Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN GANGGUAN

KARDIOVASKULER

OLEH :

KELOMPOK 6

1. SITI MARDIYAH
2. SITI MARYANI
3. SITI UMAROH
4. SEPTIANA AMBARSARI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI MANDALA


HUSADA PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

2.1 DefinisI Penyakit Jantung........................................................................................3


2.2 Klasifikasi Penyakit Jantung....................................................................................3
2.3 Etiologi Penyakit Jantung........................................................................................4
2.4 Patofisiologi.............................................................................................................4
2.5 Manifestasi Klinis....................................................................................................7
2.6 Komplikasi...............................................................................................................8
2.7 Penatalaksanaan.......................................................................................................8
2.8 Asuhan Keperawatan...............................................................................................11

BAB III PENUTUP...........................................................................................................21

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................21
3.2 Saran........................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Jantung merupakan organ yang sangat penting


bagi manusia, karena jantung diperlukan untuk
memompa darah keseluruh tubuh sehingga
mendapatkan oksigen dan sari makanan yang
diperlukan untuk metabolisme tubuh. Karena itu,
jantung perlu dijaga agar dapat menjalankan
fungsinya dengan baik.
Kehamilan akan menyebabkan perubahan
fisiologis yang luas pada system kardiovaskular,
dan berakibat terjadinya gangguan pada jantung
dan aliran darah sehingga perlu dipertimbangkan
jika terjadi kehamilan pada penderita penyakit
jantung.
. Pada ibu hamil yang normal perubahan fisiologis
yang luas pada system kardiovaskuler tidak
menjadi masalah karena jantungnya dapat
beradaptasi ,namun pada penderita jantung akan
sangat besar pengaruhnya ,hal ini menjadi masalah
yang harus diperhatikan dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian Penyakit Jantung ?
1.2.2 Apa saja Klasifikasi Penyakit Jantung?
1.2.3 Apa Etiologi Penyakit Jantung ?
1.2.4 Bagaimana Patofisiologinya ?
1.2.5 Apa saja Manifestasi Klinis?
1.2.6 Apa saja Pemeriksaan Penunjang ?
1.2.7 Apa saja Komplikasinya ?
1.2.8 Bagaimana Penatalaksanaanya ?
1
1.2.9 Baga
iman
a
Asuh
an
Kepe
rawa
tann
ya ?

2
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian Penyakit Jantung
1.3.2 Mengetahui Klasifikasi Penyakit Jantung
1.3.3 Mengetahui Etiologi Penyakit Jantung
1.3.4 Mengetahui Etiologi Penyakit Jantung
1.3.5 Mengetahui pemeriksaan Penunjang
1.3.6 Mengetahui Manifestasi Klinis
1.3.7 Mengetahui Komplikasinya
1.3.8 Mengetahui Komplikasinya
1.3.9 Mengetahui Komplikasinya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyakit Jantung


Penyakit jantung adalah penyebab utama ketiga kematian pada wanita
berusia 25 tahun sampai 44 tahun. Karena relative terjadi pada wanita usia subur,
penyakit jantung mempersulit pada sekitar 1 % kehamilan. (Lenovo, Kenneth J,
2009)
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian terbanyak pada wanita
diAmerika Serikat dan merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak pada
wanitausia 25– 44 tahun. Penyakit jantung berpengaruh pada sekitar 1 % dari
kehamilan, dengan angka kematian maternal menurut Sach sebanyak 0,3 dari
100.000 di Massachusetts. Namun angka kematian maternal mencapai 10 – 25 %
walaupun adanya perkembangan diagnosis dan penanganan penyakit
kardiovaskular maternal pada zaman sekarang. Meskipun insidens penyakit
jantung dalam kehamilan sekitar 1 %, Gejala seperti sesak napas atau tanda seperti
bising ejeksi sistolik yang merupakan gejala dari penyakit jantung, dapat muncul
pada sekitar 90% dari populasi kehamilan sebagai konsekuensi perubahan
fisiologis pada tubuh yang diinduksi oleh kehamilan itu sendiri. Di antara beberapa
penyakit kardiovaskuler, hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler yang
tersering muncul pada kehamilan, sebanyak 6-8% dari seluruh kehamilan. Di
negara barat, penyakit jantung bawaan merupakanyang penyakit jantung yang
paling sering ditemukan selama kehamilan ( 75 – 82% ). Di luar Eropa dan
Amerika bagian utara hanya berkisar 9 – 19 %. Penyakit jantung reumatik
mendominasi di negara selain negara barat, berkisar 56 – 89 %dari seluruh
penyakit jantung dalam kehamilan. Kardio miopati jarang ditemukan,tetapi
merupakan penyebab berat dari komplikasi penyakit jantung dalam kehamilan.
(WHO, 2010)
Kehamilan dengan penyakit jantung, selalu saling mempengaruhi karena
kehamilan dapat memberatkan penyakit jantung yang dideritanya. Penyakit
jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim. Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri dengan perubahan sistem
jantung dn pembuluh darah yang disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan
diafragma oleh besarnya janin yang dikandungnya sehingga dapat mengubah
posisi jantung dan pembuluh darah sehingga sehingga terjadi perubahan dari
kerja jantung.
Yang dapat mempengaruhi antara lain :
1. Perubahan peningktan hormone tubuh
2. Terjadi haemodelusi darah dengan dengan puncaknya pada kehamilan 28-32
minggu
3. Kebutuhan janin untuk pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim
4. Kembalinya darah setelah plasenta lahir karena kontraksi rahim dan
terhentinya perdarahan darah plasenta
5. Saat post partum sering terjadi infeksi
(Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998)

