APENDISITIS
KELOMPOK 1
DEFINISI
Apendisitis merupakan peradangan pada apendik periformis.
Apendik periformis merupakan saluran kecil dengan diameter kurang lebih
sebesar pensil dengan panjang 2 - 6 inci. Lokasi apendik pada daerah illiaka
kanan, di bawah katup iliacecal, tepatnya pada dinding abdomen di bawah
titik Mc Burney.
ETIOLOGI
Ulserasi pada mukosa
Obstruksi pada colon oleh fecalit (faeses yang keras)
Pemberian barium
Berbagai macam penyakit cacing
Tumor
Striktur karena fibrosis pada dinding usus
MANIFESTASI KLINIK
Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari : Mual,
muntah dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah. Nyeri bisa secara
mendadak dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual
dan muntah. Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke
perut kanan bagian bawah. Jika dokter menekan daerah ini, penderita
merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa
bertambah tajam. Demam bisa mencapai 37,8-38,8° Celsius.
Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua bagian
perut. Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di
daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa. Bila usus buntu pecah, nyeri
dan demam bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah buruk bisa
menyebabkan syok. (Anonim, Apendisitis, 2007)
PATOFISIOLOGI
Jika sudah terjadi perforasi, nyeri akan terjadi pada seluruh perut,
tetapi paling terasa nyeri pada daerah titik Mc. Burney. Jika sudah
infiltrat, lokal infeksi juga terjadi jika orang dapat menahan sakit, dan
kita akan merasakan seperti ada tumor di titik Mc. Burney.
test rektal
Pada pemeriksaan rektal toucher akan teraba benjolan dan penderita
merasa nyeri pada daerah prolitotomi.
Pemeriksaan laboratorium Leukosit meningkat sebagai respon
fisiologis untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme yang
menyerang.
Pada apendisitis akut dan perforasi akan terjadi lekositosis yang lebih
tinggi lagi. Hb (hemoglobin) nampak normal. Laju endap darah
(LED) meningkat pada keadaan apendisitis infiltrat. Urine rutin
penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal. Pemeriksaan
radiologi Pada foto tidak dapat menolong untuk menegakkan diagnosa
apendisitis akut, kecuali bila terjadi peritonitis, tapi kadang kala dapat
ditemukan gambaran sebagai berikut: Adanya sedikit fluid level
disebabkan karena adanya udara dan cairan. Kadang ada fecolit
(sumbatan). Pada keadaan perforasi ditemukan adanya udara bebas
dalam diafragma.
KOMPLIKASI
Perforasi
1* Peritonitis
2* Dehidrasi
3* Sepsis
4* Elektrolit darah tidak seimbang
5* Pneumoni
PENATALAKSANAAN
Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan.
Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan. analgesik
dapat diberikan setelah diagnosa ditegakkan. Apendektomi (pembedahan
untuk mengangkat apendiks) dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan
resiko perforasi.
Apendektomi dapat dilakukan dibawah anastesi umum atau spinal dengan
insisi abdomen bawah atau dengan laparoskopi, yang merupakan metode
terbaru yang sangat efektif. Konsep Asuhan Keperawatan Sebelum operasi
dilakukan klien perlu dipersiapkan secara fisik maupun psikis, disamping itu
juga klien perlu diberikan pengetahuan tentang peristiwa yang akan dialami
setelah dioperasi dan diberikan latihan-latihan fisik (pernafasan dalam,
gerakan kaki dan duduk) untuk digunakan dalam periode post operatif. Hal
ini penting oleh karena banyak klien merasa cemas atau khawatir bila akan
dioperasi dan juga terhadap penerimaan anastesi.
PHATWAYS
Masa / tinja / benda asing
Obstruksi lumen apendiks
Peradangan
Peregangan apendik
Tekanan intra luminal
suplai darah terganggu
Hipoksia
Nyeri
Akut ---- Ulserasi + invasi Kronis ---- Nekrose +
bakteri perporasi
apendik dapat terjadi oleh adanya ulserasi dinding mukosa atau
obstruksi lumen (biasanya oleh fecolif/faeses yang keras). Penyumbatan
pengeluaran sekret mukus mengakibatkan perlengketan, infeksi dan
terhambatnya aliran darah. Dari keadaan hipoksia menyebabkan gangren atau
dapat terjadi ruptur dalam waktu 24-36 jam. Bila proses ini berlangsung
terus-menerus organ disekitar dinding apendik terjadi perlengketan dan akan
menjadi abses (kronik). Apabila proses infeksi sangat cepat
PENCEGAHAN
Pencegahan pada apendisitis yaitu dengan menurunkan resiko obstruksi atau
peradangan pada lumen apendik. Pola eliminasi klien harus dikaji, sebab
obstruksi oleh fecalit dapat terjadi karena tidak adekuatnya diit serat, diit
tinggi serat.
Perawatan dan pengobatan penyakit cacing juga meminimalkan resiko.
Pengenalan yang cepat terhadap gejala dan tanda apendiksitis meminimalkan
resiko terjadinya gangren, perforasi, dan peritonitis.
PENGKAJIAN
Riwayat:
Data yang dikumpulkan perawat dari klien dengan kemungkinan apendisitis
meliputi : umur, jenis kelamin, riwayat pembedahan, dan riwayat medik
lainnya, pemberian barium baik lewat mulut/rektal, riwayat diit terutama
makanan yang berserat.
Pengkajian
a. Data Subyektif
Sebelum operasi
6* Nyeri daerah pusar menjalar ke daerah perut kanan bawah
7* mual, muntah, kembung
8* Tidak nafsu makan, demam
9* Tungkai kanan tidak dapat diluruskan
10* Diare atau konstipasi
Sesudah operasi
11* Nyeri daerah operasi
12* Lemas
13* Haus
14* Mual, kembung
15* Pusing
b. Data Obyektif
Sebelum operasi
16* Nyeri tekan di titik Mc. Berney
17* Spasme otot
18* Takhikardi, takipnea
19* Pucat, gelisah
20* Bising usus berkurang atau tidak ada
21* Demam 38 - 38,5 C
Sesudah operasi
22* Terdapat luka operasi di kuadran kanan bawah abdomen
23* Terpasang infus
24* Terdapat drain/pipa lambung
25* Bising usus berkurang
26* Selaput mukosa mulut kering
. Pemeriksaan Laboratorium
27* Leukosit : 10.000 - 18.000 / mm3
28* Netrofil meningkat 75 %
29* WBC yang meningkat sampai 20.000 mungkin indikasi
terjadinya perforasi (jumlah sel darah merah)
Doengoes, M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC. Jakarta.
Sjamsuhidajat. R & Jong,Wim de.1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed. Revisi. EGC. Jakarta