Anda di halaman 1dari 12

Islam Dan Ilmu Pengetahuan

Pandangan Al-Quran, As-sunnah dan para ahli tentang Islam dan Ilmu
pengetahuan

Dosen Pembimbing
( Drs. Moch. Zaeni Dahlan, M.Si )

Disusun oleh :
ABDUL LATIF

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STAI AL HAMIDIYAH JAKARTA
1442/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah Yang Maha Esa, karena
dengan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan.

Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Moch Zaeni Dahlan, M.Si
sebagai dosen mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan dan pihak-pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam dan Ilmu
Pengetahuan dan sebagai tambahan bagi referensi belajar kami mengenai Konsep Islam dan
Ilmu Pengetahuan. Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa kami adalah manusia
yg tidak luput dari salah dikarenakan terbatas nya penalaran kami. Oleh karena itu dengan
sangat terbuka kami menerima kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memmperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi

terhadap pembaca.

Depok Kelapa Dua, 9 Oktober 2020.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sumber pokok ajaran Islam adalah Al-Quran. Al-quran adalah kalam Allah yang
diturunkan kepada Rasulullah SAW berbahasa arab melalui Malaikat Jibril secara mutawatir
dan membacanya merupakan ibadah. As-Sunnah merupakan sumber ajaran islam yang
kedua. Segala perkataan. perbuatan dan takrir Rasulullah adalah As-Sunnah. Al-Quran dan
As-Sunnah adalah dua sumber ajaran Islam yang kaya akan ilmu pengetahuan. Islam
mewajibkan ummatnya untuk menuntut ilmu sejak dari buaian sampai kelianglahat,
kapanpun, dimanapun dan dari siapa saja.
Seseorang yang telah memahami isi dari Al-Quran mereka akan meyakini bahwa di dalam
Al-Quran telah diisyaratkan melalui ayat-ayat yang mengarah kepada perkembangan ilmu
pengetahuan. Hal ini diperkuat dengan adanya As-Sunah yang merupakan penjelas dari ayat-
ayat Al-Quran yang masih bersifat global. Al-Quran menyebutkan tentang proses penciptaan
alam semesta, penciptaan makhluk hidup seperti manusia, dan sebagainya.
Namun pada kenyataannya sebagian orang mempunyai persepsi yang salah dalam
memahami Al-Quran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Hal ini terungkap dengan
adanya beberapa kelompok yang mempunyai anggapan bahwa untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan cukup dengan membaca ayat-ayat kauniyah di dalam Al-Quran tanpa
mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan penelitian, observasi, atau studi
kasus tertentu.
Jadi, pengembangan ilmu pengetahuan dapat dilakukan dengan memahami ayat-ayat Al-
Quran secara kontekstual tanpa meninggalkan As-Sunnah yang merupakan penjelas dari
ayat-ayat tersebut dan didukung dengan penelitian dan pengukuran. Manusia akan menguasai
pengetahuan tentang sifat dan kelakuan alam sekitar, serta dapat mengelolanya dengan baik
sebagai khalifah yang bijaksana.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari Al-Quran. As-Sunnah dan ilmu pengetahuan?
2. Bagaimana hubungan antara Al-Quran dan As-Sunnah dengan ilmu pengetahuan?
3. Apa bukti keterkaitan antara Al-Quran dan As-Sunnah sebagai sumber pengetahuan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Quran, As-Sunnah dan Ilmu Pengetahuan


