Anda di halaman 1dari 38

KAMUS DIGITAL BASAING (BANJAR-INDONESIA-INGGRIS):

REPRESENTASI PEMBERDAYAAN EKSISTENSI BAHASA BANJAR

DISUSUN OLEH

NILA CAHYA
AHMAD IRFAN SUWANDI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


BANJARBARU
2017
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis : Kamus Digital BASAING (Banjar-Indonesia-Inggris):


Representasi Pemberdayaan Eksistensi Bahasa Banjar
2. Biodata Ketua Kelompok
a. Nama Lengkap : Nila Cahya
b. NIM : J1A115014
c. Jurusan : Matematika
d. Nomor Telepon : 085822648896
e. Email : nilacahya99@yahoo.co.id
3. Biodata Anggota
a. Nama Lengkap : Ahmad Irfan Suwandi
b. NIM : J1A115022
c. Jurusan : Matematika
d. Nomor Telepon : 085248558358
e. Email : irfansuw@gmail.com
4. Biodata Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap : Akhmad Yusuf, S,Si., M.Kom.
b. NIP : 19800402 200501 1 001
c. Nomor Telepon : 082123077255

Banjarbaru, 13 Oktober 2017


Dosen Pembimbing Penulis

Akhmad Yusuf, S,Si., M.Kom. Nila Cahya


NIP. 19800402 200501 1 001 NIM. J1A115014

Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni

Rodiansono, S.Si., M.Si., Ph.D


NIP. 19730411 200012 1 001

ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Judul Karya Tulis : Kamus Digital BASAING (Banjar - Indonesia - Inggris):


Representasi Pemberdayaan Eksistensi Bahasa Banjar
Nama Ketua : Nila Cahya
Nama Anggota : Ahmad Irfan Suwandi
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa karya tulis
dengan judul tersebut di atas memang benar merupakan karya orisinil yang dibuat
oleh Penulis dan belum pernah dipublikasikan dan/ atau dilombakan di luar
kegiatan ―Lomba Karya Tulis Ilmiah Memperingati Hari Sumpah Pemuda 2017‖
yang diselenggarakan oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Demikian pernyataan ini
kami buat dengan sebenarnya, dan apabila terbukti terdapat pelanggaran di
dalamnya, maka kami siap untuk didiskualifikasi dari kompetisi ini sebagai
bentuk pertanggung jawaban kami.

Banjarbaru, 13 Oktober 2017


Menyetujui,
Dosen Pembimbing Ketua Kelompok

Akhmad Yusuf, S,Si., M.Kom. Nila Cahya


NIP. 19800402 200501 1 001 NIM. J1A115014

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‘alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah dalam rangka
memeperingati hari Sumpah Pemuda 2017.. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada teladan seluruh umat Islam, Rasulullah SAW.
Penulis menyadari bahwa untuk menyelesaikan karya ilmiah ini bukanlah
perkara yang mudah. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
tulus dan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
terselesaikan lah karya tulis ilmiah yang berjudul ―Kamus Digital BASAING
(Banjar - Indonesia - Inggris): Representasi Pemberdayaan Eksistensi Bahasa
Banjar‖.
Pada kesempatan ini secara khusus penulis ingin mengabdikan ucapan
terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta, abah dan mama
yang telah memberikan support serta doa yang luar biasa banyaknya. Tak lupa
juga rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak Fakultas MIPA yang telah
berjasa dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Serta kepada seluruh pihak
yang telah terlibat, mendukung dan membantu baik secara moril maupun materiil
untuk keberhasilan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih
terdapat banyak kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan, jauh dari kata
sempurna. Mengingat kemampuan dan pengetahuan penulis terbatas, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan
karya tulis ilmiah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini berguna dan
bermanfaat bagi para pelajar umumnya, dan khususnya bagi diri penulis sendiri
serta semua yang membaca karya tulis ilmiah ini semoga dapat dipergunakan
dengan semestinya.

Banjarbaru, 13 Oktober 2017

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................ v
ABSTRAK ................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Pengertian Bahasa ...................................................................................... 4
1. Bahasa Daerah ...................................................................................... 4
2. Bahasa Banjar....................................................................................... 5
3. Bahasa Indonesia .................................................................................. 6
4. Bahasa Inggris ...................................................................................... 8
B. Pemberdayaan Bahasa Daerah yang Telah Dilakukan............................... 9
C. Kamus ........................................................................................................ 11
D. Kamus Digital ............................................................................................ 11
BAB III METODOLOGI PENULISAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 13
B. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 13
C. Teknik Analisis Data .................................................................................. 13

BAB IV PEMBAHASAN
A. Peran Bahasa Daerah dalam Perkembangan Indonesia ............................. 15
B. Pembuatan Kamus BASAING (Banjar-Indonesia-Inggris) ....................... 18
C. Tampilan dan Penggunaan Kamus BASAING (Banjar-Indonesia-
Inggris) ....................................................................................................... 19

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 21
B. Saran ........................................................................................................... 21
C. Penutup....................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 23


LAMPIRAN ................................................................................................................. 25
BIODATA PENULIS .................................................................................................. 30

v
ABSTRAK

Bahasa daerah merupakan suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah


dalam sebuah negara kebangsaan pada suatu daerah kecil. Indonesia sebagai salah
satu negara yang memiliki ribuan pulau, serta beragam suku bangsa, patutlah juga
memiliki bahasa daerah yang beragam. Antara lain seperti bahasa Jawa, bahasa
Batak, bahasa Banjar, bahasa Bugis, dan lain sebagainya. Namun seiring dengan
pesatnya perkembangan zaman, penutur bahasa-bahasa daerah yang ada di
Indonesia semakin berkurang serta bergeser oleh berbagai penyebab. Salah satu
penyebab yang mengurangi penggunaan bahasa daerah yaitu pengaruh globalisasi,
seperti bahas asing yang eksistensinya lebih dikagumi oleh kaum muda. Pengaruh
lainnya yaitu karena masyarakat Indonesia hanya memandang bahasa daerah
sebatas alat komunikasi, tanpa mengetahui peran-peran dari bahasa daerah lainnya
yang berkontribusi bagi Indonesia. Maka pentingnya dilakukan penelitian ini
adalah untuk memaparkan peran-peran dari bahasa daerah yang ada di Indonesia.
Serta memberikan suatu solusi agar eksistensi bahasa daerah tidak punah,
khususnya untuk bahasa Banjar, yaitu dengan pembuatan kamus digital
BASAING (Banjar-Indonesia-Inggris).
Melalui metode penelitian studi pustaka. Penulis menggunakan berbagai
macam literatur sebagai sumber yang dijadikan dasar pemikiran dalam penelitian.
Hasil studi ini memberikan penjelasan bahwa bahasa daerah memberikan banyak
peran bagi Indonesia, salah satunya dalam aset kebudayaan.
Namun jika hanya dengan mengetahui peran-perannya saja, belum cukup
untuk dapat menjaga bahasa daerah dari ancaman pergeseran dan kepunahan.
Oleh karena itu diperlukan upaya yang nyata untuk melaksanakannya, yaitu
dengan pembuatan kamus BASAING (Banjar-Indonesia-Inggris). Yang mana
merupakan reprsentasi dari pemberdayaan eksistensi bahasa Banjar yang ada di
daerah Kalimantan Selatan.

