Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroorganisme (bakteri, Cyanobacteria, jamur, protozoa, dan ganggang) dan binatang-


binatang kecil (multiseluler parasit dan invertebrata mikroskopis) menampilkan berbagai
bentuk dan ukuran. Sistem Whittaker, yang terdiri dari lima kerajaan, menekan perbedaan
dalam cirri-ciri seluler dan gizi, sedangkan sistem Woese, yang terdiri dari tiga domain,
menekankan perbedaan dalam ciri-ciri biokimia. Sistem tersebut tidak mencakup virus,
karena sifat, karakter yang unik dan metode replikasi (Alexander 2004).

Kebanyakan spesies bakteri dapat bergerak dengan menggunakan flagel, akan tetapi ada
pula yang tidak bergerak karena tidak mempunyai flagel. Flagel merupakan filament
protein helix dengan panjang dan diameter yang sama, dimiliki oleh bakteri patogen untuk
bergerak bebas dan cepat (pergerakan berenang). Flagel disusun oleh tiga bagian yaitu,
filament, hook (sudut), dan basal body (bagian dasar), bagian dasar menancap pada
membran plasma, peptidoglikan dan pada bakteri gram negatif berhubungan dengan
membran luar pembungkus sel.Pada bakteri yang memiliki flagel atau lopotrik
pergerakannya hanya searah (berputar dalam satu arah) gerakan yang dihasilkan biasanya
tergolong cepat, berputar-putar dan berubah arah, sedangkan yang mempunyai flagel
peritrikus akan bergerak berputar-putar dan berubah arah. Gerakan yang dihasilkan
biasanya lurus dan lambat, pergerakan flagella adalah dengan cara memutar flagella
membentuk heliks.

Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling pentin
g dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri 
yang sudah terfiksasi dikenailarutan berikut: zat pewarna kristal violet,larutan yodium, larut
an alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupazat warna safranin atau a
ir fuchsin. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya,ilmuwan Denmark Hans Christi
an Gram (1853-1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedak-
an antara pneumokokus dan bakteriKlebsiella pneumoniae.Bakteri yang terwarnai dengan 
metode ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bakteriGram Positif dan Bakteri Gram Nega
tif. Bakteri Gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya ak
an tampak berwarna ungu tua di bawahmikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan kehila
ngan zat pewarnakristal violetsetelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarn
a tandingannya yaitu denganzat pewarna air fuchsin atau safranin akan tampak berwarna m
erah. Perbedaan warna inidisebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selny
a.
Suatu cara pengamatan bakteri hidup yang memuaskan ialah dalam sediaan tetesan
bergantung. Setetes biakan cair (atau organisme disuspensi dalam air) diletakkan ditengah
sebuah kaca penutup. Disini dipakai gelas preparat khusus dengan cekungan ditengahnya.
Cekungan dilingkari oleh lapisan petrotalum kemudian dibalikkan diatas kaca penutup,
sehingga tetesan biakan berada ditengah cekungan. Seluruh preparat dengan kaca penutup
kemudian secara cepat dibalikkan lagi sehingga tetesan biakan benar-benar menggantung
pada kaca penutup di dalam cekungan. Gelas preparat diletakkan pada meja mikroskop dan
organisme diamati dengan lensa objektif tinggi kering atau imersi minyak (Volk 1993). 

Preparat basah atau preparat tetes bergantung memungkinkan pemerikasaan organisme


hidup yang tersuspensi dalam zat alir. Preparat baasah diperoleh dengan menaruh setetes
zat alir yang mengandung organisme pada kaca dan menutupnya dengan kaca sangat tipis
yang dinamakan kaca tutup. Untuk mengurangi laju penguapan dan meniadakan aliran
udara, tetesan itu biasanya dilingkari dengan “jeli petroleum” atau bahan serupa sehingga
antara kaca objek dan kaca terkatup rapat. Tersedia kaca objek khusus dengan daerah
cekung ke dalam untuk preparat tetes bergantung. Preparat basah atau preparat tetes
bergantung berutama berguna apabila morfologi mikroorganisme yang ditengah diperiksa
dapat rusak karena perlakuan dengan panas atau bahan kimia ataupun bila organisme itu
sukar diwarnai. Cara itu pun merupakan metode pilihan untuk mengamati proses-proses
kehidupan tertentu, misalnya seperti motilitas dan reproduksi.  Apabila preparat basah
diperiksa dengan mikroskop medan terang, amatlah penting untuk menyesuaikan cahaya
dengan benar. Preparat basah atau preparat tetes gantung memungkinkan pemeriksaan
organisme hidup yang tersuspensi di dalam zat alir (Pelczar 1986).

