1
Fakta pertama adalah, pengguna narkoba sampai saat ini sudah mencapai dua
persen dari penduduk Indonesia atau empat juta penduduk. Sedangkan untuk yang
meninggal dunia mencapai 30 hingga 50 orang setiap harinya, fakta ini diungkapkan
oleh Komjen Anang Iskandar. Sedangkan fakta kedua adalah masalah narkotika selalu
menghiasi pemberitaan media nasional. Sehingga dapat disimpulkan, permasalahan
ini tersebar secara merata di seluruh Indonesia.
Oleh karena itu, penyalahgunaan narkoba merupakan masalah global yang telah
merambah ke seluruh pelosok Indonesia, baik secara geografis maupun demografis.
Mencermati perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba telah
mencapai situasi yang mengkhawatirkan, permasalahan tersebut menjadi persoalan
kenegaraan yang mendesak.
Berikut berita tentang isu narkoba:
2
2. Isu Karhutla
Banyak organisasi menganggap kebakaran liar sebagai api yang tidak
direncanakan dan tidak diinginkan, sementara kebakaran hutan adalah istilah yang
lebih luas. Penyebab umum termasuk petir, kecerobohan manusia, dan pembakaran.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan 99 persen Kebakaran Hutan dan
Lahan (Karhutla) adalah ulah manusia. Hal itu disampaikan Presiden saat memberikan
pengarahan pada Rakornas Penanganan Karhutla 2021 di Istana Negara, Jakarta,
Senin, (22/2/2021).
"99 persen karhutla adalah ulah manusia baik yang disengaja atau tidak disengaja
karena kelalaian, motif utamanya selalu satu, ekonomi," kata Presiden.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti seluruh pimpinan daerah untuk
mengantisipasi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Para gubernur, bupati,
dan walikota, juga perangkat pimpinan TNI-Polri, yang memimpin wilayah-wilayah
rawan karhutla kembali diingatkan agar mengedepankan pencegahan sebelum titik api
muncul.
Kendati Indonesia dilanda fenomena alam La Nina dengan curah hujan yang
cukup tinggi sejak akhir 2020 lalu, 137 kejadian karhutla sudah muncul sejak awal
2021. Pemerintah merinci, karhutla di Indonesia per Januari 2021 sampai hari ini
terjadi di Aceh sebanyak 3 kejadian, Sumatra Utara 9 kejadian, Riau sebanyak 9
kejadian, dan Riau sebanyak 29 kejadian.
Kemudian, karhutla juga dilaporkan ada di Kepulauan Riau sebanyak 4 kejadian,
Jambi 2 kejadian, Sumatra Selatan 5 kejadian, Kalimantan Barat 42 kejadian,
Kalimantan Tengah 12 kejadian, Sulawesi Tenggara 20 kejadian, dan Papua sebanyak
1 kejadian.
Berikut berita tentang isu karhutla:
3
3. Isu Anarkisme
Anarkisme adalah teori politik yang bertujuan untuk menciptakan suatu
masyarakat yang di dalamnya individu bebas berkumpul bersama dengan sederajat.
Anarkisme melawan semua bentuk kontrol hierarkis-baik kontrol oleh negara maupun
kapitalis- karena hierarki merugikan individu dan individualitas mereka.
Anarkisme sering terjadi di dunia, terutamanya di negara-negara yang sedang
berkembang. Hal ini ada karena tidak ada kepuasan bagi sebagian orang, kerajaan
terlalu lemah, undangundang tidak berjalan sebagaimana mestinya, keperluan
masyarakat tidak terpenuhi, suasana politik dan ekonomi tidak berimbang. Disamping
itu adanya masyarakat tantangan rakyat kepada kerajaan juga menyebabkan adanya
anarkisme.