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan suatu alat terpenting bagi manusia untuk dapat saling
berhubungan satu sama lain, yakni sebagai alat komunikasi. Dengan kata lain,
bahasa merupakan media untuk menyampaikan pesan atau informasi dari satu
individu kepada individu lain atau lebih, baik itu secara lisan maupun tulisan.
Selain sebagai alat komunikasi, bahasa juga bertindak sebagai ciri khas dari
suatu bangsa ataupun negara, yang mana dapat membedakan antara negara satu
dengan yang lainnya, sehingga bahasa sangatlah beragam di dunia ini. Suatu
negara yang terdiri dari banyak pulau atau wilayah mempunyai berbagai macam
bahasa yang berbeda di setiap daerahnya. Hal ini disebabkan daerah atau suku
yang berbeda biasanya memiliki bahasa yang berbeda pula, yang disebut sebagai
bahasa daerah.
Bahasa daerah merupakan suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah
dalam sebuah negara kebangsaan pada suatu daerah kecil, negara bagian federal,
provinsi, atau daerah yang lebih luas, dan biasanya digunakan dalam keadaan
yang tidak formal. Bagi suatu negara, bahasa daerah tidak hanya berfungsi sebagai
alat komunikasi yang mencirikan suatu suku atau ras tertentu yang menghasilkan
keragaman budaya, namun juga fungsi-fungsi lain sebagai unsur kebudayaan
nasional yang patut dipertahankan dan dilestarikan.
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki ribuan pulau, serta
beragam suku bangsa, patutlah juga memiliki bahasa daerah yang beragam.
Antara lain seperti bahasa Jawa, bahasa Batak, bahasa Banjar, bahasa Bugis, dan
lain sebagainya. Namun seiring dengan pesatnya perkembangan zaman, penutur
bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia semakin berkurang serta bergeser.
Pergeseran bahasa sejujurnya diawali oleh pengguna bahasa itu sendiri yang
memandang dan meletakkan bahasa itu hanya sebatas alat untuk melakukan
komunikasi saja, bukan pada paradigma bahasa merupakan bagian dari
kebudayaan tingkat tinggi yang perlu diberdayakan eksistensinya. Sebab lain yang
juga mengurangi penggunaan bahasa daerah yaitu pengaruh globalisasi yang mana
telah menelan eksistensi dari bahasa daerah tersebut.
Sebagai contoh, saat ini banyak keluarga muda di Kalimantan Selatan
berkomunikasi dengan bahasa Indonesia pada anak balitanya, bukan lagi dengan
bahasa Banjar. Begitu pula mulai ada kecenderungan bahasa Inggris
menggantikan peran bahasa Indonesia, baik dalam komunikasi nonformal
(lingkungan keluarga) maupun komunikasi formal. Belum lagi generasi muda
yang lebih merasa keren dan hebat jika mereka menggunakan bahasa asing seperti
bahasa Inggris daripada bahasa daerahnya sendiri. Dari paparan ini dapat
disimpulkan bahwa eksistensi bahasa daerah mulai terdesak oleh penggunaan
bahasa Indonesia dan bahasa asing, terutama oleh bahasa Inggris.
Selain itu, pergeseran serta berkurangnya eksistensi bahasa daerah di
Indonesia juga disebabkan karena peran bahasa daerah yang belum dikettahui oleh

1
2

masyarakat kebanyakan, sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan bahasa


Indonesia bahkan bahasa Inggris di berbagai situasi. Mengutip dari catatan
Kompas, sebanyak 726 dari 746 bahasa daerah di Indonesia ternyata terancam
punah karena generasi muda enggan memakai bahasa tersebut. Bahkan, dari 746
bahasa daerah tersebut kini hanya tersisa 13 bahasa daerah yang memiliki jumlah
penuturnya lebih dari satu juta orang, itupun sebagian besar adalah generasi tua,
salah satu di antaranya yaitu bahasa Banjar.
Bahasa Banjar merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang
banyak penuturnya, yang mana tersebar di seluruh daerah Kalimantan Selatan,
serta beberapa daerah di luar Kalimantan Selatan. Namun, bahasa Banjar juga
tidak lepas dari ancaman pergeseran bahasa yang sedang terjadi di masa kini. Oleh
karena itu, diperlukan suatu upaya agar eksistensi bahasa Banjar tidak berkurang,
namun juga tidak membatasi penggunaan bahasa asing yang turut menjadi
penghalangnya. Hal ini dikarenakan penggunaan bahasa nasinal yakni bahasa
Indonesia serta bahasa asing seperti bahasa Inggris, yang pada masa sekarang juga
sangat dibutuhkan dalam berbagai sisi kehidupan.
Sehingga upaya untuk memperdayakan eksistensi bahasa daerah, dapat
diwujudkan melalui pengenalan peran-peran bahasa daerah bagi perkembangan
Indonesia dari berbagai sisi. Dalam karya tulis ini dikhususkan untuk bahasa
Banjar, maka pemberdayaan bahasa daerah juga dapat direpresentasikan melalui
kamus digital BASAING (Banjar-Indonesia-Inggris). Yang mana dengan kamus
ini, maka kita dapat memperdayakan bahasa Banjar sebagai salah satu bahasa
daerah Indonesia, tanpa membatasi penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris sebagai bahasa nasional dan internasional yang turut dibutuhkan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran bahasa daerah dalam perkembangan kebudayaan bangsa
Indonesia?
2. Bagaimana pembuatan kamus digital BASAING (Banjar-Indonesia-Inggris)
sebagai representasi pemberdayaan bahasa Banjar?
3. Bagaimana tampilan dan penggunaan kamus digital BASAING (Banjar-
Indonesia-Inggris)?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peran bahasa daerah dalam perkembangan kebudayaan
bangsa Indonesia.
2. Untuk memberikan informasi mengenai pembuatan kamus digital BASAING
(Banjar-Indonesia-Inggris) sebagai representasi pemberdayaan bahasa Banjar.
3. Untuk memberikan informasi mengenai tampilan dan penggunaan kamus
digital BASAING (Banjar-Indonesia-Inggris).
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai acuan dasar untuk studi lanjutan bagi masalah yang berhubungan
dengan bahasa daerah secara umum maupun dalam lingkup daerah Indonesia.
2. Sebagai lahan kajian dan bahan pertimbangan tinjauan hukum Indonesia
terhadap bahasa daerah dengan memandang bahwa bahasa daerah tersebut
memiliki banyak peran yang sangat bermanfaat bagi Indonesia.
3

3. Sebagai sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu dan perbaikan


dalam bidang kebudayaan di kalangan masyarakat, diharapkan dapat
memberikan kontribusi pemikiran dan penyelesaian terhadap berbagai
permasalahan bangsa, khususnya yang berkaitan dengan masalah bahasa
daerah.
4. Sebagai bentuk pemahaman terhadap pentingnya penggunaan bahasa daerah
dalam komunikasi di kehidupan bebangsa dan bernegara sehingga eksistensi
dari bahasa daerah tersebut dapat terjaga dan terpelihara.
5. Secara khusus bagi penulis, sebagai wahana perluasan wawasan pemikiran
terhadap perkembangan ilmu yang semakin maju.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Bahasa
Pada manusia bahasa ditandai oleh adanya daya cipta yang tidak
pernah habis dan adanya sebuah aturan. Daya cipta yang tidak pernah habis
ialah suatu kemampuan individu untuk menciptakan sejumlah kalimat
bermakna yang tidak pernah berhenti dengan menggunakan seperangkat kata
dan aturan yang terbatas, yang menjadikan bahasa sebagai upaya yang sangat
kreatif. Dengan demikian bahasa dapat diartikan sebagai suatu sistem simbol
yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Di samping itu bahasa dapat dimaknai sebagai suatu sistem tanda, baik
lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan sistem komunikasi antar manusia.
Bahasa mencakup komunikasi non verbal dan komunikasi verbal. Bahasa
dapat dipelajari secara teratur tergantung pada kematangan serta kesempatan
belajar yang dimiliki seseorang.
Bahasa mempunyai beberapa pengertian. Menurut Oxford Advanced
Learner Dictionary, bahasa adalah suatu sistem dari suara, kata, pola yang
digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi melalui pikiran dan perasaan.
Sedangkan menurut pandangan Hurlock (1978: 176) bahasa adalah sarana
komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan
makna kepada orang lain. Syamsu Yusuf (2007: 118) mengatakan bahwa
bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini
tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan
dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu
pengertian.
Dari beberapa definisi bahasa yang dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu alat komunikasi yang digunakan
melalui suatu sistem suara, kata, pola yang digunakan manusia untuk
menyampaikan pertukaran pikiran dan perasaan. Bahasa dapat mencakup
segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan,
bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, dan ekspresi wajah.
1. Bahasa Daerah
Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan di suatu
wilayah dalam sebuah negara kebangsaan pada suatu daerah kecil, negara
bagian federal, provinsi, atau daerah yang lebih luas.
Dalam rumusan Piagam Eropa untuk Bahasa-Bahasa Regional atau
Minoritas, bahasa-bahasa daerah atau minoritas adalah:
 Bahasa-bahasa tradisional digunakan dalam wilayah suatu negara, oleh
warga negara dari negara tersebut, yang secara numerik membentuk
kelompok yang lebih kecil dari populasi lainnya di negara tersebut.