Menurut Brown gerakan bakteri menggunakan preparat tetesan bergantung biasanya lurus
dan tak tentu arahnya. Metode ini menggunakan tabung-tabung dengan suspense dari
berbagai derajat kekeruhan. Tiap-tiap derajat tersebut dengan tingkat kekeruhan equivalen
dengan jumlah tertentu permilimeter. Suspense bakteri yang ingin diperiksa jumlanya
dibandingkan dengan kekeruhan dalam tabung, yaitu dengan ukuran yang sama (Irianto
2006).
Dalam sediaan preparat tetes bergantung, hanya dapat mengalami pengamatan bakteri
selama fluida masih bergantung pada kaca penutup, jika fluida telah menetes pada kaca
benda, maka pengamatan akan sulit dilakukan. Melalui preparat tersebut dapat dilihat
mikroba yang bergerak. Pengelompokan bakteri secara natural dan reaksi kimia terhadap
bahan kimia (Burdon 1994).
Kemampuan suatu organisme untuk bergerak sendiri disebut motilitas (Volk & Wheeler
1983) untuk mengamati pergerakan bakteri dengan baik dapat dilakukan dengan
cara/metode “tetes gantung”. Banyak spesies basillus dan spirilum memiliki flagel, tapi
jarang dijumpai pada kokus (Pelczar1986).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bakteri?
2. Apa saja struktur sel bakteri?
3. Apa sajakah jenis-jenis bakteri berdasarkan bentuk,lingkungan,dan warnanya?
4. Bagaimanakah pergerakkan bakteri?
5. Metode apa saja yang digunakan untuk mengamati bakteri?
6. Apa saja penyakit yang disebabkan oleh bakteri?
7. Apa saja keuntungan dari metode tetes gantung?

C. Tujuan
1. Untuk meengetahui apa yang dimaksud dengan bakteri
2. Untuk mengetahui struktur sel bakteri
3. Untuk mengetahui jenis-jenis bakteri
4. Untuk mengetahui pergerakkan bakteri
5. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pengamatan bakteri
6. Untuk mengetahui penyakit yang disebabkan oleh bakteri
7. Untuk mengetahui keuntungan dari metode tetes gantung

D. Metode

1. Menggunakan Metode Tetes Gantung

Alat dan Bahan :


 Glass cekung
 Mikroskop
 Deck Glass
 Pembakar Spiritus
 Vaselin
 Sample Bakteri
 Pipet tetes steril

    Cara Kerja :
1) Siapkan objek  glass cekung, bersih, kering dan bebas lemak.
2) Siapkan objek  glass, keempat sisi objek  glass diberi vaselin.
3) Teteskan 1 tetes sample pada bagian tengah objek glass
4) Ambi lobjek glass cekung, dengan bagian yang cekung menghadap kebawah dan
tutuplah. Lalu balikkan dengan cepat sehingga biakkan tampak menggantung.
5) Amati dengan mikroskop perbesaran kuat , jangan lupa menggunakan minyak imersi.

2. Menggunakan Metode Pewarnaan Gram

Alat :
 Kaca objek
 Jarum inokulasi/kawat
 Mikroskop
 Tisu
 Aquades
 Kaca penutup
 Pembakar spirtus/Bunsen
 Pipet tetes

Bahan-bahan :