1. Al-Quran
Al-Quran secara etimologi berarti bacaan, sama dengan makna qiroah, Sedangkan secara
terminologi Al-Quran adalah kalam Allah yang tiada tandingnya (mujizat), diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW, penutup para Nabi dan Rasul dengan perantara Malaikat
Jibril alaihis salam, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri denagn surat An-Nash, dan
ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secar mutawatir (oleh orang
banyak), serta mempelajarinya meripakan suatu ibadah.[1] Al-Quran dikatakan juga sebagai
mujizat yang keluar dan mujizat selalu diperkuat dengan kemajuan ilmu pengetahuan.[2]
Petunjuk atau pedoman bagi ummat manusia tidak lain adalah Al-Quran Al-Karim, Kitab
Suci umat Islam yang merupan “hudal lin nass” atau petunjuk bagi seluruh umat manusia
tanpa memandang bangsa, suku atau golongan manusia. Al-Quran sebagai “hudal lin naas”
adalah fungsi paling utama dari Kitab Suci Al-Quran.[3]
2. As-Sunnah
Menurut ahli ushul “Sunnah adalah sesuatu yang dinukil dari Nabi Muhammad SAW
secara khusus. Ia tidak ada nashnya dalam Al-Quran, tetapi dinyatakan oleh Nabi
Muhammad dan sekaligus merupakan penjelasan awal dari isi Al-Quran”. Sedangkan
menurut fuqaha “Sunnah itu berarti ketetapan dari Nabi yang bukan fardlu dan bukan wajib.
[4] Menurut Al-Quran As-Sunnah adalah syarian, hukum atau peraturan, Namun dalam
hadist juga dikatakan bahwa As-Sunnah adalah kebiasaan, tradisi, jalan hidup, cara-cara dan
kebiasaan.[5] As-Sunnah merupakan penjelas dari ayat-ayat Al-Quran yang masih bersifat
global.
Sunnah merupakan sumber bagi dawah dan bimbingan bagi seorang muslim. Sunnah juga
merupakan sumber ilmu pengetahuan keagamaan, kemanusiaan, dan sosial yang dibutuhkan
umat manusia untuk meluruskan jalan mereka, membetulkan kesalahan mereka ataupun
melengkapi pengetahuan eksperimental mereka.[6]
3. Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui
pengamatan akal.[7] Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam
alam manusia.

B. Hubungan Antara Al-Quran dan As-Sunnah sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan


Al-Quran tidak akan pernah ada yang menandinginginya, baik itu secara susunan
kebahasaan, maupun isi kandungan dari Al-Quran itu sendiri, tetapi As-Sunnah hampir sama
statusnya dengan Al-Quran.
Seperti Al-Qur'an, As-Sunnah juga mengandung informasi tentang beberapa hakikat yang
berkaitan dengan masalah- masalah ghaib, As-Sunnah juga memuat informasi tentang
informasi tentang kejadian- kejadian masa lalu, tentang awal penciptaan, tentang rasul- rasul
dan nabi- nabi yang tidak mampu diliput oleh historiografi konvensional dan perangkatnya,
Informasi- informasi sejarah masa lalu tersebut tidak diketahui kecuali dengan melalui
wahyu. Sunnah juga mengandung informasi- informasi tentang berbagai peristiwa yang
berkaitan dengaan masa depan. Demikian juga mengenai hal- hal yang akan terjadi setelah
hari kiamat.[8]
Harus diakui bahwa terdapat perbedaan yang menonjol antara As-Sunnah dan Al-Quran
dari segi redaksi dan cara penyampaian atau penerimaannya. Dari segi redaksi, diyakini
bahwa wahyu Al-Quran disusun langsung oleh Allah, Malaikat Jibril hanya sekedar
menyampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, dan beliaupun langsung menyampaikan
kepada umat, dan demikian seterusnya generasi demi generasi. Wahyu Al-Quran bisa
dipastikan tidak mengalami perubahan, karena sejak diterimanya oleh Nabi, Al-Quran ditulis
dan dihafal oleh sekian banyak sahabat dan kemudian disampaikan kepada umat Islam.
Berbeda dengan As-Sunnah, yang pada umumnya disampaikan oleh orang perorang dan
itupun seringkali denagn redaksi yang sedikit berbeda dengan redaksi yang diucapkan
Rasulullah.[9] As-Sunnah mempunyai peran penting terhadap Al-Quran, As-Sunnah sebagai
penjelas, pengukuh serta penetap hukum yang tidak disebutkan dalam Al-Quran.
Dalam pembahasan masalah pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari segi
islam, sudah selayaknya bila kita meneliti kembali apa yang dikatakan oleh sumber ajarannya
yaitu Al-quran. Karena pengembangan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
mempunyai tujuan tertentu, maka perlu kita ungkapkan terlebih dahulu apa tujuan totalitas
manusia, yakni tujuan hidupya di dunia ini menurut islam.[10]
Sebagai makhluk yang diberi kelebihan-kelebihan, manusia dijadikan penguasa di bumi
degan tugas, kewajiban dan segala tanggung jawabnya, dia harus melakukan pengelolaan
yang baik, untuk itu ia harus mengetahui dan memahami benar-benar sifat dan kelakuan alam
disekitar nya harus dikelola itu, baik yang tak bernyawa maupun yang hidup beerta
masyarakatnya. Pengetahuan dan pemahaman ini dapat diperolehnya karena manusia hidup
didalam, dan dapat menginderakan alam fisis di sekelilingnya.
Sejak awal kelahiran, Islam sudah memberikan penghargaan yang begitu besar terhadap
ilmu pengetahuan. Bila kita memperhatikan ayat Al-Quran yang pertama kali turun kepada
Rasulullah SAW, yaitu QS, Al-Alaq ayat 1 sampai 5, kita diingatkan bahwa sejak semula
Islam membawa semangat keilmuan. Ayat di atas memerintahkan manusia agar gemar
membaca, menulis, serta gemar melakukan penelitian.[11]
Demikianlah keistimewaan Al-Quran memandang prospektif masa depan dengan perintah
membaca dan mengadakan penelitian untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Bahkan
Rasulullah SAW dalam Haditsnya sangat menganjurkan agar umat Islam senantiasa menkaji
ilmu pengetahuan, Seperti dalam pernyataan beliau, “Carilah ilmu sejak dalam buaian sampai
ke liang lahat” ; “Carilah Ilmu walau sampai ke negeri Cina!”.
Pada masa Sahabat dan Tabiin perintah Al-Quran dan As-Sunnah menjadi sebuah etos
keilmuan yang pada gilirannya menimbulkan perkembangan ilmu dalam berbagai cabangnya.
Berkembangnya berbagai ilmu itulah yang kemudian menjadi pendorong perubahan dan
perkembangan masyarakat. Dengan demikian ilmu telah menjadi salah satu unsur
kebudayaan bahkan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam masyarakat Muslim di
masa lampau.[12]
Hal di atas menunjukkan bahwa betapa ajaran Islam sudah memperhatikan tentang
pentingnya ilmu pengetahuan dan menyuruh kepada kaum muslimin untuk berusaha
mengembangkannya. Tentunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
juga harus diimbangi dengan Iman dan Taqwa. Karena IPTEK yang tidak diiringi dengan
Imtak, hanya akan menyebabkan kerusakan.

