Anda di halaman 1dari 7

1 PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH UDANG WINDU (Penaeaus monodon)

2 PRODUK PENGOLAHAN KIMIAWI DALAM RANSUM AYAM BROILER


3 TERHADAP PERFORMANS DAN INCOME OVER FEED AND CHICK COST

4 Tuti Widjastuti, Abun dan Dewi Rosidasi


5 Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung
6 e-mail : tuti_widjastuti@yahoo.com
7Abstrak
8Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan tingkat penggunaan tepung
9limbah udang Windu (Penaeaus monodon) produk pengolahaan kimiawi dalam ransum ayam
10broiler terhadap performans dan income over feed and chick cost . Metoda penelitian yang
11digunakan adalah metoda percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
12dengan empat perlakuan dan lima ulangan yang menggunakan 100 ekor anak ayam broiler
13umur satu hari. Pakan perlakuan yang digunakan adalah dengan ditambah tepung limbah
14udang windu produk pengolahan kimiawi 0, 5%, 10% dan 15%. Data yang diperoleh
15dianalisis dengan Uji Sidik Ragam dan perbedaan antar perlakuan dilakukan dengan uji
16Turkey. Peubah yang diukur adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi
17ransum dan income over feed and chick cost. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan
18tepung limbah udang windu produk kimiawi dalam ransum memberikan pengaruh yang tidak
19nyata (P> 0,05) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum.
20Income over feed and chick cost pada perlakuan ransum mengandung 15% tepung limbah
21udang windu produk kimiawi merupakan nilai yang tertinggi. Kesimpulan dari penelitian
22menunjukkan bahwa penggunaan tepung limbah udang windu produk kimiawi sampai tingkat
2315% dapat direspon dengan baik terhadap performan broiler dan income over feed and chick
24cost.
25Kata Kunci : Broiler, limbah udang, pengolahan kimiawi, performans, income over feed and
26 chick cost.
27
28Pendahuluan
29 Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan luas wilayah laut lebih besar dari luas
30daratannya, tercatat sebagai negara penghasil udang terbesar ketiga di dunia. Setiap tahunnya
31dihasilkan sekitar 80.000 ton udang segar dan sekitar 80 – 90% dari jumlah tersebut diekspor
32dalam bentuk udang beku, tanpa kepala (headless) dan kulit (peeled). proses pengolahan
33udang beku limbah yang dihasilkan berupa kulit keras (cangkang) dan kepala udang berkisar,
3460 – 70% dari bobot tubuh udang utuh (krissetiana, 2005).
35 Limbah udang mengandung protein kasar sekitar 25 – 40%, kalsium karbonat 45 – 50
36persen, dan kitin 15 – 20 persen. Limbah udang juga mengandung karotinoid berupa
37astaxantin yang merupakan pro vitamin A untuk pembentukan warna kulit. kandungan
38protein dan mineral yang cukup tinggi menggambarkan potensi limbah udang windu dapat
39dijadikan sebagai pakan alternatif sumber protein untuk ternak unggas. namun kendala pada
40limbah udang windu adalah adanya khitin yang besarnya 15 – 20% (Austin,1981). Khitin
41dapat berikatan kuat dengan protein, lemak dan mineral serta pigmen pada ikatan kovalen β

