Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi diadakan pada tanggal 3–14 Juni 1992 di Rio de
Jainero, Brasil yang membahas tentang isu – isu lingkungan, kelangkaan air, dan energi
alternatif. Hasil dari KTT Bumi adalah Agenda 21, Deklarasi Rio, dan Konvensi
Keanekaragaman Hayati. Hasil tersebut merupakan sikap dari 178 negara dan 2.400 perwakilan
organisasi non pemerintah dalam upaya menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan
berskala global.
1. Pengertian
Pengenalan motto “hanya ada satu bumi” (The Only One Earth) dikenalkan dalam
konferensi tersebut untuk memperkenalkan pentingnya menjaga lingkungan bagi
penduduk dunia. Sumber daya alam sangat terbatas tetapi kebutuhan manusia tidak
terbatas membuat alam terus dieksploitasi sehingga kerusakan lingkungan terus terjadi
dalam periode setelah dibentuknya UNEP.
Menanggapi hal tersebut PBB membuat Lembaga independent yang dibentuk
oleh majelis umum pada tahun 1983 yang diberi nama World Commission on
Environment and Development (WCED). WCED diketuai oleh Perdana Menteri
Norwegia, Ny. Gro Brundtland yang dapat menyelesaikan tugasnya pada tahun 1987
dengan membuat laporan berjudul “Our Common Future” dengan tema “Sustainable
Development” atau biasa dikenal dengan Laporan Brundtland.
Pada KTT Bumi diperkenalkan jargon “Think Globaly, Act Locally” sebagai
bentuk sosialisai mengenai pentingnya menjaga semangat kebersamaan antara upaya
pembangunan oleh kelompok developmentalis dan upaya menjaga kelestarian lingkungan
oleh environmentalis sehingga terbentuk sinergitas untuk menjaga bumi dari polusi dan
kerusakan lingkungan.
Salah satu isu lingkungan yang dibahas pada KTT Bumi adalah isu perubahan
iklim. Meningkatnya emisi gas rumah kaca merupakan dampak dari eksploitasi sumber
daya hayati yang berlebihan. Hal ini menyebabkan tidak terserapnya emisi oleh
tumbuhan sehingga menyebabkan penuhnya gas karbon di udara dan menghalangi
pantulan sinar matahari dari bumi. Pantulan sinar matahari yang tidak diteruskan ke
atmosfer menyebabkan suhu bumi meningkat sehingga memicu terjadinya perubahan
iklim.
Suhu bumi tertinggi di Indonesia yang dicatat oleh BMKG adalah 39.5°C pada 27
Oktober 2015 di Kota Semarang. Masalah air adalah masalah yang sangat fatal bila
diabaikan begitu saja. Oleh karena itu, PBB membuat laporan yang bertajuk “An Agenda
for Water Action” bersama bank dunia. Pembangunan berkelanjutan merupakan isu yang
dibahas pada KTT Bumi. Pembangunan berkelanjutan mencakup tiga aspek yaitu aspek
pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, dan perlindungan lingkungan.
Jika kegiatan industri tidak dikontrol secara serius, maka alam akan rusak dan
sumber daya akan habis untuk memenuhi kebutuhan manusia. Maka dari itu adanya
inovasi mengenai penggunaan energi alternatif dapat digunakan untuk mengurangi
dampak negatif kegiatan industri.
KTT Bumi menghasilkan dokumen yang mengikat dan tidak mengikat. Dokumen
yang mengikat antara lain Konvensi Keanekaragaman Hayati dan Konvensi Kerangka
PBB untuk perubahan iklim. Sementara dokumen yang tidak mengikat antara lain
Agenda 21, Deklarasi Rio, dan prinsip-prinsip mengelola hutan secara lestari.
Agenda 21 terbagi menjadi empat bagian. Bagian pertama tentang program yang
berkaitan dengan dimensi sosial ekonomi. Bagian kedua tentang pengelolaan sumberdaya
dan pencemaran. Bagian ketiga tentang program untuk penguatan kelompok utama.
Deklarasi Rio merupakan kesepakatan yang dideklarasikan pada KTT Bumi Rio
de Jainero, Brazil. Pada Deklarsi Rio dibentuk prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan antara lain precautionary principle, prinsip keadilan, prinsip integrasi, dan
prinsip kerjasama.
Prinsip keadilan lebih menekankan kepada hak manusia untuk menikmati hidup di
lingkungan yang bersih serta mendapatkan akses yang adil dalam mengelola sumber daya
alam. Prinsip integrasi dalam konsep pembangunan yang berkelanjutan sangat diperlukan
dalam upaya mencegah kerusakan lingkungan karena perlunya kesepakatan bersama
dalam mempertimbangkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Sementara
prinsip kerjasama pada dasarnya bertujuan agar negara-negara melakukan kerjasama
melindungi dan melestarikan lingkungan.