Kamus Digital BASAING Representasi Pemberdayaan Eksistensi Bahasa Banjar
Kamus Digital BASAING Representasi Pemberdayaan Eksistensi Bahasa Banjar
DISUSUN OLEH
NILA CAHYA
AHMAD IRFAN SUWANDI
Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
iii
KATA PENGANTAR
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................ v
ABSTRAK ................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 3
BAB IV PEMBAHASAN
A. Peran Bahasa Daerah dalam Perkembangan Indonesia ............................. 15
B. Pembuatan Kamus BASAING (Banjar-Indonesia-Inggris) ....................... 18
C. Tampilan dan Penggunaan Kamus BASAING (Banjar-Indonesia-
Inggris) ....................................................................................................... 19
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 21
B. Saran ........................................................................................................... 21
C. Penutup....................................................................................................... 22
v
ABSTRAK
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan suatu alat terpenting bagi manusia untuk dapat saling
berhubungan satu sama lain, yakni sebagai alat komunikasi. Dengan kata lain,
bahasa merupakan media untuk menyampaikan pesan atau informasi dari satu
individu kepada individu lain atau lebih, baik itu secara lisan maupun tulisan.
Selain sebagai alat komunikasi, bahasa juga bertindak sebagai ciri khas dari
suatu bangsa ataupun negara, yang mana dapat membedakan antara negara satu
dengan yang lainnya, sehingga bahasa sangatlah beragam di dunia ini. Suatu
negara yang terdiri dari banyak pulau atau wilayah mempunyai berbagai macam
bahasa yang berbeda di setiap daerahnya. Hal ini disebabkan daerah atau suku
yang berbeda biasanya memiliki bahasa yang berbeda pula, yang disebut sebagai
bahasa daerah.
Bahasa daerah merupakan suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah
dalam sebuah negara kebangsaan pada suatu daerah kecil, negara bagian federal,
provinsi, atau daerah yang lebih luas, dan biasanya digunakan dalam keadaan
yang tidak formal. Bagi suatu negara, bahasa daerah tidak hanya berfungsi sebagai
alat komunikasi yang mencirikan suatu suku atau ras tertentu yang menghasilkan
keragaman budaya, namun juga fungsi-fungsi lain sebagai unsur kebudayaan
nasional yang patut dipertahankan dan dilestarikan.
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki ribuan pulau, serta
beragam suku bangsa, patutlah juga memiliki bahasa daerah yang beragam.
Antara lain seperti bahasa Jawa, bahasa Batak, bahasa Banjar, bahasa Bugis, dan
lain sebagainya. Namun seiring dengan pesatnya perkembangan zaman, penutur
bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia semakin berkurang serta bergeser.
Pergeseran bahasa sejujurnya diawali oleh pengguna bahasa itu sendiri yang
memandang dan meletakkan bahasa itu hanya sebatas alat untuk melakukan
komunikasi saja, bukan pada paradigma bahasa merupakan bagian dari
kebudayaan tingkat tinggi yang perlu diberdayakan eksistensinya. Sebab lain yang
juga mengurangi penggunaan bahasa daerah yaitu pengaruh globalisasi yang mana
telah menelan eksistensi dari bahasa daerah tersebut.
Sebagai contoh, saat ini banyak keluarga muda di Kalimantan Selatan
berkomunikasi dengan bahasa Indonesia pada anak balitanya, bukan lagi dengan
bahasa Banjar. Begitu pula mulai ada kecenderungan bahasa Inggris
menggantikan peran bahasa Indonesia, baik dalam komunikasi nonformal
(lingkungan keluarga) maupun komunikasi formal. Belum lagi generasi muda
yang lebih merasa keren dan hebat jika mereka menggunakan bahasa asing seperti
bahasa Inggris daripada bahasa daerahnya sendiri. Dari paparan ini dapat
disimpulkan bahwa eksistensi bahasa daerah mulai terdesak oleh penggunaan
bahasa Indonesia dan bahasa asing, terutama oleh bahasa Inggris.
