Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KEPERAWATAN JIWA II
Oleh :
Nim.183310814
Dosen Pembimbing
2020
Strategi dan Contoh Pelaksanaan Pada Pasien Risiko Perilaku Kekerasan Berdasarkan
Video
A.SP Pengkajian dan Latihan Nafas Dalam dan Memukul Kasur / Bantal ( Latihan secara
Fisik)
SP 1:
Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah, tanda dan
gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang sering dilakukan dan mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara fisik tarik nafas dalam.
1) Tahap Orientasi
Salam terapeutik
Perawat : “Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya anggun dwi putrid bisa
panggil saya Saya perawat anggun bu, yang dinas di ruangan ini dari
07.00 sampai jam 14.00 siang nanti bu. Kalau boleh tahu, nama ibu
siapa?”
Pasien : “nama siska andeska sus.”
Perawat : ibu senang dipanggil apa?
Pasien : siska saja sus
Perawat : oooh ibu siska
Evaluasi/ Validasi
Perawat : “baiklah bu, bagaiman tidur ibu kemarin malam bu?nyenyak tidak bu bu
?”
Pasien : nyenyak sus
Perawat : apa yang ibu rasakan pada pagi ini bu?
2) Tahap Kerja
Perawat : “jadi bu Apa yang menyebabkan ibu marah?”
Pasien : “Saya merasa sangat kesal melihat teman saya karena telah mengambil
ikat rambut saya tanpa seizin saya sus.”
Perawat : “Ketika ibu kesal, apa tanda-tanda yang ibu rasakan?”
Pasien : “saya sangat marah dan ingin berteriak sus”
Perawat : “apa yang ibu rasakan pada bagian badan ibu ketika marah bu ?”
Pasien : “ingin memukul sesuatu”
Perawat : “kalo diekspresi ibuk ada yang iburasakan ? seperti wajah merah, rasa
panas”
Pasien : “ada sus “
Perawat : “selain hal tadi, apa lagi yang membuat ibu kesal ?”
Pasien : “ada banyak orang teriak-teriak dan sangat bising sus “
Perawat : “ perilaku apa yang ibuk lakukan jika rasa kesal muncul ?”
Pasien : “saya sangat ingin menghancurkan barang-barang yang ada didekat saya
sus”
Perawat : “Setelah ibu melakukan hal tersebut, apa akibat yang ibu rasakan?”
Pasien : “terkadang saya merasa rasa lega dan juga kadang-kadang sangat
menyesal”
Perawat : apa yang membuat ibuk menyesal ?”
Pasien : “karena barang-barangnya semua berantakan dan hancur”
Perawat : “bahwa sebenarnya ibu menyadarkan menghancurkan barang, yang rugi
siapa buk ?”
Pasien : “diri saya sendiri sus”
Perawat : “barang tersebut menjadi hancur dan ibuk butuh barang tersebut harus
membeli lagi, betul tidak bu ?
Pasien : “betul sus”
Perawat : “yang ibu lakukan tadi bagus tidak bu ?”
Pasien : “tidak sus”
Perawat : “Apakah ibu mau atau bersedia mengontrol rasa marah ibu?”
Pasien : “mau sus”
Perawat : “ ada 4 cara ibu untuk mengontrol rasa marah, yang pertama fisik bisa
seperti tarik nafas dalam, kemudian menyalurkan energi bisa dengan
memukul bantal atau kasur, yang kedua minum obat, yang ketiga dengan
cra menyampaikan peraan marah kita tersebut bisa disebut (verbal), dan
yang keempat spiritual”
Pasien : “Iya sus”
Perawat : “Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan ibu Salah satunya
adalah dengan cara minum obat. Jadi melalui cara ini, emosi ibu dapat
terkontrol.”
Pasien : “Iyaa.”
Perawat : “ nah sekarang kita mulai dengan cara yang pertama ya bu”
Pasien : “ ya sus”
Perawat : “ teknik nafas dalam itu sus menghirup udara dari hidung dan ibu tahan
selama 3 detik, lalu ibu keluarkan melalui mulut sambil ditiup, ibu paham bu ?”