1
1(1-4) sehingga sulit dicerna oleh enzim pencernaan unggas khususnya ayam broiler
2(muzzarelli dan Joles, 2000; leeson dan summers, 2001).
3 ternak unggas tidak memiliki enzim yang mampu memecahkan ikatan glikosidik β
4(1-4) sehingga sebelum dijadikan bahan pakan limbah udang windu perlu diolah dahulu
5dengan tujuan untuk memperoleh produk yang berkualitas. Pengolahan limbah udang atau
6ekstrasi khitin dapat dilakukan secara kimiawi melalui proses deproteinase dengan
7menggunakan basa kuat (NaOH) untuk menguraikan protein dari ikatan kitin pada kulit
8udang. kemudian dilanjutkan dengan proses demineralisasi untuk melepaskan mineral
9menggunakan asam kuat H2SO4 (Bastaman, 1989). Pengolahan kimiawi terhadap limbah
10udang dapat memperkecil partikel kalsium dan mengurangi kandungan lemak, serta akan
11menurunkan kadar khitin nenjadi 0,92% dan meningkatkan daya cerna protein menjadi
1274,79% dan meningkatkan kandungan protein 15% lebih tinggi dari tanpa diolah ( Balai
13Penelitian Semarang, 1978, Watkins, 1982 ).
14 Hasil analisa proksimat di laboratorium nutrisi ternak Ruminansia dan kimia Makanan
15Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (2007) Tepung Limbah udang windu
16(Penaeus monodon) mengandung protein kasar 38,25 %, lemak 12,19 %, serat kasar 16,67%
17kalsium 5,75% dan fosfor 1,59%. Setelah diolah tepung limbah udang windu secara kimiawi
18mengandung protein kasar 46,97%, serat kasar 15,68%, lemak kasar 13,47%, lisin 2,11%,
19methionin 1,26% dan energi bruto 3892 kkal/kg setara dengan energi metabolis sebesar 2724
20kkal/kg (Schaible, 1980).
21 Beberapa penelitian yang telah dilakukan, tepung limbah udang digunakan dalam
22ransum unggas dikombinasikan dengan tepung ikan. Hasil penelitian resmi (2001) tepung
23limbah udang olahan dengan cara dikukus selama 40 menit dapat menggantikan tepung ikan
24sampai taraf 15% dalam ransum ayam lurik. Tepung limbah udang yang direndam dengan
25menggunakan asam cuka 5% dan garam 5% selama 48 jam dan kemudian dikukus selama 30
26menit dapat diberikan sampai taraf 15% dalam ransum ayam petelur (Filawati,2003).
27Pengolahaan limbah udang windu secara kimiawi akan melepas ikatan protein dengan khitin
28sehingga akan mudah dicerna. tetapi masih harus dibuktikan secara biologis. sehingga baik
29buruknya tepung limbah udang windu produk pengolahan kimiawi sebagai bahan pakan
30alternatif dalam ransum ayam broiler akan terlihat dari perfomans and income over feed and
31chick cost.
32 Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan tingkat penggunaan tepung limbah
33udang windu (Penaeus monodon) produk kimiawi dalam ransum yang dapat memberikan

