl
KV2/I2 = Xc. Xl
2
KV
𝑆𝑆𝑆 =
�𝐿/𝐶
3/7
Data menunjukkan bahwa pada saat siang hari, ekskursi
tegangan terjadi hampir di semua lokasi GITET yang
berada di area barat. Sedangkan pada malam hari,
jumlah GITET area barat yang mengalami ekskursi
tegangan berkurang. Tetapi kualitas tegangan GITET
area timur turun, dan jumlah GI 150 KV area timur yang
mengalami ekskursi tegangan bertambah. Kondisi ini
disebabkan beberapa hal yaitu :
1. Karakteristik beban
Pada pagi dan siang hari, karakteristik beban
distribusi area barat adalah beban industri dan
perkantoran yang membutuhkan suplai daya
reaktif dalam jumlah besar dan beban distribusi
area timur adalah beban residensial. Sedangkan
pada malam hari, karakteristik beban di semua
area menjadi beban residensial.
Pada hari sabtu dan minggu, ekskursi tegangan
Gambar 4 Load flow daya reaktif tidak terjadi karena beban nya lebih rendah
disbanding hari kerja. Beban puncak hari
6. ANALISA DAN PEMBAHASAN minggu berkisar 90% beban puncak hari kerja.
Analisa sistem dilakukan pada tiga hari kerja pukul 10.00 Beban Harian Tipikal Sistem Jawa Bali
19915
2013. Dari sisi kecukupan pasokan daya aktif, Kondisi 16000
pembangkitan sistem Jawa Bali pada tanggal tersebut 14183
12000
adalah aman . Pembangkit berskala besar yang tidak siap .
4/7
Area Barat Area Timur SUTET di area timur pada saat malam hari lebih
Pukul 19.00
MW MVAR MW MVAR banyak dibebani diatas SIL nya seiring naiknya
Kit 10145 3759 9835 2470 beban yang akan menurunkan kualitas tegangan
31-Jan-13 sistem di area timur. Besarnya SIL penghantar
Beban 12026 4543 7473 3405
Kit 10037 4372 10058 2647 dapat dilihat di lampiran 3.
05-Feb-13 Selain pembebanan SUTET yang diatas SIL
Beban 12377 5054 7386 3410
Kit 10557 3819 9508 2054 nya, transfer daya aktif dari area timur ke area
12-Feb-13 barat juga menyebabkan kualitas tegangan
Beban 12304 5008 7425 3263
turun terutama di area barat. Hal ini dikarenakan
adanya rugi-rugi daya reaktif di SUTET/SUTT
sehingga menurunkan kualitas tegangan.
Kondisi aktual saat ini, jumlah daya reaktif yang
Transfer daya dari area timur ke barat dilihat
dihasilkan oleh pembangkit belum optimal. Hal
pada ruas SUTET Ungaran-Mandirancan dan
ini bisa dilihat dari jumlah pembangkit yang
Pedan-Tasik seperti pada tabel berikut
masih beroperasi dengan cos phi diatas 0,9
sehingga daya reaktif yang dihasilkan tidak
Tabel 5 Transfer Daya Timur-Barat pkl 10.00
maksimal seperti yang terlihat pada lampiran 2 .
Transfer Timur-Barat BEKASI CIBATU PEDAN KRIAN
Dari lampiran 2 terlihat bahwa pembangkit yang PUKUL 10.00
MW MVAR (KV) (KV) (KV) (KV)
berada di sistem 150 KV seperti PLTU Labuan,
PLTU Lontar, PLTU Indramayu, PLTU 31-Jan-13 2693 433 445 447 485 481
Cilacap, PLTU Rembang, PLTP Salak, PLTP 5-Feb-13 2345 406 466 466 499 490
Wayanwindu, PLTP Derajat dan PLTGU 12-Feb-13 1932 524 480 478 513 497
Muarakarang blok 1 menghasilkan daya reaktif
yang tidak maksimal. Pembangkit tersebut Tabel 6 Transfer Daya Timur-Barat pkl 19.00
bekerja dengan cos phi diatas 0,9 , bahkan PLTP Transfer Timur-Barat BEKASI CIBATU PEDAN KRIAN
bekerja dengan cos phi diatas 0,95. PUKUL 19.00
MW MVAR (KV) (KV) (KV) (KV)
Hal ini menjadi perhatian karena kemampuan
31-Jan-13 2150 378 460 462 485 482
pembangkit dalam menghasilkan daya reaktif
5-Feb-13 2471 277 460 459 481 482
bisa dimaksimalkan dengan membuat cos phi
menjadi 0,85 sesuai dengan kontrak jual beli 12-Feb-13 1880 376 481 477 503 490
energi.
Beberapa alasan yang diberikan pembangkit Dari tabel 5 dapat disimpulkan bahwa semakin
mengenai tidak maksimalnya daya reaktif rendah transfer area timur ke barat, maka
adalah sistem kontrol AVR, pemanasan di kualitas tegangan sistem semakin bagus. Saat
sistem eksitasi dan kestabilan unit. ini, idealnya transfer dari area timur ke barat
Selain kesetimbangan pasokan daya reaktif, tidak lebih dari 2000 MW.
letak pembangkit terhadap beban juga Hubungan transfer daya dari area timur ke barat
mempengaruhi kualitas tegangan. semakin jauh terhadap kualitas tegangan dapat dilihat pada
pembangkit dari pusat beban, maka kualitas lampiran 4.
tegangan semakin buruk. Pada sistem jawa bali,
pembangkit besar banyak terdapat di area timur 4. Pembebanan IBT 500/150 KV
sedangkan beban yang membutuhkan. Hal ini IBT 500/150 KV adalah salah satu alat listrik
akan menjadi salah satu penyebab buruknya yang menyerap daya reaktif. Semakin tinggi
kualitas tegangan di area barat. pembebanan IBT, maka daya reaktif yang
diserap juga semakin besar sehingga tegangan
3. Pembebanan SUTET sistem juga lebih rendah. Pembebanan IBT ini
Saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) sangat dipengaruhi oleh kapasitas pembangkitan
bisa menjadi pemasok daya reaktif jika dibebani yang berada satu subsistem dengannya. Semakin
dibawah SIL nya dan menyerap daya reaktif jika besar kapasitas pembangkit yang beroperasi di
dibebani diatas SIL nya. subsistem, maka pembebanan IBT semakin
Pada saat pagi dan siang hari, banyak SUTET di rendah.
area barat yang dibebani diatas SIL sehingga Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa pada tanggal 31
SUTET juga menjadi salah satu komponen yang Januari 2013, sebanyak 73% IBT pada pukul
menyerap daya reaktif selain beban industri. Hal 10.00 dan 70% IBT pada pukul 19.00 di area
ini akan menurunkan kualitas tegangan sistem di barat yang dibebani diatas 50%. Tingginya
area barat. Sedangkan pada saat malam hari, pembebanan IBT karena tidak beroperasinya
5/7
PLTU Muarakarang 4 (190 MW) yang Selain pembangkit sebagai sumber daya reaktif
memasok subsistem Gandul, dan PLTGU Priok untuk memperbaiki tegangan, sistem jawa bali
blok 3 (330 MW) yang memasok subsistem juga memiliki kapasitor di gardu induk 150 KV
Bekasi1-2. Sebanyak 65% IBT pada pukul dan 70 KV untuk memperbaiki tegangan.
10.00 dan 69% IBT pada pukul 19.00 di area Kapasitor ini dioperasikan masuk keluar
timur yang dibebani diatas 50%. Tingginya jaringan sesuai kebutuhan tegangan sistem oleh
pembebanan IBT pada malam hari di area timur dispatcher APB. Data kapasitor terpasang di
akibat tidak beroperasinya PLTU Rembang2 sistem Jawa Bali dapat dilihat di lampiran 6.
yang memasok subsistem Ungaran-Pedan. 3. Mengatur transfer area barat-timur
Transfer area barat dan timur terjadi di ruas
Tabel 6 Pembebanan IBT 500/150 KV Ungaran-Mandirancan dan Pedan-Tasik.
Pembebanan IBT 500/150 KV 31 Januari 2013 Transfer antar area ini diusahakan agar tidak
Area Barat Area Timur lebih dari 2000 MW. Jika transfer melebihi
Pukul 10.00 19.00 10.00 19.00 2000 MW di area barat akan mengalami
Rata-rata pembebanan IBT 54% 53% 51% 63% ekskursi tegangan.
Jumlah Pembebanan IBT >50% 73% 70% 65% 69% 4. Mengubah posisi tap IBT 500/150 KV
Untuk memperbaiki tegangan di sisi 150 KV,
Pembebanan IBT 500/150 KV 05 Februari 2013
dispatcher mengubah posisi tap IBT 500/150
Area Barat Area Timur
KV untuk mendapat tegangan yang di inginkan.
Pukul 10.00 19.00 10.00 19.00 5. Men-start pembangkit di area barat
Rata-rata pembebanan IBT 55% 54% 51% 60% Untuk menambah pasokan daya reaktif di area
Jumlah Pembebanan IBT >50% 71% 75% 58% 73% barat dan mengurangi transfer area timur ke
Pembebanan IBT 500/150 KV 12 Februari 2013 barat, maka dispatcher akan men-start
Area Barat Area Timur pembangkit di area barat. Pada saat kondisi
Pukul 10.00 19.00 10.00 19.00 hidrologi basah, prioritas utama pembangkit
yang di start adalah PLTA. Pada saat kondisi
Rata-rata pembebanan IBT 52% 52% 50% 61%
hidrologi kering, pembangkit berbahan bakar
Jumlah Pembebanan IBT >50% 64% 68% 58% 73%
minyak akan di start dengan mengabaikan faktor
ekonomi demi mendapatkan kualitas tegangan
Pada tanggal 12 Februari 2013 sebanyak 64% dan keandalan sistem.
IBT pada pukul 10.00 dan 68% IBT pada pukul 6. Melakukan manajemen beban
19.00 di area barat yang dibebani diatas 50%.
Manajemen beban dilakukan ketika tegangan di
Sebanyak 58% IBT pada pukul 10.00 dan 73%
area barat sudah mencapai 425 KV. Manajemen
IBT di area timur pada pukul 19.00 yang
beban dilakukan dengan cara mengurangi beban
dibebani diatas 50%. Rendahnya pembebanan
di area barat agar tidak terjadi voltage collapse.
IBT di area barat dikarenakan PLTU 4
Muarakarang (190 MW), dan PLTGU priok
8. RENCANA STRATEGI PERBAIKAN
Blok 3 (330 MW) sudah masuk ke sistem. Hal
ini lah yang memperbaiki profil tegangan di area TEGANGAN SISTEM
barat pada tanggal 12 Februari 2013 dibanding
tanggal 31 Januari 2013. Pembebanan IBT tiap 1. Membentuk work group daya reaktif
APB dapat dilihat pada lampiran 5. pembangkit.
Dari data pembangkitan pada lampiran 2, bisa
7. PERBAIKAN TEGANGAN SECARA REAL kita lihat bahwa beberapa pembangkit terutama
TIME OLEH DISPATCHER di area barat tidak optimal dalam menghasilkan
daya reaktif. PLTU Labuan, PLTU Lontar,
1. Mendispatch maksimum daya reaktif PLTU Indramayu, PLTP Salak, PLTP
pembangkit dan mengawasinya Wayanwindu, PLTP Derajat dan PLTGU
Muarakarang blok 1 masih bekerja di area cos
Dispatcher mendispatch maksimum daya reaktif
phi lebih dari 0.9. PLTU tersebut masih
pembangkit yang ada di area barat pada pagi
memungkinkan untuk menghasilkan daya
hari sebelum beban sistem naik. Hal ini
reaktif yang lebih besar dengan cos phi 0.85.
ditujukan untuk membangun tegangan sistem di
PLN P3B Jawa Bali akan membentuk work
barat sebagai antisipasi tegangan turun di siang
group untuk mengoptimalkan daya reaktif
hari.
pembangkit, terutama yang berada di dekat
2. Pengoperasian kapasitor
pusat beban di area barat dan membuat rumusan
6/7
pembayaran daya reaktif yang dibangkitkan ke barat agar tidak melebihi 2000 MW,
pembangkit jika melebihi kontrak. Hal ini mengatur posisi tap IBT 500/150 KV dan
ditujukan untuk meningkatkan partisipasi melakukan manajemen beban.
pembangkit untuk memperbaiki tegangan sistem
3. Rencana perbaikan sistem yang akan
tenaga listrik.
2. Memasang Kapasitor di area barat. dilakukan oleh P3B Jawa Bali adalah
Selain mengoptimalkan daya reaktif membentuk workgroup daya reaktif
pembangkit, PLN P3B Jawa Bali akan pembangkit, menginstall kapasitor di sistem
menambah pasokan daya reaktif melalui 150 KV, uprating dan penambahan SUTT.
pengadaan kapasitor sebesar 1070 MVAR yang
akan dipasang di beberapa GI yang mengalami 10. SARAN
ekskursi tegangan. Rencana pemasangan
kapasitor di area barat dapat dilihat pada 1. Agar dibuat kajian undervoltage load shedding.
lampiran 7. Under voltage load shedding merupakan skema
3. Melakukan pengaturan penjadwalan
pengamanan sistem dari terjadinya voltage
pemeliharaan pembangkit dan penyaluran.
collapse dengan memadamkan beban sistem di
Pengaturan pemeliharaan pembangkit dan
area barat.
penyaluran merupakan tahapan perencanaan
operasi sistem untuk mendapatkan cadangan 2. Agar dimasukkan komitmen pembangkit baru
operasi yang cukup dalam jangka waktu yang akan masuk ke sistem untuk mensuplai
perencanaan dan meningkatkan keandalan daya reaktif sesuai kurva kapabilitasnya dalam
sistem. Pembangkit yang mengajukan planned kontrak jual beli energy.
outage (PO) dan maintenance outage (MO) 3. Agar dipercepat pengadaan kapasitor sesuai
dijadwalkan agar tidak terjadi PO dan MO kebutuhan sistem Jawa Bali.
pembangkit berkapasitas besar di area barat
secara bersamaan pada hari kerja. 11. REFERENSI
4. Uprating dan penambahan SUTT
1. Logsheet JCC tanggal 31 Januari 2013
Uprating SUTT telah dilakukan di sistem 150
2. Logsheet JCC tanggal 05 Februari 2013
KV di area barat. Uprating SUTT ini ditujukan
3. Logsheet JCC tanggal 12 Februari 2013
untuk menambah kemampuan daya hantar
4. http://bops.pln-jawa-bali.co.id/index.html
sehingga kriteria n-1 terpenuhi dan mengurangi
5. www.o-t-s.com/surgeimpedanceloading.htm
daya reaktif yang diserap oleh SUTT karena SIL
6. http://digilib.petra.ac.id/
SUTT semakin besar nilainya. Daftar SUTT
7. Rencana Operasi Tahunan 2013 PLN P3B
yang sudah diuprating dapat dilihat di lampiran
JB.
8. Disamping uprating SUTT, akan diadakan
8. Pengaturan Operasi Sistem, 2011,
penambahan SUTET/SUTT baru untuk
UDIKLAT Semarang.
meningkatkan keandalan sistem.
7/7