Anda di halaman 1dari 25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Praktik Kerja Lapangan / PKL Terpadu


Praktik Kerja Lapangan atau yang biasa disebut PKL Terpadu adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa di suatu
daerah dengan melakukan pengkajian, analisa data, setelah menemukan
beberapa masalah selanjutnya masalah tersebut diselesaikan bersama –
sama antara responden dan mahasiswa.
Ditengah pandemi Covid 19 ini, PKL terpadu dilaksanakan didaerah
masing – masing mahasiswa kelompok 13 dengan tetap menenrapkan
protokol keluar rumah yang baik dan benar.
Adapun beberapa tujuan dilaksanakannya PKL terpadu yaitu untuk
meberikan edukasi dan pengalaman bagi mahasiswa/I tentang cara
melakukan pengkajian, menganalisa, dan menyelesaikan permasalahan
yang muncul dengan berbagai displin ilmu.
B. Interprofessional Education / IPE
Centre for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE,

2002) menyebutkan, IPE terjadi ketika dua atau lebih profesi kesehatan

belajar bersama, belajar dari profesi kesehatan lain, dan mempelajari peran

masing-masing profesi kesehatan untuk meningkatkan kemampuan

kolaborasi dan kualitas pelayanan kesehatan. IPE adalah suatu pelaksanaan

pembelajaran yang diikuti oleh dua atau lebih profesi yang berbeda untuk

meningkatkan kolaborasi dan kualitas pelayanan dan pelakasanaanya dapat

dilakukan dalam semua pembelajaran, baik itu tahap sarjana maupun tahap

pendidikan klinik untuk menciptakan tenaga kesehatan yang profesional

(Lee et al., 2009). IPE adalah metode pembelajaran yang interaktif,


berbasis kelompok, yang dilakukan dengan menciptakan suasana belajar

berkolaborasi untuk mewujudkan praktik yang berkolaborasi, dan juga

untuk menyampaikan pemahaman mengenai interpersonal, kelompok,

organisasi dan hubungan antar organisasi sebagai proses profesionalisasi

(Clifton et al., 2006). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Broers (2009) praktek kolaborasi antar profesi didefinisikan sebagai

beragam profesi yang bekerja bersama sebagai suatu tim yang memiliki

tujuan untuk meningkatkan kesehatan pasien/klien dengan saling mengerti

7 batasan yang ada pada masing-masing profesi kesehatan.

Interprofessional Collaboration (IPC) adalah proses dalam

mengembangkan dan mempertahankan hubungan kerja yang efektif antara

pelajar, praktisi, pasien/ klien/ keluarga serta masyarakat untuk

mengoptimalkan pelayanan kesehatan.

a. Tujuan interprofessional education

Tujuan IPE adalah praktik kolaborasi antar profesi, dimana

melibatkan berbagai profesi dalam pembelajaran tentang bagaimana

bekerjasama dengan memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap

yang diperlukan untuk berkolaborasi secara efektif (Sargeant, 2009).

Implementasi IPE di bidang kesehatan dilaksanakan kepada mahasiswa

dengan tujuan untuk menanamkan kompetensi-kompetensi IPE sejak dini

dengan retensi bertahap, sehingga ketika mahasiswa berada di lapangan

diharapkan dapat mengutamakan keselamatan pasien dan peningkatan


kualitas pelayanan kesehatan bersama profesi kesehatan yang lain

(Buring et al, 2009).

b. Manfaat interprofessional education

World Health Organization (2010) menyajikan hasil penelitian di

42 negara tentang dampak dari penerapan praktek kolaborasi dalam

dunia kesehatan menunjukkan hasil bahwa praktek kolaborasi dapat

meningkatkan keterjangkauan serta koordinasi layanan kesehatan,

penggunaan sumber daya klinis spesifik yang sesuai, outcome

kesehatan bagi penyakit kronis, dan pelayanan serta keselamatan

pasien. WHO (2010) juga menjelaskan praktek kolaborasi dapat

menurunkan komplikasi yang 8 dialami pasien, jangka waktu rawat

inap, ketegangan dan konflik di antara pemberi layanan (caregivers),

biaya rumah sakit, rata-rata clinical error, dan rata-rata jumlah kematian

pasien.