2
1performan ayam broiler yang optimum dan mendapatkan income over feed and chick cost
2yang tinggi
3
4Metode
5 Penelitian melaksanakan di Desa Cilopang, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang
6dengan menggunakan 100 ekor anak ayam broiler umur satu hari, dengan bobot awal rata-rata
737,52 gram (koefisien variasi 5,69%). Kandang yang dipergunakan adalah sistem litter
8dengan ukuran 100 X 50 X 75 cm terbuat dari bambu. Ransum yang diberikan mempunyai
9kandungan protein 22% dan energi metabolis sebesar 3000 kkal/kg ( Dagir,1995). Perlakuan
10yang diberikan berupa tingkat penggunaan tepung limbah udang windu yaitu 0%, 5%, 10%
11dan 15%. Proses pengolahan dan analisis tepung limbah udang windu secara kimiawi
12dilakukan di laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan kimia makanan Ternak Fakultas
13Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor melalui tahapan deproteinasi dengan naoH 4%
14dan dilanjutkan dengan proses demineralisasi dengan H2SO4 2%. Susunan ransum penelitian
15dan kandungan zat-zat makanan serta energi metabolis ransum penelitian disajikan pada Tabel
161 dan 2. Selama penelitian ternak percobaan diberi ransum dan air minum ad libitum.
17Pencegahan penyakit dilakukan dengan biosecurity yang ketat dan vaksinasi ND dilakukan
18untuk mencegah penyakit new castle Disease melalui tetes mata serta vaksinasi gumboro
19melalui air minum.
20
21Tabel 1 Susunan Ransum Penelitian
Bahan Pakan R0 R1 R2 R3
……………………………...%.…......................................
Jagung kuning 56,50 56,50 56,50 55,50
Bungkil Kedelai 19,00 19,00 19,50 20,00
Dedak Halus 3,00 1,00 1,00 1,00
Bungkil Kelapa 6,00 7,00 6,00 5,00
Tepung Ikan 12,00 8,00 4,00 0,00
Tepung Limbah Udang 0,00 5,00 10,00 15,00
Minyak kelapa 2,00 2,00 2,00 2,00
DCP 1,00 1,00 1,00 1,00
Premix 0,50 0,50 0,50 0,50
Total 100,00 100,00 100,00 100,00
22
23 Tabel 2. Kandungan Zat-zat Makanan dan Energi Ransum Peneltian
24
Zat-zat Makanan R0 R1 R2 R3 Kebutuhan*
Protein Kasar (%) 21,99 21,99 21,99 21,99 22
Lemak Kasar (%) 5,95 6,02 6,30 6,59 ≤8
3
Serat Kasar (%) 3,65 4,30 4,92 5,53 ≤8
Kalsium (%) 1,26 1,28 1,29 1,30 0,9 - 1,0
Phospor (%) 0,80 0,72 0,64 0,51 0,45 - 0,8
Lisin (%) 1,33 1,22 1,14 1,05 0,95 - 1,2
Methonin (%) 0,47 0,46 0,45 0,44 0,7 - 0,8
Energi Metabolis (Kkal/kg) 2999 3000 2996 2992 3000
1*) Dagir 1995
2 Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4
3perlakuan ransum yang mengandung tingkat tepung limbah udang windu produk pengolahaan
4kimiawi dan diulang 5 kali dan setiap ulangan terdiri 5 ekor. Data yang diperoleh dianalisis
5dengan menggunakan Sidik Ragam dan dilanjutkan dengan uji Turkey untuk membandingkan
6antar perlakuan. Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan,
7konversi ransum dan nilai income over feed and chick cost.
8
9Hasil dan Pembahasan
10 Hasil pengamatan penggunaan tepung limbah udang windu dalam ransum terhadap
11performans dan income over feed and chick cost pada ayam broiler dapat dilihat pada Tabel 3.
12
13 Tabel 3. Rataan Konsumsi Ransum, Pertambahan Bobot Badan, Konversi Ransum dan
14 Income over Feed and Chick Cost Ayam Broiler Selama Penelitian
15
Ransum
Peubah
R0 R1 R2 R3
Konsumsi Ransum (g/ekor ) 2381,00a 2471,20a 2483,00a 2376,80a
Pertambahan Bobot Badan
1225,96a 1317,68a 1339,23a 1222,97a
(g/ekor)
Konversi Ransum (index) 1,94a 1,88a 1,85a 1,95a
Income over feed and chick
5404,31 7364,34 7649,07 7217,42
cost (Rp)
16
17Konsumsi Ransum
18 Dari Tabel 3 dilihat konsumsi ransum tertinggi diperoleh pada perlakuan R 2 (ransum
19mengandung 10% produk kimiawi) sebesar 2483,00 g/ekor, dan konsumsi ransum terendah
20diperoleh pada perlakuan R3 (ransum mengandung 15% produk kimiawi) sebesar 2376,80
21g/ekor. hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan berbagai tingkat tepung limbah udang
22windu produk pengolahaan kimiawi dalam ransum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap
23konsumsi ransum. Ini berarti penggunaan tepung limbah udang windu produk pengolahaan
24kimiawi sampai tingkat 15% diberikan hasil yang sama baik dengan ransum yang tidak
25terkandung tepung limbah udang windu produk kimiawi. Ransum yang mengandung tepung
26limbah udang windu produk pegolahaan kimiawi memiliki bau atau aroma yang tidak
27menyengat serta bentuk ransum dan tingkat kehalusan tepung limbah udang dan tepung ikan