Selain itu, pergeseran serta berkurangnya eksistensi bahasa daerah di
Indonesia juga disebabkan karena peran bahasa daerah yang belum dikettahui oleh
1
2
A. Pengertian Bahasa
Pada manusia bahasa ditandai oleh adanya daya cipta yang tidak
pernah habis dan adanya sebuah aturan. Daya cipta yang tidak pernah habis
ialah suatu kemampuan individu untuk menciptakan sejumlah kalimat
bermakna yang tidak pernah berhenti dengan menggunakan seperangkat kata
dan aturan yang terbatas, yang menjadikan bahasa sebagai upaya yang sangat
kreatif. Dengan demikian bahasa dapat diartikan sebagai suatu sistem simbol
yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Di samping itu bahasa dapat dimaknai sebagai suatu sistem tanda, baik
lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan sistem komunikasi antar manusia.
Bahasa mencakup komunikasi non verbal dan komunikasi verbal. Bahasa
dapat dipelajari secara teratur tergantung pada kematangan serta kesempatan
belajar yang dimiliki seseorang.
Bahasa mempunyai beberapa pengertian. Menurut Oxford Advanced
Learner Dictionary, bahasa adalah suatu sistem dari suara, kata, pola yang
digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi melalui pikiran dan perasaan.
Sedangkan menurut pandangan Hurlock (1978: 176) bahasa adalah sarana
komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan
makna kepada orang lain. Syamsu Yusuf (2007: 118) mengatakan bahwa
bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini
tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan
dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu
pengertian.
Dari beberapa definisi bahasa yang dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu alat komunikasi yang digunakan
melalui suatu sistem suara, kata, pola yang digunakan manusia untuk
menyampaikan pertukaran pikiran dan perasaan. Bahasa dapat mencakup
segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan,
bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, dan ekspresi wajah.
1. Bahasa Daerah
Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan di suatu
wilayah dalam sebuah negara kebangsaan pada suatu daerah kecil, negara
bagian federal, provinsi, atau daerah yang lebih luas.
Dalam rumusan Piagam Eropa untuk Bahasa-Bahasa Regional atau
Minoritas, bahasa-bahasa daerah atau minoritas adalah:
Bahasa-bahasa tradisional digunakan dalam wilayah suatu negara, oleh
warga negara dari negara tersebut, yang secara numerik membentuk
kelompok yang lebih kecil dari populasi lainnya di negara tersebut.
4
5
Dayak. Penyebaran bahasa Banjar sebagai lingua franca ke luar dari tanah
asalnya memunculkan varian Bahasa Banjar versi lokal yang merupakan
interaksi bahasa Banjar dengan bahasa yang ada di sekitarnya misalnya
bahasa Samarinda, bahasa Kumai dan lain-lain. Di sepanjang daerah hulu
sungai Barito atau sering disebut kawasan Barito Raya (Tanah Dusun)
dapat dijumpai bahasa Banjar versi logat Barito misalnya di kota Tamiang
Layang digunakan bahasa Banjar dengan logat Dayak Maanyan.
Pemakaian bahasa Banjar dalam percakapan dan pergaulan sehari-
hari di Kalimantan Selatan dan sekitarnya lebih dominan dibandingkan
dengan bahasa Indonesia. Berbagai suku di Kalimantan Selatan dan
sekitarnya berusaha menguasai bahasa Banjar, sehingga dapat pula kita
jumpai bahasa Banjar yang diucapkan dengan logat Jawa atau Madura
yang masih terasa kental seperti yang kita jumpai di kota Banjarmasin.
Bahasa Banjar juga masih digunakan pada sebagian permukiman suku
Banjar di Malaysia seperti di Kampung (Desa) Parit Abas, Mukim
(Kecamatan) Kuala Kurau, Daerah (Kabupaten) Kerian, Negeri Perak
Darul Ridzuan.
Bahasa Banjar banyak dipengaruhi oleh bahasa Melayu, Jawa dan
bahasa-bahasa Dayak. Kesamaan leksikal bahasa Banjar terhadap bahasa
lainnya yaitu 73% dengan bahasa Indonesia, 66% dengan bahasa Tamuan
(Malayic Dayak), 45% dengan bahasa Bakumpai, 35% dengan bahasa
Ngaju. Hasil penelitian Wurm dan Willson (1975), hubungan kekerabatan
antara Bahasa Melayu dan Bahasa Banjar mencapai angka 85 persen.