Framework for Action on Interprofessional Education &

Collaborative Practice, WHO (2010) menjelaskan IPE berpotensi

menghasilkan berbagai manfaat dalam beberapa aspek yaitu kerjasama

tim meliputi mampu untuk menjadi pemimpin tim dan anggota tim,

mengetahui hambatan untuk kerja sama tim; peran dan tanggung jawab

meliputi pemahaman peran sendiri, tanggung jawab dan keahlian, dan

orang-orang dari jenis petugas kesehatan lain; komunikasi meliputi

pengekspresikan pendapat seseorang kompeten untuk rekan,

mendengarkan anggota tim; belajar dan refleksi kritis meliputi cermin


kritis pada hubungan sendiri dalam tim, mentransfer IPE untuk

pengaturan kerja; hubungan dengan pasien, dan mengakui kebutuhan

pasien meliputi bekerja sama dalam kepentingan terbaik dari pasien,

terlibat dengan pasien, keluarga mereka, penjaga dan masyarakat

sebagai mitra dalam manajemen perawatan; praktek etis meliputi

pemahaman pandangan stereotip dari petugas kesehatan lain yang

dimiliki oleh diri dan orang lain, mengakui bahwa setiap tenaga

kesehatan memiliki pandangan yang samasama sah dan penting. Proses

IPE membentuk proses komunikasi, tukar pikiran, proses belajar,

sampai kemudian menemukan sesuatu yang bermanfaat antar para

pekerja profesi kesehatan yang berbeda dalam rangka penyelesaian

suatu masalah 9 atau untuk peningkatan kualitas kesehatan

(Thistlethwaite dan Moran, 2010).

c. Kompetensi interprofessional education

Barr (1998) menjabarkan kompetensi kolaborasi, yaitu: 1)

memahami peran, tanggung jawab dan kompetensi profesi lain dengan

jelas, 2) bekerja dengan profesi lain untuk memecahkan konflik dalam

memutuskan perawatan dan pengobatan pasien, 3) bekerja dengan

profesi lain untuk mengkaji, merencanakan, dan memantau perawatan

pasien, 4) menoleransi perbedaan, kesalahpahaman dan kekurangan

profesi lain, 5) memfasilitasi pertemuan interprofessional, dan 6)

memasuki hubungan saling tergantung dengan profesi kesehatan lain.

American College of Clinical Pharmacy (ACCP) (2009) membagi


kompetensi untuk IPE terdiri atas empat bagian yaitu pengetahuan,

keterampilan, orientasi tim, dan kemampuan tim.

C. IPC
Perkembangan IPE di Indonesia, Dikti Kemendikbud RI membentuk

program HPEQ yang diberi dana oleh bank dunia untuk meningkatkan

kualitas layanan kesehatan di Indonesia melalui peningkatan kualitas

institusi pendidikan tinggi bidang kesehatan dengan menerapkan IPE pada

mahasiswa sejak tahap pendidikan tinggi. Dalam Permenkes 75/2014

dijelaskan bahwa visi pelayanan kesehatan primer saat ini adalah

comprehensive primary health care yang mana dalam implementasinya

dilakukan intervensi IPC pada pelayanan kesehatan primer. Saat ini

kementerian kesehatan membentuk sebuah program nusantara sehat dalam

rangka meningkatkan Interprofessional Collaboration pada 120 pelayanan

11 kesehatan primer di Indonesia terutama di perbatasan. Adapun

beberapa contoh universitas di Indonesia yang sudah mengembangkan IPE

di bidang kesehatan yaitu di Universitas Indonesia sudah diterapkan

kurikulum IPE melalui modul kolaborasi dan kerjasama tim kesehatan

Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) Universitas Indonesia, pada Universitas

Gadjah Mada didapatkan buku acuan umum Community and Family

Health Care - Interprofessional Educatiom (CFHC-IPE), dan pada

Universitas Hasanuddin didapatkan modul 1000 hari kehidupan untuk

menunjang ilmu IPE (Taher, 2015). WHO mengemukakan pada intinya

penerapan IPE dalam suatu negara dapat dilakukan melalui dua

mekanisme, yaitu educator mechanism dan curricula mechanism. Secara


umum, IPE mengandung beberapa elemen yang harus dimiliki agar konsep

pembelajaran ini dapat dilaksanakan dalam pendidikan profesi kesehatan

di Indoensia yaitu kolaborasi, komunikasi yang saling menghormati,

refleksi, penerapan pengetahuan dan keterampilan, pengalaman dalam tim

antar profesi. Mahasiswa merupakan elemen penting dalam IPE serta

modal awal untuk terjadinya praktek kolaborasi di suatu negara. Untuk

mampu terlibat dalam IPE atau untuk dapat memperkenalkan IPE seluas

mungkin dalam pendidikan kesehatan di Indonesia, mahasiswa setidaknya

memahami elemen-elemen yang diperlukan dalam pelaksanaan IPE

sehingga mampu membekali dirinya dengan elemen-elemen tersebut

(HPEQ Project-Dikti, 2011).