Pasien : “ paham sus”
Perawat : “ baik bu, saya coba contohkan terebih dahulu ya bu, ibu lihat saja dulu
bu tapi ibu tidak usah mencontohkan, lihat saja terlebih dahulu ya bu. ( sambil
mencontohkan), ibuk bisa mencobakan ?
Pasien : “bisa sus(sambil mencobakan)”
Perawat : “ baiklah bu bagus sekali, itu bisa ibu lakukan sampai rasa kesal ibu
berkurang”
Pasien :” iya sus (sambil mengangguk) ”
Perawat : “ ibu bisa melakukan dengan cara memukul bantal atau kasur”
Pasien : “iya sus (sambil mengangguk)”
Perawat :” baik bu saya akan contohkan buk (sambil mencontohkan), ibuk
melakukakannya bu ?”
Pasien : “ bisa sus, (sambil melakukakan)”
3) Tahap Terminasi
Evaluasi
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu setelah latihan cara menyalurkan marah
tadi?”
Pasien : “saya merasa lebih tenang sus.”
Perawat : “Ada berapa cara yang sudah kita latih bu, coba ibu sebutkan lagi?
Pasien : “Latihan fisik (napas dalam, pukul bantal kasur).”
Perawat : “Bagus. Ibu sudah bisa mengingatnya”
SP 2 : Minum Obat
Membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala yang
dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat perilaku kekerasan.
Membantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan obat; bantu pasien
minum obat secara teratur dengan prinsip 6 benar (benar pasien, benar nama obat, benar
cara minum obat, benar waktu, benar dosis obat dan dokumentasinya). Disertai
penjelasan guna minum obat dan akibat berhenti minum obat, masukan ke jadwal harian
minum obat.
1) Tahap Orientasi
Perawat : “Selamat pagi ibu siska, apakah ibu ingat dengan saya?
Pasien : “Masih sus. Perawat anggun kan?.”
Perawat : “wahh ibu masih mengingat saya ternyata, benar bu saya perawat
anggun.”
Pasien : “iya sus (mengangguk).”
Perawat : “Baiklah Ibu sarah, sesuai janji saya kemaren saya datang lagi kesini.”
Pasien : “iya sus.”
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu saat ini, apakah ada hal yang menyebabkan
ibu marah?”
Pasien : “Ada sus.”
Perawat :“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengendalikan rasa marah dengan
minum obat ya bu sarah”
Pasien : “Iyaa sus.”
Perawat :“Baiklah ibu, kita akan berbincang mengenai cara minum obat,
sebelumnya ibu maunya berapa lama?”
Pasien : “10-15 menit saja sus.”
Perawat : “Kalau begitu, kita akan berbincang di ruang tamu sesuai janji
kemaren ya ibu.
Pasien : “Iya sus.”
2) Tahap Kerja
Perawat : “ apakah ibu sudah ada mendapatkan obat ?”
Pasien :” sudah sus “
Perawat : “Baiklah bu, sebelumnya boleh saya lihat obat yang pernah ibu
dapatkan selama ini.
Jika tanda-tanda marah tadi sudah ibur rasakan, ibu bisa meminum obat
yang telah ibu dapatkan seusai dengan prinsip benar obat ya bu. Caranya
yaitu benar pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu,
benar dosis obat dan dokumentasinya. Ibu bisa menerapkan prinsip ini
ketika mengonsumsi obat ini ya bu. “
Pasien : “Iya sus.”
Perawat : “Nah, sebaiknya minum obat ini ibu terapkan sesuai aturannya ya bu.
Selain itu, ibu bisa memasukkan latihan ini ke dalam jadwal harian ibu ya
bu.”
3) Tahap Terminasi
Evaluasi
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang tentang
kemarahan ibu?”
Pasien : “Saya merasa mulai tenang.”
Perawat : “Baiklah bu, bisakah ibu menyebutkan kembali apa saja prinsip 6
benar dalam pemberian obat.”
Pasien : “Benar pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu,
benar dosis obat dan dokumentasinya.
Perawat : “Bagus, ibu bisa mengulangi kembali hal yang sudah kita latih tadi.”
Perawat : “Baiklah bu jam 10 pagi ya. Ibu mau nya berapa lama ya bu?”
Pasien : “Iya.”
SP 3: Komunikasi verbal
Membantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara verbal (evaluasi jadwal
harian tentang minum obat dan latihan fisik, mengendalikan perilaku kekerasan dengan
mengungkapkan rasa marah secara sosial/ verbal; menolak dengan baik, meminta dengan
baik, mengungkapkan perasaan yang baik). Masukan jadwal latihan verbal ke dalam
jadwal harian.
1) Tahap Orientasi
Perawat : “Selamat pagi ibu siska, masih ingat ngak ibu dengan saya?
Pasien : “Masih sus. Perawat anggun kan?.”
Perawat : “wahhh saya jadi senang ibu kembali,hai ibu siska kembali lagi dengan
saya perawat anggun.”
Pasien : “iya sus (mengangguk).”
Perawat : “Baiklah Ibu siska, sesuai janji saya kemaren saya datang lagi kesini
pada pukul 10 ya bu.”
Pasien : “Iya.”
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu saat ini, apakah ada hal yang menyebabkan
ibu marah?”
Pasien : “Ada sus.”
Perawat : “Bagaimana bu, sudah ibu lakukan cara minum obat benar dan latihan
fisik (napas dalam, pukul bantal kasur) kemaren bu?”
Pasien : “Sudah sus.”
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu setelah melakukan latihan tersebut?”
Pasien : “Saya mulai merasa tenang sus.”
Perawat : “Coba saya lihat jadwal kegiatan harian ibu?
Wah bagus, ibu sudah mempraktekan sesuai jadwal yang telah ibu
buat”
Pasien : “(mengangguk).”
Perawat :“Baik, bagaimana sekarang kita belajar cara latihan bicara untuk
mengendalikan rasa marah?”
Pasien : “Boleh sus.”
Perawat :“Baiklah ibu, kita akan berbincang mengenai latihan verbal,
sebelumnya ibu maunya berapa lama?”
Pasien : “10 sampai 15 menit saja.”
Perawat : “Kalau begitu, kita akan berbincang di ruang pertemuan sesuai janji
kemaren ya ibu.
Pasien : “Iya sus.”
2) Tahap Kerja
Perawat : “Sekarang kita latihan cara bicara ibu untuk mencegah marah ya bu. Jika
marah telah tersalurkan melalui cara minum obat, pukul bantal kasur dan
sudah lega, maka kita perlu berbicara dengan orang yang membuat kita
marah. Ada tiga caranya ya bu: 1. Meminta dengan baik tanpa marah
dengan suara yang rendah serta tidak menggunakan kata kasar. Kemarin
ibu mengatakan penyebab marahnya karena makanan tidak tersedia. Coba
ibu minta sediakan makanan dengan baik. Bu, tolong sediakan makanan
dan bereskan rumah. Nanti bisa ibu cobakan disini dengan cara meminta
baju, obat atau lainnya.
Bisa Ibu mempraktekan?”
Pasien : “Bu, tolong ambilkan obat saya.”
Perawat : “Bagus bu, ibu bisa mecobanya. Selanjutnya yang ke 2. Menolak dengan
baik, jika ada yang menyuruh dan ibu tidak ingin melakukannya, katakan:
maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan. Coba ibu
praktekkan bu”
Pasien : “Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan.”
Perawat :“Baik Bagus sekali bu. Selanjutnya cara ke 3. Mengungkapkan perasaan
kesal. Ibu bisa mengatakan: saya jadi ingin marah karena perkataan mu itu.
Coba Ibu ulangi bu.”
Pasien : “Saya jadi ingin marah karena perkataan mu itu.”
Perawat : “Bagus ibu.”
3) Tahap Terminasi
Evaluasi
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap tentang cara
mengontrol marah dengan bicara yang baik?”
Pasien : “sudah Lumayan baik sus.”
Perawat : “Coba ibu sebutkan kembali ada berapa cara bicara yang baik yang telah
kita pelajari.”
Pasien : “1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah serta
tidak menggunakan kata kasar,
2. Menolak dengan baik,
3. Mengungkapkan perasaan kesal.”
Perawat : “Baik nanti di coba ya bu.”
SP 4: Spiritual
1) Tahap Orientasi
Perawat : “Selamat pagi ibu siska, masih ingat dengan saya lagi gak buk?
Pasien : “Masih sus. Perawat anggun kan?”
Perawat : “wahh ibu,bener-bener menyimpan nama saya dipikiran ibu ya.”
Pasien : “iya sus (mengangguk dan tersenyum).”
Perawat : “Baiklah Ibu Siska, sesuai janji saya kemaren saya datang lagi kesini
pada pukul 10 ya bu.”
Pasien : “Iya sus.”
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu saat ini, apakah ada hal yang menyebabkan
ibu marah?”
Pasien : “Ada sus.”
Perawat : “Bagaimana bu, sudah ibu lakukan cara minum obat benar dan latihan
fisik (napas dalam, pukul bantal kasur) dan berbicara verbal (meminta,
menolak dan mengungkapkan perasaan kesal) kemaren bu?”
Pasien : “Sudah sus.”
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu setelah melakukan latihan tersebut?”
Pasien : “Saya mulai merasa tenang sus.”
Perawat : “Coba saya lihat jadwal kegiatan harian ibu?
Wah bagus, ibu sudah mempraktekan sesuai jadwal yang telah ibu buat”
Pasien : “baik sus (mengangguk).”
Perawat :“Baik, bagaimana sekarang kita belajar cara latihan spritual
(berwudhu’) untuk mengendalikan rasa marah?”
Pasien : “Boleh sus.”
Perawat :“Baiklah ibu, kita akan berbincang mengenai latihan spritual
(berwudhu’) , sebelumnya ibu maunya berapa lama?”
Pasien : “10-15 menit saja.”
Perawat : “Kalau begitu, kita akan berbincang di ruang pertemuan sesuai janji
kemaren ya ibu.
Pasien : “Iya sus.”
2) Tahap Kerja
Perawat : “Sekarang kita latihan spiritual ya bu (berwudhu’) untuk mencegah
marah ya bu. Jika marah telah tersalurkan melalui cara minum obat, pukul
bantal kasur, bicara verbal (meminta, menolak, mengungkapkan perasaan
kesal) sudah lega, maka kita perlu melatih spiritual (berwudhu’) dengan
orang yang membuat kita marah.
Ibu tahu cara berwudhu’ kan bu?
Pasien : “Buat apa sus?”
Perawat : “Jadi begini bu, dengan berwudhu’ emosi kita yang sedang naik
biasanya akan turun bu. Apakah ibu tahu cara berwudhu’?”
Pasien : “iya sus.”
Perawat : “Baiklah bu, saya akan mengajarkan cara berwudhu ya bu. Langkah-
langkahnya yaitu, 1. Niat, 2. Membasuh wajah dengan telapak tangan (3x),
3. Membasuh tangan dari ujung jari- siku(3x), 4. Mengusap kepala(3x), 5.
Membasuh kaki hingga mata kaki(3x). Apakah ibu sudah paham bu?
Pasien : “Sudah sus.”
Perawat : “Bisa Ibu mempraktekannya bu?”
Pasien : “Yang pertama niat, cuci muka, tangan, ujung kepala, kaki.”
Perawat : “Bagus ya bu, ibu sudah bisa mecobanya ya. Tapi alangkah baiknya
ibu melakukannya dengan baik lagi dan sebanyak 3 kali ya bu.”
Pasien : “1. Niat, 2. Membasuh wajah dengan telapak tangan (3x), 3. Membasuh
tangan dari ujung jari- siku(3x), 4. Mengusap kepala(3x), 5. Membasuh
kaki hingga mata kaki(3x).”
Perawat : “Baik, nanti di coba lagi ya bu.”