 Biakan murni bakteri/starter bakteri


 Larutan pencuci warna dasar : alcohol 96%
 Pewarna dasar : Kristal violet
 Larutan pengikat warna dasar : larutan iodin
 Pewarna pembanding : safranin
 spirtus
Cara Kerja
1) Sediakan kaca objek, bersihkan dengan alkohol, lalu lewatkan diatas nyala api
bunsenuntuk mensterilkan kaca objek.
2) Teteskan setetes aquades diatas kaca objek tersebut.3)
3) Ambil inokulum bakteri yang akan diperiksa, lalu letakkan di atas tetesan aquades
itu,kemudian ratakan perlahan–lahan.
4) Tutupi dengan kaca penutup dan biarkan sampai kering.Lewatkan apusan tersebut
diatas nyala api dengan cepat,
5) Letakkan apusan diatas kawat penyangga yang berada di atas mangkuk pewarna.
6) Laluteteskan kristal violet pada apusan dan biarkan selama 30-60 detik.
7) Cuci warna dasar dengan air mengalir dan keringkan.
8) Teteskan larutan iodin pada apusan, biarkan selama 30-60 detik.
9) Cuci larutan iodin dengan air mengalir dan keringkan.
10) Rendam atau basuh dengan alkohol 96%.
11) Teteskan larutan safranin dan biarkan selama 30-60 detik.
12) Cuci dengan air mengalir, lalu keringkan.
13) Amati warna bakteri dengan mikroskop, apakah bakteri tersebut merupakan gram
positif atau negatif
E. Hasil
1. Hasil pengamatan menggunakan metode tetes gantung

No NamaBakteri Bentuk Susunan Gerak

1. Klebsiella sp. Batang Tunggal Pasif

2. Proteus sp. Batang Tunggal Aktif


3. Pseudomonas sp. Batang Tunggal Pasifdanaktif

4. Salmonella Thypy Batang Tunggal Pasif

5. Shigella sp. Batang Tunggal Pasif

2. Hasil pengamatan melalui metode Pewarnaaan gram

1. Bacillus anthracis (gram positif )

 Bentuk sel : Batang, membentuk endospore


 Ukuran :
-Panjang  3-5 µm
-Lebar  1.0-1.2 µm
 Menghasilkan : Kapsul yang membuat koloni tampak seperti lendir

2. Pseudomonas Aeruginosa ( gram negatif )

 Bentuk : Berkapsul, memiliki flagella polar


 Ukuran :  0,5-1,0 µm
 Menghasilkan : Pigmen fluoresen berwarna hijau yaitu pioverdin
 Dinding sel : 90% tersusun atas peptidoglikan
3. Staphylococcus Aureus ( gram positif )

 Bentuk : Bulat kasar dengan permukaan halus


 Ukuran : diameter sel berkisar antara 0,8 μm sampai 1,0 μm
 Dapat tumbuh optimum pada suhu : 37oC
 Waktu pembelahan : 0,47 jam
 Menghasilkan : Pigmen kuning

4. Escherichia Coli  ( gram negatif )

 Bentuk sel : batang


 Ukuran :
-Panjang  2,0 μm
-Diameter  0,25 - 1.0 μm
-Volume  0,6 – 0,7 μm
 Dinding sel : Antibiotik sehingga tidak dirusak oleh penisilin
 Memproduksi : 20 menit
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Bakteri

Bakteri adalah organisme mikroskopis yang tidak terlihat dengan mata telanjang. Mereka
dapat hidup di lingkungan yang beragam, baik di dalam maupun di luar tubuh manusia
(seperti tanah, air sungai, serta air laut).Bakteri dianggap sebagai organisme purba yang
pertama menghuni bumi, yakni sekitar empat miliar tahun yang lalu.Secara struktur, bakteri
dikategorikan sebagai prokariota yang merupakan organisme bersel tunggal. Sel bakteri
terdiri dari:
a).Kapsul
Lapisan yang terdapat di luar dinding sel.
b).Dinding sel
Bagian ini terletak di luar membran plasma. Salah satu fungsinya adalah memberi bentuk
pada bakteri.  

3. Membran plasma

Membran plasma dapat ditemukan dalam dinding sel. Membran ini bertugas mengangkut
bahan-bahan kimia.
4. Sitoplasma
Zat gelatin yang terdapat di membran plasma ini mengandung bahan genetik dan ribosom.
5. DNA
DNA terletak di dalam sitoplasma dan berperan dalam perkembangan serta fungsi bakteri.

6. Ribosom

Partikel kompleks ini menjadi tempat protein dibuat atau disintesis.

7. Flagelum

Ini adalah alat yang digunakan oleh bakteri untuk bergerak.


8. Pili
Struktur ini berkontribusi terhadap penyebaran penyakit, karena memungkinkan sel bakteri
memindahkan bahan genetik ke sel-sel lain.Ada banyak sekali jenis bakteri. Salah satu cara
untuk membedakannya adalah dari bentuknya.