D. Merokok
1. Pengertian merokok
Menurut Jaya, 2009 ( dalam Ambarwati, 2014) Rokok adalah
silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang
berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah.
Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung /
dibungkus dengan kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar  kelingking
dengan panjang 8-10 cm, biasanya dihisap seseorang setelah dibakar
ujungnya. Rokok merupakan pabrik bahan kimia berbahaya. Hanya
dengan membakar dan menghisap sebatang rokok saja, dapat
diproduksi lebih dari 4000 jenis bahan kimia. 400 diantaranya beracun
dan 40 diantaranya bisa berakumulasi dalam tubuh dan dapat
menyebabkan kanker. ( dinkes banten, 2017 )
Rokok adalah silinder/ lintingan gulungan kertas yang berisi
daun - daun tembakau yang telah di cacah dengan ukuran panjang 7 –
12 cm dan berdiameter 10 mm, biasanya dihisap seseorang setelah
dibakar ujungnya. Rokok memiliki banyak kandungan kimia yang
berbahaya dan mampu menyebabkan kanker maupun penyakit yang
lain.
2. Kandungan Dalam Rokok
Dalam satu batang rokok terdiri dari 4000 jenis bahan kimia, dan
diantaranya yang biasa disebutkan yaitu terdapat 40 bahan kimia. 40
bahan kimia itu adalah :
a. Nikotin
Nikotin merupakan zat yang menyebabkan adiksi (ketagihan)
dengan toleransi tinggi, yaitu semakin lama dikonsumsi semakin
bertambah. Gejala-gejala ketagihan juga terjadi pada seseorang
yang mulai berhenti merokok. Memang pada awalnya nikotin
dapat merangsang kerja otak, sehingga si perokok menjadi
cerdas. Namun, apabila hal ini terjadi secara terus-menerus,
maka justru akan melemahkan kecerdasan otak itu sendiri. Hal
ini diakibatkan oleh nikotin yang memacu produksi hormon
adrenalin. Terpacunya produksi hormon ini akan menyebabkan
denyut jantung lebih cepat dan jantung bekerja lebih kuat.
Jantung akan memerlukan lebih banyak oksigen dari biasanya.
Otomatis, risiko terjadinya serangan jantung koroner akan lebih
tinggi.  

b. Karbon monoksida (CO)

Gas berbahaya ini seharusnya hanya ada dalam pembuangan


asap kendaraan. Namun, dengan adanya sumbangan dari para
perokok, gas yang juga dapat berikatan kuat
dengan haemoglobin darah ini menjadi lebih banyak di udara
dan di dalam tubuh manusia. Dengan adanya karbon monoksida
(CO) yang berikatan dengan haemoglobin darah, maka jantung
seorang perokok yang memerlukan lebih banyak oksigen
ternyata mendapat oksigen lebih sedikit. Ini akan menyebabkan
bertambahnya risiko penyakit jantung dan paru-paru, serta
penyakit saluran nafas. Selain sesak nafas, batuk terus-menerus,
stamina serta daya tahan tubuh si perokok juga berangsur-angsur
akan menurun. Terganggunya sistem peredaran darah normal,
yaitu dengan adanya gas karbon monoksida pada darah, juga
akan mengakibatkan rusaknya pembuluh darah sebagai
distributor aliran darah. Akan terdapat endapan-endapan lemak
sehingga pembuluh darah akan tersumbat. Hal ini meningkatkan
lagi risiko terkena serangan jantung ataupun mati mendadak.

c. Tar

Tar biasanya digunakan untuk mengaspal jalan raya. Apabila


terdapat pada tubuh melalui menghisap rokok, maka secara
berangsur-angsur dan pasti, akan menyebabkan kanker.
Beberapa contohnya adalah benzoa pyrene, nitrosamine, B-
naphthylamine, dan nikel.

d. DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana)

DDT merupakan racun serangga, yang biasanya digunakan


untuk membunuh nyamuk, semut, atau kecoa.

e. Aseton

Aseton adalah zat yang digunakan untuk melunturkan cat. Bisa


dibayangkan bahayanya, apabila zat ini berada dalam tubuh kita.

f. Formaldehid
Formaldehid atau lebih sering kita kenal sebagai zat formalin,
digunakan untuk mengawetkan mayat.

g. Kadmium

Kadmium adalah bahan kimia yang biasanya terdapat


pada accu atau aki kendaraan bermotor.

h. Arsenik

Seperti DDT, arsenik merupakan bahan kimia yang sering


digunakan untuk membasmi seranga-serangga pengganggu.
Biasanya kutu atau serangga sekelasnya akan mempan bila
diberantas dengan arsenik ini

i. Ammonia

Ammonia merupakan bahan aktif yang terdapat dalam


pembersih lantai.

j. Polonium-210

Bahan ini merupakan salah satu zat radioaktif, yaitu zat yang
mampu mengeluarkan radiasi aktif, yang bisa menyebabkan
perubahan struktur dan fungsi sel normal. Bahan -bahan
radioaktif juga bisa menyebabkan kanker.

k. Hidrogen sianida

Hidrogen sianida merupakan bahan yang digunakan sebagai


racun dalam bentuk gas.

l. Vinil klorida
Zat ini biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan
plastik.

m. M. Naftalena

Seperti DDT dan arsenik, bahan ini terdapat pada obat-obat


pembasmi serangga. ( Dinkes Banten, 2017).

