Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian
PENDAHULUAN
Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia.1 Hak asasi manusia tidak diberikan kepadanya oleh
masyarakat atau karena atas dasar hukum positif negara, melainkan karena
terlahir dalam kondisi serta keadaan yang berbeda-beda, berbeda jenis kelamin,
ras agama, suku, budaya, serta keanekaragaman lainnya pada dasarnya tetap
memiliki hak-hak yang mana hak tersebut bersifat universal dan tidak dapat
pengakuan terhadap prinsip persamaan bagi seluruh warga negara tanpa kecuali.
Prinsip ini menghapus diskriminasi, yang artinya setiap warga negara mempunyai
hak yang sama dihadapan hukum dan pemerintah tanpa memandang agama, suku,
kedudukan, golongan, dan jenis kelamin.3 Jadi dapat simpulkan bahwa segala
1
Indonesia, Undang-Undang Tentang Hak Asasi Manusia, UU No 39 TAHUN 1999, psl
1 angka 1
2
Choirul Mahfud,Pendidikan Multikultural (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), 75.
3
Indonesia, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia , TAHUN 1945, psl 27 angka 1
1
2
Selain hak asasi manusia kita juga mengenal tentang hak asasi wanita, dimana
hak tersebut adalah hak yang dimiliki oleh seorang wanita, baik sebagai manusia
ataupun sebagai wanita. Wanita juga memiliki hak-hak, salah satunya adalah hak
Manusia Pasal 48, yang berbunyi : “Wanita berhak untuk memperoleh pendidikan
dan pengajaran dalam pekerjaan, jabatan, dan profesi sesuai dengan persyaratan
yang telah ditentukan. Pasal 49 ayat (1) yang berbunyi : “Wanita berhak untuk
memilih dan dipilih, diangkat, dalam pekerjaan, jabatan, dan profesi sesuai
Secara ideal hak asasi manusia tak memilih gender, tapi nyatanya secara
universal, perempuan tak menikamti dan mempraktekan hak asasi dan kebebasan
dasar sepenuhnya, atas dasar yang sama seperti laki-laki. Padahal semua hak asasi
ataupun tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama,
suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, dan jenis
4
Pusat Kajian Wanita dan Gender, Hak Azasi Perempuan Instrumen Hukum Untuk
Mewujudkan Keadilan Gender, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2004, hal. 95.
5
Rahmad Safa’at, Buruh Perempuan : Perlindungan Hukum dan Hak Asasi Manusia,
IKIP, Malang, 1998, hal. 8.
3
pengakuan, pelaksanaan, atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar
dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi,
hukum, sosial, budaya dan aspek kehidupan lainnya. Secara yuridis, dalam tataran
undangan Indonesia mengakui adanya prinsip persamaan hak antara laki-laki dan
wanita.6
Berbicara tentang hak asasi manusia, Indonesia juga merupakan salah satu
(PBB) yang mengemban tanggung jawab moral dan hukum dalam melaksanakan
Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia yang ditetapkan oleh PBB, serta
berbagai instrumen Internasional lainnya mengenai Hak Asasi Manusia yang telah
39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Namun dalam realitasnya masih
perempuan yang hingga kini masih menjadi kenyataan dilingkungan budaya kita.7
6
Indonesia, Undang-Undang Tentang Hak Asasi Manusia, UU No 39 TAHUN 1999, psl
1 angka 1
7
Pendidikan Hak Asasi Manusia Bagi Rohaniwan, Pendidikan Hak Asasi Manusia Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia”,2002, hal. 4.
4
tentu mengandung pengertian baik wanita maupun pria”.8 Sebab dimana pun
negara di dunia ini, warga negaranya selalu terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Di era modern ini pun kita sudah tahu bahwa emansipasi wanita mulai diakui
oleh dunia, salah satunya di Indonesia yang mana kita tahu emansipasi wanita
diperingati setiap Tanggal 22 April sebagai Hari Kartini, namun karena perbedaan
agama, suku, budaya, dan jenis kelamin sering menimbulkan sifat egois yang
diskriminasi yang terjadi pastilah ada faktor yang menjadi penyebab mengapa
8
Moempoeni Martojo, Prinsip Persamaan di Hadapan hukum bagi Wanita dan
Pelaksanaannya di Indonesi”, Disertasi, Semarang: Universitas Dipenogoro (UNDIP), 1999, hal.
2.
9
Dede Kania, Hak Asasi Perempuan dalam Peraturan Perundang-Undangan di
Indonesia, Jurnal Konstitusi Vol. 12 No. 4, Bandung, 2015, hal. 717.
10
Sunarto, Pengantar Sosiologi, Lembaga Fakultas Ekonomi Indonesia, Jakarta, 2004, hal.
161.
11
http://mappifhui.org/2018/11/23/ketidakadilan-gender-kekerasan-terhadap-perempuan-
vol-ii/ diakses pada tanggal 8 febuari 2021 pukul 16.35 wib
5
Salah satu faktor yang menyebabkan diskriminasi pada wanita karena wanita
sering dikaitkan dengan isu performa kerja yang lemah dan memiliki kemampuan
yang tidak setara dengan laki-laki. Hal inilah yang menjadi dasar mengapa pekerja
Diskriminasi juga menjadi alasan pekerja wanita takut untuk menata karirnya
dan tidak percaya diri terhadap apa yang ia lakukan, sehingga menurunkan
tersebut. Pada dasarnya basis kompetensi merupakan hal yang perlu diutamakan. 13
Dalam hal ini perlu kesadaran dari pihak perusahaan bahwa kompetensi
merupakan sesuatu yang diutamakan daripada hanya melihat dari segi jenis
kelamin. Padahal baik pria maupun wanita memiliki potensi yang sama. Maka
setiap perusahaan harusnya bisa memperhatikan hal ini dalam merekrut dan
memberikan syarat pada jenis kelamin tertentu. Lalu pada jabatan strategis
kebanyakan pekerja wanita selalu diposisikan pada jenis-jenis jabatan yang tidak
memberikan keputusan final, tentu hal ini juga merupakan salah satu bentuk
diskriminasi wanita.15
pekerjaan yang layak dan produktif dalam kondisi yang merdeka, setara, aman,
15
Sinta Ulin, Pekerja Wanita di Perusahaan Dalam Perspektif Hukum dan Jender, Jurnal
Equility 10, No.2, 2005, hal.3.
16
ILO,.T.t, About The ILO, International Labour Organization, diakses
http://www.ilo.org/global/about-the-ilo/lang--en/index.htm pada tanggal 5 Maret 2021
7
serta kondisi kerja. Lebih jauh, terkait dengan penempatan tenaga kerja ini,
Ketenagakerjaan):
jabatan yang tepat sesuai dengan keahlian, keterampilan, bakat, minat, dan
perlindungan hukum;
8
profesi/pekerjaan yang diinginkan. Hal tersebut membuat para wanita sulit untuk
memberikan kualifikasi pekerjaan yang hanya bisa diisi oleh kaum laki-laki,
sementara untuk wanita hanya mengisi posisi pekerjaan yang dianggap mudah.
Pada umumnya pemberian hak bagi wanita sama dengan hak-hak lain seperti
namun dengan beberapa alasan lebih dipertegas lagi. Perlindungan tenaga kerja
Pasal 67 sampai dengan Pasal 101 meliputi perlindungan buruh penyandang cacat,
anak, perempuan, waktu kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, pengupahan dan
17
https://andhikafrancisco.wordpress.com/2013/04/22/makalah-hukum-perlindungan-
pekerja-wanita, diunduh tanggal 5 Maret 2021
9
diskriminasi terhadap wanita, dan untuk maksud itu melakukan langkah tindak
Manusia), Pasal 6 ayat (1), 7 dan Pasal 8 ayat 1 butir (a) dan (b) Konvensi
diatur hak-hak seseorang atas suatu profesi dan pekerjaan yang berlaku bagi
semua orang. Dan pada Pasal 11 CEDAW (Convention on the Elimination of All
Dalam instrumen nasional mengenai hal ini dapat ditemukan dalam Pasal 76
Perlindungan hukum sebetulnya sudah disediakan bagi para tenaga kerja baik
karena di Indonesia masih kental presepsi bahwa wanita tidak sepadan dengan
18
Kelompok Kerja Convention Watch, Hak Azasi Perempuan Instrumen Hukum untuk
Mewujudkan Keadilan Gender Edisi Keempat, Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta, 2012,
hal. 11.