Baru baru ini terjadi di Indonesia Aksi Tolak Omnibus Law Cipta Kerja di
Gedung Negara Grahadi, Surabaya, 8 Oktober 2020 lalu berlangsung ricuh. Gerbang
Grahadi dijebol, lampu penerangan, water barrier, dan kamera pengawas (CCTV)
dirusak. Sejumlah unit mobil polisi dirusak, satu pos polisi juga dibakar. Di sisi lain,
Juru bicara Gerakan Tolak Omnibus Law (Getol) Jawa Timur, Nuruddin Hidayat,
mengakui bahwa pihaknya juga sepakat dengan isi spanduk tersebut. Getol, kata dia
tegas menolak aksi anarkistis dan hoaks.
"Sama, kami juga menolak. Getol menolak [aksi yang menimbulkan] anarkisme
dan hoaks," kata Nuruddin, kepada CNNIndonesia.com.
Namun, ia menampik jika akasi para buruh dan mahasiswa terkait Omnibus Law,
disebut sebagai gerakan yang berdasarkan dari informasi hoaks. Ia mengatakan
penolakan terhadap UU Ciptaker yang digaungkan pihaknya telah melalui kajian dan
telaah yang substansial.
Berikut berita tentang isu anarkisme:
4
B. ANALISIS ISU NARKOBA
1. Teknis Tapisan Isu
Dari tiga isu kontemporer yang telah dijelaskan di atas, maka digunakan
kemampuan berpikir konseptual untuk penetapan isu yang berkualitas dalam artian isu
yang bersifat aktual. Alat bantu penetapan kriteria kualitas isu dengan rentang
penilaian (1-5) dengan empat kriteria :
1) Aktual
Isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat.
2) Kekhalayakan
Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.
3) Problematik
Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks
4) Kelayakan
Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan.
TABEL PENETAPAN KRITERIA KUALITAS ISU
KRITERIA NARKOBA KARHUTLA ANARKISME
Aktual 4 2 3
Kekhalayakan 5 4 4
Problematika 5 5 4
Kelayakan 5 5 4
Jumlah 19 16 15
Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa isu yang akan dianalisis
adalah isu tentang narkoba dengan jumlah nilai kriteria kualitas isu sebesar 19.
5
TABEL MATRIKS IFAS
Tingkat Bobot
Rating Skor (Bobot x
Faktor Strategis Signifikan (1- (0,0-
(1-4) Rating)
3) 1,00)
Rasa takut terhadap Tuhan 1 0,08 1 0,08
Strength
dari teman
Media penghibur diri 3 0,25 2 0,50
Pelampiasan emosi 3 0,25 2 0,50
Total 12 1,00 2,08
Total Skor Strength 0,58
Total Skor Weakness 1,50
Total Strength - Total Weakness -0,92
Eksternal
Model yang dipakai pada tahap ini adalah Matriks Faktor Strategis Eksternal
(EFAS).
TABEL MATRIKS EFAS
Tingkat Bobot
Rating Skor (Bobot x
Faktor Strategis Signifikan (1- (0,0-
(1-4) Rating)
3) 1,00)
Sanksi yang akan didapat 3 0,16 4 0,63
Opportunities
6
Kecanggihan teknologi 2 0,11 2 0,21
Total 19 1,00 2,42
Total Skor Opportunities 1,42
Total Skor Threats 0,68
Total Opportunities - Total Threats 0,74
2) Tahap Analisis
7
GAMBAR HASIL ANALISIS NILAI SWOT
Karena kedua sumbu bertegak lurus satu sama lain, maka bidang xy terbagi
menjadi empat bagian yang disebut kuadran, maka dari hasil tersebut didapatkan
bahwa isu berada di Kuadran II.
Sehingga didapatkan :
8
Semakin tinggi kepedulian masyarakat dalam mengatasi pengguna
narkoba, maka akan semakin kecil kemauan seseorang untuk memperoleh
pengakuan dari temannya, sehingga akan semakin turun minat seseorang
untuk mengkonsumsi narkoba.
Semakin tinggi tingkat sosialisasi tentang bahaya narkoba dan tindakan
dari aparat hukum, maka akan semakin kecil minat pengguna dalam
mengkonsumsi narkoba disaat pengguna tidak bisa mengendalikan emosi
dan untuk menghibur diri.