2. Struktur Sel Bakteri


Bakteri merupakan organisme terkecil yang memiliki struktur sel dengan rata-rata diameter
adalah 1 mm. Bakteri memiliki ukuran panjang antara 0,1 – 10 mm, maka dari itu bakteri
merupakan mikroorganisme uniselular yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop. Ilmu yang mempelajari bakteri disebut dengan bakteriologi (Green, 1988, 4:472).
Struktur sel bakteri terdiri dari

 Flagela

Merupakan alat yang digunakan oleh bakteri untuk bergerak, namun tidak semua bakteri
memiliki flagella.

 Membran plasma

Berfungsi untuk memisahkan bagian sel dari lingkungan luar serta mengontrol pertukaran
cairan dari bagian dalam dan luar.

 Materi genetik

DNA bakteri dalam 1 mm mengandung 5.000.000 pasangan basa. DNA membawa semua
sifat genetik pada bakteri.

 Ribosom

Bakteri memiliki ribosom yang lebih kecil dibandingkan dengan ribosom hewan eukariot.
Ribosom tersebut tidak melekat pada retikulum endoplasma.

 Spora

Endospora merupakan bentuk mekanisme perlindungan diri bakteri dari kondisi yang tidak
memungkinkan dengan cara menghasilkan spora. Beberapa bakteri yang memiliki endospora
adalah jenis dari Clostridium dan Bacillus. Ciri-ciri endospora yaitu berdinding tebal, lebih
dapat bertahan hidup pada keadaan yang ekstrim, serta letaknya pada sel berbeda-beda.
Untuk mengetahui ada tidaknya endospora pada bakteri, dapat dilakukan pengecatan hijau
malasit (malachite green) yang akan memberikan warna hijau kebiruan.

 Kapsul dan lapisan lendir


Merupakan sekresi lendir yang dihasilkan oleh bakteri. Kapsul dan lapisan lendir dapat
terlihat jelas setelah pewarnaan negatif. Kapsul memiliki bentuk tebal dan kompak. Fungsi
dari kapsul dan lapisan lendir ini adalah sebagai tambahan perlindungan bagian dalam
bakteri. Namun, tidak semua bakteri memiliki kapsul. Contoh bakteri yang memiliki kapsul
adalah Acetobacter xylinum dan Bacillus aureus.

 Dinding sel

Terletak diantara sitoplasma dan kapsul. Fungsinya yaitu mencegah sel membengkak ataupun
meledak akibat osmosis. Dinding sel bakteri mengandung protein dan polisakarida.
Berdasarkan struktur dinding selnya, bakteri dibedakan menjadi dua melalui pengecatan:
1.    Gram positif
Jaringan murein bakteri gram positif mengandung protein dan polisakarida yang memberikan
struktur tebal dan kaku karena mengandung lapisan peptidoglikan. Ciri bakteri gram positif
yaitu memberikan warna biru-keunguan setelah dilakukan pengecatan. Contohnya
adalah Lactobacillus, Staphylococcus, Streptococcus, Microsoccocus, Leuconostoc,
Pediococcus, dan Aerococcus.
2. Gram negatif
Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis akan tetapi lebih kompleks. Lapisan murein
bakteri gram negatif diselimuti oleh lapisan yang lembut dan kaya akan lemak yang dapat
melindungi bakteri dari lisosom. Selain itu, mengandung lapisan lipid, lipopolisakarida, serta
lipoprotein. Bakteri ini akan memberikan warna merah setelah dilakukan pengecatan.
Contohnya adalah Escerichia coli, Azotobacter, Enterobacter aerogenes, dan
kelompok Pseudomonas.

 Pilus/fimbria

Terdapat pada bakteri gram negatif. Pilus/fimbria merupakan batang protein yang lebih
pendek dan lebih tipis dibandingkan dengan flagela (Green, 1988, 4-8:472).

3. Jenis Bakteri dari Bentuknya

Pengertian bakteri takkan lengkap tanpa mengetahui jenis-jenis bakteri. Terdapat tiga bentuk
bakteri yang paling umum. Berikut penjelasannya:
a) Bulat
Bakteri yang berbentuk bulat disebut cocci untuk penyebutan jamak atau coccus untuk
penyebutan tunggalnya. Contohnya adalah S. pneumoniae.
b) Silinder
Bakteri yang berbentuk silinder seperti kapsul dikenal sebagai bacilli untuk penyebutan
jamak dan bacillus untuk penyebutan tunggalnya. Contoh bakteri silinder
adalah Lactobacillus acidophilus.
c) Spiral
Bakteri yang berbentuk spiral dikenal dengan nama spirillia untuk penyebutan jamak
dan spirillium untuk penyebutan tunggalnya. Contohnya adalah Spirochete.
4. Jenis-jenis bakteri berdasarkan lingkungan tempatnya hidup