2.2 Klasifikasi Penyakit Jantung


Asosiasi jentung newyork mengklarifikasi penyakit jantung organic yang
merupakan standart yang diterima secara luas sebagai berikut.
1. Kelas I
Asimtomatik dengan aktifitas normal.Meliputi pasien penyakit jantung,
tetapi tanpa akibat pembatasan aktivitas fisik.Aktivitas fisik biasa tidak
menyebabkan kelelahan tidak semestinya, palpitasi, dispne atau nyeri
angina.
2. Kelas II
Sitomatik dengan aktifitas yang meningkat (dipsnea, cepat lelah, edema bila
aktifitas bertambah normal).Pasien penyakit jantung yang menyebabkan
sedikit pembatasan aktivitas fisik membentuk kelas II. Meskipun nyaman
saat istirahat, namun pasien-pasien ini mengalami kelelahan, palpitasi,
dispneu, atau nyeri angina pada aktivitas fisik yang biasa.
3. Kelas III
Sitomatik dengan aktifitas yang bisa dilakukan.Pasien penyakit jantung
dengan pembatasan aktivits fisik yang jelas dimasukkan dalam kelas
III.Nyaman pada saat istirahat, pasien ini mengalami kelelahan palpitasi,
dispneu atau nyeri angina dengan aktivitas fisik ringan (yang kurang dari
biasa).
4. Kelas IV
Simtomatik dengan istirahat, pasien ini mengidap penyakit jantung
yang menyebabkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik
apapun ,ketidaknyamanan meningkat dengan aktivitas fisik apapun.

2.3 Etilogi
Penyebab dari penyakit jantung sendiri dibagi menjadi dua :
1. Kelainan Primer
Kelainan primer dapat berupa kelainan kongenital, bentuk kelainan katub,
iskemik dan cardiomiopati. Jadi kelainan primer ini sendiri lebih lebih
disebabkan karena kelainan pada fisiologi jantungnya.
2. Kelainan Sekunder
Kelainan sekunder berupa penyakut lain, seperti hipertensi, anemia berat,
hipervolumia, perbesaran rahim, dan masih banyak lagi lainnya. Kelinan
sekunder ini sendiri lebih lebih disebabkan oleh penyakit-penyakit lain.

1. Penyakit Jantung Akibat Demam Reumatik


Sebagian besar penyakit jantung pada kehamilan disebabkan oleh
demam rematik. Diagnosis demam rematik pada kehamilan sering sulit,
bila berpatokan pada criteria Jones sebagai dasar untuk diagnosis demam
rematik aktif. Manifestasi yang terbanyak adalah poliartritis migrant
serta karditis. Perubahan kehamilan yang menyulitkan diagnosis demam
rematik adalah nyeri sendi pada wanita hamil mungkin oleh karena sikap
tubuh yang memikul beban yang lebih besar sehubungan dengan
kehamilannya serta meningkatnya laju endap darah dan jumlah leukosit.
Bila terjadi demam rematik pada kehamilan, maka prognosisnya akan
buruk.
Adanya aktivitas demam rematik dapat diduga bila terdapat:
a. Suhu subfebris dengan takikardi yang lebih cepat dari semestinya
b. Leukositosis dan laju endap darah yang tetap tinggi
c. Terdengar desir jantung yang berubah-ubah sifatnya maupun
tempatny
2. Penyakit Jantung Kongenital
Biasanya kelainan jantung bawaan oleh penderita sebelum
kehamilan, akan tetapi kadang-kadang dikenal oleh dokter pada
pemeriksaan fisik waktu hamil. Dalam usia reproduksi dapat dijumpai
koarktatio aortae, duktus arteriosus Botalli persistens, defek septum
serambi dan bilik, serta stenosis pulmonalis. Penderita tetralogi Fallot
biasanya tidak sampai mencapai usia dewasa kecuali apabila penyakit
jantungnya dioperasi. Pada umunya penderita kelainan jantung bawaan
tidak mengalami kesulitan dalam kehamilan asal penderita tidak sianosis
dan tidak menunjukkan gejala-gejala lain di luar kehamilan.
Penyakit jantung bawaan dibagi atas :
a. Golongan sianotik (right to left shunt)
b. Golongan asianotik (left to right shunt)
c. Penyakit jantung hiperten
Penyakit jantung hipertensi sering dijumpai pada kehamilan,
terutama pada golongan usia lanjut dan sulit diatasi. Apapun dasar
penyakit ini, hipertensi esensial, penyakit ginjal atau koaktasio aorta,
kehamilan akan mendapat komplikasi toksemia pada 1/3 jumlah kasus
disertai mortalitas yang tinggi pada ibu maupun janin. Tujuan utama
pengobatan penyakit jantung hipertensi adalah mencegah terjadinya
gagal jantung. Pengobatan ditujukan kepada penurunan tekanan darah
dan control terhadap cairan dan elektrolit.
Perubahan tersebut disebabkan oleh
a. Hipervolemia: dimulai sejak kehamilan 8 minggu dan mencapai
puncaknya pada 28-32 minggu lalu menetap
b. Jantung dan diafragma terdorong ke atas oleh karena pembesaran
rahim.
Dalam kehamilan :