19
https://www.bphn.go.id/data/documents/optional_protocol_cedaw_terhadap_hukum_na
sional_yang_berdampak_pada_pemberdayaan_perempuan.pdf diunduh tanggal 5 Maret 2021
10
dianggap remeh dan tidak memiliki kompetensi yang setara dengan laki-laki.
Berbicara tentang hak asasi manusia tentu tidak bisa terlepas dari konsep
keadilan, karena keadilan merupakan salah satu hak asasi manusia yang tidak
dapat diganggu gugat. Keadilan berasal dari kata “adil”. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), adil diartikan tidak berat sebelah, berpihak kepada
wanita, fungsi, tugas dan tanggung jawab serta kedudukan laki-laki dan wanita
Maka dari itu dibutuhkan kepastian hukum agar hak-hak wanita dapat dilindungi
dan agar tidak lagi ada kesenjangan antara laki-laki dan wanita, karena pada
20
Nalom Kurniawan, Hak Asasi Perempuan dalam Perspektif Hukum dan Agama, Jurnal
Konstitusi, Vol. IV, No. 1, Juni 2011, hal. 172.
21
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), Balai Pustaka, Jakarta, 1989, hal. 6-7.
22
https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/31/1439/mencapai-kesetaraan-
gender-dan-memberdayakan-kaum-perempuan di akses tanggal 6 maret 2021
23
ibid
11
sebagai peraturan yang ditaati. Menurut Gustav Radbruch keadilan dan kepastian
bahwa keadilan dan kepastian hukum harus dijaga demi keamanan dan ketertiban
suatu negara. Berdasarkan teori kepastian hukum dan nilai yang ingin dicapai
Perlindungan hak wanita dalam memilih pekerjaan terdapat juga dalam Pasal
mengatakan bahwa :
b. orang berhak dengan bebas memilih pekerjaan yang disukainya dan berhak
c. Setiap orang, baik pria maupun wanita yang melakukan pekerjaan yang sama,
sebanding, setara, dan serupa, berhak atas upah serta syarat-syarat perjanjian
d. Setiap orang, baik pria maupun wanita, dalam melakukan pekerjaan yang
sepadan dengan martabat kemanusiaannya berhak atas upah yang adil sesuai
24
Sonny Pungus, Teori Tujuan Hukum, http://sonny-tobelo.com/2010/10/teori-
tujuanhukum-gustav-radbruch-dan.html, diakses pada tanggal 6 Maret 2021
25
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologi), Toko
Gunung Agung, Jakarta, 2002, hal. 95.
12
yang mendasari hak bagi wanita diantaranya perspektif gender dan anti
diskriminasi, dalam artian memiliki hak yang sama seperti kaum laki-laki dalam
wanita. Salah satu bentuk dukungan terhadap pekerja wanita adalah dengan
26
Rhoma K. M. Smith, et. al. dalam Suparman Marzuki, Hukum Asasi Manusia,
PUSHAM UII, Yogyakarta, 2008, hal. 269.
27
Shafira Khairunnisa, et. al. Analisis Hukum dan Ratifikasi dan Implementasi Konvensi-
Konvensi International Labour Organization (ILO) di Indonesia, Dipenogoro Law Review 5, No.
2, 2016, hal. 7.
13
Berdasarkan peraturan yang dibuat oleh pemerintah harusnya sudah tidak ada
lagi diskrimininasi yang dialami wanita dalam memilih profesi yang diinginkan,
sarat dengan persyaratan jenis kelamin tertentu. Meskipun bila dikaji lebih lanjut
karakter pekerjaan atau jenis jabatan tersebut tidak khas untuk mempersyaratkan
jenis kelamin tertentu. Artinya bahwa pekerjaan atau jabatan tersebut tidak
mempunyai karakter yang khas sesuai Pasal 1 (ayat2) yang menyebutkan bahwa
yang didasari persyaratan khas dari pekerjaan itu, tidak dianggap sebagai
diskriminasi.
untuk mengangkat masalah ini dalam sebuah penulisan ilmiah dengan judul:
B. Identifikasi Masalah
14
Dari latar belakang yang tertulis maka penulis memberikan identifikasi masalah
Sejahtera
C. Perumusan Masalah
agaimanakah bentuk
Sejahtera
Sejahtera
Wanita di Indonesia
E. Kerangka Teori
1. Teori Keadilan
Secara bahasa keadilan berasal dari kata dasar “adil” (just, fair,
equitable, legal) yang berarti berpihak pada yang benar dan berpegang pada
Plato mendefinisikan keadilan sebagai “the supreme virtue of the good state”,
sedang orang yang adil adalah “the self diciplined man whose passions are
28
John M. Echols et.al, Kamus Inggris Indonesia, PT. Gramedia, Jakarta, 2003.
16
dasar dari keadilan itu dalam negara, untuk itu plato mengatakan “let us
enquire first what it is the cities, then we will examine it in the single man,
looking for the likeness of the larger in the shape of the smaller”.30
melakukan secara baik menurut kemampuannya fungsi yang sesuai atau yang
selaras baginya.31
sbeleah atau pun seimbang, yang sepatutnya tidak diputuskan dengan cara
yang sewenang-wenang.
2. Teori Kesejahteraan
dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, rumah tangga serta masyarakat.34
makna dari konsep martbaat manusia yang dapat dilihat dari empat indikator
yaitu :35
b. Kesejahteraan (welfare).
c. Kebebasan (freedom).
sejahtera, sedang arti sejahtera sendiri adalah aman sentosa, makmur, serba
cukup.36
34
Sunarti Euis, Kependudukan dan Kesejahteraan Keluarga; Isu Strategis Dalam
Analisis Dampak Kependudukan Terhadap Aspek Sosial Ekonomi, Fakultas Ekologi Manusia IPB,
Bogor, 2011.
35
Nasikun, Sistem Sosial Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993.
36
Pusat Pembinaan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 2007, hal. 794.
18
lahir dan batin yang memungkinkan setiap warga Negara dapa melakukan
bagi diir sendiri, rumah tangga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi
hak-hak asasi.
dari kesejahteraan itu sendiri merupakan sesuatu yang bersifat relatif karena
bahwa seorang manusia hidup dalam kondisi baik, tercukupi dalam segi
jaminan bahwa hukum tersebut harus dijalankan dengan cara yang baik.
adanya kepastian bahwa hukum berfungsi sebagai suatu peraturan yang harus
ditaati.37
perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, dan kedua, berupa
adanya aturan yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui apa saja
berarti bahwa setiap orang dapat menuntut agar hukum dilaksanakan dan
tuntutan itu pasti dipenuhi, dan bahwa setiap pelanggaran akan ditindak dan
dikenakan sanksi menurut hukum juga. Disini termasuk bahwa alat negara
hukum sendiri.39
37
Asikin Zainal, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Rajawali Press, Jakarta, 2012.
38
Riduan Syaharani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Penerbit Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1999, hal. 385.
39
Frans Magnis-Suseno, Etika Politik Prinsip-Prinsip Moran dan Dasar Kenegaraan
Modern, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999 hal. 79-80.
