DISUSUN OLEH :
VIRSAN GUSTIAN , ST , MPSi
WIDYAISWATA AHLI PERTAMA
Prinsip dasar transmisi adalah bagaimana bisa digunakan untuk merubah kecepatan
putaran suatu poros menjadi kecepatan yang diinginkan untuk tujuan tertentu. Gigi
transmisi berfungsi untuk mengatur tingkat kecepatan dan momen (tenaga putaran)
mesin sesuai dengan kondisi yang dialami sepeda motor. Transmisi pada sepeda
motor terbagi menjadi; a) transmisi manual, dan b) transmisi otomatis. Komponen
utama dari gigi transmisi pada sepeda motor terdiri dari susunan gigi-gigi yang
berpasangan yang berbentuk dan menghasilkan perbandingan gigi-gigi tersebut
terpasang. Salah satu pasangan gigi tersebut berada pada poros utama (main
shaft/input shaft) dan pasangan gigi lainnya berada pada poros luar (output shaft/
counter shaft). Jumlah gigi kecepatan yang terpasang pada transmisi tergantung
kepada model dan kegunaan sepeda motor yang bersangkutan. Kalau kita
memasukkan gigi atau mengunci gigi, kita harus menginjak pedal pemindahnya.
Tipe transmisi yang umum digunakan pada sepeda motor adalah tipe constant
mesh, yaitu untuk dapat bekerjanya transmisi harus menghubungkan gigi-giginya
yang berpasangan. Untuk menghubungkan gigi-gigi tersebut digunakan garu pemilih
gigi/garpu persnelling
Transmisi Manual
Bagian Gearbox manual
1.input shaft
Poros input adalah sebuah batang besi berbentuk silinder yang terletak pada poros
kopling motor. Fungsi dari poros input adalah untuk menangkap putaran dari kopling
untuk disalurkan ke gear set didalam transmisi
2. Input gear
Input gear adalah roda gigi yang terletak dan menempel pada poros input.
Fungsinya sebagai drive gear atau gigi pemutar yang menggerakan roda gigi
counter. Input gear umumnya memiliki bentuk yang lebih kecil dari counter gear agar
proses perbandingan gigi bisa lebih besar.
Poros output adalah batang besi berbentuk silinder yang terletak dibelakang input
shaft. Meski terletak dibelakang input gear, namun poros ini tidak terpaut dengan
poros input. Sehingga kecepatan putar input shaft tidak mempengaruhi kecepatan
putar output shaft. Disepanjang output shaft inilah roda gigi pengubah momen
diletakan.
4. Output gear
Sama halnya dengan input gear, output gear juga berperan sebagai driven gear
yang berfungsi memutar rantai agar motor bisa bergerak. Gigi output ini umumnya
terletak dibagian luar dari gear box karena terhubung dengan rantai motor.
Speed gear adalah gigi independet yang terletak di sepanjang output gear. Mengapa
dikatakan indipenden, karena roda gigi ini tidak terpaut dengan poros output.
Sehingga meski speed gear berputar poros output tidak akan berputar.
Namun, speed gear ini selalu terpaut dengan roda gigi counter. Sehingga saat motor
dihidupkan speed gear akan selalu berputar karena counter gear juga berputar.
Disalah satu sisi speed gear terdapat nut yang bisa terhubung dengan sliding gear
ketika sliding gear bergerak menempel dengan speed gear
6. Counter gear
Counter gear adalah roda gigi yang berperan sebagai distributor. Karena fungsi dari
counter gear yakni untuk menyalurkan putaran dari input gear ke masing-masing
speed gear. Jumlah roda gigi pada counter gear juga tergantung dari jumlah speed
gear.
Untuk transmisi 4 percepatan bisa memiliki 4 gigi counter dan satu gigi input yang
memiliki diameter berbeda-beda.
7. Slidding gear
Berbeda dengan speed gear, sliding gear merupakan roda gigi yang terpaut dengan
poros output. Sehingga besar kecilnya RPM sliding gear juga sama dengan RPM
output gear.
Dinamakan slidding gear karena roda gigi ini dapat bergeser (slide). Pergesaran
roda gigi pada sliding gear dimaksudkan agar roda gigi ini bisa terpaut dengan salah
satu speed gear. Lokasi dari sliding gear ini terletak antara dua speed gear.
Roda gigi ini berperan untuk memilih percepatan transmisi. Jadi saat kondisi netral,
sliding gear terletak ditengah. Saat kita injak tuas transmisi, maka sliding gear akan
bergerak kekanan atau kekiri dan menempel pada speed gear, sehingga putaran
dari input shaft bisa terhubung ke output shaft.
. Tuas transmisi
Tuas transmisi rasanya sudah tahu semua bahwa fungsinya adalah sebagai input
yang digunakan pengendara motor untuk mengatur percepatan transmisi. Tuas
transmisi pada motor, umumnya berbentuk sangat simple karena hanya bergerak
naik dan turun.
9. Selector Arm
Selector arm adalah lengan yang terletak setelah tuas transmisi, lengan ini akan
bergerak setelah anda menekan atau mengungkit tuas transmisi. Bentuk dari arm
ini, memiliki dua pengait yang terletak dibagian atas dan bawah. fungsi pengait ini
adalah untuk menggerakan selector drum.
