Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB IV
ISOMETRI, ISOMETRI LANGSUNG
DAN ISOMETRI LAWAN
disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Geometri Transformasi
Dosen pengampu Bapak Iwan Junaedi
Oleh
Kelompok 3
Rombel 5
1. Jefri Mahendra K 4101409018
2. Budi Santoso 4101409028
3. Fahman Almafazzani 4101409044
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
ISOMETRI, ISOMETRI LANGSUNG
DAN ISOMETRI LAWAN
A. Isometri
Suatu pencerminan atau refleksi pada sebuah garis g adalah suatu transformasi yang
mengawetkan jarak atau juga dinamakan suatu isometri.
Selain mengawetkan jarak antara dua titik, suatu isometri memiliki sifat-sifat berikut :
Teorema 4.1 : sebuah isometri bersifat :
a. memetakan garis menjadi garis
b. mengawetkan besarnya sudut antara dua garis
c. mengawetkan kesejajaran dua garis
Bukti :
a. Andaikan g sebuah garis dan T suatu isometri.
Kita akan membuktikan bahwa T(g)=h adalah suatu garis juga.
B B’
A’
A
h
g
Gambar 4.1
(i) Bukti h’ h
Ambil lagi Y’ h.
Gambar 4.2
B
C
(a) (b)
Andaikan A’ = T(A), B’ = T(B), C’ = T(C).
Menurut (a), maka A’B’ merupakan peta dari AB dan B’C’ merupakan peta
dari BC adalah garis lurus. Karena AB dan BC merupakan garis lurus maka
A’B’ dan B’C’ merupakan garis lurus.
c.
a b’
b a’
Gambar 4.3
Kita harus memperlihatkan a’ // b’
Akibat : salah satu akibat dari sifat (b) Teorema 1.3 ialah bahwa apabila a
Andaikan T(a) T(b) maka terapat sudut antara T(a) dengan T(b) yang tidak
sama dengan 90o. Karena isometri mengawetkan besarnya sudut antara dua
garis maka sudut yang dibentuk oleh a dan b tidak sama dengan 90 o. Hal ini
h
g
h’
O
X
X
X
X X
Garis h’ akan melalui titik potong antara h dan g misalnya R, sebab Mg(R) = R.
g : y = -x, h : y = 2x – 3, misalkan R(x,y). Dengan mensubsitusikan g ke dalam
h diperoleh:
y=2x-3
⇔ -x=2 x−3
⇔−3 x=−3
⇔ x=1
Karena y = -x, jadi y = -x. Jelas bahwa R = (1,-1); h’ akan pula melalui Q ’ =
(0,-3/2). Persamaan garis h’ adalah
y− y 1 x−x1 y−(−1) x−1
= ⇔ =
y 2− y 1 x2 −x 1 3 0−1
−(−1)
2
y +1 x−1
⇔ =
1 −1
−
2
1
⇔ y +1= ( x−1 )
2
1 3
⇔ y− x + =0
2 2
⇔2 y−x +3=0
⇔ x−2 y−3=0
Dengan demikian persamaan h’ adalah : h’ = { (x,y) | x-2y-3 = 0 }
B. Isometri langsung dan isometri lawan
Perhatikan gambar 4.9 a ini. Anda melihat suatu transformasi T yang
memetakan segitiga ABC pada segitiga A1 B1 C1 misalnya sebuah
pencerminan pada garis g.
C
C B
B
A A
g
Gambar 4.9a
Tampak bahwa apabila pada segitiga ABC, urutan kelilingGambar
adalah4.9b
A B
C adalah berlawanan dengan putaran jarum jam maka pada petanya, yaitu
2. Diketahui garis-garis s, t, u dan titik A,B seperti dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
T adalah sebuah isometric dengan B=T(A) dan u=T(s). kalau t s, lukislah t’=T(t).
Jawab:
s
A
3. Diketahui garis t, lingkaran l dengan pusat D dan segitiga ABC seperti pada gambar.
a)Lukislah Mt(
C
t
A
c)
4. Diketahui garis t.
a) Lukislah sebuah ΔABCsehingga Mt(ΔABC)= ΔABC (artinya: oleh Mt, ΔABC dan
hasil refleksi pada t berimpit)
b) Lukislah sebuah lingkaran yang berimpit dengan petanya oleh Mt.
c) Lukislah sebuah segi empat yang berimpit dengan petanya oleh Mt.
Jawab:
a) b) c)
t t
t
Y
Jawab:
g’
C
1
2 X
A’(-3,0) D A(1,0)
h:x = -1
A(0,4)
D h
C
A’(0,0)
X
Karena Mh sebuah refleksi pada h, maka merupakan isometri.
Jadi, menurut teorema ”sebuah isometri memetakan garis menjadi garis”, dan Mh(g)
= g’, maka g’ adalah sebuah garis.