4
5

 Bahasa-bahasa yang berbeda dari bahasa resmi (atau bahasa-bahasa


resmi) dari negara tersebut
Indonesia sendiri memiliki 764 bahasa daerah. Bahasa daerah
menjadiidentitas yang menandai keberadaan etnis-etnis yang ada di
Indonesia. Karenatidak mungkin mengidentifikasi adanya etnis tersebut
tanpa bahasa etnis itusendiri. Bahasa daerah merupakan salah satu budaya
Indonesia. Budaya tersebutmemang sebagai identitas dan kebanggaan
suatu daerah dan juga penyatu rasasedaerah dan tentu bahasa daerah
mempunyai kedudukan penting di daerahmasing-masing. Walaupun,
penurunan pemakaian bahasa daerah disuatu daerah biasanya disesalkan
oleh pihak tertentu, tapi tak sedikit bahasa daerah yang mulaimusnah,
padahal musnahnya bahasa daerah tersebut juga mengindikasikan
musnahnya pula suatu peradaban manusia di dunia ini.
2. Bahasa Banjar
Bahasa Banjar adalah sebuah bahasa Austronesia dari rumpun
bahasa Melayik yang dipertuturkan oleh suku Banjar di Kalimantan
Selatan, Indonesia, sebagai bahasa ibu. Bahasa Banjar termasuk kelompok
Bahasa Melayu Lokal Borneo Timur.
Bahasa Banjar termasuk dalam daftar bahasa dominan di
Indonesia. Di tanah asalnya di Kalimantan Selatan, bahasa Banjar yang
merupakan bahasa sastra lisan terbagi menjadi dua dialek besar yaitu
Banjar Kuala dan Banjar Hulu. Sebelum dikenal bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional, pada zaman dahulu apabila berpidato, menulis atau
mengarang orang Banjar menggunakan bahasa Melayu Banjar dengan
menggunakan aksara Arab. Tulisan atau huruf yang digunakan umumnya
huruf atau tulisan Arab gundul dengan bahasa tulis bahasa Melayu (versi
Banjar). Semua naskah kuno yang ditulis dengan tangan seperti puisi,
Syair Siti Zubaidah, syair Tajul Muluk, syair Burung Karuang, dan bahkan
Hikayat Banjar dan Tutur Candi menggunakan huruf Arab berbahasa
Melayu (versi Banjar).
Bahasa Banjar dihipotesiskan sebagai bahasa Melayik, seperti
halnya bahasa Minangkabau, bahasa Betawi, bahasa Iban, dan lain-lain.
Karena kedudukannya sebagai lingua franca, pemakai bahasa Banjar lebih
banyak daripada jumlah suku Banjar itu sendiri. Selain di Kalimantan
Selatan, Bahasa Banjar yang semula sebagai bahasa suku bangsa juga
menjadi lingua franca di daerah lainnya, yakni Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Timur serta di daerah Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, sebagai
bahasa penghubung antar suku. Di Kalimantan Tengah, tingkat
pemertahanan bahasa Banjar cukup tinggi tidak sekadar bertahan di
komunitasnya sendiri, bahkan menggeser (shifting) bahasa-bahasa orang
6

Dayak. Penyebaran bahasa Banjar sebagai lingua franca ke luar dari tanah
asalnya memunculkan varian Bahasa Banjar versi lokal yang merupakan
interaksi bahasa Banjar dengan bahasa yang ada di sekitarnya misalnya
bahasa Samarinda, bahasa Kumai dan lain-lain. Di sepanjang daerah hulu
sungai Barito atau sering disebut kawasan Barito Raya (Tanah Dusun)
dapat dijumpai bahasa Banjar versi logat Barito misalnya di kota Tamiang
Layang digunakan bahasa Banjar dengan logat Dayak Maanyan.
Pemakaian bahasa Banjar dalam percakapan dan pergaulan sehari-
hari di Kalimantan Selatan dan sekitarnya lebih dominan dibandingkan
dengan bahasa Indonesia. Berbagai suku di Kalimantan Selatan dan
sekitarnya berusaha menguasai bahasa Banjar, sehingga dapat pula kita
jumpai bahasa Banjar yang diucapkan dengan logat Jawa atau Madura
yang masih terasa kental seperti yang kita jumpai di kota Banjarmasin.
Bahasa Banjar juga masih digunakan pada sebagian permukiman suku
Banjar di Malaysia seperti di Kampung (Desa) Parit Abas, Mukim
(Kecamatan) Kuala Kurau, Daerah (Kabupaten) Kerian, Negeri Perak
Darul Ridzuan.
Bahasa Banjar banyak dipengaruhi oleh bahasa Melayu, Jawa dan
bahasa-bahasa Dayak. Kesamaan leksikal bahasa Banjar terhadap bahasa
lainnya yaitu 73% dengan bahasa Indonesia, 66% dengan bahasa Tamuan
(Malayic Dayak), 45% dengan bahasa Bakumpai, 35% dengan bahasa
Ngaju. Hasil penelitian Wurm dan Willson (1975), hubungan kekerabatan
antara Bahasa Melayu dan Bahasa Banjar mencapai angka 85 persen.
Adapun kekerabatan dengan bahasa Maanyan sekitar 32 % dan dengan
bahasa Ngaju 39 %, berdasarkan penelitian Zaini HD1. Bahasa Banjar
mempunyai hubungan dengan bahasa yang digunakan suku Kedayan
(sebuah dialek dalam bahasa Brunei) yang terpisahkan selama 400 tahun
dan bahasa Banjar sering pula disebut Bahasa Melayu Banjar. Dalam
perkembangannya, bahasa Banjar ditengarai mengalami kontaminasi dari
intervensi bahasa Indonesia dan bahasa asing. Bahasa Banjar berada dalam
kategori cukup aman dari kepunahan karena masih digunakan sebagai
bahasa sehari-hari oleh masyarakat Banjar maupun oleh pendatang.
Walaupun terjadi penurunan penggunaan bahasa Banjar namun laju
penurunan tersebut tidak sangat kentara. Saat ini, Bahasa Banjar sudah
mulai diajarkan di sekolah-sekolah di Kalimantan Selatan sebagai muatan
lokal. Bahasa Banjar juga memiliki sejumlah peribahasa.
3. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan
bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan
7

penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya


sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi.
Sejarah Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia berasal dari bahasa
melayu termasuk rumpun bahasa Austronesia yang telah digunakan
sebagai lingua franca di nusantara sejak abad- abad awal penanggalan
modern, paling tidak pada bentuk informalnya. Bentuk bahasa sehari- hari
ini sering dinamai dengan istilah melayu pasar. Jenis ini sangat lentur
sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan
sangat besar dan mudah menyerap istilah- istilah lain dari berbagai bahasa
yang digunakan para penggunanya.
Bahasa Indonesia memiliki istilah bahasa Indonesia baku, dikenal
juga istilah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dibandingkan istilah
bahasa Indonesia baku, istilah bahasa Indonesia yang baik dan benar jauh
lebih popular di masyarakat. Ada dua ungkapan yang perlu dijelaskan
dalam kaitannya dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, yaitu
bahasa Indonesia yang baik dan bahasa Indonesia yang benar. Bahasa
Indonesia yang baik mengacu pada pemakaian bahasa Indonesia yang
sesuai dengan situasi kebahasaan yang ada, sedangkan bahasa Indonesia
yang benar mengacu pada pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai
dengan kaidah bahasa. Dengan demikian, bahasa Indonesia yang baik dan
benar dapat dijelaskan sebagai ragam pemakaian bahasa Indonesia yang
sesuai dengan situasi kebahasaan dan kaidah kebahasaan yang ada. Kaidah
kebahasaan itu ada yang tergolong kaidah baku dan ada pula yang
tergolong kaidah nonbaku. Jika situasi kebahasaannya tergolong resmi,
hendaknya digunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah baku,
sedangkan jika situasi kebahasan tergolong tidak resmi, dapat digunakan
bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah nonbaku. Dengan demikian,
dalam situasi remi atau dalam kaitannya dengan penulisan wacana ilmiah,
pengertian bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat disamakan dengan
pengertian bahasa Indonesia baku, tetapi dalam situasi tidak resmi,
pengertian bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak bisa disamakan
dengan pengertian bahasa Indonesia baku. Dengan kata lain, pengertian
bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat mencakup bahasa Indonesia
baku dan bahasa Indonesia nonbaku. Di sinilah letak kaitan bahasa
Indonesia yang baik dan benar dengan bahasa Indonesia baku.
Adapun fungsi bahasa Indonesia baku adalah sebagai berikut: (1)
dipergunakan dalam wacana teknis seperti dalam karangan-karangan
ilmiah, buku-buku pelajaran, dan laporan-laporan resmi;. (2) sebagai alat
komunikasi resmi, yakni dalam surat-menyurat resmi, pengumuman-
pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, undang-undang, surat-
8