20
aturan tersebut.
pengayoman kepada hak asasi manusia yang dirugikan orang lain dan
adalah perlindungan akan harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak-
hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan
tertentu”.43
harus diberikan oleh aparat penegak hukum demi memberikan rasa aman, baik
secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai ancaman dari pihak
manapun.44
terhadap haka sasi manusia yang telah dirugikan orang lain dan perlindungan
nilai-nilai yang terdapat pada diri manusia tentang hukum yang ada atau
nilai-nilai tentang fungsi hukum dan bukan suatu penilaian hukum terhadap
kesadaran tentang apa yang seyogyanya tidak kita lakukan atau perbuatan atau
yang seyogyanya tidak kita lakukan atau perbuatan terutama terhadap orang
43
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Liberty, Yogyakarta,
1988, hal. 58.
44
C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta, 1989, hal. 40.
45
Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2002, hal. 215.
22
lain. Ini berarti kesadaran akan kewajiban kita masing-masing terhadap orang
lain.46
yang ada pada setiap manusia tentang apa hukum itu atau apa seharusnya
hukum itu suatu kategori tertentu dari hidup kejiwaan kita dari mana kita
membedakan antara hukum (recht) dan tidak hukum (onrecht) antara yang
nilai-nilai yang terdapat di dalam diri manusia, tentang hukum yang ada atau
Kesadaran hukum menurut penulis adalah kesadaran diri yang hadir tanpa
tekanan, paksaan, serta pengaruh dari luar untuk tunduk pada hukum yang
berlaku.
1. Jenis Penelitian
46
Sudiko Mertokusumo, Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat, Edisi Pertama,
Liberti, Yogyakarta, 1981, hal. 13.
47
Marwan Mas, Penghantar Ilmu Hukum, Ghaila Indonesia, Bogor, 2014, hal. 88.
48
Achmad Ali et. al, Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap Hukum, Kencana, Jakarta,
2012, hal. 141.
23
setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam suatu masyarakat. Dalam
penelitian hukum menggunakan Non Judi Case Study “ialah pendekatan studi
kasus hukum yang tanpa ada konflik sehingga tidak akan ada campur tangan
dengan pengadilan”.
2. Jenis Data
a. Data Primer
Data ini didapat dari sumber pertama baik melalui individu atau
b. Data sekunder
sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Kegunaan
data sekunder adalah untuk mencari data awal atau informasi, mendapatkan
Data sekunder terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder
permasalahan peneliti.
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, maupun bahan hukum tersier.
proses, yakni proses yang terjadi dan berlangsung pada sumber data
G. Sistematika Penulisan
Untuk dapat menggambarkan dengan jelas tentang penelitian ini, maka penulis
mungkin. Di dalam penelitian ini, penulis membagi 5 (lima) BAB yang terdiri
dari:
BAB I PENDAHULUAN
26
Bab ini memuat tentang prinsip persamaan hak antara pria dan wanita,
dan diskriminasi.
Bab ini memuat tentang hak dan kedudukan wanita sebagai manusia
YANG DIINGINKAN
27
Bab ini memuat tentang analisa yang dilakukan oleh penulis dari
sedang diteliti.
BAB V PENUTUP
BAB II
NEGARA.
Besar Bahasa Indonesia hukum adalah peraturan atau adat yang secara resmi
vonis.49
yaitu hukum dalam arti penguasa, hukum dalam arti para petugas, hukum
dalam arti sikap tindakan, hukum dalam arti sistem kaidah, hukum dalam arti
jalinan nilai, hukum dalam arti tata hukum, hukum dalam arti ilmu hukum,
49
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indoensia, Edisi Kedua, Cet. 1, Balai Pustaka, Jakarta, 1991.
29
bukan ilmu alam50. Lebih lanjut Hans Kelsen menjelaskan bahwa hukum
peraturan yang tertulis dan tidak tertulis yang biasanya bersifat memaksa
untuk kelakuan manusia dalam masyarakat negara serta antara negara yang
berorientasi pada dua asas, yaitu keadilan dan daya guna, demi tata damai
dalam masyarakat.52
adalah the act of protecting. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
melindungi.
perlindungan hukum adalah (1) Tempat berlindung; (2) Perbuatan (hal dan
membedakan jenis kelamin baik itu pria maupun wanita. Karena berdasarkan
50
Jimly Asshiddiqie et. al, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum, Sekretariat Jenderal dan
Kepaniteraan MK RI, Jakarta, 2006, hal. 12.
51
Hans Kelsen, Dasar-Dasar Hukum Normatif, Nusamedia, Jakarta, 2009, hal. 343.
52
Syamsul Arifin, Pengantar Hukum Indonesia, Medan Area University Press, Medan,
2020, hal. 5-6.
53
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Cet. 1, Balai Pustaka, Jakarta, 1991, hal. 595.
30
hukum.54
Pancasila, yang mana pancasila adalah sebagai ideologi dan falsafah negara
yang didasarkan pada konsep Rechstaat dan Rule Of Law. Dimana prinsip
manusia tersebut merupakan konsep yang lahir dari sejarah barat, yang
Ibid
54
55
Philipus M. Hadjon, Op. Cit. hal. 38.
31
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hak asasi adalah hak yang dasar. 56
Secara etimologis, hak asasi manusia dalam bahasa Inggris disebut Human
Right. Right dalam bahasa Inggris berarti : hak; keadilan; kebenaran.57 Secara
terminologis, yang disebut hak adalah wewenang atau kekuasaan secara etis
sesuatu.58
Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
yang sama dan sederajat serta dikaruniai akal dan hati nurani untuk hidup
56
Doser Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Modern English Press,
Jakarta, 1991, hal. 499.
57
John M dkk, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, cetakan ke
25, Jakarta, 2003, hal. 486.
58
Achmad Charris Zubair, Kuliah Etika, Raja Grafindo Persada, Jakarta, cetakan ke 3,
1995, hal. 59.
59
Pusat Kajian Wanita dan Gender, Op. Cit. hal. 77.
32
c. Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan
Moh. Yasir Akimin mengatakan bahwa “hak asasi manusia adalah hak-
hak yang secara kodrati melekat dalam diri manusia, tanpanya manusia tidak
memandang jenis kelamin, ras, warna kulit, bahasa dan asal-usul, bangsa,
Ramdlon Naning juga berpendapat bahwa “hak asasi ialah hak yang
melekat pada martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan hak
tersebut di bawa manusia sejak lahir ke muka bumi, sehingga hak tersebut
Menurut M. Ali Zaidan “hak asasi manusia adalah hak-hak yang melekat
pada jati diri manusia secara kodrati dan secara universal serta berfungsi
kesejahteraan, dan hak untuk maju sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
yang tidak boleh diabaikan atau dirampas. Disamping hak dasar tersebut
60
Moh. Yasir Alimi, et. al, Advokasi Hak-hak Perempuan Membela Hak Mewujudkan
Perubahan, LKIS, Yogyakarta, 1999, hal. 13.
61
Ramdlon Naning, Cita dan Citra Hak-Hak Asasi Manusia di Indonesia, Lembaga
Kriminologi Universitas Indonesia Program Penunjang Bantuan Hukum Indonesia cetakan ke 1,
1983, hal. 127.
33
disimpulkan bahwa hak asasi manusia merupakan hak dasar yang tidak akan
bisa dicabut oleh siapapun karena merupakan pemberian alami dari Tuhan.
setiap insan manusia. Namun setiap negara memiliki beragam variasi dalam
menyatakan :
yang sama dan sederajat, serta dikaruniai akal dan hati nurani untuk
perlakuan hukum yang adil serta kepastian hukum dan perlakuan yang
c. Setiap orang berhak atas perlindungan “hak asasi manusia dan kebebasan
62
M. Ali Zaidan, Menuju Perubahan Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2015. hal. 2
34
a. Hak asasi manusia berasal dan bersumber dari Tuhan Yang Maha Kuasa
suatu hak yang secara kodrati melekat pada setiap individu sebagai
anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa pada umat manusia yang berlaku
secara universal.
b. Hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis
kelamin, ras, etnik, pandangan poliit, atau asal usul sosial dan bangsa.
serta teknologi.
c. Hak asasi manusia tidak dapat dilanggar, dalam artian tidak seorangpun
asasi orang lain. Keberadaan hak asasi manusia tetap melekat pada setiap
orang sepanjang hidupnya tanpa dapat diambil atau dicabut kecuali ada
manusia.