Titik A(4,0) merupakan titik potong antara garis g dan sumbu Y.
Titik C merupakan titik potong antara garis g dan h.
Jadi C ∈ g dan C ∈ h.
Karena C ∈ h maka Mh(C) = C
Jadi g’ akan melalui titik C, dan g’ akan melalui A’ = Mh(A)
Koordinat titik C
g ≡ 3x - y + 4= 0, h ≡ y = 2
substitusikan y = 2 ke persamaan garis g ≡ 3x - y + 4= 0, diperoleh:
2
−
3x – 2 + 4= 0 3x = -2 x = 3
2
−
Jadi C( 3 ,2)
Koordinat A’ = Mh(A)
Titik D(0,2) adalah titik potong h dengan sumbu Y.
AD = yA – yD = 4-2 = 2
Karena isometri maka D A’ = AD = 2
Jadi, AA’ = AD + DA’ = 2 + 2 = 4
Misal titik A’(x’,y’)
Ordinat titik A’ adalah 4 - 4 = 0
Diperoleh y’ = 0 dan x’ = x = 0
Jadi, A’(0,0)
2
−
Jadi, g’ melalui titik C( 3 ,2) dan A’(0,0)
2
x−(− )
3
y− y 1 x−x 1 =
y−2 2
= ⇔ 0−(− )
Persamaan garis g’: y2− y1 x 2 −x1 0−2 3
2
x+
3
y−2 2
⇔
−2 = 3
3
( x+1 )
⇔ y−2 = -2 2
⇔ y = -3x -2 +2
⇔ y = -3x
⇔3 x+ y=0
Jadi, g’ = {(x,y) | 3 x+ y=0 }
7. Diketahui garis-garis g = {(x,y) | y = 0}, h = {(x,y) |y = x}, dan k = {(x,y) |x = 2}.
Tulislah persaman garis-garis berikut;
a). Mg(h) b). Mh(g)
c). Mg(k) d). Mh(k)
jawab:
a).
Y
h: y=x
A’
h’: y=-x
h: y=x
C’(0,1)
X g:y=0
C(1,0)
c).
Y k: y=2
1
2
X:g
P(2,0)
B’(0,2) A(2,2)
B(2,0) X
g
Karena Mh sebuah refleksi pada h maka merupakan isometri.
Menurut teorema, “ Sebuah isometri memetakan garis menjadi garis ”, dan M h(k) =
k’ , maka k’ adalah sebuah garis.
Titik A(2,2) merupakan titik potong antara garis h dan k.
Jadi, A ∈ h dan A ∈ k.
Karena A ∈ h maka Mh(A) = A
Jadi k’ akan melalui titik A(2,2)
Ambil sebarang titik di k, misal B(2,0), karena h: y = x maka Mh(B) = (0,2) = B’.
Jadi k’ melalui A dan B’
Persamaan garis k’:
y− y 1 x−x 1 y−2 x−0
= ⇔ =
y2− y1 x 2 −x1 2−2 2−0 ⇔ y=2
Jadi, g’ = {(x,y) | y=2}.
8. Jika g = {(x,y) | y = x} dan h = {(x,y) |y = 3 – 2x}, tentukan persamaan garis Mg(h).
Jawab:
Y
B(0,3) g: y=x
3
A
2 B’(3,0)
X
3
2
9. Jika g = {(x,y) | y = -x} dan h = {(x,y) |3y = x + 3}, selidikilah apakah A(-2,-4) terletak
pada garis h’ = Mg(h). Y
Jawab:
B’(0,3)
h: 3y=x+3
D
C(0,1)
B(-3,0) X
C’
g: y=-x
2 2
10. Diketahui lingkaran l= {( x , y ) : ( x−2 ) + ( y−3 ) =4 }
T sebuah isometri yang memetakan titik A(2,3) pada A’(1,-7). Tentukan persamaan
himpunan T(l). Apakah peta l juga lingkaran?
Jawab:
2 2
l = {( x , y ) : ( x−2 ) + ( y−3 ) =4 }
A’=T(A) dengan A(2,3) dan A’(1,-7).
L adalah lingkaran dengan pusat (2,3) dan jari-jari=2.
Karena A adalah pusat lingkaran l, maka A’=(1,-7) adalah pusat lingkaran l’=T(l).
b. Benar h’
g
h
c. Benar
A
h
h'
g
13. Buktikan sifat berikut: Apabila g h maka M h(g)=g. Apakah ini berarti bahwa
Mh(P) ¿ P. P P’ g
h
Jawab:
Y
h’
g
E
h
D(0,3)
B(0,1)
F X
1
2
Sehingga AC =1, BD =1
5
Diperoleh h’ memotong sumbu X di titik F(- 2 ,0)
h’ memotong sumbu Y di titik E(0,5)
Persamaan garis h’ melalui F dan E sehingga persamaan g’:
5
x−(− )
2
y− y 1 x−x 1 y−0 =
5 5 5
= ⇔ 0−(− ) ⇔ y=5 ( x+ )
y 2− y 1 x 2 −x1 5−0 2 2 2
⇔5 y=10 x+25
⇔ y−2 x−5=0
Jadi, h’ = {(x,y) | y−2 x−5=0 }
16. Suatu transformasi T ditentukan oleh T(P)=(x+1,2y) untuk semua P(x,y).
a. Jika A(0,3) dan B(1,-1) tentukan A’=T(A) dan B’=T(B). Tentukan pula
persamaan AB
⃗ dan A 'B'
⃗ .