surat keputusan, dan sebagainya; (3) dipakai dalam pembicaran-


pembicaran yang bersifat keilmuan atau penyampaian ide-ide seperti
mengajar, berceramah, berseminar, dan berdebat, (4) dipakai dalam
pembicaraan dengan orang yang dihormati termasuk dengan orang yang
belum akrab benar atau baru dikenal (Suharianto, 1981:23).
4. Bahasa Inggris
Bahasa Inggris atau English adalah bahasa Jermanik yang pertama
kali dituturkan di Inggris pada Abad Pertengahan Awal dan saat ini
merupakan bahasa yang paling umum digunakan di seluruh dunia. Bahasa
Inggris dituturkan sebagai bahasa pertama oleh mayoritas penduduk di
berbagai negara, termasuk Britania Raya, Irlandia, Amerika
Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan sejumlah negara-
negara Karibia; serta menjadi bahasa resmi di hampir 60 negara berdaulat.
Bahasa Inggris adalah bahasa ibu ketiga yang paling banyak dituturkan di
seluruh dunia, setelah bahasa Mandarin dan bahasa Spanyol. Bahasa
Inggris juga digunakan sebagai bahasa kedua dan bahasa resmi oleh Uni
Eropa, Negara Persemakmuran, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta
beragam organisasi lainnya.
Bahasa Inggris berkembang pertama kali di Kerajaan Anglo-Saxon
Inggris dan di wilayah yang saat ini membentuk Skotlandia tenggara.
Setelah meluasnya pengaruh Britania Raya pada abad ke-17 dan ke-20
melalui Imperium Britania, bahasa Inggris tersebar luas di seluruh dunia.
Di samping itu, luasnya penggunaan bahasa Inggris juga disebabkan oleh
penyebaran kebudayaan dan teknologi Amerika Serikat yang mendominasi
di sepanjang abad ke-20. Hal-hal tersebut telah menyebabkan bahasa
Inggris saat ini menjadi bahasa utama dan secara tidak resmi (de facto)
dianggap sebagai lingua franca di berbagai belahan dunia.
Bahasa Inggris modern, kadang digambarkan sebagai lingua
franca global pertama, adalah bahasa dominan, atau dalam beberapa kasus
bahkan ditetapkan sebagai bahasa internasional dalam bidang komunikasi,
sains, teknologi informasi, bisnis, kelautan, kedirgantaraan, hiburan, radio,
dan diplomasi. Penyebaran bahasa Inggris di luar Kepulauan
Britania dimulai dengan pertumbuhan Imperium Britania, dan pada abad
ke-19 jangkauannya telah global. Setelah kolonisasi Britania sejak abad
ke-16 hingga ke-19, bahasa Inggris menjadi bahasa dominan di Amerika
Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Pertumbuhan pengaruh
budaya dan ekonomi Amerika Serikat dan statusnya sebagai negara
adidaya global sejak Perang Dunia II turut mempercepat penyebaran
bahasa Inggris ke seluruh dunia. Bahasa Inggris menggantikan bahasa
Jerman sebagai bahasa sains yang dominan dalam penghargaan Hadiah
9

Nobel pada paruh kedua abad ke-20. Bahasa Inggris telah menyamai dan
bahkan telah melampaui bahasa Perancis sebagai bahasa dominan dalam
dunia diplomasi pada paruh kedua abad ke-19.
Kemampuan berbahasa Inggris telah menjadi kebutuhan dalam
sejumlah bidang ilmu, pekerjaan, dan profesi semisal kedokteran
dan komputasi; sebagai akibatnya, lebih dari satu miliar orang di dunia
bisa berbahasa Inggris setidaknya pada tingkat dasar.

B. Pemberdayaan Bahasa Daerah yang Telah Dilakukan


Badan dunia di bawah Perserikatan Bangsa-bangsa yang mengurusi
masalah pendidikan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, Unesco,
memperkirakan bahwa separuh dari 6 ribu bahasa yang ada di dunia saat ini
berada dalam ancaman kepunahan. Hal ini diungkapkan dalam siaran pers
lembaga bahasa itu dalam rangka Hari Bahasa Ibu Sedunia di Jakarta (Tempo,
21 Februari 2007). Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan data yang
terhimpun dalam buku Atlas of The Worl‘s Language in Danger of
Dissapearing, karya Stepen A. Wurm yang diterbitkan Unesco pada tahun
2001 disebutkan bahwa potensi kepunahan bahasa-bahasa daerah tersebut
terjadi sangat cepat. Kepunahan bahasa tersebut terjadi di berbagai negara,
termasuk di Indonesia. Arief Rahman dalam beberapa kesempatan di mana dia
terlibat perbincangan mengenai bahasa daerah, yang mengejutkan dari
beberapa sumber menyatakan bahwa bahasa daerah di Indonesia setiap saat
mengalami proses kepunahan (www.depkominfo.go.id).
Kepunahan bahasa yang diawali dengan pergeseran bahasa ini tidak
hanya terjadi pada bahasa daerah yang jumlah penuturnya sedikit, tetapi juga
pada bahasa daerah yang penuturnya banyak, misalnya bahasa Jawa dengan
jumlah penuturnya kurang lebih delapan puluh juta orang di dunia
(www.Suarapembaharuan.com).
Fenomena ini tentunya sangat memprihatinkan bila dikaitkan dengan
proses kepunahan bahasa daerah yang pada saatnya akan diikuti dengan
kepunahan budaya daerah tertentu. Padahal, dengan punahnya suatu bahasa
berarti hilang pula salah satu alat pengembang serta pendukung utama
kebudayaan tersebut. Lebih dari itu, berarti hilang pula salah satu warisan
budaya dunia yang tak ternilai harganya dan berarti pula membunuh sejarah
peradaban dan eksistensi masyarakat pemakainya. Hal tersebut dikarenakan
bahasa merupakan refleksi dan identitas yang paling kokoh dari sebuah
budaya, bahasa menjadi alat pengikat yang sangat kuat untuk
mempertahankan eksistensi suatu budaya masyarakat yang menjadi tonggak
kekokohan bhineka tunggal ika.
10

Salah satu hal penting yang dapat dilakukan untuk melestarikan bahasa
daerah di Indonesia ialah dengan menumbuhkan kesadaran tiap warga etnik
tertentu akan pentingnya bahasa daerah mereka. Kesadaran akan bahaya
kepunahan bila bahasa daerah mereka sudah tidak digunakan dalam kehidupan
mereka perlu dimunculkan. Punahnya bahasa mereka akan menyebabkan
hilangnya budaya yang mereka miliki. Kesadaran ini tidak hanya dibutuhkan
oleh warga etnik dengan jumlah penutur yang sedikit, tetapi juga penutur
bahasa yang jumlahnya banyak, seperti bahasa Jawa. Seperti yang telah
dikemukakan sebelumnya bahwa kepunahan ini tidak hanya terjadi pada
bahasa yang jumlah penuturnya sedikit, tetapi juga pada bahasa dengan
penutur yang banyak. Bila perlu kampanye pelestarian bahasa daerah dapat
dilakukan, tidak hanya kampanye politik saja.
Pelestarian bahasa daerah ini juga dapat dilakukan melalui media cetak
maupun elektronik. Perlunya media cetak dan elektronik memunculkan berita,
artikel, atau acara budaya dengan bahasa daerah tertentu. Saat ini sebenarnya
sudah banyak televisi lokal yang menampilkan identitas budaya daerah dan
juga menggunakan bahasa daerah dalam acara-acara tertentu. Surat kabar
tertentu juga sudah ada yang pada hari tertentu menggunakan beberapa
halaman untuk menampilkan berita-berita atau artikel dalam bahasa daerah. Di
Yogyakarta bahkan ada suatu instansi yang pada hari tertentu menggunakan
bahasa Jawa sebagai bahasa komunikasi antarpegawai. Seharusnya disekolah-
sekolah juga perlu menggunakan bahasa daerah pada hari-hari tertentu seperti
yang pernah dilakukan oleh salah satu sekolah di Yogyakarta.
Tentunya masih banyak lagi usaha yang bisa dilakukan untuk
melestarikan bahasa daerah di Indonesia. Hal ini menjadi tanggung jawab
bersama antara pemerintah dan instansi lain yang terkait dan masyarakat
penutur bahasa daerah tersebut. Adapun beberapa upaya lain yang dilakukan
untuk pemberdayaan bahasa daerah di Indonesia, antara lain sebagai berikut:
1. Pengembangan dan pemertahanan bahasa daerah melalui pembelajaran
bahasa daerah yang diatur dalam peraturan pemerintah. Seerti pengajaran
bahasa daerah kepada siswa sekolah dasar dalam mata pelajaran muatan
lokal.
2. UUD 1945 pada pasal 32 ayat (2) menegaskan bahwa ―Negara
menghormati dan memilihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional.‖
3. Perumusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, bahwa
bahasa daerah sebagai pendukung bahasa nasional merupakan sumber
pembinaan bahasa Indonesia.
4. UUD 1945 Bab XV, Pasal 36, yang berbunyi ―daerah-daerah yang
mempunyai bahasa sendiri, yang dipelihara oleh rakyatnya dengan baik-
11

baik (misalnya bahasa Jawa, Sunda, Madura, dll) bahasa-bahasa itu dan
dipelihara juga oleh negara. Bahasa-bahasa itu pun merupakan sebagian
dari kebudayaan Indonesia yang hidup‖.
5. Penggunaan bahasa daerah dalam media massa seperti siaran radio,
televisi, surat kabar, dan sebagainya.

C. Kamus
Kamus adalah buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, biasanya
disusun menurut abjad beserta penjelasan tentang makna dan pemakaiannya
(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Kamus disusun sesuai dengan abjad dari A-
Z dengan tujuan untuk memudahkan pengguna kamus dalam mencari istilah
yang diinginkannya dengan cepat dan mudah. Kamus memiliki kegunaan
untuk memudahkan penggunanya dalam mencari istilah-istilah yang belum
dipahami maknanya.