63
Mansour Fakih et.al, Menegakkan Keadilan dan Kemanusiaan : Pegangan Untuk
Membangun Gerakan HAM, Insist Press, Yogyakarta, 2003, hal. 32.
35
melaksanakan hak asasi harus dikaitkan pula dengan kewajiban asasi dan
melindungi hak asasi manusia. Baik didalam negeri maupun diluar negeri
laki mengenai hak atas kebebasan pribadi, hak berkeluarga, hak atas
dari lembaga pemerintah maupun lembaga milik swasta yaitu sebagai berikut:
a. Kepolisian
b. Kejaksaan
c. Komnas HAM
Prantiasih, Hak Asasi Manusia bagi Perempuan, Jurnal Pendidikan Pancasila dan
64
yang melekat pada diri seseorang sejak ia dilahirkan dan berlaku seumur
berpindah-pindah tempat.
perkumpulan.
lainnya.
pemerintahah.
piutang.
minat.
c. Hak-hak dalam lapangan sosial, fakir miskin dan anak terlantar dipelihara
Wanita tidak bisa dipisahkan dari hak asasi manusia, sebab hak asasi
manusia bisa dibilang tidak sempurna apabila hak-hak wanita tidak terpenuhi
posisi setara, maka lahirnya hak asasi manusia juga merupakan bentuk
penyamarataan hak antara laki-laki dan wanita. Wanita selama ini masih
Prantiasih, Hak Asasi Manusia bagi Perempuan, Jurnal Pendidikan Pancasila dan
66
hanya bisa bekerja di dapur dan menjadi ibu rumah tangga. Plato mengatakan,
bahwa perempuan ditinjau dari segi kekuatan fisik maupun spiritual, mental
No. 7 Tahun 1984, diatur beberapa aspek yang terkait dengan hak perempuan
untuk bekerja dan kewajiban negara untuk menjamin hak tersebut. Hal itu
guna menjamin hak-hak yang sama atas dasar persamaan antara laki-laki
d. Hak untuk memilih dengan bebas profesi dan pekerjaan, hak untuk
promosi, jaminan pekerjaan dan semua tunjangan serta fasilitas kerja, hak
lanjutan;
67
Murthada Muthahari, Hak-Hak Wanita Dalam Islam, Lentera, Jakarta, 1995, hal. 107..
40
Sebelum membahasa tentang persamaan hak kita harus tahu dulu apa
kodratnya.69
Pengertian hak menurut Prof. Dr. Notonegoro : “Hak adalah kuasa untuk
melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang
pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya”.70 Maka dari itu lahirlah
68
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta,
Yogyakarta, 2010, hal. 161.
69
James W. Nickel, Hak Asasi Manusia : Refleksi Filosofi Atas Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia, Gramedia Pustaka Umum, Jakarta, 1996, hal. 24.
70
Prof. Dr. Sajipto Raharjo, Ilmu Hukum, Cetakan ke 5, Citra Aditya Bakti, Bandung,
2000, hal. 131.
41
persamaan hak kaum wanita terhadap hak-hak kaum pria disegala bidang
kehidupan.
Persamaan hak diawali dengan ide, dan gagasaan R.A. Kartini antara lain
perempuan untuk persamaan hak sampai kini terus bergulir. Belakangan ini,
wacana ini semakin marak. Dalam rentang waktu yang demikian panjang,
secara maksimal.71
ras, etnis, agama, warna kulit, jenis kelamin, budaya dan pekerjaan dengan
tujuan menghapus sikap yang akan melahirkan sebuah tindakan yang disebut
kesenjangan sosial.
dan wanita, persamaan hak dalam memilih pekerjaan atau profesi, dan lain-
lain. Maka dari itu sangat diperlukan dan mutlak dan harus diterima oleh
banyak orang. Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki akal,
pikiran, dan perasaan sudah seharusnya kita sadar bahwa persamaan hak
adalah langkah yang baik yang akan memberikan dampak positif bagi dunia.
71
Irwan Abdullah, Seks, Gender dan Reproduksi Kekuasaan, Tarawang Press, Yogyakarta,
2001, hal. 5.
42
Selain persamaan hak kita tentu tahu juga bahwa sedari kita lahir kita
sudah memiliki hak yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yaitu hak
manusia pun harus menghormati dan menghargai hak asasi manusia lainnya.
manusia dan sikap itu lah yang akan melahirkan sikap tenggang rasa,
toleransi, dan lain-lain. Dan setiap manusia memiliki persamaan hak dalam
asasinya yang diantaranya meliputi hak asasi pribadi, hak asasi ekonomi, hak
asasi politik, hak asasi sosial dan budaya, hak asasi untuk mendapatkan
yang lebih luas dan berkembang dengan menjadi ibu yang hebat
dalam pekerjaan dan jabatan merupakan hak dasar di tempat kerja. Seluruh
pekerja berhak atas kesempatan dan perlakuan yang sama, dan seluruh
72
James W. Nickel, Hak Asasi Manusia : Refleksi Filosofi Atas Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia, Gramedia Pustaka Umum, Jakarta, 1996, hal. 36.
73
ibid
43
Hak atas kesetaraan adalah hak asasi manusia yang fundamental, yang
manusia. Setiap orang berhak atas suatu pekerjaan, memilih pekerjaan, dan
kebidupannya dan keluarganya, dan berhak untuk ikut serta dalam suatu
serikat pekerja guna rnelindungi kepentingannya (Pasal 23 ayat 1,2,3 dan 4).74
antara lain : 75
74
International Law Making, Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia, hal.139.
75
ibid
44
hak yang sama. Mereka di karunia akal dan budi dan hendaknya bergaul satu
Pasal 2 ayat 1 “ Setiap orang berhak atas semua hak-hak dan kebebasan-
kebebasan yang tercantum dalam pernyataan ini dengan tak ada keculai apa
pun, seperti misalnya bangsa, warna, jenis kelamin, bahasa, agama, politik
atas perlindungan hukum yang sama dengan tak ada perbedaan. Sekalian
orang berhak atas perlindungan yang sama terhadap setiap perbedaan yang
B. Diskriminasi Wanita
1. Pengertian Diskriminasi
Kata diskriminasi berasal dari bahasa latin yaitu discriminatus yang artinya
76
Sunarto, Pengantar Sosiologi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia, Jakarta,
2004, hal. 161.
45
langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras,
dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individu maupun kolektif dalam
lainnya”.
dimilikinya.77
dalam masyarakat.78
77
Tri Dayaksini et.al, Psikologi Sosial, UMM Press, Malang, 2003, hal. 228.
78
Sunarto, Op Cit, hal. 161
79
Alo Liliweri, Prasangka dan Konflik Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat
Multikultural, PT. LKIS Linting Cemerlang, Yogyakarta, 2005, hal. 221.
46
dan prosedur yang mereka jalani mengandung bias diskriminasi yang tidak
2. Jenis-Jenis Diskriminasi
jenis kelamin).
3. Ketidakadilan Gender
kelamin dianggap lebih penting atau lebih utama dibanding jenis kelamin
negatif secara umum selalu melahirkan ketidakadilan pada salah satu jenis
kelamin tertentu.
e. Beban kerja (double burden) yaitu sebagai suatu bentuk diskriminasi dan
81
Zaitunah Subhan, Menuju Kesetaraan Gender, Prenada Media, Jakarta, 2004, hal. 12
82
Sasongko et.al, Konsep dan Teori Gender, BKKBN, Jakarta, 2009.