3. Perokok Aktif dan Perokok Pasif


Perokok aktif mempunyai pengertian orang yang melakukan
langsung aktivitas merokok dalam arti mengisap batang rokok yang
telah dibakar. Sedangkan Perokok pasif adalah seseorang yang tidak
melakukan aktivitas merokok secara langsung, akan tetapi ia ikut
menghirup asap yang dikeluarkan oleh perokok aktif.
Menurut (Dinkes Banten, 2017) Perokok Pasif adalah seseorang
atau sekelompok orang yang menghirup asap rokok orang lain. Telah
terbukti bahwa perokok pasif mengalami risiko gangguan kesehatan
yang sama seperti perokok aktif, yaitu orang yang menghirup asap
rokoknya sendiri. Adapun gejala awal yang dapat timbul pada perokok
pasif :
a. Mata pedih
b. Hidung beringus
c. Tekak yang serak
d. Pening / pusing kepala
Apabila perokok pasif terus-menerus ”menekuni” kebiasaanya, maka
akan mempertinggi risiko gangguan kesehatan, seperti :

a. Kanker paru-paru,
b. Serangan jantung dan mati mendadak,
c. Bronchitis akut maupun kronis,
d. Emfisema,
e. Flu dan alergi, serta berbagai penyakit pada organ tubuh seperti
yang disebutkan di atas.

Perokok Aktif adalah seseorang yang dengan sengaja menghisap


lintingan atau gulungan tembakau yang dibungkus biasanya dengan
kertas, daun, dan kulit jagung. Secara langsung mereka juga
menghirup asap rokok yang mereka hembuskan dari mulut mereka.
Tujuan mereka merokok pada umumnya adalah untuk menghangatkan
badan mereka dari suhu yang dingin. Tapi seiring perjalanan waktu
pemanfaatan rokok disalah artikan, sekarang rokok dianggap sebagai
suatu sarana untuk pembuktian jati diri bahwa mereka yang merokok
adalah ”keren”. Ciri-ciri fisik seorang perokok :

a. Gigi kuning karena nikotin.


b. Kuku kotor karena nikotin.
c. Mata pedih.
d. Sering batuk – batuk.
e. Mulut dan nafas bau rokok.

4. Bahaya Merokok
Rokok adalah benda beracun yang memberikan efek santai dan sugesti
meras lebih jantan. Dibalik bahaya racun rokok, ada beberpa kegunaan
rokok tapi hanyalah sedikit. Bahaya rokok sangatlah besar, dan sudah
menjadi rahasia umum kalau rokok dapat menyebabkan kematian.
Kematian yang disebabkan kebiasaan merokok bukanlah kematian
yang secara mendadak, tapi perlahan dengan ditandai dengan penyakit
penyakit seperti kanker, rusaknya paru – paru, dll. Bahkan orang –
orang yang tidak secara aktif merokok atau bisa disebut perokok pasif
juga berkemungkinan besar mengalami penyakit akibat terlalu
seringnya terpapar asap rokok. Ketika sebatang rokok terbakar
terbentuklah 4.000 senyawa kimia, 200 diantaranya beracun dan 40
pemicu kanker.
Efek racunnya terhadap sang perokok dibandingkan yang tidak
merokok yaitu :
a. 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
b. 4x menderita kanker esophagus
c. 2x kanker kandung kemih
d. 2x serangan jantung

Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia


dan gagal jantung, serta tekanan darah tinggi. Asap rokok mengandung
kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43
jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat
yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida, dsb. Asap
rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan
pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi
mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar
racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi
asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di
jalanan raya yang macet.

5. Cara Menghilangkan Kebiasaan Merokok


Berhenti merokok adalah salah satu bentuk cinta terhadap diri sendiri
agar hidup lebih sehat dan lebih panjang umur dengan menghindari
diri dari berbagai penyakit yang diakibatkan dari sebatang rokok.
Untuk menghilangkan kebiasaan merokok mungkin akan terasa
sangatlah sulit terlebih lagi bagi yang sudah menjadi perokok berat,
karena rokok memiliki kandungan yang membuat perokok menjadi
kecanduan. Tapi di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin apabila ada
usaha dan niat yang baik. Menurut (Dr. Kevin,2018) beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk menghentikan kebiasaan merokok, yaitu :