a. Denyut jantung dan nadi: meningkat


b. Pukulan jantung meningkat.
c. Tekanan darah menurun sedikit.
Maka dapat dipahami bahwa kehamilan dapat memperbesar
penyakit jantung bahkan dapat menyebabkan payah jantung
(dekompensasi kordis). Frekuensi penyakit jantung dalam kehamilan
berkisar antara 1-4%. Pengaruh kehamilan terhadap penyakit jantung,
saat-saat yang berbahaya bagi penderita adalah :
a. Pada kehamilan 32-36 minggu, dimana volume darah mencapai
puncaknya (hipervolumia).
b. Pada kala II, dimana wanita mengerahkan tenaga untuk
mengedan dan memerlukan kerja jantung yang berat.
c. Pada Pasca persalinan, dimana darah dari ruang intervilus
plasenta yang sudah lahir, sekarang masuk ke dalam sirkulasi
darah ibu.
d. Pada masa nifas, karena ada kemungkinan infeksi

.
2.4 Patofisiologi
Pada usia kehamilan< 32 minggu perubahan kardiovaskuler akan terjadi
pada ibu hamil dan disertai perubahan hormone ektrogen dan progesterone akan
mengakibatkan peningkatan jumlah ukuran pembuluh darah.
Terjadi hidremia (hiperpolenia) dalam kehamilan, yang sudah dimulai sejak
umur kehamilan 10 minggu dan mencapai puncak pada usia 32-36 minggu. Uterus
yang semakin besar mendorong diafragma keatas, kiri dan depan sehingga
pembuluh – pembuluh dasar besar dekat jantung mengalami lekukan dan putaran.
Kemudia 12-24 jam paska persalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat
imbibisi cairan dari ekstra vaskuler kedalam pembuluh darah, kemudia diikuti
priode diuresis paska persalinan yang menyebababkan hemokonsentrasi. Jika
penyakit jantung menjadi lebih berat pada pasienn yang hamil dan melahirkan,
bahkan dapat terjadi gagal jantung

Setiap kehamilan membutuhkan tuntunan ekstra pada system kardiovakuler,


terutama jantung, volume darah dan curah jantung meningkat 40% dan
kecepatannya meningkat.Jantung yang normal mampu dengan baik
mengkompensasi tambah kerja, tetapi jantung yang mengalami kerusakan atau
penyakit mungkin tidak dapat berkembang menjadi dekompensasi. Ibu hamil
dengan penyakit jantung ini dipicu oleh beberapsa factor akan mengalami serangan
jantung misalnya anemia, infeksi, masalah keluarga. Factor-faaktor pemicu tersebut
akan meningkatkan stress jantung sehingga voleme sirkulasi akan meningkat dan
menimbulkan gejala dekompensasi jantung diantaranya meningkatkan rasa letih,
sesak nafas, murmur dan relea, hemotesis edema, nadi tak teratur, pengumpulan
dalam dsar paru yang dalam hal ini akan membawa dampak pada janin dalam
kandungannya.