C. Bukti Keterkaitan antara Al-Quran dan As-Sunnah sebagai Sumber Pengetahuan


Berikut ini adalah beberapa ayat Al-Quran sebagai sumber pengetahuan:
a) Bagaiamana pandangan ilmu pengtahuan tentang isyarat al-quran berkenaan dengan
adanya makhluk hidup di luar bumi?

Mengenai adanya makhluk hidup yang hidup diluar bumi memang sering ditanyakan
banyak orang. Salah satu universitas yang terkenal di AS yang berusaah berkomunikasi
dengan makhluk yang berada diluar ini dengan memasang antena untuk mengumpulkan data
dengan pertolongan suatu komputer, telah menelusuri langit secara sistematis. Tetapi sampai
sekarang apa yang mereka harapkan , yaitu tanda-tanda atau sinyal dari luar angkasa yang
datang di bumi yang ditangkap oleh alat itu, sama sekali tidak ada sesuatu yg menunjukkan
adanya makhluk hidup diluar bumi yang mempunyai kecerdasan , paling tidak sama dengan
manusia. Proyek ini diberi nama SETI (Search for extra terrestrial intelligence). Mengapa
orang mencari makhluk semacam itu? Karena dalam satu galaksi yang normal terdapat 100
bilyun bintang. Matahari kita ini salah satu bintang yang terdapat dalam galaksi kita yang
disebut Bimasakti. Di luar galaksi kita terdapat 100 bilyun galaksi. Jadi orang menduga
tentunya bahwa diantara berbilyun-bilyun bintang dialam ini ada yang mempunyai planet
seperti bumi , yang dalam evolusi menghasilkan makhluk dengan kecerdasan tinggi seperti
kita, Inilah alasan mereka. Didalam al-quran memang ada ayat-ayat yang mnyebutkan adanya
makhluk yang berada dilangit, artinya di luar bumi, Hal ini diterangkan dalam Al-Quran
surat An-Nahl ayat 49.
Tetapi apakah makhluk ini mempunyai kecerdasan setinggi manusia, tidak dijelaskan.
Namun, observasi akhir-akhir ini menunjukkan bahwa matahari kita mempunyai posisi yang
khusus karena ia terletak didalam galaksi, yang dalam gerak-putar mengelilingi pusatnya
melewati daerah yang memperlihatkan perpadatan. Waktu edar mengelilingi pusat galaksi
sekitar 200 juta tahun. Planet-planet dan bumi kita terbentuk dari materi antar bintang yang
tersapu-serta ketika matahari melewati daerah di mana terjadi perpadatan itu, sehingga
timbul suatu sistem tata surya. Karena posisi matahari bersifat khusus, maka hal ini berarti
tidak semua bintang mempunyai posisi yang sebaik matahari, sehingga dapat terbentuk
sistem planet pada bintang itu. Oleh karenanya, maka sebagian sarjana ada yang
berpendapat, barangkali bumi ini yang khusus, yang mampu menampung evolusi kehidupan
menjadi manusia. Untuk dapat berevolusi seperti itu, jarak antara planet yang bersangkutan
dengan bintang yang diikutinya harus menjamin suhu yang memadai, sedangkan komposisi
kimianya harus juga serupa. Untuk mendapatkan makhluk seperti manusia, segala perubahan
alam di planet itu harus seperti yang telah terjadi di bumi. Jelas di sini bahwa untuk
mendalami ayat 49 surah An Nahl kita harus menggunakan sains dan teknologi.[13]
b) Gunung sebagai Pasak Bumi
Sebuah buku berjudul Earth adalah buku pegangan rujukan di banyak universitas di
seluruh dunia. Salah seorang pengarangnya adalah Profesor Emeritus Frank Press. Ia adalah
Penasehat Ilmu Pengetahuan dari mantan Presiden Amerika Jimmy Carter dan selama 12
tahun menjadi presiden dari National Academy of Sciences, Washington, DC. Buku tersebut
menyatakan bahwa gunung-gunung mempunyai akar di bawah mereka. Akar ini menghujam
dalam, sehingga seolah gunung-gunung mempunyai bentuk bagaikan pasak.
Beginilah Al Qur'an menjelaskan tentang gunung-gunung. Allah berfirman dalam
AlQuran surat An Naba ayat 6-7 yang artinya: “Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu
sebagai hamparan, dan gunung-gunung sebagai pasak?”
Ilmu bumi modern telah membuktikan bahwa gunung-gunung memiliki akar di dalam
tanah dan akar ini dapat mencapai kedalaman yang berlipat dari ketinggian mereka di atas
permukaan tanah. Jadi, kata yang paling tepat untuk menggambarkan gunung-gunung
berdasarkan informasi ini adalah kata "pasak" karena bagian terbesar dari sebuah pasak
tersembunyi di dalam tanah. Pengetahuan semacam ini, tentang gunung-gunung yang
memiliki akar yang dalam, baru diperkenalkan di paruh kedua dari abad ke-19. Sebagaimana
pasak yang digunakan untuk menahan atau mencencang sesuatu agar kokoh, gunung-gunung
juga memiliki fungsi penting dalam menyetabilkan kerak bumi. Mereka mencegah goyahnya
tanah. Allah berfirman dalam Al Quran surat An Nahl ayat 15 yang artinya: “Dan Dia
menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan
Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.”[14]
c) Baju besi (Perisai)

Allah SWT berfirman dalam Al Quran surat Al Anbiya: 80, yang artinya: “Dan telah
kami ajarkan pada Daud membuat baju besi (perisai) untuk kamu, guna memelihara kamu
dalam peperanganmu. Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).”
Ayat tersebut menjelaskan tentang ilmu Metalurgi, yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi
tentang bagaimana mengerjakan logam (besi) agar bisa dibuat baju besi (perisai) sehingga
pemakainya tahan terhadap sabetan pedang dan juga tidak tembus anak panah. Dengan
teknologi baju besi nabi Daud dapat memenangkan peperangannya. Pada saat ini juga telah
dibuat baju (rompi) tahan peluru yang di pakai para pejabat Negara dan juga para petugas
keamanan demi keselamatan dari ancaman tembakan.[15]
Berikut ini adalah beberapa bukti As-Sunnah sebagai sumber pengetahuan:
a) Bintang-bintang di langit