a. Mengelola Stres
Stres bisa menjadi salah satu alasan seseorang memilih untuk
merokok. Setelah merokok, seseorang merasa rileks. Cobalah
beberapa cara untuk meredakan ketegangan, seperti
mendengarkan musik, pijat, atau yoga. Selain itu, di awal masa
percobaan untuk berhenti, sebisa mungkin hindari situasi yang
mendatangkan stres.
b. Hindari Pemicu
Sedapat mungkin hindari faktor atau kebiasaan yang dapat
membuat Anda kembali merokok, seperti berkumpul dengan
sesama perokok, minum kopi, atau minum minuman keras. Jika
terbiasa merokok setelah makan, Anda bisa mencari cara lain
sebagai pengganti, seperti mengunyah permen karet atau
menggosok gigi.
c. Terapi Penggantian Nikotin (Nicotine-Replacement Therapy /
NRT)
Berhentinya asupan nikotin umumnya membuat seorang
perokok merasa frustrasi sehingga sering membuat mereka gagal
berhenti merokok. Terapi penggantian nikotin dapat membantu
meringankan rasa frustrasi atau gejala putus obat tersebut.
NRT sebagai salah satu cara berhenti merokok bekerja dengan
melepaskan nikotin dalam kadar rendah secara terus-menerus ke
pembuluh darah. Unsur nikotin yang digunakan tidak
mengandung tar, karbon monoksida,  dan bahan kimia
berbahaya lain seperti yang terdapat di dalam rokok. Prosedur
ini membantu mengurangi hasrat tubuh untuk kembali merokok
saat tubuh mulai merasakan hilangnya asupan nikotin. Media
NRT beragam, seperti permen karet, plester yang ditempelkan
pada kulit, atau tablet, atau bisa dengan cara disemprotkan ke
mulut atau hidung.
d. Libatkan Keluarga dan Teman Dekat
Beri tahu kerabat dan lingkaran pertemanan dekat bahwa Anda
sedang dalam proses berhenti merokok. Dukungan orang lain
dapat begitu berperan dalam membantu Anda berhenti merokok.
Mereka yang akan mengingatkan dan membantu menjaga situasi
menjadi lebih kondusif sehingga tujuan lebih mudah tercapai.
e. Terapi Perilaku
Cara berhenti merokok melalui terapi perilaku adalah bentuk
konseling yang membantu Anda untuk fokus pada strategi
berhenti merokok. Terapi ini dilakukan dengan bicara pada
konselor dalam sesi psikoterapi, namun bisa juga dalam sesi per
kelompok. Untuk memaksimalkan keberhasilan, terapi ini dapat
dipadukan dengan terapi penggantian nikotin dan atau obat-
obatan. Terapi perilaku ini tidak hanya dapat dilakukan sebagai
cara berhenti merokok, namun juga untuk membantu mengatasi
masalah kesehatan mental dan perilaku seperti stres atau depresi.
f. Membersihkan Rumah
Bersihkan rumah dari aroma rokok dan segala hal yang dapat
mendukung Anda merokok dalam jumlah banyak. Cuci pakaian,
sprai, karpet, atau tirai yang mengandung aroma rokok.
Gunakan pengharum ruangan untuk membantu menghilangkan
bau asap rokok.
g. Olahraga
Olahraga dapat membantu mengurangi dan mengalihkan hasrat
akan nikotin. Begitu ingin merokok, kenakan sepatu olahraga
Anda dan mulailah lakukan aktivitas olahraga, seperti lari,
sekadar jalan kaki, atau berenang. Bergabung ke dalam klub
kebugaran yang berisi orang-orang yang hidup sehat juga dapat
banyak membantu.
h. Pola Makan Sehat
Cara berhenti merokok dengan mengonsumsi pola makan
sehat adalah hal yang tak kalah penting. Selama masih terbiasa
merokok, beberapa orang merasa kurang berselara makan
karena efek nikotin dan rokok terhadap indera perasa. Saat
berhenti merokok, menjalani pola makan sehat bisa menjadi
langkah untuk memberi nutrisi tubuh serta sebagai pengingat
untuk menjalani gaya hidup sehat.
i. Pikirkan Keuntungannya
Ada banyak manfaat yang bisa diambil dari berhenti merokok,
seperti:

1) Tubuh yang lebih sehat. Berhenti merokok berarti


menurunkan tekanan darah, menurunkan tingkat
risiko serangan jantung, stroke, dan kanker.
2) Adanya dana lebih yang tadinya digunakan untuk membeli
rokok.
3) Hilangnya bau mulut tidak sedap akibat rokok.
4) Kulit yang lebih cerah dan bersih.
5) Keluarga termasuk anak-anak di sekitar Anda terhindar dari
bahaya merokok secara pasif.
6) Semangati diri sendiri dengan mengingat manfaat-manfaat
di atas.