Adapun kekerabatan dengan bahasa Maanyan sekitar 32 % dan dengan
bahasa Ngaju 39 %, berdasarkan penelitian Zaini HD1. Bahasa Banjar
mempunyai hubungan dengan bahasa yang digunakan suku Kedayan
(sebuah dialek dalam bahasa Brunei) yang terpisahkan selama 400 tahun
dan bahasa Banjar sering pula disebut Bahasa Melayu Banjar. Dalam
perkembangannya, bahasa Banjar ditengarai mengalami kontaminasi dari
intervensi bahasa Indonesia dan bahasa asing. Bahasa Banjar berada dalam
kategori cukup aman dari kepunahan karena masih digunakan sebagai
bahasa sehari-hari oleh masyarakat Banjar maupun oleh pendatang.
Walaupun terjadi penurunan penggunaan bahasa Banjar namun laju
penurunan tersebut tidak sangat kentara. Saat ini, Bahasa Banjar sudah
mulai diajarkan di sekolah-sekolah di Kalimantan Selatan sebagai muatan
lokal. Bahasa Banjar juga memiliki sejumlah peribahasa.
3. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan
bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan
7
Nobel pada paruh kedua abad ke-20. Bahasa Inggris telah menyamai dan
bahkan telah melampaui bahasa Perancis sebagai bahasa dominan dalam
dunia diplomasi pada paruh kedua abad ke-19.
Kemampuan berbahasa Inggris telah menjadi kebutuhan dalam
sejumlah bidang ilmu, pekerjaan, dan profesi semisal kedokteran
dan komputasi; sebagai akibatnya, lebih dari satu miliar orang di dunia
bisa berbahasa Inggris setidaknya pada tingkat dasar.
Salah satu hal penting yang dapat dilakukan untuk melestarikan bahasa
daerah di Indonesia ialah dengan menumbuhkan kesadaran tiap warga etnik
tertentu akan pentingnya bahasa daerah mereka. Kesadaran akan bahaya
kepunahan bila bahasa daerah mereka sudah tidak digunakan dalam kehidupan
mereka perlu dimunculkan. Punahnya bahasa mereka akan menyebabkan
hilangnya budaya yang mereka miliki. Kesadaran ini tidak hanya dibutuhkan
oleh warga etnik dengan jumlah penutur yang sedikit, tetapi juga penutur
bahasa yang jumlahnya banyak, seperti bahasa Jawa. Seperti yang telah
dikemukakan sebelumnya bahwa kepunahan ini tidak hanya terjadi pada
bahasa yang jumlah penuturnya sedikit, tetapi juga pada bahasa dengan
penutur yang banyak. Bila perlu kampanye pelestarian bahasa daerah dapat
dilakukan, tidak hanya kampanye politik saja.
Pelestarian bahasa daerah ini juga dapat dilakukan melalui media cetak
maupun elektronik. Perlunya media cetak dan elektronik memunculkan berita,
artikel, atau acara budaya dengan bahasa daerah tertentu. Saat ini sebenarnya
sudah banyak televisi lokal yang menampilkan identitas budaya daerah dan
juga menggunakan bahasa daerah dalam acara-acara tertentu. Surat kabar
tertentu juga sudah ada yang pada hari tertentu menggunakan beberapa
halaman untuk menampilkan berita-berita atau artikel dalam bahasa daerah. Di
Yogyakarta bahkan ada suatu instansi yang pada hari tertentu menggunakan
bahasa Jawa sebagai bahasa komunikasi antarpegawai. Seharusnya disekolah-
sekolah juga perlu menggunakan bahasa daerah pada hari-hari tertentu seperti
yang pernah dilakukan oleh salah satu sekolah di Yogyakarta.