10. Overshift arm
Lengan ini terletak berseberangan dengan selector arm, fungsinya untuk mencegah
agar putaran selector drum tidak berlebihan. Overshift arm juga terhubung dengan
tuas transmisi sehingga ketika anda menekan tuas transmisi, maka dua lengan ini
sama-sama bergerak ke atas.
Seusai menekan tuas transmisi, maka tuas akan kembali ke posisi semula. Begitu
pula dengan selector arm dan overshift arm, dua komponen ini akan kembali ke
posisinya. Agar tidak terjadi pembalikan putaran selector drum, maka dua lengan ini
memiliki kemampuan retrain atau mengembang.
Bentuk luar arm yang landai membuat lengan ini mengembang secara otomatis saat
bergerak kembali. Dan arm return spring berfungsi untuk mengembalikan posisi
lengan saat mengembang.
Selector pin adalah sebuah batang kecil yang terletak diujung selector drum.
Fungsinya sebagai media untuk memutar selector drum, saat tuas transmisi
digerakan maka selector arm akan mendorong bagian ini agar selector berputar.
Alur ini berfungsi untuk dudukan shift fork, sehingga ketika drum berputar shift fork
akan bergerak kekanan dan kekiri sesuai lekukan alur. Dan gerakan ini
dimanfaatkan untuk memindahkan sliding gear.
Komponen terakhir adalah garpu pemindah, sudah jelas bahwa fungsi dari shift fork
ini adalah untuk memindahkan posisi sliding gear agar bisa terkait dengan salah
satu speed gear.
Dalam satu unit transmisi manual, bisa terdapat tiga buah shift fork untuk transmisi 5
percepatan dan dua buah shift fork untuk transmisi 4 percepatan.
Sistem transmisi otomatis saat ini banyak digunakan pada sepeda motor metic.
Transmisi otomatis adalah transmisi kendaraan yang pengoperasiannya dilakukan
secara otomatis dengan memanfaatkan gaya sentrifugal. Transmisi yang digunakan
yaitu transmisi otomatis “V” belt atau yang dikenal dengan CVT (Continuous
Variable Transmission). CVT adalah sistem transmisi daya dari mesin menuju ban
belakang menggunakan sabuk yang menghubungkan antara drive pulley dengan
driven pulleymenggunakan prinsip gaya gesek.
Kontruksi CVT
Berfungsi sebagai penghubung putaran dari puli primer ke puli sekunder. Besarnya
diameter V-belt bervariasi tergantung pabrikan motornya.
Kecepatan Rendah
Primary Pulley
Sewaktu kecepatan mesin rendah, gaya sentrifugal yang terjadi pada weight rooler kecil
dan posisi movable drive (cam) tidak berubah
Secondary Pulley
Pada kecepatan rendah, gaya sentrifugal yang terjadi pada weight roller masih kecil,
oleh karena itu tegangan v-belt adalah rendah, yang belum mampu menggerakkan
movable driven face (pulley bergerak) pada secondary pully
Gambar . Secondary
Pulley
KecepatanTinggi
Primary Pulley
Ketika kecepatan tinggi, akibat gaya sentrifugal akibat dari makin terlemparnya weight roller
yang bergerak mendorong movable drive face (lebar puli mengecil), hal ini menyebabkan v-
belt terdorong keluar (diameter primary pulley menjadi besar)
Secondary Pulley
Pada saat diameter primary pulley menjadi besar, maka diameter secondary pulley menjadi
mengecil. Hal ini terjadi akibat movable driven face (4) bergerak membuka, dan v-belt
bergerak masuk.
Pada saat seperti ini, spring (2) akan mendorong dan menyentuh clutch weigth. Akibat
putaran mesin makin kencang, clutch weigth akan terlempar keluar, menyentuh bagian dalam
clutch outer, menyebabkan clutch outer berputar. Pada bagian clutch outer terhubung dengan
drive shaft, melalui gear reduksi (gardan matic) ke final shaft yang memutar roda
Berikut kondisi perubahan diameter primary pulley dan secondary pulley, sesuai kecepatan kendaraan.
Perawatan Transmisi Otomatis
Jika tidak ada pelumasan, akselerasi/percepatan tidak halus karena gerakan penyesuaian
pada primary sheave tidak bekerja dengan baik
Service point :
2. Bagian dalam starter wheel gear, starter idle gear, drive axle dari secondary sheave.
Sebab :
Putaran tidak lancar, lihat CVT book manual untuk pedoman pelumasan
Service point :
2)
b. Mendaki kurang kuat karena pulley sekunder tidak bekerja dengan baik
▪ Lumasi dengan gemuk disekitar pin guide dan pulley sekunder bergerak
▪ Bersihkan gemuk yang berlebihan pada bagian luar pulley sekunder, untuk
menghindari agar gemuk tidak menyentuh kopling centrifugal dan rumah
kopling .
• Alur pin 1
• O-rings 2
Pelumas yang dianjurkan
➢ Gemuk ini tahan terhadap panas dan tahan terhadap kebocoran karena
bersifat lengket .
➢ Penggantian oli gear Cara
Penggantian :
Harus ada kelebihan dari V-belt antara V-belt bagian bawah dan bagian bawah alat
pemeriksa V-belt .
Jika bagian bawah alat pemeriksa sudah rata dengan V belt Artinya V-belt telah aus.
Buka Baut pemeriksa pada cover crankcase dan masukan alat pemeriksa
Ukur ketebalan V belt dengan cara yang benar