D. Kamus Digital
Kamus digital lebih mengutamakan pada fasilitas pengolah kata
elektronis, yaitu sebuah fasilitas yang memungkinkan aplikasi pengolah kata
memeriksa ejaan dari dokumen yang diketik. Hal ini dapat meminimumkan
kemungkinan salah eja atau salah ketik. Di negara-negara maju, pengguna
fasilitas pengolah kata elektronis sangat umum, sehingga menjadi salah satu
indikator pemilihan terhadap pengolah kata yang hendak dipakai (Rinarizky,
2007).
Penggunaan kamus elektronis atau kamus digital dalam aplikasi
pemrosesan teks merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan. Kamus
merupakan basis pemeriksaan, basis pengetahuan, bahkan sebagai basis
penyelidikan. (Rinarizky, 2007).
Adapaun langkah-langkah utama dalam pengolahan aplikasi kamus
digital adalah sebagai berikut.
1. Pembuatan database
Database merupakan sekumpulan file yang saling terkait dan
membentuk suatu bangun data. Database minimal terdiri dari satu file
yang cukup untuk dimanipulasi oleh komputer sedemikian rupa (Priyano
Dwi Widodo). Database juga merupakan metode utnuk mengelola file
terpadu yang menampung sekumpulan informasi dan diorganisir
sedemikian rupa, sehingga informasi tersebut mudah dikelola dan siap
tersedia setiap dibutuhkan oleh user.
2. Pengolahan program aplikasi
Program adalah kombinasi yang disusun dan dirangkai menjadi
satu kesatuan prosedur yang berupa urutan langkah untuk menyelesaikan
masalah yang diimplementasikan dengan menggunakan bahasa
12

pemrograman sehingga dapat dieksekusi oleh komputer. Dalam


pembuatan program tidak dapat terlepas dari tata penulisan sintaks yaitu
aturan gramatikal yang mengatur tata cara penulisan kata, ekspresi dan
pernyataan. Selain itu, sintaks juga berperan dalam penulisan program
yaitu aturan untuk meyatakan suatu arti agar dapat dieksekusi dan
menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan. (Sutejo, Budi
dan AN, Michael: 2000).
Aplikasi adalah satu unit perangkat lunak yang dibuat untuk
melayani kebutuhan akan beberapa aktivitas (Buyens, 2001). Aplikasi
adalah sistem lengkap yang mengerjakan tugas spesifik (Post, 1999). Jadi
program aplikasi adalah program siap pakai. Program yang direka untuk
melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain. Aplikasi
akan menggunakan sistem operasi (OS) komputer dan aplikasi lainnya
yang mendukung.
3. Mengkoneksikan database ke aplikasi
4. Memanipulasi data dari database untuk aplikasi
BAB III
METODE PENELITIAN

Untuk lebih terarah dan rasional diperlukan suatu metode yang sesuai
objek yang dikaji, karena metode berfungsi sebagai cara mengerjakan sesuatu
untuk dapat mengahasilkan hasil yang memuaskan, disamping itu metode
merupakan cara bertindak supaya peneliti berjalan terarah dan mencapai hasil
yang maksimal. Dalam karya tulis ilmiah ini metode yang digunakan adalah
metode penelitian kepustakaan, yaitu dengan menghasilkan data deskriptif
yang berasal dari pustaka tentang bahasa serta pembuatan aplikasi yang
digunakan sebagai objek penelitian.
A. Jenis Penelitian
Dalam penulisan karya ilmiah ini digunakan jenis penelitian
kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang menjadikan bahan
pustaka sebagai sumber (data) utama. Penulis menggunakan beberapa sumber
data dari berbagai pustaka seperti buku, kamus, jurnal, artikel, dan beberapa
data dari internet.
B. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, sehingga
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menelusuri dan me-recover
buku-buku atau tulisan-tulisan yang berhubungan dengan bahasa sebagai
objek penelitian, serta buku-buku lain yang mendukung pendalaman dan
ketajaman analisis penelitian dengan tidak keluar dari sub pembahasan.
Pengumpulan data berupa daftar kosakata bahasa Banjar yang dijadikan
sebagai database diambil dari sumber internet. Kemudian diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan mengandalkan referensi
dari kamus.
C. Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian kualitatif yang digunakan adalah teknik analisis
menurut Miles dan Hubermen dengan tiga tahap, yaitu :
1. Tahap reduksi data
Tahap reduksi data yaitu tahap pengumpulan data. Yaitu melalui
studi pustaka.
2. Tahap penyajian data
Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisirkan,
tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami dan
merencanakan kerja penelitian selanjutnya. Pada langkah ini Peneliti
berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang
dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dilakukan
dengan cara menampilkan data, membuat hubungan antar fenomena untuk
memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti

13
14

untuk mencapai tujuan penelitian. Penyajian data yang baik merupakan


satu langkah penting menuju tercapainya analisis kualitatif yang valid dan
handal.
3. Tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi data
Kesimpulan hasil penelitian yang diambil dari hasil reduksi dan
panyajian data adalah merupakan kesimpulan sementara. Kesimpulan
sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat lain
pada saat proses verifikasi data di lapangan. Jadi proses verifikasi data
dilakukan dengan cara peneliti terjun kembali di lapangan untuk
mengumpulkan data kembali yang dimungkinkan akan memperoleh bukti-
bukti kuat lain yang dapat merubah hasil kesimpulan sementara yang
diambil. Jika data yang diperoleh memiliki kesamaan dengan data yang
telah diperoleh sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan yang baku
dan selanjutnya dimuat dalam laporan hasil penelitian.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Peran Bahasa Daerah dalam Perkembangan Indonesia


1. Bahasa daerah sebagai sumber utama pengembangan bahasa Indonesia
Pengembangan bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari
bahasa daerah yang menjadi pondasi berdirinya bahasa ini. Untuk itu perlu
disadari arti penting bahasa-bahasa daerah sebagai unsur pengambang
bahasa Indonesia. Karena bahasa daerah adalah bagian dari unsur
kekayaan bahasa Indonesia, perannya untuk mengembangkan bahasa
Indonesia harus ditingkatkan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
adalah memanfaatkan bahasa daerah sebagai sumber utama dalam
pemerkayaan kosakata bahasa Indonesia. Sebagai bagian dari
pemberdayaan bahasa daerah, setiap komponen bangsa harus berpikir
bahwa bahasa daerah adalah unsur utama dalam pengembangan bahasa
Indonesia.
Sebagai bahasa yang ‗hidup‘ dan ‗tumbuh‘ Bahasa Indonesia
memerlukan kekayaan kosakata. Pemerkayaan kosakata diperlukan untuk
memungkinkan pelambangan konsep dan gagasan kehidupan modern.
Cakrawala sosial budaya yang meluas yang melampaui batas-batas
kehidupan yang tertutup menimbulkan keperluan adanya kata, istilah, dan
ungkapan dalam bahasa. Pemerkayaan kosakata ini harus didasarkan pada
corak dan ciri bahasa Indonesia. Untuk itu pilihan terhadap bahasa-bahasa
daerah (bahasa serumpun) menjadi penting karena tentu bahasa-bahasa
tersebut memiliki banyak kesamaan dengan bahasa Indonesia ketimbang
bahasa asing yang tidak serumpun.
2. Bahasa daerah sebagai kekayaan situasi tindak tutur di Indonesia
Bahasa memiliki peran penting dalam proses komunikasi. Diakui atau
tidak, salah satu faktor keberhasilan komunikasi ditentukan oleh ketepatan
pemilihan bahasa oleh penutur. Melalui bahasa, pesan yang ingin
disanpaikan penutur akan diterima oleh lawab bicaranya, begitu
sebaliknya. Maka dari itu, perlu adanya strategi pemilihan bahasa untuk
komunikasi menjadi efektif. Tindak tutur santun sebagai strategi pemilihan
bahasa untuk komunikasi yang efektif sangat lah tepat. Oleh karena itu,
penggunaan bahasa daerah dalam strategi pemilihan bahasa untuk
komunikasi yang efektif merupakan salah satu cara yang tepat. Hal ini
dikarenakan bahasa daerah memiliki unsur-unsur dan kaidah yang
menjadikan tuturannya menjadi santun. Antara lain yaitu formalitas,
ketidaktegasan, dan kesamaan atau kesekawanan. Kaidah formalitas
maksudnya yaitu dengan bahasa daerah, tuturan bersifat formal tidak
tekesan memaksa ataupun terkesan angkuh. Kaidah ketidaktegasan,