4
1sama sehingga keempat ransum perlakuan memiliki palatabilitas yang sama dengan demikian
2jumlah ransum yang dikonsumsi akan sama. Sesuai dengan pernyataan appleby (1992) dan
3amrullah (2003) bahwa palatabilitas ransum pada ternak umumnya dipengaruhi oleh bau, rasa,
4warna dan tektur. Adanya pengolahan kimiawi dapat menghancurkan atau meregangkan
5ikatan protein dengan khitin dan kalsium karbonat pada kulit udang dan dapat memperkecil
6partikel kalsium dan mengurangi kandungan lemak sehingga akan meningkatkan daya cerna,
7akibatnya konsumsi ransum menjadi sama dengan ransum kontrol.
8
9Pertambahan Bobot Badan
10 Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penggunaan berbagai tingkat tepung
11limbah udang windu produk pengolahan kimiawi dalam ransum memberikan pengaruh yang
12tidak nyata (P>0,05) pada pertambahan bobot badan. ini berarti penggunaan tepung limbah
13udang windu produk pengolahan kimiawi pada tingkat 15% (R 3) diberikan pertambahan bobot
14yang sama baiknya dengan pemberian ransum yang mengandung tepung ikan 12% (R0).
15Adanya proses pengolahan kimiawi melalui tahapan deproteinasi dengan menggunakan basa
16kuat NaOH dan demineralisasi dengan asam kuat H2SO4 dapat memperbaiki kualitas nutrisi.
17Hasil dari pengolahan kimiawi menyebabkan kandungan khitin dalam limbah udang windu
18menurun dan dapat melepaskan ikatan protein dan mineral sehingga dapat lebih mudah
19dicerna oleh ayam broiler dalam saluran pencernaan. Sesuai dengan pernyataan Susana
20(1981) bahwa pengolahan secara kimiawi akan meningkatkan kandungan zat-zat makanan
21dan daya cerna protein serta dapat menurunkan kandungan khitin pada limbah udang.
22
23Konversi Ransum
24 Rataan nilai konversi ransum ayam broiler selama penelitian (5 minggu) berkisar
25antara 1,85 - 1,95. Berdasarkan hasil analisis statistik ternyata penggunaan berbagai tingkat
26tepung limbah udang windu produk pengolahan kimiawi dalam ransum memberikan pengaruh
27yang tidak nyata (P>0,05) terhadap konversi ransum Hal ini terjadi karena tingkat konsumsi
28dan pertambahan bobot badan antar perlakuan juga tidak berbeda nyata. Berarti penggunaan
29tepung limbah udang windu produk pengolahaan kimiawi pada tingkat 15% dalam ransum
30masih dapat menimbulkan manfaat biologis yang seimbang dengan ransum control. Konversi
31ransum merupakan cerminan dari kemampuan ternak dalam memanfaatkan ransum yang
32dikonsumsi untuk menghasilkan bobot badan. Rendahnya nilai konversi ransum tidak
33memberikan jaminan pemeliharaan akan memperoleh keuntungan yang tinggi apabila tidak
34didukung oleh pertambahan bobot badan yang tinggi. Sesuai dengan pendapat Lesson dan
35Summers, (2001), makin rendah angka konversi ransum makin efisien dalam penggunaan
36ransum.
37
38Income Over Feed and Chick Cost
39 Didasarkan Tabel 3 rataan nilai incomne over and chick cost pada perlakuan ransum
40mengandung 15% tepung limbah udang windu produk pengolahaan kimiawi merupakan nilai
41yang tertinggi (Rp 7649,07), sedangkan perlakuan ransum tanpa menggunakan tepung limbah
42udang windu produk pengolahaan kimiawi merupakan nilai yang terendah (Rp 5404,31). Ini
43berarti perlakuan penggunaan tepung limbah udang windu, produk pengolahaan kimiawi
44dalam ransum ayam broiler memberikan hasil yang positif, Semakin tinggi penggunaan
5
1tepung limbah udang windu produk pengolahaan kimiawi dapat menurunkan harga ransum
2dan menghasilkan nilai income over feed and chick cost makin besar pula. Dari hasil
3perhitungan harga ransum R0 (tanpa tepung limbah udang) Rp 3266,50, R1 (5% tepung limbah
4udang) Rp 2944,00, R2 (10% limbah udang) Rp 2629,50 dan R3 (15% tepung limbah udang)
5Rp 2315,00. Penurunan harga ransum dapat mengurangi biaya pakan, sehingga penggunaan
6tepung limbah udang windu produk pengolahaan kimiawi dapat mengefisiensikan
7penggunaan pakan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh biohop dan thusant (1986)
8yang menyatakan dengan mengeefisienkan penggunaan pakan akan mengurangi biaya pakan
9yang menempati unsur pengeluaran tertinggi dari biaya produksi. Penurunan harga ransum
10juga disebabkan tepung limbah udang windu produk pengolahaan kimiawi merupakan limbah
11(waste product) sehingga mempunyai nilai ekonomi relatif rendah. dari hasil penelitian ini
12maka dapat ditetapkan bahwa tepung limbah udang produk pengolahaan kimiawi dapat
13digunakan sebagai pakan alternatif sumber protein hewani yang dapat menggantikan sebagian
14penggunaan tepung ikan.
15
16Kesimpulan
17 Penggunaan tepung limbah udang windu (Penaeus monodon) produk pengolahan
18kimiawi sampai tingkat 15% dalam ransum masih dapat direpon dengan baik oleh ayam,
19broiler terhadap pencapaian konsumsi ransum, pertambahan bovot badan,dan konversi
20ransum serta menghasilkan income over feed chick cost cost yang optimal
21
22Daftar Pustaka
23Amrullah,I K. 2003. Nutrisi Brolier .Cetakan Ke 1. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor. Hal :
24 319 -320.
25
26Appleby, C.M., Barry O.H. and H.A. Elson. 1992. Poultry Production Behaviour
27 Management and Welfare. CAB International Weinburg.
28
29Austin, P.,Brine,J.E., Castle, and J.P. Zikakis. 1981. Chitin : New of Research Sci. 212:749
30
31Balai Penelitian Kimia Semarang. 1978. Pembuatan Tepung PProtein dari Limbah Udang.
32 Departemen Perindustria Pusat Penelitian dan Pengembangan Aneka Industri dan
33 Kerajinan, Semarang.
34
35Bastaman, S. 1989. Studies on Degradation and Extraction of Chitin and Chitosan from
36 Prawn Shell (Nephrops norvegicus). Thesis . The Departement of Mechanical
37 Manufacturing, Aeronautical and Che4mical Engineering, Faculty of Engineering, The
38 Queen’s University of Belfast.
39
40Bioshop, C.E dan Thousant, 1986. Pengantar Anatomi Ekonomi Pertanian. Mutiara Jakarta.
41
42Daghir, N.J. 1995. Poultry Production in Hot Climates. UK at The University Press,
43 Cambridge.
44
45Filawati.2003. Pengaruh Pemanfaatan Tepung Limbah Udang Olahan Terhadap Penampilan
46 Produksi Ayam Petelur. Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Peternakan, Vol.VIII. No 2.110 -120.

