Anda di halaman 1dari 3

PORTOFOLIO

JUDUL

“PROJECT PERENCANAAN PENGEMBANGAN FLORA (HORTIKULTURA /


FLORIKULTURA) DAN FAUNA- REKAYASA GENETIKA SENYAWA EUCALYPTOL
KE DALAM TANAMAN Arabidopsis thaliana DAN Nicotiana tabacum”

DALAM RANGKA
WALK-IN INTERVIEW
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hewan dan tumbuhan sangat penting bagi kehidupan manusia sehingga selalu dicari cara
untuk memperoleh hasil seoptimal mungkin dari hewan dan tanaman yang dibudidayakan. Di
antaranya, ditempuh melalui teknik budidaya yang baik dan peningkatan kemampuan
berproduksi sesuai dengan harapan manusia. Disamping menyokong kehidupan manusia
dalam hal pangan, sandang, dan papan, tanaman juga menyimpan banyak manfaat dalam
bidang Biopharmaceutical.
Seperti yang kita tahu, sejak awal tahun 2020, Indonesia dan dunia telah disibukkan
dengan adanya pandemi COVID-19. Belum ditemukannya vaksin dan obat spesifik serta
penyebaran yang cepat membuat pandemi virus ini belum juga berakhir. Para pakar peneliti
masih bersikeras untuk menemukan bahan-bahan dari alam yang bisa digunakan untuk
membunuh virus secara spesifik ataupun hanya sebatas meningkatkan daya tahan tubuh
manusia terhadap serangan virus.
Pohon Eucalyptus merupakan salah satu flora hortikultura asli benua Australia. Bentuk
pohonnya tinggi dan lurus. Sifatnya yang tidak tahan terhadap cuaca dingin menyebabkan
pohon ini hanya bisa tumbuh di daerah-daerah subtropis dan tropis. Kebakaran hutan dapat
terjadi akibat daun Eucalyptus yang mudah terbakar. Namun, bila terjadi kebakaran hutan,
pohon ini justru dapat berkembang lebih banyak lagi dengan tumbuhnya bibit-bibit baru
disekitarnya.
Banyak manfaat dari pohon Eucalyptus, mulai dari akar, batang sampai dengan daun
nya. Daun Eucalyptus Kayu Putih terkenal akan manfaat kandungan minyak didalamnya.
Minyak yang didapat dari proses penguapan dan penyulingan daun-daun Eucalyptus
berkhasiat membunuh virus dan bakteri. Dalam jumlah sedikit, daun Eucalyptus dapat
meredakan tenggorokan yang sedang batuk, sehingga banyak digunakan sebagai bahan baku
permen pereda batuk.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kemeterian Pertanian
(Kementan) mengklaim bahwa tanaman Eucalyptus mampu menagkal virus corona. Formula
yang disebut berpotensi sebagai antivirus corona itu pun telah dipatenkan ke dalam tiga
bentuk produk penangkal COVID-19 yaitu inhaler, diffuser oil, hingga kalung anti corona.
Tanaman Eucalyptus memiliki senyawa aktif 1,8-cienlo (eucalyptol) yang bisa membunuh
dan menekan replikasi virus influenza, beta corona, serta gamma corona sebanyak 80-100%
sehingga potensial untuk diterapkan pada virus penyebab COVID-19. Hasil telusur ilmiah
serta riset day antivirus pada Ecalyptus telah disimpulkan bias membantu pencegahan
COVID-19 melalui mekanisme Mpro. Mpro merupakan main protease yang menjadi target
potensial dalam penghambatan replikasi beragam jenis virus corona.
Untuk menyikapi hal tersebut perlu dilakukan pengambilan langkah yang lebih efektf dan
efisien demi tercapainya angka kesehatan masyarakat Indonesia yang mumpuni salah satunya
adalah dengan menciptakan teknik rekayasa genetik dengan tujuan untuk meng-
overekspresikan protein eucalyptol. Dengan meluasnya penemuan teknik isolasi gen, transfer
gen, dan pengekspresiannya pada sel lain memberikan alternatif baru dalam pemuliaan
tanaman melalui bioteknologi termasuk menginduksikan gen pengkode senyawa eucalyptol
ke dalam organisme lain yakni Arabidopsis thaliana dan Nicotiana tabacum Dengan langkah
tersebut maka wabah COVID-19 yang selama beberapa dekade meruak di dalam negeri
maupun luar negeri dapat perlahan ditekan.

Anda mungkin juga menyukai