j. Hipnosis
Cara berhenti merokok melalui hipnosis dipercaya dapat
mengubah perilaku. Saat dihipnosis, Anda merasa bisa lebih
rileks, mampu berkonsentrasi, dan mau mendengarkan saran
untuk berhenti merokok.
Oleh karena praktiknya yang berbeda-beda, cara berhenti
merokok yang satu ini sulit diteliti efektivitasnya. Namun
sebagian orang mengaku telah merasakan manfaatnya. Jika
ingin mencoba, dokter Anda mungkin dapat merekomendasikan
seorang terapis hipnosis profesional.
k. Akupuntur
Penggunaan akupunktur sebagai cara berhenti merokok biasa
diterapkan pada bagian telinga. Meski terapi alternatif ini belum
terbukti efektif secara ilmiah, namun tidak ada salahnya
mencobanya sesuai instruksi seorang terapis berlisensi.
l. Obat-obatan
Jika cara berhenti merokok di atas belum berhasil, Anda dapat
menempuh langkah medis. Dokter dapat meresepkan obat-
obatan yang dapat membantu mengurangi hasrat untuk merokok
dengan cara memengaruhi proses kimia di otak. Obat ini juga
membuat merokok menjadi tidak lagi memuaskan. Tersedia juga
obat yang dapat membantu meredakan efek kecanduan nikotin,
seperti depresi dan ketidakmampuan berkonsentrasi.
m. Terus Berusaha
Berulang kali gagal berhenti merokok adalah kondisi yang
umum terjadi. Gagal sekali bukan berarti Anda tidak mungkin
berhasil lepas dari rokok. Banyak orang yang akhirnya baru
dapat berhenti selamanya setelah mencoba beberapa kali.

Apabila terlalu sulit untuk melakukannya secara cepat, cobalah


dengan secara perlahan – lahan. Karena apapun yang secara instan
tidak selamanya akan berakhir baik, jadikan kebiasaan baik secara
perlahan tapi mampu menjadi gaya hidup sehat untuk selamanya.

E. Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan
diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan
darah normal bervariasi sesuai usia, sehingga setiap diagnosis
hipertensi harus bersifat spesifik usia. Namun, secara umum seseorang
dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi
daripada 140 mmHg sistolik atau 90mmHg diastolik. (Elizabeth
J.Corwin,2000)
2. Penyebab
Penyebab hipertensi terdiri dari factor genetic (keturunan),
bertambahnya usia dan lingkungan. Paling sedikit ada 3 faktor
lingkungan yang dapat menyebabkan hipertensi, yakni makan garam
(natrium) berlebihan, stress psikis, dan obesitas.
Hipertensi sekunder, dapat disebabkan oleh penyakit ginjal,
Penyakit endokrin (hipertensi endokrin), obat, dan alkohol, serta
kehamilan.
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang biasanya terjadi :
a. Pusing
b. Rasa berat di tengkuk
c. Mudah marah
d. Telinga berdenging
e. Sukar tidur
f. Sesak nafas
g. Mudah lelah
h. Mata berkunang-kunang
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul
gejala berikut:
a. sakit kepala
b. kelelahan
c. mual
d. muntah
e. sesak nafas
f. gelisah
g. pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan
pada otak, mata, jantung dan ginjal.
4. Diet Hipertensi
Diet Hipertensi adalah Adalah mengatur pola makan pasien sehari-
hari untuk menurunkan tekanan darah tinggi dalam batas normal.
Cara diet hipertensi :
a. Diet rendah lemak dengan mengurangi atau menghindari
makanan berminyak seperti gorengan dan daging yang
berlemak.
b. Diet rendah garam. Batasi pemakaian garam dan makanan yang
diasinkan, seperti ikan asin, telur asin, dan kecap asin.
c. Hindari konsumsi daging kambing, dan minum berakohol tinggi.
Sumber makan:
Sumber bahan Makanan yang Maknan yang harus
makanan diperbolehkan dihindari
Karbohidrat Beras, kentang, Roti,biskuit dan kue-
singkong, terigu, gula, kue yang dimasak
makroni, roti, biskuit, dengan garam dapur
kue-kue yang dimasak dan baking power dan
tanpa garam dapur dan soda.
baking power dan
soda.
Protein Hewani Telur maksimal 1 Otak, sarden, dan telur,
butir/hari, daging sapi, yang diolah dengan
ayam dan ikan garam dapur seperti
maksimal 100gr/hari. daging asap, abon,
keju, ikan asin, udang
kering, dan telur asin.
Protein Nabati Tahu, tempe, kacang Keju kacang tanah,
kedelai, kacang tolo, kacang asin, tauco dan
kacang tanah, kacang tahu asin.
hijau, kacang kapri
dan kacang lain yang
segar.
Lemak Minyak zaitun, dan Mentega margarin dan
minyak mentega tanpa lemak hewan.
garam.
Sayuran Semua sayur yang Sayuran yang
segar. diawetkan : sawi asin,
acar, asinan, sayur
dalam kaleng.
Buah-buahan Buah-buahan yang Durian, buah-buahan
segar. yang dimasak dan
diawetkan dengan
garam dapur seperti
buah dalam kaleng dan
asinan buah.
Minuman Teh dan air putih. Minuman kaleng kopi,
dan minuman yang
beralkohol.
Bumbu Semua bumbu yang Garam dapur, baking
tidak mengandung powder, soda kue,
garam dapur dan kecap, terasi, penyedap
ikatan natrium yang masakan, dan saus.
lain.

