Anda di halaman 1dari 5

TUGAS BACA 2

Nama : Apriana Asa


MATERI 4 “ PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA LANSIA”

A. Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut pada Lanjut Usia.


1. Kerusakan pada jaringan keras gigi.
a. Karies gigi/gigi berlubang pada leher gigi, berkurangnya produksi air ludah pada
lanjut usia berakibat mudah terjadi karies gigi.
b. Atrisi/keausan pada dataran permukaan pengunyahan gigi, permukaan kunyah
gigi menjadi datar atau rata.
c. Abrasi, suatu keausan pada leher gigi karena menyikat gigi yang salah.
2. Kelainan pada jaringan penyangga gigi
a. Penyakit jaringan penyangga gigi, penyakit gusi, ditandai dengan gusi bengkak,
merah dan mudah berdarah.
b. Penyakit jaringan penyangga gigi karena kelainan sistemik, gusi cermin penyakit
lain defisiensi vitamin gangguan darah, reaksi alergi, gangguan hormonal
(menopause, diabetes)
Kelainan penyangga gigi pada wanita menopause
 Atrofi gusi dan jaringan lunak mulut menjadi kering dan mengkilap, warna
pucat sampai kemerahan, mudah berdarah, mulut terasa kering dan
terbakar.
 Pengeroposan tulang, dan adanya penanggalan gigi tergantung dari tulang
penyangga.
Kelainan jaringan penyangga gigi pada penderita diabetes, meliputi mulut
kering, warna gusi merah merata dan mudah berdarah, lidah berselaput dan
kemerah-merahan.
c. Kerusakan/kemunduran dari sendi rahang yang disebabkan penyakit reumatik
tulang akibat sakit pada waktu membuka dan menutup mulut serta menimbulkan
bunyi.
d. Penyusutan tulang rahang karena tindakan pencabutan gigi yang tidak dibuatkan
gigi palsu, dan ada juga penyusutan tulang karena gangguan hormonal.
3. Kelainan pada jaringan lunak mulut dan otot.
a. Terjadinya atropi dari papila pada lidah sehingga fungsi lidah sebagai alat
pengecap menjadi terganggu.
b. Koordinasi dan kekuatan otot rongga mulut mulai menurun sehingga pergerakan
bibir, lidah dan rahang tidak terkontrol dan menyebabkan makanan mudah
tercecer bila sedang makan.
c. Kemunduran fungsi kelenjar air ludah yang dapat menyebabkan penurunan
produksi sehingga fungsi self cleansing berkurang, dan gigi mudah berlubang.
d. Terjadinya kanker di rongga mulut akibat faktor beresiko seperti aktifitas kegiatan
minum-minuman beralkohol, merokok dan yang menghisap/mengunyah terbakau.
e. Hubungan gigi dan mulut dengan kesehatan umum pada Lanjut Usia.
70% masyarakat di seluruh dunia mengidap masalah gingivitis dan periodontitis,
juga masalah kesehatan lainnya seperti kanker, HIV/AIDS, infeksi mulut dan juga
akibat proses penuaan dan mempunyai manifestasi di dalam rongga mulut dengan
salah satu penyebabnya adalah karena masalah gizi yang tidak seimbang.

B. Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut pada Lanjut Usia.


1. Cara menyikat gigi yang baik dan benar serta waktu menyikat gigi
2. Menggunakan alat-alat bantu pembersih gigi seperti tusuk gigi dan benang gigi
3. Makanan yang berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut.
Misalnya makanan yang terlalu manis dan lengket, terlalu asam, terlalu dingin atau
panas.
Upayakan makan makanan dengan gizi seimbang dan berserat.

C. Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Gigi dan Mulut Pada Lanjut Usia.
1. Karies gigi
Karies gigi merupakan suatu penyakit infeksi pada jaringan keras gigi yang
mengakibatkan kerusakan struktur gigi dan bersifat kronik
2. Radang gusi
Penyakit pada gusi yang menyebabkan gusi sekitar leher gigi membengkak, berwarna
lebih merah dari biasanya serta mudah berdarah.
3. Gigi ompong (edentulous teeth)
Hilangnya gigi geligi pada rahang atas atau rahang bawah sebagian atau seluruhnya,
karena karies gigi yang tidak dapat dipertahankan.
4. Xerostomia, keadaan menurunnya jumlah air liur
5. Atrofi gusi dan pengeroposan tulang penyangga
MATERI 5 “PERAWATAN LANJUT USIA DI RUMAH (HOME CARE)

A. Pengertian Perawatan Lanjut Usia di Rumah


Merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien di rumahnya
untuk menyembuhkan, mempertahankan, memelihara dan meningkatkan kesehatan fisik,
mental/emosi pasien (Robyn Rice, 1996)

B. Komponen perawatan kesehatan Lanjut Usia di rumah


Perawatan kesehatan Lanjut Usia di rumah akan berjalan dengan baik dan optimal
apabila ditunjang oleh komponen pokok dan komponen penunjang yang saling
berinteraksi. Komponen pokok terdiri dari klien (Lanjut Usia), pengasuh, dan pengelola
perawatan kesehatan di rumah.

C. Langkah-langkah pelaksanaan perawatan Lanjut Usia di rumah


Untuk melaksanakan pelayanan keperawatan Lanjut Usia dirumah perlu disusun
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perencanaan
 Identifikasi masalah
 Analisis masalah
 Perumusan masalah
 Identifikasi sumber daya yang meliputi identifikasi tenaga pelaksana, dana dan
peralatan yang dibutuhkan
 Penyusunan rencana kerja
2. Pelaksanaan sesuai dengan perencanaan apa yang akan dilakukan terhadap Lanjut
Usia di rumah
3. Monitoring dan evaluasi, untuk menilai keberhasilan pelayanan yang diberikan
terhadap Lanjut Usia di rumah baik monitoring dan evaluasi kegiatan secara umum
maupun terhadap hasil pelayanan kepada klien secara individu

D. Pelaksanaan Perawatan Lanjut Usia di rumah


1. Pemilihan pendamping Lanjut Usia/pramusila/care giver
Proses pemilihan pendamping Lanjut Usia/pramusila dapat dilakukan melalui
pendekatan di posyandu Lanjut Usia, karang taruna, kelompok pengajian dan melalui
musyawarah dengan tokoh masyarakat di desa/kelurahan. Agar dapat melaksanakan
tugas dengan baik maka pramusila perlu diberikan ilmuilmu sederhana tentang
bagaimana cara merawat Lanjut Usia dengan masalah-masalah kesehatan tertentu di
rumah.
2. Lingkup pelayanan perawatan Lanjut Usia di rumah
a. Pengkajian
b. Perumusan masalah
c. Rencana tindakan dan implementasi
d. Menentukan strategi intervensi perawatan lansia di rumah, apakah strategi primer,
sekunder ataupun tersier.

MATERI 6 “ PELAYANAN GIZI PADA LANJUT USIA”

A. Perubahan fisiologi pada Lanjut Usia


1. Saluran cerna
Jumlah gigi sudah mulai berkurang (ompong), sehingga kesulitan untuk menggigit
dan mengunyah. Menurunnya produksi air liur, berakibat kesulitan untuk menelan.
2. Jantung dan pembuluh darah
Menurunnya elastisitas dinding pembuluh darah, menurunnya heart rate, menurunnya
respons terhadap stimulus b-adrenergik, peningkatan massa otot di ventrikel kiri, dan
melambatnya relaksasi dinding ventrikel, merupakan berbagai faktor yang
menyebabkan Lanjut Usia berisiko menderita hipertensi, penyakit
jantung koroner, dan chronic heart failure.
3. Sistem pernafasan
Menurunnya kapasitas paru menyebabkan volume tidal paru berkurang.
4. Ginjal dan urogenital
Perubahan anatomi ini juga disertai
dengan penurunan fungsi ginjal,
5. Sistem endokrin
Konsentrasi basal atrial natriuretic hormone (ANH) pada Lanjut Usia meningkat
dibandingan dewasa muda. Peningkatan ini menyebabkan mudahnya kehilangan
natrium di urin, sehingga berisiko terjadi hiponatremia
6. Sistem otot dan saraf
Menurunnnya massa otot pada Lanjut Usia menyebabkan penurunan kapasitas kerja
otot dan Lanjut Usia tampak kurus.

B. Perubahan komposisi tubuh pada Lanjut Usia


1. Massa otot
Berkurangnya massa otot pada Lanjut Usia mengakibatkan laju metabolism basal
(basal metabolic rate) menurun
2. Massa lemak
Penambahan massa lemak dan perubahan distribusi lemak tubuh menyebabkan
pengumpulan lemak di daerah abdomen, yang mengidentifikasikan adanya akumulasi
lemak viseral.
3. Jumlah cairan tubuh
Proses menua yang normal terjadi perubahan komposisi tubuh. Menurunnya cairan
total tubuh, yaitu dari 60% menjadi 54% pada laki-laki, dan 52% menjadi 46% pada
perempuan.

C. Masalah gizi pada Lanjut Usia


1. Kegemukan
2. Kurang energi kronik (KEK)
3. Kurang zat gizi mikro (anemia, Osteoporosis)
4. Penyakit degeneratif (Penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes melitus,
Osteoarthrosis, artritis, stroke, kanker dan penyakit paru obstruksi kronik)

D. Penentuan dan penilaian status gizi pada Lanjut Usia


1. Berbagai cara pengukuran antropometri untuk menilai status gizi Lanjut Usia
2. Penentuan status gizi Lanjut Usia

E. Pelayanan gizi Lanjut Usia


1. Pelayanan gizi individu
2. Pelayanan gizi masyarakat

Anda mungkin juga menyukai