Dalam kondisi tidak hamil, penyakit jantung itu sendiri sudah mengalami
permasalahan dalam memompakkan darah ke saluran tubuh. Terlebih pada saat
hamil mulai minggu ke 6 volume darah ibu semakin meningkat sampai dengan 50%
karena proses pengenceraan darah. Aliran darah akan lebih banyak dipompa ke
peredaraan darah Rahim melalui ariari untuk memenuhi kebutuhan janin.
Akibat penyakit jantung dalam kehamilan, terjadi peningkatan denyut
jantung pada ibu hamil dan semakin lama jantung akan mengalami kelelehan.
Akhirnya pengiriman oksigen dan zat makanan dari ibu ke janin melalui ariari
menjadi terganggu dan jumlah oksigen yang diterima janin semakin lama akan
berkurang. Janij mengalami gangguan pertumbuhan serta kekurangan oksigen.
Sebagai akibat lanjut ibu hamil berpotensi mengalami keguguran dan kelahiran
premature (kelahiran sebelum cukup bulan) terutama bila selama kehamilannya
sang ibu tidak mendapat penanganan pemeriksaan kehamilan dan pengobatan
dengan tepat.
2.5 Pathway

Factor kehamilan

Faktor eksogen atau


endogen

Ventrikel Septal Defek

Pirau Ventrikel Kiri Ke


Ventrikel Kanan

Volume Ke Paru-Paru
Meningkat

TekananVentrikel
Kanan Meningkat
Hipertensi Aliran Darah Ke Paru Hipertropi otot
Pulmunal Meningkat ventrikel kanan

Takipneu sesak nafas Fibrotik Katup Arteri worklood


pada saat beraktivitas Pulmonal

Intoleransi Aktifitas Aliran darah balik ke Atrium kanan tidak


ventrikel kiri mampu mengimbangi
peningkatan worklood

Darah CO2 Dan O2


bercampur
Pembesaran Atrium
Kanan

Mengalir ke seluruh
tubuh Gejala CHF : mur-
mur, distensi vena
jugularis, edema,
Sesak Nafas pada saat hepatoomegali
makan dan minum
Nutrisi Kurang Penurunan Curah
Terpenuhi Jantung

Keutuhan O2 dan
Nutrisi janin

Berat Bayi Lahir


Rendah/Bayi Lahir
Sumber : (Yuflihul Khair, 2014) Prematur
2.6 Manifestasi Klinis
Beberapa tanda dan gejala pada ibu hamil yang memiliki penyakit jantung
selama kehamilan meliputi adanya nyeri dada terkait aktivitas dan emosi ibu, sesak
nafas berat baik itu saat istirahat maupun terjadi di malam hari, dan sinko
(kehilangan kesadaran karena kekurangan suplai oksigen di otak). Akibat beberapa
gejala tersebut, ibu akan cepat merasa lelah dan susah beraktivitas. (Sinclair, 2010)
Sedangkan tanda dan gejala yang dapat ditemukan selama pemeriksaan fisik
dapat berupa murmur, baik itu sistolik maupun diastolic, sianosis, terdapat distensi
vena jugular, pembesaran hati sehingga menimbulkan nyeri tekan, pembesaran
jantung, denyut jantung terlalu cepat, denyut jantung tidak seperti biasanya baik itu
terlalu cepat maupun terlalu lambat (palpitasi) dan edema perifer pada bagian tubuh,
khususnya di ekstremitas tubuh. (Manuaba, 2000)

2.7 Pemeriksaan Penunjang


1. Elektrokardiografi
Pemeriksaan EKG sangat aman dan dapat membantu menjawab pertanyaan
spesifik
2. Ekokardiografi
Pemeriksaan ekokardiografi, termasuk Doppler sangat aman tanpa risiko
terhadap ibu dan janin
3. Pemeriksaan tranesofageal ekokardiografi pada wanita hamil tidak
dianjurkan karena risiko anestesi selama prosedur pemeriksaan radiografi
4. Pemeriksaan radiografi harus dihindari terutama pada awal kehamilan.
Pemeriksaan radiografi mempunyai risiko terhadap organogenesis abnormal
pada janin, atau malignasyc pada masa kanak-kanak terutama leukemia. Jika
pemeriksaan sangat diperlukan sebaiknya dilakukan selama kehamilan lanjut
dosis radiasi seminimal mungkin dan perlindungan terhadap janin seoptimal
mungkin.
2.8 Komplikasi
Ada beberapa macam komplikasi dari penyakit jantung pada kehamilan yaitu :
1. Eklampsia
Eklampsia adalah kejang grand mal akibat spasme serebrovaskular. Kematian
disebabkan oleh hipoksia dan komplikasi dari penyakit berat yang menyertai.
2. Perdarahan serebrovaskular
Perdarahan serebrovaskular terjadi karena kegagalan autoregulasi aliran darah
otak pada MAP (Mean Arterial Pressure) diatas 140 mmHg.
3. Masalah liver dan koagulasi: HELLP Syndrome (hemolysis, Elevated Liver
Enzyme, Low Platelets Count).
Preeklampsia-eklampsia disertai timbulnya hemolisis, peningkatan enzim
hepar, disfungsi hepar dan trombositopenia.
4. Gagal ginjal
Diperlukan hemodialisis pada kasus yang berat.
5. Edema Paru
6. Kematian maternal
Munculnya satu atau lebih dari komplikasi tersebut dan muncul secara
bersamaan, merupakan indikasi untuk terminasi kehamilan berapapun umur
gestasi. Fetal Kematian perinatal dan morbiditas fetus meningkat. Pada usia
kehamilan 36 minggu, masalah utama adalah IUGR. IUGR terjadi karena
plasenta iskemi yang terdiri dari area infark. Kelahiran prematur juga sering
terjadi At-term, preeklampsia mempengaruhi berat lahir bayi dengan
penigkatan risiko kematian dan morbiditas bayi. Pada semua umur gestasi
terjadi peningkatan risiko abrupsi plasenta.
7. Komplikasi pada maternal
a. Gagal ginjal akibat tubuler nekrotik akut
b. Gagal jantung
c. Edema paru
d. Trombositopeni
e. Rupture plasenta yang menyebabkan pendarahan
8. Komplikasi pada janin
a. Persalinan premature
b. Pertumubuhan janin terhambat
c. Kematian perinatal
d. IUGR (Intra Utery Growth Restriction)