15
16

terkandung makna bahwa penutur yang menggunakan bahasa daerah


memberikan pilihan kepada lawan bicaranya, kesamaan atau kesekawanan
tidak terlalu tegas, atau bersifat kaku dalam bertutur. Kaidah ketiga,
maknanya dengan menggunakan bahasa daerah memperlakukan mitra
tutur sebagai teman atau bahkan kerabat penutur, sehingga mitra tutur
dapat merasa aman, nyaman, sama atau sejajar dengan penutur, sehingga
komunikasi dapat berjalan lancar.
3. Bahasa daerah medium pembangunan, pengembangan, dan pewarisan
budaya
Bahasa daerah berperan sebagai sarana membentuk dan mewarisi
kebudayaan dalam suatu komunitas. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa melalui pemerolehan bahasa daerah, anak manusia dalam
komunitas yang menggunakan bahasa tersebut, tidak hanya memperoleh
pengetahuan tentang bagaimana bahasa itu digunakan secara gramatikal
dan berterima (grammaticality dan acceptability), tetapi sekaligus anak
manusia tersebut memperoleh tentang budaya komunitas penutur bahasa
ibu tersebut. Mengingat urgensi peran bahasa daerah, selain sebagai sarana
komunikasi internal tetapi juga sebagai medium pembangunan,
pengembangan, dan pewarisan budaya komunitas pemilik bahasa tersebut
pada setiap anggota komunitasnya; serta memperhatikan usia kelas-kelas
permulaan pada tingkat pendidikan dasar sebagai usia masih subur dalam
pemerolehan bahasa (termasuk bahasa daerah), maka sebaiknya
penggunaan bahasa pengantar dalam pendidikan pada jenjang tersebut
menggunakan bahasa daerah.
4. Bahasa daerah sebagai relevansi kuat terhadap kebudayaan indonesia
Bahasa merupakan relevansi yang kuat tehadap kebudayaan
masyarakat pemakai bahasa. Relevansi itu bisa berupa nada bahasa,
konsep gramatikal bahasa, ataupun konsep tingkatan bahasa. Dalam
masyarakat Jawa misalnya, baha Jawa dialek Solo dengan nada yang halus
dan terdengar santun menunjukkan bahwa kepribadian dasar masyarakat
Solo adalah masyarakat yang menjunjung tinggi kesantunan dan
kesopanan, lain halnya dengan nada bahasa Batak yang terdengar lebih
tinggi yang menggammbarkan kebudayaan kehidupan masyarakat Batak
yang lebih tegas dan keras. Bahasa daerah merupakan salah satu bukti
adanya suatu peradaban dari suatu masyarakat dahulu yang dalam konteks
ini bisa berupa dalam bentuk verbal maupun tulisan. Oleh karena itu,
bahasa daerah bisa diartikan sebagai suatu sistem ilmu pengetahuan yang
di dalamnya terdapat nilai yang dimiliki oleh masyarakat yang
mempengaruhi perilaku masyarakat itu sendiri, yang juga menunjukkan
nilai-nilai yang dimiliki oleh masyarakat baik mengenai pandangan hidup,
17

perilaku sosial, ataupun hal lain yang sebenarnya merupakan ciri khas dari
budaya masyarakat tersebut.
5. Mengisi rumpang pronomina persona kedua dalam menciptakan sapaan
hormat dan akrab
Pronomina persona kedua tunggal bahasa Indonesia memiliki enam
bentuk, yakni engkau, dikau, kau-, kamu, -mu, dan Anda. Pronomina
engkau, kau-, kamu, dan -mu digunakan oleh penutur yang posisinya lebih
tinggi daripada petutur, baik dari segi usia maupun status sosial dan oleh
penutur yang mempunyai hubungan akrab dengan petutur. Pronomina
Anda sesungguhnya dimaksudkan sebagai padanan kata you dalam bahasa
Inggris, yang sifatnya netral, namun struktur serta nilai budaya Indonesia
membatasi penggunaan pronomina itu (Alwi dkk. (1993: 278— 279).
Ada dua alasan yang menyebabkan tidak dipilihnya kata Anda:
pertama dirasakan kurang santun dan kedua kata ini menunjukkan
hubungan (+J) Oleh Scollon dkk. (1995) penggunaan kata Anda dalam
konteks ini dianggap sebagai hubungan minus power ‗tidak menunjukkan
kekuasaan‘ (-K), tetapi menunjukkan (+J). Kata Anda memang lebih
santun daripada kamu, tetapi kata itu tidak mengandung makna solidaritas.
Keadaan di atas memberi peluang pada masuknya istilah-istilah
kekerabatan bahasa daerah, seperti Mas, Emak, Pakdhe, Eyang dari bahasa
Jawa, Beli, Meme, Dadong dalam dari Bali; Mamang, Aa, Teteh dari
bahasa Sunda; tulang, nantulang dalam bahasa Batak; Enyak, Babe, Mpok
dalam bahasa Betawi (Jakarta).
Untuk menciptakan kedekatan hubungan bentuk-bentuk itu juga
digunakan untuk menyapa orang-orang yang tidak memiliki hubungan
kekerabatan sehingga kedua kata itu mengalami perluasan makna.
Manakala istilah kekerabatan digunakan untuk menyapa orang yang tidak
memiliki hubungan kekerabatan oleh Braun (1988) disebut sebagai
penggunaan sapaan kekerabatan yang fiktif.
Selain itu, bentuk-bentuk sapaan kekerabatan bahasa daerah yang
mengindonesia penting diserap ke dalam bahasa Indonesia untuk
mendukung pemahaman dan pengapresiasian karya sastra, mengisi ruang
sapaan yang tidak ada padanannya yang tepat dalam bahasa Indonesia,
menguatkan jati diri bahasa Indonesia, sangat strategis untuk membangun
hubungan sosial dan mendukung strategi komunikasi.
B. Pembuatan Kamus Digital BASAING (Banjar-Indonesia-Inggris)
1. Pengolahan database
Database merupakan sekumpulan file yang saling terkait dan
membentuk suatu bangun data. Di dalam proses pembuatan kamus
BASAING, diperlukan database berupa kumpulan data yang berisi daftar
18

kosakata dari bahasa yang diperlukan. Yakni daftar kosakata bahasa


Banjar, bahasa Indonesia, serta bahasa Inggris.
Dalam proses pengumpulan data mengenai daftar kosakata ketiga
bahasa tersebut, penulis mengambil sumber data berupa daftar kosakata
bahasa Banjar dari website bahasabanjar.wordpress.com. Adapun daftar
kosakata bahasa Indonesia, diolah berdasarkan kosakata bahasa Banjar,
melalui proses penerjemahan kata per kata yang bersesuaian. Hal yang
sama juga dilakukan untuk mendapatkan database berupa kosakata bahasa
Inggris, melalui proses penerjemahan kata per kata dari bahasa Indonesia.
Jumlah seluruh kosakata lebih dari 1700 kata.
Daftar kosakata ketiga bahasa tersebut kemudian diolah ke dalam
daftar tabel yang menyusun kosakata-kosakata tersebut ke dalam masing-
masing kolom yang bersesuaian artinya. Selanjutnya, daftar kosakata ini
diolah ke dalam dokumen microsoft access.
Adapun sampel database yang digunakan dalam proses ini adalah
sebagai berikut:
2. Pengolahan program aplikasi
a. Membuat desain aplikasi
b. Membust Source Code untuk Input
c. Membust Source Code untuk Input
d. Membuat installer
3. Mengkoneksikan database ke aplikasi
b. Membuka aplikasi Delphi, lalu memasukkan file database ke dalam
satu folder. Kemudian memasukkan DBGrid.
c. Memasukkan ADOConnection, ADOQuery, dan Data Source.
d. Setelah memasukkan ke dalam form, setting ADOConnection, lihat
object Inspector Properties, terletak di sebelah kiri form.
e. Pilih Connection Spring seperti di gambar, klik build, lalu pilih
microsoft Jet 4.0 OLE DB Provider dan pilih next.
f. Pilih Select or enter a database name, cari file database yang telah
disimpan, lalu Test Connection. Jika sesuai dengan gambar, maka
database telah terhubung, klik OK.
g. Lihat Object Inspector, pilih Login Prompt, ubah dari true menjadi
false.
h. Klik ADOQuery, lihat Object Inspector pada Connection lalu pilih
adoconnection yang terseedia, pilih SQL, kemudian tuliskan ―select
*form nam_label_anda‖.
i. Ke Data Resource, di Object Inspector, cari DataSet, pilih
ADOQuery.
19

j. Klik DBGrid, setting di Object Inspector, pilih tab Event. Lalu di


DataSource pilih DataSource1 yang ada di pilihan.
k. Untuk melihat hasilnya, klik run, atau klik ADOQuery-Object
Inspector-Active ubah menjadi true.
4. Memanipulasi data dari database untuk aplikasi
C. Tampilan dan Penggunaan Kamus Digital BASAING (Banjar-Indonesia-
Inggris)
Untuk memulai aplikasi kamus BASAING, langkah awal yaitu
melakukan penginstallan. Setelah aplikasi selesai diinstal, maka aplikasi
kamus BASAING dapat digunakan.