48
Ketenagakerjaan.
segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum,
selama dan sesudah masa kerja.” Dan di dalam Pasal 1 angka 2 Undang-
tenaga kerja adalah “Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
masyarakat”.
kerja merupakan hal yang harus diperjuangkan agar harkat dan kemanusiaan
salah satu sarana memperoleh rezeki dan sumber kehidupan yang layak dan
Pekerja berasal dari kata “kerja” yang berarti perbuatan melakukan sesuatu
Pengertian perempuan sendiri secara etimologis berasal dari kata empu yang
artinya dihargai.89
Pekerja wanita atau wanita pencari nafkah adalah perempuan dewasa yang
dalam rumah ataupun diluar rumah dengan dalih ingin meraih kemajuan,
83
Abd. Hamid Mursi, Sumber Daya Manusia yang Produktif, Pendekatan Al-Qur’an dan
Sains, Gema Insane Press, Jakarta, 1996, hal. 35.
84
Sulhan Yasin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Amanah, Surabaya, 1997, hal. 287.
85
Abdul R. Budiono, Hukum Perburuhan, PT Indeks, Jakarta, 2011, hal. 8.
86
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
jakarta, 2006, hal. 856.
87
Ibid, hal. 1268.
88
Murtadlo Muthari, Hak-Hak Wanita dalam Islam, Lentera, Jakarta, 1995, hal. 108.
89
Zaitunah Subhan, Menuju Kesetaraan Gender, Prenada Media, Jakarta, 2004, hal. 19.
50
seharusnya tidak ada lagi pembatasan ruang pada wanita terutama dalam
Karena tujuan wanita bekerja selain sebagai bentuk kesetaraan hak antara
ayat (2) menegaskan, setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat
imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya, dan orang berharap
bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan membawa kepada sesuatu yang
90
Nurlaila Iksa, Karir Wanita Dimata Islam, Pustaka Amanah, 1998, hal, 1.
91
As’ad M, Psikologi Industri, Seri Umum : Sumber Daya Manusia Edisi 4, Liberty,
Yogyakarta, 2004, hal. 46.
92
Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2005, hal. 492.
51
Bekerja tidak hanya dilakukan oleh laki-laki melainkan juga wanita dan
pekerjaannya pun beragam. Motif dan tujuan bekerja antara laki-laki dan
sebagai kepala keluarga yang harus mencari nafkah. Sedangkan bagi wanita,
perekonomian keluarga.
Namun bagi wanita yang mampu bekerja hanyalah sebagai pengisi waktu
berbeda-beda. ada yang disebabkan oleh faktor ekonomi atau karena memang
tersebut adalah:
Hak-hak wanita terdapat dalam sistem hukum tentang hak asasi manusia
berlaku pula untuk kepentingan wanita. Dalam hal ini dapat dijadikan sebagai
tindakan diskriminasi terhadap wanita terlebih dalam dunia kerja maka dari itu
wanita perlu menyadari pentingnya mengangkat isu hak wanita sebagai salah
satu jenis hak asasi manusia yang harus dapat diakui dan dijamin
perlindungannya.94
pekerjaan, promosi, dan pelatihan. Dalam hal mendapatkan upah yang sama
tunjangan) karena menikah dan melahirkan, hak akan cuti haid, dan cuti
hamil.
Asas yang mendasari hak bagi wanita diantaranya hak perspektif gender
dan anti diskriminasi dalam artian memiliki hak yang sama seperti kaum laki-
95
Suparman Marzuki, Hukum Asasi Manusia, PUSHAM UII:Yogyakarta, 2008, hal. 269.
53
yaitu :96
yang meliputi:
meliputi:
D. Profesi
1. Pengertian Profesi
dan Non ertanian, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas
Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, 2015, hal. 22.
54
berasal dari bahasa Latin “professus”. Kedua kata tersebut memiliki arti yang
Mengacu pada asal katanya tersebut maka pengertian profesi adalah suatu
sebagainya.
tulisan di media masa, jurnal ilmiah, atau buku teks. Akan tetapi, arti yang
97
Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2005, hal.
487.
98
Sukrisno Agoes dan I Cenik Ardana, Etika Bisnis dan Profesi: Tantagan Membangun Manusia
Seutuhnya, Salemba Empat, Jakarta, 2009, h. 121
55
etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi
teoritis dan sesuai dengan kaidah tingkah laku (kode etik). Sudah tentu
pengetahuan itu harus diperoleh dari suatu proses pendidikan dan latihan.99
edisi II/ April 2006: “Profesi adalah sebuah pilihan yang sadar
bidangnya sendiri.”
values that determine how decisions are made and actions are taken.”
2. Ciri-ciri Profesi
Ada beberapa sifat dan karakteristik profesi yang tidak terdapat pada jenis
sebagai berikut:102
Terdapat kaidah dan standar moral yang sangat tinggi yang berlaku
3. Syarat-Syarat Profesi
Secara umum, terdapat beberapa syarat pada suatu profesi. Adapun syarat-
102
Sukrisno Agoes dan I Cenik Ardana, op. cit.,
58
pribadi.
4. Karakteristik profesi
yaitu:
cukup lama dengan jenjang pendidikan yang tinggi bagi profesi yang
prestisius.
59
organisasi profesi.
10. Layanan publik dan altruisme, yaitu pendapatan atau penghasilan dari
keperluan masyarakat.
11. Status dan imbalan tinggi, seorang profesional yang sukses akan
BAB III
MEMILIH PROFESI
Manusia adalah :
langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras,
dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individu maupun kolektif dalam
lainnya”.
dimilikinya.104
103
Sunarto, Pengantar Sosiologi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia, Jakarta,
2004, hal. 161.
104
Tri Dayaksini et.al, Psikologi Sosial, UMM Press, Malang, 2003, hal. 228.
61
tertentu menuju kondisi yang lebih baik untuk kesejahteraan masyarakat. Salah
satu bentuk pembangunan dalam bidang Sumber Daya Manusia adalah tenaga
kerja. Namun rangka memajukan sumber daya manusia terjadi tindak diskriminasi
terhadap wanita. Dimana banyak wanita yang diberi upah yang rendah dan
dari bahasa inggris yaitu discriminate, dan pertama kali digunakan pada abad ke
105
Sunarto, Op Cit, hal. 161
106
Desia Rakhma Banjarani, Jurnal Penelitian Hak Asasi Manusia Vol. 1 No. 1, Lampung,
2019, hal.2.
107
Agnes Widanti, Hukum Berkeadilan Jender. Jakarta : Kompas. 2005, hal 5
62
sebagai kepala keluarga dan istri sebagai ibu rumah tangga dengan berbagai
dan tidak mendapat tunjangan keluarga di tempat kerja sudah jelas tidak netral
dengan persyaratan jenis kelamin tertentu. Meskipun bila dikaji lebih lanjut
karakter pekerjaan atau jenis jabatan tersebut tidak khas untuk mempersyaratkan
jenis kelamin tertentu. Artinya bahwa pekerjaan atau jabatan tersebut tidak
mempunyai karakter yang khas sesuai Pasal 1 (ayat2) yang menyebutkan bahwa
yang didasari persyaratan khas dari pekerjaan itu, tidak dianggap sebagai
diskriminasi.
sistematis.
dampak buruk bagi pekerja. Terjadinya diskriminasi pada wanita di dunia kerja
terjadi karena presepsi yang sudah menjadi tradisi yang menyebutkan bahwa
wanita itu halus, perasa, dan sulit bertindak tegas yang mana sifatnya tersebut
berbanding terbalik dengan laki-laki yang kuat, tegar, cepat, dan lebih
mengandalkan pikiran. Pandangan tersebut yang membuat wanita sampai saat ini
a. Dalam mendapatkan hak wanita atas kesempatan kerja yang sama dengan pria,
kebebasan hak wanita atas kesempatan kerja yang sama dengan pria,
memperoleh upah.
yaitu :
a. Dalam mendapatkan hak perempuan atas kesempatan kerja yang sama dengan
b. Dalam hak mendapatkan upah yang sama terhadap pekerjaan yang sama
nilainya.