2.9 Penatalaksaan
1. Pengawasan antenatal
a. Rawat bersama dengan ahli kardiologi.
b. Banyak istirahat karena jantung melakukan kerja ekstra saat hamil dengan
peningkatan sekitar 12-15 bpm selama hamil.
c. Pengawasan antenatal lebih sering disertai pemeriksaan EKG dan
Ekokardiografi.
d. Serial USG sehingga dapat dipantau kesejahteraan janin dalam Rahim.
e. Perhatikan saat kehamilan berusia 32-34 minggu karena puncak
hemodulasi besar kemungkinan terjadi akut dekompensasio kordis.
f. Pengobatan tergantung dari ahli kardiologi
1) Tingkat I : Tanpa pengobatan
2) Tingkat II : Perhatikan saat kehamilan berusia 28-34 minggu
3) Tingkat I-II
a) Frekwensi ANC trimester I-II setiap dua minggu
Pada trimester II
:
- Setiap minggu
- Konsultasi dokter anak atau kardiolog
b) Nasihat dietnya :
- Kurangi garam
- Banyak minum yang memperlancar diuresis
- Nadinya agar tidak melebihi 20-28 x/menit
- Temperature untuk menetapkan kemungkinan infeksi
- Perhatikan bertambahnya BB, tidak melebihi ½ kg/minggu
c) Pengawasan ketat terhadap :
- Berikan nasihat bila timbul keluhan agar segera datang kembali
- Setiap bulan, konsultasi rutin pada kardiolog atau bila
dipandang perlu
4) Tingkat III-IV : rawat dirumah sakit bersama
Kelas III
a) Setiap minggu sejak trimester II
b) Perhatikan keluhan dan gejala dekompensasio kordisnya
c) Konsultasi dengan kardiolog / dokter anak sesuai dengan indikasi
atau dilakukan secara rutin
d) Sekitar 14 hari menjalang persalinan harus masuk rumah sakit
untuk persiapan definitive
Kelas IV
a) Sebagian besar waktunya di rumah sakit, dengan perawatan
bersama dokter anak, kardiolog
b) Persiapan untuk menghadapi persalinan sehingga terhindar dari
dekompensasio kordis
2. Pertolongan persalinan penyakit jantung pada kehamilan.
Persalinan pada bumil yang menderita penyakit jantung disesuaikan
dengan tingkat penyakitnya, yaitu sebagai berikut:
a. Tingkat I : Dapat dengan persalinan spontan
Tingkat II-IV: Hindari kala dua panjang, profilaksis dengan forsep
ekstraksi
b. Postpartum
1) Perhatikan regurgitasi darah yang besar sehingga dapat terjadi
dekompensasio kordis akuta
2) Pada kasus dengan HPP dapat diberikan oksitosin transfuse hanya
dengan pack Cel.
3) Pantau kemungkinan dekompensasio kordis pascanifas.Dapat diberikan
digalisasi atas saran ahli penyakit jantung.
Terdapat kemungkinan pendarah post partum sehingga memerlukan
uterotonika

1) Untuk menimbulkan kontraksi otot uterus dapat diberikan oksitosin


bolus atau drip sehingga pendarahan post partum dapat dikendalikan
2) Jangan diberikan ergometrin-preparat ergot karena dapat menimbulakn
1) Vasokrontriksi pembuluh darah sehingga tahanan perifer makin
meningkat
2) Dapat terjdi vasokontriksi pembuluh darah coroner sehingga
menambah beratya dekompensasio kordis.
Tindakan lain untuk menghentikan pendarahan adalah melakukan
massae bimanual. Pengawasan post partum dilakukan dirumah sakit
selama 14 hari, sampai dapat dijamin keaadaan jantungnya stabil untuk
aktivitas puerperiumnya.