Selain pengertian bakteri dan pengelompokannya dari segi bentuk, bakteri juga dapat
dikategorikan berdasarkan lingkungan hidup mereka.
a) Aerob
Bakteri ini membutuhkan oksigen agar bisa bertahan hidup. Beberapa jenis bakteri aerob
dapat memicu masalah lingkungan, seperti korosi, kekeruhan air, dan bau busuk.
b) Anaerob
Kebalikan dari bakteri aerob, bakteri ini tidak memerlukan oksigen untuk tumbuh. Pada
manusia, sebagian besar bakteri anaerob terdapat di saluran pencernaan.Bakteri anaerob
berpotensi menjadi penyebab berbagai gangguan kesehatan. Mulai dari tetanus, keracunan
serius, dan infeksi gigi.
c) Anaerob fakultatif
Bakteri ini mampu bertahan hidup dengan atau tanpa oksigen. Mereka biasa ditemukan di
tanah, air, dan tubuh manusia maupun hewan. Contohnya adalah Salmonella.
5. Jenis bakteri berdasarkan warnanya
Sejak tahun 1800an, Hans Christian Gram mengembangkan pewarnaan gram pada bakteri.
Ilmuwan ini menggunakan empat komponen warna, yaitu violet kristal, mordan (larutan
iodin), pencuci zat warna yang berupa alkohol atau aseton, dan safranin.Pewarnaan tersebut
bermanfaat untuk memudahkan penggolongan bakteri. Ketika diwarnai, akan tampak warna
biru pada bakteri gram positif dan merah pada bakteri gram negatif.Sebagai contoh, saat
bakteri memiliki warna, tampak bulat di bawah mikroskop, dan berwarna biru, bakteri ini
sudah bisa dipastikan sebagai Staphylococcus.
6. Pergerakkan Bakteri

Motilitas bakteri adalah suatu gerakan bakteri yang disebabkan adanya gerak aktif dan
pasif. Gerak aktif adalah gerakan bakteri yang disebabkan karena bakteri memiliki flagel.
Gerakan pasif disebabkan karena factor dari luar (gerak brown). Gerak brown adalah gerak
partikel koloid yang bergerak dengan arah zig-zag, gerakan ini disebabkan adanya tumbukan
antara molekul-molekul pelarut dengan molekul koloid. Tumbukan terjadi antara lentingan
sempurna, artinya tenaga kinetik molekul pelarut dan partikel koloid sama tetapi karena
partikel koloid lebih besar maka gerakannya lebih lambat jika dibandingkan dengan molekul
pelarut.
Motilitas dapat diamati dengan baik pada biakkan yang masih baru. Pada biakkan yang sudah
lama, bakteri sudah mati, sehingga sangat sukar untuk mendapatkan sel yang motil, selain itu
produksi asam dan produksi yang bersifat racun dapat menyebabkan hilangnya motalitas sel.
Kebanyakan sel bakteri melakukan pergerakan dengan menggunakan flagel, akan
tetapi ada bakteri yang tidak dapat bergerak karena tidak memiliki flagel. Hal ini senada
dengan pernyataan Tarigan (1988) yang menyatakan bahwa gerak bakteri terjadi pada bakteri
yang mempunyai flagel, karena flagel ini merupakan alat gerak bagi sel bakteri. Flagel
merupakan bulu-bulu cambuk yang dimiliki oleh beberapa jenis bakteri dan letaknya
berbeda-beda tergantung pada spesiesnya.
Berdasarkan jumlah dan posisi flagel dibedakan menjadi :
Monotrikh      : mempunyai satu flagel
Ditrikh            : mempunyai dua flagel
Penitrikh        : mempunyai banyak flagel pada permukaan tubuh
Lopotrikh       : mempunyai flagel pada salah satu ujung bakteri dengan jumlah  lebih dari dua
buah
Amfitrikh        : mempunyai flagel pada sisi tubuh yang berlawanan
Atrikh             : tidak memiliki flagel Tarigan1988)

Flagel tersusun atas tiga bagian yaitu :