Tentunya masih banyak lagi usaha yang bisa dilakukan untuk
melestarikan bahasa daerah di Indonesia. Hal ini menjadi tanggung jawab
bersama antara pemerintah dan instansi lain yang terkait dan masyarakat
penutur bahasa daerah tersebut. Adapun beberapa upaya lain yang dilakukan
untuk pemberdayaan bahasa daerah di Indonesia, antara lain sebagai berikut:
1. Pengembangan dan pemertahanan bahasa daerah melalui pembelajaran
bahasa daerah yang diatur dalam peraturan pemerintah. Seerti pengajaran
bahasa daerah kepada siswa sekolah dasar dalam mata pelajaran muatan
lokal.
2. UUD 1945 pada pasal 32 ayat (2) menegaskan bahwa ―Negara
menghormati dan memilihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional.‖
3. Perumusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, bahwa
bahasa daerah sebagai pendukung bahasa nasional merupakan sumber
pembinaan bahasa Indonesia.
4. UUD 1945 Bab XV, Pasal 36, yang berbunyi ―daerah-daerah yang
mempunyai bahasa sendiri, yang dipelihara oleh rakyatnya dengan baik-
11
baik (misalnya bahasa Jawa, Sunda, Madura, dll) bahasa-bahasa itu dan
dipelihara juga oleh negara. Bahasa-bahasa itu pun merupakan sebagian
dari kebudayaan Indonesia yang hidup‖.
5. Penggunaan bahasa daerah dalam media massa seperti siaran radio,
televisi, surat kabar, dan sebagainya.
C. Kamus
Kamus adalah buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, biasanya
disusun menurut abjad beserta penjelasan tentang makna dan pemakaiannya
(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Kamus disusun sesuai dengan abjad dari A-
Z dengan tujuan untuk memudahkan pengguna kamus dalam mencari istilah
yang diinginkannya dengan cepat dan mudah. Kamus memiliki kegunaan
untuk memudahkan penggunanya dalam mencari istilah-istilah yang belum
dipahami maknanya.
D. Kamus Digital
Kamus digital lebih mengutamakan pada fasilitas pengolah kata
elektronis, yaitu sebuah fasilitas yang memungkinkan aplikasi pengolah kata
memeriksa ejaan dari dokumen yang diketik. Hal ini dapat meminimumkan
kemungkinan salah eja atau salah ketik. Di negara-negara maju, pengguna
fasilitas pengolah kata elektronis sangat umum, sehingga menjadi salah satu
indikator pemilihan terhadap pengolah kata yang hendak dipakai (Rinarizky,
2007).
Penggunaan kamus elektronis atau kamus digital dalam aplikasi
pemrosesan teks merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan. Kamus
merupakan basis pemeriksaan, basis pengetahuan, bahkan sebagai basis
penyelidikan. (Rinarizky, 2007).
Adapaun langkah-langkah utama dalam pengolahan aplikasi kamus
digital adalah sebagai berikut.
1. Pembuatan database
Database merupakan sekumpulan file yang saling terkait dan
membentuk suatu bangun data. Database minimal terdiri dari satu file
yang cukup untuk dimanipulasi oleh komputer sedemikian rupa (Priyano
Dwi Widodo). Database juga merupakan metode utnuk mengelola file
terpadu yang menampung sekumpulan informasi dan diorganisir
sedemikian rupa, sehingga informasi tersebut mudah dikelola dan siap
tersedia setiap dibutuhkan oleh user.
2. Pengolahan program aplikasi
Program adalah kombinasi yang disusun dan dirangkai menjadi
satu kesatuan prosedur yang berupa urutan langkah untuk menyelesaikan
masalah yang diimplementasikan dengan menggunakan bahasa
12
Untuk lebih terarah dan rasional diperlukan suatu metode yang sesuai
objek yang dikaji, karena metode berfungsi sebagai cara mengerjakan sesuatu
untuk dapat mengahasilkan hasil yang memuaskan, disamping itu metode
merupakan cara bertindak supaya peneliti berjalan terarah dan mencapai hasil
yang maksimal. Dalam karya tulis ilmiah ini metode yang digunakan adalah
metode penelitian kepustakaan, yaitu dengan menghasilkan data deskriptif
yang berasal dari pustaka tentang bahasa serta pembuatan aplikasi yang
digunakan sebagai objek penelitian.