5. Komplikasi Hipertensi
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh baik secara
langsung maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan
bahwa beberapa penyebab kerusakan pada organ-organ tersebut dapat
melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah dari organ, atau
karena efek tidak langsung, antara lain adanya antibodi terhadap
reseptor angiostensin II, stress oksidatif, down regulation, dan lain-lain.
Umumnya, hupertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh baik
secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ umum
yang ditemui pada pasien hipertensi adalah :
1) Jantung
a. Hipertrofi ventrikel kiri
b. Angina atau infark miokardium
c. Gagal jantung
2) Otak
a. Stroke atau transient ishemic attack
3) Penyakit ginjal kronis
4) Penyakit arteri perifer
5) Retinopati

F. Covid 19
1. Pengertian
Corona virus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan
penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus
diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari
batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit
COVID-19.
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis
coronavirus yang baru ditemukan. Ini merupakan virus baru dan
penyakit yang sebelumnya tidak dikenal sebelum terjadi wabah di
Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019.
Masa inkubasi adalah jangka waktu antara terjangkit virus dan
munculnya gejala penyakit. Pada umumnya masa inkubasi COVID-19
diperkirakan berkisar dari 1 hingga 14 hari, umumnya sekitar lima hari.
Perkiraan ini akan diperbarui seiring dengan tersedianya lebih banyak
data.

2. Tanda dan Gejala Covid 19


Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam,
batuk kering, dan rasa lelah. Gejala lainnya yang lebih jarang dan
mungkin dialami beberapa pasien meliputi rasa nyeri dan sakit, hidung
tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare,
kehilangan indera rasa atau penciuman, ruam pada kulit, atau perubahan
warna jari tangan atau kaki. Gejala-gejala yang dialami biasanya
bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa orang menjadi
terinfeksi tetapi hanya memiliki gejala ringan.
Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih
tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari 5 orang yang terinfeksi
COVID-19 menderita sakit parah dan kesulitan bernapas. Orang-orang
lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan kondisi medis penyerta
seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan paru-paru, diabetes,
atau kanker memiliki kemungkinan lebih besar mengalami sakit lebih
serius. Namun, siapa pun dapat terinfeksi COVID-19 dan mengalami
sakit yang serius. Orang dari segala usia yang mengalami demam
dan/atau batuk disertai dengan kesulitan bernapas/sesak napas,
nyeri/tekanan dada, atau kehilangan kemampuan berbicara atau
bergerak harus segera mencari pertolongan medis. Jika memungkinkan,
disarankan untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan atau
fasilitas kesehatan terlebih dahulu, sehingga pasien dapat diarahkan ke
fasilitas kesehatan yang tepat.
Namun ada juga orang yang sudah terinfeksi tetapi tidak
menunjukkan tanda dan gejala seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya.

3. Penularan Covid – 19
Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang terjangkit
virus ini. COVID-19 dapat menyebar dari orang ke orang melalui
percikan-percikan dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang
terjangkit COVID-19 batuk atau mengeluarkan napas. Percikan-
percikan ini kemudian jatuh ke benda-benda dan permukaan-permukaan
di sekitar. Orang yang menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu
menyentuh mata, hidung atau mulutnya, dapat terjangkit COVID-19.
Penularan COVID-19 juga dapat terjadi jika orang menghirup percikan
yang keluar dari batuk atau napas orang yang terjangkit COVID-19.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak lebih dari 1
meter dari orang yang sakit. WHO terus mengkaji perkembangan
penelitian tentang cara penyebaran COVID-19 dan akan menyampaikan
temuan-temuan terbaru.

