Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Karies Gigi

1. Gigi

a. Anatomi Gigi

Gigi terdiri atas dua macam jaringan, ada jaringan keras

diluarnya yaitu email dan dentin serta jaringan lunak didalamnya

yaitu pulpa. Email merupakan jarigan keras pelindung gigi yang

menutupi seluruh permukaan mahkota gigi. Jaringan yang

berwarna putih ini merupakan jaringan yang paling keras di

dalam tubuh, bahkan lebih keras dibandingkan dengan tulang

email tidak mempunyai kemampuan untuk tumbuh kembali. Jadi

sekali rusak email tidak akan bisa akan kembali seperti semula.

Berbeda dengan email, dentin yang berwarna kuning yang lebih

lunak dibanding email ini memiliki kemampuan untuk tubuh,

namun pertumbuhanya bukan mengarah kepermukaan gigi,

melainkan ke arah pulpa didalamnya sehingga ukuran gigi tidak

mungkin bertambah besar karena pertumbuhan dentin ini.

Pertumbuhan ini akan terus berlangsung sepanjang hidup.

Semakin bertambah usia maka ruangan pulpa didalam gigi akan

semakin menyempit karena dentin yang terus menebal

kedalam.9

8
9

Didalam dentin terdapat saluran-saluran mikroskopis yang

disebut sebagai tubulus dentin ini berisi cairan dan berjalan dari

permukaan rongga pulpa kearah email dan sementum. Gigi yang

berlubang mengakibatkan permukaan dentin dan tubulusnya ini

terbuka. Apabila tubulus dentin yang tebuka ini diberi

rangsangan seperti ransangan dingin, panas, makanan manis

dan asam, ataupun sentuhan maka hal ini akan mengakibatkan

terjadinya pergerakan cairan didalam tubulus yang akan

merangsang saraf didalam pulpa. Hal ini yang menyebabkan gigi

berlubang terasa linu dan kita makan dan minum makanan yang

panas, dingin, asam ataupun serta apabila lubang gigi tersebut

kemasukan makanan.9

b. Fungsi Gigi

Semua bagian tubuh mempunyai fungsinya masing-masing

Termasuk juga gigi, gigi memiliki beberapa fungsi diantaranya

adalah :

1. Pengunyahan

2. Gigi berperan penting untuk menghaluskan makanan agar

lebih mudah ditelan serta meringankan kerja proses

pencernaan

3. Berbicara

Gigi sangat diperlukan untuk mengeluarkan bunyi ataupun

huruf-huruf tertentu seperti huruf T, V, F, D, dan S. Tanpa gigi

huruf-huruf ini tidak akan terdengar sempurna.


10

4. Estetik

Sebuah senyum tidak akan lengkap tampa hadirinya

sederetan gigi yang rapih dan bersih.

5. Menjaga kesehatan rongga mulut dan rahang

Banyak hal yang akan terjadi apabila gigi hilang, diantaranya

gangguan pengunyahan makanan, susunan gigi yang

menjadi tidak teratur (disebut makoklusi), tulang alveolar

yang berkurang (resorpsi), gangguan pada sendi rahang, dan

penyakit pada jaringan periodontal.

c. Jenis Gigi

Gigi geligi yang ada dimulut termasuk golongan gigi

heterodont karena bentuknya bermacam-macam dan fungsinya

pun berbeda-beda. Selain heterodont ada pula mahluk yang

memiliki gigi homodont karena semua giginya mempunyai

bentuk yang sama, misalnya burung dan ikan. Secara umum gigi

bisa dibagi menjadi empat jenis :

1. Gigi Insisif atau Gigi Seri

Gigi ini berbentuk persegi panjang dan berfungsi untuk

memotong makanan. Gigi insisif terletak dibagian paling

depan ditengah lengkung gigi, ada empat buah dirahang atas

maupun rahang bawah.

2. Gigi Kaninus atau Gigi Taring

Gigi taring berada disebelah gigi insisif. Gigi ini

berbentuk lebih panjang dengan ujung yang runcing. Gigi


11

taring berfungsi untuk mengoyak atau menyobek dan

memotong makanan. Gigi taring berjumlah empat buah, dua

dirahang atas dan dua dirahang bawah.

3. Gigi Premolar atau Gigi Geraham Kecil

Dibelakang gigi kaninus ada gigi premolar. Bentuk gigi

premolar dirahang atas agak berbeda dengan premolar

dirahang bawah. Rahang atas memiliki dua benjol sedangkan

premolar rahang bawah hampir mirip dengan gigi kaninus,

namun benjolanya tidak runcing dan bentuk juga lebih besar

dari gigi kaninus. Total gigi premolar ada delapan buah,

empat dirahang atas dan empat dirahang bawah. Gigi

premolar berfungsi untuk menyobek dan membantu

menghaluskan makanan.