A. Jenis Penelitian
Dalam penulisan karya ilmiah ini digunakan jenis penelitian
kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang menjadikan bahan
pustaka sebagai sumber (data) utama. Penulis menggunakan beberapa sumber
data dari berbagai pustaka seperti buku, kamus, jurnal, artikel, dan beberapa
data dari internet.
B. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, sehingga
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menelusuri dan me-recover
buku-buku atau tulisan-tulisan yang berhubungan dengan bahasa sebagai
objek penelitian, serta buku-buku lain yang mendukung pendalaman dan
ketajaman analisis penelitian dengan tidak keluar dari sub pembahasan.
Pengumpulan data berupa daftar kosakata bahasa Banjar yang dijadikan
sebagai database diambil dari sumber internet. Kemudian diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan mengandalkan referensi
dari kamus.
C. Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian kualitatif yang digunakan adalah teknik analisis
menurut Miles dan Hubermen dengan tiga tahap, yaitu :
1. Tahap reduksi data
Tahap reduksi data yaitu tahap pengumpulan data. Yaitu melalui
studi pustaka.
2. Tahap penyajian data
Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisirkan,
tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami dan
merencanakan kerja penelitian selanjutnya. Pada langkah ini Peneliti
berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang
dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dilakukan
dengan cara menampilkan data, membuat hubungan antar fenomena untuk
memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti
13
14
15
16
perilaku sosial, ataupun hal lain yang sebenarnya merupakan ciri khas dari
budaya masyarakat tersebut.
5. Mengisi rumpang pronomina persona kedua dalam menciptakan sapaan
hormat dan akrab
Pronomina persona kedua tunggal bahasa Indonesia memiliki enam
bentuk, yakni engkau, dikau, kau-, kamu, -mu, dan Anda. Pronomina
engkau, kau-, kamu, dan -mu digunakan oleh penutur yang posisinya lebih
tinggi daripada petutur, baik dari segi usia maupun status sosial dan oleh
penutur yang mempunyai hubungan akrab dengan petutur. Pronomina
Anda sesungguhnya dimaksudkan sebagai padanan kata you dalam bahasa
Inggris, yang sifatnya netral, namun struktur serta nilai budaya Indonesia
membatasi penggunaan pronomina itu (Alwi dkk. (1993: 278— 279).
Ada dua alasan yang menyebabkan tidak dipilihnya kata Anda:
pertama dirasakan kurang santun dan kedua kata ini menunjukkan
hubungan (+J) Oleh Scollon dkk. (1995) penggunaan kata Anda dalam
konteks ini dianggap sebagai hubungan minus power ‗tidak menunjukkan
kekuasaan‘ (-K), tetapi menunjukkan (+J). Kata Anda memang lebih
santun daripada kamu, tetapi kata itu tidak mengandung makna solidaritas.
Keadaan di atas memberi peluang pada masuknya istilah-istilah
kekerabatan bahasa daerah, seperti Mas, Emak, Pakdhe, Eyang dari bahasa
Jawa, Beli, Meme, Dadong dalam dari Bali; Mamang, Aa, Teteh dari
bahasa Sunda; tulang, nantulang dalam bahasa Batak; Enyak, Babe, Mpok
dalam bahasa Betawi (Jakarta).
Untuk menciptakan kedekatan hubungan bentuk-bentuk itu juga
digunakan untuk menyapa orang-orang yang tidak memiliki hubungan
kekerabatan sehingga kedua kata itu mengalami perluasan makna.
Manakala istilah kekerabatan digunakan untuk menyapa orang yang tidak
memiliki hubungan kekerabatan oleh Braun (1988) disebut sebagai
penggunaan sapaan kekerabatan yang fiktif.
Selain itu, bentuk-bentuk sapaan kekerabatan bahasa daerah yang
mengindonesia penting diserap ke dalam bahasa Indonesia untuk
mendukung pemahaman dan pengapresiasian karya sastra, mengisi ruang
sapaan yang tidak ada padanannya yang tepat dalam bahasa Indonesia,
menguatkan jati diri bahasa Indonesia, sangat strategis untuk membangun
hubungan sosial dan mendukung strategi komunikasi.
B. Pembuatan Kamus Digital BASAING (Banjar-Indonesia-Inggris)
1. Pengolahan database
Database merupakan sekumpulan file yang saling terkait dan
membentuk suatu bangun data. Di dalam proses pembuatan kamus
BASAING, diperlukan database berupa kumpulan data yang berisi daftar
18
5. Untuk mencari kata yang baru, klik tombol reset. Sehingga pencarian kata
yang sebelumnya hilang.
20
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam karya tulis ilmiah ini
menyangkut tentang ―Kamus Digital BASAING (Banjar-Indonesia-Inggris):
Representasi Pemberdayaan Eksistensi Bahasa Banjar‖ maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Bahasa daerah di Indonesia dengan keragamannya, memiliki banyak peran
serta fungsi bagi perkembangan bangsa dan negara Indonesia sendiri,
antara lain seperti:
Bahasa daerah sebagai sumber utama pengembangan bahasa
Indonesia
Bahasa daerah sebagai kekayaan situasi tindak tutur di Indonesia
Bahasa daerah sebagai medium pembangunan, pengembangan, dan
pewarisan budaya
Bahasa daerah sebagai relevansi kuat terhadap kebudayaan
indonesia
Mengisi rumpang pronomina persona kedua dalam menciptakan
sapaan hormat dan akrab.
2. Salah satu representasi pemberdayaan eksistensi bahasa daerah di
Indonesia, khususnya bahasa Banjar dapat diwujudkan melalui pengolahan
aplikasi kamus digital yang bernama BASAING (Banjar-Indonesia-
Inggris), yang mana merupakan kamus tiga bahasa dengan kosakata
utamanya yaitu bahasa Banjar, yang kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia serta bahasa Inggris.
3. Langkah-langkah penggunaan aplikasi kamus BASAING antara lain
sebagai berikut:
Melakukan penginstalan
Membuka aplikasi kamus BASAING
Memilih pilihan terjemahan kata, Banjar-Indonesia atau Banjar-
Inggris
Menuliskan kata yang diinginkan dalam kolom Cari
Klik tombol Cari, hingga terjemahannya muncul di kolom
terjemahan.
B. Saran
Untuk mewujudkan pemberdayaan eksistensi bahasa daerah di
Indonesia, maka perlu kiranya Penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Perlunya kesadaran pribadi dari masyarakat Indonesia, terutama gernerasi
muda untuk tetap setia menggunakan bahasa daerahnya masing-masing.
21
22
23
Murwati, Rini. PEMBINAAN, PENGEMBANGAN DAN PEMERTAHANAN
BAHASA DAERAH. dari: www.slideshare.net/mobile/riniunang/
pembinaan-pengembangan-dan-pemertahanan-bahasa-daerah. (Diakses
tanggal 13 Oktober 2017).
24
LAMPIRAN
25
KamusBanjar
andin rambut kanak-kanak yang dibotakkan balded children hair and leave
dan ditinggal sedikit didepan atau some hair in back or front of his
belakang head
26
KamusBanjar
arang tanah yang tidak diusahakan/ terbiar intentionaly to let land or terrain
atawa atau or
27
KamusBanjar
28
KamusBanjar
29
BIODATA PENULIS
30
o Juara 3 Lomba Karya Tulis Al-Quran Dekan Cup FMIPA ULM 2015
o Juara 1 Lomba Karya Tulis Kepemiluan KPU Banjarmasun 2015
o Juara 1 Lomba Debat Ilmiah SIGMA 2016
o Juara 1 Lomba Debat Ilmiah Dekan Cup FMIPA ULM 2016
o Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah KNPI Banjarbaru 2016
o Juara 1 Lomba Karya Tulis Al-Quran Fakultas MIPA ULM 2017
o Juara 3 Lomba Karya Tulis Al-Quran MTQ Mahasiswa ULM 2017
31
BIODATA PENULIS
32