Nabi bersabda:
َ‫ْت أَتَى أَصْ َحابِى َما يُوْ َع ُدوْ ن‬ ُ ‫َصْ َحابِى فَأِ َذا َذهَب‬ ‫ت ال ُّنجُوْ ُم أَتَى ال َّس َما َء َما تُوْ َع ُدوْ نَ َو أَنَا أَ َمنَةٌ أِل‬
dِ َ‫النُّجُوْ ُم أَ َمنَةٌ لِل َّس َما ِء فَأ ِ َذا َذهَب‬
َ‫َب أَصْ َحابِى أَتَى أُ َّمتِى َما يُوْ َع ُدوْ ن‬dَ ‫ُ َّمتِى فَأِ َذا َذه‬ ‫َوأَصْ َحابِى أَ َمنَةٌ أِل‬
Artinya: “Bintang-bintang adalah pengaman bagi langit, jika bintang mati, maka datanglah
pada langit sesuatu yang mengancamnya. Dan aku adalah pengaman bagi sahabatku, jika aku
mati, maka datanglah kepada para sahabat sesuatu yang mengancam mereka. Sahabatku
adalah pengaman umatku, jika mereka mati, maka datanglah kepada umatku sesuatu yang
mengancam mereka”.[16]
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim. Dalam hadits ini hanya membahas satu larik
saja, yaitu sabda Nabi: “Bintang-bintang adalah pengaman langit. Jika bintang mati, maka
datanglah pada langit sesuatu yang mengancamnya.”
Maksud dari kematian bintang adalah meredup dan memudarnya sinar bintang. Sedang
maksud dari “sesuatu yang mengancam langit” adalah tersingkap, terpecah, terbuka dan
perubahan langit menjadi sesuatu yang tidak terurus, diterlantarkan, dan dipenuhi asap dan
kabut.
Bintang merupakan benda langit yang terbesar di langit dunia. Bintang berbentuk bulat atau
semi bulan, berbentuk gas, menyala-nyala, bersinar dengan sendirinya, dan terikat dengan
benda langit lainnya melalui daya gravitasi meskipun berbentuk gas. Bintang menebarkan
sinar yang dilihat dan sinar yang tidak dilihat akibat pengaruh gelombang cahaya.
Hadits ini merupakan bukti yang menegaskan kebenaran kenabian, kerasulan, dan
perkataan Nabi pada masa ketika orang-orang kafir dan musyrik yang menjadi mayoritas
masyarakat kala itu yang berusaha mengingkari kenabiannya. Karena itu, pemanfaatan
gebrakan ilmiah hadits-hadits Rasulullah dalam dakwah Islam pada era ilmu dan teknologi
sekarang ini, dimana jarak antarnegara dan kawasan sudah begitu pendek dan berbagai ranah
peradaban dengan semua aspeknya.[17]
b) Kabah adalah poros alam semesta

Mujahid meriwayatkan dari Nabi Muhammad. Beliau bersabda : “(Baitullah) Al-Harun


adalah tanah suci poros tujuh langit dan tujuh bumi.“
Hadis ini mengandung pengertian bahwa Kabah merupakan poros atau sentral alam
semesta. Al-Quran selalu membandingkan antar langit dan bumi, meskipun bumi relatif lebih
kecil jika dibandingkan dengan kebesaran langit. Dan perbandingan ini tidak mungkin
dilakukan kecuali jika bumi memiliki posisi istimewa dipusat semesta. [18]
Diameter segala bentuk geometris adalah garis yang bertemu diantara dua ujungnya,
melewati pusat (titik tengah). Penjuru langit tidak mungkin sama dengan penjuru bumi
kecuali jika bumi menjadi pusat atau titik tengah langit.
Ketujuh bumi semuanya berada dibumi kita. Lapisan luar satu bagian bumi menutupi
lapisan dalam bagian bumi lain. Begitujuga tujuh langit semuanya menaungi kita pada
tingkatan yang jelas mengelilingi matahari. Bagian luar menutupi bagian dalam langit yang
lain. Dan kabah berada di tengah-tengah lapisan pertama bumi, yaitu daratan, sementara di
bawahnya terdapat enam lapisan bumi yang lain,dengan posisi demikian, kabah berarti
menjadi poros tujuh langit dan tujuh bumi.
Jikalau Al-Quran dan As-Sunnah tidak menjelaskan kepada kita bahwa ada tujih langit
berlapis-lsapis, tujuh lapisan bumi yang berposisi pada sentral atau titik nolnya, dan Kabah
merupakan titik tengah antara antar tujuh langit dan tujuh bumi, maka selamanya manusia
tidak akan mempunyai media untuk mengetahui hal itu, meskipun penelitian tentang struktur
dalam bumi telah membuktikan akan adanya tujuh lapisab yang berbeda, bagian luar ditutupi
bagian dalam lapisan yang lain, begitu juga dengan langit, saling berhimpitan, khususnya
penelitian astronomi modern yang telah yang telah membuktikan dengan sejumlah data
matematis bahwa alam kita ini bergaris kurva. Satu catatan ini sebagai bukti penetapan
bahwa tujuh langit dan tujuh bumi saling berhimpitan mengelilingi satu pusat yakni bumi itu
sendiri, tepatnya di Kabah, dan Kabah merupakan poros atau titik tengah langit dan bumi.
[19]
c) Obat penawar dan penyakit di sayap lalat