4. Gigi Molar Atau Gigi Geraham Besar

Gigi molar berada dibelakang gigi premolar bentuknya

seperti kotak dan ukuranya besar. Gigi molar merupakan gigi

yang paling berperan dalam proses penghalusan makanan.

Totalnya ada dua belas buah, enam dirahang atas dan

enamnya lagi dirahang bawah.3

d. Menjaga Kesehatan Gigi

Kebanyakan penyebab masalah kesehatan gigi adalah plak.

Plak adalah suatu lapisan lengket yang merupakan kumpulan

dari bakteri. Plak ini akan mengubah karbohidrat atau gula yang

berasal dari makanan menjadi asam cukup kuat untuk merusak


12

gigi. Plak juga merupakan penyebab terjadinya radang gusi dan

jaringan periodontal yang lebih dalam apabila proses

peradangan berlanjut, maka jaringan periodontal ini lama

kelamaan akan rusak sehingga akan kehilangan fungsinya

sebagai penopang gigi. Gigi pun akan menjadi goyang dan lama

kelamaan bisa lepas dari tempatnya.5

Plak inilah yang menjadi fokus utama kita dalam menjaga

kebersihan dan kesehatan gigi. Walaupun plak memiliki

konsistensi yang lunak sehingga mudah dibersikan dengan

melakukan penyikatan gigi yang baik dan flosing menggunakan

benang gigi, plak akan terus tetap terbentuk setelah dibersihkan.

Oleh karena itu rutinitas menjaga kebersihan gigi dari plak ini

sangat penting agar plak tidak bertambah banyak dan tebal. 5

e. Gigi Sehat

Gigi sehat adalah gigi yang bersih tak ada plak apa lagi

karang gigi, tak ada keluhan sakit atau ngilu, tak ada ciri-ciri ada

karies gigi.

Gambar 2.1 Gigi Sehat.


13

2. Karies Gigi

a. Defenisi Karies Gigi

Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu

proses demineralisasi yang progresif pada jaringan keras

permukaan gigi oleh asam organis yang berasal dari makanan

yang mengandung gula. Karies gigi merupakan penyakit yang

paling banyak dijumpai dirongga mulut bersama-sama dengan

penyakit periodontal, sehingga merupakan masalah utama

kesehatan gigi dan mulut. Mekanisme terjadinya karies gigi

dimulai dengan adanya plak dipermukaan gigi. Sukrosa (gula)

dari sisa makanan dan bakteri menempel pada waktu tertentu

berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut

menjadi kritis (5,5) hal ini menyebabkan demineralisasi email

belanjut menjadi karies gigi. Penurunan pH yang berulang-ulang

dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi

permukaan gigi yang rentan dan proses karies pun dimulai dari

permukaan gigi (pits, fissur, dan daerah interproksiman), meluas

kearah pulpa.9

Gambar 2.2 Karies Gigi.