1.      Pangkal(basal), merupakan bagian yang berhubungan dengan membran
2.      Hook yang pendek
3.      Filament yang bentuknya seperti benang yang panjangnya sampai beberapa kali melebihi
panjang tubuhnya.
Menurut gross(1995) struktur bakteri yang berflagel itu kaku dan dilengkapi dengan
gelondong yang berbentuk spiral.Gelondong spiral tersusun atas protein yang disebut dengan
flagelin yang merupakan unit dasar penyusun flagel.Untuk mengamati gerak bakteri dengan
baik maka bisa menggunakan metode tetes gantung (Hastuti 2002). Dalam pengamatan gerak
bakteri dan gerak Brown. Bakteri yang bersifat motil akan Nampak jelas bergerak, dan
bergeraknya melaju kearah tertentu, sedangkan bakteri yang tampak sebagai gerak brown
adalah gerak yang bukan berasal dari bakteri itu sendiri, melainkan adanya gerakan partikel-
partikel air yang ada di sekeliling sel atau adanya energi kinetik. Pada gerak brown,
organisme bergetar dengan laju yang sama dengan menjaga hubungan ruang yang sama satu
sama yang lain (Volk1988). Motilitas dapat diamati dengan baik pada biakan yang masih
baru. Pada biakan yang sudah lama akan dapat menjadi penuh, sesak dengan makhluk hidup
yang giat dan banyak yang sudah mati, sehingga sangat sukar untuk mendapatkan sel yang
motil, selain itu produksi alam dan produk yang bersifat racun dapat menyebabkan hilangnya
motilitas sel bakteri pada suatu biakan (Volk 1988).
Pada praktikum preparat tetasan bergantung ini, salah satu bahan yang digunakan ialah
vaselin. Vaselin digunakan saat meletakkan/menutupkan kaca penutup pada kaca objek.
Vaselin berfungsi untuk mempertahankan air yang mengandung mikrobia yang akan diamati
yang telah diletakkan pada kaca objek dan ditutup dengan kaca penutup serta merekatkan
kaca penutup pada kaca objek agar air di dalam dapat dipertahankan dan tidak menyebar
kemana-mana. Yang mempermudah terhadap pengamatan gerakan mikrobia air tersebut. Hal
ini sesuai dengan pendapat Dwidjosepoetro (1998) bahwa gerakan pada mikroba dibagi
menjadi dua macam, yaitu gerak pasif dan gerak aktif. Gerak pasif disebabkan oleh adanya
gerakan partikel-partikel disekitarnya, misalnya gerakan dari molekul-molekul air (gerakan
Brown) yang menyebar ke semua arah. Sedangkan gerakan aktif disebabkan oleh gerakan
mikroba itu sendiri.
Dengan menggunakan preparat tetes bergantung, pergerakan mikroba dalam objek air yang
diamati di bawah mikroskop akan tampak jelas pergerakannya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Schlejel (1994) bahwa  preparat bawah atau preparat tetes bergantung berguna
terutama apabila dalam pengamatan morfologi mikroorganisme yang tengah diperiksa dapat
rusak karena perlakuan dengan panas atau bahan kimia ataupun bila organisme itu sukar
diwarnai. Berdasarkan geaknya, mikroba dibagi atas mikroba yang bersifat motil dan amotil.
Pada praktikum ini diperoleh gerak Brown yang termasuk mikroba motil yaitu yang dapat
bergerak.

7. Penyakit akibat bakteri

Pemahaman mengenai pengertian bakteri akan lebih lengkap jika Anda tahu apa saja penyakit
yang disebabkan oleh bakteri, terutama yang sering menyerang orang Indonesia. Hal ini
penting agar Anda bisa lebih sadar sekaligus waspada.Apa sajakah penyakit akibat bakteri
yang sering terjadi apda orang Indonesia tersebut?
1. Infeksi E.coli
Meski umumnya tidak berbahaya, ada beberapa jenis bakteri Escherichia coli (E.coli) yang
bisa memicu gangguan pencernaan. Gejala infeksi bakteri ini umumnya meliputi diare,
muntah-muntah, kram perut, hingga darah pada tinja.
2. Difteri
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria. Ciri khas difteri adalah
terbentuknya selaput berwarna abu-abu yang melapisi tenggorokan dan amandel, sehingga
penderita mengalami kesulitan bernapas.Sementara gejala difteri pada tahap awal bisa berupa
demam, sakit tenggorokan, serta pembengkakan pada kelenjar getah bening di leher.
3. Infeksi saluran pernapasan bawah
Infeksi ini menyerang paru-paru atau bagian bawah kotak suara. Penyakit-penyakit yang
termasuk di dalamnya adalah pneumonia, bronkitis, dan tuberkulosis.Selain virus dan jamur,
infeksi saluran pernapasan bawah juga dapat disebabkan oleh bakteri.
Conothnya, Streptococcus atau Staphylococcus aureus.