“ Jika seekor lalat jatuh dalam minuman salah seorang di antara kamu maka hendak lah ia
membenamkannya (sekalian untuk)kemudian mengangkatnya, Sesungguhnya didalam salah
satu sayapnya terdapat penyakit dan disayap yang lain terdapat obat penawar”.[20]
Hadis-hadis ini juga diriwayatkan oleh para imam hadis, seperti Abu Dawud, Al-Baihaqi,
An-Nasai, Ahmad, Ibnu Majah, Ad-Darimi, Ibnu Hibban, Ibnu Khuzainah dan lain lain.
Maksud hadis ini pada salah satu sayap lalat terdapat penyakit dan pada sayap yang lain
terdapat obat penawar untuk penyakit tersebut. Dan ketika lalt terjatuh dalam makanan atau
minuman, dia akan otomatis mengepakkan sayapnya yang mengandung racun sebagai bentuk
pertahanan diri.
Sebagian orang keberatan terhadap kemungkinan dicelupkannya lalat ke dalam makanan
atau minuman yang kemasukan lalat, untuk kemudian memakan kembali maknan tersebut.
Namun, kebrratan mereka kurang tepat. Mereka lupa bahwa hal tersebut dilakukan jika
dalam keadaan yang sangat darurat, misalnya ketika seseorang berada di tengah padang pasir
dan tidak meiliki apapun kecuali segelas air atau segelas minuman yang telah kemasukan
lalat itu, sedang dia khawatir akan meninggal dunia jika tidak mengonsumsi minuman ini,
sehingga dia harus menolak dua bahaya sekaligus: bahaya kematian karena lapar dan dahaga
atau bahaya kematian karena kuman, bakteri dan virus yang dibawa lalat dalam minumannya.
Hadis ini mengisyaratkan untuk mencelupkan lalat dalam minuman hingga obat yang ada
pada salah satu sayap lalat tersebut dapat menyingkirkan penyakit yang dibawa sayap yang
lain. Orang yang masih keberatan dan tidak dapat diterima kemungkinan meminum minuman
yang sudah terceburi lalat, sedangkang dia sendiri belum pernah mengalami keadaan draurat
yang memaksanya melakukan hal ini, maka dia tidak bisa meragukan ke-shahihan hadis ini
begitu saja, hanya karena dia tidak dapat meminum minuman yang telah terceburi lalat yang
identik dengan kotoran dan pembawa penyakit. Sebab hadis ini memiliki sanad yang shahih
sebagaimana yang ditetapkan Imam Al-Bukhori. Selain itu hadis ini juga shahih secara
matan. Pertama, karena dinisbatkan kepada Nabi Muhammad, Kedua, karena telah teruji ke-
shahih-annya dari dua sisi yakni secara ilmiah dan praktis. [21]
d) Siklus tahun

Diriwayatkan dari Rasulullah, beliau bersabda:


“Sesungguhnya zaman telah berputar sebagaimana kondisinya sejak Allah menciptakan
langit dan bumi, Satu tahun terdiri dari duabelas bulan, Ada empat bulan suci didalamnya,
Tiga (diantaranya) berturut-turut yakni Dzul Qadah, Dzul Hijjah dan Muharram, dan Rajab
Mudhar (yang jatuh) antara Jumada dan Syaban”.[22]
Penegasan Rasulullah bahwa satu tahun terdiri dari dua belas bulan adalah pandangan
sains yang penuh kemujizatan. Sebab tahun bintang apapun dalam tata surya ini adalah kurun
waktu yang dilalui selama perputaran penuhnya mengelilingi matahari. Lama kurun waktu
ini ditentukan oleh lama rata-rata radius orbit, yaitu rata-rata kejauhan planet dari matahari.
Kecepatan pergerakan benda langit dan kedua fakta ini sudah eksis sejak awal mula
penciptaan langit dan bumi. Sehingga perubahan apapun yang terjadi di langit dan bumi akan
menimbulkan guncangan besar dalam sistem tata surya yang sudah sejak bertriliun-triliun
tahun berjalan ajeg dengan satu sistem sebagaimana yang kita lihat sekarang ini.
Fakta telah menunjukkan bahwa waktu bukanlah benda materi yang berputar akan tetapi
waktu adalah masa yang berlalu. Perputaran waktu merupakan isyarat akan adanya
perputaran alam semesta dan perputaran semua benda angkasa beserta satelit-satelit di
dalamnya.[23]
e) Manfaat siwak

