Anda di halaman 1dari 8

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR

Nomor : 68/RSIA/KEP/XII/2016

Tentang
KEBIJAKAN FASILITAS, PENYEHATAN LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA (K3)
RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK (RSIA) ‘AISYIYAH KLATEN

DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK (RSIA) ‘AISYIYAH


KLATEN

Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSIA


‘Aisyiyah Klaten, maka diperlukan penyelenggaraan
fasilitas, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja (K3) yang
bermutu tinggi.
2. Bahwa agar pelayanan fasilitas, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di RSIA ‘Aisyiyah Klaten dapat terlaksana dengan
baik, perlu adanya kebijakan Direktur RSIA ‘Aisyiyah
Klaten sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan
fasilitas, Kesehatan, dan Kerja di RSIA ‘Aisyiyah Kalten.
3. Bahwa untuk menjalankan sebagaimana dimaksud dalam
poin 2 (dua), diperlukan Surat Keputusan Direktur.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek


Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2009
tentang Kesehatan;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
432/MENKES/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien;
7. HK.02.03/I/0099/2015 Tentang Penetapan Kelas RSIA
‘Asiyiyah Klaten.
8. Keputusan Bupati Klaten nomor : 503/147/2015 Tentang
Pemberian Izin Operasional Rumah Sakit Khusus Ibu dan
Anak Kelas C kepada RSIA ‘Aisyiyah Klaten.
9. Surat Keputusan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Tengah
No: 140/PWA/A/SK/V/2015 tentang Pengangkatan Direktur
Rumah Sakit Ibu dan Anak RSIA ‘Aisyiyah Klaten;

Memperhatikan : Hasil Rapat Direksi tanggal 15 November 2016.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEBIJAKAN FASILITAS, PENYEHATAN


LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA (K3) RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK
(RSIA) ‘AISYIYAH KLATEN.
Pertama : Kebijakan Fasilitas, Penyehatan Lingkungan, Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja (K3) RSIA ‘Aisyiyah Klaten tercantum
dalam Lampiran Keputusan ini.
Kedua : Memerintahkan kepada seluruh jajaran RSIA ‘Aisyiyah Klaten
untuk mempedomani kebijakan ini dalam merealisasikan
program dan atau pelaksanaan tugas masing-masing.
Ketiga : Segala biaya yang muncul akibat adanya Surat Keputusan ini
dibebankan dalam Anggaran Rumah Sakit.
Keempat : Surat Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan di tinjau
kembali bila di kemudian hari terdapat kekeliruan.

Ditetapkan di : Klaten
Pada Tanggal : 6 Desember 2016
RSIA ‘Aisyiyah Klaten
Direktur

Dr. H. Purwono, M.Kes.

LAMPIRAN SK DIREKTUR RSIA ‘AISYIYAH KLATEN


NOMOR : 68/RSIA/KEP/XII/2016
TANGGAL : 6 DESEMBER 2016
TENTANG : KEBIJAKAN FASILITAS, PENYEHATAN LINGKUNGAN,
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
==============================================================

KEBIJAKAN FASILITAS, PENYEHATAN LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN


KESELAMATAN KERJA (K3) RSIA ‘AISYIAH KLATEN

A. Gedung
1. Pembangunan gedung baru dalam pemenuhan Master Plan didasarkan pada
kebutuhan pelayanan kesehatan dan ketersediaan dana rumah sakit.
2. Pembangunan gedung baru dilaksanakan oleh panitia yang dibentuk Pimpinan
Daerah (PD) ‘Aisyiyah Klaten.
3. Setiap penambahan gedung baru harus berpedoman pada Master Plan rumah
Sakit yang telah ditetapkan.
4. Penambahan gedung baru yang menyimpang dari Master Plan rumah sakit, harus
dilakukan pengkajian secara mendalam oleh para pakar ahli dibidangnya dan
hasil kajian tersebut disetujui oleh Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Klaten.
5. Setiap akan melaksanakan pembangunan gedung baru, dilakukan pembahasan
ulang tentang denah dan lain-lain oleh panitia bersama Direktur, BPH, PD
‘Aisyiyah Klaten, dan bagian lain yang terkait.
6. Pemeliharaan fasilitas gedung dan sarana fisik lainnya dilakukan oleh Petugas
IPSRS (Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit), apabila petugas tidak
mampu melaksanaanya, maka pemeliharaan tersebut dapat diserahkan pada fihak
ketiga yang ditunjuk oleh rumah sakit.
7. Pihak ketiga yang dimaksud dalam poin (6) harus layak sesuai dengan keahlian
yang dibutuhkan.
B. Pengadaan Logistik
1. Logistik RSIA ‘Aisyiyah Klaten dibedakan menjadi 2 yaitu logistik umum,
logistik Obat dan Alkes.
2. Yang termasuk dalam logistik Umum yaitu logistik rumah tangga, logistik gizi,
logistik administrasi (ATK dan formulir Rekam Medis), dan logistik Sanitasi.
3. Pembelian barang, obat dan alkes dapat dilakukan dengan cara kontrak dengan
rekanan untuk mendapatkan harga khusus dan menjaga kontinyuitasnya.
4. Perencanaan pengadaan obat dan alkes dapat melibatkan bagian yang terkait atau
Komite Medik serta mendapatkan persetujuan dari Direktur.
5. Setiap pengadaan peralatan, obat-obatan atau alat kesehatan dengan nilai
maksimal kurang dari Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) dapat dilakukan oleh
Instalasi Farmasi, lebih dari itu melalui otorisasi Wakil Direktur Keuangan dan
Umum berdasarkan mandat dari Direktur.
C. Alat Medis
1. Pengadaan Alat Medis
a. Direktur mendapat laporan dari Instalasi Farmasi untuk pelaksanaan
manajemen pengadaan alat medis.
b. Pembelian alat medis dapat dilakukan dengan cara kontrak dengan rekanan
untuk mendapatkan harga khusus dan menjaga kontinyuitasnya.
2. Pemeliharaan Alat Medis
a. Pemeliharaan peralatan medis dilakukan oleh Instalasi Pemeliharaan sarana
Rumah Sakit (IPSRS).
b. Apabila petugas tidak mampu melaksanakannya, maka pemeliharaan tersebut
dapat diserahkan kepada fihak ketiga yang ditunjuk oleh rumah sakit.
c. Pihak ketiga yang dimaksud dengan poin 2 harus layak sesuai dengan bidang
keahlian yang dibutuhkan.
d. Pemeriksaan alat medis rumah sakit dijadwalkan sesuai dengan ketentuan
Peraturan yang berlaku untuk masing-masing alat medis.
3. Penarikan Alat Medis
a. Direktur dibantu Instalasi farmasi, dan atau Komite Medik untuk menentukan
pelaksanaan penarikan alat.
b. Instalasi farmasi, Komite Medik, dan unit terkait menentukan jenis alat yang
mengalami penarikan dan bagaimana tindak lanjutnya untuk tetap memenuhi
konsistensi pelayanan RSIA ‘Aisyiyah Klaten.
c. Direktur mendapat laporan penarikan alat medis oleh Instalasi Farmasi.
D. Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3)
1. Pengelolaan program/ kegiatan K3 dilingkungan RSIA ‘Aisyiyah Klaten
dilakukan secara komprehensif, serentak, terintegrasi serta berkelanjutan yang
dikoordinasikan oleh Tim K3 dengan sasaran kepada karyawan, pasien, dan
pengunjung RSIA ‘Aisyiyah Klaten.
2. Seluruh SDM mulai dari Direktur sampai dengan pelaksana terbawah harus
berperan dan terlibat dalam menjaga dan memantau pelaksanakan K3.
3. Pendanaan kegiatan K3 diatur dan dituangkan pada RAPB RSIA ‘Aisyiyah
Klaten setiap tahun maupun sumber pendanaan lain yang sah dengan
pengawasan oleh Ketua Tim K3RS dan Kepala Instalasi Sanitasi.
4. Tim K3RS berperan aktif bersama bagian terkait dalam penyusunan Pedoman
Pelaksanaan K3 untuk selanjutnya memintakan persetujuan dan pengesahan dari
Direktur RSIA ‘Aisyiyah Klaten.
5. Dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan, pengadaan, pemeliharaan, dan
operasionalisasi sarana dan fasilitas di RSIA ‘Aisyiyah Klaten harus memenuhi
persyaratan K3 mengacu pada Pedoman Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan
kerja (K3) RSIA ‘ Aisyiyah Klaten yang ditetapkan oleh Direktur.

E. Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit


1. Upaya penyehatan lingkungan Rumah Sakit di RSIA ‘Aisyiyah berdasarkan
Kepmenkes RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan meliputi :
a. Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman Rumah Sakit.
b. Persyaratan Higiene dan Sanitasi Makanan Minuman.
c. Penyehatan Air.
d. Pengelolaan Limbah.
e. Pengelolaan Tempat Pencucian Linen ( Loundry).
f. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu Lainnya.
g. Dekontaminasi Melalui Disinfeksi dan Sterilisasi.
h. Persyaratan Pengamanan Radiasi.
i. Upaya Promosi Kesehatan dari Aspek Kesehatan Lingkungan.
2. Sanitasi Ruang dan Bangunan
a. Pemeliharaan kebersihan ruangan meliputi pemeliharaan kebersihan lantai,
dinding, kamar mandi (lantai, dinding bak mandi dan kloset), kaca jendela/
pintu, atap dan meubeller dilaksanakan oleh pihak ke-3 penyedia jasa
cleaning service yang pengawasanya dibawah Instalasi Sanitasi.
b. Pemantauan kelayakan ruang dan bangunan dilakukan 2 kali setahun.
c. Monitoring kesehatan lingkungan kerja meliputi pemantauan suhu udara,
kelembaban udara, pencahayaan, kebisingan dan kualitas udara, dan
pengukuran dilakukan 2 tahun sekali.
3. Monitoring Kualitas Makanan dan Minuman
a. Pemeriksaan parameter mikrobiologi dilakukan pengambilan sampel
makanan dan minuman meliputi bahan makanan dan minuman yang
mengandung protein tinggi, makanan siap santap, air bersih, alat makanan
dan masak serta usap dubur penjamah.
b. Pemeriksaan parameter kimiawi dilakukan pengambilan sampel minuman
berwarna, makanan yang diawetkan, sayuran, daging, ikan laut.
c. Pengawasan secara berkala dan pengambilan sampel dilakukan minimal 2
(dua) kali dalam setahun.
d. Bila terjadi keracunan makanan dan minuman dirumah sakit maka petugas
sanitasi harus mengambil sampel makanan dan minuman untuk diperiksakan
ke laboratorium.
4. Penyehatan Air
a. Titik pengambilan sampel untuk pemeriksaan air bersih secara kimia,
masing-masing diambil pada tempat penampungan dan kran terjauh dari
tempat penampungan dan dilakukan minimal 2 (dua) kali setahun.
b. Titik pengambilan sampel untuk pemeriksaan air bersih secara bakteriologis
diutamakan pada air kran di Instalasi Gizi, Ruang Operasi, Ruang Bersalin,
BBRT,tempat penampungan (tandon), secara acak pada kran-kran sepanjang
sistem distribusi, pada sumber air, dan titik-titik lain yang rawan pencemaran.
5. Pengelolaan Limbah Padat dan Cair
a. Pengelolaan Limbah Padat
1) Tempat sampah untuk sampah medis terpisah dengan sampah non medis.
2) Tempat sampah medis dan non medis disediakan di setiap sumber
penghasil sampah, tempat sampah medis dilapisi plastik warna kuning
dan tempat sampah non medis dilapisi plastik warna hitam.
3) Tempat sampah medis dibedakan untuk sampah medis tajam dan non
tajam.
4) Pembakaran sampah medis bekerjasama dengan pihak ketiga dan
dilakukan MoU.
5) Sampah non medis ditampung dalam kontainer dan diangkut
menggunakan gerobak ke TPS yang pengangkutannya ke TPA dilakukan
oleh DPU setiap hari.
b. Pengelolaan Limbah Cair
Limbah cair medis diolah dalam IPAL dengan sistem kombinasi aerob
dan anaerob yang bekerja otomatis 24 jam.
6. Penyehatan Tempat Pencucian/ Penanganan Linen
a. Di Unit Laundry tersedia air bersih dengan kualitas dan tekanan yang
memadai, tersedia air panas untuk desinfektan dan tersedia saluran air limbah
tertutup yang hasilnya memenuhi baku mutu air limbah rumah sakit.
b. Pemilahan linen infeksius dan non infeksius dilakukan dari sumber
penghasil.
c. Setiap linen kotor yang dikirim ke Laundry harus dicatat jenis dan
jumlahnya.
d. Tersedia ruangan dan mesin cuci yang terpisah untuk linen infeksius dan non
infeksius.
e. Penyimpanan linen bersih harus dipisah sesuai dengan jenisnya dan pintu
almari selalu tertutup.
7. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu lainnya.
Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu lainnya bekerja sama
dengan pihak ketiga dan dilakuakan MoU.
8. Dekontaminasi Melalui Disinfeksi dan Sterilisasi.
Rumah sakit melakukan :
a. Dekontaminasi adalah upaya mengurangi dan/atau menghilangkan
kontaminasi oleh mikroorganisme pada orang, peralatan, bahan, dan ruang
melalui disinfeksi dan sterilisasi dengan cara fisik dan kimiawi.
b. Disinfeksi adalah upaya untuk mengurangi/menghilangkan jumlah
mikroorganisme patogen penyebab penyakit (tidak termasuk spora) dengan
cara fisik dan kimiawi.
c. Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan
cara fisik dan kimiawi.
9. Persyaratan Pengamanan Radiasi.
Rumah sakit melakukan upaya perlindungan kesehatan masyarakat dari dampak
radiasi melalui promosi dan pencegahan risiko atas bahaya radiasi, dengan
melakukan kegiatan pemantauan, investigasi, dan mitigasi pada sumber, media
lingkungan dan manusia yang terpajan atau alat yang mengandung radiasi
10. Upaya Promosi Kesehatan dari Aspek Kesehatan Lingkungan.
Rumah sakit melaksanakan upaya promosi higiene dan sanitasi yang
pelaksanaannya dilakukan oleh Instalasi Sanitasi.
F. Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
IPSRS bertanggung jawab melakukan upaya pelayanan pemeliharaan yang terdiri
dari serangkaian kegiatan mulai dari inventarisasi kerusakan, pemeliharaan,
perbaikan, dan pelaporan yang bertujuan agar fasilitas sarana dan prasarana
terkondisi baik dan layak pakai
G. Penanggulangan kebakaran, kewaspadaan bencana dan evakuasi
1. Tim K3RS bertanggung jawab dalam pengelolaan penanggulangan kebakaran,
kewaspadaan bencana, dan evakuasi.
2. Tim K3RS melaporkan, memberi rekomendasi serta menyusun kebutuhan sarana
penanggulangan kebakaran, kewaspadaan bencana dan evakuasi kepada Direktur.
3. Upaya penanggulangan bencana kebakaran harus didukung oleh peralatan yang
tersedia meliputi Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Spinkler, Hydran, dan
alarm kebakaran.
4. Tim K3RS melakukan tugas pelatihan secara rutin penanganan kebakaran kepada
semua elemen rumah sakit dari mulai Direktur sampai dengan pelaksana.
5. Segala biaya yang timbul akibat kegiatan penanggulangan kebakaran,
kewaspadaan bencana dan evakuasi dituangkan dalam RAPB tahunan yang
disusun oleh Tim K3RS dan dipenuhi oleh Rumah sakit.
H. Pengelolaan Bahan dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