3. Profilasis antibiotic yang di rekomendasikan


a. Untuk persalinan dan kelahiran
1) Ampisilin 2 gram IM atau IV, gentamisin 1,5 mg/kg BB IM atau IV
pada persalinan aktif, dosis tunggal dilanjutkan diberikan 8 jam
kemudian dan post partum
b. Regimen oral untuk prosedur minor atau pada pasien beresiko rendah
dengan pasien alergi penisilin
1) Amoksilin 3 gram per oral 1 jam sebelum prosedur dilakukan dan 1,5
gram 6 jam kemudian
2) Vankomisin 1 gram IV secara perlahan selama 1 jam, plus gentamisin
1,5 mg/kgBB IM atau IV yang diberikan 1 jam sebelum prosedur
dilakukan, dapat diulang sekali lagi 8 jam kemudian
.
2.10 Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Kaji identitas klien seperti :
1. Nama, untuk membedakan pasien yang satu dengan yang lainnya.
2. Umur , untuk mengetahui masa lanjutan pasien beresiko tinggi atau
tidak.
3. Agama, untuk menentukan bagaimana kita memberikan dukungan pada
ibu sesuai dengan kepercayaannya.
4. Pendidikan, untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien tentang
kesehatan.
5. Pekerjaan, untuk mengetahui status sosial, ekonomi, dan pengaruhnya
terhadap kehamilan dengan penyakit jantung. Pada ibu hamil dengan
penyakit jantung tergantung tingkat penyakitnya, tidak boleh melalukan
pekerjaan berat,bahkan tingkat IV tidak kuat untuk mengerjakan
pekerjaan ringan.
6. Alamat, untuk mengetahui tempat tinggal dan untuk memudahkan
menghubungi kluarga klien jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
7. Penanggung jawab, untuk mengetahui penanggung jawab klien jika
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

b. Keluhan Utama :biasanya pada ibu hamil dengan gangguan kardiovaskular


keluhan utama yang dirasakan adalah sesak atau dispneu baik dalam istirahat
atau beraktivitas. Batuk pada malam hari.
c. Riwayat esehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Perlu di waspadai pada ibu hamil yang memiliki riwayat kelainan
jantung atau sebelumnya pernah menjalani operasi kelainan jantung.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Kaji apakah klien mengalami kelelahan, dispnea, ortopnea, edema
tungkai dan rasa tidak enak di dada, keluhan tersebut sering didapati
pada wanita normal dan kehamilan. Perhatikan perlu ditingkatkan
bila pada wanita hamil didapati dispnea atau ortopnea yang progresif
dan membatasi aktivitas, hemoptisis, sinkope saat exercise atau nyeri
dada saat exercise.
3) Riwayat kesehan keluarga
Kaji apakah sebelumnya ada keluarga klien mengalami penyakit
jantung.

Anamnesa psien yang sudah terdiagnosa penyakit jantung. Pada


pasien dengan penyakit jantung yang telah terdiagnosis sebelum
kehamilannya, harus dicari data-data mengenai: usia saat pertama kali
diagnosis ditegakkan, gejala-gejala sebelumnya dan komplikasi yang ada,
prosedur diagnostik sebelumnya termasuk kateterisasi jantung, excercise
test (treadmill) atau ekokardiografi, riwayat pengobatan sebelumnya,
riwayat operasi, derajat kesembuhan, gejala sisa, obat-obat yang dipakai,
diet, pembatasan-pembatasan aktifitas, serta sedapat mungkin didapatkan
catatan medis mengenai perawatan rumah sakit, prosedur diagnostik dan
pengobatan sebelumnya. Pada pasien tanpa riwayat penyakit jantung
sebelumnya, harus ditanyakan mengenai riwayat demam rematik atau
penyakit-penyakit lainnya yang berhubungan dengan penyakit jantung
seperti demam scarlet, sistemik lupus eritematosus, penyakit paru-paru,
penyakit ginjal, difteri atau pneumonia, riwayat perawatan di Rumah sakit
dan riwayat operasi besar sebelumnya. Perlu ditanyakan juga mengenai
tanda-tanda dan gejala penyakit jantung seperti sianosis pada waktu lahir
atau waktu aktivitas, “squatting” pada masa kanak-kanak, infeksi saluran
napas berulang, gangguan irama jantung, dispnu pada saat istirahat atau
aktifitas, batuk-batuk lama hemoptisis, asma, nyeri dada, riwayat keluarga
dengan penyakit jantung dan kelainan-kelainan congenital.
a. Pemeriksaan
a) Kesadaran
Kesadaran biasanya kompos mentis. Pada kasus yang lebih parah, klien
dapat mengeluh pusing, kelelahan.
b) Aktifitas dan istirahat
a. Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal
b. Dispnea nokturnal karena pengerahan tenaga
c) Sirkulasi
a. Takikardia, palpitasi, disritmia
b. Riwayat penyakit jantung kongenital
c. Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung
sebanding dengan uterus.
d. Dapat mengalami pembesaran jantung dan murmur diastolik
e. Peningkatan tekanan darah
f. Nadi mungkin menurun
g. Dapat mengalami memar spontan, perdarahan lama.
h. Riwayat hipertensi kronis
d) Eliminasi
a. Menurunnya keluaran urine
e) Makanan dan cairan
a. Obesitas
b. Mual dan muntah
c. Malnutrisi
d. Dapat mengalami edema ekstrimitas bawah
f) Nyeri dan rasa nyaman
Dapat mengeluh nyeri dada dengan atau tanpa aktivitas