Nabi bersabda:
“Seandainya tidak terlalu memberakan umatku, niscaya sudah aku perintahkan mereka
untuk bersiwak setiap kali hendak shalat”.
Salah satu petunjuk nabi dalam konteks ini adalah imbauan untuk menggunakan siwak
setiap kali hendak salat (minial lima kali dalam sehari). Siwak adalah batang semak (pohon
kecil-kecil) yang biasa dikenal dengan istilahh “ara”. Namun, siwak juga dapat dibuat dari
batang kayu dari pohin-pohon kecil seperti kayu zaitun liar atau pohon sambur. Siwak yang
paling baik kualitasnya adalah siwak yang dibuat dari akar-akar pohon ara, sedangkan siwak
yang dibuat dari cabang-cabang pohon ara kualitasnya lebih rendah.
Penelitian laboratorium atas batang pohon ara (siwak) membuktikan bahwa ia
mengandung sejumlah komposisi kimia yang dapat menjaga gigi dari gangguan kerapuhan
dan kebusukan, dan merawat gusi dari peradangan, misalnya asam acrid. Juga komposisi
kimia lainnya seperti minyak lada dan gula anggur yang mempunyai aroma menyengat dan
rasa menggigit, Dua komposisi kimia ini memiliki kemampuan luar biasa untuk
membinasakan kuman-kuman mulut.[24]

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,, penutup
para Nabi dan Rasul dengan perantara Malaikat Jibril, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan
diakhiri denagn surat An-Nash, serta mempelajarinya meripakan suatu ibadah. Sunnah adalah
sesuatu yang dinukil dari Nabi Muhammad SAW, baik perkataan, perbuatan maupun takrir
Nabi. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia.
2. Hubungan antara Al-Quran dan As-Sunnah dengan ilmu pengetahuan adalah suatu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, saling menguatkan antara keduanya, As-Sunnah
merupakan penjelas dari Al-Quran yang banyak menerangkan tentang ilmu pengetahuan.
3. Al-Quran tidak hanya berisikan anjuran-anjuran dan tata cara beribadah saja akan tetapi
lebih dari itu, di dalamnya terdapat banyak khasanah keilmuan yang luar biasa, Seperti Al-
Quran, Sunnah merupakan sumber ilmu pengetahuan keagamaan, kemanusiaan, dan sosial
yang dibutuhkan umat manusia untuk meluruskan jalan mereka, membetulkan kesalahan
mereka ataupun melengkapi pengetahuan eksperimental mereka.
B. SARAN
Setelah mengetahui makna dari Al-Quran, As-Sunnah, dan ilmu pengetahuan serta fungsi
dan keterkaitan satu sama lain, penulis mengharapkan bahwa hendaknya pengembangan
ilmu pengetahuan dapat dilakukan dengan memahami ayat-ayat Al-Quran secara kontekstual
tanpa meninggalkan As-Sunnah yang merupakan penjelas dari ayat-ayat tersebut dan
didukung dengan penelitian dan pengukuran.

Daftar Pustaka

[1] Al-Azami, Sejarah Teks Al-Quran Dary Wahyu Sampai Kopilasi, Gema Insani Press,
Jakarta, 2005, hlm. 13.
[2]. Dibin saefuddin Buchori, Pedoman Memahami Kandungan Al-Quran, Granada Sarana
Pustaka, Bogor, 2005, hlm. 24.
[3] Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieq, Sejarah dan Pengantar Ilmu A-Quran dan
Tafsir, Pustaka Rizki Putra, Semarang, 1997, hlm. 39.
[4] Muhammad Ali ash-Shaabuuniy, Studi Ilmu Al-Quran, Pustaka Setia, Bandung, 1998,
hlm. 110
[5] https://andiradenmas.blogspot.com/2015/10/v-behaviorurldefaultvmlo_87.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai