Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN bersamaan dengan pengolahan tanah yaitu minimal 2 minggu

sebelum tanam.
Bawang merah (Alliumascalonicum L.) merupakan tanaman
semusim (berumur pendek) yang dapat diperbanyak secara vegetatif  Untuk daerah endemik orong-orong, diberikan insektisida
dengan umbi dan generatif dengan biji (True Shallot Seed/TSS). karbofuran dengan dosis 30 kg/ha bersamaan dengan
Budidaya bawang merah di Indonesia umumnya dilakukan secara pemberian pupuk organik.
vegetatif dengan umbi karena memerlukan waktu yang lebih cepat
dari pada dengan generatif. Petani di Indonesia dalam melakukan
budidaya bawang merah umumnya belum menerapkan sepenuhnya
kaidah budidaya yang benar. Hal ini mengakibatkan usaha Penanaman
agrobisnis bawang merah belum memberikan hasil yang optimal
bagi peakunya. Oleh karena itu perbaikan penangan pasca panen,  Penanaman umbi dengan cara menancapkan atau
proses dan pemasaran perlu dilakukan agarhasil panen bawang membenamkan pada bedengan sedalam 3/4 bagian umbi. 
merah mempunyai nilai tambah, menghasilkan produk yang bermutu
dan berdaya saing. Pemeliharaan

 Pemupukan 

BUDIDAYA TANAMAN Lahan kering/tegalan.

Persiapan Lahan Pupuk dasar berupa pupuk kandang sapi (15-20 ton/ha) atau
kotoran ayam (5-6 ton/ha) atau kompos (2,5-5 ton/ha) dan
 Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman sehingga siap olah. pupuk buatan TSP (120-200 kg/ha). Pupuk dasar diberikan
 Pada lahan bekas padi sawah, tanah diolah dan dibuat pada 1-3 hari sebelum tanam dengan cara disebar dan diaduk
bedengan-bedengan terlebih dahulu dengan lebar (1,2-1,5 m) rata dengan tanah. Pupuk susulan berupa Urea (100-200
dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan dengan kg/ha), ZA (300-400 kg/ha) danj KCl (150-200 kg/ha) dan
kedalaman parit 50-60 cm dan lebar parit 40-50. Bedengan diberikan pada umur 10-15 hari setelah tanam dan 30 hari
mengikuti arah Timur – Barat. setelah tanam, masing-masing setengah dosis.

 Pada lahan dengan pH < 5,6 dilakukan pengapuran Lahan sawah.


menggunakan kaptan/dolomite sebanyak 1-1,5 ton/ha/tahun
Pupuk dasar berupa pupuk buatan SP-36 (90 P2O5 kg/ha) - Pengendalian secara kultur teknis, antara lain pemupukan
yang diberikan pada 1-3 hari sebelum tanam dengan cara berimbang dan penggunaan varietas tahan OPT, dan
disebar dan diaduk rata dengan tanah. Pupuk susulan penggunaan musuh alami (parasitoid, predator, dan pathogen
sebanyak 180 kg N/ha (1/2 N Urea + 1/2 N ZA) dan K2O serangga).
(50-100 kg/ha) yang diberikan pada umur 10-15 hari setelah
tanam dan 30 hari setelah tanam, masing-masing setengah - Pengendalian secara mekanik, yaitu dengan pemotongan
dosis. daun yang sakit atau terdapat kelompok telur Spodoptera
exigua, penggunaan kelambu kasa/shading net dan
 Penyiraman penggunaan jenis perangkap (feromon seks, perangkap
kuning, perangkap lampu, dll).
Meskipun tanaman bawang merah tidak menyukai banyak
hujan, tanaman ini memerlukan air yang cukup selama - Penggunaan bio-pestisida.
pertumbuhannya dengan penyiraman. Pertanaman di lahan
bekas sawah memerlukan penyiraman yang cukup dalam - Penggunaan pestisida selektif berdasarkan ambang
keadaan terik matahari. Pada musim kemarau, biasanya pengendalian , dengan memperhatikan pemilihan jenis,
disiram satu kali sehari pada pagi atau sore hari sejak tanam dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu
sampai umur menjelang panen. Penyiraman yang dilakukan aplikasinya.
pada musim hujan hanya ditujukan untuk membilas daun
tanaman dari tanah yang menempel pada daun bawang 5. Panen dan Pasca Panen
merah. Pada periode kritis yaitu saat pembentukan umbi
jangan sampai kekurangan air karena bisa menurunkan  Bawang merah dapat dipanen pada umur 60-70 hari setelah
produksi. Oleh karena itu perlu pengaturan ketinggian muka tanam (tergantung varietas). Ciri - cirinya adalah pangkal
air tanah (khusus pada lahan bekas sawah) dan frekuensi daun sudah lemas jika dipegang, daun (70-80%) berwarna
pemberian air pada tanaman bawang merah. kuning, umbi sudah terbentuk dengan penuh dan kompak,
sebagian umbi sudah terlihat di permukaan tanah, umbi
 Penyiangan dan pendangiran Penyiangan dan pendangiran berwarna merah tua atau merah keunguan serta berbau khas,
dilakukan pada saat menjelang pemupukan susulan ke-1 dan dan sebagian besar (>80%) daun tanaman telah rebah.
ke-2.   Panen dilakukan dengan cara mencabut seluruh tanaman.
 Pengendalian OPT Pengendalian menggunakan Teknologi Produksi umbi kering mencapai 6-25 ton/ha. Panen
Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu : sebaiknya dilakukan pada keadaan tanah kering dan cuaca
cerah untuk mencegah serangan penyakit busuk umbi di
gudang. Untuk mempermudah penanganan, setiap 5-10
rumpun diikat pada sepertiga daun bagian atas.
 Umbi dijemur selama 2 minggu di bawah sinar matahari
langsung dengan tahapan pertama, pelayuan daun dengan
menjemur bagian daun selama 2-3 hari dan kedua,
pengeringan dengan cara menjemur bagian umbi bawang
merah di bawah sinar matahari langsung selama 7-14 hari,
dengan melakukan pembalikan setiap 2-3 hari. Pengeringan
dapat juga dilakukan dengan alat pengering khusus (oven)
hingga mencapai kadar air 80%. 
 Kemudian umbi disimpan dalam bentuk ikatan yang
digantungkan pada rak-rak bambu. Jika disimpan dalam
bentuk “rologan” (umbi dilepas dari daunnya), umbi harus
diberi perlakuan dengan semen (100 gr semen untuk 10 kg
umbi) untuk menekan pertunasan lalu umbi diletakkan dalam
rak-rak anyaman bambu (suhu penyimpanan antara 30-330C,
kelembaban nisbi antara 65-70%).

Sumber : Dr. Meksy Dianawati, SP, M.Si dan Kiki Kusyaeri, SP


(Peneliti BPTP Balitbangtan Jawa Barat)

Anda mungkin juga menyukai