Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS ISU KONTEMPORER

Latsar CPNS Tahun 2021 Kabupaten Sarolangun

Kelompok : Kelompok 3 Angkatan 1


Agenda : I (Satu) - Sikap Perilaku Bela Negara
Pengajar : Drs. Suprayetno, M.Si

A. ISU-ISU KONTEMPORER DI INDONESIA


1. Isu Narkoba
Di Indonesia, perkembangan pencandu narkoba semakin pesat, yang menjadi
masalah besar adalah pelajar yang mengonsumsi narkoba, biasanya diawali dengan
perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah
menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan
terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan
orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisiaris Jenderal Polisi Heru
Winarko menyebut dalam artikel BNN Republik Indonesia, penyalahgunaan
narkotika di kalangan remaja makin meningkat. Di mana ada peningkatan sebesar 24
hingga 28 persen remaja yang menggunakan narkotika.
World Drugs Reports 2018 yang diterbitkan United Nations Office on Drugs and
Crime (UNODC), menyebutkan sebanyak 275 juta penduduk di dunia atau 5,6 % dari
penduduk dunia (usia 15-64 tahun) pernah mengonsumsi narkoba. Sementara di
Indonesia, BNN selaku focal point di bidang Pencegahan dan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) mengantongi
angka penyalahgunaan narkoba tahun 2017 sebanyak 3.376.115 orang pada rentang
usia 10-59 tahun.
Sedangkan angka penyalahgunaan Narkoba di kalangan pelajar di tahun 2018
(dari 13 ibukota provinsi di Indonesia ) mencapai angka 2,29 juta orang. Salah satu
kelompok masyarakat yang rawan terpapar penyalahgunaan narkoba adalah mereka
yang berada pada rentang usia 15-35 tahun atau generasi milenial. Hal ini ditandai
dengan Setiap hari, 30-50 orang Indonesia meninggal karena narkoba, Kepala Badan
Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Anang Iskandar mengungkapkan, saat ini
Indonesia dengan kondisi darurat narkoba. Hal ini nampak dengan banyaknya
pengguna barang haram tersebut.

1
Fakta pertama adalah, pengguna narkoba sampai saat ini sudah mencapai dua
persen dari penduduk Indonesia atau empat juta penduduk. Sedangkan untuk yang
meninggal dunia mencapai 30 hingga 50 orang setiap harinya, fakta ini diungkapkan
oleh Komjen Anang Iskandar. Sedangkan fakta kedua adalah masalah narkotika selalu
menghiasi pemberitaan media nasional. Sehingga dapat disimpulkan, permasalahan
ini tersebar secara merata di seluruh Indonesia.
Oleh karena itu, penyalahgunaan narkoba merupakan masalah global yang telah
merambah ke seluruh pelosok Indonesia, baik secara geografis maupun demografis.
Mencermati perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba telah
mencapai situasi yang mengkhawatirkan, permasalahan tersebut menjadi persoalan
kenegaraan yang mendesak.
Berikut berita tentang isu narkoba:

2
2. Isu Karhutla
Banyak organisasi menganggap kebakaran liar sebagai api yang tidak
direncanakan dan tidak diinginkan, sementara kebakaran hutan adalah istilah yang
lebih luas. Penyebab umum termasuk petir, kecerobohan manusia, dan pembakaran.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan 99 persen Kebakaran Hutan dan
Lahan (Karhutla) adalah ulah manusia. Hal itu disampaikan Presiden saat memberikan
pengarahan pada Rakornas Penanganan Karhutla 2021 di Istana Negara, Jakarta,
Senin, (22/2/2021).
"99 persen karhutla adalah ulah manusia baik yang disengaja atau tidak disengaja
karena kelalaian, motif utamanya selalu satu, ekonomi," kata Presiden.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti seluruh pimpinan daerah untuk
mengantisipasi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Para gubernur, bupati,
dan walikota, juga perangkat pimpinan TNI-Polri, yang memimpin wilayah-wilayah
rawan karhutla kembali diingatkan agar mengedepankan pencegahan sebelum titik api
muncul.
Kendati Indonesia dilanda fenomena alam La Nina dengan curah hujan yang
cukup tinggi sejak akhir 2020 lalu, 137 kejadian karhutla sudah muncul sejak awal
2021. Pemerintah merinci, karhutla di Indonesia per Januari 2021 sampai hari ini
terjadi di Aceh sebanyak 3 kejadian, Sumatra Utara 9 kejadian, Riau sebanyak 9
kejadian, dan Riau sebanyak 29 kejadian.
Kemudian, karhutla juga dilaporkan ada di Kepulauan Riau sebanyak 4 kejadian,
Jambi 2 kejadian, Sumatra Selatan 5 kejadian, Kalimantan Barat 42 kejadian,
Kalimantan Tengah 12 kejadian, Sulawesi Tenggara 20 kejadian, dan Papua sebanyak
1 kejadian.
Berikut berita tentang isu karhutla:

3
3. Isu Anarkisme
Anarkisme adalah teori politik yang bertujuan untuk menciptakan suatu
masyarakat yang di dalamnya individu bebas berkumpul bersama dengan sederajat.
Anarkisme melawan semua bentuk kontrol hierarkis-baik kontrol oleh negara maupun
kapitalis- karena hierarki merugikan individu dan individualitas mereka.
Anarkisme sering terjadi di dunia, terutamanya di negara-negara yang sedang
berkembang. Hal ini ada karena tidak ada kepuasan bagi sebagian orang, kerajaan
terlalu lemah, undangundang tidak berjalan sebagaimana mestinya, keperluan
masyarakat tidak terpenuhi, suasana politik dan ekonomi tidak berimbang. Disamping
itu adanya masyarakat tantangan rakyat kepada kerajaan juga menyebabkan adanya
anarkisme.
Baru baru ini terjadi di Indonesia Aksi Tolak Omnibus Law Cipta Kerja di
Gedung Negara Grahadi, Surabaya, 8 Oktober 2020 lalu berlangsung ricuh. Gerbang
Grahadi dijebol, lampu penerangan, water barrier, dan kamera pengawas (CCTV)
dirusak. Sejumlah unit mobil polisi dirusak, satu pos polisi juga dibakar. Di sisi lain,
Juru bicara Gerakan Tolak Omnibus Law (Getol) Jawa Timur, Nuruddin Hidayat,
mengakui bahwa pihaknya juga sepakat dengan isi spanduk tersebut. Getol, kata dia
tegas menolak aksi anarkistis dan hoaks.
"Sama, kami juga menolak. Getol menolak [aksi yang menimbulkan] anarkisme
dan hoaks," kata Nuruddin, kepada CNNIndonesia.com.
Namun, ia menampik jika akasi para buruh dan mahasiswa terkait Omnibus Law,
disebut sebagai gerakan yang berdasarkan dari informasi hoaks. Ia mengatakan
penolakan terhadap UU Ciptaker yang digaungkan pihaknya telah melalui kajian dan
telaah yang substansial.
Berikut berita tentang isu anarkisme:

4
B. ANALISIS ISU NARKOBA
1. Teknis Tapisan Isu
Dari tiga isu kontemporer yang telah dijelaskan di atas, maka digunakan
kemampuan berpikir konseptual untuk penetapan isu yang berkualitas dalam artian isu
yang bersifat aktual. Alat bantu penetapan kriteria kualitas isu dengan rentang
penilaian (1-5) dengan empat kriteria :
1) Aktual
Isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat.
2) Kekhalayakan
Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.
3) Problematik
Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks
4) Kelayakan
Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan.
TABEL PENETAPAN KRITERIA KUALITAS ISU
KRITERIA NARKOBA KARHUTLA ANARKISME
Aktual 4 2 3
Kekhalayakan 5 4 4
Problematika 5 5 4
Kelayakan 5 5 4
Jumlah 19 16 15
Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa isu yang akan dianalisis
adalah isu tentang narkoba dengan jumlah nilai kriteria kualitas isu sebesar 19.

2. Teknik Analisis SWOT


Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threads).
1) Tahap Pengumpulan Data
 Internal
Model yang dipakai pada tahap ini adalah Matriks Faktor Strategis Internal
(IFAS).

5
TABEL MATRIKS IFAS
Tingkat Bobot
Rating Skor (Bobot x
Faktor Strategis Signifikan (1- (0,0-
(1-4) Rating)
3) 1,00)
Rasa takut terhadap Tuhan 1 0,08 1 0,08
Strength

Rasa cinta terhadap keluarga 1 0,08 2 0,17


Cita-cita dan mimpi 1 0,08 2 0,17
Kesadaran untuk berbuat baik 1 0,08 2 0,17
Ingin memperoleh pengakuan
2 0,17 3 0,50
Weakness

dari teman
Media penghibur diri 3 0,25 2 0,50
Pelampiasan emosi 3 0,25 2 0,50
Total 12 1,00 2,08
Total Skor Strength 0,58
Total Skor Weakness 1,50
Total Strength - Total Weakness -0,92

 Eksternal
Model yang dipakai pada tahap ini adalah Matriks Faktor Strategis Eksternal
(EFAS).
TABEL MATRIKS EFAS
Tingkat Bobot
Rating Skor (Bobot x
Faktor Strategis Signifikan (1- (0,0-
(1-4) Rating)
3) 1,00)
Sanksi yang akan didapat 3 0,16 4 0,63
Opportunities

Perlakuan masyarakat kepada


pelaku 2 0,11 3 0,32
Sosialisasi dan tindakan dari
3 0,16 3 0,47
aparat hukum
Keluarga yang tidak harmonis 3 0,16 2 0,32
Threats

Lingkungan pergaulan yang


buruk 3 0,16 2 0,32
Kurangnya pengawasan 3 0,16 1 0,16

6
Kecanggihan teknologi 2 0,11 2 0,21
Total 19 1,00 2,42
Total Skor Opportunities 1,42
Total Skor Threats 0,68
Total Opportunities - Total Threats 0,74

2) Tahap Analisis

GAMBAR KUADRAN SWOT

7
GAMBAR HASIL ANALISIS NILAI SWOT

Karena kedua sumbu bertegak lurus satu sama lain, maka bidang xy terbagi
menjadi empat bagian yang disebut kuadran, maka dari hasil tersebut didapatkan
bahwa isu berada di Kuadran II.
Sehingga didapatkan :

3. Tahap Pengambilan Keputusan


Keputusan yang dapat diambil adalah perbandingan terbalik, jika nilai weakness
semakin kecil maka nilai opportunities akan semakin besar. Maka dapat disimpulkan
bahwa:

8
 Semakin tinggi kepedulian masyarakat dalam mengatasi pengguna
narkoba, maka akan semakin kecil kemauan seseorang untuk memperoleh
pengakuan dari temannya, sehingga akan semakin turun minat seseorang
untuk mengkonsumsi narkoba.
 Semakin tinggi tingkat sosialisasi tentang bahaya narkoba dan tindakan
dari aparat hukum, maka akan semakin kecil minat pengguna dalam
mengkonsumsi narkoba disaat pengguna tidak bisa mengendalikan emosi
dan untuk menghibur diri.

C. REKOMENDASI UPAYA PENCEGAHAN ISU NARKOBA


Dari analisis di atas, maka rekomendasi upaya yang harus dilakukan adalah:
1) Pertegasan sanksi bagi pengguna narkoba
2) Menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap bahaya narkoba dengan
melakukan sosialisasi terhadap seluruh kalangan masyarakat, terutama
kalangan remaja yang masih rentan akan pengaruh narkoba

D. PERAN ASN DALAM PENCEGAHAN ISU NARKOBA


1. Membangun kesadaran anti narkoba
2. Menanamkan sifat profesionalisme
3. Hidup sehat dan senantiasa bersyukur
4. Sosialisasi berkala kepada masyarakat
5. Melaporkan ASN yang menggunakan atau mengedarkan narkoba
6. Penyebarluasan informasi tentang Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)
7. Peningkatan peran serta Kementerian PANRB sebagai penggiat anti narkoba
8. Partisipasi seluruh pemangku kebijakan nasional, baik di pusat maupun di daerah
untuk melaksanakan program P4GN
9. Peningkatan penyelenggaraan pelayanan publik dalam rangka P4GN
10. Pelaksanaan tes atau uji narkoba bagi calon ASN di seluruh Indonesia
11. Pertukaran data dan informasi terkait upaya P4GN

Anda mungkin juga menyukai