14

Karies gigi merupakan penyakit multifaktor dengan empat

faktor utama yang saling mempengaruhi yaitu hospes (saliva dan

gigi), mikroorganisme, substrat atau diet, sebagai faktor

tambahan yaitu waktu. Faktor sekunder lain yang penting adalah

praktik hygiene oral, aliran saliva. Karies gigi adalah sebuah

penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini

menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini

dapat menyebabkan nyeri, pananggalan gigi, infeksi, berbagai

kasus berbahaya, bahkan kematian.9

Kesehatan gigi penting bagi kesehatan dan kesejahteraan

tubuh secara umum dan sangat mempengaruhi kualitas

kehidupan termasuk fungsi bicara atau komunikasi yang baik,

pengunyahan dan rasa percaya diri. Gangguan kesehatan gigi

akan berdampak pada kinerja seseorang, kondisi yang tidak

sehat dapat mengakibatkan keterbatasan fungsi-fungsi tersebut

sehingga mengakibatkan terganggunya waktu bekerja atau

sekolah.8

Mulut penuh akan bakteri yang terdapat pada gigi dalam

bentuk plak, yang berasal saliva, maupun berasal dari sisa-sisa

makanan. Disini bakteri-bakteri tersebut memakan sisa-sisa

makan yang tertinggal pada gigi, kemudian bakteri tersebut

menghasilkan atau memproduksi asam. Asam yang dihasilkan

oleh bakteri inilah yang memakan lapisan email gigi sehingga

terbentuk suatu kafitas. Normalnya, ketika asam menggerogoti


15

email, tidak terasa sakit. Tetapi karena tidak dirawat, lambat

dapat menghancurkan lapisan dentin dan pulpa serta dapat

mematikan syaraf dari gigi tersebut.8

Beberapa jenis karbohidrat makanan misalnya sukrosa dan

glukosa dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan berbentuk

asam sehingga pH plak akan menurun sampai dibawah 5 dalam

tempo 1-3 menit. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam

waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan

gigi yang rentan dan proses karies pun dimulai. 8

b. Proses Terjadinya Karies

Didalam mulut terdapat berbagai macam bakteri salah satu

bakteri tersebut adalah streptococus. Bakteri ini berkumpul

berbentuk suatu lapisan lunak dengan lengket yang disebut

dengan plak yang menempel pada gigi. Sebagian plak pada

bagian gigi ini mengubah gula dan karbohidrat yang berasal dari

makanan dan minuman yang masih menempel digigi menjadi

asam yang bisa merusak gigi dengan cara melarutkan mineral-

mineral yang ada dalam gigi.6

Proses menghilangnya mineral dari struktur gigi ini disebut

dengan remineralisasi. Karies gigi terjadi karena proses

demineralisasi lebih besar dari pada remineralisasi. Pada tahap

awal terbentuknya karies gigi adalah terbentuknya bintik hitam

yang tidak bisa dibersihkan dengan sikat gigi. Apabila bintik ini

dibiarkan maka akan bertambah besar dan dalam. Apabila karies


16

ini belum mencapai email maka belum terasa apa-apa. Akan

tetapi apabila sudah menembus email gigi baru akan tersa sakit.

c. Penyebab Karies Gigi

1. Bakteriologi

Didalam cairan ludah dijumpai banyak sekali enzim seperti

amilase, maltose selain enzim-enzim yang dikeluarkan

mikroorganisme dan jamur-jamur yang terdapat dalam mulut.

Enzim-enzim tersebut misalnya amilase, dapat mengubah

polisakarida menjadi glukosa dan maltosa. Glukosa oleh

karena penguraian dari enzim-enzim yang dikeluaran

mikroorganisme terutama golongan laktobasilus akan

menghasilkan asam susu atau laktat.11

C6H12O6 2 C3H6O3

Enzim-enzim gol. Laktobasilus

Email terdiri dari 93% berat anorganik, jadi pH yang rendah

dari asam susu (pH 5,5) akan merusak bahan-bahan

anorganik dari email sehingga terbentuk lubang-lubang kecil.

Selain golongan streptococus yang dapat mengadakan

proteolosis, yang menghancurkan unsur-unsur dari email.

Pekerjaan mikroorganisme ini akan lebih jelas bila telah

sampai ke dentin, dimana unsur-unsur organik banyak

dijumpai predisposisi untuk terjadinya karies adalah :

a. Keadaan gigi yang porus, lunak (hipoplasia)

b. Adanya fisur yang dalam seperti foramen caecum


17

c. Posisi gigi yang tidak teratur

2. Faktor Keturunan Dan Bawaan Lahir

Ibu, ayah atau keluarga bisa menurunkan keadaan giginya

kepada seorang anak, gigi mulai terbentuk saat seseorang

masih didalam kandungan, makin sehat makanan yang

dikonsumsi ibu saat hamil maka kemungkinan gigi anaknya

akan bagus, kuat dan tidak mudah berlubang. Makanan

seperti buah-buahan segar, sayuran segar, kacang-kacangan

dan susu adalah contoh makanan yang biasa dikonsumsi

oleh ibu saat sedang hamil agar anak mempunyai gigi yang

sehat.10

3. Makanan Kariogenik

Makanan manis mempengaruhi terbentuknya karies gigi, di

Amerika Serikat sekitar saat produksi makanan berbahan

gula mulai marak, maka penderita gigi berlubang juga mulai

mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa

konsumsi makanan manis ini. Susu terutama susu coklat

yang diminum sebelum tidur tampa membersikan mulut atau

menyikat gigi juga mempengaruhi terjadinya karies gigi,

selain itu makanan lain seperti sirup minuman soda soft drink

juga harus dihindari, hubungan gula dalam snack dengan

karies lebih besar dari total diet karena snack lebih sering

dimakan dalam frekuensi tinggi.10

4. Kebersihan Mulut
18

Masalah kebersihan mulut mempunyai peranan yang cukup

penting dalam mempertahankan kesehatan mulut kebiasaan

membersikan gigi dan mulut meliputi frekuensi menyikat gigi,

penggunaan dental floss dan penggunaan tusuk gigi,

kesadaran, sikap dan perilaku individu terhadap kesehatan

gigi sikap dan perilaku seseorang harus didasari oleh

motivasi tertentu, pendapat tersebut sangat tepat diterapkan

dalam ilmu kesehatan gigi pencegahan guna membentuk

sikap dan perilaku yang positif terhadap pemiliharaan

kesehatan gigi.10

Permukaan gigi yang bebas plak tidak busuk pembersihan

harian plak dengan penggunaan benang gigi (flossing),

menyikat gigi, dan pengunaan obat kumur adalah usaha

terbaik untuk mencegah karies dan penyakit periodontal. Leo

menetapkan plak supraginval sebagai agen etiologi dari

ginvitis. Radang gusi yang telah lama terjadi dapat

menyebabkan kerusakan gabungan dan peningkatan

ephitelial pada penyakit periodontal yang lebih serius.

Pengawasan plak yang efektif dengan pengukuran kesehatan

gigi dapat menjadi solusi permasalahan untuk radang gingiva

dan remineralisasi permukaan gigi. Lubang atau retakan

yang tidak dibersikan dengan sikat gigi karena diameter kecil.

B. Tinjauan Khusus Tentang Menyikat Gigi


19

1. Pengertian Menyikat Gigi

Menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk

membersihkan berbagai kotoran yang melekat pada permukaan

gigi dan gusi. Lama menggosok gigi tidak di tentukan, tapi biasanya

di anjurkan maksimal (2-5 menit), yang penting dilakukan secara

sistematis supaya tidak ada bagian-bagian yang terlampaui. Cara

yang di anjurkan melalui posterior ke anterior pada sisi-sisi rahang

bawah dan rahang atas, dan berakhir pada posterior sisi lain.

Sedangkan tujuan menggosok gigi adalah membersikan mulut dari

sis-sisa makanan agar sisa-sisa fermentasi makanan tidak

berlangsung terlalu lama, sehingga kerukakan gigi dapat di hindari. 7

a. Cara menyikat gigi

1. Teknik Vertikal

Untuk menyikat bagian depan gigi kedua rahang tertutup lalu

disikat dengan keatas dan kebawah. Untuk permukaan gigi

belakang, gerakan yang dilakukan mulut dalam keadaan

terbuka.

2. Teknik Horizontal

Semua permukaan gigi disikat dengan gerakan kekiri dan

kekanan. Kedua cara tersebut cukup sederhana, tetapi tidak

begitu baik digunakan karena dapat mengakibatkan

turunnya gusi.

3. Teknik Bebas
20

Bulu sikat diletakkan dengan posisi mengarah ke arah gigi,

sehingga sebagian bulu sikat menekan gusi. Ujung bulu

sikat digerakkan perlahan-lahan sehingga kepala sikat

bergerak membentuk lengkungan melalui permukaan gigi.

Cara menyikat ini terutama bertujuan untuk pemijatan gusi,

supaya kotoran dapat keluar, dan untuk pembersihan daerah

sela-sela gigi.7

b. Bentuk Sikat Gigi

Sikat gigi terdiri dari gagang dan serabut yang disusun

sedemikian rupa sehingga mempunyai daya pembersih dengan

keadaan mulut, tanpa menimbulkan luka pada gusi.

Pedoman yang dapat digunakan sebagai petunjuk bentuk sikat

gigi yang baik adalah:

1. Kepala sikat hendaknya jangan terlalu besar, untuk orang

dewasa maksimal 29 x 10 mm, sikat gigi anak-anak

maksimal 24 x 8 mm, bila gigi molar kedua telah erupsi,

maksimal 20 x 7 mm setelah gigi molar muncul, sikat gigi

anak balita maksimal 18 x 7 mm.

2. Bulu-bulu sikat harus halus horisontal

3. Ujung bulu-bulu sikat harus membulat

4. Panjang bulu sikat untuk orang dewasa maksimal 10 x 12

mm, sikat gigi anak-anak 8 x 10 mm, dan sikat gigi anak

balita 7 x 8 mm

5. Bulu sikat sebaiknya dengan berkas bulu yang banyak


21

6. Tangkai sikat seharusnya merupakan kepanjangan dari

kepala sikat

7. Tangkai sikat seharusnya cukup kuat terletak baik dalam

tangan

8. Pada sikat gigi anak-anak tangkai harus relatif agak panjang,

sehingga orang tua atau perawat juga dapat berpegang

pada sikat gigi atau minimal 14 cm.

c. Macam-Macam Bentuk Permukaan Bulu Sikat Gigi:

1. Bulu sikat lurus yaitu bentuk permukaan bulu sikatnya lurus

rata, atau datar. Sikat gigi ini baik karena mempunyai

tekanan yang sama saat digunakan.