8. Keuntungan Metode Tetes Gantung


Preparat tetes gantung atau preparat basah memungkinkan pemeriksaan organisme hidup
yang tersuspensi dalam zat cair. Preparat basah diperoleh dengan menaruh setetes zat yang
mengandung organisme pada kaca objek (object glass) dan menutupnya dengan kaca yang
sangat tipis yang dinamakan kaca tutup (cover glass). Untuk mengurangi laju penguapan dan
meniadakan aliran udara, tetesan itu biasanya dilingkari dengan “vaselin” sehingga antara
objek gelas cekung dan cover glass tertutup rapat.

Keuntungan Penggunaan Metode Tetes Gantung


1. Bakteri yang ada dan hidup terkurung dalam lubang kaca (objek glass cekung) , sehingga
bahaya terhamburnya bakteri hampir tidak ada
2. Bakteri dapat bergerak dengan leluasa
, untuk mengamati motilitas dan reproduksi
3. Apabila morfologi mikroorganisme yang tengah diperiksa dapat rusak karena perlakuan
dengan panas atau bahan kimia ataupun bila organisme tersebut sukar diwarnai.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan sebagai berikut :


1. Mikroskop terdiri dari dua komponen, yiatu bagian mekanik dan bagian ortik.
2. Bentuk dan struktur bakteri dapat diamati tanpa pewarnaan, yakni bagian mengamati
pergerakan sel-sel hidup.
3. Preparat tetes bergantung digunakan dalam mengamati gerak bakteri dan gerak Born
dengan menghindari penguapan.
4. Bakteri dapat bergerak maju dan mundur karena benturan dari moekul air menurut
Brown.
5. Pada preparat tetes bergantung air got didapatkan gerak Brown yang berupa      gerakan-
gerakan dari mikrobia yang diamati.
6. Di dalam air got terdapat protozoa, yaitu euglena yang berwarna hijau dan paramecium
yang putih transparan.

Berdasarkan hasil pengamatan:


1.  Sel bakteri dapat berpindah tempat karena mempunyai struktur yang bersifat motil yaitu
flagel.
2. Berdasarkan pergerakan suatu bakteri, maka bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a.      Bakteri gerak aktif : Gerakan bakteri yang disebabkan karena bakteri
memiliki flagel
b.     Bakteri gerak pasif : Gerakan pasif disebabkan karena factor dari luar (gerak brown).
3.   Bakteri Klebsiella sp, Salmonella Thypy dan Shigella sp, adalah bakteri yang pergerakannya
secara gerak pasif. Sedangkan bakteri Proteus sp adalah bakteri yang pergerakannya secara
gerak aktif dan bakteri Pseudomonas sp adalah bakteri yang pergerakannya secara gerak pasif
dan gerak aktif.
4.   Dari pengamatan bentuk dan susunan bakteri diketahui bahwa bentuk keseluruhan dari
bakteri yang diamatia dalah berbentuk batang (basil) dan susunan tunggal. Hal ini
memperkuat pernyataan Volk 1998 yang menyatakan bahwa sebagian bakteri berbentuk
batang (basil) bersifat motil (bakteri yang dapat bergerak dan memiliki flagel).
DAFTRA PUSTAKA
https://www.academia.edu/13352877/LAPORAN_AKHIR_PRAKTIKUM_BAKTERIOLO
GI_1
http://brokenebook.blogspot.com/2016/05/laporan-pengamatan-pergerakan-bakteri.html?m=1
https://diahnoviant.wordpress.com/preparat-tetes-gantung/
http://dianapple.blogspot.com/2011/10/preparat-tetesan-bergantung-hanging.html?m=1
https://www.sehatq.com/artikel/tak-selalu-jahat-ini-pengertian-bakteri-yang-perlu-anda-tahu

Anda mungkin juga menyukai