6
1Krissetiana,H.2004. Khitin dan Kitosan dari Limbah Udang. Diakses dari
2 www.suaramerdika.com tanggal 11 April 2007.
3
4Leeson, S. and J.D. Summers 2001. Commercial Poultry Nutrion. University Books Guelph
5
6Muzzarelli,R.A.A and P.P Joles. 2000. Chitin and Chitinases. Biochemistry of Chitinase.
7 Switzerland, Bikhauser Verlag.
8
9Resmi. 2001. Pengaruh Pemanfaatan Tepung Limbah Udang Olahan dalam Ransum Ayam
10 Petelur terhadap Penampilan Produksi. Thesis. Fakultas Peternakan Universitas
11 Andalan, Padang.
12
13Schaible, P.J.1979. Poultry Feed and Nutrient 3rd Ed. Avi Publishing Co. Inc., Westport
14
15Susana. 1981. Pengaruh Penambahan HCL dan Waktu Hidrolisis terhadap Mutu Hidrolisat
16 Protein Jengger Udang. Tesis Fakultas Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian,
17 Institut Pertanian Bogor.
18
19Watkins,B.E. 1982. Evaluation of Shrimp and Crab Processing Waste as a Feed Supplement
20 for Mink (Mustelavision). M.S. Thesis. Oregon State University, Corvalis.
21

Anda mungkin juga menyukai