108
ibid
65
tunjangan) karena menikah dan melahirkan, hak akan cuti haid, dan cuti
hamil.
Definisi diskriminasi dalam Konvensi ILO No. 111 Tahun 1958 Tentang
“Setiap pembedaan, ekslusif atau preferensi yang dibuat berdasarkan ras, warna
kulit, jenis kelamin, agama, pendapat politik ekstraksi nasional atau asal muasal,
perlakuan dalam hal pekerjaan atau jabatan. 109 Terdapat tiga komponen definisi
Alasan yang
dilarang : Perbedaan
perlakuan
Jenis kelamin
Ras,International
warna kulit Labour Organization, Diskriminasi dan Kesetaraan, hal. 3.
109
110
Ibid, hal. 4 Hasil kerja
Keyakinan
yang tidak
agama
adil.
Asal muasal
Asal negara
Pendapat
politik
66
Tidak diberi
peluang
Preferensi
diberikan
penghargaan tinggi.
masyarakat diberi penghargaan sesuai produktivitas dan jasa mereka. Hal ini
terkait dengan pekerjaan dan kondisi kerja, seperti hak kenyamanan pekerjaan.111
dan jabatan
dan atau jabatan tertentu, keamanan dan kondisi terkait dengan pekerjaan.
dan jabatan
merespon konvensi ILO No. 111 tentang Diskriminasi dalam Pekerjaan dan
berdasarkan gender, ras atau agama. Contoh diskriminasi langsung adalah: (a)
disebabkan karena dia perempuan (b) Agar seseorang tidak menjadi “senior
sama bagi setiap orang tetapi hal itu memiliki suatu ketidakadilan atau
Dalam Konvensi ILO No. 111 terdapat Rekomendasi ILO No. 111
perempuan mempunyai akses yang sama dalam pekerjaan dan jenjang karir
112
Sukrisno Agoes dan I Cenik Ardana, op. cit.,
69
(f) dalam kasus suami dan istri yang bekerja pada perusahaan yang sama,
apabila salah satu dari mereka harus mengundurkan diri, maka sering
(g) pekerjaan dan jabatan sering ditujukan hanya untuk perempuan atau
2. Rekrutmen
bagian dari proses mendapatkan calon pekerja yang akan ditempatkan. Dalam
menghimbau kepada perusahaan swasta maupun badan usaha milik negara dan
laki dan perempuan benar-benar tidak boleh terjadi dalam proses ini. Kegiatan
dan laki-laki. Biasanya iklan lowongan pekerjaan yang ada hingga saat
perempuan.
sektor ketenagakerjaan.113
3. Penempatan
hasil imbalan yang harus diterima oleh tenaga kerja laki-laki dan
perempuan.
Pusat Kajian Wanita dan Gender, Hak Azasi Perempuan Instrumen Hukum Untuk
114
Mewujudkan Keadilan Gender, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2004, hal. 87.
72
terhadap berbagai jenis pekerjaan yang ada dan tidak membedakan antara
perempuan.
perkawinannya.
dalam pekerjaan.
73
Kerja
terlebih lagi dalam dunia kerja. Faktor-faktor tersebut yang membuat peran wanita
dalam dunia kerja dianggap peran wanita dalam dunia kerja dianggap sebelah
mata. Semua terjadi karena adanya kodrat yang menyebabkan ketimpangan sosial
kerja tertentu;
115
Pekerja Wanita di Perusahaan dalam Perspektif Hukum dan Gender
Khotima, Khusnul. 2009., hal 34
74
hidup yang tidak stabil, upahnya rendah, dinilai tidak atau kurang
terampil.
penyingkiran
bagian linting rokok, pengepakan dan proses produksi dalam suatu perusahaan
bidang ini yang mayoritas ditekuni perempuan memupus harapan mereka untuk
tetap dapat bekerja dalam rangka mengangkat derajat ekonomi keluarga. Mesin-
akan tetapi juga dapat terjadi dalam rumah tangga, masyarakat, kultur, dan bahkan
dalam bentuk diskriminasi atas anggota keluarga yang laki-laki dan perempuan.
Ada dua hal yang berkaitan dengan ketimpangan gender dalam bentuk
marginalisasi.116
pekerjaan marginal.
116
ibid
76
mencengangkan menjadi 79,4 juta orang atau sekitar 39,1 persen dari total
201,5 juta rakyat Indonesia (dengan setengah darinya yaitu 101,3 juta adalah
dan 241,78 persen. Komposisi perempuan banding laki-laki adalah 60:40. Jadi,
lebih banyak perempuan harus menjadi miskin sebagai akibat krisis ekonomi
psikologis, akan tetapi juga perempuan harus puas dengan dampak negatif
dikombinasikan dengan bias alokasi aset antar rumah tangga; secara sistematis
busung lapar, serta tingkat pendidikan dan kemampuan baca tulis yang buruk;
substensi, dan pendapatan keluarga. Akan tetapi, akses mereka terhadap kredit,
pada tingkat upah yang mereka terima lebih rendah dengan laki-laki, karena
77
pada alokasi waktu dan energi perempuan, justru kebijakan yang ada seringkali
perempuan sebagai aset ekonomi rumah tangga menjadi sangat penting karena
secara batin dan etos pengorbanan mereka bekerja untuk bertahan hidup atau
paling tidak demi anaknya, meskipun dengan pendapatan sangat minim dan
tampil sebagai pemimpin, dan ini berakibat pada munculnya sikap yang
Subordinat dapat terjadi dalam segala bentuk yang berbeda dari tempat
ke tempat dan dari waktu ke waktu. Di Jawa misalnya, dahulu ada anggapan
bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, toh akhirnya juga akan ke
dapur. Dalam rumah tangga masih sering terdengar jika keuangan keluarga
anaknya, maka anak laki-lai akan mendapatkan prioritas utama. Praktik seperti
perempuan sering dinilai secara tidak fair. Hal ini mengakibatkan perempuan
pekerjaan yang upahnya rendah, kondisi kerja buruk, dan tidak memiliki
informal yang merupakan tempat kerja tidak teratur dan terorganisir. Dalam
kesehatan.
Kata stereotype berasal dari gabungan dua kata Yunani, yaitu stereos
yang berarti pada, kaku, dan typs yang bermakna model.119 Umumnya
pandang dan latar belakang budaya. Stereotype sering kali dipandang negatif
119
Scheinder, David J, The Psychology, The Guilford Press, New York, 2004, hal. 312.
80
dan bisa dikemas dalam prasangka dan diskriminasi. Wanita dalam mendapat
perlakuan yang tidak hanya karena pelabelan dari pihak-pihak tertentu yang
domestik, maka pada saat ia masuk ke sektor publik sah-sah saja untuk
dan kendala bagi perempuan pengusaha untuk menekuni dunia usaha, meski
perempuan.
institusi-institusi pekerjaan.
maupun perempuan.
perempuan dan laki-laki. Dengan keadilan gender berarti tidak ada pembakuan
memiliki akses dan partisipasi, dan kontrol atas pembangunan serta memperoleh
keputusan terhadap cara penggunaan dan hasil sumber daya tersebut. Memiliki
121
Isu Kesetaraan Laki-Laki Dan Perempuan (Bias Gender),Rahniawati, N., 2001 hal
273.