b. Apabila C(c,d) AB
⃗ selidiki apakah C’=T(C) AB
⃗
c. Apabila D’(e,f) AB
⃗ selidiki apakah D AB
⃗ dengan D’=T(D).
d. Menurut teorema, disebutkan bahwa jika transformasi T suatu isometric maka
peta sebuah garis adalah suatu garis. Apakah kebalikannya benar?
Jawab:
T(P)=(x+1,2y) ∀ P(x,y)
a. A(0,3), B(1,-1)
A’=T(A)=(0+1,2x3)=(1,6)
B’=T(B)=(1+1,2x(-1))=(2,-2)
y− y 1 x−x 1
AB ⇒
⃗ =
y 2− y 1 x 2 −x1
y −(−1) x−1
⇔ =
3−(−1) 0−1
y +1 x−1
⇔ =
4 −1
⇔− y−1 =4 x−4
⇔ y +4 x−3=0
y− y 1 x−x 1
A 'B' ⇒
⃗ =
y2− y 1 x 2 −x 1
y −(−2) x−2
⇔ =
6−(−2 ) 1−2
y +2 x−2
⇔ =
8 −1
⇔− y−2 =8 x−16
⇔ y +8 x−14=0
b. C(c,d) AB
⃗
Sehingga jika C AB
⃗ maka C’=T(C) A 'B'
⃗
c.D’(e,f) AB
⃗ diselidiki apakah D AB
⃗ dengan D’=T(D).
Karena A 'B'
⃗ merupakan peta AB
⃗ maka jika D’ AB
⃗ pasti D AB
⃗ .
d. Dipunyai h’ adalah garis.
Akan ditunjukkan h adalah garis dengan h’=T(h).
Andaikan h bukan garis maka h’=T(h) bukan garis.
Padahal dipunyai h’ garis.
Maka pengandaian harus dibatalkan. Artinya, h suatu garis .
Jadi, jika h’ garis maka h juga garis dengan h’=T(H).
b. 2 refleksi
c. 4 refleksi
Tugas :
1. Pada gambar 4.10, ada tiga titik tidak segaris, yaitu P, Q, R; T dan S adalah
P’’
isometri-isometri dengan P’ = T(P), R’ = T(R) sedangkan P’’ = S(P), Q’’ = S(Q), R’’
= S(R). Termasuk golongan manakah T dan S itu? P’’
R’
Q
P’
P’’
Q’’
R
P Q’
Jawab :
R’
P’’
Q
P’
P’’
Q’’
R
P
Q’
Jadi :
T merupakan isometri lawan dan S merupakan isometri langsung.
2. Isometri T memetakan A pada X; B pada Y dan C pada Z. apabila T sebuah
isometri lawan tentukan titik Z. A
C
B
Z Y
3. Sebuah isometri S memetakan D pada W, E pada Z dan F pada U. Apabila S
sebuah isometri langsung, tentukan U.
Jawab:
D Z
E W
4. Diketahui sebuah titik A dan dua transformasi T dan S yang didefinisikan sebagai
berikut: T(A)=A, S(A)=A. Jika P ¿ A, T(P)=P’ dan S(P)=P’’. P’ adalah titik
P” A P’ P
APOBPX
A=(0,3) dan B=(6,5).
B
A
α β
xA 6-x
6. Sebuah sinar mamancar dari titik A(6,4) dan diarahkan ke titik P(2,2) pada
sebuah cermin yang digambar sebagai garis g = {(x,y) |y = x}. Ada sebuah garis h
= {(x,y) |x = -1}. Sinar yang dipantulkan memotong garis h pada sebuah titik Z.
Tentukan koordinat- koordinat titik Z.
Jawab:
y y1 x x1
Y
g; y=x
A’
y 2 y1 x 2 x1
A(6,4)
P(2,2) y6 x4
X
26 24
2( y 6) 4( x 4)
Z
2 y 12 4 x 16
h: x=-1
2 y 4x 4 0
7. Diketahui garis-garis g dan h dan titik-titik P dan R.
Diketahui bila bahwa P’=Mg(P), P”=Mh(P’), R’=Mg(R), dan R”=Mh(R).
a. Lukislah P’ dan R”
b. Bandingkan jarak PR dan P”R”
Jawab:
P h