4. Pencegahan Tertular Covid – 19


Dari banyaknya jumlah orang yang terjangkit covid 19 yang kian
hari makin membuat keresahan bagi semua orang. Berikut ada beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau menghindari penularan
Covid – 19 yang dapat dimulai dari diri sendiri, yaitu :
a. Seringlah mencuci tangan Anda dengan air bersih mengalir dan
sabun, atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol.
Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, atau
cairan antiseptik berbahan dasar alkohol dapat membunuh virus di
tangan Anda.
b. Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang yang batuk-batuk
atau bersin-bersin. Ketika batuk atau bersin, orang mengeluarkan
percikan dari hidung atau mulutnya dan percikan ini dapat
membawa virus. Jika Anda terlalu dekat, Anda dapat menghirup
percikan ini dan juga virus COVID-19 jika orang yang batuk itu
terjangkit penyakit ini.
c. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut.
Tangan menyentuh berbagai permukaan benda dan virus penyakit
ini dapat tertempel di tangan. Tangan yang terkontaminasi dapat
membawa virus ini ke mata, hidung atau mulut, yang dapat
menjadi titik masuk virus ini ke tubuh Anda sehingga Anda
menjadi sakit.
d. Pastikan Anda dan orang-orang di sekitar Anda mengikuti etika
batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan
siku terlipat atau tisu saat batuk atau bersin dan segera buang tisu
bekas tersebut.
Percikan dapat menyebarkan virus. Dengan mengikuti etika batuk
dan bersin, Anda melindungi orang-orang di sekitar dari virus-
virus seperti batuk pilek, flu dan COVID-19.
e. Tetaplah tinggal di rumah jika merasa kurang sehat. Jika Anda
demam, batuk dan kesulitan bernapas, segeralah cari pertolongan
medis dan tetap memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu.
Ikuti arahan Dinas Kesehatan setempat Anda.
Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan daerah akan
memiliki informasi terbaru tentang situasi di wilayah Anda.
Dengan memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu, petugas
kesehatan yang akan merawat Anda dapat segera mengarahkan
Anda ke fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat. Langkah ini
juga melindungi Anda dan membantu mencegah penyebaran virus
dan infeksi lainnya.
f. Tetap ikuti informasi terbaru tentang hotspot-hotspot COVID-19
(kota atau daerah di mana COVID-19 menyebar luas).
Jika memungkinkan, hindari bepergian ke tempat-tempat tersebut
– terutama jika sudah berusia lanjut atau mengidap diabetes, sakit
jantung atau paru-paru kemungkinan tertular COVID-19 lebih
tinggi di tempat-tempat tersebut.

Adapun beberapa cara atau perlindungan diri apabila sudah


berada atau sedang berada di lingkungan zona merah, atau
mungkin pernah mengunjungi daerah zona merah dalam waktu 14
hari terakhir, lakukan beberapa langkah ini :
a. Ikuti panduan melakukan pencegahan dari diri sendiri
seperti yang sebelumnya telah disebutkan.
b. Melakukan isolasi diri dengan tetap tinggal dirumah.
Apabila merasa kurang sehat, bahkan jika gejalanya ringan
seperti sakit kepala, demam berskala rendah (37.3 C atau
lebih ) dan pilek ringan sampai anada sembuh usahakan
untuk mengisolasi diri dan banyak meminum vitamin.
Apabila ingin bertemu orang utamakan menggunakan
masker dan menjaga jarak.
c. Jika demam, batuk dan kesulitan bernapas, segera minta
nasihat dokter karena kondisi ini bisa jadi dikarenakan
infeksi saluran pernapasan atau kondisi serius lainnya. Jika
sudah memberitahukan kondisi diri terlebih dahulu,
petugas kesehatan dapat lebih cepat mengarahkan ke
fasilitas kesehatan yang tepat. Hal ini juga membantu
mencegah kemungkinan penyebaran COVID-19 dan virus-
virus lainnya.

5. Protokol kedatangan sampai rumah dari bepergian


Ada beberapa protokol atau langkah yang harus dilakukan diri
sendiri apabila dari luar rumah seperti berpergian ke pasar,
warung, dan tempat lain yang kemungkinan banyak dikunjungi
orang.
a. Buka sepatu sebelum memasuki rumah
b. Tuangkan/semprotkan alkohol desinfektan pada sepatu
tersebut. Lalu pada pakaian, ponsel, kacamata, kunci,
pulpen, perangkat kerja, komputer, laptop dan lain-lain
c. Buang semua tanda terima pembelian, kwitansi, bon-bon
atau kertas-kertas yang bisa dibuang.
d. Masuk rumah bertelanjang kaki langsung cuci tangan
bersih-bersih dengan sabun
e. Masuk ke kamar, buka pakaian dan langsung tempatkan
pakaian kotor dikeranjang untuk siap dibawa ke mesin cuci
f. Jangan menyentuh apapun.
g. Jangan lantas duduk di kursi atau tempat tidur, leha-leha
h. Langsung segera mandi, gosok gigi, dll.

Anda mungkin juga menyukai