1. Klik pada pilihan bahasa yang ingin diterjemahkan, Banjar-Indonesia atau


Banjar-Inggris. Misalnya dipilih Banjar-Indonesia.
2. Pada kolom Cari, tuliskan kata dalam bahasa Banjar yang ingin dicari tahu
artinya.

3. Klik tombol Cari, hingga kata dalam bahasa Indonesianya muncul di


dalam kolom terjemahan.
4. Untuk mencari tahu terjemahan bahasa Inggris dari kata yang sama,
langsung klik pada pilihan Banjar-Inggris.

5. Untuk mencari kata yang baru, klik tombol reset. Sehingga pencarian kata
yang sebelumnya hilang.
20

6. Kemudian untuk mengganti pilihan terjemahan, pilih Banjar-Inggris.


7. Ulangi langkah 1 dan seterusnya untuk menemukan terjemahan kata yang
baru.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam karya tulis ilmiah ini
menyangkut tentang ―Kamus Digital BASAING (Banjar-Indonesia-Inggris):
Representasi Pemberdayaan Eksistensi Bahasa Banjar‖ maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Bahasa daerah di Indonesia dengan keragamannya, memiliki banyak peran
serta fungsi bagi perkembangan bangsa dan negara Indonesia sendiri,
antara lain seperti:
 Bahasa daerah sebagai sumber utama pengembangan bahasa
Indonesia
 Bahasa daerah sebagai kekayaan situasi tindak tutur di Indonesia
 Bahasa daerah sebagai medium pembangunan, pengembangan, dan
pewarisan budaya
 Bahasa daerah sebagai relevansi kuat terhadap kebudayaan
indonesia
 Mengisi rumpang pronomina persona kedua dalam menciptakan
sapaan hormat dan akrab.
2. Salah satu representasi pemberdayaan eksistensi bahasa daerah di
Indonesia, khususnya bahasa Banjar dapat diwujudkan melalui pengolahan
aplikasi kamus digital yang bernama BASAING (Banjar-Indonesia-
Inggris), yang mana merupakan kamus tiga bahasa dengan kosakata
utamanya yaitu bahasa Banjar, yang kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia serta bahasa Inggris.
3. Langkah-langkah penggunaan aplikasi kamus BASAING antara lain
sebagai berikut:
 Melakukan penginstalan
 Membuka aplikasi kamus BASAING
 Memilih pilihan terjemahan kata, Banjar-Indonesia atau Banjar-
Inggris
 Menuliskan kata yang diinginkan dalam kolom Cari
 Klik tombol Cari, hingga terjemahannya muncul di kolom
terjemahan.
B. Saran
Untuk mewujudkan pemberdayaan eksistensi bahasa daerah di
Indonesia, maka perlu kiranya Penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Perlunya kesadaran pribadi dari masyarakat Indonesia, terutama gernerasi
muda untuk tetap setia menggunakan bahasa daerahnya masing-masing.

21
22

2. Masyarakat Indonesia sepatutnya tidak ragu mengguakan bahasa daerah,


contohnya bahasa Banjar, karena dengan menggunakan bahasa daerah,
maka artinya kita juga berkontribusi bagi Indonesia, melalui bahasa daerah
yang memiliki banyak peran.
3. Perlunya dibuat aplikasi kamus digital terjemahan dari bahasa-bahasa
daerah lain, agar eksistensi dari bahasa-bahasa daerah di Indonesia yang
lainnya dapat dipertahankan.
4. Perlunya pengembangan model aplikasi kamus terjemahan, agar lebih
menarik dengan konten yang lebih lengkap serta efisien.
5. Perlunya kesadaran para akademisi yang lain untuk melakukan penelitian
tentang budaya-budaya Indonesia khususnya bahasa daerah, agar
eksistensinya dapat terjaga.
6. Perlunya peran pemerintah untuk mendukung lebih banyak dan lebih giat,
dalam upaya pemberdayaan bahasa daerah di Indonesia. Contohnya seperti
pemberlakuan kurikulum yang memuat bahasa daerah di dalamnya. Bukan
hanya untuk siswa sekolah dasar, akan tetapi juga pelajar ditingkat
pendidikan yang lainnya seperti sekolah menengah atau bahkan
mahasiswa.
C. Penutup
Akhirnya karya tulis ilmiah yang berjudul Kamus Digital BASAING
(Banjar-Indonesia-Inggris): Representasi Pemberdayaan Eksistensi Bahasa
Banjar ini telah selesai dan semoga karya tulis ilmiah ini bisa bermanfaat bagi
kita semua baik itu bagi kalangan pelajar maupun umum, sehingga dapat
menambah khazanah mengenai peran bahasa daerah bagi Indonesia serta
aplikasi kamus digital BASAING (Banjar-Indonesia-Inggris) sebagai upaya
untuk memberdayakan eksistensi bahasa Banjar. Karena sebagai generasi
muda maka kita harus menyadari bahwa kita adalah tulang punggung bangsa
yang sekaligus bertanggung jawab atas kemajuan bangsa ini.
DAFTAR PUSTAKA

Affak, Ramadhan, dkk. 2012. PENGARUH BAHASA DAERAH TERHADAP


BAHASA INDONESIA. Malang: Universitas Brawijaya.

Ammar, Faisal. 2010. KAMUS B.BANJAR-B.INDONESIA. dari: http://bahasa


banjar.wordpress.com/kamus-b-banjar-b-indonesia/. (diakses tanggal 6
Oktober 2017).

Darwis, H. Muhammad. 2011. NASIB BAHASA DAERAH DI ERA


GLOBALISASI: PELUANG DAN TANTANGAN. Makalah
disampaikan pada Workshop Pelestarian Bahasa Daerah Bugis Makassar,
Balitbang Agama Makassar, Hotel Pariwisata Parepare, 15 Oktober 2011.

Endrawan, Baskoro. 2013. BAHASA DAERAH: ANTARA PRO DAN


KONTRA. Dari: http://www.ketikketik.com/pendidikan-3/pendidikan/
2013/12/02/bahasa-daerah-antara-pro-dan-kontra.html. (Diakses tanggal
10 Oktober 2017).

Fairuzabadi, Muhammad. 2015. DELPHI: PENCARIAN DATA PADA


DATASET. Dari: http://fairuzelsaid.com/delphi-pencarian-data-pada-
dataset/. (Diakses tanggeal 10 Oktober 2017).

Indriyawan, Eko. LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT KONEKSI DATABASE


MS ACCESS. From: http://ekoindri.wordpress.com/langkah-langkah-
membuat-koneksi-database-ms-access/. (Diakses tanggal 10 Oktober
2017).

Kunardi Hardjoprawiro. PEMANTAPAN PERAN BAHASA DAERAH


DALAM MEMPERKUKUH KETAHANAN BUDAYA BANGSA.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

K, Herlinda. 2013. PENCARIAN DATA PADA DELPHI MENGGUNAKAN


ADOQUERY. Dari: http://www.news.palcomtech.com/pencarian-data-
pada-delphi-menggunakan-adoquery/. (Diakses tanggal 10 Oktober
2017).

Listiyorini, Ari. 2008. EKSISTENSI BAHASA DAERAH DAN BAHASA


INDONESIA SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI DALAM
PERSAINGAN GLOBAL. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Mahsun. 2001. PERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN


KEBUDAYAAN DERAH. Yayasan Abdi Insani. Makalah disajikan
dalam Musakarah Reaq Adat Tanaq Samawa, 25-26 Oktober 2001.

23
Murwati, Rini. PEMBINAAN, PENGEMBANGAN DAN PEMERTAHANAN
BAHASA DAERAH. dari: www.slideshare.net/mobile/riniunang/
pembinaan-pengembangan-dan-pemertahanan-bahasa-daerah. (Diakses
tanggal 13 Oktober 2017).

Nasution, Siti Asiah. 2012. APLIKASI KAMUS DIGITAL BAHASA JAWA –


INDONESIA – INGGRIS MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0.
Medan: Universitas Sumatera Utara.

Roswitll Silalah, M. Hum. 2010. PERAN KAMUS DALAM PROSES


PENERJEMAHAN. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Ristiyani, Ristiyani. 2016. TINDAK TUTUR SANTUN SEBAGAI STRATEGI


PEMILIHAN BAHASA UNTUK KOMUNIKASI KONSELOR YANG
EFEKTIF. Jurnal Konseling GUSJIGANG No. 1, Vol 2.

Sarmin. 2015. SISTEM MORFOLOGI NOMINA DALAM BAHASA


KULISUSU. Jurnal Humanika No. 15, Vol. 3.

Setyawan, Aan. 2011. BAHASA DAERAH DALAM PERSPEKTIF


KEBUDAYAAN DAN SOSIAALINGUISTIK: PERAN DA
PENGARUHNYA DALAM PERGESERAN DAN PEMERTAHANAN
BAHASA. Universitas Diponegoro. Makalah disampaikan pada
International Seminar “Language Maintenance and Shift”, 2 Juli 2011.