g) Pernafasan
a. Takipnea
b. Dispnea
b. Pengkajian Pola Fungsi ( Bio – Psiko – Sosio dan Spiritual ) menurut
Virginia Henderson
a) Bernafas dengan normal
Bantuan yang dapat diberikan kepada klien oleh perawat adalah
membantu memilih tempat tidur, kursi yang cocok, serta menggunakan bantal,
alas dan sejenisnya sabagai alat pembantu agar klien dapat bernafas secara
normal dan kemampuan mendemonstrasikan dan menjelaskan pengaruhnya
kepada klien.
b) Kebutuhan akan nutrisi
Perawat harus mampu memberikan penjelasan mengenai tinggi dan berat
badan yang normal, kebutuhan nutrisi yang diperlukan.Pemilihan dan
penyediaan makanan, dengan tidak lupa memperhatikan latar belakang dan
social klien.
c) Kebutuhan eliminasi
Perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan
normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran.
d) Gerak dan keseimbangan tubuh
Perawat harus mengetahui tentang prinsip-prinsip keseimbangan tubuh,
miring, dan bersandar.
e) Kebutuhan isthirahat dan tidur
Perawat harus mengetahui intensitas istirahat tidur pasien yang baik dan
menjaga lingkungan nyaman untuk istirahat.
f) Kebutuhan berpakaian
Perawat dasarnya meliputi membantu klien memilihkan pakaian yang
tepat dari pakaian yang tersedia dan membantu untuk memakainya.
g) Mempertahankan temperature tubuh atau sirkulasi
Perawat harus mengetahui piosiologi panas dan bisa mendorong kearah
tercapainya keadaan panas maupun dingin dengan mengubah temperature,
kelembapan atau pergerakan udara, atau dengan memotivasi klien untuk
meningkatkan atau mengurangi aktifitasnya

h) Kebutuhan akan personal hygiene


Perawat harus mampu untuk memotivasi klien mengenai konsep konsep
kesehatan bahwa walaupun sakit klien tidak perlu untuk menurunkan standard
kesehatannya, dan bisa menjaga tetap bersih baik fisik maupun jiwanya
i) Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Perawat mampu melindungi klien dari trauma dan bahaya yang timbul
yang mungkin banyak factor yang membuat klien tidak merasa nyaman dan
aman.
j) Berkomunikasi
Berkomunikasi dengan orang lain dan mengekspresikan emosi,
keinginan, rasa takut dan pendapat. Perawat menjadi penerjemah dalam
hubungan klien dengan tim kesehatan lain dalam memajukan kesehatannya, dan
membuat klien mengerti akan dirinya sendiri, juga mampu menciptakan
lingkungan yang teraupeutik.
k) Kebutuhan spiritual
Perawat mampu untuk menghormati klien dalam memenuhi kebutuhan
spiritualnya dan meyakinkan pasien bahwa kepercayaan, keyakinan dan agama
sangat berpengaruh terhadap upaya penyembuhan.
l) Kebutuhan bekerja
Dalam perawatan dasar maka penilaian terhadap interprestasi terhadap
kebutuhan klien sangat penting, dimana sakit bisa menjadi lebih ringan apabila
seseorang dapat terus bekerja
m) Kebutuhan bermain dan rekreasi
Perawat mampu memkilihkan aktifitas yang cocok sesuai umur,
kecerdasan, pengalaman dan selera klien, kondisi, serta keadaan penyakit.
n) Kebutuhan belajar
Perawat dapat membantu klien belajar dalam mendorong usaha
penyembuhan dan meningkatkan kesehatan, serta memperkuat dan mengikuti
rencana terapi yang diberikan.

2. Analisa Data
Etiologi Problem
Hipertropi otot ventrikel kanan Penurunan curah jantung

worklood

Atrium kanan tidak mampu


mengimbangi peningkatan worklood

Pembesaran Atrium Kanan

Gejala CHF : mur-mur, distensi vena


jugularis, edema, hepatoomegali

Penurunan Curah Jantung

3. Diagnose
1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan faktor mekanik (preload dan
afterload atau kontraktilitas

4. Intervensi
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi NIC
Hasil NOC
1. Penurunan curah jantung NOC : NIC :
berhubungan dengan
 Cardiac pump Cardiac Care
faktor
mekanik(kontraktilita effectiveness 1. Evluasi adanya nyeri dada
 Circulation Status (intensitas, lokasii dan
Gejala dan Tanda Mayor  Vital Sign Status durasi)
Ds : Kriteria Hasil : 2. Catat adanya tanda dan
1. Penurunan Irama Jantung 2. Tanda vital dalam gejala disritmia jantung
- Palpitasi rentan normal 3. Catat adanya tanda dan
2. Perubahan preload (Tekann darah, gejala penurunan cardiac
- Lelah nadi respirasi) output
Do: 3. Dapat mentoleransi 4. Monitor sttus
1. Perubahan Irama Jantung aktivitas, tidak ada kardiovaskuler
- Bradikardia/takikardia kelelahan 5. Monitor status pernapasan

- Gambaran EKG aritmia 4. Tidak ada edema yang menanandakan gagal

atau gangguan konduksi paru, perifer, dan jantung


2. Perubahan preload tidak ada asites 6. Monitor abdomen sebagai

- Edema 5. Tidk ada indicator penurunan perfusi

- Distensi vena jugularis penurunana 7. Monitor blance cairan


kesadaran 8. Monitor adanya dyspneu,
- Central venous pressure
fatigue, ekepneu, dan
(CVP)
meningkat/menurun ortopneu

Gejala dan Tanda Minor Vital Sign Monitor :

Do: 1. Monitor TD, Nadi, Suhu

1. Perubahan preload dan RR


2. Catat danya fluktuasi
- Mur-mur jantung
tekanan darah
- Berat badan
3. Monitor VS saat pasien
bertambah berbaring, duduk, atau
- Pulmonary artery berdiri
wedge pressure 4. Monitor TD, Nadi, RR
(PAWP) menurun Sebelum, selamam dan
setelah aktivitas
5. Monitor kualitas nadi
6. Monitor adanya pulsus
paradoksus

5. Implemetasi keperawatan
Setelah rencana tindakan keperawatan tersusun, selanjutnya rencana
tindakan tersebut dilaksanakan sesuai dengan situasi yang nyata untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan tindakan, perawat dapat langsung
melaksanakan kepada orang lain yang dipercaya dibawah pengawasan orang yang
masih seprofesi dengan perawat. (Nursalam, 2001:63)

6. Evaluasi kepearawatan
1. Jantung mampu memompa darah ke seluruh tubuh secara efektif
2. Status sirkulasi pasien membaik
3. Tanda-Tanda Vital dalam rentan normal
BAB III

KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Beban kerja jantung lebih berat pada masa hamil bisa saja dijumpai
pada fase dini masa nifas, oleh karena itu sekalipun anak telah lahir
pengamatan pengamatan secara ketat janganlah diabaikan. Perencanaan
waktu dan proses persalinan,analgesia dan anastesia, pengawasan ketat
jantung dan lokasi persalinan harus direncanakan dengan baik terutama
pada pasien dengan penyakit berat.
3.2 Saran
Penyakit kardiovaskuler pada masa kehamilan adalah salah satu penyebab
terjadianya angka kematian ibu ( AKI) dan bayi, sehingga kita sebagai
calon tenaga medis harus mampu mengenali tanda bahayanya sehingga
akan dapat mengatasi masalah ini dengan memahami dan mengetahui
langkah-langkah dalam penceghan dan penanganan ibu hamil dengan
gangguan kardiovaskuler.
DAFTAR PUSTAKA

Purwaningsih, Wahyu & Sari Fatmawati. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas.


Yogyakarya: Nuha Medika

Marmi, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Patologi. Yoyakarta: Pustaka Pelajar

Elizabeth, S Robson & Jason Waugh. 2011. Patologi Keahamilan Manajemen Asuhan
Kebidanan. Jakarta: EGC

Nugraheny Esti. 2010. Asuahan kebidanan Patologi. Yogyakarta: pustaka rahma

Rabe, Thomas. 2003. Buku saku ilmu kebidanan. Jakarta: Hipokrates

Redder, Sharno J. 2011.Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi dan Keluarga .


volume 2 Edisi 18. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu kebidanan. Ed. 3, Cetakan 7. Jakarta: yayasan bina
pustaka.2

Eniyati & Solihah Afifin. 2013. Asuhan Kebidanan pada Persalinan Patologi. Pustaka
Pelajar : Yogyakarta

Gusti I Ayu HS. 2017. Makalah Kehamilan Dengan Penyakit Jantung. Vakultas
Kedokteran Universitas Udayana.

PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPD PPNI

Wikilson. Judith M. 2016. Diagnosa Keperawatan : Diagnosa Nanda-1, Intervensi Nic,


Hasil Noc, Ed.10. Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai