1
sudah berjalan dengan baik. Setelah difasilitasi dengan SIAK,
informasi kependudukan up date dan data kependudukan daerah
dapat terintegrasi ke data kependudukan nasional serta dokumen
kependudukan dapat tersimpan dengan baik dan tidak akan
hilang. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan SIAK adalah
sarana dan prasarana terkait dengan koneksi jaringan kurang
sumber daya manusia (operator SIAK) di tiap kecamatan masih
kurang.
2
2.1 STRUKTUR ORGANISASI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
KEPALA DINAS
KASUBBAG UMUM
DRS.S.H IRSYAD KEPEGAWAIAN DAN EVALUASI
NIP.19610 426 198703 1 002
ISNINA,S.SOS
SEKRETARIS
NIP.19720606 200112 2 004
KASUBBAG PERENCANAAN DAN
JAMALUDDIN,SE MM
KEUANGAN
NIP.19650903 199301 1 001
YULITA SUDEWI, SE
NIP.19710721 20112 2 002
KASI IDENTITAS PENDUDUK KASI PENERTIBAN AKTA KASI SISTEM INFORMASI ADM
KEPENDUDUKAN
DRA. MASRI KUSWARNO, SE DARMILA ,SE
NIP. 19620212 198902 1 001 NIP. 19680211 199403 1 004 NIP. 19760729 200012 1 002
4
2.4 SEJARAH DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
Pembatasan atau penggolongan tersebut adalah berdasarkan Pasal 131 I.S. (Indische
Staatsregeling); hal ini kemudian dihapuskan dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor
31/U/IN/12/66; tanggal 27 Desember 1966 yang berlaku tanggal 1 Januari 1967 yang ditujukan
kepada Menteri Kehakiman dan Kantor Catatan Sipil di seluruh Indonesia untuk tidak
5
menggolongkan penduduk Indonesia sebagaimana diatur dalam sebagian peraturan-perundangan
zaman Belanda tersebut.
Kemudian untuk menindak lanjuti Inpres tersebut dikeluarkan Surat Edaran Bersama
antara Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kehakiman tanggal 28 Januari 1967 Nomor 51/I/3/J.A;
dan 2/2/5 yang pada prinsipnya menghilangkan pembatasan atau penggolongan penduduk dalam
arti diberlakukan untuk seluruh warga Negara Indonesia di seluruh Indonesia yakni untuk perturan
perundangan sebagai berikut :
1. Pencatatan Kelahiran dan Kematian bagi warga Negara Indonesia asli di Jawa Madura (dimuat
dalam Reglemen Catatan Sipil Stb. 1920-751 jo Stb. 1927-564), diberlakukan untuk Pendaftaran
Kelahiran dan Kematian bagi seluruh warga Negara Indonesia dan Asing.
2. Pencatatan Perkawinan dan Perceraian bagi warga Negara Indonesia yang beragam Kristen di
Jawa, Madura, Minahasa, Ambon dan sebagainya (dimuat dalam Reglemen Catatan Sipil Stb.
1933-75 jo Stb.1936-607), diberlakukan untuk Pendaftaran Perkawinan dan Perceraian bagi
seluruh warga Negara Indonesia dan Asing yang bukan beragama Islam.
3. Pencatatan Nikah, Talak, Rujuk bagi warga Negara Indonesia beagama Islam diatur dalam
Undang-undang Nomor 32 Tahun 1954.