sebelum tanam.
Bawang merah (Alliumascalonicum L.) merupakan tanaman
semusim (berumur pendek) yang dapat diperbanyak secara vegetatif Untuk daerah endemik orong-orong, diberikan insektisida
dengan umbi dan generatif dengan biji (True Shallot Seed/TSS). karbofuran dengan dosis 30 kg/ha bersamaan dengan
Budidaya bawang merah di Indonesia umumnya dilakukan secara pemberian pupuk organik.
vegetatif dengan umbi karena memerlukan waktu yang lebih cepat
dari pada dengan generatif. Petani di Indonesia dalam melakukan
budidaya bawang merah umumnya belum menerapkan sepenuhnya
kaidah budidaya yang benar. Hal ini mengakibatkan usaha Penanaman
agrobisnis bawang merah belum memberikan hasil yang optimal
bagi peakunya. Oleh karena itu perbaikan penangan pasca panen, Penanaman umbi dengan cara menancapkan atau
proses dan pemasaran perlu dilakukan agarhasil panen bawang membenamkan pada bedengan sedalam 3/4 bagian umbi.
merah mempunyai nilai tambah, menghasilkan produk yang bermutu
dan berdaya saing. Pemeliharaan
Pemupukan
Persiapan Lahan Pupuk dasar berupa pupuk kandang sapi (15-20 ton/ha) atau
kotoran ayam (5-6 ton/ha) atau kompos (2,5-5 ton/ha) dan
Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman sehingga siap olah. pupuk buatan TSP (120-200 kg/ha). Pupuk dasar diberikan
Pada lahan bekas padi sawah, tanah diolah dan dibuat pada 1-3 hari sebelum tanam dengan cara disebar dan diaduk
bedengan-bedengan terlebih dahulu dengan lebar (1,2-1,5 m) rata dengan tanah. Pupuk susulan berupa Urea (100-200
dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan dengan kg/ha), ZA (300-400 kg/ha) danj KCl (150-200 kg/ha) dan
kedalaman parit 50-60 cm dan lebar parit 40-50. Bedengan diberikan pada umur 10-15 hari setelah tanam dan 30 hari
mengikuti arah Timur – Barat. setelah tanam, masing-masing setengah dosis.