2. Bulu sikat konkaf (cekung) yaitu bentuk permukaan bulu

sikatnya cekung pada permukaan tengah. Sikat gigi ini pada

waktu digunakan yang dipinggir sudah menekan keras

sedang yang tengah belum.

3. Bulu sikat konveks (cembung) yaitu permukaan bulu

sikatnya cembung pada bagian tengah, sikat gigi ini pada

waktu digunakan bagian tengah sudah menekan sedangkan

yang pinggir belum.

2. Hubungan Menyikat Gigi Dengan Karies Gigi

a. Frekuensi menyikat Gigi

Anak sebaiknya tiga kali sehari menyikat gigi segera sesudah

makan dan sebelum tidur malam. Telah terbukti bahwa asam plak

gigi akan turun dari pH normal sampai mencapai pH 5 dalam waktu


22

3-5 menit sesudah makan makanan yang mengandung karbohidrat

dan rider cit. Suwole mengatakan bahwa pH saliva sudah menjadi

normal 6-7 menit setelah makan atau minum. Menyikat gigi dapat

mempercepat proses kenaikan pH 5 menjadi normal 6-7 menit


6
sehingga dapat mencegah proses pembentuk karies.

Menyikat gigi secara teratur minimal dua kali sehari yaitu pagi

hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Penelitian

menunjukkan bahwa menyikat gigi sekali sehari pada anak,

menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor akan mencegah

terbentuknya karies gigi. American Dental Association (ADA).

Menyikat gigi khususnya pada malam hari sangat penting,

bertujuan untuk mencegah plak dan debris (sisa-sisa makanan)

yang melekat pada permukaan gigi setiap malam. Lamanya

penyikatan tidak ditentukan, tetapi biasanya dianjurkan selama 2-3

menit.

Pemakaian sikat gigi elektrik lebih di tekan pada anak yang

mempunyai masalah khusus. Pasta gigi yang mengandung 1000-

2800 menunjukan hasil yang baik dalam pencegahan karies tinggi

pada anak di antara umur 6-16 tahun. 6

b. Pengetahuan Tentang Menyikat Gigi

Pengetahuan sangat erat hubungan dengan pendidikan dimana

diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang

tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Upaya

kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan,


23

pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan gigi

termasuk pencegahan dan perawatan. Didalam hal ini contohnya

siwa-siswi yang masih belum banyak memiliki pengetahuan yang

luas terutama tentang kesehatan gigi dan mulut. Usaha pemerintah

dalam membangun kesehatan tentunya membutuhkan orang-orang

yang dapat memberikan penjelasan mengenai kesehatan gigi dan

aturan yang ada dalam bidang kesehatan, terutama kesehatan

gigi.11

Upaya pemiliharaan dan pembinaan kesehatan gigi dan mulut

terutama pada kelompok usia sekolah perlu mendapat perhatian

khusus sebab pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh

kembang keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap

perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. Bila ditinjau

dari berbagai upaya pencegahan karies gigi melalui kegiatan

(UKGS) Usaha Kesehatan Gigi Sekolah seharusnya pada anak usia

sekolah memiliki angka karies rendah, berdasarkan penelitan

Sutiawati menunjukan adanya tingkat karies gigi yang cukup tinggi

pada anak sekolah.12

Tingkat pengetahuan sangat mempengaruhi oleh latar balakang

pendidikan, semakin tinggi pendidikan akan semakin baik tingkat

pemahaman tentang suatu masalah atau konsep, cara pemikiran

dan pemeriksaan yang tajam dengan sendirinya memberikan

pengetahuan atau persepsi yang baik terhadap objek yang di amati. 8


24

Pengetahuan adalah satu komponen perilaku yang termasuk dalam

cognitif domain yang terdiri dari enam tingkatan yakni :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di

pelajari sebelum masuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi

atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau

objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi yang masih ada kaitanya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang

baru dengan kata lain sintesis adalah kemampuan seseorang


25

untuk menyusun kembali pengetahuan yang telah diperoleh

kepada bentuk semula maupun lainya.

f. Evaluasi (Evalution)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap materi-materi atau objek.


26

Kerangka Teori

Hubungan menyikat gigi


dengan karies gigi : Karies
1. Frekuensi menyikat gigi
gigi
2. Pengetahuan menyikat
gigi

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Anda mungkin juga menyukai