83
keputusan atas penggunaan dan hasil sumber daya. Sehingga memperoleh manfaat
depan yang didasarkan pada pemahaman kritis tentang kebijakan masa lalu
perempuan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya, politik, hankam dan HAM
pada kondisi dan posisi perempuan tetap saja akan terjadi.Status perempuan dalam
diakui. Kondisi ini terkait erat dengan masih kuatnya nilai-nilai tradisional
dimana diharapkan perempuan memiliki peranan yang lebih kuat dalam proses
1) Segi intern
dasar sampai gelar tertinggi dalam dunia pendidikan. Dari sisi intern
ranah politik baik dengan menjadi calon legislatif atau eksekutif di daerah
2) Segi ekstern
123
Perempuan Kerja dan Perubahan Sosial, Sebuah Pengantar Studi Perempuan Ratna
Saptari, dan Brigett Holzner.1997.. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Hal 47
85
a) Masyarakat
desa, perempuan juga banyak yang menjadi ketua dan wakil ketua
lingkup PKK.
dan ketrampilannya.
c) Pemerintah
bidang ketenagakerjaan.
diwujudkan salah satunya dengan mereka bekerja. Partisipasi wanita dalam dunia
kerja didasari oleh beberapa hal seperti kemauan untuk mandiri, serta untuk
tenaga kerja wanita juga merupakan salah satu faktor pendorong wanita untuk
bekerja.
keharusan, sebagai refleksi dari kondisi ekonomi rumah tangga yang rendah,
sehingga bekerja untuk meningkatkan pendapat rumah tangga adalah sesuatu yang
penting. Kedua, “memilih” untuk bekerja, sebagai refleksi dari kondisi sosial
Adanya jaminan bagi tenaga kerja wanita yang mana dituangkan dalam
perlindungan atas kesempatan yang sama antara pria dan wanita dalam
124
Ken Suratiyah, et. al, Dilema Wanita Antara Industri Rumah Tangga dan Aktivitas
Domestik, Aditya Media, Yogyakarta, 1996.
87
Tabel 1.1
Tabel diatas menyebutkan bahwa dalam kurun waktu 3 bulan terakhir yaitu
tahun 2018, 2019, 2020. Presentase tenaga kerja wanita masih dibawah laki-
laki. Pada tahun 2018 presentasenya 38,10, pada tahun 2019 presentasenya
mengalami kenaikan 1,09 persen dan menjadi 39,19. Lalu pada tahun 2020
dalam jabatan.
125
Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)
https://www.bps.go.id/indicator/6/1170/presentase-tenaga-kerja-formal-menurut-jenis-
kelamin.html , diakses 16 Januari, 2021
88
BAB IV
PEMBAHASAN
Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 49 ayat 1 bahwa perempuan berhak untuk
memilih, dipilih, diangkat dalam pekerjaan, jabatan, dan profesi sesuai dengan
mengenai perempuan yang mempunyai hak yang sama dengan laki-laki dalam
Besar Bahasa Indonesia hukum adalah peraturan atau adat yang secara resmi
126
http://akbarmuzaqir.blogspot.co.id/2013/04/hak-hak-perempuan.html, diakse tanggal
17 Juli 2021.
90
vonis.127
adalah the act of protecting. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
melindungi.
perlindungan hukum adalah (1) Tempat berlindung; (2) Perbuatan (hal dan
membedakan jenis kelamin baik itu pria maupun wanita. Karena berdasarkan
127
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indoensia, Edisi Kedua, Cet. 1, Balai Pustaka, Jakarta, 1991.
128
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Cet. 1, Balai Pustaka, Jakarta, 1991, hal. 595.
91
hukum.129
Pancasila, yang mana pancasila adalah sebagai ideologi dan falsafah negara
yang didasarkan pada konsep Rechstaat dan Rule Of Law. Dimana prinsip
manusia tersebut merupakan konsep yang lahir dari sejarah barat, yang
Ibid
129
130
Philipus M. Hadjon, Op. Cit. hal. 38.
92
salah satu sarana memperoleh rezeki dan sumber kehidupan yang layak dan
Pekerja berasal dari kata “kerja” yang berarti perbuatan melakukan sesuatu
kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil, hal pencari nafkah. 132 Sedangkan
Pengertian perempuan sendiri secara etimologis berasal dari kata empu yang
artinya dihargai.137
Pekerja wanita atau wanita pencari nafkah adalah perempuan dewasa yang
dalam rumah ataupun diluar rumah dengan dalih ingin meraih kemajuan,
131
Abd. Hamid Mursi, Sumber Daya Manusia yang Produktif, Pendekatan Al-Qur’an
dan Sains, Gema Insane Press, Jakarta, 1996, hal. 35.
132
Sulhan Yasin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Amanah, Surabaya, 1997, hal. 287.
133
Abdul R. Budiono, Hukum Perburuhan, PT Indeks, Jakarta, 2011, hal. 8.
134
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
jakarta, 2006, hal. 856.
135
Ibid, hal. 1268.
136
Murtadlo Muthari, Hak-Hak Wanita dalam Islam, Lentera, Jakarta, 1995, hal. 108.
137
Zaitunah Subhan, Menuju Kesetaraan Gender, Prenada Media, Jakarta, 2004, hal. 19.
93
seharusnya tidak ada lagi pembatasan ruang pada wanita terutama dalam
Karena tujuan wanita bekerja selain sebagai bentuk kesetaraan hak antara
ayat (2) menegaskan, setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat
imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras,
dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individu maupun kolektif dalam
lainnya”.
138
Nurlaila Iksa, Karir Wanita Dimata Islam, Pustaka Amanah, 1998, hal, 1.
139
Sunarto, Pengantar Sosiologi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia, Jakarta,
2004, hal. 161.
94
dimilikinya.140
dalam masyarakat.141
dan prosedur yang mereka jalani mengandung bias diskriminasi yang tidak
140
Tri Dayaksini et.al, Psikologi Sosial, UMM Press, Malang, 2003, hal. 228.
141
Sunarto, Op Cit, hal. 161
142
Alo Liliweri, Prasangka dan Konflik Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat
Multikultural, PT. LKIS Linting Cemerlang, Yogyakarta, 2005, hal. 221.
143
Ibid, hal. 222
95
dan hal ini sangat merugikan posisi perempuan dalam berbagai komunitas
sosial baik dalam pendidikan, sosial budaya, politik dan juga ekonomi. Di
berikut.
yang memiliki hidup yang tidak stabil, upahnya rendah, dinilai tidak atau
tidak bisa tampil sebagai pemimpin, dan ini berakibat pada munculnya
Subordinat dapat terjadi dalam segala bentuk yang berbeda dari tempat ke
dengan konsep kesetaraan dan keadilan serta bertentangan juga dengan Hak
Asasi Manusia.
melindungi hak asasi manusia. Baik didalam negeri maupun diluar negeri
laki mengenai hak atas kebebasan pribadi, hak berkeluarga, hak atas
Wanita tidak bisa dipisahkan dari hak asasi manusia, sebab hak asasi
manusia bisa dibilang tidak sempurna apabila hak-hak wanita tidak terpenuhi
posisi setara, maka lahirnya hak asasi manusia juga merupakan bentuk
penyamarataan hak antara laki-laki dan wanita. Wanita selama ini masih
hanya bisa bekerja di dapur dan menjadi ibu rumah tangga. Plato mengatakan,
bahwa perempuan ditinjau dari segi kekuatan fisik maupun spiritual, mental
No. 7 Tahun 1984, diatur beberapa aspek yang terkait dengan hak perempuan
144
Prantiasih, Hak Asasi Manusia bagi Perempuan, Jurnal Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Vol.25, No 1, Semarang, 2012, hal. 11.
145
Murthada Muthahari, Hak-Hak Wanita Dalam Islam, Lentera, Jakarta, 1995, hal. 107..
98
untuk bekerja dan kewajiban negara untuk menjamin hak tersebut. Hal itu
d. Hak untuk memilih dengan bebas profesi dan pekerjaan, hak untuk
ras, etnis, agama, warna kulit, jenis kelamin, budaya dan pekerjaan dengan
tujuan menghapus sikap yang akan melahirkan sebuah tindakan yang disebut
kesenjangan sosial.
dan wanita, persamaan hak dalam memilih pekerjaan atau profesi, dan lain-
lain. Maka dari itu sangat diperlukan dan mutlak dan harus diterima oleh
banyak orang. Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki akal,
pikiran, dan perasaan sudah seharusnya kita sadar bahwa persamaan hak
adalah langkah yang baik yang akan memberikan dampak positif bagi dunia.