1. Proses pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang diperlukan untuk
keperluan dan atau operasional rumah sakit, dilakukan dan diadakan oleh
Instalasi Farmasi dan ada yang diadakan oleh Unit Rumah Tangga
2. Seluruh kebutuhan dan atau permintaan barang yang termasuk atau dalam
kategori Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) harus melalui permintaan.
3. Seluruh item barang baik cair maupun padat yang termasuk dalam Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) harus dilengkapi Material Safety Data Sheet
(MSDS) dari pabrikan/distributor barang serta tanda/ label jenis B3.
4. Material Safety Data Sheet (MSDS) dapat lebih dilengkapi atau dibuat oleh unit
yang bersangkutan dari rumah sakit.
5. Setiap unit yang menggunakan dan atau mempunyai barang / bahan dengan
kriteria Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) harus menempelkan atau
menempatkan MSDS secara jelas dan atau dapat dilihat
6. Penggunaan Bahan Berbahaya Beracun (B3) tercatat dalam buku laporan atau
kartu stok penyedia.
7. Pembuangan Bahan Berbahaya Beracun dilakukan dengan penempatan buangan
B3 tersebut dalam wadah khusus, misalnya jerigen (B3 cair) atau wadah kedap
air (B3 padat) dan dibuang atau ditempatkan pada Bin khusus limbah B3 di
tempat pembuangan sampah / limbah medis. Untuk limbah B3 jenis cair yang
tidak memerlukan penanganan khusus dapat dibuang langsung melalui Saluran
Pembuangan Limbah Cair (SPAL) untuk kemudian diolah di Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) RSIA Aisyiyah Klaten.
8. Monitoring pada penyimpanan B3 dan dilakukan stok opname setiap 1 bulan.
9. Bagi unit / Instalasi yang akan memusnahkan B3 padat (tanggal kadaluarsa) dan
atau B3 cair yang memerlukan penanganan khusus yang tidak dapat diolah
dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) RSIA ‘Aisyiyah Klaten, maka
menyertakan
- Daftar barang B3 beserta jumlah,
- Tanda terima berkas / barang (ditujukan pada Unit Kesehatan Lingkungan)
10. Pemusnahan diserahkan dan untuk dimusnahkan oleh pihak ketiga yang telah
tersertifikasi dan atau terekomendasikan oleh Badan Lingkungan Hidup
(Kementerian Lingkungan Hidup) dibawah Instalasi Sanitasi.

I. Larangan merokok di rumah sakit


1. Seluruh lingkungan RSIA ‘Aisyiyah Klaten merupakan kawasan bebas asap
rokok.
2. Larangan merokok ditujukan kepada semua karyawan, pasien, maupun
pengunjung rumah sakit.
3. Pelanggaran larangan merokok di RSIA ‘Aisyiyah Klaten mendapat tindak lanjut
dari petugas keamanan (Satpam) RSIA ‘Aisyiyah Klaten.

Ditetapkan di : Klaten
Pada Tanggal : 6 Desember 2016
RSIA ‘Aisyiyah Klaten
Direktur

Dr. H. Purwono, M.Kes.

Anda mungkin juga menyukai