Suandi, I Nengah, dkk. 2013. KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA


BERORIENTASI INTEGRASI NASIONAL DAN HARMONI
SOSIAL. Buleleng: Universitas Pendidikan Ganesha.

Wikipedia. 2004. BAHASA BANJAR. Dari: http://id.wikipedia.org/wiki/


Bahasa_Banjar. (Diakses tanggal 10 Oktober 2017).

24
LAMPIRAN

Sampel Database Kosakata dalam bahasa Banjar-Indonesia-Inggris (tidak termuat


semuanya)
KamusBanjar

Banjar Indonesia Inggris

abut ribut,membuat kerja tidak tenang noisy

acan terasi condiment made from pounded


and fermented shrimp or small fish.

ading adik Little brother/sister

alun lemah lembut graceful

ambin teras rumah terrace

ambung lambung side of ship, flank

ampah arah/ hala direction

ampal masakan ayam/ daging dipotong big sliced of cooked chicken/beef


besar meat

ampar hampar spread

ampih berhenti, sembuh stop,cured

ampik tepuk tangan clapping hands

ampun empunya the owner

amun/ mun jika if

ancak tempat barang dibelakang sepeda place in the back of bicycle

ancaman akan dilakukan will do

ancap cepat fast

25
KamusBanjar

Banjar Indonesia Inggris

andak letak location,site

andah tumpangan, tempat sementara lodging, temporary place

andika aku, panggilan hormat me (respectful call)

andin rambut kanak-kanak yang dibotakkan balded children hair and leave
dan ditinggal sedikit didepan atau some hair in back or front of his
belakang head

anggal kerja yang tidak diselesaikan ( unfinished work


baanggalan)

anggap ambil hati hard feeling

anggung angkat, bawa lift, raise, take away


(tanggung)

angkal tidak dalam, tidak serius not deep, not serious

angkung tebas cut/clear away

angoi binatang berubah warna animal who can change color

angsul kembalian uang belanja change of money

anjung julang soar

antal rasa tak puas unsatisfied feeling

antui-antui bergantungan hang

anu (di-anu) di buat (si-anu) sidia when someone do something and


forget what something is

anum muda young

apik cermat neat

26
KamusBanjar

Banjar Indonesia Inggris

arai senang happy

arang tanah yang tidak diusahakan/ terbiar intentionaly to let land or terrain

aruh kenduri (islam) ritual meal

arum harum fragnant

asaan malu-malu shy, bashful, embrassed

asap sampai hati dare

asuh riba 1. lap. 2. usury, excessive interest.

atang tempat memasak (dapur kayu) place to cook

atar hantar accompany

atawa atau or

atoi tukang sunat a person who performed


circumcison

auhi panggil, jerit call, shout

aur sibuk bekerja, ganggu busy, disturb

awak badan body

awan/ lawan/ dan, dengan and, with


wan

awau gema echo, reverberate.

awit tahan lama last long, durable

ayan baskom kecil dibuat dari logam a little basin made of an


(aluminium) alumunium

27
KamusBanjar

Banjar Indonesia Inggris

ayuha marilah come, lets go etc

baaadu selalu melaporkan always reporting

baaci/ baasi memulai kerja dengan bersungguh- start working seriously


sungguh

baadu berlawan, beradu duel,compete etc

baaga anak kecil sedang belajar berbicara children talk

baal lembab damp, moist, humid.

baampik bertepuk tangan clapping hands

baandah singgah/berpindah kesuatu ditempat stop by


(sementara)

banggalan kerja yang tak disiapkan unprepared work

baasa memulai lagi/mengulang restart

baasaan was-was, rasa malu uneasy to the point of being


suspicious, feeling embrassed

baastilah memulai dengan rencana start with a plan

baantui berpegangan dengan tali hold on a rope

baayun berayun swing,sway

babacaan majelis ta’lim sedang berkumandang, (islam)reading an Al-Qur'an


pengajian

babahup berkongsi grouped, partnered etc

babak buka ikatan/jahitan remove/open a stitching or knot

28
KamusBanjar

Banjar Indonesia Inggris

babat ikat knot

babau berbau smelly

babaya hampir almost

bacaca sebutan belum seberapa betul. a saying of "not almost true"

bacalumut comot grimy

bacara sifat semula jadi with method

bacuring kotor, tanda bergaris-garis dirty, soiled, filthy. Stripped sign

bacurit bertanda sedikit seperti garisan a little like stripped sign

badadas pergi dengan cepat, tergesa-gesa in a hurry

badangkak sedang jongkok squating

badapatan bertemu meeting

badarau gotong-royong, dengan serentak community self-help, mutual


cooperation.

bagadang bergadang stay up and talk all night

bagamat perlahan slowly

bagana diam/ tempat tinggal stop/domicily

bagarigis permukaan tak licin dan berbulu not smoothed/feathered surface

bagarit memburu hunting

bawakar dikawal ( kada bawakar tidak dikawal) guarded

bagaya bergurau joking

bagibik putaran yang bergetar vibrated circle

29
BIODATA PENULIS

1. Nama Lengkap : Nila Cahya


2. Riwayat Pendidikan
a. TK : TK Kartika Muara Teweh
b. SD : SDN 7 Lanjas Muara Teweh
c. SMP : SMPN 1 Muara Teweh
d. SMA : SMAN 1 Muara Teweh
e. Perguruan Tinggi : Program Studi S-1 Matematika, Fakultas MIPA,
Universitas Lambung Mangkurat
3. Tempat, Tanggal Lahir : Banjarmasin, 9 September 1997
4. Alamat : Jl. Ki Hajar Dewantara Pondok Mulia Sejahtera,
Desa Cindai Alus, Martapura
5. Email : nilacahya99@yahoo.co.id
6. Nomor Telepon : 085822648896
7. Karya Ilmiah :
o Kajian Sastra Lisan Hantuen dan Dampak Psikologisnya di Masyarakat
Barito Utara
o Larutan Kayu Manis sebagai Pengawet Alami dalam Pembuatan Sarden
dari Ikan Saluang
o Pembangunan Sektor Pariwisata sebagai Sumber Pendapatan Ekonomi
pada Masa Kini dan Masa yang Akan Datang di Barito Utara
o Ayat-Ayat Al-Quran sebagai Sumber Hukum dalam Berpolitik Menuju
Indonesia Bersih dari KKN
o Pengenalan Gejala-Gejala Penyakit dalam Upaya Pencegahan Penyakit
Menular Paling Berisiko pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
o AMPOTIC (Anti Money Politic) sebagai Tonggak Poros Generasi Muda
Berkualitas Menuju Bangsa Berintegritas
o Metode Pembelajaran Interaktif Jarimatika sebagai Solusi Permasalahan
Berhitung Kabataku
o DOORS (Doodle Art Shirt): Inovasi Peluang Usaha Profitable Kaos
Sablon Bermotif Doodle Art
o Character-Centered Leadership: Rasulullah SAW sebagai Panutan
Seorang Pemimpin Berlandaskan Al Quran dan As Sunnah
o Money Politic dalam Perspektif Islam dan Gerakan Anti Money Politic
sebagai Pencegahnya
8. Penghargaan Ilmiah :
o Special Award For Utilization Of Traditional Wisdom (Lomba Peneliti
Ilmiah/ Belia Tkt. Provinsi Kal-Teng 2014)
o Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Pembangunan Ekonomi Kabupaten
Barito Utara 2014

30
o Juara 3 Lomba Karya Tulis Al-Quran Dekan Cup FMIPA ULM 2015
o Juara 1 Lomba Karya Tulis Kepemiluan KPU Banjarmasun 2015
o Juara 1 Lomba Debat Ilmiah SIGMA 2016
o Juara 1 Lomba Debat Ilmiah Dekan Cup FMIPA ULM 2016
o Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah KNPI Banjarbaru 2016
o Juara 1 Lomba Karya Tulis Al-Quran Fakultas MIPA ULM 2017
o Juara 3 Lomba Karya Tulis Al-Quran MTQ Mahasiswa ULM 2017

31
BIODATA PENULIS

1. Nama Lengkap : Ahmad Irfan Suwandi


2. Riwayat Pendidikan
a. SD : SDN Kolam Kiri 2
b. SMP : MTsN Barambai
c. SMA : SMAN 1 Marabahan
d. Perguruan Tinggi : Program Studi S-1 Matematika, Fakultas MIPA,
Universitas Lambung Mangkurat
3. Tempat, Tanggal Lahir : Banjarmasin, 29 April 1997
4. Alamat : Jl. Bangun Rejo No. 3 RT 1 RW 1
5. Email : irfansuw@gmail.com
6. Nomor Telepon : 085248558358

32

Anda mungkin juga menyukai