Anda di halaman 1dari 2

Perjumpaan yang Mendatangkan Api

(Oleh: Itz Minta)


Sore itu, seperti biasa pukul 17.00 dentuman lonceng pertanda waktunya untuk mandi
berbunyi dengan sangat nyaring. Bunyi lonceng tersebut diikuti dengan bunyi pintu-pintu
kamar yang dibanting dengan kasar oleh beberapa frater yang segera bergegas menuju kamar
mandi.
Berbeda dengan frater lainnya, Fr. Risen malah meninggalkan kamar mandi dengan
memakai handuk pada setengah badannya yang kurus itu. “Maklumlah tabernakel berjalan
selalu menjadi yang pertama” pangkas Andrew yang seketika itu juga berada di samping
saya. Perawakannya yang lugu, rambut yang tak tertata rapi, dengan mata yang sedikit
membengkak, ditambah dengan sebuah ember berisi perlengkapan mandi di tangan kanannya
menyiratkan bahwa teman saya yang satu ini baru bangun dari hibernasinya yang cukup
panjang dan bersiap untuk membersikan diri.
Andrew VS Covid-19
Tak ada angin tak ada hujan, Andrew tiba-tiba dengan segala kepasrahannya
mengeluh dan berkata “Corona, corona kau buat kami mati kutu tak berdaya”, menanggapi
ucapannya itu, saya yang juga baru keluar dari kamar hanya geleng-geleng dan sedikit
tersenyum.
Memang benar bahwa pada masa pandemi Covid-19 semua sektor kehidupan menjadi
hancur berkeping-keping, bahkan ada yang mati. Semua sektor kehidupan manusia dari hulu
hingga hilir diterpa oleh gelombang kehancuran yang melumpuhkan kehidupan. Komunitas-
komunitas politik, ekonomi, sosial, bahkan agama sekali pun hanya bisa memantau seraya
terus berharap agar semua keonaran yang disebabkan oleh Covid-19 bisa cepat berlalu. Ingin
melawan tapi apa daya ketangguhan Covid-19 masih menggerus habis kehidupan manusia.
“memang benar bro pekerjaan paling membosankan yang pernah ada ialah menunggu, ya
menunggu sampai corona berakhir misalnya” tandas Andrew.
Saya masih ingat hari itu adalah hari ke-25 dalam bulan Agustus. Hawa sejuk yang
merasuki tubuh seakan membuat kami berdua tak ingin cepat untuk membersihkan tubuh dari
keringat yang membandel. Akhirnya kami mulai berbincang-bincang, saya mulai
memancingnya dengan pertanyaan-pertanyaan reflektif tentang kehidupan para frater di masa
pandemi dan pasca pandemi nantinya.
Agaknya ini bukanlah materi kami. Kami hanyalah formandi. Namun saya teringat
dengan penjelasan Pater Leo Kleden SVD pada les Filsafat Manusia pada Senin, 31 Agustus
2020 “semua mahasiswa saya harus bisa menyalakan api dalam diri agar bisa menjawab
semua persoalan-persoalan dunia baik dalam lingkup filsafat, sastra dan humaniora/ ilmu-
ilmu sosial”.
5 S dan Kehidupan Formasi di Era New Normal
Hemat Andrew satu hal yang paling penting dalam formasi calon imam ialah
pembentukan karakter dengan berpedoman pada 5 S (Sanctitas/kekudusan, sanitas/kesehatan,
scientia/pengetahuan, sapientia/kebijaksanaan dan socialitas/persaudaraan). kelima pedoman
ini menjadi senjata ampuh bagi sebuah komunitas formasi calon imam untuk membentuk
karakter para formandi.
Dia mengibaratkan 5 S sebagai sebuah alat musik yang selalu mengiringi pemusik
untuk memainkan melodi-melodi lagu yang menyayat hati dan pikiran. “Coba kau bayangkan
jika seorang gitaris ingin bermain gitar, tentu saja dia harus memilih gitar terbaik, bukan?”
Jawaban yang dibuat Andrew seakan menghipnotis saya seketika. Bukan karena gaya
berbicaranya yang sungguh bijak dan penuh percaya diri, bukan juga karena gestikulasinya
yang seakan-akan mengingatkan saya pada seorang imam di keuskupan kami, bukan.
Melainkan karena isi dari apa yang diungkapkannya tadi. Memang benar basis argumentasi
Andrew memang jelas dan sungguh padat. Baginya 5 S kini menjadi sebuah instrument bagi
para formandi yang sedang dibina dan dididik menjadi seorang calon imam masa depan di era
New Normal. Menurut Andrew walaupun kita masih dalam posisi yang tidak
menguntungkan, 5 S mesti menjadi pedoman lika-liku hidup di komunitas pendidikan calon
imam. “intinya kita tidak boleh menjadikan corona sebagai sebuah alasan untuk
meninggalkan proses pembinaan ini”. Dia kemudian menjelaskan secara singkat kelima
aspek tersebut sambil duduk dan meletakan embernya.
Pertama, Sanctitas (kekudusan). Pada S yang pertama ini, aspek yang ditekankan
ialah hubungan personal antara para formandi dengan Dia yang adalah sumber kehidupan.
“saya rasa walaupun pandemi dianggap mematikan kehidupan spiritual kita, hal yang mesti
dilakukan sekarang ialah memanfaatkan situasi ini sebagai bukti keterlibatan kita dalam
karya Allah”.
kedua, Sanitas (kesehatan). Aspek ini menekankan tanggung jawab yang utuh untuk
menjaga tubuh agar tetap sehat. Tubuh sebagai realitas Tuhan yang hadir dalam diri kita
mesti dilindungi dengan cara hidup yang sehat. “Jadi, jangan anggap remeh cuci tangan dan
sebaiknya selalu menggunakan masker di setiap tempat umum bro”
ketiga Scientia (pengetahuan). Pengetahuan menjadi modal yang besar untuk
perkembangan intelektual para calon imam di era New Nomal. Para formandi diharapkan bisa
mengembangkan potensi akademik, dengan terus memperkaya diri lewat pengetahuan-
pengetahuan yang didapat dalam proses pembelajaran formal (kuliah) dan informal. “Jadi
jangan pernah putus asa untuk memperkaya diri dengan pengetahuan-pengetahuan yang ada,
di masa pandemi ini kita harus kreatif untuk belajar”
keempat, Sapientia (kebijaksanaan). Pada aspek ini hal yang ditekankan menjadi
pribadi yang siap memberi dan menerima segala macam hal dengan lapang dada. Kerendahan
dan ketulusan hati menjadi kunci utama untuk menjadi seorang calon imam yang bijaksana.
kelima, socialitas (persaudaraan). hal yang ditegaskannya pada bagian ini ialah
tentang kehidupan bersama yang memberi makna bagi sesama. Memberi makna bagi sesama
dalam hidup berkomunitas mesti menjadi suatu dorongan bagi para formandi untuk melatih
diri hidup di tengah kebersamaan dengan umat nantinya.
Karena keasyikan bercerita dan bertukar pikiran, kami pun lupa waktu. Waktu yang
seharusnya digunakan untuk mandi kami gunakan untuk membicarakan konsep-konsep
pembinaan yang urgen. Namun saya sendiri puas dengan apa yang disampaikan Andrew. Dia
telah menyalakan api pengetahuan dan kebijaksanaan bagi kehidupan para formandi di rumah
formasi ini.

Anda mungkin juga menyukai