Selain persamaan hak kita tentu tahu juga bahwa sedari kita lahir kita sudah
memiliki hak yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yaitu hak asasi
manusia dan sikap itu lah yang akan melahirkan sikap tenggang rasa,
toleransi, dan lain-lain. Dan setiap manusia memiliki persamaan hak dalam
asasinya yang diantaranya meliputi hak asasi pribadi, hak asasi ekonomi, hak
100
asasi politik, hak asasi sosial dan budaya, hak asasi untuk mendapatkan
yang lebih luas dan berkembang dengan menjadi ibu yang hebat
dalam pekerjaan dan jabatan merupakan hak dasar di tempat kerja. Seluruh
pekerja berhak atas kesempatan dan perlakuan yang sama, dan seluruh
manusia. Setiap orang berhak atas suatu pekerjaan, memilih pekerjaan, dan
101
kebidupannya dan keluarganya, dan berhak untuk ikut serta dalam suatu
4).146
D ayat (2) menegaskan, setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat
imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
sama dengan laki-laki dalam bekerja telah diatur di dalam Pasal 5 dan 6
tersebut pergeseran nilai dan tata kehidupan akan banyak terjadi. Pergeseran
146
International Law Making, Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia, hal.139.
147
Lalu Husni, 2003, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Edisi Revisi, PT.
RajaGrafindo Persada: Jakarta, h. 37.
102
berlaku. Menghadapi pergeseran nilai dan tata kehidupan para pelaku industri
Wanita tidak bisa dipisahkan dari hak asasi manusia, sebab hak asasi
manusia bisa dibilang tidak sempurna apabila hak-hak wanita tidak terpenuhi
posisi setara, maka lahirnya hak asasi manusia juga merupakan bentuk
baik yang diatur dalam undang-undang, maupun hukum internasional. 148 hal
pada urus mengurus rumah tetapi juga berhak dalam memilih pekerjaan,
dipilih, diangkat dalam pekerjaan, jabatan, dan prosefi sesuai dengan Undang-
Undang HAM.
148
http://akbarmuzaqir.blogspot.co.id/2013/04/hak-hak-perempuan.html, diakse tanggal
17 Juli 2021.
103
yang lebih tinggi, termasuk juga hak untuk mendapatkan pelatihan untuk
39 tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 49 ayat 1 bahwa perempuan
berhak untuk memilih, dipilih, diangkat dalam pekerjaan, jabatan, dan profesi
hak asasi manusia baik yang diatur dalam undang-undang, maupun hukum
149
Abdul Hakim, 2009, Dasar-Dasar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, PT. Citra
Aditya Bakti: Bandung, h. 2
150
http://akbarmuzaqir.blogspot.co.id/2013/04/hak-hak-perempuan.html, diakse tanggal
17 Juli 2021.
104
sama dengan laki-laki dalam bekerja telah diatur di dalam Pasal 5 dan 6
Tentang Ketenagakerjaan.
Sejahtera
salah satu sarana memperoleh rezeki dan sumber kehidupan yang layak dan
Pekerja berasal dari kata “kerja” yang berarti perbuatan melakukan sesuatu
kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil, hal pencari nafkah. 152 Sedangkan
Pengertian perempuan sendiri secara etimologis berasal dari kata empu yang
artinya dihargai.157
Pekerja wanita atau wanita pencari nafkah adalah perempuan dewasa yang
dalam rumah ataupun diluar rumah dengan dalih ingin meraih kemajuan,
seharusnya tidak ada lagi pembatasan ruang pada wanita terutama dalam
Karena tujuan wanita bekerja selain sebagai bentuk kesetaraan hak antara
ayat (2) menegaskan, setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat
imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
156
Murtadlo Muthari, Hak-Hak Wanita dalam Islam, Lentera, Jakarta, 1995, hal. 108.
157
Zaitunah Subhan, Menuju Kesetaraan Gender, Prenada Media, Jakarta, 2004, hal. 19.
158
Nurlaila Iksa, Karir Wanita Dimata Islam, Pustaka Amanah, 1998, hal, 1.
159
Sunarto, Pengantar Sosiologi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia, Jakarta,
2004, hal. 161.
106
langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras,
dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individu maupun kolektif dalam
lainnya”.
dimilikinya.160
dalam masyarakat.161
160
Tri Dayaksini et.al, Psikologi Sosial, UMM Press, Malang, 2003, hal. 228.
161
Sunarto, Op Cit, hal. 161
162
Alo Liliweri, Prasangka dan Konflik Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat
Multikultural, PT. LKIS Linting Cemerlang, Yogyakarta, 2005, hal. 221.
107
dan prosedur yang mereka jalani mengandung bias diskriminasi yang tidak
dan hal ini sangat merugikan posisi perempuan dalam berbagai komunitas
sosial baik dalam pendidikan, sosial budaya, politik dan juga ekonomi. Di
berikut.
yang memiliki hidup yang tidak stabil, upahnya rendah, dinilai tidak atau
tidak bisa tampil sebagai pemimpin, dan ini berakibat pada munculnya
Subordinat dapat terjadi dalam segala bentuk yang berbeda dari tempat ke
dengan konsep kesetaraan dan keadilan serta bertentangan juga dengan Hak
Asasi Manusia.
berdasarkan gender, ras atau agama. Contoh diskriminasi langsung adalah: (a)
disebabkan karena dia perempuan (b) Agar seseorang tidak menjadi “senior
sama bagi setiap orang tetapi hal itu memiliki suatu ketidakadilan atau
diskriminasi apapun.
perjanjian tentang hak ekonomi, sosial, dan budaya pada tahun 1966,
sebagai kepala keluarga dan istri sebagai ibu rumah tangga dengan berbagai
dan tidak mendapat tunjangan keluarga di tempat kerja sudah jelas tidak netral
bila dikaji lebih lanjut karakter pekerjaan atau jenis jabatan tersebut tidak khas
jabatan tersebut tidak mempunyai karakter yang khas sesuai Pasal 1 (ayat2)
mengenai pekerjaan tertentu yang didasari persyaratan khas dari pekerjaan itu,
sistematis.
dunia kerja terjadi karena presepsi yang sudah menjadi tradisi yang
menyebutkan bahwa wanita itu halus, perasa, dan sulit bertindak tegas yang
mana sifatnya tersebut berbanding terbalik dengan laki-laki yang kuat, tegar,
113
yang bergerak di bidang instalatir genset dan sistem genset yang memadukan
umunya pemberian hak bagi perempuan sama dengan hak-hak lain. Asas yang
mendasari hak bagi perempuan diantaranya hak perspefktif gender dan anti
diskriminasi dalam artian memiliki hak yang seperti kaum laki-laki dalam
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, menyatakan “Setiap orang
berhak dengan bebas memilih pekerjaan yang disukainya dan berhak pula atas
165
Rhona K. M. Smith dkk Dalam Suparman Marzuki, 2008, Hukum Asassi
Manusia, PUSHAM UII: Yogyakarta, h. 269.
114
internasional.166
sama dengan laki-laki dalam bekerja telah diatur di dalam Pasal 5 dan 6
tersebut pergeseran nilai dan tata kehidupan akan banyak terjadi. Pergeseran
166
ibid
167
Lalu Husni, 2003, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Edisi Revisi, PT.
RajaGrafindo Persada: Jakarta, h. 37
115
dalam mengatur hak dan kewajiban bagi para tenaga kerja maupun para
perlindungan tenaga kerja yang bertujuan agar bisa menjamin hak-hak dasar
pekerja dan menjamin kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi. Hal ini
pemberian hak bagi perempuan sama dengan hak-hak lain seperti yang
perspektif gender dan anti diskriminasi dalam artian memiliki hak yang
116